Disusun Oleh:
Taufiq Ismail NIM. 201230000479
M. Ulil Albab NIM. 201230000486
i
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa laporan yang kami susun masih kurang dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik serta saran kami harapkan. Akhir kata,
semoga Laporan ini bermanfaat untuk kita semua dan dapat menambahkan ilmu
Serta pengetahuan baru bagi kita semua.
Jepara, Juli 2022
ii
DAFTAR ISI
iii
4.3 Lampiran ................................................................................................ 35
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
1
Gambar 1. 1 Perencanaan Trase dan Stationing Jalan
b. Untuk penentuan klasifikasi medan didapatkan melalui perhitungan
nilai elevasi trase jalan pada tiap STA berdasarkan peta kontur
diatas. Sehingga didapatkan nilai klasifikasi jalan pada tiap STA
sebagai berikut:
Tabel 1. 1 Nilai Klasifikasi Medan
STA a b c e (%)
0+000 1,78 1,76 1,78 0,088
0+050 3,98 4,09 4,20 0,44
0+100 6,19 6,39 6,59 0,8
0+150 7,70 7,16 7,19 1,14
0+200 8,79 8,91 9,18 0,78
0+250 9,04 9,16 9,31 0,54
0+300 10,07 9,96 10,00 0,3
0+350 11,48 10,49 10,00 2,96
0+400 12,17 12,04 11,94 0,46
0+450 13,12 13,04 12,96 0,32
0+500 12,51 12,31 12,19 0,64
0+550 13,36 13,26 13,11 0,5
0+600 16,90 16,38 15,70 2,4
2
STA a b c e (%)
0+650 20,08 19,48 18,60 2,96
0+700 21,51 21,01 20,52 1,98
0+750 19,49 19,09 18,69 1,6
0+800 22,59 22,51 22,10 0,98
0+850 24,27 24,14 23,97 0,6
0+900 22,82 22,78 22,77 0,102
0+950 22,02 22,00 22,00 0,046
1+000 23,06 23,00 23,00 0,126
1+050 23,06 23,00 23,00 0,126
1+100 26,60 26,10 25,50 2,2
1+150 26,60 26,10 25,50 2,2
1+200 24,41 24,11 23,78 1,26
1+250 22,82 22,87 22,97 0,3
1+300 21,91 21,71 22,10 1,18
1+350 22,93 22,93 22,98 0,102
1+400 22,00 22,00 22,00 0
1+450 24,86 24,69 24,52 0,68
1+500 26,71 26,41 26,09 1,24
1+550 24,80 24,40 23,90 1,8
1+600 22,11 22,04 21,70 0,82
1+650 20,21 20,00 19,58 1,26
1+700 19,01 18,51 18,21 1,6
1+750 19,19 18,89 18,71 0,96
1+800 19,06 19,01 18,96 0,2
1+850 16,16 16,23 16,28 0,24
1+900 15,52 12,63 12,68 5,88
1+950 11,31 11,19 11,08 0,46
2+000 11,78 11,73 11,71 0,14
2+050 9,31 9,61 9,91 1,2
2+100 11,21 10,59 10,29 1,84
2+150 11,03 11,16 11,31 0,56
2+200 11,30 12,40 13,30 4
2+250 13,96 14,30 14,56 1,2
2+300 15,06 15,21 15,36 0,6
2+350 17,71 17,87 17,92 0,42
2+400 19,71 19,86 20,11 0,8
2+450 17,93 17,86 17,83 0,2
2+500 15,43 15,66 15,80 0,74
3
STA a b c e (%)
2+550 14,06 14,13 14,18 0,24
2+600 14,00 14,00 14,00 0
2+650 13,98 13,69 13,52 0,92
2+700 15,09 15,01 14,92 0,34
2+750 14,79 14,68 14,59 0,4
2+800 15,50 15,39 15,28 0,44
2+850 17,33 17,23 17,14 0,38
2+900 18,28 18,37 18,42 0,28
Rata-rata 1,06
Sumber: Hasil perencanaan, 2022
Berdasarkan perhitungan diatas maka didapatkan nilai klasifikasi
medan (e) rata-rata nya yakni sebesar 1,06%. Maka termasuk dalam
klasifikasi medan jalan datar berdasarkan tabel 1.2 sebagai berikut:
Tabel 1. 2 Klasifikasi Jalan Menurut Medan
1.3 Lampiran
4
BAB II
Faktor
Jenis Kendaraan
Konversi
Sepeda Motor 1
Sedan 1
Pick Up 2
Bus Ringan 2
Bus 3
Truk 2 as 3
Truk 3 as 5
Trailer 5
Sumber: Suryadharma, 1999
Tahun rencana yang direkomendasikan untuk penentuan VLHR
adalah 10 sampai 20 tahun mendatang meskipun hal ini tergantung pada
karakteristik dan pentingnya jalan raya tersebut. Dalam menghitung VLHR,
kendaraan tidak bermotor tidak diperhitungkan sebab pengoperasiannya
jauh berbeda dibandingkan kendaraan bermotor dan pengaruhnya atas lalu-
lintas kendaraan bermotor berubah tergantung volume lalu-lintas kendaraan
bermotor itu sendiri.
