Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KERANGKA

KONTROL HORIZONTAL

Mata Kuliah : Pemetaan Terestris Lanjut

Dosen Pengampu : Danar Guruh Pratomo S.T., M.T., PhD.

Dosen Responsi : Khomsin S.T., M.T.

Oleh :

KELOMPOK 2
Nabil Amirul Haq 03311640000087
Febry Krisnanto 03311740000026
Ikhvandi Eka Saputra 03311740000035
Theo Ginanjar 03311740000040
Rizal Nur Muhammad 03311740000055

Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil Lingkungan dan
Kebumian
Institut Teknologi sepulih November
PTL | Kelompok 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum dalam mata kuliah Pemetaan Terestris Lanjut ini dengan
baik dan lancar, serta tepat waktu. Laporan praktikum ini berisi hasil pengukuran kerangka
kontrol horizontal kawasan Perpustakaan ITS. Dalam penyelesaian laporan praktikum ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Danar Guruh Pratomo, S.T., M.T., PhD. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pemetaan Terestris Lanjut kelas B Teknik Geomatika FTSLK ITS;
2. Bapak Khomsin
3. Teman-teman kelas B pada mata kuliah Pemetaan Terestris Lanjut yang telah
membantu dalam pelaksanaan praktikum maupun penyelesaian tahap laporan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari kelengkapan
isi dan penjelasannya, segi susunan kalimat, maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki laporan serupa di kemudian hari.

Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktikum Kerangka Kontrol Horisontal
(KKH) di wilayah Perpustakaan ITS ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca

Surabaya, 10 September 2018

Penulis

1
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................................2
Daftar Gambar dan Tabel...........................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................4
1.4. Manfaat ....................................................................................................................4
BAB II Dasar Teori
2.1 Theodolite..................................................................................................................5
2.2 Kerangka Kontrol Horizontal.....................................................................................6
2.3 Pengolahan Data Poligon.........................................................................................7
BAB III Metodologi Praktikum
3.1. Waktu dan tempat....................................................................................................9
3.2. Alat dan Bahan........................................................................................................9
3.3. Diagram Alir Praktikum..........................................................................................11
BAB IV Hasil dan Analisis
4.1 Hasil Praktikum......................................................................................................12
4.2 Analisis Praktikum.................................................................................................15
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................16
5.2 Saran.....................................................................................................................16
Daftar Pustaka .........................................................................................................................17
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan.........................................................................................18
Lampiran 2 Data Ukur Poligon.................................................................................................19

2
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Poligon Tertutup......................................................................................................6
Gambar 2.2 Poligon Terbuka......................................................................................................6
Gambar 2.3 Poligon Bercabang..................................................................................................7
Gambar 3.1 Lokasi Pengukuran..................................................................................................9
Gambar 3.2 Pita Ukur.................................................................................................................9
Gambar 3.3 Theodolite dan Statif...............................................................................................9
Gambar 3.4 Rambu Ukur..........................................................................................................10
Gambar 3.5 Handphone............................................................................................................10
Gambar 3.6 Buku dan Pulpen...................................................................................................10
Gambar 3.7 Diagram Alir.........................................................................................................11
Gambar 4.1 Plot Koordinat BM................................................................................................15

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Pengukuran KKH..............................................................................................12
Tabel 4.2 Koordinat BM...........................................................................................................15

3
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran tanah merupakan salah satu pengaplikasian dari ilmu geomatika.


Pengukuran tanah bertujuan untuk memetakan keadaan permukaan bumi. Pengukuran dapat
dilakukan melalui dua metode, yaitu terestris dan ekstraterestris.

Lokasi titik-titik dan orientasi garis-garis sering bergantung pada pengukuran sudut
dan arah kedua pengukuran tersebut merupakan bagian penting dari pengukuran tanah.
Dalam pengukuran tanah, arah ditentukan oleh sudut arah dan azimuth. Sudut-sudut yang
diukur dalam pengukuran tanah digolongkan sebagai sudut horizontal dan vertikal,
bergantung pada bidang datar dimana sudut diukur. Salah satu metode pengukuran sudut
dalam kerangka kontrol horizontal adalah dengan metode poligon, metode ini digunakan
untuk menentukan posisi titik yang belum diketahui koordinatnya dari titik yang sudah
diketahui koordinatnya dengan mengukur semua sudut dan jarak dalam poligon.

Oleh karena itu disusun sebuah laporan hasil praktikum kerangka Kontrol horizontal
untuk mendapatkan koordinat titik kontrol yang terdapat pada poligon.

