PRAKTIKUM PERPETAAN
ACARA 3
PERHITUNGAN LUAS AREA
Disusun oleh:
SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Bentuk permukaan bumi yang tidak teratur dan relief yang beragam memerlukan proses
determinasi untuk mempresentasikan ukuran dan bentuknya. Pengukuran situasi
merupakan pengukuran secara detail mengenai keadaan bentuk dan fisik bumi yaitu
meliputi gunung, sungai, sawah, jalan raya dan sebagainya. Besarnya pengukuran
situasi yang dilakukan secara detail ini digunakan untuk kepentingan pembuatan peta
topografi. Peta topografi menampilkan gambaran permukaan bumi yang dapat
diidentifikasi, berupa objek alami maupun objek buatan. Peta topografi menyajikan
objek-objek dipermukaan bumi dengan ketinggian yang dihitung dari permukaan air
laut dan digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur, dengan setiap satu garis kontur
mewakili satu ketinggian.
Di dalam peta terdapat banyak komponen-komponen pendukung nya seperti skala, judul
peta, legenda, tanda arah, peta inset, simbol, lettering, sumber dan tahun pembuatan
peta. Jika berbicara tentang fungsi dari suatu peta di zaman modern ini peta tidak lagi
hanya berfungsi sebagai melihat lokasi suatu wilayah atau menentukan jarak antar
wilayah, tetapi peta juga sudah bisa digunakan untuk menghitung luas suatu wilayah.
Cara menghitung luas wilayah di peta menggunakan beberapa macam metode salah satu
nya adalah menggunakan sistem grid dan juga metode shimpson untuk memperoleh
luasan. Perhitungan luas merupakan hal yang paling vital dalam kegiatan perpetaan.
Perhitungan yang dimaksud disini dimulai dari pengambilan data sampai pada luas area
yang diukur yang merupakan tahap akhir dari proses perpetaan.
Oleh karena itu, praktikum mata acara Perhitungan Luas Area dilakukan agar praktikan
mengetahui hasil luas daerah yang dipetakan menggunakan metode grid dan juga
metode shimpson rule.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum tentang pengukuran titik detail dan poligon tebuka ini adalah :
a. Untuk mengetahui azimuth dan tinggi instrument setiap patok pada pengukuran
b. Untuk mengetahui hasil perhitungan luas dengan metode grid
c. Untuk mengetahui hasil perhitungan luas dengan metode shimpson rule
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Luas adalah jumlah area yang terproyeksi pada bidang horizontal dan dikelilingi oleh
garis-garis batas. Pekerjaan pengukuran luas secara kasaran dapat diklasifikasikan
menjadi pekerjaan studio dan pekerjaan lapangan. Perhitungan dan informasi luas
merupakan salah satu informasi yang dibutuhkan perencana dari hasil pengukuran
lapangan. Pengukuran luas ini dipergunakan untuk berbagai kepentingan, yaitu hukum
pertanahan, perubahan status hukum tanah, pajak bumi dan lain – lain (Muda, 2008).
Suatu luas dapat dihitung dengan mengukur kertas hasil penggambaran dengan
garisgaris batas yang diukur dilapangan atau dapat juga diketahui dengan perhitungan
koordinat titik-titik potong garis batas. Untuk mengukur luas terdapat berbagai macam
instrumen dan akhir-akhir ini dikembangkan metode dimana koordinat-koordinat dari
titik potong garis batas. Untuk mengukur luas terdapat berbagai macam instrumen dan
akhir-akhir ini dikembangkan metode dimana koordinat-koordinat dari titik potong
batas dari gambar dimasukkan dengan menggunakan plotter x-y untuk menghitung luas
dengan mini komputer. Metode pengukuran luas ada dua macam :
a. Diukur pada gambar situasi
b. Dihitung dengan menggunakan data jarak dan sudut yang langsung diperoleh dari
pengukuran di lapangan.
(Muda, 2008).
Luas yang diukur pada gambar situasi disebut pengukuran tak langsung, karena luas
diperoleh secara tak langsung dengan menggunakan instrumen dan gambar situasi. Luas
yang dihitung dengan menggunakan data jarak dan sudut yang langsung diperoleh dari
pengukuran dilapangan disebut pengukuran langsung, karena luas diperoleh secara
langsung tanpa gambar dengan melakukan pengukuran yang dibutuhkan untuk
menghitung luas dilapangan. Metode pengukuran langsung lebih tinggi ketelitiannya
bila dibandingkan dengan pengukuran tak langsung karena luas lapangan akan
bergantung pada besarnya skala gambar, nilai atau ukuran yang diperoleh dari gambar
selalu kurang teliti dibandingkan dengan nilai atau ukuran dari pengukuran dilapangan
(Muda, 2008).
