Anda di halaman 1dari 11

PENGUKURAN POLYGON

(Polygon Measurement)
Sri Wahyuni Rahman1*), Krisharyadi Paotonan2) dan Musdalifa2)
1)
Praktikan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah, Teknik Pertanian
2)
Asisten Praktikum Ilmu Ukur Wilayah, Teknik Pertanian
*)
e-mail: unhy256@gmail.com

ABSTRAK
Poligon merupakan suatu rangkaian segi banyak yang menghubungkan banyak titik detail di
lapangan dan mempunyai banyak sudut. Pada rangkain segi banyak tersebut ada yang
mempunyai dua titik ujung (poligon terbuka), ada yang mempunyai satu titik ujung (poligon
tertutup) dan ada yang mempunyai banyak titik ujung (poligon bercabang). Dilakukannya
pengukuran polygon untuk mengetahui metode atau prosedur pengukuran polygon, mampu
menggambarkan bentuk polygon tertutup dari suatu bentang alam, dan mampu menentukan
sudut azimuth. Hasil dari praktikum pengukuran polygon yaitu terbentuknya polygon tertutup
saat menghubungkan ke lima titik-titik yang diukur. Pengukuran polygon dilakukan untuk
mengukur luas suatu wilayah dengan bentuk yang tidak seragam.

Kata kunci : Poligon, Sudut azimuth


PENDAHULUAN atau menghitung azimuth (sudut jurusan)
dan jarak. Sehingga dari dua titik ikat
Polygon merupakan suatu rangkaian segi
tersebut nantinya semua titik-titik detail
banyak yang menghubungkan banyak titik
yang diukur dapat dihitung atau dicari
detail di lapangan dan mempunyai banyak
azimut dan koordinatnya (Aji, 2014).
sudut. Pada rangkain segi banyak tersebut
Pengukuran wilayah yang tidak luas,
ada yang mempunyai dua titik ujung
bisa dilakukan menggunakan patok dan
(poligon terbuka), ada yang mempunyai satu
meteran. Sedangkan pengukuran wilayah
titik ujung (poligon tertutup) dan ada yang
dalam skala luas dibutuhkan peralatan yang
mempunyai banyak titik ujung (poligon
dapat menjangkau jarak tersebut. Alat yang
bercabang) (Aji, 2014).
umumnya dipakai adalah theodolite, total
Poligon berasal dari kata poli yang
station, dan GPS. Theodolite merupakan
berarti banyak dan gonos yang berarti sudut.
alat pengukuran luas untuk menentukan
Secara harfiahnya, polygon berarti sudut
sudut yang dibentuk antara dua titik pada
banyak. Namun arti yang sebenarnya adalah
saat pengukuran (Suhendra, 2011).
rangkaian titik-titik secara berurutan yang
Seiring dengan perkembangan teknologi
digunakan sebagai kerangka dasar
untuk mendapatkan titik koordinat posisi
pemetaan.Sebagai kerangka dasar, posisi
yang tepat, murah dengan tingkat akurasi
atau koordinat titik-titik polygon
yang cukup dalam pemetaan wilayah dapat
harusdiketahui atau ditentukan secara teliti.
digunakan GPS. GPS (Global Positioning
Karena akan digunakan sebagai ikatan detil,
System) merupakanalat atau sistem yang
pengukuran polygon harus memenuhi
dapat memberikan informasi posisi
kriteria atau persyaratan tertentu
pengguna secar global di permukaan bumi
(Rassarandi, 2016)..
yang berbsais data satelit (Santoso dan Rais,
Jika suatu pengukuran poligon
2015).
