Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

MINGGU KE-4 & 5


PENGUKURAN KKH POLIGON TERTUTUP SEMPURNA

Disusun oleh:

Nama : Muammar Hilmy Abdullah Faqih

NIM : 117220034

Kelompok :3

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA
2023
PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan untuk memperoleh


suatu data pengamatan, terutama pengukuran kerangka kontrol horizontal yang
merupakan kerangka dasar pemetaan untuk memperlihatkan posisi horizontal (X dan Y)
antara satu titik terhadap titik yang lain di permukaan bumi pada bidang datar. Metode
yang di gunakan untuk penentuan posisi horizontal adalah metode poligon. Salah satu
metode pengukuran kerangka kontrol horizontal (x dan y) dengan menggunakan poligon
terbuka terikat tidak sempurna adalah dengan menggunakan metode pendekatan.
Metode pendekatan adalah metode pengukuran yang kedua ujungnya terikat koordinat
yaitu memilki satu koordinat titik awal dan satu koordinat titik akhir. Jenis metode ini
tidak mempunyai koreksi sudut tetapi mempunyai koreksi koordinat.

KKH Tertutup ialah suatu metode dalam pengukuran KKH dengan membuat
suatu segi banyak dari kumpulan beberapa titik. Dinamakan tertutup dikarenakan pada
saat pengukuran berlangsung, titik awal tempat kita menembak itu juga merupakan titik
akhir yang kita tembak sehingga akan membuat sisi banyak yang saling menutup.
Koreksi koordinat dan sudut dapat dilakukan tanpa titik ikat tetapi dianjurkan dengan
titik ikat.

2 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan poligon tertutup sempurna?
2. Apa saja alat yang diperlukan dalam melakukan pengukuran poligon tertutup
sempurna?
3. Apa yang dimaksud dengan peta?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikan dapat mengetahui definisi poligon tertutup sempurna.
2. Praktikan dapat mengetahui alat apa saja yang diperlukan dalam melakukan
pengukuran poligon tertutup sempurna.
3. Praktikan dapat mengetahui definisi peta.

3 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Poligon
Metode Poligon merupakan cara dalam penentuan posisi horizontal tiap titik,
dimana nantinya titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan
pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk suatu rangkaian titik atau biasa
dikenal dengan sebutan poligon. Adapun poligon terdiri dari berbagai macam dan salah
satunya yaitu poligon tertutup.
1. Poligon Tertutup
Poligon tertutup merupakan poligon yang titik awalnya menyatu dengan titik
akhirnya. Poligon tertutup hanya membutuhkan satu titik kontrol yang
dimana koordinat dari titik awal sekaligus titik akhir poligon telah diketahui,
serta sudut jurusan sisi awal akan sama dengan sudut jurusan akhirnya.

Syarat Geometri sudut adalah sebagai berikut :

∑β = (n-2). 180 – Fβ apabila sudut dalam (1)


∑β = (n+2). 180 – Fβ apabila sudut luar (2)

2. Ketelitian Poligon Bowditch


Ketelitian hasil pengukuran poligon jika diolah dengan metode bowditch
adalah dengan melihat besarnya kesalahaan penutup sudut dan kesalahan
absis dan ordinat. Ketelitian linear dari pengukuran poligon dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :

𝛴𝑑
KL = (3)
√𝐹𝑥 2 +𝐹𝑦 2

4 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2.2. Theodolite
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan
tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Di dalam theodolit sudut yang
dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang
paling canggih diantara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini
berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat
(piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.

Gambar 2.1 Theodolite


Sumber : https://www.for-sale.ie/theodolite
3.3. KKH Tertutup

Menurut Syaifullah (2020), Poligon adalah metode pengadaan kerangka dasar


pemetaan horizontal yang dilakukan secara terestris dengan membentuk bangun segi
banyak. Sebagai kerangka dasar pemetaan, titik poligon tersebut harus diketahui
posisi/koordinatnya. Poligon tertutup adalah poligon yang ujungnya saling bertemu dan
membentuk suatu segi banyak.