Manfaat pengambilan data kendaraan Lalu-lintas dapat digunakan
untuk :
a. Desain jalan antar kota
b. Menentukan tingkat pertumbuhan Lalu-lintas
c. Menganalisis Lalu-lintas perjam, harian, bulanan, dan tahunan
5
d. Analisis kecelakaan (Menghubungkan jumlah dan jenis kendaraan
terhadap arus Lalu-lintas)
e. Perencnaan jaringan dan perdanaan jalan.
Kecepatan rencana (VR) pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang
dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan
kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman pada kondisi cuaca yang
cerah, lalu lintas lengang, dan pengaruh samping jalan tidak berarti (Bina
Marga, 1997).
Tabel 2. 3 Kecepatan Rencana (VR) berdasarkan Klasifikasi dan
Medan Jalan
6
1. Volume Harian Lalulintas Rata-rata (VLHR)
Untuk perhitungan Volume Lalu lintas Harian rata-rata maka
digunakan rumus berikut ini:
VLHR = LHR x (𝟏 + 𝐢)𝐧 x Fe
Keterangan:
VLHR : Volume Lalu lintas Harian Rata-rata (kend/jam)
LHR : Lalu lintas Harian Rata-rata (kend/jam)
i : Pertumbuhan lalu lintas (%)
n : Umur rencana (tahun)
Fe : Nilai faktor ekuivalen
LHR
Kendaraan VLHR
(Kend/Jam)
Sepeda Montor 2361 2361 𝑥 (1 + 0,03) 𝑥 1 3172,99
Sedan 921 921 𝑥 (1 + 0,03) 𝑥 1 1237,75
Pick Up 661 661 𝑥 (1 + 0,03) 𝑥 2 1776,66
Bus Ringan 321 321 𝑥 (1 + 0,03) 𝑥 2 862,79
Bus 212 212 𝑥 (1 + 0,03) 𝑥 3 854,73
Truk 2 as 122 122 𝑥 (1 + 0,03) 𝑥 3 491,87
Truk 3 as 102 102 𝑥 (1 + 0,03) 𝑥 5 685,40
Trailer 98 98 𝑥 (1 + 0,03) 𝑥 5 658,52
Σ 𝑉𝐿𝐻𝑅 9740,71
7
2. Kecepatan Rencana (VR)
Hasil perhitungan VLHR jalan yang direncanakan masuk dalam
kategori Jalan Kolektor II-A, sementara hasil perhitungan klasifikasi
medan masuk dalam golongan medan datar. Berdasarkan Tabel 2.3
kecepatan rencana yang dianjurkan adalah 60 – 90 km/jam
2.3 Lampiran
a. Perhitungan VLHR
b. Parameter Jalan
8
BAB III
9
PI
Tc Ec Tc
TC CT
Lc
Rc Rc
Lc = . 2 π Rc
360 0
Dimana:
Rc = Jari – jari (ditetapkan) (m)
Tc = Jarak antara TC dan PI (m)
Lc = Panjang bagian tikungan (m)
Ec = Jarak PI ke lengkung peralihan (m)
10