1.2 Rumusan Masalah

Berikut rumusan masalah pada kegiatan praktikum KKH ini.

1. Bagaimana cara mengukur kerangka kontrol horizontal sebuah poligon?


2. Bagaimana cara mengolah data pengukuran kerangka kontrol horizontal?
3. Bagaimana cara mengeplot titik koordinat poligon hasil pengolahan data
1.3 Tujuan

Adapun tujuan pelaksanaan praktikum KKH ini yaitu:

1. Mahasiswa dapat memahami secara teoritis dan praktis mengenai pengukuran KKH
2. Mahasiswa dapat mengolah data KKH untuk mendapatkan koordinat titik poligon
3. Mahasiswa dapat mengeplot titik koordinat poligon hasil pengolahan data

1.4 Manfaat

Mahasiswa mampu meemahami teori pengukuran kerangka kontrol horizontal (KKH)


dan melakukan pengukurannya. Kemudian mahasiswa mampu melakukan pengolahan data
KKH untuk mendapatkan koordinat titik-titik kontrol pada poligon yang telah ditentukan.

4
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Theodolite
Theodolit adalah alat ukur sudut, karena alat ini disiapkan atau dirancang untuk
mengukur sudut baik sudut vertikal maupun horizontal. Kegunaan lain alat ukur ini yaitu
dengan bantuan rambu ukur dapat digunakan sebagai pengukur jarak baik jarak horizontal
maupun miring dan mengukur beda tinggi dengan menggunakan metode.
Prinsip Kerja Theodolit :
1. Letakkan pesawat di atas kaki tiga dan ikat dengan baut. Setelah pesawat terikat
dengan baik pada statif, pesawat yang sudah terikat tersebut baru diangkat dan
Anda dapat meletakkannya di atas patok yang sudah diberi paku
2. Tancapkan salah satu kaki tripod dan pegang kedua kaki tripod lainnya.
Kemudian lihat paku dibawah menggunakan centring. Jika paku sudah terlihat,
kedua kaki tripod tersebut baru diletakkan di tanah.
3. Setelah statif diletakkan semua dan patok beserta pakunya sudah terlihat, ketiga
kaki di statif baru diinjak agar posisinya menancap kuat di tanah dan alat juga
tidak mudah goyang. Kemudian, lihat paku lewat centring. Jika paku tidak tepat,
kejar pakunya dengan sekrup penyetel. Kemudian, lihat nivo kotak. Jika nivo
kotak tidak berada di tengah maka alat posisinya miring. Untuk mengetahui
posisi alat yang lebih tinggi, lihat gelembung pada nivo kotak. Jika nivo kotak
berada di timur, posisi alat tersebut akan lebih tinggi di timur sehingga kaki
sebelah timur dapat dipendekkan.
4. Setelah posisi gelembung di nivo kotak berada di tengah,alat sudah dalam
keadaan waterpass namun masih dalam keadaan kasar. Cara mengaluskannya,
gunakan nivo tabung. Di bawah theodolit terdapat 3 sekrup penyetel. Sebut saja
sekrup A, B, dan C. Untuk menggunakan nivo tabung sejajarkan nivo tabung
dengan 2 sekrup penyetel. Misalnya sekrup A dan B. Kemudian, lohat posisi
gelembungnya. Jika tidak di tengah, posisi alat berarti masih belum level dan
harus ditengahkan. Setelah nivo tabung berada di tengah baru kemudian diputar
90 derajat atau 270 derajat dan nivo tabung bisa ditengahkan dengan sekrup C.
Setelah ada di tengah, berarti posisi kotak dan nivo tabung sudah sempurna
Pemetaan Terestris Lanjut KKH.
5. Lihat centring. Jika paku sudah tepat di lingkaran kecil, maka alat sudah tepat
di atas patok. Tetapi jika belum, alat harus digeser terlebih dahulu dengan