Dengan begitu berarti KKH Tertutup merupakan suatu metode pengukuran


poligon yang dihitung dari perhitungan jarak dan perhitungan sudut antar titik.
3.4. Peta

Menurut Aryono Prihandito (1988), peta adalah gambaran permukaan bumi


dengan skala tertentu dan digambarkan pada bidang datar dengan sistem proyeksi
tertentu. Menurut Erwin Raisz (1948), peta adalah gambaran konvensional kenampakan
muka bumi yang diperkecil seperti ketampakan aslinya bila dilihat vertikal dari atas, II
- 5 peta dibuat pada bidang datar serta dilengkapi tulisan-tulisan sebagai penjelasan.

5 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum dilaksanakan pada:
Hari, tanggal : Sabtu, 4 Maret 2023
Pukul : 07.30 – 17.00 WIB
Tempat : Kampus 1 UPN “Veteran” Yogyakarta
3.2. Alat dan Bahan
Pada kegiatan pengukurang jarak langsung ini terdapat perangkat dan data, diantaranya
sebagai berikut:
1. Payung
2. Theodolit Digital
3. Patok
4. Papan Jalan dan Alat Tulis
5. Kalkulator Scientific
6. Statif

3.3. Langkah Pengerjaan

1. Langkah Pengukuran KKH


1. Persiapkan alat yang diperlukan terlebih dahulu serta periksa kelengkapannya.
2. Melakukan survei pendahuluan sebelum melakukan pengukuran.
3. Mendirikan theodolit dimulai dari titik pertama dan melakukan centering.
4. Melakukan 0-set ke arah utara dengan bantuan kompas pada handphone sebagai
acuan.
5. Membidik titik backsight dan foresight seri pertama (biasa dan luar biasa).
6. Apabila pengukuran seri pertama telah selesai, dilanjutkan melakukan
pengukuran seri kedua dengan cara hampir sama dengan seri pertama. Akan
tetapi, sebelum melakukan seri kedua alangkah baiknya kita melakukan 0-set ke
arah titik backsight

6 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

7. Pindah ke titik selanjutnya dan lakukan pembidikan dan pembacaan seperti titik
sebelumnya.
2. Langkah Perhitungan KKH
1. Menghitung koreksi sudut ukuran dengan :
(𝛼 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝛼 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)𝑛.180°−𝛴
𝑛

2. Menghitung sudut terkoreksi dengan menjadikan koreksi sudut ukuran dan


koreksi sudut.
𝛥𝑥
3. Mencari azimuth awal dengan rumus arctan𝛥𝑦.

4. Menghitung azimuth selanjutnya


𝛼𝑛 = 𝛼 (𝑛 − 1) − θn + 180°
5. Mengitung Δx dan Δy
Δx = dsin𝛼
Δy = dcos𝛼
6. Menghitung kesalahan linier jarak menggunakan rumus
𝛴𝑑
√𝛴𝛥𝑥²−𝛴𝛥𝑦²

7. Menghitung fx dan fy, dengan :


fx = (x akhir - x awal) - ΣΔx
fy = (y akhir - y awal) - ΣΔy
8. Menghitung kΔx dan kΔy, dengan :
𝑑
kΔx = ∑𝑑 𝑓𝑥
𝑑
kΔy = ∑𝑑 𝑓𝑦

9. Menghitung Δx terkoreksi dan Δy terkoreksi, dengan :


Δx terkoreksi = Δx + kΔx
Δy terkoreksi = Δy + kΔy
10. Menghitung koordinat x dan koordinat y, dengan :
X = x awal + Δx terkoreksi
Y = y awal + Δy terkoreksi
3. Langkah Penggambaran Peta KKH
1. Menyiapkan alat dan bahan, yaitu :
a. Kertas A3
b. Pensil

