Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM 4

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I


“Poligon”
Tanggal Penyerahan 19 Desember 2021

Disusun Oleh : Akbar Muhammad Aflah K (23-2021-069)

Dosen : Rinaldy S.T, M.T

Kelompok : 7 (Tujuh)
1. Ghiast Azru M Sutia (23-2021-034)
2. Lintan Bening N (23-2021-041)
3 Rifa Faruq Hidayat (23-2021-049)
4 Muhammad Haikal R (23-2021-053)
5. Akbar Muhammad A K (23-2021-069)

Kelas B
Nama Asisten :
1. Hany Ardianty (23-2019-006)
2. Bagus Aji Prayogo (23-2019-061)

LABORATORIUM SURVEY PEMETAAN


PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2021
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Maksud dan Tujuan ....................................................................................... 1

1.2 Waktu Pelaksanaan Praktikum ...................................................................... 1

BAB II DASAR TEORI.........................................................................................2

2.1 Penentuan Posisi Horizontal Banyak Titik.................................................... 2

2.2 Poligon .......................................................................................................... 4

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ..........................................................9

3.1 Persiapan ....................................................................................................... 9

3.2 Pelaksanaan Pengukuran Poligon................................................................. 9

3.3 Hitungan Poligon........................................................................................ 14

BAB IV HASIL DAN ANALISIS .......................................................................22

4.1 Hasil ............................................................................................................ 22

4.2 Analisis ........................................................................................................ 22

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................23

5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 23

5.2 Saran ............................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................24

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


i
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Metode Triangulasi ............................................................................ 2


Gambar 2. 2 Metode Trilaterasi .............................................................................. 3
Gambar 2. 3 Poligon terbuka terikat sempurna ....................................................... 6
Gambar 2. 4 Poligon terbuka terikat sepihak .......................................................... 6
Gambar 2. 5 Poligon terrbuka sempurna................................................................. 7
Gambar 2. 6 Poligon kombinasi .............................................................................. 8
Gambar 2. 7 Poligon bercabang .............................................................................. 8
Gambar 3. 1 Menghitung Sudut jurusan ............................................................... 14
Gambar 3. 2 Menghitung Salah Penutup Sudut (KPS) ......................................... 15
Gambar 3. 3 Menghitung koreksi sudut Kßi .......................................................... 15
Gambar 3. 4 Diketahui dan ditanyakan dalam menghitung sudut yang dikoreksi 16
Gambar 3. 5 Proses hitungan menghitung sudut yang dikoreksi dari masing-
masing sudut ......................................................................................................... 16
Gambar 3. 6 Menghitung sudut jurusan yang dikoreksi ....................................... 17
Gambar 3. 7 Menghitung ΔX dan ΔY .................................................................. 18
Gambar 3. 8 Menghitung KPA dan KPO ............................................................. 19
Gambar 3. 9 Menghitung Koreksi ΔX dan ΔY ..................................................... 20
Gambar 3. 10 Menghitung Koordinat Definitif .................................................... 21

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


ii
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tabel triangulasi ..................................................................................... 3


Tabel 3. 1 Pelaksanaan pengukuran poligon tertutup ............................................. 9
Tabel 3. 2 Hasil koordinat pengukuran poligon terbuka terikat sepihak .............. 22

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


iii
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan


A. Maksud
Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah agar siswa dapat mengetahui
dan memahami mengenai “Poligon” adalah metode untuk menentukan banyak
titik posisi horizontal yang berupa sudut dan jarak yang diolah menjadi
koordinat
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum “Poligon” ini adalah :
1. Menentukan nilai koordinat suatu titik dengan metode pengukuran
sudut
2. Melakukan pengukuran sudut menggunakan metode poligon
3. Melakukan pengukuran dengan metode poligon
4. Melakukan pengolahan data ukuran sudut sampai menjadi nilai
koordinat
5. Menentukan banyak titik yang dicari dari beberapa titik ikat
(bergantung pada metode poligon yang digunakan)

1.2 Waktu Pelaksanaan Praktikum


Waktu pelaksanaan praktikum ini dilakukan secara daring melalui
media google meet yang dilaksanakan pada

Hari, tanggal : Kamis, 9 Desember 2021

Waktu : 11.00 s.d 12.00 WIB

Tempat : Di rumah masing-masing

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


1
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Penentuan Posisi Horizontal Banyak Titik


Penentuan posisi horizontal banyak titik dibagi menjadi 3 bagian yaitu
metode triangulasi, trilaterasi dan poligon.

