Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Ukur Tanah (Geodesi) bertujuan untuk mengukur bagianbagian dari permukaan bumi, yaitu kalau panjang bagian tidak
melebihi 50 km, maka pekerjaan tersebut disebut Geodesi
Rendah.Pada geodesi rendah yang dipentingkan adalah penentuan
titik-titik dari tingkat rendah, sehingga titik itu dapat dibayangkan
dan digambarkan pada suatu bidang datar yaitu peta.
Praktek Ilmu Ukur Tanah kali ini mahasiswa dituntun untuk
dapat mengetahui lebih mendetail tentang pengukuran tanah dan
juga penentuan poligon yang ideal sesuai dengan materi yang telah
disampaikan.Dari tujuan inilah pentingnya diadakan suatu praktek
Ilmu Ukur Tanah. Komponen hasil dari praktek ini, yaitu :
1. Jarak
Dapat diukur dengan menggunakan meteran, alat optis (water
pass dan theodolite).
2. Ketinggian
Dapat diukur dengan menggunakan pesawat water pass maupun
theodolite.
3. Sudut
Dapat diukur dengan menggunakan pesawat theodolite.
Prinsip dasar yang harus dilakukan pada praktek pengukuran,
yaitu :
Perlu adanya pengecekkan terhadap data hasil praktek setelah
selesai melakukan praktek agar diketahui benar tidaknya hasil
tersebut.
Tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam pengukuran. Mengingat
praktek pengukuran ini dilakukan pertama kali, maka jika terjadi
kesalahan yang melebihi batas toleransi diperbolehkan untuk
melakukan koreksi dan penyebaran kesalahan sehingga hasilnya
sesuai dan benar.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan praktek Ilmu Ukur Tanah II adalah :
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
1. Membuat profil pada suatu poligon untuk menentukan beda
tinggi pada permukaan tanah.
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
2. Dapat membuat peta situasi (site plant) dengan cara
menentukan sudut bangunan yang nampak dan dibuat dalam
bentuk data dan bentuk gambar.
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB II
Laporan Praktikhum
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
Ilmu Ukur Tanah II
A. THEODOLITE
Cara Penggunaan Theodolit Digital :
1. Cara Seting Optis :
a. Pesawat theodolite diletakkan di atas statif, kemudian
menentukan center point dengan cara mengepaskannya
pada paku paying yang ada di bawah statif.
b. Gelembung nivo diatur berada tepat di tengah lingkaran.
c. Mengatur salah nivo tabung yang lain.
2. Cara Penggunaan Alat :
a. Memasukkan baterai ke dalam tempatnya, kemudian
melakukan centeringoptis ke atas.
b. Menghidupkan display dan atur sesuai keperluan.
c. Untuk membaca sudut horizontal, arahkan teropong ke titik
yang dikehendaki kemudian baca pada display.
d. Untuk membaca sudut vertical, teropong diarahkan secara
vertical dan kemudian baca pada display.
B.
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB III
Laporan Praktikhum
PRAKTEK MENENTUKAN AZIMUTH
Ilmu Ukur Tanah II
A. LATAR BELAKANG
Dalam menetukan letak kedudukan titik B dari titik
A,
dimana kedudukan titik A telah diketahui koordinatnya (X a, Ya),
maka yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah arah dari titik A
ke titik B (ab) dan jarak antara titik A ke titik B (d ab), maka
kedudukan titik B dapat ditentukan. Jadi dalam menentukan
kedudukan suatu titik dari titik lainnya diperlukan :
Arah
Jarak
Suatu arah ditentukan dengan sudut jurusan atau dengan
azimuth. Sudut jurusan adalah sudut yang dimulai dari arah utara
geografis, kemudian diputar searah jarum jam dan diakhiri dengan
arah geodetis dari titik yang bersangkutan. Sedangkan azimuth
adalah sudut yang dimulai dari arah utara kutub, kemudian diputar
searah jarum jam dan diakhiri dengan arah geodetis dari titik yang
bersangkutan.Khusus untuk perhitungan Ilmu Ukur Tanah dan
perhitungan daerah sempit, dalam menentukan arah digunakan
azimuth.
5.
Pen Ukur
6. Alat tulis
7.
Alat hitung
4. Payung
8.
Roll meter
D. LANGKAH PENGUKURAN
1. Siapkan peralatan praktek yang diperlukan.
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
2. Tentukan lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat praktek
sekaligus dua titik yang diperlukan untuk mendapatkan
data
Laporan Praktikhum
azimuth.
Ilmu Ukur Tanah II
3. Dirikan pesawat theodolite di atas titik yang telah ditentukan,
dan lakukan penyetelan alat sampai didapatkan kedataran
seperti langkah-langkah kerja penggunaan pesawat theodolite.
4. Untuk mendapatkan sudut azimuth, ambil kompas dan pasang
pada pesawat theodolite, arahkan ke utara, nolkan sudut
horizontal. Kemudian arahkan pesawat theodolite ke titik B
searah jarum jam, lalu baca sudut horizontalnya.
5. Baca secara bergantian, kemudian catat hasilnya.
E. Keselamatan Kerja
2.
3.
4.
5.
F. PERHITUNGAN
Nama : Novi Isna Wardani Lubis
5
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
NIM
: 125534246
TP
TG
U
Laporan Praktikhum
Ilmu
Tanah II
Azimuth
( Ukur
)
Bacaan Sudut
o
[.. ]
[..']
[.."]
A
B
61
59
[..o]
[..']
[.."]
89
52
50
45
Penyelesaian :
ab = TG B TG U
= 61
59 45 - 0
= 61
59 45
0 0
ab = 61
59 45
BAB IV
PRAKTEK MENENTUKAN AZIMUT DARI AZIMUTH AWAL
A. LATAR BELAKANG
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu
metode pengukuran dan pemetaan kerangka dasarLaporan
horizontal
untuk
Praktikhum
memperoleh koordinat planimetris (X, Y) titik-titik Ilmu
ikatUkur
pengukuran.