7 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

c. Penggaris
d. Drawing pen hitam 1.0 dan 0.7; merah 0.7; biru 0.7
2. Membuat garis tepi sebesar 0.5 cm pada tiap sisi.
3. Memberi jarak 1 cm dari garis tepi ke muka dan etiket peta.
4.Menggambar grid pada muka peta.
5.Melakukan perhitungan skala x dan y, dengan cara :
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎
a. Skala x = 𝑥 𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑥 𝑚𝑖𝑛
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎
b. Skala y = 𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠 – 𝑦 𝑚𝑖𝑛
6. Menghitung interval grid, dengan cara :
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑔𝑟𝑖𝑑 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑐𝑚) × 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
Grid x,y = 100
7. Melakukan perhitungan untuk mencari titik x dan y awal, dan agar gambar
poligon berada di tengah muka peta (center).
(𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑔𝑟𝑖𝑑 × 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑟𝑖𝑑 𝑑𝑙𝑚 𝑐𝑚) − 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑎𝑛 ∆𝑥
2
8. Menuliskan jarak interval pada tiap garis grid x dan y.
9. Plotting titik jarak pada peta (JP)
𝑥
𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑟𝑖 (𝑦) − 𝑔𝑟𝑖𝑑 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑟𝑖 (𝑑𝑙𝑚 𝑐𝑚)
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
10. Hubungkan tiap titik koordinat hingga terbentuk poligon tertutup
11. Lengkapi informasi pada etiket.

8 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB IV
PENYAJIAN DATA

4.1. Data Pengukuran KKH (Poligon Tertutup)

Bacaan Horizontal Sudut Terukur


Kedudukan Target
Biasa Luar Biasa Biasa Luar Biasa Rata-rata
BM 2 192°35'10" 12°35'10"
178°20'0" 178°19'50" 178°19'55"
P1 14°15'10" 194°15'20"
BM UPN 178°19'52.5"
BM 2 0°0'0" 180°0'0"
178°19'50" 178°19'50" 178°19'50"
P1 181°40'10" 1°40'10"
BM
197°42'50" 17°42'50"
UPN 96°44'30" 96°44'30" 96°44'30"
P2 100°58'20" 280°58'20"
P1 96°44'32,5"
BM
0°0'0" 180°0'0"
UPN 96°44'40" 96°44'30" 96°44'35"
P2 263°15'20" 83°15'30"
P1 278°0'0" 98°0'0"
115°36'0" 115°35'50" 115°35'55"
P3 162°24'0" 342°24'10"
P2 115°35'57.5"
P1 0°0'0" 180°0'0"
115°36'0" 115°36'0" 115°36'0"
P3 244°24'0" 64°24'0"
P2 342°32'0" 162°32'0"
130°51'10" 130°51'10" 130°51'10"
P4 211°40'50" 31°40'50"
P3 130°51'7.5"
P2 0°0'0" 180°0'0"
130°51'00" 130°51'10" 130°51'5"
P4 229°9'0" 49°9'0"
P3 30°46'20" 210°46'20"
182°22'0" 182°22'10" 182°22'5"
P5 208°24'20" 28°24'10"
P4 182°22'2.5"
P3 0°0'0" 179°59'50"
182°22'0" 182°22'0" 182°22'0"
P5 177°38'0" 357°37'50"
P4 33°54'30" 213°54'40"
134°23'30" 134°23'40" 134°23'35"
BM 2 259°31'0" 79°31'0"
P5 134°23'32.5"
P4 0°0'0" 180°0'0"
134°23'30" 134°23'50" 134°23'40"
BM 2 225°36'30" 45°36'20"
P5 82°8'0" 262°8'0"
BM 61°42'0" 61°42'0" 61°42'0"
20°26'0" 200°26'0"
UPN
BM2 61°42'0"
P5 0°0'0" 180°0'0"
BM 61°42'0" 61°42'0" 61°42'0"
298°18'0" 118°18'0"
UPN

