Anda di halaman 1dari 8

Polygon

Dalam mengukur suatu bidang lahan di bumi ini memerlukan konsep pegukuran yang baik
agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Dalam pengukuran terdapat salah satu metode
pengukuran yang paling sering digunakan yaitu metode poligon. Penggunaaan metode ini
digunakan karena metode poligon dapat menyesuaikan dengan keadaan lapangan dan
ketelitiannya dapat memadai. Poligon adalah serangkaian garis berurutan yang
menghubungkan titik-titik yang terletak di permukaan bumi.Secara umum poligon
dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu poligon tertutup, terbuka terikat sempurna,dan poligon
terbuka tidak terikat. Dalam pengukuran untuk mendapatkan peta topografi biasanya
menggunakan metode polygon tertutup dan metode polygon terbuka (Istanto, kuswandi, &
zulkarnain, 2011).
Selain itu, secara geometri poligon tertutup adalah sebuah kurva tertutup sederhana yang
membentuk segmen garis, dari garis tersebut membentuk sisi dari polygon tersebut, sedangkan
perpotongan ruas garis disebut sebagai titik sudut (Roebyanto, 2014). Pada Metode Poligon
Tertutup, pengukuran dilakukan dengan beberapa titik referensi yang akan kembali lagi ke titik
awal. Titik-titik referensi tersebut akan membentuk poligon tertutup dimana titik terakhir
pengukuran akan kembali ke titik awal pengukuran. Sebagai contoh dari sebuah rencana
pungukuran polygon tertutup sebagai berikut :

Secara geometrik, poligon tertutup dan terbuka terikat sempurna memiliki syarat
penutup sudut poligon yang dapat dijelaskan bahwa jumlah sudut–sudut diukur sama dengan
selisih sudut jurusan akhir dan sudut jurusan awal ditambah dengan kelipatan dari seratus
delapan puluh. Selain itu harus memenuhi persyaratan absis (αX) dan ordinat (αY). Persyaratan
absis dan ordinat dapat dijelaskan bahwa jumlah absis harus sama dengan selisih absis titik
akhir dengan absis titik awal poligon dan jumlah ordinat harus sama dengan selisih ordinat
titik akhir dengan ordinat titik awal poligon.

Pada pengukuran menggunakan Poligon Terbuka, pengukuran tanah dilakukan


dengan bantuan beberapa titik referensi yang tidak kembali ke titik awal pengukuran. Selain itu
jika pengukuran dapat langsung dilakukan dari sebuah titik referensi, dapat juga dikatakan
sebagai pengukuran menggunakan metode Poligon Terbuka. Sebagai contoh dari sebuah
rencana pungukuran polygon terbuka sebagai berikut :

Poligon terbuka tidak terikat merupakan serangkaian garis berurutan yang terikat di
satu titik sehingga tidak dapat dikoreksi, tanpa perlakuan tertentu. pendekatan geometri,
perlu diberikan agar hasil pengukuran dengan poligon terbuka tidak terikat dapat dikoreksi
dan diharapkan galat sistematik dapat tereduksi. metode poligon terbuka tidak terikat tanpa
koreksi yang pada akhirnya akan memberikan hasil pengukuran kurang memuaskan (Fadhal,
2019)
Metode Polar

Dalam melakukan setiap pengukuran memerlukan sebuah metode pengukuran yang baik
dan tepat. Sebuah penentuan metode dalam pengukuran dianggap penting karena akan
berpengaruh langsung terhadap pengukuran tersebut, termasuk didalamnya hasil dari pengukuran
tersebut. Salah satu metode pengukuran yang sering digunakan pada umumnya adalah metode
polar. Metode polar atau memancar adalah suatu metode dalam pengukuran yang digunakan
untuk menentukan suatu titik koordinat yang dikaitkan pada suatu titik yang sudah diketahui
koordinatnya, biasanya digunakan untuk menentukan luas suatu lahan, pengukuran beda tinggi,
dan hal lainnya terkait dalam pengukuran (Sandier, 2015). Metode polar dalam penggunaannya
dapat dikatakan sebagai salah satu metode yang paling populer dalam dunia pengukuran saat ini,
hal ini dikarenakan metode polar sangat mudah dipahami, dan dapat dikategorikan tidak terlalu
sulit dalam penerapannya.