Tanah II
Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal
banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu
sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga
membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Dapat disimpulkan bahwa
poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan
arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan.
Pengukuran poligon sendiri mempunyai maksud dan tujuan
untuk menentukan letak titik di atas permukaan bumi serta posisi
relatif dari titik lainnya terhadap suatu sistem koordinat tertentu
yang dilakukan melalui pengukuran sudut dan jarak dan dihitung
terhadap
referensi
koordinat
tertentu.
Selanjutnya
posisi
horizontal/koordinat tersebut digunakan sebagai dasar untuk
pemetaan situasi topografi asuatu daerah tertentu.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan
praktek pengukuran poligon tertutup terikat koordinat ini antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mqahasiswa tentang
pengukuran poligon tertutup terikat koordinat itu sendiri.
2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalam menggunakan alat
Theodolit sesuai dengan prosedur.
3. Agar mahasiswa mengetahui cara poligon dimana serangkaian
garis lurus yang menghubungkan titik-titik yang terletak di
permukaan bumi. Prinsip kerja pengukuran poligon yaitu mencari
sudut jurusan dan jarak dari gabungan beberapa garis yang
bersama-sama membentuk kerangka dasar untuk keperluan
pemetaan suatu daerah tertentu.
C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1.
2.
3.
Pesawat Theodolit
Statif
Yalon
5.
6.
7.
Pen Ukur
Alat tulis
Alat hitung
4.
Payung
8.
Roll meter
D. LANGKAH PENGUKURAN
1) Menyiapkan catatan, mendaftar pengukuran dan membuat sket
lokasi areal yang akan diukur.
2) Menentukan dan menancapkan patok pada titik-titik yang akan
dibidik.
7
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
3) Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan lakukan penyetelan alat
sampai didapat kedataran.
Laporan Praktikhum
4) Mengrahkan pesawat ke arah utara dan nolkan
sudut
Ilmupiringan
Ukur Tanah
II
horizontal dan kunci kembali dengan memutar sekrup piringan
bawah.
5) Memutar teropong dan mengarahkan teropong pesawat ke titik
P2, membaca dan mencatat sudut horizontalnya yang sekaligus
sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa
untuk bacaan muka.
6) Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180
searah jarum jam, kemudian memutar teropong 180 arah
vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.
7) Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan
bacaan luar biasa untuk bacaan muka.
8) Memutar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan
melakukan pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan
luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
9) Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik poligon
berikutnya hingga kembali lagi ke titik P1.
10)
Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan
meteran.
11)
Melakukan perhitungan sudut pengambilan,
sudut azimuth dan koordinat masing-masing titik.
12)
Mengambar hasil pengukuran dan perhitungan. Mencatat
semua hasil bacaan dan menghitung sudut azimuth.
E. Keselamatan Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
F.
PERHITUNGAN
TP
TG
U
BACAAN SUDUT
[...] [...'] [...'']
0
0
0
SUDUT UKUR ()
[...] [...'] [...'']
AZIMUTH ()
[...] [...'] [...'']
38
38
24
24
10
10
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
U
0
Laporan
Praktikhum
38
24
10
Ilmu Ukur Tanah II
B
B1
U
38
0
24
0
10
0
C
C
153
153
00
00
40
40
B
A
A
218
218
32
32
153
00
00
40
148
11
45
218
32
70
294
28
20
153
00
40
20
20
B
C
153
40
Penyelesaian :
ab
ab
=38 24 10- 0 0 0
= 38 24 10
ab1
ab1
= 38 24 10-0 0 0
= 38 24 10
bc
bc
= 153 00 40 - 0 0 0
= 153 00 40
b1
b1
ba
= bc + b1
= 153 00 40 + 65 31 40
= 218 32 20
b2
b2
bc
= ba + b2
= 218 32 20 + 294 28 20
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
=15300 40
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
U
B
'
C
A
10
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB V
LaporanUKUR
Praktikhum
PRAKTEK MENENTUKAN PENGUKURAN SUDUT
Ilmu Ukur Tanah II
A. LATAR BELAKANG
Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu
metode pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk
memperoleh koordinat planimetris (X, Y) titik-titik ikat pengukuran.
Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal
banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu
sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga
membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Dapat disimpulkan bahwa
poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan
arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan.
Pengukuran poligon sendiri mempunyai maksud dan tujuan
untuk menentukan letak titik di atas permukaan bumi serta posisi
relatif dari titik lainnya terhadap suatu sistem koordinat tertentu
yang dilakukan melalui pengukuran sudut dan jarak dan dihitung
terhadap
referensi
koordinat
tertentu.
Selanjutnya
posisi
horizontal/koordinat tersebut digunakan sebagai dasar untuk
pemetaan situasi topografi asuatu daerah tertentu.
11
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
1. Menyiapkan catatan, daftar pengukuran dan membuat sket
lokasi areal yang akan diukur.
Laporan Praktikhum
2. Menentukan dan menancapkan patok pada titik-titik
yang
Ilmu Ukur
Tanahakan
II
dibidik.
3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan lakukan penyetelan alat
sampai didapat kedataran.
4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan mengenolkan piringan
sudut horizontal dan kunci kembali dengan memutar sekrup
piringan bawah.
5. Memutar teropong dan mengarahkan teropong pesawat ke titik
P2, baca dan catat sudut horizontalnya yang sekaligus sebagai
sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk
bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, memutar pesawat 180
searah jarum jam, kemudian putar teropong 180 arah vertikal
dan arahkan teropong ke titik P2.
7. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan
bacaan luar biasa untuk bacaan muka.
8. Memutar teropong pesawat dan mengarahkan di titik P akhir dan
melakukan pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan
luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
9. Dengan cara yang sama, melakukan pada titik-titik poligon
berikutnya hingga kembali lagi ke titik P1.
10.Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11.Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan
koordinat masing-masing titik.
12.Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.
E. Keselamatan Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
12
Laporan Praktikhum
Koreksi
Besar Sudut Ilmu Ukur Tanah II
[.."]
Bacaan Sudut
TP
TG
Biasa
Luar Biasa
Jarak
[..o]
[..']
