Disusun Oleh :
LEMBAR ASISTENSI
Nama : Syarif Hidayatulloh
Nim : 2022D1B143
Kelas : 2E
Asisten Dosen,
Ahmad Faisal
NIM. 2019D1D002
Praktikum,
Syarif Hidayatulloh
2022D1B143
Teori Dasar
Pada Ilmu Ukur Tanah I ini kita mempelajari tentang pengukuran polygon dengan
menggunakan alat Theodolith. Pengukuran polygon ini menurut bentuknya terbagi menjadi 2
macam, yaitu :
1. Pengukuran Polygon Tertutup
Pengukuran polygon tertutup adalah suatu pengukuran polygon yang diawali
dengan titik awal PO dan pengukuran kembali ketitik awal tersebut. Sehingga titik
awal P mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai titik PO sebagai awal pengukuran dan
titik PO sebagai akhir pengukuran. Koordinat dan azimut titik awal PO dalam
pengukuran ini adalah sama dengan titik akhir PO.
Didalam mencari kesalahan pengukuran pada pengukuran dengan metode polygon
tertutup ada 2 macam yaitu :
a) Apabila pengukuran searah dengan jarum jam ( putaran positif ), maka rumus
untuk mencari drajat kesalahan pengukurannya adalah
∑α0 = ( n + 2 ) x 180º
b) Apabila pengukuran berlawanan arah jarum jam ( putaran negatif ), maka rumus
untuk mencari drajat kesalahan pengukurannya adalah
∑α0 = ( n - 2 ) x 180º
x = d sin α
y = d cos α
Sedangkan untuk sudut zenit / elevasi digunakan untuk dasar perhitungan jarak optis
dan beda tinggi yang dihitung bedasarkan rumus :
d’ = jarak proyeksi
d = jarak miring
d = ( BA – BB ) x 100
Untuk mencari jalan pintas, dilapangan kita juga bisa mencari jarak miring dengan
menempatkan benang bawah pada rambu ukur pada angka tertentu sesuai kehendak,
kemudian membaca benang atasnya maka. Angka yang didapat dari benang atas tersebut
merupakan panjang sisi dari polygon tersebut.
Kemudian untuk mencari beda tinggi dapat dihitung menggunakan rumus:
∆t = d sin ß
Keterangan
1) Pengarah kasar, berfungsi untuk membantu pembidikan yaitu membant mengarahkan
teropong ke target secara kasar.
2) Klem pengunci vertikal, untuk mengunci teropong agar tidak dapat digerakkan
secara vertikal.
3) Penggerak halus vertikal, untuk menggerakkan teropong secara vertikal ke arah
rambu ukur (objek) secara halus.
4) Tempat baterai, berjumlah 4 buah dengan jenis baterai A2.
5) Klem pengunci lingkaran horizontal, untuk mengunci badan pesawat agar tidak
dapat diputar secara horizontal.
A. Persiapan
Dalam suatu pengukuran harus disertai dengan Persipan-persiapan yang harus
dilakukan oleh mahasiswa adalah :
1) Pengecekan Kondisi Alat
2) Pengecekan Rambu-rambu ukur
3) Penyipan Patok – patok
4) Penyiapan perlengkapan lapangan seperti : Kompas biasa, Pensil, Stiep/penghapus,
Pulpen, Papan sandang, Kertas / Blangko ukur untuk mencatat data-data, Kalkulator
dan lain-lain yang di perlukan dalam pengukuran
5) Penentuan lokasi dan pemasangan patok pada tempat tempat yang telah di tentukan
C. Cara Pengukuran
Langkah-langkah yang harus ditempuh mahasiswa dalam pelaksanaan pengukuran
1) Berdirikan alat ukur diantara 2 titik obyek
2) Berdirikan statip diatas titik tersebut dengan meja statip, usahakan datar dan
ketinggian di sesuaikan dengan tinggi pengukur / surveyor
3) Pasang alat ukur (Teodholith) diatas meja statip dan kunci dengan sekerup pengunci
yang berada di bawah meja statip. Usahakan benar-benar kuat dan posisi ulir tidak
miring.
