Anda di halaman 1dari 24

Teknik Geomatika ITS

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


Institut Teknologi Sepuluh Nopember

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan nikmatnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Laporan
Praktikum Pengukuran Detail Situasi Wilayah Teknik Geomatika ITS dengan lancar.
Penulisan laporan ditujukan untuk memenuhi tugas praktikum pengukuran
pengukuran detail situasi wilayahteknik geomatika ITS dalam mata kuliah pemetaan terestris
lanjut.
Atas terselesaikannya laporan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Khomsin, ST. MT. selaku dosen pengajar mata kuliah pemetaan terestris lanjut
2. Teman-teman kelompok empat yang bekerja sama dengan baik
3. Teman-teman Teknik Geomatika Angkatan 2013 Kelas Pemetaan Terestris B
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan Penulis juga meminta maaf apabila
ada banyak kekurangan dalam penulisan karya tulis ini. Terima kasih.

Surabaya, 15 September 2014

Penulis

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut i

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI.ii
DAFTAR GAMBARiii
DAFTAR TABEL.iii
BAB I PENDAHULUAN. 1
I. 1 Latar Belakang. 1
I. 2 Tujuan...1
I.3 Manfaat. 1
I.4 Waktu dan Lokasi..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA3
II. 1 Teori.3
II.2 Peralatan yang Digunakan5
II.3 Prinsip Kerja Alat.8
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM... 9
III.1 Pembagian Tugas.9
III.2 Langkah Pengerjaan9
III.3 Data Hasil Pengamatan...11
III.4 Kendala Praktikum.14
III.5 Solusi Kendala14
BAB IV ANALISIS DAN KESIMPULAN..15
IV. 1 Analisis..15
IV.2 Kesimpulan.16
DAFTAR PUSTAKA18
LAMPIRAN..19

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut ii

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Pemetaan Terestris.5
Gambar 2. Roll meter. 6
Gambar 3. Kompas.7
Gambar 4. Paku Payung.7
Gambar 5. Alat Tulis..8
Gambar 6. Langkah Pengerjaan.10

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan11
Tabel 2. Perhitungan Poligon Tertutup..12
Tabel 3. Perhitungan Pengukuran Detail...13

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut iii

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pekerjaan survey dan pemetaan merupakan pekerjaan yang wajib diikuti oleh
setiap surveyor. Hasil dari pekerjaan survey dan pemetaan ini berupa peta sebagai
gambaran bentuk permukaan bumi dalam bidang datar. Peta tersebut sebagai acuan
perencanaan pembangunan wilayah. Dalam pekerjaan survey dan pemetaan, tahap
pengukuran merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan karena data yang
dibutuhkan dalam proses selanjutnya diperoleh dari tahap pengukuran lapangan. Secara
sederhana proses pekerjaan survey dan pemetaan dimulai dari survey pendahuluan dan
pengukuran di lapangan. Selanjutnya, data yang didapatkan diolah kemudian di plotting
pada bidang datar.
Demikian pada praktikum kali ini, mahasiswa Teknik Geomatika ITS mampu
melakukan pekerjaan survey dan pemetaan yang dilakukan secara baik dan benar,
sehingga diharapkan mahasiswa mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia
kerja yang sesungguhnya.

I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
a.

Melakukan pemetaan dengan alat kompas dan roll meter wilayah Teknik Geomatika
ITS

b.

Melatih mahasiswa untuk mengorganisasikan suatu pekerjaan survey dan pemetaan


sesuai dengan waktu dan tempat yang direncanakan.

c.

Menerapkan ilmu yang telah didapatkan ke dalam praktikum lapangan.

I.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan survey dan pemetaan secara baik dan benar
b. Melatih dan meningkatkan skill mahasiswa Teknik Geomatika Institut Teknologi
Sepuluh Nopember dalam mengaplikasikan ilmu teknik geomatika baik secara teori
maupun praktik.
Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 1

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

c. Memberi gambaran mengenai pekerjaan survey dan pemetaan mulai dari orientasi
lapangan sampai membuat laporan hasil akhir.

