Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN POLYGON
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah IIpada Semester III
Dosen pengampu : Totok Yulianto, ST.,MT.

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Aldi Mubaroq (1694094006)
2. Andik Nur Azis (1694094016)
3. M. Abdaul Ikhwan (1694094029)
4. Laela Akmalinda Soraya (169409402)
5. Ridho Uday Mahendra (1694094046)
6. M. Natsir Andre (16940940)

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG JOMBANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2ini.

Adapun laporan ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari segi penyusunan bahasa maupun
segi lainnya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya saran dan kritik dari pembaca kepada kami, khususnya Bapak Totok
Yulianto, ST., selaku dosen pengampu agar kami dapat memperbaiki laporan ini.

Akhirnya kami mengharapkan semoga dari Laporan Praktikum Ilmu Ukur


Tanah ini dapat memenuhi penilaian kami pada matakuliah ilmu ukur tanah pada
semester 3 ini.

Jombang, 02 Desember 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Praktikum .................................................................................. 2
1.4 Manfaat Praktikum ................................................................................ 2
1.5 Sistematika Laporan .............................................................................. 2
1.6 Waktu dan Tempat Praktikum ............................................................. 2
BAB II .....................................................................................................................3
LANDASAN TEORI..............................................................................................3
2.1 Pengertian Polygon ................................................................................. 3
2.2 Theodolit.................................................................................................. 4
2.3 Pengoperasian Theodolit ....................................................................... 5
2.4 Kesalahan dalam Pengukuran Menggunakan Theodolit ................... 6
2.5 Pengolahan Data Hail Pengukuran ...................................................... 7
BAB III ..................................................................................................................10
PENGOLAHAN DATA .......................................................................................10
3.1 Tahapan Pengambilan Data Pengukuran .......................................... 10
5.1 Lembar Asistensi .................................................................................. 13
BAB VI ..................................................................................................................14
PENUTUP .............................................................................................................14
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 14
6.2 Saran ...................................................................................................... 14
DOKUMENTASI .................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran adalah suatu disiplin ilmu yang mencakup semua metode
mengukur, memproses, dan menyebarluaskan informasi mengenai bentuk
fisik bumi dan lingkungannya. Secara sederhana surveying meliputi
pekerjaan pengukuran jarak dan sudut.
Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu yang lebih luas yang
dinamakan ilmu geodesi. Ilmu geodesi mempunyai dua maksud yaitu:
a. Maksud ilmiah : menentukan bentuk permukaan bumi
b. Maksud praktis : membuat bayangan yang dinamakan peta dari
sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi
Maksud praktis adalah maksud untuk membuat peta ataupun cara-cara
pengukuran dibumi untuk berbagai keperluan seperti halnya pemetaan,
penentuan posisi relatif dan sebagainya yang dilakukan pada daerah yang
relatif sempit sehingga untuk kelengkungan permukaan bumi dapat
diabaikan. Maksud ini dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuraan
diatas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan, karena
adanya gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang curam.
Pengukuran-pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk
mendapat hubungan mendatar titik-titik yang diukur diatas permukaan bumi
dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat hubungan tegak antara
titik-titik yang diukur.
Untuk memindahkan keadaan dari permukaan bumi yang tidak
beraturan dan yang melengkung pula ke bidang peta yang datar, diperlukan
bidang perantara yang dipilih sedemikian, hingga pemindahan keadaan itu
dapat dilakukan dengan semudah-mudahnya. Dari situlah kami bermaksud
untuk melakukan suatu praktikum dan akhirnya selama satu semester ini
kami telah melakukan praktikum tersebut dan kami susun dalam bentuk
laporan ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagimana cara melakukan pengukuran polygon tertutup dengan
theodolith?
2. Bagaimana cara menghitung sudut pada polygon tertutup?
3. Bagaimana cara menentukan koordinat suatu titik pada polygon
tertutup?
4. Bagaimana cara menghitung jarak optis dengan theodolith?

1.3 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui penggunaan alat ukur Theodolith.
2. Untuk mengetahui sudut sautu titik dengan alat ukur Theodolith.
3. Untuk mengetahui koordinat suatu titik dengan alat ukur Theodolith.
4. Untuk mengetahui jarak dengan alat ukur Theodolith.

1.4 Manfaat Praktikum


Menambah pengetahuan mengenai pengukuran dalam bidang Teknik
Sipil, sehingga dapat merencanakan suatu gambar perencanaan dari kondisi
existing yang telah diukur dengan alat.

