Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

Pengukuran Gedung D

Dosen Pembimbing :
Riko Riandoko

Disusun Oleh :
1. Heru Shiddiq Ibrahim (2302190072)
2. Hudzaifah Afifah (2302190072)
3. Syahril Lutfiansyah (2302190072)

Politeknik Keuangan Negara STAN


Program Diploma III Penilai Alih Program
Tahun Akademik 2019/2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................................4
3.1. Latar Belakang........................................................................................................................................4
3.2. Tujuan Praktikum...................................................................................................................................4
3.3. Lokasi Pengukuran.................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI................................................................................................................................................6
2.1. Pemetaan (Surveying)...........................................................................................................................6
2.2. Pemetaan Planimetrik Sederhana.......................................................................................................7
2.3. Polygon Tertutup................................................................................................................................10
2.4. Distometer...........................................................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................................13
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan......................................................................................................13
3.2. Peralatan yang digunakan.................................................................................................................13
3.3. Cara Kerja...........................................................................................................................................13
BAB IV..................................................................................................................................................................14
4.1. Sketsa Polygon....................................................................................................................................14
4.2. Hasil Pengukuran...............................................................................................................................14
BAB V....................................................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................20

2
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat petunjuk
serta rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Pengukuran Gedung D.
Kami menyusun laporan praktikum ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Ukur Tanah di Politeknik Keuangan Negara STAN.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, seperti pepatah
mengatakan, tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritik membangun guna menyempurnakan laporan ini. Semoga kiranya Laporan Praktikum
Pengukuran Gedung ini dapat memberikan informasi untuk para pembaca dan bermanfaat
untuk meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan terhadap bidang Ilmu Ukur Tanah.

Terimakasih kepada Bapak Riko Riandoko, selaku dosen pembimbing mata kuliah
Ilmu Ukur Tanah yang telah mengajari kami dan juga telah memberikan sumber-sumber
informasi yang kami peroleh dalam pelaksanaan pengukuran gedung ini.

Tangerang Selatan, Januari 2020

Tim Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN

3.1. Latar Belakang


Ilmu ukur tanah dan pemetaan terdiri dari dua bagian penting, yaitu “ukur
tanah” dan “pemetaan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ukur
adalah sukat, pengukur, ukuran. Sedangkan pemetaan adalah proses, cara, perbuatan
membuat peta. Jadi, secara umum ilmu ukur tanah dan pemetaan akan membahas
tentang pengukuran tanah, yang mana hasil dari ukuran tanah yang didapat melalui
pengukuran tanah tersebut akan digambarkan melalui peta.

Ilmu ukur tanah dan pemetaan merupakan bagian dari ilmu geodesi yang
mempelajari tentang cara-cara menggambarkan kedaan fisik sebagian maupun
keseluruhan permukaan bumi untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik
pada permukaan tanah di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan
seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah.

Pemetaan berasal dari kata “peta”, yaitu penyajian grafis dari seluruh atau
sebagian permukaan bumi pada suatu bidang datar dengan menggunakan suatu skala
dan sistem proyeksi peta tertentu. Dalam program studi penilai, mahasiswa
diharapkan mampu memiliki keahlian dalam bidang ukur tanah dan pemetaan dengan
tujuan mampu menganalisa besar nilai suatu bumi (tanah) dan segala hal yang
tertanam di atasnya sebagai bekal ilmu yang akan diterapkan kemudian.

3.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu :
1) Mampu menggunakan dan mengoperasikan alat ukur distometer dan
2) Menetukan titik yang akan digunakan untuk mengukur luas Gedung
3) Melakukan pengukuran luas Gedung
4) Menghitung hasil pengukuran luas gedung dengan menggunakan software
AutoCAD.
5) Mendeskripsikan dan menganalisis hasil data dari penetuan titik dan pengukuran
luas gedung.

4
3.3. Lokasi Pengukuran
Lokasi pengukuran yang digunakan adalah Gedung D PKN STAN dengan mengambil
titik utara sebagai titik awal.