perubahan gaya sentrifugal dari nol (pada bagian lurus) sampai mencapai
dimana harga berikut:
PI
Xc Yc
Lc
Keterangan SCS:
PI = Titik tikungan
D = Jarak dari PI ke PI yang lain (m)
V = Kecepatan rencana (km /jam)
∆ = Sudut delta (diukur dari gambar trase )
R = Jari–jari (m)
Ls = Panjang lengkung spiral (m)
Lc = Panjang lengkung circle (m)
Rumus:
∆C = ∆- 2θsp = Yc - RC (1 - cos θs)
∆𝒄
LC = .2πRck = Xc - RCsin θs
𝟑𝟔𝟎°
𝟏
L = Lc+ 2LsES= (Rc + p) sec Δ - Rc
𝟐
𝑳𝒔𝟑 𝟏
Xs = Lc- TS = (Rc + p) tan Δ +k
𝟒𝟎𝑹𝟐 𝟐
𝑳𝒔𝟐
Ys =
𝟔𝑹𝒄
11
Bentuk tikungan ini dipergunakan pada tikungan yang tajam.
Adapun formula-formula yang dipakai sama seperti rumus–rumus pada
tikungan SCS, cuma ada perbedaan pemakaiannya.
Dimana harga p = p* . Ls dan k = k* . Ls
dengan mengambil harga P* dan K* dari s untuk Ls sama dengan L.
Untuk Ls = 1, selanjutnya:
TS = (R + p) tan Δ + k
ES= (R + p) sec Δ – R
PI
Ts
Ls Ls
12
𝑃 > 0,25 𝑚
𝐿𝑐 + 2𝐿𝑠 < 2𝑇𝑠
3. Tikungan Spral-Spriral
Bila 𝑃 > 0,25 𝑚
𝐿𝑐 < 25 𝑚
Diman :
𝐿𝑠
𝑃=
24 𝑅𝑐
(∆ − 2𝜃𝑠)
𝐿𝑐 = . 𝜋𝑅𝑐
180
90 𝐿𝑠
𝜃𝑠 =
𝜋 𝑅𝑐
(Ls diperoleh pada tabel 4.7 Buku Perencanaan Geometrik Jalan)
Tikungan I
𝑅𝑐 = 220 𝑚
∆𝐵 = 44,14°
, ,
D= = = 6,51086364
diperoleh :
𝑒 = 0,095
𝐿𝑠 = 70,0 𝑚
𝐿𝑠 4900
𝑃= = = 0,928030
24 𝑅𝑐 24 . 220
13
90 𝐿𝑠 90 70,0
𝜃𝑠 = . = . = 9,1152376
𝜋 𝑅𝑐 3,14 220
= 99,485433 𝑚
Gambar 3. 4 Tikungan I
14
Tikungan II
𝑅𝑐 = 220 𝑚
∆𝐵 = 18,80°
, ,
D= = = 6,51086364
diperoleh :
𝑒 = 0,095
𝐿𝑠 = 70,0 𝑚
𝐿𝑠 4900
𝑃= = = 0,928030
24 𝑅𝑐 24 . 220
90 𝐿𝑠 90 70,0
𝜃𝑠 = . = . = 9,1152376
𝜋 𝑅𝑐 3,14 220
= 2,18681786 𝑚
15
Gambar 3. 5 Tikungan II
Tikungan III
𝑅𝑐 = 220 𝑚
∆𝐵 = 50,56°
, ,
D= = = 6,51086364
diperoleh :
𝑒 = 0,095
𝐿𝑠 = 70,0 𝑚
𝐿𝑠 4900
𝑃= = = 0,928030
24 𝑅𝑐 24 . 220
16
90 𝐿𝑠 90 70,0
𝜃𝑠 = . = . = 9,1152376
𝜋 𝑅𝑐 3,14 220
= 124,136463 𝑚
17
Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel :
Tabel 3. 1 Perhitungan Menentukan Jenis Tikungan
Jenis
Tikungan R(m) ∆(𝒐) D e Ls(m) P 𝜽𝒔 Lc(m)
Tikungan
𝐷 6,511
𝑒= 𝑒 = . 0,1 = 0,095 = 95 %
𝐷 6,822
18
Ys = Ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak
tegak lurus ke titik SC pada lengkung