Dalam menentukan titik dengan metode polar dapat dilakukan dengan cara pengukuran
azimuth dan jarak. Pengukuran azimuth titik detail dilakukan dari titik dasar teknik yang telah
ada dan telah diketahui koordinatnya. Apabila detail yang akan diukur tidak tersedia titik dasar
tekniknya maka harus dibuatkan minimal 2 (dua) buah titik dasar teknik sebagai titik ikat.
Apabila lokasi yang akan diukur mencakup wilayah yang agak luas atau detail bidang tanahnya
sulit diidentifikasi dari titik dasar teknik, maka dibuat berupa poligon bantu yang diikatkan pada
titik dasar teknik yang ada. Sementara itu, Pengukuran jarak mendatar dilakukan dengan
menggunakan pita ukur atau EDM. Jarak dibaca minimal 2 kali pengukuran azimuth dilakukan 2
(dua) seri biasa dan luar biasa.

Pengukuran bidang tanah menggunakan metode polar adalah pengukuran yang dilakukan
dengan mengambil data jarak (trilaterasi), triangulasi (sudut) dan sudut di setiap titik yang sudah
ditentukan dengan bantuan prisma yang didirikan di setiap patok untuk mendapatkan luasan dari
bidang tanah tersebut (Ginting, 2017). Pengukuran metode polar ini dilakukan dengan
mendirikan alat di satu titik yang sudah diketahui koordinatnya dan membidik ke setiap prisma
secara memancar. Metode polar memiliki kelebihan dalam efesien waktu dan lebih mudah dalam
pengolahan data serta memiliki presisi yang tinggi (akurat).

Metode polar mengukur posisi tiga dimensi (x, y, z) detil yang ditentukan dengan
komponen azimuth (sudut, arah dan beda tinggi dari titik ikat). Karena detil yang diukur banyak,
pengukuran dilakukan dengan teknik yang cepat, yang disebut tachimetri. Azimuth/sudut diukur
dengan alat ukur tanah seperti theodolite ataupun total station kemudian jarak diukur secara optis
dan beda tinggi diukur secara trigonometris (Basuki, 1998). Dalam kegiatan pengukuran, proses
pengukuran menggunakan metode polar sudah berlangsung sejak zaman dahulu dan masih
digunakan sampai sekarang, hal ini menunjukkan bahwa jika suatu kegiatan pengukuran
dilakukan menggunakan metode polar akan lebih efektif dan mendapatkan hasil yang akurat dn
presisi. (Rinaldy, 2017) (Kusnadi, 2022)

(Bagus Rahmansyah Priyoadi, 2020) (Atmajayani, 2018)

References
adi, w. t., & aghastya, a. (2017). penggunaan alat total station dan autocad civil 3D untuk perencanaan
grading. jurnal perkeretaapian Indonesia, 11.

Atmajayani, R. D. (2018). Implementasi Penggunaan Aplikasi AutoCAD dalam Meningkatkan Kompetensi


Dasar Menggambar teknik bagi Masyarakat. Jurnal Unublitar.

Bagus Rahmansyah Priyoadi, B. I. (2020). Pemetaan Topografi Calon Lokasi Embung di Kampus IPB
Dramaga, Bogor. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan .

Basuki, S. (1998). Penentuan Azimuth dengan Pengamatan matahari. Yogyakarta: Kanisius.

Chekole, S. D. (2014). Surveying with GPS, total station and terresterial laser scaner: a comparative
study. Royal Institute of Technology (KTH), 55.

Fadhal, A. (2019). PEMBUATAN SITE PLAN PERUMAHAN PROVINSI DARI HASIL TOPOGRAFI DENGAN
METODE POLIGON TERBUKA DI PENAJAMPASER UTARA. Balikpapan: politeknik negeri
balikpapan.