[.."]
[..o]
[..']
[.."]
190
10
245
28
55
65
28
50
21.80
158
31
10
338
31
15
20.85
2
1
218
14
40
38
14
45
22.80
192
12
12
12
21.80
3
256
59
55
76
59
50
Luar Biasa
Rata-rata
[..o]
[..']
[.."]
[..o]
[..']
Laporan
Praktikhum
[.."]
[..o]
[..']
[.."]
Ilmu Ukur Tanah II
55
27
55
55
27
45
55
27
50
17.00
190
59
43
30
59
43
30
59
43
30
16.00
310
64
47
55
64
47
45
64
47
50
17.00
65
179
59
10
180
50
36
[..o]
[.
22.80
Biasa
Azim
20.85
(n - 2) x 180 =
Kesalahan =
T = 1,5
13
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Diketahui : - Sudut Azimuth : 12 = 190
-
: 1 = 55
Sudut Ukur
01 00
27 50
2 = 59
43 30
3 = 64
47 50
Penyelesaian :
1 = 55
27 50
2 = 59
43 30
3 = 64
47 50 +
= 179
59 10
d12
d23
d31
+
d
= 22,80 m
= 20,85 m
= 21,80 m
= 65,45 m
= (n-2) x 180
= 179
= -0
59 10 (3 2) x 180
0 50
1,5
0 50 1,5
n
3
0 50 2 36
Ok !
= -
f
n
50
3
= 16 sisa 2
= 1 + K
= 55
27 50 + 17 = 55
28 07
= 2 + K
= 59
43 30 + 16 = 59
43 46
= 3 + K
= 64
47 50 + 17 = 64
48 07
14
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
5. Menghitung Azimuth Sisi Poligon
12 = 190
01 00
23 = 12 - 2 + 180
= 190
01 00 - 59
= 310
17 14
43 46 + 180
34 = 23 3 + 180
= 310
= 65
17 14 - 64
48 07 + 180
29 07
= d12 x sin 12
01 00 =
= d23 x sin 23
17 14 =
-3,97 m
X23
-15,90 m
X31
29 07
= d31 x sin 31
= 21,80 x sin 65
19,83 m +
X
-0,04 m
= X = -0,04 m
01 00 = -22,45 m
17 14 = 13,48 m
29 07 =
= 21,80 x cos 65
9,04 m +
Y
0,07 m
15
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
fy
10.
= X = 0,07 m
0,04 2 +0,072
2
X
+ f 2Y
= 0,06 m
11.
12.
0,01
0,06
0,01
0,06
0,08
65,45
Ok !
22,80
x 0,04 = 0,01 m
65,45
K X23
20,85
x0,04 = 0,01 m
65,45
K X31
21,80
x 0,04 = 0,01 m + 0,01 m = 0,02 m
65,45
K X12
13.
14.
K Y12
22,80
x 0,07 = -0,02 m
65,45
K Y23
20,85
x 0,07 = -0,02 m
65,45
K Y31
21,80
x 0,07 = -0,02 m + 0,01 m = -0,01 m
65,45
15.
16.
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
= -3,96 m
X12
X23
X31
= 19,85 m
Y23
Y31
= Y31 + K Y31 =
9,04 0,01 =
13,46 m
9,01 m
17.
= 200,00
BAB VI
PRAKTEK POLIGON TERTUTUP
A. LATAR BELAKANG
Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu
metode pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk
memperoleh koordinat planimetris (X, Y) titik-titik ikat pengukuran.
Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal
banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu
sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga
membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Dapat disimpulkan bahwa
poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan
arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan.
17
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Pengukuran poligon sendiri mempunyai maksud dan tujuan
untuk menentukan letak titik di atas permukaan bumi serta posisi
relatif dari titik lainnya terhadap suatu sistem koordinat tertentu
yang dilakukan melalui pengukuran sudut dan jarak dan dihitung
terhadap
referensi
koordinat
tertentu.
Selanjutnya
posisi
horizontal/koordinat tersebut digunakan sebagai dasar untuk
pemetaan situasi topografi asuatu daerah tertentu.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan
praktek pengukuran poligon tertutup terikat koordinat ini antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang
pengukuran poligon tertutup terikat koordinat itu sendiri.
2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalam menggunakan alat
Theodolit sesuai dengan prosedur.
3. Agar mahasiswa mengetahui cara poligon dimana serangkaian
garis lurus yang menghubungkan titik-titik yang terletak di
permukaan bumi. Prinsip kerja pengukuran poligon yaitu mencari
sudut jurusan dan jarak dari gabungan beberapa garis yang
bersama-sama membentuk kerangka dasar untuk keperluan
pemetaan suatu daerah tertentu.
Pesawat Theodolit
Statif
Yalon
Payung
5.Pen Ukur
6. Alat tulis
7.Alat hitung
8. Roll meter
D. LANGKAH PENGUKURAN
1. Menyiapkan catatan, mendaftar pengukuran dan membuat sket lokasi
areal yang akan diukur.
2. Menentukan dan menancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat
sampai didapat kedataran.
4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan mengenolkan piringan sudut
horizontal dan kunci kembali dengan memutar sekrup piringan
bawah.
18
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
5. Memutar teropong dan mengarahkan teropong pesawat ke titik
P2,mem baca dan mencatat sudut horizontalnya yang sekaligus
sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa
untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, memutar pesawat 180
searah jarum jam, kemudian meutar teropong 180 arah vertikal
dan arahkan teropong ke titik P2.
7. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan
bacaan luar biasa untuk bacaan muka.
8. Memutar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan
lakukan pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar
biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
9. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik poligon
berikutnya hingga kembali lagi ke titik P1.
10.Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11.Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan
koordinat masing-masing titik.
12.Mengaambar hasil pengukuran dan perhitungan.