Ls = Panjang lengkung peralihan (panjang dari titik TS ke SC
atau CS ke ST)
Lc = Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)
Ts = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
TS = Titik dari tangen ke spiral
Sc = Titik dari spiral ke lingkaran
𝜃𝑐 = Sudut lengkung circle
𝜃𝑠 = Sudut lengkung spiral
Rc = Jari-jari lingkaran
p = Pergeseran tangen terhadap spiral
k = Absis dari p pada garis tangen spiral
Diketahui : Rc = 220 m
∆𝐵 = 44,14 °
𝑉 = 70 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
Ls = 70 m
𝐿𝑠 70
𝑋𝑠 = 𝐿𝑠 1 − = 70 1 − = 69,8228306 𝑚
40 𝑅𝑐 40 . 220
𝐿𝑠 4900
𝑌𝑠 = = = 3,71212 𝑚
6 𝑅𝑐 1320
𝐿𝑠 70
𝑝= − 𝑅𝑐 (1 − cos 𝜃 𝑠) = − 220 (1 − 1,000) = 3,71𝑚
6 𝑅𝑐 6 . 220
19
𝐿𝑠 70
𝑘 = 𝐿𝑠 − − 𝑅𝑐. sin 𝜃 𝑠 = 70 − − 220 . 0,15842
40 𝑅𝑐 40. 220
= 34,97 𝑚
1
𝑇𝑠 = (𝑅𝑐 + 𝑝) tan ∆ + 𝑘 = (220 + 3,71) 0,40545 + 34,97
2
= 125,67 𝑚
1
𝐸𝑠 = (𝑅𝑐 + 𝑝) sec ∆ − 𝑅𝑐 = (220 + 3,71) 1,079 − 220
2
= 20,09 𝑚
Diketahui : Rc = 220 m
∆𝐶 = 37,60 °
𝑉 = 70 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
Ls = 70 m
∆𝑐
𝜃𝑠 = = 18,8
2
𝜃𝑠 ∗ 𝑅
𝐿𝑠 = = 144,3730801 𝑚
28,648
𝐿 = 2𝐿𝑠 = 288,7461603 𝑚
𝐾 ∗ = 0,499444679 𝑚
𝑃 ∗ = 0,01519913 𝑚
𝐾 = 𝐾 ∗ 𝐿𝑠 = 72,10636667 𝑚
𝑃 = 𝑃∗ . 𝐿𝑠 = 2,194345214 𝑚
20
∆𝐶
𝑇𝑠 = (𝑅 + 𝑃) tan + 𝐾 = (220 + 2,19) 0,34043 + 72,11
2
= 147,75 𝑚
∆𝐶
𝐸𝑠 = (𝑅 + 𝑃) sec − 𝑅 = (220 + 2,19) 1,056 − 220 = 90.61 𝑚
2
Diketahui : Rc = 220 m
∆𝐷 = 50,56 °
𝑉 = 70 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
Ls = 70 m
𝐿𝑠 70
𝑋𝑠 = 𝐿𝑠 1 − = 70 1 − = 69,8228306 𝑚
40 𝑅𝑐 40 . 220
𝐿𝑠 4900
𝑌𝑠 = = = 3,71212 𝑚
6 𝑅𝑐 1320
𝐿𝑠 70
𝑝= − 𝑅𝑐 (1 − cos 𝜃 𝑠) = − 220 (1 − 1,000) = 3,71𝑚
6 𝑅𝑐 6 . 220
𝐿𝑠 70
𝑘 = 𝐿𝑠 − − 𝑅𝑐. sin 𝜃 𝑠 = 70 − − 220 . 0,15842
40 𝑅𝑐 40. 220
= 34,97 𝑚
1
𝑇𝑠 = (𝑅𝑐 + 𝑝) tan ∆ + 𝑘 = (220 + 3,71) 0,47227 + 34,97
2
= 140,62 𝑚
1
𝐸𝑠 = (𝑅𝑐 + 𝑝) sec ∆ − 𝑅𝑐 = (220 + 3,71) 1,106 − 220
2
= 192,99 𝑚
21
3.3 Lampiran
22
BAB IV
23
dengan demikian profil tanah asli tersebut mendekati profil yang
sebenarnya. Selanjutnya untuk kebutuhan perencanaan alinyemen vertikal
maka ditarik garis dengan asumsi tidak melampaui kelandaian maksimum
yang sudah ditemukan.