Gambar 1.4—1 ilustrasi lokasi dari googlemaps

5
BAB II
LANDASAN TEORI

Secara umum ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
pengukuran yang diperlukan untuk menyatakan kedudukan titik di permukaan. Ilmu
ukur tanah merupakan bagian dari ilmu yang dinamakan geodesi. Ilmu geodesi
mempunyai 2 maksud dan tujuan yaitu :
a. Maksud ilmiah yaitu untuk mempelajari bentuk dan besar bulatan bumi.
b. Maksud praktis yaitu ilmu yang mempelajar penggambaran dari sebagian besar atau
sebagian kecil permukaan bumi yang dianamakan peta.
Tujuan dasar dari ilmu ukur tanah mengacu pada tujuan praktis dari ilmu geodesi,
maksud tersebut dicapai dengan mempelajari bagaimana cara melakukan pengukuran
diatas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tak beraturan, karena adanya gunung
dan lembah yang curam. Untuk memudahkan pengukuran permukaan bumi yang tak
beraturan tersebut maka dibuatlah suatu bidang perantara. Bidang perantara tersebut
adalah datar. Meski permukaan bumi itu lengkung tapi kita anggap datar karena
permukaan bumi yang akan diukur itu tidak punya satuan yang lebih panjang dari 50
Km, biasanya yang diukur adalah hutan, jalan raya, jalan kereta api, bendungan, saluran
air, jembatan dan lain sebagainya.

2.1. Pemetaan (Surveying)


Pemetaan (Surveying) adalah penentuan lokasi titik yang terdapat diatas,pada
maupun dibawah permukaan bumi. Untuk penentuan lokasi diperlukan adanya suatu
kerangka referensi, yang direpresentasikan dengan menggunakan bench mark (alam
maupun buatan manusia). Bench mark ini digunakan sebagai titik awal pengukuran.
Untuk pengukuran poligon ini Bench mark menggunakan arak Utara sebagai titik awal.
Pada awalnya pemetaan hanya digunakan untuk menandai batas-batas
kepemilikan tanah. Sekarang hasil pemetaan digunakan untuk memetakan bumi diatas
dan dibawah permukaan laut; menyiapkan peta navigasi udara, darat dan laut;
menetapkan batas-batas pemilikan tanah pribadi dan tanah negara; mengembangkan
informasi tata guna tanah dan sumber daya alam yang digunakan untuk pengelolaan
lingkungan; menentukan ukuran, bentuk, gaya berat dan medan magnet bumi. Selain itu
pemetaan juga mempunyai peranan penting dalam bidang rekayasa untuk desain

6
perencanaan dan pembangunan jalan raya, jalan baja, pembangunan gedung, saluran
irigrasi, jalur pipa gas dll.
Pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara, terestris dan ekstraterestris. Pemetaan
terestris merupakan pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan peralatan yang
berpangkal di tanah. Sedangkan pemetaan ekstraterestris tidak berpangkal di tanah tapi
dilakukan dengan menggunakan bantuan wahana (pesawat terbang, pesawat ulang-alik
maupun satelit).
Prinsip dasar pemetaan adalah pengukuran sudut dan jarak untuk menentukan
posisi dari suatu titik. Jika dua sudut dan satu sisi dari sebuah segitiga diketahui, maka
semua sudut dan jarak dari segitiga tersebut dapat ditentukan. Dengan demikian untuk
mendapatkan koordinat suatu titik dapat dilakukan dengan cara mengukur sudut dan
jarak dari titik yang sudah diketahui koordinatnya.

2.2. Pemetaan Planimetrik Sederhana


Pemetaan planimetris adalah pemetaan suatu daerah yang relatif sempit, hanya
beberapa ratus sampai beberapa ribu meter persegi, menggunakan alat ukur jarak
langsung (pita ukur) dengan mengabaikan unsur ketinggiannya. Pada pemetaan
planimetric sederhana membutuhkan titik detail, dimana titik detail merupakan objek
dilapangan baik alami maupun hasil budidaya manusia yang dijadikan isi dari peta yang
akan dibuat. Detail tidaknya distribusi titik dan Teknik pengukuran titik detail tergantung
pada skala peta dan tujuan peta, sebagai contoh peta kadaster (pendaftaran hak atas
tanah) bergantung pada unsur- unsur batas kepemilikan tanah sedangkan peta Teknik
bergantung pada unsur topografi, detail alamiah, hasil budidaya manusia yang konkrit di
lapangan. Metode pengukuran titik detail diantaranya
1) Metode Offset
Metode ini terdiri atas :
a. Metode Penyikuan (koordinat orthogonal)
Metode Penyikuan (koordinat orthogonal) merupakan metode yang hanya
menentukan posisi planimetris (x dan y).