1.5 Sistematika Laporan


Bab I Pendahuluan
Bab II Dasar Teori
Bab III Pengolahan Data
Bab IV Analisis Data Pengukuran
Bab V Penutup

1.6 Waktu dan Tempat Praktikum


Tanggal : 23 November 2017
Waktu : 09.00 WIB – selesai
Tempat : Lapangan Kampus B Universitas Hasyim Asy’ari

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Polygon
Polygon adalah serangkaian garis lurus di permukaan tanah yang
menghubungkan titik-titik di lapangan, dimana pada titik-titik tersebut
dilakukan pengukuran sudut dan jarak.
Ada dua macam bentuk poligon:
1. Poligon terbuka : Polygon yang tidak mempunyai syarat geometris.
Polygon ini tidak mempunyai sudut dalam, jadi pengukuran dimulai
dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal. Pengukuran poligon
terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai, maupun
irigasi.
Poligon terbuka terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Terikat sempurna
Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data
koordinat pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat
dan elevasi (x, y, z).
b. Tidak terikat sempurna
Dikatakan tidak terikat sempurna apabila hanya mempunyai
data koordinat dan elevasi pada titik awal saja. Polygon terbuka
tidak terikat sempurna ini tidak bisa dikoreksi sehingga hanya
surveyor-surveyor handal dan berpengalaman banyak lah yang
bisa mengunakan ini karena tingakat ketelitian dan kesalahan
sudutnya hanya kecil.
2. Poligon Tertutup : Polygon yang mempunyai syarat geometris.
Polygon ini mempunyai sudut dalam untuk tiap titiknya. Yang
dimaksud tertutup yaitu apabila mulai dari titik satu kemudian ke titik
dua dan seterusnya yang akan kembali ke titik satu lagi. Fungsi dari
kembali ke titik satu lagi adalah digunakan untuk mengoreksi besaran
sudut pada tiap segi banyak tersebut.

3
2.2 Theodolit
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi permukaan tanah (kontur) dengan sudut mendatar dan
sudut tegak. Di dalam theodolit sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada
satuan sekon (detik). Di dalam pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran
polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari.

Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti pesawat


penyipat datar bila sudut vertikalnya dibuat 90º. Dengan adanya teropong
pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan ke segala arah. Di dalam
pekerjaan bangunan gedung theodolit sering digunakan untuk menentukan
sudut siku-siku pada perencanaan/pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat
digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.

4
Gambar 2.1. Bagian – bagian Theodolith
Bagian-bagian Theodolit :
No. Nama Bagian
1 Teropong
2 Nivo tabung
3 Sekrup okuler & obyektif
4 Sekrup gerak vertikal
5 Sekrup gerak horizontal
6 Sekrup pengunci teropong
7 Sekrup pengunci sudut vertikal
8 Sekrup pengunci sudut horizontal
9 Nivo kotak

Bagian Bawah terdiri dari :


No. Nama Bagian
1. Statip / Tripod
2. Tiga sekrup penyetel nivo kotak
3. Unting – unting
4. Sekrup repetisi
5. Sekrup pengunci pesawat dengan statip

2.3 Pengoperasian Theodolit


Cara kerja penyiapan alat theodolit :
1. Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan statip.
2. Tinggikan setinggi dada pengukur.
3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan.
4. Buat kaki statip berbentuk segitiga sama sisi.
5. Kuatkan kaki statif.
6. Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar.
7. Letakkan theodolite di tribar plat.

5
8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite.
9. Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak / vertical
dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat
ukur tersebut.
10. Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar
dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat
ukur tersebut.
11. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering
kemudian geser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titi ikat
(BM), dilihat dari centering optik.
12. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada
dinding.
13. Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan
melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui
nilai kesalahan index tersebut.

2.4 Kesalahan dalam Pengukuran Menggunakan Theodolit


1. Kesalahan pengukur :
a. Pengaturan alat tidak sempurna.
b. Salah taksir dalam pembacaan.
c. Salah catat.
2. Kesalahan pada theodolit:
a. Jarum kompas tidak benar-benar mengarah ke Utara
b. Jarum kompas tidak dapat bergerak bebas pada porosnya
c. Garis bidik tidak tegak lurus sumbu mendatar
d. Garis skala 0º-180º atau 180º-0º tidak sejajar garis bidik
e. Letak teropong eksentris
f. Poros penyangga magnet tidak sepusat dengan skala lingkaran
mendatar
3. Kesalahan alam:
a. Deklinasi magnet
b. Atraksi lokal