I.4 Waktu dan Lokasi


a. Hari, Tanggal : 10 September 2014 13 September 2014
b. Waktu

: 09.00 WIB 20.00 WIB

c. Lokasi

: Wilayah Teknik Geomatika ITS

d. Cuaca

: Cerah

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 2

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB II
DASAR TEORI

II.1 Teori
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara
pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai keperluan seperti
pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif sempit sehingga unsure
kelengkungan permukaan bumi dapat diabaikan. Sedangkan, geodesi mencakup kajian
dan pengukuran yang lebih luas, tidak sekedar pemetaan dan penentuan posisi darat,
namun juga di dasar laut untuk berbagai keperluan, juga penentuan bentuk dan dimensi
bumi baik dengan pengukuran di bumi dan dengan bantuan pesawat udara, maupun
dengan satelit dan sistem informasi lainnya.
Tujuan, cakupan, lingkup dan wahana untuk penyajian tersebut berbeda-beda.
Oleh karena itu, displin dari surveying dapat digolongkan dalam beberapa bidang studi
yaitu :

Survey geodesi

Survey

permukaantanahdatar

(topographic

surveying,

cadastral

surveying,

engineering surveying, mine surveying)

Survey Hidrografi

Survey Fotogrametri

Survey radargrametri
Peta didefinisikan sebagai gambaran dari sebagian permukaan bumi pada bidang

datar dengan skala dan sistem proyeksi tertentu.


Peta dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal sebagai berikut :

Berdasarkan pengukurannya
Peta teristris
Peta fotogrametris
Peta radargrametris
Peta videografis
Peta satelit

Berdasarkan skala peta


Peta skala kecil ( < 1: 250.000 )
Peta skala menengah ( 1: 50.000 1: 250.000 )
Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 3

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Peta skala besar ( 1: 5.000 1: 50.000 )


Peta skala sangat besar/peta teknik ( > 1: 5.000 )

Berdasarkan isinya
Peta umum (topografi)
Peta khusus (tematik)

Berdasarkan penyajiannya
Peta garis
Peta foto
Peta digital

Berdasarkan hirakhinya
Peta manuskrip
Peta dasar (minut)
Peta induk
Peta turunan
Pemetaan teristris adalah proses pemetaan yang pengukurannya langsung

dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan tertentu. Teknik pemetaan mengalami


perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan perkembangan
alat ukur tanah secara elektronis, maka proses pengukuran menjadi semakin cepat
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Dengan dukungan komputer langkah dan proses
perhitungan semakin mudah dan cepat serta penggambarannya dapat dilakukan secara
otomatis.
Wahana mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga
pemilihannya sangat tergantung dari tujuan pemetaan, tingkat kerincian objek yang
harus disajikan, serta cakupan wilayah yang akin dipetakan. Adapun proses pemetaan
teristris dapat digambarkan sebagai berikut :

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 4

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Pemetaan
Teristris

Pengukuran
dilapangan

Perhitungan
data (X,Y,Z)

Penggambaran

PETA

Gambar 1. Bagan Pemetaan Terestris

II.2 Peralatan yang Digunakan


II.2.1 Roll Meter
Sering juga disebut rol meter karena umumnya pita ukur ini pada keadaan
tidak dipakai atau disimpan dalam bentuk gulungan atau rol, Panjangnya bervariasi
dari 20m, 30m, 50m,dan 100m. Kegunaan utama atau yang umum dari meteran ini
adalah untuk mengukur jarak atau panjang.
Meteran mempunyai spesifikasi antara lain :
1.

Satuan ukuran yang digunakan


Ada 2 satuan ukuran yang biasa digunakan, yaitu satuan Inggris ( inch, feet,
yard) dan satuan metrik ( mm, cm, m)

2.

Satuan terkecil yang digunakan mm atau cm , inch atau feet

3.

Daya muai, yaitu tingkat pemuaian akibat perubahan suhu udara

4.

Daya regang, yaitu perubahan panjang akibat tegangan atau tarikan

5.

Penyajian angka nol.


Angka atau bacaan nol pada meteran ada yang dinyatakan tepat di ujung awal
meteran dan ada pula yang dinyatakan pada jarak tertentu dari ujung awal
meteran.

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 5

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jenis Meteran :
1.

Roll meter dari kain (Metalic cloth)


Terbuat dari kain linen dan ayaman kawat halus dari tembaga atau
kuningan. Sifat alat ini adalah : fleksibel, mudah rusak, dan pemuaian besar,
sehingga ketelitiannya rendah.

2.

Roll meter Baja (Steel tape)


Terbuat dari bahan baja yang sifatnya adalah : agak kaku, tahan lama,
tahan air, pemuaian lebih kecil , sehingga ketelitiannya cukup.

3.