5
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

mengendorkan baut pengikat yang terdapat di bawah alat ukur. Geser alat agar
tepat berada di atas paku namun jangan diputar karena jika diputar dapat
mengubah posisi nivo.
6. Setelah posisi alat tepat berada di atas patok, pengaturan nivo tabung perlu
diulangi seperti langkah di atas agar posisinya di tengah lagi. 7. Setelah selesai,
tentukan titik acuan yaitu 0°00’00″ dan mengunci sekrup penggerak horizontal.
2.2 Kerangka Kontrol Horizontal
Kerangka Kontrol Horisontal (KKH) merupakan kerangka dasar pemetaan yang
memperlihatkan posisi horisontal (X,Y) antara satu titik relatif terhadap titik yang lain di
permukaan bumi pada bidang datar. Untuk mendapatkan posisi horisontal dari KKH dapat
digunakan banyak metode, salah satu metode penentuan posisi horisontal yang sering
digunakan adalah metode poligon. Metode poligon digunakan untuk penentuan posisi
horisontal banyak titik dimana titik yang satu dan lainnya dihubungkan dengan jarak dan sudut
sehingga membentuk suatu rangkaian sudut titik-titik (polygon). Pada penentuan posisi
horisontal dengan metode ini, posisi titik yang belum diketahui koordinatnya ditentukan dari
titik yang sudah diketahui koordinatnya dengan mengukur semua jarak dan sudut dalam
poligon. Poligon tersiri dari beberapa jenis, antara lain :
1. Poligon Tertutup
Pada polygon tertutup, garis-garis kembali ke titik awal, sehingga membentuk segi
banyak, koordinat awal sama dengan koordinat akhir dan azimuth awal sama
dengan azimuth akhir. Poligon tertutup memberikan pengecekan pada sudut-sudut
dan jarak tertentu, suatu pertimbangan yang sangat penting.

Gambar 2.1 Poligon Tertutup


2. Poligon Terbuka
Poligon terbuka adalah suatu polygon yang titik awal dan titik akhirnya
merupakan titik yang berlainan (tidak bertemu pada satu titik).

Gambar 2.2 Poligon Terbuka

6
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

3. Poligon Bercabang
Polygon bercabang adalah suatu polygon yang dapat mempunyai simpul satu atau
lebih titik simpul, yaitu titik titik dimana cabang itu terjadi. Cabang ini biasanya
terbuka, tetapi dapat juga cabang itu menutp pada cabang yang lain.

Gambar 2.3 Poligon Bercabang


4. Poligon Terikat Sempurna
Poligon terikat sempurna, yaitu poligon yang diketahui dua buah titik awal
pengukuran dan dua buah titik akhir pengukuran yang telah memiliki koordinat dan
sudut yang didapat dari hasil pengukuran sebelumnya.
5. Poligon Terikat Sebagian
Poligon terikat sebagian, yaitu poligon yang hanya diketahui salah satu titik, baik
itu koordinat maupun sudut, diawal dan diakhir pengukuran.
6. Poligon Tak Terikat
Poligon tidak terikat atau poligon bebas, yaitu poligon yang hanya ada titik, azimuth
awal, dan jarak. Sedangkan koordinat dan sudutnya tidak diketahui.
2.3 Pengolahan Data Poligon

Prosedur untuk hitungan poligon adalah (1)meratakan sudut-sudut atau arah-arah


menurut persyaratan geometrik tertentu,(2) penentuan sudut –sudut arah atau azimuth,(3)
menghitung perubahan Y dan perubahan X dan meratakannya untuk penentuan kesalahan
penuutup,dan (4) menghitung koordinat-koordinat tegak lurus stasiun-stasiun poligon.

1. syarat geometris hitungan koordinat


Syarat sudut
𝛼𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 – 𝛼𝑎𝑤𝑎𝑙 = ∑𝛽 −𝑛.180 +𝑓𝛽
Syarat absis
Xakhir – Xawal = ∑∆ 𝑋+𝑓𝑥

7
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

Syarat ordinat
Yakhir-Yawal = ∑∆𝑦+ 𝑓𝑦
Dimana :
 Yakhir = ordinat akhir
 Y awal= ordinat awal
 ∑∆𝑦= jumlah selisih ordinat
 Fy = faktor kesalahan ordinat
Untuk poligon yang diukur sudut luarnya:
 Syarat sudut: 0 = ∑𝛽 −(𝑛 +2)180+𝑓𝛽
 Syarat absis: 0 = ∑∆𝑥+ 𝑓𝑥
 Syarat ordinat: 0 = ∑∆𝑦+𝑓𝑦
Untuk poligon yang diukur sudut dalamnya,maka:
 Syarat sudut: 0 = ∑𝛽 −(𝑛 −2)180+𝑓𝛽
 Syarat absis: 0 = ∑∆𝑥+ 𝑓𝑥
 Syarat ordinat: 0 = ∑∆𝑦+𝑓𝑦
Rumus 2.2 Koordinat
 𝑋𝑛+1 = 𝑋𝑛 +𝑑𝑛.𝑛+1𝑠𝑖𝑛𝛼𝑛.𝑛+1
 𝑌𝑛+1 = 𝑌𝑛+ 𝑑𝑛.𝑛+1𝑐𝑜𝑠𝛼𝑛.𝑛+1
Dimana:
 𝑋𝑛+1=absis yang dicari
 𝑌𝑛+1=ordinat yang dicari
 𝑋𝑛=absis yang diketahui
 𝑌𝑛=ordinat yang diketahui
 𝑑𝑛.𝑛+1=jarak antara titik yang diketahui dan ditanya
 𝛼𝑛.𝑛+1=azimuth antara titik yang diketahui dan ditanya