E. Keselamatan Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
19
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
20
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung
Penyelesaian :
1
2
3
4
5
6
=
=
=
=
=
=
84
211
65
136
122
101
14
04
22
08
03
05
00
10
40
40
25
45
d12
d23
d34
d45
d56
d61
+
d
m
= 719 58 40
=
=
=
=
=
=
40 m
21,6 m
31 m
30 m
40 m
40 m
= 202,6
f i
-1 20 1,5
-1 20 3 40
Ok !
f
n
= 13 sisa 2
=
=
=
=
=
1
2
3
4
5
+K = 84 14 00 + 13
+ K
= 211 04 10
+ K
= 65 22 40
+ K
= 136 08 40
+ K
= 122 03 25
6 = 6 + K
+
+
+
+
= 84 14 13
13
= 211 04 23
14
= 65 22 54
14
= 136 08 54
13
= 122 03 38
= 101 05 45 + 13
= 101 05 58
21
34 = 23 - 3 + 180
= 288 40 48
45 = 34 - 4 + 180
= 332 31 54
56 = 45 5 + 180
= 30 28 16
56 = 56 - 6 + 180
= 109 22 18
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
= 174 03 42 - 65 22 54 + 180
= 288 40 48 - 136 08 54 + 180
= 332 31 54 - 122 03 38 + 180
= 30 28 16 - 101 05 58 + 180
= d12 x sin 12
= 40
x sin 205 08
= d23 x sin 23
= d34 x sin 34
= 31
x sin 288 40
= d45 x sin 45
= 30
x sin 332 31
= d56 x sin 56
= 40
x sin 30 28
= d61 x sin 61
= 40
x sin 109 22
-16,99 m
2,23 m
-29,37 m
-13,84 m
20,28 m
37,74 m +
X = 0,05 m
= 40
x cos 205 08
x cos 288 40
= 30
x cos 332 31
= 40
x cos 30 28
= 40
x cos 109 22
Y = 0,07 m
9. Menghitung Salah Penutup Ordinat (fY)
22
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
fY = Y = 0,07 m
10.
Penutup Jarak (fd)
fd =
2
x
+f y
Menghitung Salah
0,05
( 2+0,072 )
11.
Toleransi Kesalahan Jarak
fd
0,01
0,086 0,01
= 0,086 m
Menghitung Batas
d
202,6
0,086 0,14
Ok !
12.
Selisih Absis (K X)
Menghitung Koreksi
K X12 =
d 12
xfx
d
40
202,6 x 0,05 = 0,01
K X23 =
d 23
xfx
d
21,6
202,6 x 0,05 = 0,00
K X34 =
d 34
xfx
d
31
202,6 x 0,05 = 0,01
K X45 =
d 45
xfx
d
30
202,6 x 0,05 = 0,01
K X56 =
d 56
xfx
d
40
202,6 x 0,05 = 0,01
K X61 =
d 61
xfx
d
40
202,6 x 0,05 = 0,01
13.
23
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
K Y12 =
d 12
xfy
d
40
202,6 x 0,07 = -0,01
K Y23 =
d 23
xfy
d
40
202,6 x 0,07 = -0,01
K Y34 =
d 34
xf y
d
40
202,6 x 0,07 = -0,01
K Y45 =
d 45
xf y
d
40
202,6 x 0,07 = -0,01
K Y56 =
d 56
xfy
d
40
202,6 x 0,07 = -0,02
K Y61 =
d 61
xfy
d
40
202,6 x 0,07 = -0,01
14.
X12
= -17,00 m
X23
= X23 + K X23 =
X34
= -29,38 m
X45
= -13,85 m
X56
= 20,27 m
X61
= 37,73 m
15.
2,23 0,00
2,23 m
Y12
= -36,22 m
Y23
= -21,49 m
Y34
= Y34 + K Y34 =
Y45
= 26,61 m
Y56
= 34,46 m
Y61
= -13,28 m
9,93 0,01
9,92 m
24
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
16.
Menghitung Harga Absis dan Ordinat Titik-titik
Poligon
X2
X3
X4
X5
X6
=
=
=
=
=
X1
X2
X3
X4
X5
+
+
+
+
+
X12
X23
X34
X45
X56
=
=
=
=
=
200,00
183,00
185,23
155,85
142,00
17,00 =
+ 2,23 =
29,38 =
13,85 =
+ 20,27=
183,00
185,23
155,85
142,00
162,27
=
=
=
=
=
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
+
+
+
+
+
Y12
Y23
Y34
Y45
Y56
=
=
=
=
=
200,00 36,62 =
163,78 - 21,49 =
142,29 + 9,92 =
152,21+26,61 =
178,82 + 34,46 =
Y1 = Y6 + Y61 = 213,2813,28
17.
163,78
142,29
152,21
178,82
213,28
= 200,00
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
1
2
3
4
5
6
=
=
=
=
=
=
(200,00
(183,00
(185,23
(155,85
(142,00
(162,27
;
;
;
;
;
;
200,00)
163,78)
142,29)
152,21)
178,82)
213,28)
25
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
300
250
200
150
100
50
100
150
200
250
BAB VII
PRAKTEK POLIGON TERBUKA
A. LATAR BELAKANG
26
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Poligon terbuka adalah poligon yang deretan titik-titiknya
terikat pada dua titik tetap, yaitu titik awal dan titik akhir dari
rangkaian poligon tersebut serta diketahui azimuth awal dan
azimuth akhirnya. Data-data pengukuran poligon terbuka dapat
dikontrol dan diketahui kesalahan pengukurannya melalui proses
hitungan perataan.
B. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1.
2.
3.
4.
Pesawat Theodolit
Statif
Yalon
Payung
5. Pen Ukur
6. Alat tulis
7. Alat hitung
8. Roll meter
C. LANGKAH PENGUKURAN
1. Menyiapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi
areal yang akan diukur.
2. Menentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan
dibidik.
3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan
alat sampai didapat kedataran.
4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan mengenolkan piringan
sudut horisontal dan mengunci kembali dengan memutar skrup
piringan bawah.
5. Memutar teropong dan mengarahkan teropong pesawat ke titik
P2, membaca dan mencatat sudut horisontalnya yang sekaligus
sebagai sudut azimuth.Bacaan ini merupakan bacaan biasa
untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1, memuutar pesawat
180 searah jarum jam, kemudian putar teropong 180 arah
vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.