6
2.5 Pengolahan Data Hail Pengukuran
1. Perhitungan penutup sudut
(𝑅 − 𝑅) + (𝐿 − 𝐿)
𝛽=
2
Pengukuran yang dilakukan searah dengan jarum jam
β : sudut dalam
R : sudut horizontal biasa
L : sudut horizontal luar biasa
2. Perhitungan Koreksi Sudut Dalam
Sudut dalam (𝛽) hasil pengukuran dapat dikoreksi dengan kesalahan
pengukuran setiap titik.
∑𝛽 = (𝑛 − 2)180 + 𝑓𝛽
Kesalahan pengukuran setiap titik dihitung dengan,
𝑓𝛽
𝐾=
𝑛
Keterangan :
∑𝛽 : jumlah sudut dalam sebelum terkoreksi
n : jumlah titi detail dan titik basis
𝑓𝛽 : kesalahan pengukuran
K : kesalahan pengukuran setiap titik
Koreksi yang dilakukan pada sudut dalam dilaksanakan dengan
mengurangi sudut dalam dengan kesalahan pengurangan setiap titik.
𝛽2 = 𝛽1 − 𝐾
Keterangan:
β2 : β terkoreksi
β2 : β sebelum terkoreksi
K ∶ kesalahan pengukkuran tiap titik
3. Penentuan Azimuth Awal (𝜑)
Azimuth awal yang ditentukan berdasarkan koordinat titik basis yang
telah diketahui. Sedangkan 𝜑 AB adalah sudut azimuth yang akan
dicari besarnya.

7
𝑋𝑏 − 𝑋𝑎
𝜑𝐴𝐵 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔
𝑌𝑏 − 𝑌𝑎
Karena apabila kita menghitunng harga 𝜑𝐴𝐵 selalu didapatkan harga
𝜑𝐴𝐵 90° sedangkan azimuth berharga antara 0° sampai dengan 360°
maka untuk mencari besarnya azimuth dipakai cara sebagai berikut:
Kwadran 𝑋𝑏 − 𝑋𝑎 𝑌𝑏 − 𝑌𝑎 Azimuth (𝜑)
I + + AB
II + - 180 − 𝜑𝐴𝐵
III - - 180 + 𝜑𝐴𝐵
IV - + 360 − 𝜑𝐴𝐵

4. Perhitungan Azimuth (𝜑)


Azimuth 𝜑𝐴𝐵 merupakan azimuth awal yang telah kami hitung
sebelumnya sedangkan sudut 𝛽 berdasarkan hasil pengukuran
dilapangan. Dari dua besaran (𝜑𝐴𝐵 𝑑𝑎𝑛 𝛽) yang telah diketahui ini
maka dapat dicari besarnya azimuth selanjutnya (𝑚𝑖𝑠𝑎𝑙 𝜑𝐵1) dengan
rumus sebagai berikut:
𝜑𝐵1 = 𝜑𝐴𝐵 ± 𝛽𝐵 ± 180°
Rumus tersebut berlaku umum dengan ketentuan tanda (+) sbb:
a. Untuk ±180 dapat dipakai plus (+) atau tanda (-) pilih salah
satu berdasarkan (+) dari 𝛽 harus berlawanan arah.
b. Untuk ±𝛽 dipakai tanda (+) bila sudut 𝛽 berada disebelah kiri
arah jurusan (berlawanan arah jarum jam) dan dipakai tanda (-)
bila sudut 𝛽 berada disebelah kanan arah jurusan. (searah jarum
jam)
Kesalahan (Cfy / Cfx) ini dibagikan pada tiap-tiap sisi sebanding
dengan jaraknya:
𝐷
∆𝑦 = . 𝐶𝑓𝑦/𝐶𝑓𝑥
∑𝐷
Untuk mencari Cfy :
𝐶𝑓𝑦 = ∑𝑑 cos 𝑎𝑧𝑖𝑚𝑢𝑡ℎ + (𝑌𝑏 − 𝑌𝑎 )
Untuk mencari Cfx :

8
𝐶𝑓𝑥 = ∑𝑑 sin 𝑎𝑧𝑖𝑚𝑢𝑡ℎ + (𝑋𝑏 − 𝑋𝑎 )
5. Menghitung koordinat
Dari perhitungan azimuth, selanjutnya akan digunakan untuk
menghitung koordinat. Besaran yang digunakan disamping azimuth
adalah jarak anatara dua titik dan koordinat awal.
Rumus perhitungan koordinat :
Dari titik tetap A (Xa,Ya) dan B (Xb,Yb) yang dijadikan sebagai
koordinat awal untuk perhitungan koordinat titik 1-akhir adalah:
𝑋1 = 𝑋𝑏 + 𝐷𝐵1 sin 𝜑 𝐵1 + ∆𝑥𝐵1
𝑌1 = 𝑌𝑏 + 𝐷𝐵1 cos 𝜑 𝐵1 + ∆𝑦𝐵1
Keterangan:
X1 = koordinat x titik 1
Y1 = koordinat y titik 1
𝐷𝐵1 = jarak antara titik B dengan titik 1
∆𝑥𝐵1= koreksi jarak x (B-1)
∆𝑦𝐵1 = koreksi jarak y (B-1)