7
Gambar.2.2— 1 Metode Penyikuan

Titik a, b, c dan d diproyeksikan ke garis AB. Diukur panjang aa’, bb’, cc’ dan
dd’ serta Aa’, Ab’, Ac’ dan Ad’ sehingga posisi a, b, c dan d dapat ditentukan /
digambarkan.

b. Metode Mengikat

Metode mengikat merupakan hanya menentukan posisi planimetris (x dan y),


dibagi manjadi :
a) Mengikat sembarang

Gambar 2.2 — 2 Metode Mengikat Sembarang

Pilih 2 titik sembarang untuk mengamati titik P (P1 dan P2). Kemudian
bentuk segitiga mendekati segitiga sama kaki, agar titik PQR dapat

8
direkonstruksj, ukur jarak AP1, Ap2, AQ1, AQ2, AR1, AR2, PP1, PP2, QQ1,
QQ2, RR1 dan RR2. Lalu ukur jarak sisi – sisi dari detail tersebut.
b) Perpanjangan sisi
c) Trilaterasi sederhana

2) Metode Polar (koordinat kutub)


Alat yang digunakan dalam metode ini merupakan alat pengukur sudut yang biasa
digunakan di lapangan seperti theodolite serta rambu ukur. Cara ini disebut juga
dengan tachymetri, dimana pengukuran dilakukan dengan mengukur jarak detail
yang ditentukan dengan cara optis, beda tinggi yang ditentukan dengan bacaan sudut
vertical atau sudut miring, serta arah ditentukan dengan sudut horizontal.

3) Metode Pemotongan (ke Muka)

Pengikatan kemuka adalah suatumetode pengukuran danpengolahan data dari dua


buahtitik dilapangan tempat berdiri alatuntuk memperoleh suatu titik lain di
lapangan tempat berdirinyatarget (rambu ukur) yang diketahuikoordinatnya.
Adapun yang menjadi persyaratan teknik dalam pelaksanaannya adalah bahwa
ketiga titik tersebut : 2 (dua) titik ikat dan 1 (satu) titik yang ditentukan
koordinatnya satu sama lain harus saling terlihat. Titik ikat adalah sebutan untuk
titik yang diketahui koordinatnya.

Gambar 2.2 — 3. Contoh Pengikat Kemuka

9
2.3. Polygon Tertutup
Poligon dapat diartikan sebagai suatu rangkaian dari titik – titik secara berurutan
sebagai kerangka pemetaan. Posisi atau koordinat titik – titik poligon tersebut diperoleh
dengan mengukur sudut dan jarak antar titik – titik poligon, serta azimuth salah satu
sisinya. Adapun rumus penentuan koordinat poligon adalah :
x2 = x1 + d12sinα12
y2 = y1 + d12cosα12
Dilihat dari bentuknya, ada dua macam poligon, yaitu :
1.      Poligon Tertutup
2.      Poligon Terbuka
3.      Poligon Bercabang
Poligon tertutup adalah poligon yang diawali dan diakhiri pada titik yang sama
(berimpit). Unsur yang diperlukan dari bentuk poligon tersebut adalah :
-       Unsur sudut pada tiap titik
-       Unsur jarak pada tiap sisi
-       Azimut salah satu sisi, agar poligon tersebut terorientasi
Dari unsur – unsur tersebut semua unsur sudut diukur, salah satu sisi poligon
perlu diukur atau diketahui azimutnya, karena untuk menghitung koordinat titik
poligon, yang diperlukan adalah azimut, bukan sudut sehingga azimut sisi lainnya bias
dicari dengan melihat hubungan antar sudut dan azimut awal.
Pengukuran Azimut
Beda tinggi arah utara yang ditunjukkan oleh magnetis dan utara geografis
disebut dengan deklinasi magnet atau salah tunjuk jarum.
Besar sudut deklinasi magnet tidak sama dari satu tempat ke tempat lain, makin
mendekat kutub makin besar, serta dari waktu ke waktu tidak sama pula. Salah tunjuk
jarum magnet di suatu tempat selain dikarenakan deklinasi juga bisa disebabkan karena
adanya atraksi local yaitu adanya gangguan medan magnet setempat, akibat adanya
benda-benda yang terbuat dari besi baja, bangunan-bangunan gedung dan lain-lain serta
kemungkinan adanya kesalahan dari kontruksi alat itu sendiri seperti halnya jarum
magnet tidak sejajar sumbu datar (kesalahan kolimasi). Sehingga alat-alat yang
menggunakan pembacaan dengan kompas, sebaiknya bila akan digunakan untuk
pengukuran di suatu tempat perlu diukur deklinasi magnet di tempat tersebut dengan
cara membandingkan suatu arah yang diukur dengan pengamatan matahari. Selisih arah

10
yang didapat merupakan besaran koreksi yang harus diberikan terhadap data hasil
ukuran arah dengan kompas untuk mendapatkan arah yang benar.