7. Melakukan pembacaan sudut horisontal.Bacaan ini merupakan
bacaan luar biasa untuk bacaan muka.
8. Memindah pesawat ke titik P2 dan lakukan penyetelan alat.
9. Mengarahkan pesawat ke titik P3, baca dan catat sudut
horisontalnya (bacaan biasa untuk bacaan muka).
10.Melakukan pembacaan sudut luar biasa pada titik P2.
11.Memutar teropong pesawat searah jarum jam dan arahkan ke
titik P1. Membaca dan mencatat sudut horisontalnya, baik
bacaan biasa maupun luar biasa.Bacaan ini merupakan bacaan
belakang.
12.Dengan cara yang sama, melakukan pada titik-titik polygon
berikutnya sampai P akhir.
13.Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
27
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
14.Melakukan perhitungan sudut pengambilan , sudut azimuth dan
koordinat masing-masing titik.
15.Mengambar hasil pengukuran dan perhitungan
D. KESELAMATAN KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
28
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
E PERHITUNGAN POLIGON TERBUKA
Diketahui :
-
= arc tan
X 6 X 5
Y 6Y 5
= arc tan
162,27142,00
213,28178,82
= arc tan
20,27
34,46
Kuadran I
= 30 27 53
Sudut Azimuth Akhir : 12
= arc tan
X 2X 1
Y 2Y 1
= arc tan
183,00200,00
163,78200,00
= arc tan
17
36,22
Kuadran
III
= 25 08 36 + 180 = 205 08 36
- Sudut Ukur :
6 = 158
7 = 226
8 = 224
9 = 267
10 = 163
1 = 193
- Jarak :
d56 = 40 m
d67 = 40 m
d78 = 24 m
d89 = 34,2
m
d910 = 26,7
m
d101 = 25,9
d56 =
m 40 m
Diminta : Koordinat dari titik
7,
8,
dan
d67 = 9d40
m 10
12 = 40 m
d78 = 24 m
Penyelesaian :
d89 = 34,3 m
d910 = 26,7 m
d101 = 25,9 m
d12 = 40 m +
d = 230,9 m
37
27
55
56
11
30
00
10
22
05
17
35
29
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
6 =
7 =
8 =
9 =
10 =
1 =
158
226
224
267
163
193
37
27
55
56
11
30
00
10
22
05
17
35
=1254 37 29
-03 14 1,5
-03 14 3 40
Ok !
f
n
= 32 sisa 2
= 158 37 32
32
= 226 27
33
= 224 55
33
= 267 56
32
= 163 11
1 = 1+ K = 193 30 35 + 32
42
55
38
49
= 193 31 07
67 = 56+ 6- 180
= 09 05 25
78 = 67+ 7- 180
180
= 09
05 25+226
27 42-
= 55 33 07
30
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
89 = 78+ 8- 180
= 120 29 02
910 = 89+9- 180
180 = 208 25 40
101 = 910+ 10-180
= 208 25 40+163 11 49 -
180 = 191 37 29
12 = 101+ 1- 180
180 = 205 08 36
6. Menghitung Harga Selisih Absis (X)
X56
53
= 40
x sin 30 27
= d67 x sin 67
= 40
x sin 09
= 20,28 m
X67
25
= d56 x sin 56
= 6,32 m
X78
= 24
= d89x sin 89
29 02 = 29,56 m
x sin 55
= d78 x sin 78
33 07 = 19,79 m
X89
05
= d12 x sin 12
= 40
x sin 205
08 36 = -16,99 m +
X
= 41,03 m
31
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Y56 = d56 x cos 56 = 40 x cos 30 27 53
Y67 = d67 x cos 67 = 40
x cos 09
05 25
= -36,21 m
= -21,48 m
= 9,93 m
= -14,9 m
fd =
f x 2+ f y 2
Menghitung Salah
0,03
( 2+0,14 2)
11.
Toleransi Kesalahan Jarak
fd
0,01
0,14
0,01
230,9
0,14
0,15
K X56 =
Menghitung Batas
Ok !
12.
Selisih Absis (K X)
d 56
xfx
d
= 0,14 m
Menghitung Koreksi
40
230,9 x 0,03 = -0,01
32
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
13.
K X67 =
d 67
xfx
d
40
230,9 x 0,03 = -0,01
K X78 =
d 78
xfx
d
24
230,9 x 0,03 = -0,00
K X89 =
d 89
xfx
d
34,3
230,9 x 0,03 = -0,00
K X910 =
d 910
xf x
d
K X101 =
d 101
xfx
d
K X12 =
d 12
xfx =
d
26,7
230,9 x 0,03 = -0,00
25,9
230,9 x 0,03 = -0,00
40
230,9 x 0,03 = -0,01
d 56
xfy
d
40
230,9 x 0,14 = -0,02
K Y67 =
d 67
xf y
d
40
230,9 x 0,14 = -0,02
0,01 = -0,03
K Y78 =
d 78
xfy
d
24
230,9 x 0,14 = -0,01
K Y89 =
d 89
xfy
d
34,3
230,9 x 0,14 =
d 910
xf y
d
26,7
230,9 x 0,14 =
-0,02
K Y910 =
-0,02
33
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
K Y101 =
d 1
xfy
d
40
202,6 x 0,07 = -0,01
K Y101 =
d 101
xf y
d
25,9
230,9 x 0,14 =
40
230,9 x 0,14 = -0,02
d 12
xfy
d
+ 0,01 = -0,01
14.
= 20,27 m
X67
= X67 + K X67 =
X78
= 19,79 m
X89
= 29,56 m
6,32 0,01
6,31 m
15.