4) Atur nivo dengan memutar krap (ada 3 buah) yang berada pada bagian bawah alat
ukur, arah nivo menunjukkan kedataran alat ukur. Untuk memudahkan lihat posisi
gelembung nivo, Dimana dia akan berada pada bagian yang lebih tinggi
5) Apabila gelembung nivo berada di tengah, maka alat ukur sudah benar-benar datar
6) Putar alat ukur 90° dan perhatikan arah gelembung nivo, apabila gelembung nivo
masih di tengah maka alat cukup baik dan siap mengadakan pengukuran begitu juga
sebaliknya.
7) Kendorkan sekerup pengunci arah horizontal dan vertikal
8) Arahkan terpong pada rambu ukur. Apabila kurang tepat gunakan penggerak halus
vertical atau horizontal, sehingga ujung pensil/rambu ukur tepat pada persilangan
benang diafragma
9) Jarak antara alat ukur dengan rambu ukur usahakan agar tidak terlalu jauh atau
terlalu dekat ( sekitar 180° )
10) Lakukan pembacaan BA, BT, dan BB, perhatikan kontrol bacaan ( BA + BB ) : 2 =
BT, toleransi 0.002.
11) Buka klem kompas dan tunggu hingga putaran kompas diam dan putaran
micrometer, serta himpitkan 3 buah benang pada kotak dibawah bacaan sudut
horizontal (HZ)
12) Lakukan pembacaan sudut horizontal maupun vertikal
13) Catat hasil pembacaan tersebut pada belagko ukur serta serta dengan sketnya (rambu
belakang ) untuk pengukuran cara sorong (misalnya : rekonstruksi batas) pindahkan
alat ukur ketempat rambu ukur dan pindahkan rambu ukur ke target. Atau titik
E. Hasil Pengukuran
Setelah pengukuran selesai dilaksanakan, maka akan dilanjutkan dengan perhitungan
untuk mendapatkan koordinat ; yang terdiri dari Absis (X) dan Ordinat (Y) yang kemudian di
tabelkandanselanjutnyadigambarkan. Adapun hasil pen gukuran yang kami lakukan adalah
sebagai berikut :
Column1 Column2 Column3 Column4 Column5 Column6 Column7 Column8 Column9 Column10 Column11 Column12
BACAAN BACAAN TINGGI
TITIK TARGET
SUSDUT BENANG ALAT
HARIZONTAL VERTIKAL
DERAJAT MENIT DETIK DERAJAT MENIT DETIK BA BT BB
BM P2-P12 359 37 10 90 00 00 1,47 00 1,43 1,49
T1 P3-P1 334 18 50 90 00 00 1,45 00 1,38 1,51
T2 P4-P2 354 23 40 90 00 00 1,57 00 1,39 1,47
T3 P5-P3 114 51 40 90 00 00 1,32 00 1,25 1,49
T4 P6-P4 293 01 20 90 00 00 1,49 00 1,39 1,13
T5 P7-P5 355 93 20 90 00 00 1,35 00 1,01 1,43
T6 P8-P6 296 04 50 90 00 00 1,62 00 1,48 1,69
T7 P9-P7 313 17 00 90 00 00 1,63 00 1,28 1,43
T8 P10-P8 356 37 30 90 00 00 1,32 00 1,28 1,70
T9 P11-P9 286 18 30 90 00 00 1,48 00 1,22 1,46
T10 P12-P10 298 12 00 90 00 00 1,54 00 1,45 1,50
T11 P1-P11 189 29 00 90 00 00 1,45 00 1,00 1,44
T12 P12-P10 198 29 50 90 00 00 1,45 00 1,00 1,50
T13 P1-P11 103 39 50 90 00 00 166 00 1,51 1,44
A. Kesimpulan
Setelah mendapatkan data-data berdasarkan hasil kegiatan praktikum, kemudian data-
data tersebut kami gambar maka kami memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam pegukuran kita harus teliti dan cermat. Dalam pembacaan mistar, untuk
mendapatkan hasil yang baik kita harus memperhatikan waktu pembacaan mistar.