9
BAB III
PENGOLAHAN DATA

3.1 Tahapan Pengambilan Data Pengukuran

Gambar 3.1 Tahapan Pengambilan Data Pengukuran

10
PERHITUNGAN TITIK SEKITAR
BACAAN SUDUT d sin KOORDINAT d cos KOORDINAT
TP TITIK AZIMUTH JARAK
D M S DESIMAL azimuth (X) azimuth (Y)
7,609 112,235
Βtp0 260,38
TP0
TP9 110 42 35 110,710 110,71 20,00
TP1 260 22 30 260,375 191,08 15,00
1,66 81,82
βtp1 157,48
TP1
TP0 0 0 0 0,000 15,00
TP2 157 28 31 157,475 168,56 15,00
9,21 44,59
βtp2 176,66
TP2
TP1 0 0 0 0,000 15,00
TP3 176 39 21 176,656 165,22 10,00
19,17 6,90
βtp3 203,85
TP2 0 0 0 0,000 10,00
TP4 203 50 50 203,847 189,06 20,00
TP3
A 348 6 55 348,115 333,33 34 -15,26 3,91 30,38 37,28
B 3 32 26 3,541 -11,24 31 -6,04 13,13 30,41 37,30
C 353 50 18 353,838 339,05 13,4 -4,79 14,38 12,51 19,41
D 325 44 45 325,746 310,96 18,4 -13,89 5,28 12,06 18,96
9,43 -54,31
βtp4 169,94
TP3 0 0 0 0,000 20,00
TP5 169 56 14 169,937 179,00 20,00
TP4 A 77 43 54 77,732 86,79 25,4 25,36 34,79 1,42 -52,89
B 145 34 58 145,583 154,65 2,2 0,94 10,37 -1,99 -56,29
C 196 13 29 196,225 205,29 16 -6,83 2,59 -14,47 -68,77
D 300 27 27 300,458 309,52 12,6 -9,72 -0,29 8,02 8,02
E 305 11 31 305,192 314,26 32,4 -23,21 -13,78 22,61 -31,70
9,98 -85,29
βtp5 351,92
TP4 0 0 0 0,000 10,00
TP6 351 55 27 351,924 350,92 7,70
A 275 32 6 275,535 274,54 53,6 -53,43 -43,45 4,24 -81,05
B 269 35 57 269,599 268,60 53,8 -53,78 -43,80 -1,31 -86,61
TP5
C 257 48 27 257,808 256,81 24,8 -24,15 -14,17 -5,66 -90,95
D 223 40 39 223,678 222,68 32,2 -21,83 -11,85 -23,67 -108,96
E 201 26 17 201,438 200,44 22,8 -7,96 2,02 -21,36 -106,66
F 194 41 34 194,693 193,69 25,6 -6,06 3,92 -24,87 -110,16
G 181 28 0 181,467 180,47 22,8 -0,19 9,79 -22,80 -108,09
H 191 23 44 191,396 190,40 14,8 -2,67 7,31 -14,56 -99,85
2,19 -36,39
βtp6 179,47
TP6
TP5 0 0 0 0,000 7,70
TP7 179 28 24 179,473 350,40 20,00
-3,80 -0,88
βtp7 189,76
TP6 0 0 0 0,000 8,10
TP8 189 45 35 189,760 360,16 0,00
A 59 20 25 59,340 229,74 29,2 -22,28 -26,09 -18,87 -19,76
TP7 B 107 36 35 107,610 278,01 21 -20,80 -24,60 2,93 2,04
C 107 53 57 107,899 278,30 17,2 -17,02 -20,82 2,48 1,60
D 134 39 34 134,659 305,06 20 -16,37 -20,18 11,49 10,60
E 138 35 1 138,584 308,98 18,2 -14,15 -17,95 11,45 10,56
F 160 53 57 160,899 331,30 18,4 -8,84 -12,64 16,14 15,25
G 170 58 58 170,983 341,38 20 -6,39 -10,19 18,95 18,07
-3,54 86,15
βtp8 183,61
TP7 0 0 0 0,000 0,00
TP8
TP9 183 36 36 183,610 3,77 0,00
a 243 52 9 243,869 64,03 35,2 31,64 28,11 15,42 101,56
b 230 16 3 230,268 50,43 42,4 32,68 29,15 27,01 113,16
-1,55 116,09
βtp9 286,94
TP8 0 0 0 0,000 0,00
TP0 286 56 32 286,942 110,71
TP9 A 1 34 43 1,579 -174,65 34,4 -3,21 -4,76 -34,25 81,84
B 7 47 7 7,785 -168,45 34,6 -6,93 -8,48 -33,90 82,19
C 33 54 23 33,906 -142,33 7,8 -4,77 -6,32 -6,17 109,92
D 72 42 50 72,714 -103,52 16,8 -16,33 -17,89 -3,93 112,16
E 98 16 28 98,274 -77,96 15,4 -15,06 -16,62 3,21 119,30