= -5,22 m
X12
= -17,00 m
= 34,46 m
Y67
= 39,47 m
Y78
= 13,57 m
Y89
= -17,42 m
= -36,22 m
=
=
=
=
X5
X6
X7
X8
+
+
+
+
X56 =
X67 =
X78 =
X89 =
142,00+20,27
162,27 + 6,31
168,58+19,79
188,37+29,56
=
=
=
=
162,27
168,58
188,37
217,93
34
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
X10= X9 + X910
= 217,93 -12,71 = 205,22
X1 = X10 + X101
= 205,225,22
= 200,00
X2 = X1 + X12 = 200,0017,00 = 183,00
Y6 =
Y7 =
Y8 =
Y9 =
Y10 =
Y1 =
Y2 =
17.
Y5
Y6
Y7
Y8
Y9
Y6
Y1
+
+
+
+
+
+
+
Y56 =
Y67 =
Y78 =
Y89 =
Y910 =
Y61 =
Y12 =
178,82 36,62 =
163,78 - 21,49 =
142,29 + 9,92 =
152,21+26,61 =
178,82 + 34,46 =
213,2813,28 =
213,2813,28 =
163,78
142,29
152,21
178,82
213,28
200,00
200,00
6 =
7 =
8 =
9 =
10=
1 =
(162,27
(168,58
(188,37
(217,93
(205,22
(200,00
;
;
;
;
;
;
213,28)
252,75)
262,32)
248,90)
225,40)
200,00)
35
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
36
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
37
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
300
250
200
150
100
50
100
150
200
250
38
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB VIII
PRAKTEK PENGIKATAN KEMUKA
A. LATAR BELAKANG
Pengikatan ke muka adalah suatu metode pengukuran data
dari dua buah titik di lapangan tempat berdiri alat untuk
memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri target
(rambu ukur/benang, untingunting) yang akan diketahui
koordinatnya dari titik tersebut.Garis antara kedua titik yang
diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang
dibentuk absis terhadap target di titik B dinamakan sudut beta.
Sudut beta dan alfa diperoleh dari lapangan.
Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya
pengukuran sudut. Bentuk yang digunakan metode ini adalah
bentuk segitiga. Akibat dari sudut yang diukur adalah sudut yang
dihadapkan titik yang dicari, maka salah satu sisi segitiga tersebut
harus diketahui untuk menentukan bentuk dan besar segitiganya.
Cara pengikatan ke muka banyak
pengukuran titik triangulasi dan konstruksi.
dilakukan
dalam
Pesawat Theodolit
Statif
Yalon
Payung
6.
5.
Pen Ukur
Alat tulis
7.
Alat hitung
8.
Roll meter
D. LANGKAHPENGUKURAN
39
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
1. Dirikan alat di titik A, target di titik B dan P, atur sehingga siap
pakai.
2. Pada posisi teropong biasa (B) arahkan alat ke titik P (sebagai
target kiri), baca dan catat skala lingkaran horizontalnya.
3. Putar teropong alat searah putaran jarum jam. Arahkan ke titik B
(sebagai target kanan), baca dan catat bacaan skala lingkaran
horizontalnya.
4. Putar teropong pada posisi luar biasa (LB).
5. Arahkan teropong alat ke titik B (sebagai target kanan), baca
dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya.
6. Putar teropong searah putaran jarum jam, arahkan ke titik P
(sebagai target kiri), baca dan catat bacaan skala lingkaran
horizontalnya.
7. Pindahkan alat ke titik B dan target di B dan A dan atur sehingga
siap pakai.
8. Pada posisi teropong biasa (B) arahkan alat ke titik A (sebagai
target kiri), baca dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya.
9. Putar teropong alat searah putaran jarum jam. Arahkan ke titik P
(sebagai target kanan), baca dan catat bacaan skala lingkaran
horizontalnya.
10.Putar teropong pada posisi luar biasa (LB).
11.Arahkan teropong alat ke titik P (sebagai target kanan), baca
dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya.
12.
Putar teropong searah putaran jarum jam, arahkan ke titik
A (sebagai target kiri), baca dan catat bacaan skala lingkaran
horizontalnya.
13.
Data yang diambil / diukur di lapangan adalah data
ukuran sudut (alpha) dan (beta).
E. KESELAMATAN KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
40
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Diketahui :
Koordinat
Koordinat
Penyelesaian :
p13 = 1800-5- 6
= 1800 - 35054 43- 88018 50
= 55046 27
X 6 X 5 2 Y 6 Y 5 2
D56=
arcTan
56
X6 X5
Y 6 Y 5
arcTan
=
162,27 142
213,28 178,82
arc tan
Kuadran I
20,27
34,46
= 30027 53
65
= 56- 1800
= 30027 53 - 1800
41
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
= 210027 53
2. menghitungan harga- harga : d5p,d6p,5p dan 6p
d 56
Sin 6
Sin p
D5p
40
Sin88 o18'50"
o
Sin 55 46'27"
= 48,35 m
d 56
Sin 6
Sin p
D5p
40
Sin35 o 54'43"
Sin55 0 46'27"
= 28,38 m
5p = 6 -5
= 30027 53-35054 43
= 35403310
6p
= 65+6
= 210027 53+88018 50
= 295046 43
Dari titik 5 :
- X1= X5 + d5p
Sin 5p
42
= 142 + 48.36
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Sin 35403310
= 137,40 m
- Y1= Y5 + d5p
Cos 5p
= 178,82 + 48,36
Cos 35403310
= 226,95 m
Dari titik 6 :
Sin 6p
= 162,27 + 28,38
Sin 298046 43
= 137,40 m
- Yp2= Y6 + d6p
Cos 6p
= 213,28+ 28,38
Cos 298046 43
= 226,95 m
43
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
300
280
260
240
220
200
50
60
70
80
90
BAB IX
PRAKTEK PENGIKATAN KE BELAKANG
A. LATAR BELAKANG
Pengikatan ke belakang adalah suatu metode pengukuran
data dari tiga buah titik di lapangan tempat berdiri target (rambu
ukur/yalon) untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat
berdiri alat yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut.
Garis antara ketiga titik yang diketahui koordinatnya dinamakan
garis absis. Sudut dalam yang dibentuk antar absis terhadap target
di titik A, B, dan C dinamakan sudut alpha () dan beta (). Sudut
alpha dan beta diperoleh dari lapangan.
Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya
pengukuran sudut. Bentuk yang digunakan metode ini adalah
bentuk segitiga. Cara Pengikatan ke belakang dilakukan pada saat
kondisi lapangan tidak memungkinkan menggunakan pengukuran
pengikatan ke muka, dikarenakan alat theodolite tidak mudah untuk
berpindah-pindah posisi, dan kondisi lapangan yang terdapat
rintangan. Terdapat dua macam cara yang dapat dipakai dalam
menentukan titik koordinat dengan cara pengikatan ke belakang,
yaitu cara pengikatan ke belakang metode Collins dan cara
pengikatan ke belakang metode Cassini.
44
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Cara pengikatan ke belakang metode Collins merupakan cara
perhitungan dengan menggunakan logaritma, karena pada saat
munculnya teori ini belum terdapat mesin hitung atau kalkulator
tetapi pada saat ini pada proses perhitungannya dapat pula
dihitung dengan bantuan kalkulator. Metode ini di temukan oleh
Mr.Collins tahun 1671.
Cara pengikatan ke belakang metode Cassini muncul pada
tahun 1979, pada saat itu teknologi mesin hitung sudah mulai
berkembang, sehingga dalam proses perhitungannya.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan
praktek pengukuran pengikatan ke belakang ini antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang
pengukuran pengikatan ke belakang itu sendiri.
2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalam menggunakan alat
Theodolit sesuai dengan prosedur.
3. Agar mahasiswa mengetahui cara menentukan letak/posisi suatu
titik di permukaan bumi yang selanjutnya titik tersebut
digunakan sebagai titik pengikat pada pengukuran yang lain.
Misal pemetaan situasi.
C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1.
2.
3.
4.
Pesawat Theodolit
Statif
Yalon
Payung
5. Pen Ukur
6. Alat tulis
7. Alat hitung
8. Roll meter
D. LANGKAH PENGUKURAN
1. Dirikan pesawat theodolit di titik P, atur sehingga siap pakai.
2. Tempatkan target di titik A, B, dan C.
3. Pada posisi teropong biasa (B) arahkan teropong pesawat ke titik
A (sebagai target kiri), baca dan catat skala lingkaran
horizontalnya.
4. Putar teropong pesawat searah putaran jarum jam, arahkan ke
titik B (sebagai target kanan), baca dan catat skala lingkaran
horizontalnya.
5. Putar teropong pesawat searah putaran jarum jam, arahkan ke
titik C (sebagai target kanan), baca dan catat skala lingkaran
horizontalnya.
6. Putar teropong pada posisi luar biasa (LB).
7. Arahkan teropong pesawat ke titik C (sebagai target kanan),
baca dan catat skala lingkaran horizontalnya.
45
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
8. Putar teropong pesawat searah putaran jarum jam, arahkan ke
titik B (sebagai target kiri), baca dan catat skala lingkaran
horizontalnya.
9. Putar teropong pesawat searah putaran jarum jam, arahkan ke
titik C (sebagai target kiri), baca dan catat skala lingkaran
horizontalnya.
10.
Data yang diambil/diukur di lapangan adalah data ukuran
sudut alpha () dan beta ().
E. KESELAMATAN KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
Penyelesaian :
1. Menghitung harga D45, 45, 54,
2
D45 ( x 5x 4 ) + ( y 5 y 4 )
=
= 22,51
46
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
arctan (
45 = Xa +
x 5x 4
)
y 5 y 4
(139.07129.84)
= arcTa n (227.80207.27)
arctan=
9.23
kuadran I
20.53
=
24 1229
54
= 45+180
= 24 1229+180
=204 1229
=180 -p1-p
180- 82 3430- 53 1827 =44 82
2. Menghitung hrga- harga ; d4h/d5h, dan 5h
D4h =
d 45
sin
sin p 1
22.51
d 45
D4h= sinp1
sin 44 82 =15.80m
sinp2
22.51
= 18.20m
4h =45+p2
=24 12 29+53 1827 = 77 3056
4h = 45-
47
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
= 204 12 29 44 8 2 = 160 526
sin 3 h
'
''
=129.84+15.80 sin 77 3 0 56
=145.27m
=y4+dah cos 4 h
Yh1
= x5 +d5h sin 5 h
=139.07+18.20 sin 160 5 ' 26 ' '
=145.27m
Yh2
= yb + dbh x cos5h
= 227,80 + 18.20 x cos 160 526
= 210.69
arctan
x 6xh
y 6 yh
(153.94145.27)
= arctan (231.98210.69)
=
arctan
8.67
21.29
kuadran 1
(x 4xh)
h4 = arctan ( y 4 yh)
(129.84145.57)
= arctan (207.27210.69)
48
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
=
15.73
3.42
kuadran lll
''
=4 35 ' 58 + 180
= 257 30 ' 10
=h 4180h 6
'
''
'
''
257 30 10 22 9 28 180
'
''
55 20 41
=180 1
'
''
d 45
sin =
22.51
sin 42 4 ' 49' '
sin 82 34 ' 3 0 '
d5p = si n1
d 45
22.51
sin=
sin 42 4 ' 49' '
d4p = sinp1
sin 82 34 ' 3 0 ' '
=15.21m
=18.67m
-
'
''
'
-yp1
=x5+d5p sin 5 p
49
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
=139.07+15.21 sin 148 51 ' 4 7 ' '
=146.93m
-yp4
=y5+d5p cos 5 p
=227.80+15.21 cos 148 51' 4 7 ' '
=214.78m
50
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Biasa
Asistensi
) (
Besar Sudut
Bacaan Sudut
TP TG
Pelaksanaan
Luar Biasa
Biasa
Luar Biasa
Rata-rata
55 214,0534
50
34,05
51
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
350
300
250
200
150
100
50
0
0
50
100
150
200
250
52
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
CARA CASSINI
Diketahui :- Koordinat titik :
4 = (129.84 ; 207.27)
5 = (139.07 ; 227.80)
6 = (153.94 ; 231.98)
- Sudut ukur :
P1 = 82
P2= 53
34 30
18 27
34 30
= 132.52 m
-Menghitung harga Ye
Ye = Y4 (X5 X4) x Cotan P1
34 30
= 206.07 m
2. Menghitung Koordinat Titik D
-
Menghitung harga Xd
Xd = X6 (Y5 Y6) x Cotan P2
18 27
= 157.05m
Yd = Y6 + (X5 X6) x Cotan P2
18 27
= 220.90m
3. Menghitung Koordinat Titik P
-
X d X e
Y d Y e
150.83132.52
220.90208.47
= 1.65408
53
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
-
1
n
Y d Y e
X d X e
220.90208.47
150.83132.52
= 0.60457
XP14 =
1
n X 3+ X e +Y 3Y e
n
1
n+
n
1.65408 x 139.07+ 0.60457 x 227.80206.07
1.65408+ 0.60457
= m
YP14 =
1
Y + nY e + X 3X e
n 3
1
n+
n
4,60763 .178,82+0,21704 . 173,96+142197,65
0,21704+ 4,60763
= 167,07m
54
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB X
PRAKTEK PEMETAAN SITUASI
A. LATAR BELAKANG
Pemetaan situasi adalah pekerjaan pengukuran dan
penggambaran sebagian permukaan bumi (suatu daerah) dengan
lebih rinci, yang pada umumnya digambarkan dalam skala besar
pada kertas gambar yang disebut peta.
