Kelompok : 7 (Tujuh)
1. Ghiast Azru M Sutia (23-2021-034)
2. Lintan Bening N (23-2021-041)
3 Rifa Faruq Hidayat (23-2021-049)
4 Muhammad Haikal R (23-2021-053)
5. Akbar Muhammad A K (23-2021-069)
Kelas B
Nama Asisten :
1. Hany Ardianty (23-2019-006)
2. Bagus Aji Prayogo (23-2019-061)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... i
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 23
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
A. Metode Triangulasi
K 1-3 km - Poligon
Sumber :
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2019/08/7d452_M
ODUL_2_DASAR-
DASAR_PENGUKURAN__TOPOGRAFI_UNTUK_PEKERJAAN_JA
LAN.pdf
2.2 Poligon
Poligon (poly=banyak; gonos=sudut) atau disebut traverse, adalah metode
menyediakan kerangka dasar untuk pemetaan horizontal dengan menghasilkan
beberapa segi empat yang mengukur semua jarak dan sudut. Metode ini sering
digunakan karena sifatnya yang fleksibel dan kesederhanaan hitungannya.
Fleksibel dalam arti bahwa poligon dapat mengikuti berbagai bentuk medan
pengukuran, mulai dari yang paling sederhana, misalnya berupa segitiga, sampai
bentuk kompleks misalnya segi n dengan variasi loop (n adalah jumlah titik
poligon yang tak terbatas).
1. Poligon Utama
2. Poligon Cabang/Bantu
A. Poligon Terbuka
Poligon terbuka merupakan poligon dengan titik awal dan titik akhir
tidak berhimpit atau tidak berada di posisi yang sama, jenis poligon ini terbagi
menjadi tiga yaitu :
https://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.bl
ogspot.com%2FzXIPogGfSqM%2FTd3IThmPIUI%2FAAAAAAAA
AFM%2F5mFfMHtH5tk%2Fs1600%2Fblog.jpg&imgrefurl
B. Poligon Tertutup
Dalam arti kamus (Oxford, 1987), poligon adakag bidang yang
terbentuk dari banyak garis-garis yang biasanya lebih dari lima.
Wongsoethitro (1908) menggunakan istilah poligon pada pembahasannya
tentang penentuan koordinat titik titik suatu tempat dengan cara membuat
segi banyak yang panjang dan terhubung satu sama lain. Sosrodarsono
et,al (1997) menggunakan istilah poligon pada pembahasan pengukuran
titik-titik kontrol sebagai bentuk jaring-jaring yang dibagi menjadi poligon
bersambung dan poligon tertutup. Frick (1979) nebggunakan istilah
poligon dan membaginya secara lebih rinci menjadi berbagai jenis :
terikat, lepas, poligon utama, dan poligon bercabang.
Poligon tertutup merupakan poligon yang titik awal dan titik akhirnya
berada di titik yang sama. Pada poligon tertutup ini secara geometris
bentuk rangkaian poligon bila memiki titik tetap bisa dinamakan poligon
tertutup terikat sempurna.
C. Poligon Kombinasi
Poligon kombinasi adalah gabungan beberapa poligon yang ada
Sumber :
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Ftianjemeduso
n.files.wordpress.com
D. Poligon Bercabang
Poligon bercabang adalah poligon yang mempunyai satu atau lebih
titik simpul.