A. Metode Triangulasi

Metode ini dilakukan ketika akan dilakukannya pengembangan


wilayah, wilayah itu dibagi-bagi menjadi jaringan segitiga-segitiga .
beberapa sisi-sisi dipilih dan diukur secara teliti yang disebut baseline.
Semua sudut diukur dengan transit, kemudian garis-garis lainnya
dihitung melalui data. Data ukuran baseline dan sudut-sudut dikoreksi
dengan rumus-rumus sinus.

Gambar 2. 1 Metode Triangulasi


Sumber :
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2019/08/7d452_MODUL_2_DA
SAR-DASAR_PENGUKURAN__TOPOGRAFI_UNTUK_PEKERJAAN_JALAN.pdf

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


2
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

Tabel 2. 1 Tabel triangulasi

TITIK JARAK KETELITIAN METODE

P 20-40 km r 0,07 Triangulasi

S 10-20 km r 0,53 Triangulasi

T 3-10 km r 3,30 Mengikat

K 1-3 km - Poligon

Triangulasi dapat diklasifikasikan menjadi: primer, sekunder, dan


tersier. Bentuk geometri triangulasi terdapat tiga buah bentuk geometrik
dasar triangulasi, yaitu :
a. Rangkaian segitiga yang sederhana cocok untuk pekerjaan-
pekerjaan dengan orde rendah untuk ini dapat sebisa mungkin
diusahakan sisi-sisi segitiga sama panjang.
b. Kuadrilateral merupakan bentuk yang terbaik untuk ketelitian
tinggi, karena lebih banyak syarat yang dapat dibuat dan
kuadrilateral tidak boleh panjang dan sempit.
c. Titik pusat terletak antara 2 titik yang terjauh dan sering di
perlukan.
B. Metode Trilaterasi
Trilaterasi digunakan apabila daerah yang diukur ukuran salah
satunya lebih besar daripada ukuran lainnya, maka dibuat rangkaian
segitiga. Pada cara ini sudut yang diukur adalah semua sisi segitiga.
Metode Trilaterasi yaitu serangkaian segitiga yang seluruh jarak-jaraknya
diukur di lapangan.

Gambar 2. 2 Metode Trilaterasi

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


3
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

Sumber :
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2019/08/7d452_M
ODUL_2_DASAR-
DASAR_PENGUKURAN__TOPOGRAFI_UNTUK_PEKERJAAN_JA
LAN.pdf

2.2 Poligon
Poligon (poly=banyak; gonos=sudut) atau disebut traverse, adalah metode
menyediakan kerangka dasar untuk pemetaan horizontal dengan menghasilkan
beberapa segi empat yang mengukur semua jarak dan sudut. Metode ini sering
digunakan karena sifatnya yang fleksibel dan kesederhanaan hitungannya.
Fleksibel dalam arti bahwa poligon dapat mengikuti berbagai bentuk medan
pengukuran, mulai dari yang paling sederhana, misalnya berupa segitiga, sampai
bentuk kompleks misalnya segi n dengan variasi loop (n adalah jumlah titik
poligon yang tak terbatas).

