Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PERPETAAN

PENGUKURAN TOPOGRAFI DI WILAYAH /


LOKASI PERTAMBANGAN

Nama Dosen: Hendra Bahar ST., MT


NIP: 112067

Oleh:
Ledieswati Tandowele (11.2022.1.00993)
Elsen Jingga (11.2022.1.01012)
Farez Surya Pratama (11.2022.1.00998)
Hendianus Bango Waka (11.2022.1.00992)
Jhosua Ramandey (11.2022.1.00988)
Nazirul

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2022
TEORI PENGUKURAN TOPOGRAFI

Survei topografi adalah suatu metode unutk menetukan posisi tanda-tanda buatan manusia
dan alamiah dipermukaan tanah. Pengukuran topografi dilakukan dengan metode tachymetry
mencakup objek yang dibentuk oleh alam dan buatan manusia. Pengukuran ini dilakukan
dengan mengukur titik-titik yang terdapat pada area pengukuran, sehingga gambaran umum
dari keadaan topografi pada suatu area dapat dipresentasikan dengan baik. 
Peta topografi adalah peta penyajian unsur-unsur alam asli dan unsur-unsur buatan manusia
diatas permukaan bumi. Unsur-unsur alam tersebut diusahakan diperlihatkan pada posisi
yang sebenarnya. Mengenai pengukuran melalui titik kontrol yang telah menguraikan cara-
cara penempatan titik kontrol yang dibutuhkan untuk pengukuran melalui titkik kontrol yang
dibutuhkan untuk pengukuran pemetaan topografi. Pemetaan topografi yang di buat
berdasarkan koordinat yang telah ditentukan pada pengukuran titik kontrol.
Pemetaan topografi merupakan suatu pekerjaan yang memperlihatkan posisi keadaan
planimetris diatas permukaan bumi dan bentuk diukur dan hasilnya digambarkan diatas kertas
dengan simbol-simbol peta pada skala tertentu yang hasilnya berupa peta topografi.
Peta topografi mempunyai ciri khas yang dibuat dengan teliti (secara geometris dan
georefrensi) dan penomorannya berseri, standart. Peta topografi mempunyai peta dasar (base
map) yang berarti kerangka dasar (geometris/georefrensi) bagi pembuatan peta-peta lain.

METODE PENGUKURAN TOPOGRAFI

1. Poligon
Poligon merupakan salah satu metoda untuk menentukan posisi horizontal dari titik-
titik di lapangan yang berupa segi banyak dengan melakukan pengukuran sudut dan
jarak. Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan pengukuran untuk memperoleh
koordinat palenimetris (x, y) dan digunakan sebagai kerangka horizontal pada daerah
pengukuran dengan kontrol jarak dan sudut dan dasar titik untuk pengukuran
selanjutnya. Poligon banyak mempergunakan TS (total station) dimana sudut dan
jarak diukur bersamaan.

2. Metode Teresteris
Dalam metode teresteris ini, semua pekerjaan pegukuran topografi dilakukan
dilapangan dengan menggunakan peralatan ukur seperti: Theodolit; waterpas; alat
ukur jarak; serta peralatan modem lainnya (GPS, total station dan lainya). Pengukuran
topografi adalah pengukuran posisi dan ketinggian titik-titik kerangka pemetaan serta
pengukuran detail topografi, sehingga dapat digambarkan diatas bidang datar dalam
skala tertentu. Yang dimaksud dengan kerangka pemetaan adalah jaringan titik
kontrol (X, Y) dan (h) yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran dan titik
kontrol pengukuran.
3. Metode Fotogrametris
Pengukuran detail topografi (pengukuran situasi) selain dapat dilakukan langsung
dilapangan dapat pula dilakukan dengan teknik pemotretan dari udara sehingga dalam
waktu yang singkat dapat terukur atau terpotret daerah yang seluas mungkin.
Dalam metode fotogrametri ini, pengukuran dilapangan masih diperlukan khususnya
untuk menentukan titik kontrol tanah yang diprlukan dalam proses fotogrametris
selanjutnya.
Pada dasarnya metode fotogrametris ini mencakup fotogrametris metrik dan
interprestasi citra. Fotogrametris metrik merupakan ilmu dan teknik pengukuran citra,
sedangkan interprestasi citra merupakan pengenalan serta identifikasi suatu objek
pada foto. Dengan metode fotogrametris ini, pengukuran tidak perlu dilakukan
langsung dilapangan tetapi cukup dilaksanakan di laboratorium melalui pengukuran
pada citra foto.
Untuk dapat melaksanakan pengukuran tersebut, diperlukan beberapa titik kontrol
pada setiap foto udara. Titik kontrol ini dapat dihasilkan dari proses fotogrametris
selanjutnya yaitu proses triangulasi udara yang bertujuan memperbanyak titik kontrol
foto (titik kontrol minor) beradasarkan titik kontrol tanah yang ada.