menggunakan dua atau lebih titik ikat yang
Selain penggunaan alat yang tepat,
diketahui koordinatnya. Koordinat dari dua
pemilihan metode pengukuran juga
titik ikat tersebut digunakan untuk mencari
berpengaruh terhadap ketepatan hasil
pengukuran. Dalam ilmu ukur wilayah salah Prosedur Praktikum
satu metode yang dapat digunakan adalah Prosedur praktikum Pengukuran
melalui metode pengukuran poligon. Titik polygon adalah sebagai berikut:
di permukaan bumi yang disebut dengan 1. Menyiapkan alat-alat yang akan
titik koordinat dihubungkan dalam digunakan.
serangkaian garis lurus. Melalui 2. Menentukan titik BM dan 5 titik lainnya
pengukuran poligon koordinat dari sudut yang membentuk poligon tak beraturan.
yang diukur dan posisi horizontal banyak 3. Menancapkan patok pada setiap titik
titik dapat ditentukan. Sudut azimuth, titik poligon.
tinggi ikat, dll merupakan hal yang perlu 4. Memasang memasang statip dan
diperhatikan dalam pengukuran poligon. Hal theodolite di atas titik BM.
ini dimaksudkan untuk mengurangi 5. Mengukur tinggi alat menggunakan
kesalahan pada saat pengolahan data meteranan. Kemudian mengkalibrasi
sehingga didapat luas wilayah pengukuran GPS lalu menentukan titik koordinat.
yang tepat (Tribhuwana, 2018). 6. Mengarahkan theodolite kearah utara
dengan bantuan GPS dan membaca nilai
METODOLOGI PRAKTIKUM
UTM (Universal Transverse Mercator).
Waktu dan Tempat 7. Mengatur sudut 900 dan mengunci
Praktikum pengukuran poligon theodolite.
dilakukan pada hari Minggu, 29 September 8. Memutar teropong dan mengarahkan ke
2019, pukul 07.30 WITA sampai selesai titik 1, kemudian membaca dan
bertempat di belakang Lapangan Fakultas mencatat sudut horizontal dan sudut
Teknik Lama, Universitas Hasanuddin, azimuth.
Makassar. 9. Membaca batas tengah pada bak ukur.
Perhitungan hasil pengukuran poligon 10. Memindahkan alat ke titik 1 kemudian
dilakukan pada hari Rabu, 2 Oktober 2019, putar theodolite ke arah utara.
pukul 07.40 sampai selesai bertempat di 11. Menembak titik 2 kemudian membaca
Laboratorium Teknik Tanah dan Air, dan mencatat sudut horizontalnya.
Program Studi Keteknikan Pertanian, 12. Menembak titik terakhir kemudian
Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas membaca dan mencatat sudut horizontal
Pertanian, Universitas Hasanuddin, nya.
Makassar. 13. Mengulangi langkah 9-11 pada titik
yang berbeda sampai titik terakhir.
Alat 14. Menghitung luas poligon dari data yang
Alat yang digunakan pada praktikum telah diambil.
pengukuran poligon ialah Theodolite, statif 15. Mengambil dokumentasi.
merk Godzila, bak ukur, meteran, patok, Rumus yang Digunakan
palu, mistar, unting-unting, kamera Rumus yang digunakan dalam
handphone dan payung. praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Konservasi sudut azimuth.
Bahan
Pn – Pn+1
Bahan yang digunakan pada praktikum
pengukuran poligon ialah kertas kalkir, 2. Menentukan sudut dalam.
