Disusun oleh:
NIM : 117220034
Kelompok :3
BAB I
PENDAHULUAN
KKH Tertutup ialah suatu metode dalam pengukuran KKH dengan membuat
suatu segi banyak dari kumpulan beberapa titik. Dinamakan tertutup dikarenakan pada
saat pengukuran berlangsung, titik awal tempat kita menembak itu juga merupakan titik
akhir yang kita tembak sehingga akan membuat sisi banyak yang saling menutup.
Koreksi koordinat dan sudut dapat dilakukan tanpa titik ikat tetapi dianjurkan dengan
titik ikat.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Poligon
Metode Poligon merupakan cara dalam penentuan posisi horizontal tiap titik,
dimana nantinya titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan
pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk suatu rangkaian titik atau biasa
dikenal dengan sebutan poligon. Adapun poligon terdiri dari berbagai macam dan salah
satunya yaitu poligon tertutup.
1. Poligon Tertutup
Poligon tertutup merupakan poligon yang titik awalnya menyatu dengan titik
akhirnya. Poligon tertutup hanya membutuhkan satu titik kontrol yang
dimana koordinat dari titik awal sekaligus titik akhir poligon telah diketahui,
serta sudut jurusan sisi awal akan sama dengan sudut jurusan akhirnya.
𝛴𝑑
KL = (3)
√𝐹𝑥 2 +𝐹𝑦 2
2.2. Theodolite
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan
tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Di dalam theodolit sudut yang
dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang
paling canggih diantara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini
berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat
(piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
7. Pindah ke titik selanjutnya dan lakukan pembidikan dan pembacaan seperti titik
sebelumnya.
2. Langkah Perhitungan KKH
1. Menghitung koreksi sudut ukuran dengan :
(𝛼 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝛼 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)𝑛.180°−𝛴
𝑛
c. Penggaris
d. Drawing pen hitam 1.0 dan 0.7; merah 0.7; biru 0.7
2. Membuat garis tepi sebesar 0.5 cm pada tiap sisi.
3. Memberi jarak 1 cm dari garis tepi ke muka dan etiket peta.
4.Menggambar grid pada muka peta.
5.Melakukan perhitungan skala x dan y, dengan cara :
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎
a. Skala x = 𝑥 𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑥 𝑚𝑖𝑛
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎
b. Skala y = 𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠 – 𝑦 𝑚𝑖𝑛
6. Menghitung interval grid, dengan cara :
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑔𝑟𝑖𝑑 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑐𝑚) × 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
Grid x,y = 100
7. Melakukan perhitungan untuk mencari titik x dan y awal, dan agar gambar
poligon berada di tengah muka peta (center).
(𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑔𝑟𝑖𝑑 × 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑟𝑖𝑑 𝑑𝑙𝑚 𝑐𝑚) − 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑎𝑛 ∆𝑥
2
8. Menuliskan jarak interval pada tiap garis grid x dan y.
9. Plotting titik jarak pada peta (JP)
𝑥
𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑟𝑖 (𝑦) − 𝑔𝑟𝑖𝑑 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑟𝑖 (𝑑𝑙𝑚 𝑐𝑚)
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
10. Hubungkan tiap titik koordinat hingga terbentuk poligon tertutup
11. Lengkapi informasi pada etiket.
BAB IV
PENYAJIAN DATA
Jarak Terukur
Target Jarak Rata-rata
75.26
BM 2 75.26
75.26
34.95
P1 34.95
34.95
34.95
BM UPN 34.95
34.95
33.66
P2 33.66
33.66
33.66
P1 33.66
33.66
29.23
P3 29.235
29.24
29.24
P2 29.235
29.23
45.07
P4 45.075
45.08
45.08
P3 45.075
45.07
32.64
P5 32.636
32.632
32.64
P4 32.636
32.632
29.64
BM 2 29.64
29.64
29.64
P5 29.64
29.64
75.26
BM UPN 75.26
75.26
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
5.1. Hasil
Hasil pengukuran KKH
5.1.1
No. Sudut Ukuran Koreksi Sudut Ukuran
Titik ° ` " Desimal ° ` " Desimal
BM 2 61 42 0 61.7 0 0 7.143 0.001984
BM
UPN 178 19 52.5 178.3313 0 0 7.143 0.001984
BM 2
Σ 899.9861 0.013889
Σ 900
No. Jarak ∆X ∆Y
∆X ∆Y k∆X k∆Y
Titik (D) Terkoreksi Terkoreksi
BM 2
-
19.965 72.6257 0.00430 0.0207 19.960768 72.6465095
75.32 1 4 6 7 1 5
BM
UPN
-
10.240 33.4160 0.00199 0.0096 10.238487 33.4257253
34.95 5 9 8 4 8 2
P1
- -
33.118 0.00192 0.0092 33.116324 6.00546483
33.66 2 -6.01475 5 8 6 4
P2
-
7.7181 0.00167 0.0080 7.7164726
29.235 4 -28.1978 2 6 7 -28.1897307
P3
- - -
0.00257 0.0124 25.102556 37.4274781
45.075 -25.1 -37.4399 7 3 7 4
P4
- - -
17.037 0.00186 17.038989 27.8270369
32.636 1 -27.836 6 -0.009 9 2
P5
- - - -
28.888 0.00169 0.0081 28.890506 6.62252427
29.64 8 -6.6307 5 7 6 3
BM 2
-
0.0160 0.01603 0.0773
Σ 280.516 4 -0.07735 8 5 0 0
No.