Tabel 4. 1 Perencanaan Elevasi Alinyemen Vertikal
ELEVASI ELEVASI
STA EKSISTING RENCANA
(m) (m)
0+000 1,76 17
0+050 4,09
0+100 6,39
0+150 7,16
0+200 8,91
0+250 9,16
0+300 9,96
0+350 10,49
0+400 12,04 16
0+450 13,04
0+500 12,31
0+550 13,26
0+600 16,38
0+650 19,48
0+700 21,01
0+750 19,09
0+800 22,51
0+850 24,14 19
0+900 22,78
0+950 22,00
1+000 23,00
1+050 23,00
1+100 26,10
1+150 26,10
1+200 24,11
1+250 22,87
1+300 21,71
1+350 22,93
1+400 22,00
24
ELEVASI ELEVASI
STA EKSISTING RENCANA
(m) (m)
1+450 24,69
1+500 26,41
1+550 24,40 16
1+600 22,04
1+650 20,00
1+700 18,51
1+750 18,89
1+800 19,01
1+850 16,23
1+900 12,63
1+950 11,19
2+000 11,73
2+050 9,61 17
2+100 10,59
2+150 11,16
2+200 12,40
2+250 14,30
2+300 15,21
2+350 17,87
2+400 19,86
2+450 17,86
2+500 15,66 16
2+550 14,13
2+600 14,00
2+650 13,69
2+700 15,01
2+750 14,68
2+800 15,39
2+850 17,23
2+900 18,37 17
25
Gambar 4. 1 Elevasi Alinyemen Vertikal
Pada gambar diatas didapatkan cut and fill yang diperlukan untuk
perencanaan elevasi alinyemen vertikal, untuk cutnya didapatkan sebesar
34368,82m2 dan fillnya sebesar 34431,12m2.
Perhitungan untuk menentukan cembung dan cekung pada
perencanaan Alinyemen Vertikal.
A 0+000 17
-1 300 -0,33
3 600 0,50
-3 400 -0,75
1 750 0,13
-1 450 -0,22
26
B 2+900 17
Menghitung Lengkung :
Dengan data yang sudah ada pada Tabel 4.2 dan kecepatan rencana
(VR) sebesar 70km/jam, maka didapatkan:
1. Perhitungan Alinyemen Vertikal Cekung PV1 (STA 0+400)
Diketahui : g1 = -0,3333
g2 = 0,5000
Vr = 80 km/jam
Titik PPV
- Elevasi PPV = 16
- Jarak PPV = 400
- Perbedaan Aljabar Landai (A) (g1 – g2) = - 0,833
- Panjang lengkung vertical dari PLV ke PTV = Lv
Dimana Lv diperoleh dari grafik perencanaan geomterik
dengan mengetahui A dan Vr diperoleh Lv = 150 m
- Pergeseran vertical dari titik PPV ke bagian lengkung = Ev
𝐴 . 𝐿𝑣
𝐸𝑣 = = −0,156
800
Titik PPV’
- Elevansi PPV’ = PPV – Ev = 16,156 m
- Jarak PPV’ = 400 M
Titik PLV
Titik PTV
27
Titik P dan Q
1
𝑥= 𝑥 𝐿𝑣 = 37,5 𝑚
4
𝐴. 𝑥
𝑦= = −0,04 𝑚
200 . 𝐿𝑣
- Elevasi P = PPV – (g1 % . x) – y
= 16,000 – (-0,3 . 37,50) – (-0,039)
= 16,164 m
- Jarak P = PPV – x
= 362,5 m
- Elevasi Q = PPV + (g2% . x) – y
= 16,000 + (0,5 . 37,50) – (-0,039)
= 16,227 m
- Jarak Q = PPV + x
= 437,5 m
28