Roll meter Baja Aloy (Steel alloy)


Terbuat dari campuran baja dan nikel. Sehingga sifatnya adalah :
hampir tidak dipengaruhi suhu, pemuaianya hanya 1/3 dari meteran baja, jadi
alat ini lebih teliti daripada Roll meter Baja (Steel tape), tahan lama dan tahan
air.

Gambar 2. Roll meter

II.2.2 Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah yang bekerja berdasarkan gaya medan
magnet. Pada kompas selalu terdapat sebuah magnet sebagai komponen utamanya.
Magnet tersebut biasanya berbentuk sebuah jarum penunjuk. Saat magnet penunjuk
tersebut berada dalam keadaan bebas, maka akan mengarah ke utara-selatan magnet
bumi. Inilah yang dijadikan dasar dalam pembuatan kompas dan alat navigasi
berbasis medan magnet yang lain.
Umumnya kompas terdiri dari 3 komponen kompas, yaitu badan kompas,
jarum magnet, dan skala arah mata angin. Badan kompas berfungsi sebagai
pembungkus dan pelindung komponen utama kompas. Jarum magnet dipasang
sedemikian rupa agar bisa berputar bebas secara horizontal. Skala penunjuk
umumnya berupa lingkaran 360 dan arah mata angin.

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 6

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Macam dan jenis kompas :


1. Kompas Bidik
Kompas bidik atau prisma fungsi utamanya untuk mempermudah menghitung
sudut sasaran bidik (tempat atau benda) secara langsung. Cara pemakaiannya
dengan membidikkan kompas ke sasaran secara langsung sekaligus membaca
sudut sasaran pada skala kompas. Besar sudut yang dibuat oleh arah bidikan
dan arah jarum (utara) itulah sudut sasarannya (bearing).
2. Kompas silva atau orienteering
Kompas silva atau orientaring fungsi utamanya untuk mempermudah
perhitungan dan pembacaan pada peta secara langsung. Badan atau
pembungkus kompas silva selalu dibuat transparan untuk mempermudah
pembacaan peta yang diletakkan di bawahnya.
3. Kompas Biasa
Kompas biasa fungsi utamanya hanya sebagai penunjuk arah berdasarkan
prinsip gaya magnet. Jadi kompas biasa adalah kompas dasar. Ukuran kompas
biasa umumnya lebih kecil dari 2 jenis kompas yang lain. Untuk sekedar
penunjuk arah mata angin kompas biasa lebih dapat diandalkan karena lebih
praktis.

Gambar 3. Kompas

II.2.3 Paku payung


Paku payung digunakan sebagai alat penanda titik-titik poligon, sehingga titik
tersebut tetap pada tempatnya dan mempermudah dalam pengukuran.

Gambar 4. Paku payung

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 7

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

II.2.4 Alat tulis


Alat tulis digunakan untuk pencatatan data saat di lapangan.

Gambar 5. Alat tulis

II. 3 Prinsip Kerja Alat


II.3.1 Roll Meter
Cara menggunakan alat ini relatif sederhana, cukup dengan merentangkan meteran
ini dari ujung satu ke ujung lain dari objek yang diukur. Namun demikian untuk
hasil yang lebih akurat cara menggunakan alat ini sebaiknya dilakukan sebagai
berikut:
a. Lakukan oleh 2 orang.
b. Seorang memegang ujung awal dan meletakan angka nol meteran di titik yang
pertama.
c. Seorang lagi memegang rol meter menuju ke titik pengukuran lainnya, tarik
meteran selurus mungkin dan letakan meteran di titik yang dituju dan baca
angka meteran yang tepat di titik tersebut.
II.3.2 Kompas
Penggunaan kompas selalu dalam keadaan rata-horizontal. Hal ini bertujuan agar
jarum magnet penunjuk dapat berputar secara bebas horizontal untuk mengarah ke
utara-selatan magnet bumi. Kebebasan gerak jarum magnet akan berpengaruh
dalam keakuratan penunjukan sebuah kompas.

