Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENGUKURAN GEDUNG D

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah ”

DOSEN PEMBIMBING :

Riko Riandoko

DISUSUN OLEH :

Kelas 1-05 DIII PBB/Penilai

Kelompok 3

1. Alin Arischa (02)


2. Iqbal Mahendra (14)
3. Moh. Walid Arkham Sani (19)
4. Syndi Berliana Br Marpaung (32)

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerahnya kami dapat menyelesaikan tugas laporan pengkuran luas gedung D PKN
STAN dengan baik serta tepat pada waktunya. Tak lupa juga kami mengucapkan
terimaksih kepada dosen pembimbing mata kuliah yang turut membantu mengarahkan
dan membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini.

Adapun laporan ini merupakan laporan praktikum dari Ilmu Ukur Tanah. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini
baik dari segi penulisan, tata bahasa, susunan kalimat, maupun isi laporan ini. Oleh
sebab itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menerima segala kritik dan saran
yang membangun dari pembaca.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan ini dapat meberikan
informasi yang berguna bagi pembaca serta bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan ilmu pengetahuan.

Tangerang Selatan, 18 Desember 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum...................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
D. Lokasi Pengukuran.................................................................................... 2
E. Jadwal Pengukuran ................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3
A. Pendahuluan .............................................................................................. 3
B. Metode Pengukuran .................................................................................. 5
C. Penjelasan Metode .................................................................................... 5
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ................................................................. 7
A. Pendahuluan .............................................................................................. 7
B. Pelaksanaan Praktikum ............................................................................. 7
BAB IV PEREKAMAN, PENGOLAHAN, DAN PEMBAHASAN DATA .............. 9
A. Perekaman Data ........................................................................................ 9
B. Pengolahan Data ..................................................................................... 10
C. Pembahasan Data .................................................................................... 12
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 14
LAMPIRAN............................................................................................................... 15
A. Foto Kelompok ....................................................................................... 15
B. Alat Praktikum ........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara
pengukuran dipermukaan bumi dan dibawah tanah untuk keperluan seperti
pemetaan dan penentuan posisi relatif sempit sehingga unsur kelengkungan bumi
dapat diabaikan. (Slamet Basuki, 2006)
Ilmu geodesi mempunyai dua maksud :
a. Maksud ilmiah : menentukan bentuk permukaan bumi
b. Maksud praktis : mmebuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian
besar atau sebagian kecil permukaan bumi.

Pemetaan berasal dari kata “peta”, yaitu penyajian grafis dari seluruh atau
sebagian permukaan bumi pada suatu bidang datar dengan menggunakan suatu
skala dan sistem proyeksi peta tertentu. Dalam program studi penilai, mahasiswa
diharapkan mampu memiliki keahlian dalam bidang ukur tanah dan pemetaan
dengan tujuan mampu menganalisa besar nilai suatu bumi (tanah) dan segala hal
yang tertanam di atasnya sebagai bekal ilmu yang akan diterapkan kemudian.
B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu menetukan titik dan mengukur luas gedung dengan metode
yang digunakan secara benar.
2. Mahasiswa mampu untuk mendeskripsikan dan menganalisis cara kerja dan
proses pengukuran luas gedung.
3. Mahasiswa mampu untuk mendeskripsikan dan menganalisis cara menghitung
hasil pengukuran luas gedung.
4. Mahasiswa mampu untuk mendeskripsikan dan menganalisis hasil data dari
penetuan titik dan pengukuran luas gedung.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menggunakan alat pengukuran?
2. Bagaimana mengolah data pengukuran ke dalam autocad?

1
3. Berapa titik koordinat UTM dan luas gedung D PKN STAN?

D. Lokasi Pengukuran
Lokasi pengukuran yang digunakan adalah Gedung D PKN STAN dengan
mengambil titik barat sebagai titik awal.

Gedung D PKN STAN

E. Jadwal Pengukuran
Tanggal Lokasi Tujuan
13 Desember Gedung D PKN Koordinat dan luas gedung D PKN
2018 STAN STAN
14 Desember Gedung D PKN Koordinat dan luas gedung D PKN
2018 STAN STAN
15 Desember Gedung D PKN Koordinat dan luas gedung D PKN
2018 STAN STAN

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendahuluan

Sebelum memasuki pembahasan mengenai pengukuran dan tahapan selanjutnya,


perlu diketahui beberapa istilah penting dalam ilmu ukur tanah, antara lain:

1) Jarak
Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda
berubah posisi melalui suatu lintasan tertentu. Dalam fisika atau dalam
pengertian sehari-hari, jarak dapat berupa estimasi jarak fisik dari dua buah
posisi berdasarkan kriteria tertentu (misalnya jarak tempuh antara Jakarta-
Bandung).
Dalam bidang matematika, jarak haruslah memenuhi kriteria tertentu.
Dalam ilmu fisika, jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu
objek yang bergerak, mulai dari posisi awal dan selesai pada posisi akhir.