- Elevasi PPV = 19
- Jarak PPV = 850
- Perbedaan Aljabar Landai (A) (g1 – g2) = 1,250
- Panjang lengkung vertical dari PLV ke PTV = Lv
Dimana Lv diperoleh dari grafik perencanaan geomterik
dengan mengetahui A dan Vr diperoleh Lv = 150 m
- Pergeseran vertical dari titik PPV ke bagian lengkung = Ev
𝐴 . 𝐿𝑣
𝐸𝑣 = = 0,234
800
Titik PPV’
- Elevansi PPV’ = PPV – Ev = 18,766 m
- Jarak PPV’ = 850 M
Titik PLV
Titik PTV
Titik P dan Q
1
𝑥= 𝑥 𝐿𝑣 = 37,5 𝑚
4
𝐴. 𝑥
𝑦= = 0,06 𝑚
200 . 𝐿𝑣
- Elevasi P = PPV – (g1 % . x) – y
= 19,000 – (0,50 . 37,50) – (0,059)
= 18,754 m
- Jarak P = PPV – x
= 812,5 m
- Elevasi Q = PPV + (g2% . x) – y
= 19,000 + (- 0,75 . 37,50) – (0,059)
29
= 18,660 m
- Jarak Q = PPV + x
= 887,5 m
30
Titik PLV
Titik PTV
Titik P dan Q
1
𝑥= 𝑥 𝐿𝑣 = 37,5 𝑚
4
𝐴. 𝑥
𝑦= = −0,04 𝑚
200 . 𝐿𝑣
- Elevasi P = PPV – (g1 % . x) – y
= 16,000 – (- 0,75 . 37,50) – (- 0,041)
= 16,323 m
- Jarak P = PPV – x
= 1512,5 m
- Elevasi Q = PPV + (g2% . x) – y
= 16,000 + (0,13 . 37,50) – (-0,041)
= 16,091 m
- Jarak Q = PPV + x
= 1587,5 m
31
Gambar 4. 4 Alinyemen Vertikal PV3
32
- Jarak PLV = PPV - . Lv =1975 m
Titik PTV
Titik P dan Q
1
𝑥= 𝑥 𝐿𝑣 = 37,5 𝑚
4
𝐴. 𝑥
𝑦= = 0,02 𝑚
200 . 𝐿𝑣
- Elevasi P = PPV – (g1 % . x) – y
= 17,000 – (0,13 . 37,50) – (0,017)
= 16,933 m
- Jarak P = PPV – x
= 2012,5 m
- Elevasi Q = PPV + (g2% . x) – y
= 17,000 + (-0,22 . 37,50) – (0,017)
= 16,900 m
- Jarak Q = PPV + x
= 2087,5 m
33
5. Perhitungan Alinyemen Vertikal Cekung PV5 (STA 2+450)
Diketahui : g1 = -0,2222
g2 = - 0,0444
Vr = 80 km/jam
Titik PPV
- Elevasi PPV = 16
- Jarak PPV = 2450
- Perbedaan Aljabar Landai (A) (g1 – g2) = -0,178
- Panjang lengkung vertical dari PLV ke PTV = Lv
Dimana Lv diperoleh dari grafik perencanaan geomterik
dengan mengetahui A dan Vr diperoleh Lv = 150 m
- Pergeseran vertical dari titik PPV ke bagian lengkung = Ev
𝐴 . 𝐿𝑣
𝐸𝑣 = = −0,033
800
Titik PPV’
- Elevansi PPV’ = PPV – Ev = 16,033 m
- Jarak PPV’ = 2450 M
Titik PLV
Titik PTV
Titik P dan Q
1
𝑥= 𝑥 𝐿𝑣 = 37,5 𝑚
4
𝐴. 𝑥
𝑦= = −0,01 𝑚
200 . 𝐿𝑣
- Elevasi P = PPV – (g1 % . x) – y
= 16,000 – (-0,22 . 37,50) – (0,008)
34
= 16,092 m
- Jarak P = PPV – x
= 2412,5 m
- Elevasi Q = PPV + (g2% . x) – y
= 16,000 + (-0,04 . 37,50) – (-0,008)
= 15,992 m
- Jarak Q = PPV + x