9 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

Jarak Terukur
Target Jarak Rata-rata
75.26
BM 2 75.26
75.26
34.95
P1 34.95
34.95
34.95
BM UPN 34.95
34.95
33.66
P2 33.66
33.66
33.66
P1 33.66
33.66
29.23
P3 29.235
29.24
29.24
P2 29.235
29.23
45.07
P4 45.075
45.08
45.08
P3 45.075
45.07
32.64
P5 32.636
32.632
32.64
P4 32.636
32.632
29.64
BM 2 29.64
29.64
29.64
P5 29.64
29.64
75.26
BM UPN 75.26
75.26

10 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
5.1. Hasil
Hasil pengukuran KKH
5.1.1
No. Sudut Ukuran Koreksi Sudut Ukuran
Titik ° ` " Desimal ° ` " Desimal
BM 2 61 42 0 61.7 0 0 7.143 0.001984

BM
UPN 178 19 52.5 178.3313 0 0 7.143 0.001984

P1 96 44 32.5 96.74236 0 0 7.143 0.001984

P2 115 35 57.5 115.5993 0 0 7.143 0.001984

P3 130 51 7.5 130.8521 0 0 7.143 0.001984

P4 182 22 2.5 182.3674 0 0 7.143 0.001984

P5 134 23 37.5 134.3938 0 0 7.143 0.001984

BM 2

Σ 899.9861 0.013889

11 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

No. Sudut Ukuran Terkoreksi Azimuth (A)


Titik ° ` " Desimal ° ` " Desimal
BM 2 61 42 7.13 61.702
15 22 16.01 15.37111
BM
UPN 178 19 59.64 178.333
17 2 16.37 17.03788
P1 96 44 39.64 96.7443
100 17 36.73 100.2935
P2 115 36 4.64 115.601
164 41 32.09 164.6922
P3 130 51 14.64 130.854
213 50 17.45 213.8382
P4 182 22 9.65 182.369
211 28 7.8 211.4688
P5 134 23 44.64 134.396
257 4 23.16 257.0731
BM 2

Σ 900

12 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

No. Jarak ∆X ∆Y
∆X ∆Y k∆X k∆Y
Titik (D) Terkoreksi Terkoreksi
BM 2
-
19.965 72.6257 0.00430 0.0207 19.960768 72.6465095
75.32 1 4 6 7 1 5
BM
UPN
-
10.240 33.4160 0.00199 0.0096 10.238487 33.4257253
34.95 5 9 8 4 8 2
P1
- -
33.118 0.00192 0.0092 33.116324 6.00546483
33.66 2 -6.01475 5 8 6 4
P2
-
7.7181 0.00167 0.0080 7.7164726
29.235 4 -28.1978 2 6 7 -28.1897307
P3
- - -
0.00257 0.0124 25.102556 37.4274781
45.075 -25.1 -37.4399 7 3 7 4
P4
- - -
17.037 0.00186 17.038989 27.8270369
32.636 1 -27.836 6 -0.009 9 2
P5
- - - -
28.888 0.00169 0.0081 28.890506 6.62252427
29.64 8 -6.6307 5 7 6 3
BM 2

-
0.0160 0.01603 0.0773
Σ 280.516 4 -0.07735 8 5 0 0

13 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

No.
Titik X Y
BM 2 434890.642 9141901.051

BM
UPN 434890.642 9141901.051

P1 434890.642 9141901.051

P2 434890.642 9141901.051

P3 434890.642 9141901.051

P4 434890.642 9141901.051

P5 434890.642 9141901.051

BM 2 434890.642 9141901.051

1. Koreksi Sudut Ukuran


2k√𝒏 2.(0’00’10’’)√𝟕 = 0000’7.143’’
2. Kesalahan Linear Jarak
∑𝒅 𝟐𝟖𝟎.𝟓𝟏𝟔
= 3547,2764
∑ √∆𝒙𝟐 + ∆𝒚𝟐 √𝟎,𝟎𝟏𝟔𝟒𝟐 +𝟎,𝟎𝟕𝟕𝟑𝟔𝟐