Pemetaan situasi adalah salah satu aplikasi secara
komprehensif dari dasar-dasar pengukuran teritris (Ilmu Ukur Tanah)
yang sangat diperlukan untuk perencanaan dan pekerjaan teknik
sipil atau keperluan rekayasa lainnya yang menggunakan peta
sebagai acuannya.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan pemetaan situasi adalah membuat gambaran
sebagian permukaan bumi (suatu daerah), yang memuat informasi
unsur-unsur buatan manusia, yang dinyatakan (digambarkan)
dengan simbol-simbol tertentu di atas bidang datar melalui sistem
proyeksi dan skala tertentu.
C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1.
2.
3. Yalon
4. Payung
Pesawat Theodolit
5. Pen Ukur
Statif
6. Alat tulis
7. Alat hitung
8. Roll meter
D. LANGKAH PENGUKURAN
1. Siapkan semua peralatan dan perlengkapan yang diperlukan
dalam praktek pemetaan situasi.
2. Dirikan pesawat di atas titik P2 dan stel pesawat theodolite tepat
di atas titik tersebut sampai datar.
3. Arahkan pesawat theodolite ke titik P 3 kemudian nolkan sudut
horizontal, kemudian kunci sudut horizontal pesawat theodolite.
4. Tentukan titik-titik situasi yang akan dibidik.
5. Putar pesawat theodolite searah jarum jam pada titik-titik yang
sudah ditentukan tersebut secara satu per satu.
6. Catat hasil pengukuran situasi tersebut.
E. KESELAMATAN KERJA
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya
55
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
2.
3.
4.
5.
Target P4
P5 = 0
0 0 ; P5 = (142 ; 178,82)
- Titik 32 = 11
26 30 ; jarak = 8,79 m
- Titik 33 = 21
19 15 ; jarak = 13,6 m
- Titik 34 = 34
06 30 ; jarak =
14,44m
- Titik 35 = 62
56 55 ; jarak =
26,36m
- Titik 36 = 135
24 55 ; jarak =
20,47m
- Titik 37 = 134
51 35 ; jarak =
10,15m
'
-Titik 38 = 307 47 50
''
; jarak = 8,15
m
1. Menentukan Azimuth Dari Titik Pesawat P45
-
45
= arc tan
X 5X 4
Y 5Y 4
= arc tan
142,00155,85
178,82152,21
= arc tan
13,85
26,61
= -27
29 46 + 360
Kuadran IV
= 332
30 14
56
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
-
432
= 332
30 14 + (11
= 343
56 44
= 343
56 44 + (21
= 353
49 29
36 54 + (62
= 108
19 15)
56 55 - 34
06 40)
27 9
27 9 + (136
24 55 - 62
56 55)
55 9
= 436 + (Bacaan 37 Bacaan 36)
437
= 108
55 9 + (134
= 107
21 49
438
06 40 - 21
436
= 35
49 29 + (34
= 35
26 30)
36 54
435
= 6
19 15 - 11
434
= 6
0 0)
433
= 353
26 30 - 0
= 437 + (Bacaan
51 35 - 136
24 55)
38 bacaan 37)
57
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
2. Menghitung Koordinat
-
X32
56 44
= 153,42 m
-
X33
49 29
= 154,42 m
-
X34
36 54
= 157,51 m
-
X35
27 9
= 171,14 m
-
X36
55 9
= 175,21 m
-
X37
21 49
= 165,54 m
-X38
sin 438
Xp4 + d438
155,85 + 8,15
=147,83m
-
Y32
56 44
= 160,66 m
-
Y33
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
= 152,21 + 13,26 x cos 353
49 29
= 165,39 m
-
Y34
36 54
= 166,55 m
-
Y35
27 9
= 173,68 m
-
Y36
55 9
= 145,57 m
-
Y37
21 49
= 149,18 m-
Y38
Tp
Target
P5
156,67m
Bac. sudut
(o)
0
(')
0
Azimut
(")
0
(o)
0
(')
0
(")
Jarak
(m)
(m)
(m)
p4
142,00
178,82
155,85
152,21
32
11
26
30
343
56
44
8,79
153,42
160,66
33
21
19
15
353
49
29
13,26
154,42
165,39
34
34
40
36
54
14,44
157,51
166,55
59
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
35
62
56
55
35
27
26,36
171,14
173,68
36
136
24
55
108
55
20,47
175,21
145,57
37
134
51
35
107
21
49
10,15
165,54
149,18
38
307
47
50
280
18
8,15
147,83
153,67
300
250
200
150
100
50
100
150
200
250
60
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
61