Dibuat oleh :
Ernest Haidar G. (03311640000053)
Kresno Radite T. (03311640000060)
Nabil Amirul Haq (03311640000087)
Dosen :
Agung Budi Cahyono, S.T., M.Sc., DEA.
Nurwatik, S.T., M.Sc.
Tanggal Pengumpulan :
5 Mei 2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Laporan praktikum tentang materi ANALISIS SPASIAL PETA VEKTOR FASILITAS
PENDIDIKAN KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN ArcGIS 10.3 ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Geografis. Dalam menyelesaikan laporan ini,
penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu dan
membimbing penulis selama ini, yaitu:
1. Allah SWT yang memberikan kami kesehatan serta kesempatan untuk membuat
laporan ini.
2. Bapak Agung Budi Cahyono, S.T., M.Sc., DEA. selaku dosen pengampu mata kuliah
Sistem Informasi Geografis.
3. Ibu Nurwatik, S.T., M.Sc. selaku dosen responsi mata kuliah Sistem Informasi
Geografis.
4. Orang-orang yang telah memberi motivasi bagi penulisan laporan ini.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang membangun. Selain itu penulis juga
memohon maaf apabila di dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan.
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wacana yang
bermanfaat bagi semua kalangan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………… .....................2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………................ ....... .....4
1.2 Tujuan dan Manfaat ....................................................................................................... .....4
BAB 2 DASAR TEORI
2.1 Model Data Spasial Vektor dalam SIG............…………………................ .................. ......5
2.2 Analisa Spasial ............................................................................................................... .....6
2.3 Kota Semarang…………………………………………………………................ ....... ....10
BAB 3 METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan ...................................................................................................................12
3.2 Tempat dan Waktu Praktikum ....................................................................................... ...12
3.3 Langkah Pengerjaan ....................................................................................................... ...12
BAB 4 HASIL DAN ANALISA
4.1 Jumlah Fasilitas Pendidikan Tiap Kecamatan ............................................................. ......34
4.2 Penilaian Kualitas Pendidikan ..................................................................................... ......61
4.3 Jumlah Pemukiman yang Terakses 1 Kilometer dari Fasilitas Pendidikan.........................63
4.4 Fasilitas Pendidikan yang Terakses 1 Kilometer dari Jalan Arteri.....................................62
4.5 Jumlah Pemukiman yang Terakses 1 Kilometer dari Fasilitas Pendidikan........................65
4.6Layout Peta..........................................................................................................................66
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................67
5.2 Saran ........................................................................................................................... ......68
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................69
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
GIS merupakan suatu bidang kajian ilmu yang relatif baru yang dapat digunakan oleh
berbagai bidang disiplin ilmu sehingga berkembang dengan sangat cepat. Berdasarkan
International GIS Dictionary atau directory internasional GIS, pengertian dari GIS adalah a
computer system for capturing, managing, integrating, manipulating, analysing and displaying
data which is spatially referenced to the Earth. Tentunya masih banyak definisi atau
pengertian lain dari GIS yang juga disosialisasikan oleh pakar-pakar GIS dari berbagai displin
ilmu. Secara umum, berdasarkan definisi-definisi yang data tersebut, satu fungsi dari GIS yang
sangat penting adalah kemampuan untuk menganalisis data, terutama data spasial yang
kemudian menyajikannya dalam bentuk suatu informasi spasial berikut data atributnya.
Kemampuan SIG juga dikenali dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukan.
Kemampuan analisis spasial menggunakan SIG dapat diklasifikasikan bermacam-macam.
Spatial Analyst digunakan untuk menemukan dan mengerti lebih baik hubungan spasial dari
data, sehingga dapat ditampilkan dan menjalankan query guna menghasilkan suatu aplikasi
yang diinginkan. Terdapat dua modul penting yang dapat digunakan dalam melakukan analisa
spasial yaitu “Analysist Tools (vector) dan Spatial Analyst Tool (raster). Contoh dari analisa
spasial data vektor adalah buffer, clip, union, intersect, dan masih banyak lagi.