Gambar 2.3 — 1. Contoh gambar polygon tertutup

2.4. Distometer
Distometer atau biasa disebut laser meter adalah alat untuk mengukur jarak
dengan menggunakan laser. Alat ini dilengkapi dengan Pointfinder, kamera, dan sensor
kemiringan 360 derajat untuk melakukan pengukuran yang lebih akurat. Tipe alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah Leica d510. Kegunaan atau fungsi dari
distometer yakni untuk :

a. Mengukur tidak secara langsung menggunakan tilt sensor terintegrasi, seseorang


bisa dengan cepat dan mudah mengukur kemiringan hingga ± 45 ° apalagi
kecenderungan diatas tanah. hal ini sangat bermanfaat ketika memastikan
kemiringan atap.
b. Mengukur jarak horizontal dan selebihnya ketika objek tidak dapat ditargetkan
dengan langsung, pagar atau dinding yang berdiri di garis pandang akan sangat
bermanfaat ketika pengukuran.
c. Mengukur sudut dan fungsi stake out.
d. Penggunaan lion battery menghindari dari penggantian battery dengan teratur
e. Mengukur jarak seseorang, lokasi serta luas dengan pas kurun waktu sekejap serta
alat perkiraan untuk mengukur jarak jauh dan juga tempat yang sulit dijangkau.

Terdapat beberapa manfaat dalam penggunaan distometer, diantaranya :


1. Mengurangi waktu pengukuran: pengukuran Instan dengan sentuhan tombol.

11
2. Cepat mengukur jarak jauh: Ukur hingga 100 m (330 ft), lebih mudah, dan lebih
akurat daripada dengan pita pengukur.
3. Meningkatkan mengukur akurasi: Dapatkan akurasi hingga 1,5 mm (1/16 in),
menghilangkan dugaan apapun.
4. Satu orang mengukur: Dengan laser, tidak ada kebutuhan untuk kedua orang.
5. Operasi satu tangan: alat ukur Laser mudah dioperasikan dengan satu tangan.
6. Memperoleh pengukuran yang sulit: Mudah mengukur di dalam langit-langit palsu.
7. Tentukan ukuran luas dan volume: Otomatis perhitungan daerah (rekaman persegi)
dan volume, dengan sentuhan tombol.
8. Keselamatan: Sebuah alat pengukur laser yang memungkinkan Anda untuk
mengukur area yang mungkin tidak dapat dengan aman mengakses.

Gambar 2.4—1. Contoh Distometer

12
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2020 berlokasi di Gedung D
Politeknik Keuangan Negara STAN, Tangerang Selatan, Banten.

3.2. Peralatan yang digunakan


1) 1 buah GPS Garmin
2) 1 buah Distometer
3) Tali raffia secukupnya
4) Kapur
5) Alat tulis

3.3. Cara Kerja


Sebelum melakukan pengukuran mahasiswa diharapkan sudah membuat peta titik
pengukuran yang akan diukur, tujuannya untuk memudahkan dalam pengukuran
sehingga tidak ada titik yang terlewat pada saat pengukuran.

Cara mengukur jarak menggunakan distometer, yakni :

1. Pastikan alat dan objek yang akan diukur sudah siap

2. Nyalakan distometer dengan menekan tombol ON

3. Tentukan point sebagai acuan untuk mengukur objek

4. Ukur objek dari point yang ditentukan dengan mengarahkan laser pada objek
tersebut. Jika objek yang diukur jauh, gunakan fitur kamera untuk melihat objek
yang terlalu jauh.