11
PENGUKURAN POLIGON HARI/TANGGAL : Senin/ 16 OKTOBER 2017
DIUKUR OLEH KELOMPOK : 02
CUACA : BADAI
LOKASI : SEKITAR PONDOK PUTRI
NAMA/NO.ALAT : Theodolite

TEMPAT NO Sudut Sudut S . SIN α koordinat S . COS α Koordinat


Koreksi Azimut Jarak Koreksi Koreksi
PESAWAT TITIK Sebelum Sesudah - + X - + Y
Dikoreksi Dikoreksi 110°42'35" 7,609 112,235
TP0
260°22'30" 0" 260°22'30" 191°05'05" 31,00 -5,96 0,01 1,66 -30,42166 0,01 81,82
TP9-TP1
TP1
157°28'31" 0" 157°28'31" 168°33'36" 38,00 7,536983 0,01 9,21 -37,24505 0,01 44,59
TP0-TP2
TP2
176°39'21" 176°39'21" 165°12'57" 39,00 9,951964 0,01 19,17 -37,70886 0,01 6,90
TP1-TP3
TP3
203°50'50" 0" 203°50'50" 189°03'47" 62,00 -9,77 0,02 9,43 -61,22597 0,02 -54,31
TP2-TP4
TP4
169°56'16" 2" 169°56'14" 179°00'01" 31,00 0,540874 0,01 9,98 -30,99528 0,01 -85,29
TP3-TP5
TP5
351°55'27" 0" 351°55'27" 350°55'28" 49,50 -7,81 0,02 2,19 48,88032 0,02 -36,39
TP4-TP6
TP6
179°28'24" 0" 179°28'24" 350°23'52" 36,00 -6,01 0,01 -3,80 35,49562 0,01 -0,88
TP5-TP7
TP7
189°45'35" 0" 189°45'35" 360°09'27" 87,00 0,239153 0,03 -3,54 86,99967 0,03 86,15
TP6-TP8
TP8
183°36'36" 0" 183°36'36" 03°46'03" 30,00 1,971237 0,01 -1,55 29,93517 0,01 116,09
TP7-TP9
TP9
TP8-TP1 286°56'32" 0" 286°56'32" 110°42'35" 10,09 9,438025 0,00 7,887 -3,568163 0,00 112,53

-29,54 29,68 0,14 -201,16 201,31 0,15


2160,000 413,59 0,14 0,15

12
5.1 Lembar Asistensi

13
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Jadi, untuk mencari azimuth titik awal maka data 2 titik harus sudah
diketahui koordinatnya. Dan untuk mencari azimuth titik selanjutnya
maka azimuth titik awal dijadikan sebagai acuan.
2. Jadi, untuk mencari koordinat suatu titik maka koordinat suatu titik
harus sudah diketahui yang kemudian ditambahkan dengan data absis
& koordinat sebelum terkoreksi dan sesudah terkoreksi.
3. Jadi, untuk mencari jarak optis antar titik maka data tiap koordinat
harus sudah diketahui semuanya.

6.2 Saran
Sebelum melakukan pengukuran, kita harus mengetahui & memahami
bagimana cara menggunakan alat Theodolith agar tidak terjadi kesalahan
dalam pengukuran dan dalam pengambilan data. Kita juga harus
memperhatikan waktu yang efektif & efisien dalam melaksanakan
pengukuran, dimana waktu yang efektif & efisein tersebut pada pukul 08.00
– 11.00 dan 14.00 – 17.00.

14
DOKUMENTASI

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Slamet. 2012. Ilmu Ukur Tanah (Edisi Revisi). Yogyakarta : UGM

17

Anda mungkin juga menyukai