Poligon adalah segi banyak yang sering digunakan dalam pengadaan


kerangka dasar pemetaan karena sifatnya yang fleksibel dan kesederhanaan
hitungannya. Metode Poligon adalah cara untuk penentuan posisi horizontal
banyak titik dimana titik yang satu dengan lainnya dihubungkan satu dengan yang
lain dengan pengukuran jarak dan sudut sehingga membentuk rangkaian titik-titik
(Poligon).
Dalam arti kamus (Oxford, 1987), poligon adakag bidang yang terbentuk
dari banyak garis-garis yang biasanya lebih dari lima. Wongsoethitro (1908)
menggunakan istilah poligon pada pembahasannya tentang penentuan koordinat
titik titik suatu tempat dengan cara membuat segi banyak yang panjang dan
terhubung satu sama lain. Sosrodarsono et,al (1997) menggunakan istilah poligon
pada pembahasan pengukuran titik-titik kontrol sebagai bentuk jaring-jaring yang
dibagi menjadi poligon bersambung dan poligon tertutup. Frick (1979)
nebggunakan istilah poligon dan membaginya secara lebih rinci menjadi berbagai
jenis : terikat, lepas, poligon utama, dan poligon bercabang.
Poligon merupakan rangkaian banyak titik sehingga mudah disesuaikan atau
fleksibel dengan kondisi lapangan. Dari titik titik tersebut dapat digunakan untuk

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


4
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

berbagai keperluan atau pekerjaan. Berdasarkan bentuk geometrisnya poligon


dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Poligon terbuka, dan


2. Polygon tertutup

Poligon dapat pula diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan ketelitian yang


dimilikinya yaitu sebagai berikut :

1. Poligon Utama

Merupakan rangkaian titik kontrol tingkat pertama dan yang


memiliki ketelitian tinggi. Rangkaian ini bisa berupa poligon terbuka dan
tertutup.

2. Poligon Cabang/Bantu

Merupakan rangkaian titik kontrol tingkat kedua yaitu sebagai


poligon bantu jika kondisi di lapangan memerlukannya. Dari sebutannya
poligon cabang adalah cabang dari poligon utama.

Dengan demikian dapat dipahami pengukuran poligon bertujuan untuk


membenuk jaringan kontrol yang terdiri dari titik-titik yang berdasarkan data yang
diperoleh dari kegiatan pengukuran sudut jurusan dan jarak.

A. Poligon Terbuka

Traverse adalah suatu rangkaian garis yang saling sambung


menyambyng. Pada setiap sambungannya itu dipasang titik atau patok yang
tengahnya ditandai dengan X atau lingkaran kecil yang berguna pada saat
pengukuran yaitu untuk penepatan sumbu vertikal theodolite. Boleh jadi, titik
akhir rangkaian garis itu bertemu kembali dengan titik awalnya. Jika
demikian, secara geometris bentuk itu dikatakan poligon tertutup. Lain halnya
jika titik akhir dan awalnya tidak saling bertemu, secara garis geometris
bentuk itu dikatakan poligon terbuka.

Poligon juga bisa dilihat dari keberadaan titik-titik kontrolnya (titik


ikat). Bisa jadi titik-titik poligon utamanya yang awal atau diakhir poligon

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


5
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

Poligon terbuka merupakan poligon dengan titik awal dan titik akhir
tidak berhimpit atau tidak berada di posisi yang sama, jenis poligon ini terbagi
menjadi tiga yaitu :

1. Poligon Terbuka Terikat Sempurna


Poligon terikat sempurna merpakan poligon terbuka yang
memiliki dua titik ikat pada poligon tersebut, terletak pada titik
awal dan titik akhir rangkaian poligon berupa titik tetap.

Gambar 2. 3 Poligon terbuka terikat sempurna


Sumber

https://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.bl
ogspot.com%2FzXIPogGfSqM%2FTd3IThmPIUI%2FAAAAAAAA
AFM%2F5mFfMHtH5tk%2Fs1600%2Fblog.jpg&imgrefurl

2. Poligon terbuka Terikat Sepihak


Poligon terbuka terikat sepihak merupakan poligon terbuka
yang memiliki 1 titik ikat berupa titik tetap pada titik awal
rangkaian poligon titik akhir rangkaian poligon

Gambar 2. 4 Poligon terbuka terikat sepihak


Sumber :
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%.123doks.comFga
mbar-poligon-terbuka-terikat-sepihak.webp&imgrefurl

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


6
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

3. Poligon Terbuka Sempurna

Poligon ini merupakan poligon terbuka yang tidak memiliki


titik tetap. Pada poligon ini juga hanya dapat dilakukan koreksi
terhadap sudut. Syarat geometris yang digunakan sama dengan
Poligon terbuka terikat sepihak.