5. Pastikan derajat kemiringan di 0.0 agar hasil akurat

6. Setelah itu, tekan tombol ON/DIST untuk mendapatkan jaraknya. Hasilnya akan
terlihat di layar distometer

7. Catat hasil pengukuran, dan gunakan metode yang sama untuk mengukur jarak
objek lain. Kemudian gambarkan hasil pengukuran pada AutoCAD.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sketsa Polygon


*lagi proses gambar euy

4.2. Hasil Pengukuran


4.2.1. Pengukuran Base line (Titik Bantu)

Titik X Y Jarak
A 691.773,40 9.306.810,00  
      8,772
B 691.782,18 9.306.810,00  
      12,574
C 691.794,75 9.306.810,00  
      13,434
D 691.808,18 9.306.810,00  
      15,715
E 691.823,90 9.306.810,00  
      14,891
F 691.838,79 9.306.810,00  
      6,500
G 691.845,29 9.306.810,00  
      7,632
H 691.852,92 9.306.810,00  
      79,518
I 691.771,87 9.306.771,70  
       
J 691.771,99 9.306.765,67  
       
K 691.772,25 9.306.755,37  
       
L 691.775,63 9.306.739,43  
       
M 691.803,61 9.306.738,53  

14
       
N 691.810,10 9.306.738,49  
       
O 691.843,22 9.306.740,92  
       
P 691.851,26 9.306.749,43  
Tabel 4.2.1
—1. Hasil

Titik Titik Bantu Jarak


I A 37,963
  B 39,307
J A 43,977
  I 6,025
K I 16,333
  J 10,308
L J 26,493
  K 16,291
M K 35,680
  L 28,002
N L 34,482
  M 6,490
O M 39,689
  N 33,207
P N 42,394
  O 11,570
Tabel 4.2.1
—2

4.2.2. Pengukuran Area Lokasi

Titik Titik
Jarak
Gedung Bantu
1 C 17,011
  B 19,92
2 E 16,745
  F 20,495
3 F 23,764
  G 27,334
4 F 21,86
  G 24,181
5 G 32,869
  H 36,28

15
6 F 32,883
  G 33,097
7 O 26,683
  P 20,575
8 O 26,989
  P 23,653
9 O 20,194
  P 19,053
10 N 25,858
  O 25,323
11 N 19,307
  O 18,546
12 L 20,345
  M 12,847
13 L 24,328
  M 22,67
14 J 13,031
  K 9,879
15 K 12,666
  L 25,188
16 I 9,515
  K 10,682
17 A 34,198
  B 34,25
18 A 34,15
  B 33,285
19 B 23,581
  C 26,929
20 A 29,804
  B 25,112
Tabel 4.2.2 —1. Hasil pengukuran titik Gedung

4.3. Penggambaran data yang didapatkan ke dalam AutoCAD


Data yang telah didapat pada table diatas kemudian digambarkan ke dalam
AutoCAD sehingga mendapatkan hasil sebagaimana gambar berikut

16
Gambar 4.3—1
Kemudian Hasil penggambaran sketsa disamakan dengan gambar Googlemaps,
sehingga hasil gambar akan menjadi seperti gambar berikut

Gambar 4.3—2
Agar gambar tampak lebih rapi garis bantu dihapus sehingga menghasilkan gambar
sebagai mana berikut

17
Gambar 4.3—3
Untuk mengetahui luasan dari Gedung D dihitung dengan menggunakan
command list. Dikarenakan asumsi pengukur seluruh bangunan Gedung terisi atau
dengan kata lain tidak ada void/ruang kosong ditengan Gedung, maka luasan area lokasi
praktik (Gedung D) yakni sebesar 2179.5951 m2

Gambar 4.3—4

18
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari pengukuran tanah yang kami lakukan terhadap gedung D kampus PKN
STAN yang berlokasi di Bintaro, Tangerang Selatan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Gedung G memiliki bentuk Gedung yang simetris dimana dapat dilihat bentuk yang
sama pada tampak depan dan belakang serta samping kanan dan kiri
2. Luas tanah yang menjadi tempat dibangunnya Gedung D Kampus PKN STAN adalah
seluas 2179.5951 m2

5.2. Saran
1. Pengukuran sebaiknya digunakan pada hari libur atau ketika minimalnya kegiatan
mahasiswa
2. Pengukuran sebaiknya dilengkapi dengan berbagai alat perlindungan
3. Pengukuran sebaiknya tidak dilakukan pada malam hari.

19
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Slamet.2012.Buku Ilmu Ukur Tanah (Edisi Revisi).Yogyakarta: Gajah Mada


University Press

https://secarikkartupos.blogspot.com/2012/01/pemetaan-lapangan-land-surveying.html.
diakses pada tanggal 22 Januari 2019

Slide presentasi Dosen Bapak Riko Riandoko.

20

Anda mungkin juga menyukai