Titik X Y
BM 2 434890.642 9141901.051
BM
UPN 434890.642 9141901.051
P1 434890.642 9141901.051
P2 434890.642 9141901.051
P3 434890.642 9141901.051
P4 434890.642 9141901.051
P5 434890.642 9141901.051
BM 2 434890.642 9141901.051
5.2. Pembahasan
Pada saat praktikum dilakukan, praktikan membuat poligon tertutup terikat
sempurna yang mempunyai banyak titik berjumlah 8 titik. Setelah
pengukuran selesai dilakukan praktikan dapat mengetahui rangkaian
pengukuran KKH menggunakan metode poligon tertutup terikat sempurna
dengan baik dan teratur. Meskipun terdapat banyak kendala yang terjadi dan
menyebabkan praktikan melakukan pengukuran ulang di hari berikutnya.
Setelah melakukan pengukuran ulang, barulah praktikan dapat mengetahui
yang menjadi masalah pada saat pengukuran hari pertama dan mendapatkan
solusi akan permasalahan yang terjadi.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
1. Poligon tertutup sempurna adalah poligon yang ujungnya saling bertemu dan
membentuk suatu segi banyak.
2. Alat yang diperlukan dalam melakukan pengukuran poligon tertutup sempurna
diantara lain; Theodolit digital, statif, pita ukur, dan patok kayu.
3. Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu dan
digambarkan pada bidang datar dengan sistem proyeksi tertentu.
6.2. Kendala
1. Kesulitan saat menentukan posisi patok pertama dikarenkan terdapat
gundukan yang menyebabkan patoknya sulit terlihat.
2. Terjadi kerusakan pada alat yaitu Theodolite digital
3. Terjadi miss komunikasi antar praktikan dengan asisten laboratorium yang
dimana rumus koreksi sudut yang diberikan oleh asisten laboratorium keliru
sehingga menyebabkan pengukuran kelompok 3 mengalami pengulangan.
4. Hasil bacaan yang berulang kali tidak masuk toleransi koreksi.
6.3. Solusi
1. Menaruh patok pada Kawasan yang tidak tertutupi oleh gundukan.
2. Menghubungi asisten laboratorium agar Theodolit yang digunakan dapat
diganti dan praktikan dapat melakukan pengukuran dengan cepat.
3. Menanyakan lebih lanjut terkait kejelasan rumus yang kelak akan digunakan
pada asisten laboratorium.
4. Membaca sudut berulang-ulang kali pada saat praktikum, bahkan ada satu titik
yang mencapai 7 seri pembacaan.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiullah, Arief. (2014). ILMU UKUR TANAH. Yogyakarta : STPN Press. Modul
Kuliah.
Syaiullah, Arief. (2020). PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH. Yogyakarta : STPN Press.
Modul Kuliah.
Apryanti, Dessy. Ihsanuddin, Taufiq. (2023). BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SURVEI
TERESTRIS I 2023. Yogyakarta : Laboratorium Survei Terestris, Program Studi
Teknik Geomatika, Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Yogyakarta
2023. Buku Panduan.
Waluya, B. (2015). Peta, Globe, dan Atlas. Direktorat UPI.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
SURVEI PENDAHULUAN
LAMPIRAN 2
PENGUKURAN KKH
2.1. Sketsa Pengukuran KKH
Lampiran 3
Perhitungan KKH
3.1. Formulir Perhitungan KKH
Lampiran 4
Penggambaran Peta