= 2487,5 m
4.3 Lampiran
35
BAB V
36
Kemiringan dasar saluran:
- Elevasi 1 : 19 m
- Elevasi 2 : 16 m
- Jarak antar elevasi : 2900 m
Maka:
∆Z
Kemiringan saluran (S) =
L
19 - 16
=
2900
= 0,00103%
Sehingga:
- Debit rencana (Q) :
Q = 0,278 . C . I . A
= 1,278 . 0,95 . 3,5 . 1,87
= 7,946285 m3/detik
- Perhitungan dimensi saluran:
Q = A.V
2
1 h 3 1
7,9463 = h2 . √ 3 . .( ) . 0,00522
0,014 2
h = 0,8794 m
Maka:
Tinggi saluran (h) = 0,87943 m ≈ 0,9 m
2
Lebar saluran (B) = h √3
3
= 1,03923 m ≈ 1 m
Tinggi jagaan = 25% . B
= 1 m ≈ 0,25 cm
37
Gambar 5. 1Saluran Drainase
A : = 1,25 m 1,25 m
D : = 2,5 m 2,5 m
E :D = 2,5 m
B : 0,7. H = 10,5 m
P : = 600 m
Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui berapa volume
pasangan batu kali yang diperlukan untuk membangun talud sesuai
dengan dimensi yang direncanakan.
Sehingga:
38
Gambar 5. 2 Talud Tipe I
L1 = xt
,
= x 12,5
= 128,13 𝑚
- Volume Trapesium (V1)
V1 = L1 x p
= 128,13 x 600
= 76875 𝑚
- Volume Persegi Panjang (V2)
V2 =p x l x t
= 600 x 10,5 x 2,5
= 15750 𝑚
- Volume Total
39
Vtl = V1 + V2
= 76875 + 15750
= 92625 𝑚
Talud Tipe 2
H : = 7m
A : = 0,5833 m 6m
D : = 1,1667 m 1,12 m
E :D = 1,12 m
B : 0,7. H = 4,9 m
P : = 500 m
Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui berapa volume
pasangan batu kali yang diperlukan untuk membangun talud sesuai
dengan dimensi yang direncanakan.
Sehingga:
40
Menghitung Pasangan Batu
- Luas Trapesium (L1)
L1 = xt
,
= x 5,9
= 28,4 𝑚
- Volume Trapesium (V1)
V1 = L1 x p
= 28,4 x 500
= 14200 𝑚
- Volume Persegi Panjang (V2)
V2 =p x l x t
= 500 x 4,9 x 1,12
= 2744 𝑚
- Volume Total
Vtl = V1 + V2
= 14200 + 2744
= 16944 𝑚
Talud Tipe 3
H : = 3m
A : = 0,25 m 0,1 m
D : = 0,5 m 0,2 m
E :D = 0,2 m
B : 0,7. H = 2,1 m
P : = 350 m
41
Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui berapa volume
pasangan batu kali yang diperlukan untuk membangun talud sesuai
dengan dimensi yang direncanakan.
Sehingga:
L1 = xt
,
= x 2,8
= 6,58 𝑚
- Volume Trapesium (V1)
V1 = L1 x p
= 6,58 x 350
42
= 2303 𝑚
- Volume Persegi Panjang (V2)
V2 =p x l x t
= 350 x 2,1 x 0,2
= 147 𝑚
- Volume Total
Vtl = V1 + V2
= 2303 + 147
= 2450 𝑚
5.3 Lampiran
1. Perhitungan drainase
2. Perhitungan bangunan pelengkap (talud)
43
BAB VI
6.1 Lampiran
44