Sumber :
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Ftianjemeduson.files.w
ordpress.com%2F2012%2F10%2F3.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Ftianjeme
duson.wordpress.com%2F2012%2F10%2F08%2Fpengantar-ilmu-ukur-tanah-
poligon%2F&tbnid=0BA426lEAhZCmM&vet=12ahUKEwi6qp-
q7e30AhXWALcAHRG5Ac8QMygAegUIARCrAQ..i&docid=lttZBp1AsVTiyM&w
=640&h=458&itg=1&q=poligon%20bercabang&ved=2ahUKEwi6qp-
q7e30AhXWALcAHRG5Ac8QMygAegUIARCrAQ
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Persiapan
Langkah-langkah pengukuran :
1. Survei lokasi lapangan lalu menyesuaikan dengan peta satelit yang sudah
di cetak
2. Sambil menyesuaikan dengan peta satelit, kami melakukan penentuan
titik-titik bantu yang sudah di prediksikan lokasinya pada peta satelit
3. Membuat sketsa bidang yang akan diukur, dan menentukan titik-titik
poligon yang akan dilalui
4. Siapkan peralatan pengukuran yang akan dipakai pada saat proses
pengukuran, lalu cek alat yang akan digunakan agar menghindari alat yang
belum di kalibrasi.
5. Bila mana titik-titiknya sudah ditentukan dari survei lapangan sebelumnya
maka siapkan dan berdirikan alat di titik pengukuran
No Gambar Keterangan
No Gambar Keterangan
No Gambar Keterangan
No Gambar Keterangan
No Gambar Keterangan
BAB IV
4.1 Hasil
Setelah mendapat kan hasil bacaan sudut dan jarak lalu diolah sehingga
menjadi koordinat menggunakan hitungan poligon terbuka terikat sepihak (hanya
memiliki 1 titik ikat diawal dan 1 titik ikat diakhir) dengan 9 langkah maka
didapatkan koordinat sebagai berikut :
Koordinat
X Y
-79,593 46,600
-36,364 65,787
32,313 87,517
97,537 4,790
120,090 -65,097
164,780 -107,740
4.2 Analisis
Setelah dilakukan pengolahan data melalui 9 langkah yang nantinya akan
bersangkut paut dalam pengolahannya diantaranya adalah menghitung sudut
jurusan agar bisa mendapat kan KPS, dan dapat menghitung koreksi sudut, sudut
yang di koreksi (ß) dan sudut jurusan (α), lalu menghitung ΔX dan ΔY yang
nantinya akan dipakai untuk menghitung KPA dan KPO yang disambung dengan
koreksi sudah ditentukan maka didapatkan koordinat yang sudah di tampilkan
pada bagian hasil koreksi ΔX dan ΔY yang berakhir pada pencarian nilai titik
koordinat.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Metode penentuan posisi horizontal banyak titik ada 3 macam yaitu
metode triangulasi, trilaterasi, dan poligon. Perbedaan yang signifikan antara
metode triangulasi dan metode trilaterasi adalah bila triangulasi menggunakan
jarring-jaring segitiga dan trilaterasi tidak.
5.2 Saran
Saran dari saya adalah untuk membuat sketsa pengukuran yang tidak
terlalu jauh bentuk nya dengan hasil. Karena bisa disesuai kan dengan gambar
yang mengarah ke utara dan menggambar sketsa berdasarkan kuadran.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar Muda Purwaawijaya, 2008, “Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 2”.
Jakarta, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, DirektoraT
JenderalManajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional
Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, 2019, “MODUL 2
DASAR-DASAR PENGUKURAN TOPOGRAFI UNTUK PEKERJAAN
JALAN”,
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2019/08/7d452_MO
DUL_2_DASAR-
DASAR_PENGUKURAN__TOPOGRAFI_UNTUK_PEKERJAAN_JAL
AN.pdf diakses pada 11 Desember 2021 pukul 12.00
Heppy Wulandari, S.T., “Gambar Teknik Dasar Geomatika untuk SMK/MAK
Kelas X”
https://www.google.co.id/books/edition/Gambar_Teknik_Dasar_Geomatik
a_untuk_SMK/M28LEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0, diakses pada 11
Desember 2021 Pukul 13.49
Arief Syaifullah, S.T., M.Si., Ir. Eko Budi Wahyono, M.Si., Agus Susmiyanto,
S.T. , 2018, “Ilmu Ukur Tanah”, Jakarta, Direktorat Jenderal Infrastruktur
Keagrariaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan
Nasional