Perhitungan luas dapat dilakukan secara numeris analog, mekanis planimetris dan
numeris digital. Perhitungan luas secara numeris analog menggunakan Metode Sarrus,
yaitu menggunakan koordinat-koordinat titik batas sebagai masukan untuk perhitungan
luas. Bentuk daerah yang dihitung luas daerahnya dengan metode sarrus ini haruslah
beraturan dengan segmen garis yang jelas pada lokasi yang dipetakan. Metode numerik
berperan sangat besar dalam membantu menyelesaikan berbagai permasalahan dalam
bidang teknik, diantaranya mengahitung luas dan volume suatu bidang (Muda, 2008).
Planimeter terdiri dari sebuah hubungan dengan pointer pada salah satu ujungnya,
digunakan untuk melacak sekitar batas dari bentuk. Ujung lain dari hubungan yang tetap
adalah untuk sebuah planimeter kutub dan dibatasi garis untuk planimeter linier.
Tracing di sekeliling permukaan menginduksi gerakan di bagian lain dari alat dan
pembacaan ini digunakan untuk membangun daerah dari bentuk. Planimeter berisi roda
ukur yang gulungan sepanjang gambar sebagai jejak operator kontur. Pada saat roda
mengukur planimeter itu bergerak tegak lurus ke sumbu, maka gulungan, dan gerakan
dicatat. Saat roda mengukur bergerak sejajar dengan sumbunya, semakin menurun roda
tanpa rolling, sehingga gerakan ini diabaikan. Itu berarti planimeter langkah-langkah
jarak yang mengukur perjalanan roda perusahaan, proyeksi tegak lurus terhadap sumbu
roda mengukur tentang rotasi. Luas wilayah bentuknya proporsional dengan jumlah
yang berubah melalui roda mengukur berputar ketika planimeter adalah ditelusuri
sepanjang perimeter lengkap (Sudaryatno, 2001).
Peta situasi adalah peta topografi skala besar yang merupakan penyajian dari gambaran
permukaan bumi baik detil alam maupun buatan manusia yang digambar pada bidang
datar dengan sistem proyeksi dan skala tertentu. Peta situasi dapat diperoleh dengan
pemetaan teristris, yaitu proses pemetaan yang pengukurannya langsung dilakukan di
permukaan bumi dengan peralatan ukur tertentu. Dalam pemetaan, gambaran objek
yang berada di permukaan bumi dipresentasikan dalam titik-titik detail (Abidin, 2007).
Detail adalah segala objek yang ada di lapangan, baik yang bersifat alamiah, maupun
hasil budaya manusia yang akan dijadikan isi dari peta yang akan dibuat. Penentuan
posisi dari titik-titik detail dengan cara diikatkan pada titik kerangka pemetaan yang
telah diukur sebelumnya. Pemilihan detail, distribusi dan teknik pengukurannya
tergantung dari skala dan tujuan peta itu dibuat. Penentuan posisi dari titik -titik detail
diikatkan pada titik-titik kerangka pemetaan terdekat yang telah diukur sebelumnya,
atau penentuan posisi dari titik detail dari garis ukur yang merupakan sisi dari kerangka
peta. Peta topografi menampilkan gambaran permukaan bumi yang dapat diidentifikasi,
berupa objek alami maupun buatan dengan ketinggian yang dihitung dari permukaan air
laut (Muda,2008).
Pengukuran awal dari pemetaan adalah pemasangan titik-titik sebagai kerangka dasar
pemetaan di lokasi yang akan dipetakan. Titik-titik dasar ini berfungsi sebagai titik ikat
dalam pengukuran detail yang merupakan unsur-unsur yang ada di permukaan bumi
yang akan digambarkan dalam peta. Kerangka dasar menentukan kualitas baik tidaknya
peta yang dihasilkan, jika kerangka dasar tidak baik maka menghasilkan peta yang tidak
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.1 Alat
a. Teodolit
b. Statif
c. Kompas
d. Rambu ukur
e. Patok
f. Payung
3.1.2 Bahan
a. Alat tulis
b. Formulir data lapangan
c. Milimeter block
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Ada pun saran pada praktikum kali ini yakni sebaiknnya untuk praktikum selanjutnya
untuk praktikum ini dilaksanakan di perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Hasanudin Zainal. 2007. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya.
Jakarta:PT Pradnya Paramita.
Afani, Iqbal Yukha Nur., 2019. Optimalisasi Pembuatan Peta Kontur Skala Besar
Menggunakan Kombinasi Data Pengukuran Terestris dan Foto Udara Format
Kecil. Jurnal Geodesi. Volume 8 Nomor 1. Universitas Diponegoro. Semarang.
Muda, Iskandar. 2008. Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 1. Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Rassarand, Farouki Dinda., 2016, Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di
Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten Program Studi Teknik
Geomatika. Jurnal Integrasi. Volume 8 Nomor 1. Politeknik Negeri Batam.
Batam.
Sudaryatno, 2001, Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada.
LAMPIRAN