5.2. Pembahasan
Pada saat praktikum dilakukan, praktikan membuat poligon tertutup terikat
sempurna yang mempunyai banyak titik berjumlah 8 titik. Setelah
pengukuran selesai dilakukan praktikan dapat mengetahui rangkaian
pengukuran KKH menggunakan metode poligon tertutup terikat sempurna
dengan baik dan teratur. Meskipun terdapat banyak kendala yang terjadi dan
menyebabkan praktikan melakukan pengukuran ulang di hari berikutnya.
Setelah melakukan pengukuran ulang, barulah praktikan dapat mengetahui
yang menjadi masalah pada saat pengukuran hari pertama dan mendapatkan
solusi akan permasalahan yang terjadi.

14 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB VI
KESIMPULAN

6.1. Kesimpulan
1. Poligon tertutup sempurna adalah poligon yang ujungnya saling bertemu dan
membentuk suatu segi banyak.
2. Alat yang diperlukan dalam melakukan pengukuran poligon tertutup sempurna
diantara lain; Theodolit digital, statif, pita ukur, dan patok kayu.
3. Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu dan
digambarkan pada bidang datar dengan sistem proyeksi tertentu.
6.2. Kendala
1. Kesulitan saat menentukan posisi patok pertama dikarenkan terdapat
gundukan yang menyebabkan patoknya sulit terlihat.
2. Terjadi kerusakan pada alat yaitu Theodolite digital
3. Terjadi miss komunikasi antar praktikan dengan asisten laboratorium yang
dimana rumus koreksi sudut yang diberikan oleh asisten laboratorium keliru
sehingga menyebabkan pengukuran kelompok 3 mengalami pengulangan.
4. Hasil bacaan yang berulang kali tidak masuk toleransi koreksi.
6.3. Solusi
1. Menaruh patok pada Kawasan yang tidak tertutupi oleh gundukan.
2. Menghubungi asisten laboratorium agar Theodolit yang digunakan dapat
diganti dan praktikan dapat melakukan pengukuran dengan cepat.
3. Menanyakan lebih lanjut terkait kejelasan rumus yang kelak akan digunakan
pada asisten laboratorium.
4. Membaca sudut berulang-ulang kali pada saat praktikum, bahkan ada satu titik
yang mencapai 7 seri pembacaan.

15 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

Syaiullah, Arief. (2014). ILMU UKUR TANAH. Yogyakarta : STPN Press. Modul
Kuliah.
Syaiullah, Arief. (2020). PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH. Yogyakarta : STPN Press.
Modul Kuliah.
Apryanti, Dessy. Ihsanuddin, Taufiq. (2023). BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SURVEI
TERESTRIS I 2023. Yogyakarta : Laboratorium Survei Terestris, Program Studi
Teknik Geomatika, Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Yogyakarta
2023. Buku Panduan.
Waluya, B. (2015). Peta, Globe, dan Atlas. Direktorat UPI.

16 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

LAMPIRAN

17 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

LAMPIRAN 1
SURVEI PENDAHULUAN

18 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

LAMPIRAN 2
PENGUKURAN KKH
2.1. Sketsa Pengukuran KKH

19 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2.2. Formulir Pengukuran Data Lapangan

20 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

21 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

22 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

Lampiran 3
Perhitungan KKH
3.1. Formulir Perhitungan KKH

23 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

3.2. Langkah-langkah Perhitungan Data Lapangan

24 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

25 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

26 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

27 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

28 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

29 | Praktikum Survei Terestris I


PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIS I
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

Lampiran 4
Penggambaran Peta

30 | Praktikum Survei Terestris I

Anda mungkin juga menyukai