2) Koordinat

Sistem koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan


tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa
disebut koordinat x (absis) dan koordinat y (ordinat) dari titik tersebut. Untuk
mendefinisikan koordinat diperlukan dua garis berarah yang tegak lurus satu

3
sama lain (sumbu x dan sumbu y), dan panjang unit, yang dibuat tanda-tanda
pada kedua sumbu tersebut.

3) Azimuth
Sudut azimuth atau juga sering disebut bearing merupakan sudut yang
dibentuk oleh dua garis lurus, garis pertama menuju utara peta/grid atau utara
kompas dan garis ke dua menuju suatu titik sasaran yang dihitung searah
jarum jam. Atau dengan kata lain bahwa sudut azimuth adalah sudut yang
dibentuk dari pengamat menuju objek dengan arah utara sebagai acuannya.
Azimut merupakan sudut yang dimulai dari utara berputar searah jarum
jam ke titik yang dituju. Besarnya azimut adalah 00-3600.
Macam-macam azimut yaitu:
 Azimut sebenarnya, yaitu sudut yang dibentuk antara utara geografis
dengan titik yang dituju.
 Azimut magnetis, yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan
titik yang dituju.
 Azimut peta, yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik
yang dituju.
4) Metode Poligon
a. Pengertian
Metode poligon digunakan untuk penentuan posisi horisontal banyak titik
dimana titik yang satu dan lainnya dihubungkan dengan jarak dan sudut
sehingga membentuk suatu rangkaian sudut titik-titik (polygon).
b. Macam Poligon
 Berdasarkan bentuknya, poligon dapat dibagi menjadi empat macam,
yaitu :
- Poligon Terbuka; Poligon Tertutup; Poligon Bercabang; dan Poligon
Kombinasi.
 Berdasarkan titik ikatnya, poligon dapat dibagi menjadi tiga macam,
yaitu :
- Poligon Terikat Sempurna; Poligon Terikat Tidak Sempurna; dan
Poligon Tidak Terikat/Bebas

4
 Poligon Terbuka
Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya
merupakan titik yang berlainan (tidak bertemu pada satu titik).
 Poligon tertutup
Poligon tertutup adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya
bertemu pada satu titik yang sama. Pada poligon tertutup, koreksi sudut
dan koreksi koordinat tetap dapat dilakukan walaupun tanpa titik ikat.

B. Metode Pengukuran

Metode pengukuran yang kami gunakan adalah dengan menggunakan metode


detail bertujuan untuk menentukan elevasi titik-titik pada garis permukaan tanah.
Metode yang kami pergunakan tersebut cukup menggunakan alat ukur berupa tali
rafia serta mistar.

Metode ini kami gunakan karena adanya berbagai bentuk detail dari bangunan
yang teratur hingga bentuk yang tidak beraturan serta adanya faktor kesulitan
medan, sehingga diperlukan detail yang tepat dalam melaksanakan pengukuran
tersebut seefisien dan optimal mungkin.

Dalam metode pengukuran titik detail di lapangan dilakukan dengan beberapa


cara, antara lain :

1) Pengukuran detail dengan Metode Ekstrapolasi


2) Pengukuran detail dengan Metode Interpolasi
3) Pengukuran detail dengan Metode Pemotongan

C. Penjelasan Metode
1. Metode Ekstrapolasi
Pada metode ini gambar detail (gedung) didapat dengan cara memproyeksikan
titik-titik sudut (bagian) dari detail ke sisi poligon yang terdekat dengan
pertolongan prisma. Jarak proyeksi titik detail ke sisi poligon diukur
menggunakan tali rafia yang telah diukur besarannya.

5
Keterangan:

 A, B, ......, K : titik-titik
poligon
 AB, AK : sisi-sisi poligon
 P, Q, R, S, T : proyeksi titik
sudut gedung ke sisi poligon

Ilustrasi 1.1

2. Metode Interpolasi
Pada intininya, pengukuran menggunakan metode ini adalah dengan cara
menarik titik potong pelurusan titik detail terhadap sisi poligon (potongan sisi
poligon) tersebut, kemudian diukur panjangannya dengan tali rafia yang telah
memiliki besaran ukur. Sehingga, pada sistim ini titik detail seolah-olah
digantungkan pada dua buah sisi hasil pengukuran.