Gambar 2. 5 Poligon terrbuka sempurna


Sumber :
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Ftianjem
eduson.wordpress.com

B. Poligon Tertutup
Dalam arti kamus (Oxford, 1987), poligon adakag bidang yang
terbentuk dari banyak garis-garis yang biasanya lebih dari lima.
Wongsoethitro (1908) menggunakan istilah poligon pada pembahasannya
tentang penentuan koordinat titik titik suatu tempat dengan cara membuat
segi banyak yang panjang dan terhubung satu sama lain. Sosrodarsono
et,al (1997) menggunakan istilah poligon pada pembahasan pengukuran
titik-titik kontrol sebagai bentuk jaring-jaring yang dibagi menjadi poligon
bersambung dan poligon tertutup. Frick (1979) nebggunakan istilah
poligon dan membaginya secara lebih rinci menjadi berbagai jenis :
terikat, lepas, poligon utama, dan poligon bercabang.
Poligon tertutup merupakan poligon yang titik awal dan titik akhirnya
berada di titik yang sama. Pada poligon tertutup ini secara geometris
bentuk rangkaian poligon bila memiki titik tetap bisa dinamakan poligon
tertutup terikat sempurna.

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


7
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

C. Poligon Kombinasi
Poligon kombinasi adalah gabungan beberapa poligon yang ada

Gambar 2. 6 Poligon kombinasi

Sumber :
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Ftianjemeduso
n.files.wordpress.com

D. Poligon Bercabang
Poligon bercabang adalah poligon yang mempunyai satu atau lebih
titik simpul.

Gambar 2. 7 Poligon bercabang

Sumber :
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Ftianjemeduson.files.w
ordpress.com%2F2012%2F10%2F3.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Ftianjeme
duson.wordpress.com%2F2012%2F10%2F08%2Fpengantar-ilmu-ukur-tanah-
poligon%2F&tbnid=0BA426lEAhZCmM&vet=12ahUKEwi6qp-
q7e30AhXWALcAHRG5Ac8QMygAegUIARCrAQ..i&docid=lttZBp1AsVTiyM&w
=640&h=458&itg=1&q=poligon%20bercabang&ved=2ahUKEwi6qp-
q7e30AhXWALcAHRG5Ac8QMygAegUIARCrAQ

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


8
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Persiapan

Langkah-langkah pengukuran :

1. Survei lokasi lapangan lalu menyesuaikan dengan peta satelit yang sudah
di cetak
2. Sambil menyesuaikan dengan peta satelit, kami melakukan penentuan
titik-titik bantu yang sudah di prediksikan lokasinya pada peta satelit
3. Membuat sketsa bidang yang akan diukur, dan menentukan titik-titik
poligon yang akan dilalui
4. Siapkan peralatan pengukuran yang akan dipakai pada saat proses
pengukuran, lalu cek alat yang akan digunakan agar menghindari alat yang
belum di kalibrasi.
5. Bila mana titik-titiknya sudah ditentukan dari survei lapangan sebelumnya
maka siapkan dan berdirikan alat di titik pengukuran

3.2 Pelaksanaan Pengukuran Poligon


Tabel 3. 1 Pelaksanaan pengukuran poligon tertutup

No Gambar Keterangan

1 Siapkan alat lalu dirikan di titik


ikat(benchmark), lalu centerin
theodolite T2 .