8
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

BAB III
METODELOGI PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat

Gambar 3.1 Lokasi Pengukuran


Praktikum ini dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : Jumat, 14 September 2018
Pukul : 10.00-11.00 dan 13.00-14.30 WIB
Tempat : Perpustakaan ITS, Kampus ITS Sukolilo

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Pita Ukur
Pita ukur di gunakan untuk mengukur jarak antar patok.

Gambar 3.2 Pita Ukur


Theodolite dan Statif
Theodolite digunakan untuk pengukuran sudut horizontal KKH, sedangkan
statif untuk tempat berdirinya theodolite

Gambar 3.3 Theodolite dan Statif

9
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

Rambu Ukur
Di gunakan untuk target bidik theodolite.

Gambar 3.4 Rambu Ukur


Handphone
Digunakan untuk pengambilan gambar dan juga vlog.

Gambar 3.5 Handphone


Alat Tulis
Digunakan untuk mencatat data pengukuran.

Gambar 3.6 Buku Ukur dan Pulpen

10
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

3.3 Diagram Alir

Mulai

Orientasi Lapangan

Menyiapkan Alat

Pengambilan Data

Sudut Jarak

Pengolahan Data

Data Hasil

Pengolahan Data

Koordinat Titik-titik Poligon

Plotting

Selesai

Gambar 3.7 Diagram Alir

11
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil Praktikum

Pada praktikum Kerangka Kontrol Horizontal ini, Penulis memasang 6 BM yang


tersebar di sekeliling Perpustakaan ITS, alat yang kami gunakan untuk mengukur sudut dan
mendapatkan koordinat BM yaitu pita ukur dan theodolite, berikut ini data pengukuran sudut
dan jarak pada KKH :

TITIK BACAAN SUDUT


BIDIK JARAK
BERDIRI DALAM
D M S
B 224 47 20 32,9
A F 103 22 10 121° 25' 10" 17,6
C 48 16 50 39,21
B A 299 25 50 108° 51' 00" 32,9
D 87 31 50 43,1
C B 297 53 40 149° 38' 10" 39,5
E 92 21 0 48,5
D C 353 17 55 99° 3' 5" 43,5
F 308 42 50 62,6
E D 217 55 20 90° 47' 30" 48,5
A 129 37 35 17,8
F E 279 52 50 150° 15' 15" 62,6
Tabel 4.1 Data Pengukuran KKH
 β awal
βA = 121⁰ 25’ 10”
βB = 108⁰ 51’ 00”
βC = 149⁰ 38’ 10”
βD = 99⁰ 3’ 5”
βE = 90⁰ 47’ 30”
βF = 150⁰ 15’ 15”
 Syarat sudut: Σβ = βC + βD + βA + βB+ βE+ βF = 720° 00' 10"
 Koreksi Fβ = 720⁰ – (Σβ) = 720⁰ - (720⁰ 0’ 10”) = -0⁰ 0’ 10”
 Ketelitian sudut = 5” √𝑛 = 5” √6 = 12,247”
 Karena Fβ < ketelitian sudut, maka koreksi masing-masing sudut = −8" /6 = -1” , dan
-2” untuk 2 titik yang punya sudut dalam lebih