Ginting, I. L. (2017). PENGUKURAN DAN PEMETAAN BIDANG TANAH DI DESA SIDODADI KECAMATAN
KISARAN. 22.

Istanto, K., kuswandi, d., & zulkarnain, i. (2011). Korelasi Perlakuan Lapang terhadap Galat Tereduksi
Poligon Terbuka. Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian, 98.

Kusnadi, A. G. (2022). Pelatihan Autocad Civil 3D Pada Masyarakat Jasa Konstruksi. Jurnal Pengabdian
Khairun.
Rinaldy, A. S. (2017). Pengaruh Jenis Target Sasaran Bidikan pada Pengukuran Jarak Hasil Pengukuran
Electronic Total Station Reflector-less. Jurnal Institut Teknologi Nasional.

Roebyanto, G. (2014). Geometri, pengukuran, dan statistik. Malang: Gunung Samudera.

Sandier, E. (2015). PENGUKURAN METODE POLAR . 8.

Yusuf, M. (2020). Pengukuran dengan Metode Polar Pada Alat Ukur Tanah. 13.
Total Station

Saat ini pengukuran memilki peran yang sangat penting di dalam pendidikan dan
pembangunan. Sebagai seorang mahasiswa teknik ditekankan untuk dapat melakukan
pengukuran yang baik dan benar, agar dapat mempermudah kita dalam mempratikannya di dunia
kerja. Pengukuran umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh hasil yang akurat dari area yang
diukur. Pengukuran memiliki banyak macam cara tergantung dari area yang diukur. Saat ini juga
sudah banyak sekali jenis alat ukur tanah yang digunakan dalam sebuah kegiatan. Salah satu alat
pengukuran yang banyak dan paling populer digunakan dalam dunia pengukuran adalah total
station. Selain dapat memberikan hasil yang akurat dan presisi, data yang diperoleh dari hasil
pengukuran menggunakan alat ukur seperti total station juga dapat dengan mudah untuk di
ekstrak dan di proses sehingga menjadi gambar dan digunakan dalam pembuatan peta.

Total Station adalah alat pengukur sudut yang sudah dilengkapi dengan alat pengukur
jarak yang bekerja dengan sistem elektrolis atau dengan kata lain Total Station adalah theodolite
yang sudah dilengkapi dengan EDM (electric distance meter). Jika sebelumnya alat sudut
terpisah dengan alat pengukur jarak, untuk Total Station kedua fungsi ini sudah terintegrasi
menjadi satu kesatuan (Yusuf, 2020). Operasionalisasi Total Station prinsipnya sama dengan
theodolite pada umumnya, bedanya hanya pada tayangan angka bacaan lingkaran horizontal dan
penggerak halusnya. Karena bacaan lingkaran secara digital, maka tidak ada bacaan yang
diestimasi sebagimana pada skala garis. Selain itu, alat ukur seperti total station sudah dilengkapi
dengan processor sehingga dapat digunakan untuk menghitung jarak datar, koordinat, dan juga
beda tinggi secara langsung tanpa memerlukan alat bantu perhitungan lainnya.