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


9
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

No Gambar Keterangan

2 Siapkan kaki tiga dan unting-


unting pada titik backsight

3 Arahkan alat ke target secara


kasar menggunakan visir

4 Bidik target menggunakan


teropong

5 Baca-bacaan sudut nya lalu


masukan bacaan sudutnya ke
formulir yang sudah disediakan

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


10
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

No Gambar Keterangan

6 Siapkan titik poligonnya


mengunakan kaki tiga dan
unting-unting, dala menentukan
titik selanjutnya, dari titik ke
titik usahakan tidak terhalang
oleh benda atau bangunan
permanen (tidak bisa
dipindahkan

7 Arahkan alat secara kasar


menggunakan visir dan bidik
menggunakan teropong lalu
baca-bacaan sudut
horizontalnya dan masukan
kedalam formulir, bila sudah
melakukan penembakan biasa
jangan lupa untuk menembakan
bacaan sudut luar biasanya.
Ukur jarak antara titik ke
backsight secara pulang pergi,
dan ke titik poligon secara
pulang pergi

8 Bila sudah mengitari titik-titik


yang sudah ditentukan, lalu kita
sampai di titik akhir. Langkah
awalnya adalah siapkan alat
diatas titik poligon terakhir

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


11
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

No Gambar Keterangan

9 Arahkan alat secara kasar


menggunakan visir ke target

10 Bidik target backsight nya

11 Baca bacaan sudut nya lalu


masukan ke formulir yang telah
disediakan

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


12
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

No Gambar Keterangan

Bila sudah bacaan ke backsight


lalu arahkan alat secara kasar
menggunakan visir ke titik BM
terakhir

13 Bidik target titik terakhir yaitu


BM dan baca bacaan sudut nya
dan masukan ke formulir yang
sudah disediakan, jangan lupa
baca-bacaan luar biasanya dan
ukur jarak antara titik letak alat
ke backsight, dan titik letak alat
ke BM terakhir secara pulang
pergi

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


13
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

3.3 Hitungan Poligon

Gambar 3. 1 Menghitung Sudut jurusan

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


14
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

Gambar 3. 2 Menghitung Salah Penutup Sudut (KPS)

Gambar 3. 3 Menghitung koreksi sudut Kßi

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


15
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

Gambar 3. 4 Diketahui dan ditanyakan dalam menghitung sudut yang dikoreksi

Gambar 3. 5 Proses hitungan menghitung sudut yang dikoreksi dari masing-


masing sudut

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


16
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

Gambar 3. 6 Menghitung sudut jurusan yang dikoreksi

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


17
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

Gambar 3. 7 Menghitung ΔX dan ΔY

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


18
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

Gambar 3. 8 Menghitung KPA dan KPO

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


19
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

Gambar 3. 9 Menghitung Koreksi ΔX dan ΔY

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


20
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

Gambar 3. 10 Menghitung Koordinat Definitif

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


21
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil
Setelah mendapat kan hasil bacaan sudut dan jarak lalu diolah sehingga
menjadi koordinat menggunakan hitungan poligon terbuka terikat sepihak (hanya
memiliki 1 titik ikat diawal dan 1 titik ikat diakhir) dengan 9 langkah maka
didapatkan koordinat sebagai berikut :

Tabel 3. 2 Hasil koordinat pengukuran poligon terbuka terikat sepihak

Koordinat
X Y

-79,593 46,600

-36,364 65,787

32,313 87,517

97,537 4,790

120,090 -65,097

164,780 -107,740

4.2 Analisis
Setelah dilakukan pengolahan data melalui 9 langkah yang nantinya akan
bersangkut paut dalam pengolahannya diantaranya adalah menghitung sudut
jurusan agar bisa mendapat kan KPS, dan dapat menghitung koreksi sudut, sudut
yang di koreksi (ß) dan sudut jurusan (α), lalu menghitung ΔX dan ΔY yang
nantinya akan dipakai untuk menghitung KPA dan KPO yang disambung dengan
koreksi sudah ditentukan maka didapatkan koordinat yang sudah di tampilkan
pada bagian hasil koreksi ΔX dan ΔY yang berakhir pada pencarian nilai titik
koordinat.