Keterangan:

 A, B, C, D : titik-titik
poligon
 a, b, c, d : titik potong
pelurusan detail dengan sisi
poligon

Ilustrasi 2.1

3. Metode Pemotongan
Metode ini menggunakan dasar bahwa perpotongan antara dua buah garis arah
akan menentukan satu titik tertentu.

6
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Pendahuluan
Dalam pelaksanaan praktikum tersebut, kami membaginya menjadi dua
bagian, yaitu pengukuran titik koordinat dan jarak, kemudian penghitungan luas.
Pada bagian pengukuran, kami menggunakan metode mengikat ke muka yang telah
kami paparkan sebelumnya. Sementara pada bagian penghitungan luas kami
menggunakan software AutoCAD sebagai media pengolahan data hasil pengukuran
yang kami lakukan yaitu titik koordinat dan jaraknya.

B. Pelaksanaan Praktikum
a. Orientasi Lapangan
Sebelum memulai pengukuran, kami melakukan orientasi dan survei lapangan
terlebih dahulu demi kelancaran praktikum yang akan dilakukan, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan batas wilayah dimana praktikum akan dilaksanakan.
2. Memeriksa kondisi lapangan praktikum guna mengidentifikasi kendala yang
mungkin akan dihadapi saat pelaksanaan praktikum.
3. Menentukan titik-titik detail menggunakan penanda patok kayu dan batu.

b. Peralatan yang Digunakan


1. Distometer
2. Tali rafia
3. Tripod
4. Lakban
5. Patok kayu
6. Batu
7. Lightstick
8. Alat tulis

7
c. Pelaksanaan Praktikum
Langkah kerja pelaksanaan praktikum pengukuran kami adalah sebagai berikut:
1. Memasang penanda patok kayu atau batu sebagai titik pusat koordinat (0,0)
dan titik-titik poligon pada tempat yang tidak terhalangi oleh objek antara titik
satu dengan titik lainnya agar dapat melakukan bidikan pengukuran poligon
dengan baik.
2. Melakukan peletakan garis awal di sebelah barat gedung D secara membujur
dari arah utara ke selatan (titik pusat koordinat) menggunakan tali rafia yang
telah disiapkan.
3. Mengukur jarak antara titik detail dengan metode mengikat ke muka
menggunakan distometer, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan dan menghidupkan distometer.
b. Menentukan titik bidikan dan menempatkan rekan kelompok sebagai target
atau objek representasi dari titik yang dibidik.
c. Mengarahkan laser distometer dari titik acuan ke arah titik bidikan.
d. Menetapkan sudut elevasi tetap pada 0° kemudian menekan tombol DIST
sehingga muncul jarak yang diukur pada layar.
4. Melakukan pengukuran jarak pada sisi poligon yang lain menggunakan titik
detail yang berbeda.
5. Mencatat hasil pengukuran.

8
BAB IV

PEREKAMAN, PENGOLAHAN, DAN PEMBAHASAN DATA

A. Perekaman Data
1. Pembuatan Sketsa Gedung D

Sketsa digunakan untuk mempermudah proses perekaman data ketika


melakukan praktikum. Sketsa gedung D dibuat setelah meninjau bentuk gedung
D secara keseluruhan. Di dalam sketsa tercantum rencana titik-titik poligon dan
titik-titik detail gedung D yang akan diukur. Sketsa tidak harus detail, namun
cukup menggambarkan keadaan secara umum.

2. Perekaman Data

Data yang diperoleh setelah melakukan pengukuran kemudian dicatat ke


dalam sketsa.

9
B. Pengolahan Data
Pengolahan data ini dilakukan dengan asumsi bahwa metode pengukuran
yang digunakan adalah metode poligon

1. Memindahkan data dalam tabel

Data yang telah dicatat dalam sketsa kemudian dipindahkan ke dalam tabel

1-4 71,23 2-1 44,49 3-N 21,72 4-W 19,94


1-X 52,73 2-F 29,27 3-O 14,44 4-V 12,7
1-A 19,52 2-G 16,81 3-P 13,97 4-U 12,46
1-B 20,88 2-H 18,93 3-Q 19,2 4-T 17,57
1-C 12,73 2-I 13,07 3-R 16,83 4-S 15,17
1-D 12,49 2-J 13,16 3-S 30,03 4-R 28,26
1-E 17,94 2-K 20,82 M-N 8,53 X-W 7,28
1-F 16,04 2-L 19,51 M-O 11,72 X-V 10,92
1-G 28,65 2-M 52,33 M-P 13,28 X-U 12,22
1-2 44,49 2-3 72,31 R-Q 6,35 S-T 5,83
A-B 7,19 G-H 5,11 R-P 9,66 S-U 8,9
A-C 11,62 G-I 8,61 R-O 11,21 S-V 10,2
A-D 12,86 G-J 10,21 A-5 16,94 B-5 9,97
F-C 10,41 L-K 7,78 A-6 25,96 B-6 18,88
F-D 9,19 L-J 12,01 5-A* 4,58 6-A* 12,85
F-E 5,39 L-I 13,62 5-B* 12,02 6-B* 4,71
3-2 72,31 4-1 71,23 5-C* 31,78 6-C* 28,91
3-L 52,8 4-A 51,71 5-D* 30,03 6-D* 31,45
3-M 19,98 4-X 18,45

10
2. Menggambarkan data dalam tabel ke Autocad

Data yang ada dalam tabel, kemudian diproses ke AutoCAD sesuai dengan
sketsa yang telah dibuat sebelumnya dengan titik 2 yang berkoordinat 0,0.

3. Menggambarkan poligon gedung D

Point- point yang bernama huruf abjad dihubungkan melalui command


“polyline” pada AutoCAD.

11
4. Memasukkan hasil pengukuran ke peta

Gambar hasil pengukuran gedung D dimasukkan ke dalam gambar peta


dengan skala dan koordinat sesungguhnya (menurut Google Earth) di
AutoCAD. Lalu menghapus garis garis bantu, sehingga tersisa poligon
gedung D.

C. Pembahasan Data
Setelah diketahui seluruh koordinat UTM (Universal Transverse Mercator)
gedung D, maka luas gedung D dapat dicari dengan menggunakan command
“list” pada AutoCAD lalu luas akan terlihat pada baris “area”. Luas gedung D
adalah luas luar gedung D dikurangi dengan luas dalam gedung D

Titik X Y Titik X Y
A 691856.95 9306795.00 O 691899.30 9306760.45
B 691857.30 9306787.82 P 691900.58 9306761.39
C 691848.16 9306787.39 Q 691900.51 9306768.36
D 691847.26 9306786.54 R 691906.85 9306768.74
E 691847.49 9306779.40 S 691905.80 9306782.05
F 691842.12 9306778.92 T 691899.99 9306781.65
G 691843.01 9306766.15 U 691899.56 9306788.40
H 691848.11 9306766.46 V 691898.55 9306789.21

12
I 691848.15 9306759.25 W 691890.35 9306788.95
J 691849.32 9306758.13 X 691890.19 9306796.23
K 691858.13 9306758.30 A* 691857.47 9306781.54
L 691858.62 9306750.54 B* 691858.27 9306766.81
M 691891.42 9306751.78 C* 691890.98 9306768.20
N 691891.09 9306760.30 D* 691890.67 9306782.70
Luas luar gedung D

Luas dalam gedung D

Jadi, dapat disimpulkan jika luas gedung D adalah 1698,41m2

13
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan dari praktikum pengukuran gedung D Kampus
PKN STAN adalah sebagai berikut:

1. Gedung D memiliki detail medan yang cukup banyak, sehingga diperlukan


metode pengukuran yang tepat untuk menjangkau semua titik detail gedung
tersebut agar diperoleh hasil pengukuran luas yang akurat.
2. Penggunaan alat-alat ukur yang modern seperti distometer dapat mempermudah
proses pengukuran sehingga lebih cepat dengan yang tinggi.
3. Pengukuran medan khususnya gedung D lebih mudah dilakukan pada saat siang
hari.

B. Saran
1. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada saat hari libur, jam-jam nonaktif
pembelajaran, atau ketika minimalnya kegiatan mahasiswa di gedung tersebut.
Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir gangguan-gangguan pengukuran
akibat ramainya mahasiswa yang berlalu lalang.

2. Pengukuran sebaiknya dilengkapi dengan berbagai alat perlindungan, seperti


sepatu boot, sarung tangan, topi, dan lain sebagainya.

3. Pelaksanaan pengukuran sebaiknya harus dilakukan ketika cuaca mendukung


agar lebih memudahkan pengukuran dan tidak berpotensi merusak alat-alat ukur.

14
LAMPIRAN

A. Foto Kelompok B. Alat Praktikum


1. Distometer

2. Tali Rafia

15
3. Tripod

4. Lakban

5. Lightstick

16
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Slamet.2012.Buku Ilmu Ukur Tanah (Edisi Revisi).Yogyakarta: Gajah Mada


University Press

Slide PowerPoint mata kuliah Ilmu Ukur Tanah

17

Anda mungkin juga menyukai