Total station dapat dikategorikan sebagai salah satu instrumen elektronik atau optik yang
digunakan dalam survei pada saat ini. Salah astu keutamaan yang dimiliki dari alat ukur seperti
total station yaitu tingkat ketelitian bacaan ukuran jarak yang berada pada kisaran antara 0,1 cm
sampai dengan 0,001 cm. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa alat ukur total station
memiliki ketelitian yang baik. Kemudian dalam kemampuan jarak ukur rata-rata yang dimiliki
berkisar di angka 3000 meter sampai dnegan 6000 meter. Selanjutnya data hasil pengukuran
menggunakan total station juga dapat langsung di download ke dalam komputer maupun laptop
dalam bentuk file titik maupun file gambar (adi & aghastya, 2017).
Alat ukur berupa total station dapat juga didefinisikan sebagai otal station adalah survei
instrumen yang menggabungkan kemampuan pengukuran sudut theodolite dengan elektronik
pengukuran jarak (EDM) untuk menentukan sudut horizontal, sudut vertikal dan jarak
kemiringannya, kemudan untuk referensi ketinggiannya menggunakan geoid (Chekole, 2014).
Koordinat titik yang tidak diketahui relatif terhadap koordinat yang diketahui dapat ditentukan
menggunakan total station selama garis pandang langsung dapat ditetapkan antara dua titik.
Sudut dan jarak diukur dari total stasiun ke titik yang disurvei, dan didapat koordinat (X, Y, dan
Z) dari titik yang disurvei. Kemudian melalui total stasiun posisi akan dihitung menggunakan
trigonometri dan triangulasi. Untuk menentukan lokasi absolut, alat ukur total station
membutuhkan pengamatan garis pandang dan harus diatur di atas titik yang telah diketahui atau
dengan garis penglihatan ke dua titik atau lebih dengan lokasi yang telah diketahui sebelumnya.

Dalam Pengukuran menggunakan total station dipengaruhi oleh perubahan suhu, tekanan,
dan relatif kelembaban, namun hal ini dapat diatasi dengan memasukkan perubahan suhu,
tekanan dan kelembaban relatif. Selain itu Gangguan sinar matahari, kilau panas matahari dan
benda yang bergerak di sekitar area pengukuran juga dapat mengakibatkan penyimpangan dari
akurasi yang dimiliki oleh alat ukur total station ini. Oleh karena itu sangat penting untuk selalu
memeriksa dan menyesuaikan instrumen yang ada pada alat dalam setiap melakukan
pengukuran.
Referensi
adi, w. t., & aghastya, a. (2017). penggunaan alat total station dan autocad civil 3D untuk perencanaan
grading. jurnal perkeretaapian Indonesia, 11.

Atmajayani, R. D. (2018). Implementasi Penggunaan Aplikasi AutoCAD dalam Meningkatkan Kompetensi


Dasar Menggambar teknik bagi Masyarakat. Jurnal Unublitar.

Bagus Rahmansyah Priyoadi, B. I. (2020). Pemetaan Topografi Calon Lokasi Embung di Kampus IPB
Dramaga, Bogor. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan .

Basuki, S. (1998). Penentuan Azimuth dengan Pengamatan matahari. Yogyakarta: Kanisius.

Chekole, S. D. (2014). Surveying with GPS, total station and terresterial laser scaner: a comparative
study. Royal Institute of Technology (KTH), 55.

Fadhal, A. (2019). PEMBUATAN SITE PLAN PERUMAHAN PROVINSI DARI HASIL TOPOGRAFI DENGAN
METODE POLIGON TERBUKA DI PENAJAMPASER UTARA. Balikpapan: politeknik negeri
balikpapan.

Ginting, I. L. (2017). PENGUKURAN DAN PEMETAAN BIDANG TANAH DI DESA SIDODADI KECAMATAN
KISARAN. 22.

Istanto, K., kuswandi, d., & zulkarnain, i. (2011). Korelasi Perlakuan Lapang terhadap Galat Tereduksi
Poligon Terbuka. Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian, 98.

Kusnadi, A. G. (2022). Pelatihan Autocad Civil 3D Pada Masyarakat Jasa Konstruksi. Jurnal Pengabdian
Khairun.

Rinaldy, A. S. (2017). Pengaruh Jenis Target Sasaran Bidikan pada Pengukuran Jarak Hasil Pengukuran
Electronic Total Station Reflector-less. Jurnal Institut Teknologi Nasional.

Roebyanto, G. (2014). Geometri, pengukuran, dan statistik. Malang: Gunung Samudera.

Sandier, E. (2015). PENGUKURAN METODE POLAR . 8.

Yusuf, M. (2020). Pengukuran dengan Metode Polar Pada Alat Ukur Tanah. 13.

Anda mungkin juga menyukai