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


22
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Metode penentuan posisi horizontal banyak titik ada 3 macam yaitu
metode triangulasi, trilaterasi, dan poligon. Perbedaan yang signifikan antara
metode triangulasi dan metode trilaterasi adalah bila triangulasi menggunakan
jarring-jaring segitiga dan trilaterasi tidak.

Poligon adalah sebagai kerangka pengukuran, poligon juga mempunyai


beberapa metode pengukuran yang dipakai sesuai dengan kebutuhannya, dari
berbagai macam metode poligon terbuka, poligon terbuka terikat sempurna lah
yang mempunyai ketelitian paling sempurna karena memiliki dua titik ikat diawal
dan dua titik ikat di akhir.

5.2 Saran
Saran dari saya adalah untuk membuat sketsa pengukuran yang tidak
terlalu jauh bentuk nya dengan hasil. Karena bisa disesuai kan dengan gambar
yang mengarah ke utara dan menggambar sketsa berdasarkan kuadran.

Mungkin akan menjadi pertanyaan mengapa di dasar teori dijelaskan


bahwa poligon tertutup menentukan titiknya kembali lagi keawal dan pada cara
pengukuran di tabel 3.1 ini tidak dikarenakan pada pengukuran ini menggunakan
dua titik ikat, berbeda dengan yang dijelaskan yang hanya menggunakan satu titik
ikat pada titik awalnya saja. Mengapa bila dua titik ikat tidak kembali ke tempat
awal berdirinya alat? Karena kedua titik ikat tersebut sudah mempunyai koordinat
dan jarak yang sudah ada informasinya sehingga kita hanya perlu mengukur titik-
titik poligonnya saja.

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


23
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar Muda Purwaawijaya, 2008, “Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 2”.
Jakarta, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, DirektoraT
JenderalManajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional
Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, 2019, “MODUL 2
DASAR-DASAR PENGUKURAN TOPOGRAFI UNTUK PEKERJAAN
JALAN”,
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2019/08/7d452_MO
DUL_2_DASAR-
DASAR_PENGUKURAN__TOPOGRAFI_UNTUK_PEKERJAAN_JAL
AN.pdf diakses pada 11 Desember 2021 pukul 12.00
Heppy Wulandari, S.T., “Gambar Teknik Dasar Geomatika untuk SMK/MAK
Kelas X”
https://www.google.co.id/books/edition/Gambar_Teknik_Dasar_Geomatik
a_untuk_SMK/M28LEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0, diakses pada 11
Desember 2021 Pukul 13.49

Yoyok Rahayu Basuki, “Dasar Survei Dan Pemetaan”,


https://www.google.co.id/books/edition/DASAR_SURVEI_DAN_PEMET
AAN/JTYGEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0, diakeses pada 11 Desember
2021 pukul 14.02

Andrew Stefano, ST., MR.Arch, “Ilmu Ukur Tanah 1”,


https://www.google.co.id/books/edition/Ilmu_Ukur_Tanah_I/6MMrEAAA
QBAJ?hl=en&gbpv=0, diakses pada 11 Desember 2021 pukul 14.19

Ferry Sobatnu, 2018 “Survei Terestris”, Kabupaten Sleman, Deeppublish

Arief Syaifullah, S.T., M.Si., Ir. Eko Budi Wahyono, M.Si., Agus Susmiyanto,
S.T. , 2018, “Ilmu Ukur Tanah”, Jakarta, Direktorat Jenderal Infrastruktur
Keagrariaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan
Nasional

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


24
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I

DNG Playground, “Praktikum IUT 1 (Poligon)”


https://www.youtube.com/watch?v=ft-1wTJRczI, pada 11 Desember pada
pukul 15.53

Rinaldy S.T, M.T, 2021, “Metode Poligon”


https://elearning.itenas.ac.id/course/view.php?id=6055, diakses pada 9
Desember pukul 07.00.

Akbar Muhammad Aflah K/ Kelompok 7 / Kelas B


25

Anda mungkin juga menyukai