drawing pen dan kertas grafik. α pn= pn pn-1 – pn pn+1
3. Menghitung Departure
D= xSin α
4. Menghitung Latitude
D= xCosα
5. Menghitung Correction Departure
∑𝐷
Cr D = - ( ∑ 𝑋 ) X
6. Menghitung Correction Latitude
∑L
Cr L = - ( ∑ X ) X
7. Menghitung Departure Correction
D Cr = D + Cr D
8. Menghitung Latitude Correction
L Cr = L + Cr L
9. Menghitung koordinat tinggi di sumbu
X
X = 10000 + D Cr
10. Menghitung koordinat di sumbu Y
Y= 5000 + L Cr
11. Menghitung luas poligon
1
A = 2 (∑ Plus Product- ∑ Plus Product)
Keterangan:
∝ = Sudut dalam (0),
P = titik patok,
x = Jarak antar titik (m),
D = departure (m),
L = latitude (m),
D Cr = departure correction (m),
L Cr = latitude correction (m),
Cr D = correction departure (m),
Cr L = correction latitude (m),
X = koordinat X titik (m),
Y = Koordinat Y titik (m) dan
A = Luas poligon (m2).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 11. Hasil perhitungan pengukuran poligon
Sudut
Ttik Jarak (m) D Cr D L Cr L D Cr L Cr
Azimuth (°)
2.476
P1P2 17.5 193° 15' 30' 17.2728 -14.077 -2.8105 5.28679 3.19611
31
-
P2P3 20.2 137° 51' 40'' 2.8336 -16.249 -20 6.10247 -13.415 13.89
8
6.960
P3P4 19 334° 21' 50'' 18.9608 -15.283 1.2206 5.73995 3.67744
55
-
P4P5 20.2 57° 16' 20'' 18.7739 -16.249 -7.4552 6.10247 2.52533 1.352
8
5.813
P5P1 20.55 109° 25' 20'' 20.5462 -16.53 -0.3945 6.20821 4.0161
7
78.3873 - 29.4398
Total 97.45 - -29.4399 0.000 0.000
2 78.3873 9
didapat dari menghubungkan ke lima titik
Pembahasan: yaitu polygon tertutup.
Pengukuran polygon di lakukan dengan
membuat 6 titik. Mulai dari titik BM, P1, DAFTAR PUSTAKA
P2, P3, P4 daan P5. Pada praktikum polygon Aji, S. 2014. Kajian Penentuan Luas Tanah
ini didapatkan jenis polygon tertutup Dengan Berbagai Metode.
dimana jarak antara titik P5 ke P1 sama Rasarandi, F, D. 2016. Pemetaan Situasi
dengan jarak P1 ke P2, P2 ke P3, P3 ke P4 Dengan Metode Koordinat Kutub Di
dan P4 ke P5 sehingga dihasilkan polygon Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat,
tertutup. Pada pengukuran polygon ini Kabupaten Klaten. Jurnal Integrasi,
didappatkan juga sudut azimuth dari setiap 4(8), 50-55.
titik yang terikat. Hal ini sesuai dengan Santoso, K. I., & Rais, M. N. (2015).
pernyataan Rassarandi (2016) yang Implementasi Sistem Informasi
menyataka bahwa Jika suatu pengukuran Geografis Daerah Pariwisata
polygon menggunakan dua atau lebih titik Kabupaten Temanggung Berbasis
ikat yang diketahui koordinatnya. Koordinat Android dengan Global Positioning
dari dua titik ikat tersebut digunakan untuk System (GPS). Scientific Journal of
mencari atau menghitung azimuth (sudut Informatics, 2(1), 29–40.
jurusan) dan jarak. Suhendra, A. (2011). Studi Perbandingan
Hasil Pengukuran Alat Teodolit
Kesimpulan: Digital dan Manual: Studi Kasus
Adapun kesimpulan yang dari pengukuran Pemetaan Situasi Kampus Kijang.
polygon ini yaitu jenis polygon yang ComTech: Computer, Mathematics
and Engineering Applications, 2(2),
1013–1022.
Tribhuwana, A. 2018. Perbandingan
Pengukuran Luas Area Antara
Theodolit Dan Global Positioning
System (GPS). 58-64.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Tabel Pengamatan Profil Memanjang
Tabel 12. Tabel Hasil Pengamatan poligon
Titik Titik Bidik Tinggi Alat Sudut Azimuth (°) Jarak Batas Tengah Kordinat
S 05° 8' 2,8''
BM P1 1.4 148° 15' 20' 15 12.3
E 119° 29' 11.2''
S 05° 8' 2,5''
P2 193° 15' 30' 17.5 18.85
E 119° 29' 11.4''
P1 126
S 05° 8' 2,5''
P5 292° 30' 00'' 20.55 14.85
E 119° 29' 11.4''
S 05° 8' 2,8''
P3 137° 51' 40'' 20.2 21.3
E 119° 29' 11.''
P2 1.26
S 05° 8' 2,8''
P1 49° 47' 50'' 17.5 12.44
E 119° 29' 11''
S 05° 8' 3.1''
P4 334° 21' 50'' 19 7.18
E 119° 29' 10.3''
P3 1.3
S 05° 8' 3.1''
P2 60° 40' 50'' 20.2 5.1
E 119° 29' 10.3''
S 05° 8' 2,5''
P5 57° 16' 20'' 20.2 12.45
E 119° 29' 10.3''
P4 1.28
S 05° 8' 2,5''
P3 168° 55' 50'' 19 22.42
E 119° 29' 10.3''
S 05° 8' 2,1''
P1 109° 25' 20'' 20.55 19.5
E 119° 29' 10.9''
P5 1.29
S 05° 8' 2,1''
P4 200° 31' 20'' 20.2 25
E 119° 29' 10.9''
Lampiran 2. Perhitungan poligon αP5 = ∠P5 P4 − ∠P5 P1
1. Konversi sudut azimuth = 200.5220- 109.4220
15 30 = 91.10
∠P1 P2 = 193 + +
60 3600
= 193.2580 3.Menghitung departure
DP1 = 17.5 sin 99.2417
30 00 = 17.2728 m
∠P1 P5 = 292 + +
60 3600 DP2 = 20.2 sin 171.936
=191.50 =2.8336 m
51 40 DP3 = 19 sin 86.31670
∠P2 P3 = 137 + +
60 3600 = 18.9608 m
= 137.8610 DP4 = 20.2 sin 111.658
47 50 = 18.7739 m
∠P2 P1 = 49 + +
60 3600 DP5 = 20.55 sin 91.1
= 49.79720 = 20.5462 m
21 50 ∑D = DP1 + DP2 + DP3 + DP4 + DP5
∠P3 P4 = 334 + +
60 3600 = (17.5)+( 2.8336)+( 18.7739)+
=334.3640 (18.9608)+(20.5462)
40 50 = 78.3873 m
∠P3 P2 = 60 + +
60 3600
= 60.68060 4. Menghitung latitude
16 20 DP1 = 17.5 cos 99.2417
∠P4 P5 = 57 + +
60 3600 = -2.8105 m
= c DP2 = 20.2 cos 171.936
55 50
∠P4 P3 = 168 + + =-20.0003 m
60 3600 DP3 = 19 cos 86.31670
= 168.9310 = 1.220 m
25 20
∠P5 P1 = 109 + + DP4 = 20.2 cos 111.658
60 3600 = -7.4552337 m
= 109.4220
31 20 DP5 = 20.55 cos 91.1
∠P5 P4 = 200 + + = -0.394 m
60 3600 ∑L= DL1 + DL2 + DL3 + DL4 + Dl5
= 200.5220
=(-2.8105)+(-20.0003)+(1.220)+(-
2. Menghitung sudut dalam
7.455) + (-0.394)
αP1 = ∠P1 P2 − ∠P1 P5
=-29.44 m
= 193.2580 −191.50
5. Menghitung koreksi departure
= 99.24170
Σx = P1 P2 + P2 P3 + P3 P4 + P4 P5 + P5 P1
αP2 = (360 − ∠P2 P1 ) − ∠P2 P3
= 17.5+ 20.2+19+20.2+20.55
= (360 − 49.7972)- 137.8610
= 97.45 m
= 171.9360 78.3873
αP3 = (360 − ∠P3 P2 ) − ∠P3 P4 CrDP1 = − ( ) x 17.5
97.45
= (360 − 60.68060 )- 334.3640 = −14.077 m
= 86.3163° 78.3873
αP4 = ( ∠P4 P5 ) − ∠P4 P3 CrDP2 = − ( ) x 20.22
97.45
= (334.3640)- 168.9310 = −16.249 m
= 111.6580
78.3873 = 3.677 m
CrDP3 = − ( ) x 19
97.45 DCrP4 = (18.7739) + (−16.249)
= −15.283 m =2.525 m
78.3873 DCrP5 = 20.5462 + (−16.53)
CrDP4 = − ( ) x 20.22
97.45 = 4.016 m
= −16.249 m ∑Dcr = DcrP1 + DcrP2 + DcrP3 + DcrP4
78.3873 + DcrP5
CrDP5 = ( ) x 20.55
97.45
= 16.53 m =(3.2196)+(13.415)+(3.677)+(2.525)+(
∑CrD=CrDP1+CrDP2+CrDP3+CrDP4 4.016)
+CrDP5 = 0 m (Terbukti)
=−14.007 + (−16.249) + 8. Menghitung latitude correction
(−15.283) + (−16.249) + LCrP1 = (−2.8105) + 5.28679
(−16.53) = 2.47631 m
= -78.387 m LCrP2 = (−20) + 6.10247
6. Menghitung koreksi latitude = (−13.898)m
Σx = P1 P2 + P2 P3 + P3 P4 + P4 P5 + P5 P1 LCrP3 = 1.2206 + 5.73995
= 17.5+ 20.2+19+20.2+20.55 = 6.96055m
= 97.45 m LCrP4 = (−7.4552) + 6.10247
m = −1.3528 m
−29.44 LCrP5 = (−0.3945) + 4.016
CrLP1 = − ( ) x 17.5
97.45 = 5.8137 m
= 5.28679 m ∑Lc = LcrP1 + LcrP2 + LcrP3 + LcrP4
−29.44 + LcrP5
CrLP2 = − ( ) x 20.22
97.45 = 2.47631 + (-13.898) + 6.96055 +
= 6.10247 m (-1.3528) + 5.8137
−29.44 = 0 m (Terbukti)
CrLP3 = − ( ) x 19
97.45 9. Menentukan koordinat di sumbu x
= 5.73995 m xP1 = 10000 + 3.2196
−29.44 =10003.19631 m
CrLP4 = − ( ) x 20.22
97.45 xP2 = 10003.19631 + (−13.415)
= 6.10247 m =9989.7811m
−29.44
CrLP5 = − ( ) x 20.55 xP3 = 9989.7811 +3.677
97.45 =9993.4586 m
= 6.20821 m xP4 = 9993.45986 + 2.525
∑CrL = CrDP1 + CrDP2 + CrDP3 + CrDP4 =9995.9839 m
+ CrDP5
xP5 = 9995.9839 + 4.016
=5.28679+6.10247+5.73995 =10000.000 m
+6.10247 +6.20821 10. Menentukan koordinat di sumbu y
= 29.4339 m
yP1 = 5000 + (2.47631)
7. Menghitung departure correction
=5002.4763 m
DCrP1 = 17.2728 + (−14.007)
yP2 = 5002.4763 + (−13.8978)
= 3.2196 m =4988.5785 m
DCrP2 = (2.8336) + (−16.249)
yP3 = 4988.5785 + 6.96055
= −13.415 m
= 4995.5391 m
DCrP3 = (18.9608) + (−15.283)
yP4 = 4995.5391 + (−2,746)
= 4994.1863 m ((5002.4763×9989.7811)+(4988.5785×999
yP5 = 4994.186 + 0,694 3.4586)+(4995.5391×9995.9839)+(4994.1
=5000,000 m 863×10000)
11. Menghitung luas polygon = 4401.39 m²
1
A=2((10003.1961
×4988.5785)+(9989.4586×4994.1863)+(99
95.9839×5000))
Lampiran 4 dokumentasi.

Gambar 8. Dokumentasi kelompok.

Anda mungkin juga menyukai