2. Beda tinggi antara buah titik adalah merupakan jarak kedua bidang nivo yang melalui
titik tersebut.
3. Syarat yang harus diperhatikan dalam pengukuran adalah garis bidik didalam pesawat
Pada prinsipnya praktikum Ilmu Ukur Tanah I ini mengacu pada Pengukuran Polygon
Tertutup. Dimana pada pengukuran ini diikat oleh satu titik ikat yaitu PO. Ttik PO ini sebagai
awal dan sekaligus sebagai titik akhir dari pengukuran. Pada pengukuran ini Azimut PO dan
koordinat PO kita cari terlebih dahulu. Untuk koordinat titik PO kita bisa menggunakan
koordinat lokal atau koordinat 0.00. Hal yang sangat penting untuk kita ketahui bersama
karena dalam pengukuran polygon tertutup ini sudah diikat oleh azimut titik awal (PO) maka
azimut titik terakhir dari pengukuran harus sama dengan titik awal tersebut. Kalau seandainya
azimut titik akhir pengukuran lebih atau kurang atau dengan kata lain tidak sama maka
toleransi kesalahannya terlalu besar dari yang diizinkan maka perlu diadakan pengukuran
ulang.
B. Saran
Pada saat pelaksanaan Praktikum Ilmu Ukur Tanah, kita tentunya menginginkan hasil
yang terbaik agar semua data-data yang kita peroleh dapat dipertanggung jawabkan
kebenaran sebagai data yang valid dan akurat. Untuk mendapat data-data yang valid dan
benar, kita hendaknya menggunakan Pesawat Theodolit yang benar-benar dalam kondisi
yang sempurna. Untuk itu diharapkan kepada pihak fakultas agar menyediakan alat-alat yang
dimaksud. Selain itu diharapkan juga untuk melengkapi alat-alat pendukung lainnya seperti
payung, rol meter, patok dan sebagainya sehingga pada waktu pelaksanaan pengukuran dapat
Dan mengingat kita berada dalam masa perkembangan teknologi yang begitu pesat
hendaknya insan akademis juga harus mampu dan dapat diberikan pengetahuan yang sejalan
dangan perkembangan teknologi setidaknya aktual dalam berpengetahuan. Hal ini tentunya
sejalan dengan dengan alat ukur yang digunakan juga sudah ketinggalan jaman sehingga di
dunia kerja mungkin tidak terpakai lagi. Dengan demikian Lembaga pelaksana pendidikan
harus mampu memberikan fasilitas yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga
PENUTUP
Demikian laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini kami susun sebagai salah satu tugas
wajib yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
menjadikan kita sebagai mahasiswa yang memiliki keterampilan yang bermanfaat bagi kita
Laporan ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, dan saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, demi tercapainya kesempurnaan
Brinker, Russel C., Wolf, Paul R. Dasar-dasar Pengukuran Tanah(Surveying). alih bahasa
: Joko Walijatun. Edisi Ketujuh. Jakarta :Erlangga. 1987
Dugdale, R.H. Ilmu Ukur Tanah. alih bahasa : Nur Hasan. Jakarta :Erlangga. 1986
Irvine, William. Penyigian untuk Konstruksi. alih bahasa : Lien. 1995
Umaryono U. Purworahardjo. Pengukuran Tinggi. Jurusan Teknik Geodesi, FTSP, Institut
Teknologi Bandung. 1986
Sunggono K.H., Buku Teknik Sipil, Nova, Bandung, 1979
Karsidi, Kuliah Ilmu Ukur Tanah I, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Mataram,2021
P2
P4
P6