4. Metode Foto Udara


Foto udara merupakan hasil pemotretan sebagian kecil permukaan bumi
menggunakan kamera udara yang dipasang di atas pesawat terbang.
Dalam setiap kali pemotretan luas daerah yang tercakup sangat sempit dibandingkan
dengan luas daerah yang akan dipotret. Agar seluruh daerah tertutupi dengan foto
maka pemotretan hams dilakukan secara periodik dan terencana. Untuk itu harus
dibuat rencana jalur pesawat terbang sedemikan rupa sehingga semua daerah dapat
terfoto.

APLIKASI PENGUKURAN TOPOGRAFI DI WILAYAH /


LOKASI PERTAMBANGAN

Penggunaan/pemakaian metode pengukuran topografi di lokasi pertambangan menggunakan


Alat Ukur Total Station.

Total Station
Total Station adalah peralatan Theodolit yang dilengkapi dengan EDM (Electronic Distance
Measurement) dan aplikasi-aplikasi yang terintegrasi menjadi satu kesatuan dalam alat Total
Station. Selain dalam alat Ukur Total Station ini, maka alat ini dilengkapi juga dengan target
berupa tongkat yang dilengkapi dengan prisma-prisma yang berfungsi sebagi reflector.
Jumlah reflector dapat terdiri dari1(satu),3(tiga) atau lebih tergantung dari jauhnya target titik
yang akan diukur jarak dan posisinya. Tata cara kerja alat ukur Total Station tergantung dari
pabrik pembuatnya sedangkan ketelitiannya tergantung dari tipe serta kelasnya masing
masing. Total Station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan sudut
vertikal) secara otomatis. Total Station dilengkapi dengan chip memori, sehingga data
pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian didownload dan diolah secara
computerize.

Adapun tujuan penggunaan Total Station, antara lain:


1. Upaya mengurangi kesalahan (dari manusia) Contohnya adalah kesalahan pembacaan
dan kesalahan pencatatan data.
2. Aksesibilitas ke sistem berbasis komputer.
3. Mempercepat proses.
4. Memberikan kemudahan (ringkas).
Adapun kendala atau kekurangannya, antara lain:
1. Adanya ketergantungan terhadap sumber tegangan
2. Ketergantungan akan kemampuan sumber daya manusia yang ada
3. Biayanya lebih mahal daripada alat konvensional biasa

Cara Pengukuran:
1. Mendirikan Alat
Sebelum alat digunakan untuk melakukan pekerjaan survey maka alat harus disetel
dan diatur agar alat dalam keadaan waterpass dari dua arah, baik arah utara selatan
maupun arah timur barat. setelah itu di ukur tingginya dan arah 0 º 0’ 0” pada piringan
Horizontal disejajarkan arah utara magnetis dengan menggunakan kompas arah.
setelah itu baru melakukan pekerjaan pengukuran.

2. Penentuan Arah Line


Untuk penentuan arah line ini tidak ada ketentuan harus kearah utara selatan atau
timur barat. dan untuk penentuan arah ini biasanya hanya berdasarkan kesepakatan
bersama antara pihak owner dengan pihak kontraktor, dan arah line ini juga tidak ada
pengaruhnya dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran, baik survey original maupun
survey progress. Hanya apabila pada waktu Survey Original menggunakan arah utara
selatan, maka pada waktu survey Progress juga harus menggunakan arah utara selatan
(tidak boleh berubah menjadi timur barat)

3. Pengeplotan Data
Data yang telah diperoleh berupa koordinat dan dikelompokkan berdasarkan line yang
sama, kemudian di plotkan ka kertas milimeter atau menggunakan bantuan software
sehingga diperoleh penampang melintang dari setiap line. Yang pertama di plotkan
adalah data original dan dilanjutkan data progress sehingga setiap line akan terbentuk
poligon yang bisa dihitung luasnya (data hasil pengeplotan dapat dilihat pada
lampiran C). Dari hasil perhitungan volume progress pada bulan Juli Tahun 2013
dengan jarak antar penampang 5meter adalah 86.241,248 m3 sedangkan dengan jarak
antar penampang 10meter adalah 86.762,518 m

LAMPIRAN

Jurnal yang menjadi panduan dan pendukung materi ini


https://ejurnal.unikarta.ac.id/index.php/jgp/article/download/123/97/325
file:///C:/Users/user/Downloads/740-1560-1-SM%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai