Anda di halaman 1dari 14

Program Studi Teknik Pertanian

Departemen Teknologi Pertanian


Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

PENGUKURAN SUDUT (POLYGON)


Muh. Zikra Abdullah1) dan Citra Dwynarti Latanna 2)
1)
Praktikan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah, Program Studi Teknik Pertanian, Universitas Hasanuddin
2) Asisten Praktikum Ilmu Ukur Wilayah, Program Studi Teknik Pertanian, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Pengukuran sudut polygon salah satu cara penentuan posisi horizontal, sudut azimuth
berputar searah jarum jam. Metode yang dilakukan pada pengukuran sudut dan jarak
metode poligon tertutup. Pengukuran poligon tertutup dilakukan dengan menentukan
posisi suatu titik dari titik yang telah diketahui dan kembali ke titik pertama. Tujuan
dilakukan pengukuran poligon untuk mempelajari teknik pengukuran sudut dan jarak
pada poligon serta memperoleh data lapangan berupa koordinat horizontal (x, y) dan
elevasi setiap patok. Hasil yang didapatkan dari pengukuran sudut poligon berupa jarak
dimana nilai antara tiap patok satu ke patok berikutnya berbeda−beda, akibat dari tekstur
tanah yang tidak rapih. Pengukuran sudut poligon diperlukan ketelitian dan keterampilan
dalam penggunaan alat serta dalam pelaksanaan prosedur kerja. Berdasarkan praktikum
Pengukuran Sudut (Polygon) dapat disimpulkan mengukur sudut poligon dilakukan
dengan enam patok dengan jarak yang berbeda-beda.
Kata Kunci: Poligon, Theodolite, Sudut.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penerapan ilmu ukur wilayah, pengukuran sudut dalam poligon memiliki peran kunci
dalam menentukan batas−batas lahan dan mengukur luas area tanah dengan akurasi yang
tinggi. Pengamat tanah menggunakan alat−alat presisi seperti theodolite atau total station
untuk mengukur sudut−sudut antara sisi−sisi poligon, yang kemudian digunakan untuk
menghitung luas lahan. Pengukuran sudut poligon juga memungkinkan identifikasi
perubahan batas lahan, pemisahan properti atau pemetaan wilayah tertentu.
Metode poligon digunakan untuk menentukan garis horizontal posisi banyak titik di
mana satu titik ke titik lainnya berada serta dihubungkan oleh jarak dan sudut sehingga
membentuk rangkaian sudut titik−titik (poligon). Poligon terbagi menjadi dua yaitu
poligon terbuka dan poligon tertutup, poligon tertutup adalah metode pengukuran dimana
garis−garis kembali ke titik awal, jadi membentuk segi banyak yang tertutup secara
matematis dan geometris sehingga memiliki ketelitian yang sama atau lebih besar dari
ketelitian awal, poligon adalah deret tertutup. Poligon dapat diartikan sebagai rangkaian
garis yang menghubungkan titik−titik di permukaan bumi. Terdapat tiga jenis poligon
utama yang menggambarkan poligon tertutup, terbuka terikat sempurna dan terbuka tidak
terikat. Berdasarkan fungsinya, poligon dibagi menjadi 2 yaitu poligon untuk keperluan
kerangka peta, syaratnya adalah mereka harus memiliki poin yang cukup baik, merasa
bahwa mereka mencakup semua bidang. Poligon yang berfungsi sebagai titik bantuan
untuk mengambil detail bidang (Tasrif et al., 2016).
Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horisontal banyak titik,
dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan
pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik atau poligon. Terdapat
beberapa jenis poligon di antaranya poligon tertutup, poligon terbuka terikat sempurna,
poligon terbuka terikat koordinat. Pengukuran sudut poligon harus dilakukan dengan
1
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

mengukur secara searah jarum jam atau biasa disebut dengan sudut azimuth. Penggunaan
poligon tertutup dan terbuka terikat sempurna sering disarankan karena dapat
menyesuaikan dengan kondisi lapangan dan memberikan tingkat ketelitian yang
memadai, terutama untuk pemetaan topografi. (Lestari et al., 2014)
Sudut azimuth adalah arah mata angin dari mana cahaya matahari datang yang
berputar searah jarum jam. Sudut azimuth dapat berubah sepanjang hari mengikuti cahaya
matahari, dalam melakukan pengukuran sudut poligon juga perlu menggunakan peralatan
seperti kompas geodetik dan theodolite menjadi penting dalam mengukur sudut azimuth,
yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan dan pemetaan poligon. Pemahaman
yang baik tentang konsep ini akan sangat membantu dalam menghasilkan data survei
yang akurat dan berguna (April et al., 2023).
Pemilihan mengunakan metode pengukuran akan berdampak secara signifikan
terhadap akurasi hasil pengukuran. Salah satu metode yang sering digunakan dalam ilmu
ukur wilayah menggunakan metode pengukuran polygon. Metode ini menghubungkan
antar satu titik koordinat yang ada dipermukaan bumi dengan serangkaian garis lurus.
Menggunakan metode pengukuran polygon, koordinat banyak titik dapat ditentukan
melalui pengukuran sudut dan posisi horizontal. Aspek−aspek seperti sudut azimuth dan
titik tinggi ikat sangat penting dalam pengukuran polygon. Tujuannya adalah untuk
mengurangi kesalahan selama pengolahan data, sehingga dapat menghasilkan luas
wilayah pengukuran yang akurat (Yunita et al., 2023).
Kerangka Kontrol Horisontal (KKH) merupakan kerangka dasar pemetaan yang
memperlihatkan posisi horisontal (X,Y) antara satu titik relatif terhadap titik yang lain di
permukaan bumi pada bidang datar. Salah satu metode yang digunakan untuk
menentukan posisi horisontal yang digunakan adalah metode poligon. Metode poligon
digunakan untuk penentuan posisi sudut horisontal banyak titik dimana titik yang satu
dan lainnya dihubungkan dengan jarak dan sudut sehingga membentuk suatu rangkaian
poligon sudut titik (poligon) (Krisdianto et al., 2017).
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan praktikum Pengukuran Sudut
(Polygon) untuk mengetahui prosedur pengukuran sudut poligon serta dapat
menggambarkan bentuk poligon dari suatu bentang alam.
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Tujuan dari praktikum Pengukuran Sudut (Polygon) yaitu untuk mempelajari teknik
pengukuran sudut dan jarak pada suatu polygon serta untuk memperoleh data lapangan
berupa koordinat horizontal (x, y) dan elevasi setiap patok. Selain itu, praktikum
Pengukuran Sudut (Polygon) bertujuan untuk memahami prinsip−prinsip dasar
bagaimana pengukuran alat ukur seperti theodolite dan GPS agar dapat menghasilkan
data yang akurat.
Kegunaan praktikum Pengukuran Sudut (Polygon) yaitu dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari−hari khususnya dalam bidang pertanian seperti saluran irigasi,
saluran air dan pabrik pengolahan bahan pertanian.

METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Pengukuran Sudut (Polygon) dilakukankan pada hari Rbu, 13September 2023
pukul 15.00 WITA sampai selesai. Bertempat di Lapangan UKM Panahan Universitas
Hasanuddin.

2
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Pengukuran Sudut (Polygon) adalah theodolite
NE 102, statif, bak ukur, meteran, patok, Global Positioning System (GPS), bandul,
payung, alat tulis, kamera dan laptop.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum Pengukuran Sudut (Polygon) kertas grafik,
kertas kalkir dan Microsoft excel.
Prosedur Praktikum
Prosedur kerja pada praktikum Pengukuran Sudut (Polygon) sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menentukan enam titik yang akan dibidik dan menancapkan patok.
3. Mengukur jarak antara patok.
4. Memasang alat statif dan theodolite pada P1 lalu mengkalibrasi alat.
5. Mengukur tinggi alat dengan meteran dan membaca titik koordinat diatas patok
dengan GPS.
6. Memutar theodolite ke arah utara dan membaca nilai UTM−nya.
7. Mengatur sudut 90° dan setelahnya kunci alat.
8. Memutar teropong pada thedoloite dan mengarahkan ke P2.
9. Membaca dan mencatat sudut horizontal atau sudut azimuth yang diperoleh.
10. Mengulang langkah 7−9 ke titik P6.
11. Mencatat data yang di dapatkan.
12. Memindahkan alat ke titik kedua dan mengulang langkah 3−10 hingga P6.
Rumus yang digunakan
Rumus yang digunakan pada praktikum Pengukuran Sudut Polygon sebagai berikut :
1. Konversi sudut azimuth
Pn=Pn+1............................................................ (1)
2. Menentukan sudut dalam
αPn=Pn Pn−1−Pn Pn+1 .............................................. (2)
3. Menghitung departure
D = x sin α ........................................................ (3)
4. Menghitung latitude
D = x cos α ........................................................ (4)
5. Menghitung correction departure
CrD = −( ∑D/∑X) X ................................................ (5)
6. Menghitung correction latitude
CrL = −(∑L/∑X) X ................................................ (6)
7. Menghitung departure correction
D Cr = D+Cr D ...................................................... (7)
8. Menghitung latitude correction
L Cr = L+Cr L .................................................... (8)
9. Menghitung koordinat tinggi di sumbu x
X=10000+D Cr .................................................... (9)
10. Menghitung koordinat di sumbu y
Y=5000+L Cr .................................................... (10)

3
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

11. Menghitung luas polygon


1
A= (∑ plus product − ∑ plus product) ................... (11)
2
Keterangan :
a = Sudut dalam (º)
P = Titik patok
X = Jarak antara titik (m)
D = Departure (m)
L = Lattitude (m)
DCr = Departure correction (m)
LCr = Lattitude correction (m)
CrD = Correction departure (m)
CrL = Correction latitude (m)
X = Koordinat X titik (m)
Y = Koordinat Y titik (m)
A = Luas polygon (m²)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Tabel 1. Hasil Pengukuran Sudut (Polygon)
Sudut
Titik Jarak RAD D L CrD CrL DCr LCr A
dalam
P1 20.7 105.511 1.842 19.946 -5.536 -7.93 6.96 12.01 1.42
P2 41 113.069 1.973 37.721 -16.066 -15.71 13.79 22.01 -2.28
P3 35 290.031 5.062 -32.883 11.988 -13.41 11.77 -46.30 23.76
711.92
P4 24.5 189.258 3.303 -3.942 -24.181 -9.39 8.24 -13.33 -15.94
P5 11.6 79.447 1.387 11.404 2.124 -4.45 3.90 6.96 6.02
P6 46.2 128.117 2.236 36.348 -28,518 -17.70 15.53 18.64 -12.98
Jumlah 179 905.433 15.803 68.595 -60.187 -68.595 60.187 0.000 0.000
Pembahasan
Praktikum Pengukuran Sudut (Polygon) dilakukan agar dapat mengatahui sudut dalam
tiap titik area ataupun lahan yang akan di ukur, pada pengukuran sudut poligon dilakukan
dengan metode pengukuran dengan memasang enam patok di tiap titik yang berbeda
dengan bentangan antar patok satu ke patok dua yaitu empat puluh satu meter, patok dua
ke patok tiga yaitu tiga puluh lima meter, patok tiga ke patok empat yaitu dua puluh
empat koma lima meter, patok empat ke patok lima yaitu sebelas koma enam meter,
patok lima ke patok enam yaitu empat puluh enam koma dua meter, sedangkan patok
enam ke patok satu yaitu dua puluh koma tujuh meter. Pengukuran dilakukan dengan
cara menghubungkan antar titik patok satu dengan titik patok yang lainnya sesuai dengan
pernyataan Lestari et al. (2014), yang menyatakan bahwa metode poligon adalah salah
satu cara penentuan posisi horisontal banyak titik, dimana titik satu dengan lainnya
dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan pengukuran sudut dan jarak sehingga
membentuk rangkaian titik atau poligon.
Hasil dari praktikum Pengukuran Sudut (Polygon) dapat mengetahui sudut dalam
dengan cara memutar searah jarum jam pada alat theodolite pada titik enam ke titik satu
mendapatkan sudut dalam yaitu seratus lima koma lima satu satu derajat, pada titik satu
4
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

ke titik dua yaitu seratus tiga belas koma nol enam sembilan derajat, pada titik dua ke
titik tiga yaitu dua ratus sembilan puluh koma nol tiga satu derajat, pada titik tiga ke titik
empat yaitu seratus delapan puluh sembilan koma dua lima delapan derajat, pada titik
empat ke titik lima yaitu tujuh puluh sembilan koma empat empat tujuh derajat, pada
titik lima ke titik enam yaitu seratus dua puluh delapan koma satu satu tujuh. Data yang
diambil pada saat mengukur sudut poligon dapat dikatakan akurat, karena sesuai dengan
pernyataan April et al. (2023), menyatakan bahwa sudut azimuth adalah arah mata angin
dari mana cahaya matahari datang yang berputar searah jarum jam, akan membantu
dalam menghasilkan data survei yang akurat dan berguna.

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Pengukuran Sudut (Polygon) dapat disimpulkan bahwa dalam
mengukur sudut poligon dilakukan dengan menggunakan enam patok, theodolite,
statif,bak ukur, meteran 50M, dimana patok ditancapkan dengan jarak yang
berbeda−beda sesusai dengan lahan yang ingin kita ukur. Hasil yang didapatkan dalam
mengukur sudut poligon mungkin terjadi kesalahan, hal ini terjadi karena adanya
kekeliruan seperti dalam membaca angka (benang atas dan bawah) pada bak ukur.
Pengukuran sudut poligon diperlukan ketelitian dan keterampilan dalam penggunaan alat
serta dalam pelaksanaan prosedur kerja.

5
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

DAFTAR PUSTAKA
April, Mas Sahlul, K., Riandra, J. & Santri Kusuma, B. (2023). Penentuan Kemiringan
Panel Surya Menggunakan Metode Azimut pada PLTS Rumah Sumbul.
in Prosiding Seminar Nasional Teknik UISU (SEMNASTEK), 6(1), 61−66.
Krisdianto, B., Tistro, R. & Putrawirawan, A. (2017). Pengukuran dan Pemetaan
Perumahan Pegawai Politeknik Negeri Samarinda di Kawasan Bukit Pinang Bahari
Samarinda. Jurnal Inersia, 9(2), 20−29.
Lestari, E. S., Sabri, L. M. & Yuwono, D. (2014). Pembuatan Program Perataan
Parameter Jaring Poligon dengan Menggunakan Visual Basic for Application
(VBA) Microsoft Excel. In Jurnal Geodesi Undip Januari, 3(1), 332−346).
Tasrif, A., Munir, A. & Achmad, M. (2016). Identifikasi Lahan Sawah di Kecamatan
Sinjai Timur Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 Tahun 2014. Jurnal Agritechno,
9(2), 78-83.
Yunita, R., Asnur, H., Khatab, U., Sari, R., Desman, S., Junnaidi, R., & Rizki, A. (2023).
Pengukuran Perencanaan Drainase pada Pembangunan Stadion di Tanjung Haro
Sikabu-Kabu. Jurnal Pustaka Paket (Pusat Akses Kajian Pengabdian Komputer
dan Teknik), 2(1), 10-15.

6
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Hasil Pengukuran Sudut (Polygon)
Tabel 2. Data pengukuran sudut (Polygon).
Titik Tinggi Alat Sudut Jarak
Titik Koordinat
Bidik (m) Azimuth (m)
S 05°08'01.99"
P2 128°21'30" 41
E 119°29'12.33"
P1 1.35
P6 233°52'10" 20.7
S 05°08'02.86"
P3 199°09'50" 35
E 119°29'13.21"
P2 1.37
P1 312°14'00" 41
S 05°08'03.83"
P4 270°08'10" 24.5
E 119°29'12.76"
P3 1.4
P2 200°10'00" 35
S 05°08'03.76"
P5 262°14'20" 11.6
E 119°29'11.94"
P4 1.38
P3 91°29'50" 24.5
S 05°08'07.74"
P6 1°23'40" 46.2
E 119°29'11.51"
P5 1.34
P4 80°50'30" 11.6
S 05°08'02.42"
P1 53°27'30" 20.7
E 119°29'11.67"
P6 1.35
P5 181°34'30" 46.2

Lampiran 2. Perhitungan Pengukuran Sudut (Polygon)


1. Konversi Sudut Azimuth
Pn=Pn+1
a. Titik P1−P2 = 128°21'30"
21 30
= 128 + ( )+( )
60 3600
= 128.358
b. Titik P1−P3 = 233°52'10"
52 10
= 233 + ( )+( )
60 3600
= 233.869
c. Titik P2−P3 = 199°09'50"
09 50
= 199 + ( 60 )+( 3600 )

7
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

= 199.164
d. Titik P2−P1 = 312°14'00"
14 00
= 312 + ( )+( 3600 )
60
= 312.233
e. Titik P3−P4 = 270°08'10"
08 10
= 270 + ( )+( 3600 )
60
= 270.136
f. Titik P3−P2 = 200°10'00"
10 00
= 200 + ( )+( 3600 )
60
= 200.167
g. Titik P4−P5 = 262°14'20"
14 20
= 262 + ( 60 )+( 3600 )
= 262.239
h. Titik P4−P3 = 91°29'50"
29 50
= 91 + ( )+( 3600 )
60
= 91.497
i. Titik P5−P6 = 1°23'40"
23 40
= 1 + ( 60 )+( 3600 )
= 1.394
j. Titik P5−P4 = 80°50'30"
50 30
= 80 + ( )+( 3600 )
60
= 80.842
k. Titik P6−P1 = 53°27'30"
27 30
= 53 + ( )+( 3600 )
60
= 53.458
l. Titik P6−P5 = 181°34'30"
34 30
= 181 + ( )+( 3600 )
60
= 181.575
2. Menentukan Sudut Dalam
𝛼Pn = Pn Pn−1 – Pn Pn+1
a. 𝛼P1 = 128.358−233.869
8
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

= 105. 511
b. 𝛼P2 = 199.16 −312.233
= 133.069
c. 𝛼P3 = 270.136 −200.167
= 290.031
d. 𝛼P4 = 262.239 −91.497
= 189.258
e. 𝛼P5 =1.394 −80.842
= 79.447
f. 𝛼P5 = 53.458 − 181.575
= 128.117
3. Menghitung Departure
D = x sin α
a. Titik P1 = 20.7 × Sin 105.511
= 19.95
b. Titik P2 = 41 × Sin 113.069
= 37.72
c. Titik P3 = 35 × Sin 290.031
= −32.88
d. Titik P4 = 24.5 × Sin 189.258
= −3.94
e. Titik P5 = 11.6 × Sin 79.447
= 11.40
f. Titik P6 = 46.2 × Sin 128.117
= 36.35
4. Menghitung Latitude
D = x cos 𝛼
a. Titik P1 = 20.7 × Cos 105.511
= −5.54
b. Titik P2 = 41 × Cos 113.069
= −16.07
c. Titik P3 = 35 × Cos 290.031
= 11.99
d. Titik P4 = 24.5 × Cos 189.258
9
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

= −24.18
e. Titik P5 = 11.6 × Cos 79.447
= 2.12
f. Titik P6 = 46.2 × Cos 128.117
= −28.52
5. Menghitung Correction Departure
ΣD
Cr L = − ( )X
ΣX

a. Titik P1 =( ) × 20.7
= −7.93

b. Titik P2 =( ) × 41
= −15.71

c. Titik P3 =( ) × 35
= −13.41

d. Titik P4 =( ) × 24.5
= −9.39
e. Titik P5 =( ) × 11.6
= −4.45
f. Titik P6 =( ) × 46.2
= −17.70
6. Menghitung Correction Latitude
ΣL
Cr L = − (ΣX) X

a. Titik P1 =−( ) × 20.7


= 6.96

b. Titik P2 =−( ) × 41
= 13.79

c. Titik P3 =−( ) × 35
= 11.77

d. Titik P4 =−( ) × 24.5

10
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

= 8.24
e. Titik P5 =−( ) × 11.6
= 3.90
f. Titik P6 =−( ) × 46.2
= 15.53
7. Menghitung Departure Correction
D Cr = D + Cr D
a. Titik P1 = 19.95 + (−7.93)
= 12.01
b. Titik P2 = 37.72 + (−15.71)
= 22.01
c. Titik P3 = −32.88 + (−13.41)
= −46.30
d. Titik P4 = −3.94 + (−9.39)
= −13.33
e. Titik P5 = 11.40 + (−4.45)
= 6.96
f. Titik P6 = 36. 35 + (−17.70)
= 18.64
8. Menghitung Latitude Correction
L Cr = L + Cr L
a. Titik P1 = −5.54 + 6.96
= 1.42
b. Titik P2 = −16.07 + 13.79
= −2.28
c. Titik P3 = 11.99 + 11.77
= 23.76
d. Titik P4 = −24.18 + 8.24
= −15.94
e. Titik P5 = 2.12 + 3.90
= 6.02
f. Titik P6 = −28.52 + (−12.98)
= −12.98
9. Menghitung Koordinat Tinggi Di Sumbu X

X = 10000 + D Cr
11
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

a. Titik P1 = 10000 +12.01


= 10012.01
b. Titik P2 = 10000 + 22.01
= 10022.01
c. Titik P3 = 10000 + (−46.30)
= 9953.70
d. Titik P4 = 10000 + 1(−13.33)
= 9986.67
e. Titik P5 = 10000 + 6.96
= 10006.96
f. Titik P6 = 10000 + 18.64
= 10018.64
10. Menghitung Koordinat Di Sumbu Y

Y = 5000 + L Cr
a. Titik P1 = 5000 + 1.42
= 5001.42
b. Titik P2 = 5000 + (−2.28)
= 4997.72
c. Titik P3 = 5000 + 23.76
= 5023.76
d. Titik P4 = 5000 + 1(−15.94)
= 4×984.06
e. Titik P5 = 5000 + 6.02
= 5006.02
f. Titik P6 = 5000 + (−12.98)
= 4987.02
11. Menghitung Luas Polygon

A = (Σ Plus product − Σ Plus product)

A = (300001089.5 − 299999665.6)
= 711.92

12
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

Lampiran 3. Dokumentasi Praktikum Pengukuran Sudut (Polygon)

Gambar 1. Dokumentasi menggunakan alat theodolite.


Lampiran 4. Denah Pengukuran Sudut (Polygon)

3
4
2

×
1

6
Gambar 2. Tampilan denah pengukuran sudut (polygon).
Keterangan :
1. Lokasi pengukuran
2. Gedung Teknik lama
3. Gedung kelas
4. Fakultas Keperawatan
5. Fakultas MIPA
6. Jalan raya Universitas Hasanuddin

13
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

Lampiran 5. Layout Pengukuran Sudut (Polygon)

Gambar 3. Layout pengukuran sudut (polygon).


14

Anda mungkin juga menyukai