12
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

 β koreksi
βA = 121⁰ 25’ 9”
βB = 108⁰ 50’ 59”
βC = 149⁰ 38’ 8”
βD = 99⁰ 3’ 4”
βE = 90⁰ 47’ 29”
βF = 150⁰ 15’13”
 Azimuth
αAB = 224⁰ 47’20”
αBC = Bacaan AB - 180⁰ +βB = 153⁰ 38’ 19”
αCD = αBC -180⁰+ βC = 123⁰ 16’ 27”
αDE = αCD - 180⁰ + βD = 42⁰ 19’ 31”
αEF = αDE + 180⁰ + βE = 313⁰ 7’ 00”
αFA = αEF - 180⁰ + βF = 283⁰ 22’ 13”
 Selisih absis ∆x
dAB sin αAB = -23,178 m
dBC sin αBC = 17,411 m
dCD sin αCD = 36,034 m
dDE sin αDE = 32,657 m
dEF sin αEF = -45,696 m
dFA sin αFA = -17,318 m
Σ∆X = -0,089 m
 Selisih ordinat ∆y
dAB cos αAB = -23,349 m
dBC cos αBC = -35,13325 m
dCD cos αCD = -23,647 m
dDE cos αDE = 35,858 m
dEF cos αEF = 42,786 m
dFA cos αFA = 4,116 m
Σ∆y = 0.631 m

13
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

 Koreksi absis ∆x
∆xAB = -23,163 m
∆xBC = 17,425m
∆xCD = 36,049 m
∆xDE = 32,672 m
∆xEF = -45,681 m
∆xFA = -17,302 m
 Koreksi Ordinat ∆y
∆yAB = -23,454 m
∆yBC = -35,237 m
∆yCD = -23,752 m
∆yDE = 35,752 m
∆yEF = 42,681 m
∆yFA = 4,011 m
 BM A
X=0m
Y=0m
 BM B
X = 0 + (-23,1629) = -23,163 m
Y = 0 + (-23,4546) = -23,455 m
 BM C
X = -23,1629 + 17,4256 = -5,737 m
Y = -23,4546 + (-35,2376) = -58,692 m
 BM D
X = -5,7373 + 36,0489 = 30,311 m
Y = -58,6922 + (-23,7516) = -82,444 m
 BM E
X = 30,3117 + 32,6722 = 62,983 m
Y = -82,4438 + 35,7523 = -46,692 m
 BM F
X = 68,9839 + (-45,6813) = 17,302 m
Y = -46,6915 + 42,6806 = -4,011 m

14
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

Setelah dilakukan pengolahan data ukur KKH menggunakan metode Bowditch


seperti di atas, didapatkan hasil koordinat tiap BM sebagai berikut :
BM1 0 0
BM2 -23,163 -23,4546151
BM3 -5,73752 -58,6924566
BM4 30,3114 -82,44433822
BM5 62,9833 -46,69187686
BM6 17,3026 -4,01088711
Tabel 4.2 Koordinat BM

Gambar 4.1 Plot Koordinat BM


 Perhitungan Toleransi Linier
√(fx² + fy²) / ∑d = 1/2500, hal ini berlaku jika jarak diukur dengan pita ukur
atau pengukuran jarak secara langsung.
-√(fx² + fy²) = kesalahan linier
-∑d = total jarak
fL = √(fx² + fy²) / ∑d
fL = √(0,00807+0.3987) / 244,11
fL = 0,00261 m
Toleransi pengukuran jarak langsung = 0,004 m, sedangkan dari hasil
pengukuran kelompok penulis didapatkan 0,00261 m, berarti hasil pengukuran
kelompok penulis sudah memenuhi toleransi linier
4.2 Analisa

Pada praktikum pengukuran kerangka kontrol horizontal ini, penulis mendapatkan


sudut dalam yang memenuhi toleransi, yaitu sebesar 8”, sedangkan untuk kesalahan linier juga
memenuhi toleransi.

15
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pada pengukuran KKH ini, didapatkan jumlah sudut dalam yang memenuhi toleransi
2. Didapatkan koreksi selisih absis dan ordinat yang memenuhi toleransi
3. Koordinat BM hasil perhitungan data KKH ini nantinya akan dijadikan untuk titik
kontrol pengukuran detil situasi

5.2 Saran

1. Pengukuran dapat dilakukan dengan lebih teliti sehingga didapatkan hasil yang lebih
presisi
2. Pada pengukuran KKH sebaiknya dilakukan pengukuran lebih untuk mendapat data
yang lebih banyak sebagai perbandingan
3. BM yang telah dipasang sebaiknya terus diamati sehingga pada saat pengukuran
kerangka kontrol vertikal dan detil situasi dapat berjalan lancar

16
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

DAFTAR PUSAKA

Basuki, S. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Nurjati, C. 2000. Modul Ajar Ilmu Ukur Tanah I. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.

Wolf, Paul R. 2012. Elementary Surveying 13rd Edition. New Jersey : Pearson Education.

17
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November
PTL | Kelompok 2

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Lampiran 2. Sketsa Lapangan

18
Teknik Geomatika - Institut Teknologi sepuluh November

Anda mungkin juga menyukai