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 8

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III. 1 Pembagian Tugas


Dalam praktikum pengukuran detail wilayah Teknik Geomatika ITS Surabaya
ini, dilakukan pembagian tugas untuk mengefektifkan pengukuran. Pembagian tugas ini
yaitu.
1. I Dewa Made Amertha Sanjiwani/3512100022 : Orientasi lapangan, pengukuran,
pembuatan laporan
2. Febrian Adi Saputra/3513100020

: Orientasi lapangan, pengukuran,

pengolahan data
3. Enira Suryaningsih/3513100036

: Orientasi lapangan pengukuran,

pengolahan data
4. Diah Agustin/3513100050

: Orientasi lapangan, pengukuran,

pembuatan presentasi

III. 2 Langkah Pengerjaan


Langkah pengerjaan meliputi beberapa tahap yaitu orientasi lapangan,
pengukuran atau pengambilan data, pengolahan data dan penyajian data. Langkah
tersebut dapat dilihat melalui diagram alir berikut.
Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum
pengukuran. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat kondisi area yang akin diukur
atau dipetakan dan menentukan jumlah titik poligon dan lokasi titik poligon yang
tepat. Orientasi lapangan meliputi kegiatan penentuan titik poligon dan pemasangan
paku payung. Poligon yang dibuat harus dapat melingkupi semua wilayah yang
akin dipetakan atau diukur dan saling terlihat antar titik yang berurutan. Dalam
praktikum ini, orientasi lapangan kami lakukan pada sore hari Rabu, 10 September
2014. Dalam orientasi lapangan ini penentuan titik poligon berjumlah enam dan
lokasi titik-titik tersebut. Setelah titik-titik poligon tersebut ditentukan, maka
dipasang paku payung pada titik-titik tersebut.
Pengukuran atau Pengambilan Data

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 9

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Proses pengukuran atau pengambilan data dilakukan pada tanggal 11-13


September 2014. Data pertama yang kami ambil adalah data jarak antar titik
poligon. Kemudian, kami menggunakan kompas untuk menentukan azimuth setiap
titik. Setiap titik dilakukan pengukuran dua kali untuk mengetahui sudut dalam titik
tersebut. Pada hari terakhir kami melakukan jarak antara titik poligon dengan titik
detail terdekat.

Orientasi Lapangan

Penentuan Titik
Poligon

Pemasangan Paku
Payung

Pengukuran

IYA
Analisa

Terjadi
kesalahan

TIDAK
Laporan dan Gambar

Gambar 6. Langkah Pengerjaan

Pengolahan Data
Proses pengolahan data dilakukan setelah proses pengambilan setiap data.
Data yang diolah dulu yaitu data untuk penentuan koordinat pada titik poligon.
Kemudian, dari data tersebut dapat diketahui koordinat dari setiap titik detail yang
diukur. Dari data-data tersebut, dilakukan analisis tentang pengukuran yang telah
dilakukan.
Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 10

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Penyajian Data
Data hasil dari praktikum pengukuran detail wilayah Teknik Geomatika
ITS ini disajikan dalam bentuk peta, laporan dan presentasi. Output peta yang
dihasilkan berukuran A3 dengan judul Peta Detail Situasi Wilayah Teknik
Geomatika ITS Surabaya. Laporan berjudul Laporan Praktikum Pengukuran Detail
Situasi Wilayah Teknik Geomatika ITS Surabaya. Sedangkan presentasi data akan
dilakukan pada waktu kuliah selanjutnya.

III. 3 Data Hasil Pengamatan


No

Deskripsi

Azimuth (Derajat)

12

93

21

276

23

48

32

226

34

43

178

45

316

54

140

56

235

10

65

32

11

61

165

12

16

357

Sudut Dalam (Derajat)


96

132

137

138

95

133

Tabel 1. Data hasil pengamatan

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 11

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tabel 2. Perhitungan poligon tertutup


Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 12

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tabel 2. Perhitungan pengukuran detail


Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 13

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

III. 4 Kendala Praktikum


Dalam praktikum pengukuran ini terdapat beberapa kendala yaitu :
1. Proses pembangunan sehingga ada bagian yang sulit diukur.
2. Ada beberapa tempat yang terhalang rumput yang tinggi sehingga hasil pengukuran
tidak teliti.
3. Menggunakan kompas pada HP.
4. Titik poligon hanya menggunakan paku payung sehingga tidak langsung terlihat
antar titik.
5. Diantara titik 5 dan titik 6 terdapat tempat parkir mobil sehingga sedikit terganggu.

III. 5 Solusi Kendala


Untuk menyelesaikan kendala-kendala yang terjadi dalam praktikum kelompok
kami, solusi yang kami lakukan yaitu :
1. Melakukan beberapa pengukuran pada titik-titik tertentu pada malam hari.
2. Menempatkan titik-titik poligon di tempat yang tepat.
3. Menggunakan kompas engineer yang spesifikasinya lebih lengkap.
4. Menggunakan alat bantuan seperti tongkat atau salah satu berdiri kira-kira di atas
titik.

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 14

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN

IV.1 Analisis
Praktikum kali ini merupakan praktikum pengukuran detail wilayah teknik
geomatika ITS dengan menggunakan kompas dan roll meter. Pada pengukuran tersebut
kami menggunakan enam titik poligon yang melingkup wilayah teknik geomatika
beserta tempat parkir motor.
Dari hasil pengukuran azimuth pada titik poligon dapat diketahui nilai sudut
dalam yaitu :
1. Sudut 1 = 96 derajat
2. Sudut 2 = 132 derajat
3. Sudut 3 = 137 derajat
4. Sudut 4 = 138 derajat
5. Sudut 5 = 95 derajat
6. Sudut 6 = 133 derajat.
Dari sudut dalam tersebut terjadi kesalahan sudut yang cukup besar yaitu 11 derajat. Hal
itu disebabkan karena alat yang digunakan berupa kompas, dan kelompok kami
menggunakan kompas pada HP. Karena kesalahan tersebut maka didapatkan koreksi
sebesar minus 1 derajat 50 menit, sehingga setiap sudut dalamnya perlu dikoreksi untuk
menghilangkan kesalahan tersebut.
Setelah mengolah data dan mendapat koordinat titik-titik poligon, kemudian
koordinat-koordinat tersebut dijadikan sebagai acuan dalam penentuan koordinat titik
detail. Koordinat titik detail menggunakan acuan pada koordinat titik poligon yang
terdekat yaitu dengan dilakukan pengukuran azimuth dan jarak dari titik tersebut.
Berikut merupakan koordinat titik poligon dan titik detail :
Koordinat titik poligon (dengan pembulatan) :
1=0;0
2 = 52,964 ; -1,642
3 = 81,807 ; 29,522
4 = 80,981 ; 67, 659
5 = 49,819 ; 99,446
6 = -1,739 ; 53,061
Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 15

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Sedangkan titik-titik detail (dengan pembulatan) :


a = 24,186 ; 47,574
b = 65,433 ; 47,693
c = 69,839 ; 36,670
d = 26,054 ; 32,599
e = 8,185 ; 37,224
f = -0,755 ; 39,296
g = 2,138 ; 1, 444
h = 12,288 ; 1,736
m = 62,843 ; 85, 697
n = 53,002 ; 92,943
o = 26,182 ; 59,016
Berdasarkan data koordinat poligon dapat dihitung skala peta yang akan digunakan.
Karena kertas yang digunakan adalah A3 (42 cmx29,7cm), skala yang didapatkan yaitu
1: 400 dimana jarak 1 cm pada peta mewakili jarak 4 m jarak sebenarnya.
Data-data koordinat tersebut diinput ke dalam aplikasi AutoCAD untuk
digambarkan. Akan tetapi, gambar yang terbentuk berbeda dengan kondisi riil. Hal
tersebut diakibatkan karena adanya kesalahan pengukuran atau ketidaktelitian dalam
pengukuran.
IV.2 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan dari praktikum pengukuran detail situasi
menggunakan kompas dan roll meter yaitu :
1. Output berupa peta AutoCAD dengan skala 1:400 pada kertas A3
2. Koordinat poligon yang didapatkan :
Sudut 1 = 96 derajat
Sudut 2 = 132 derajat
Sudut 3 = 137 derajat
Sudut 4 = 138 derajat
Sudut 5 = 95 derajat
Sudut 6 = 133 derajat.
3. Koordinat titik detail yang didapatkan :
a = 24,186 ; 47,574
b = 65,433 ; 47,693
Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 16

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

c = 69,839 ; 36,670
d = 26,054 ; 32,599
e = 8,185 ; 37,224
f = -0,755 ; 39,296
g = 2,138 ; 1, 444
h = 12,288 ; 1,736
m = 62,843 ; 85, 697
n = 53,002 ; 92,943
o = 26,182 ; 59,016

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 17

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Alat Bantu Ukur Tanah-1. www.tekniknya-ugm.blogspot.com


diakses pada tanggal 15 September 2014
Aprianto, Yuli. 2013. Jenis dan Fungsi Kompas. www.fisika-zone.blogspot.com.
diakses pada tanggal 15 September 2014
Nurjati, Chatarina. 2001. Modul Ilmu Ukur Tanah I. Surabaya : Teknik Geomatika
ITS

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 18

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

LAMPIRAN

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 19

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

DOKUMENTASI

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 20

Teknik Geomatika ITS


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

SKETSA AWAL

Laporan Praktikum Pemetaan Teristris lanjut 21

Anda mungkin juga menyukai