Pada praktikum kali ini, penulis akan mengaplikasikan analisa spasial untuk
menganalisa peta fasilitas pendidikan di Kota Semarang.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Data Spasial Vektor dalam SIG
Model data vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik, garis atau poligon beserta atribut-atributnya. Bentuk-bentuk tersebut
didefinisikan oleh sistem koordinat cartesian dua dimensi (x,y). Representasi vektor suatu
obyek spasial merupakan suatu usaha menyajikan obyek sesempurna mungkin. Untuk itu,
dimensi koordinat diasumsikan bersifat kontinyu (tidak dikuantisasi sebagaimana pada model
data raster) yang memungkinkan semua posisi, panjang dan dimensi didefinisikan dengan
presisi.
• Model Data Vektor Titik
Model data vektor titik meliputi semua obyek geografis yang dikaitkan dengan
pasangan koordinat (x,y). Disamping informasi mengenai koordinat x,y, data-data yang
diasosiasikan dengan titik harus disimpan guna menunjukkan jenis titik yang bersangkutan .
Data-data tersebut dapat memuat informasi seperti ukuran tampilan dan orientasi
simbol/titik tersebut. Gambar 4 menunjukkan contoh model data vektor titik degan asosiasi
informasinya.
node
(a) (b)
5
Model data vektor garis dengan data asosiasinya (a), model data vektor yang membentuk
suatu jaringan (b)
• Model Data Vektor Poligon
Struktur model data poligon bertujuan untuk mendeskripsikan properties yang
bersifat topologi dari suatu area (bentuk, hubungan/relasi dan hirarki) sedemikian rupa,
hingga properties yang dimiliki oleh obyek spasial dapat ditampilkan dan dimanipulasi
sebagai peta tematik. Model data vektor ini merupakan sekumpulan segmen garis yang
membentuk kurva tertutup dan dicirikan dengan suatu nilai yang terdapat dalam seluruh
luasan atau area kurva.
6
AB
A B A B
A B A B
A B A B
Tentukan area yang mempunyai tekstur tanah liat, pH > 7.0, tetapi bukan area yang
merupakan daerah interseksi.
A XOR B
A
A B B
- Gabungan (Union)
Penggabungan dua atau lebih area/poligon menjadi satu kesatuan (area) disebut sebagai
proses gabungan (Union). Ilustrasi di bawah ini memberikan penjelasan dari prose union.
Misalkan, tentukan area yang memiliki tekstur tanah liat atau pH>7.
AB
A B A B
A B A B
- Penelusuran (Query)
Penelusuran/query adalah suatu cara untuk mencari area yang memiliki satu criteria
tertentu. Misalkan kita mencari area yang memiliki tekstur tanah liat. Atau kita mencari
tanah yang memiliki pH>7. Pada dasarnya perbedaan query dengan operasi sebelumnya
7
adalah; interseksi, union dan atau kombinasi keduannya merupakan penelusuran dengan
menggunakan criteria/kata kunci lebih dari satu, sedangkan query merupakan proses
pencarian dengan criteria/kata kunci tunggal.Kombinasi dari fungsi-fungsi dasar tersebut
di atas menghasilkan operasi-operasi spasial yang lebih komplek, sebagai contoh ilustrasi
di bawah ini: Tentukan area yang mempunyai tekstur tanah liat dan pH > 7.0, atau area
yang memiliki drainase yang buruk.
A B OR C
A B A B
C C
- Dissolve
Proses dissolve akan menggabungkan feature yang berada dalam satu theme
berdasarkan nilai dari attribute yang telah ditentukan. Proses ini akan mengumpulkan
beberapa feature yang mempunyai nilai yang sama pada sebuah attribute yang telah
ditentukan. Lihat Gambar berikut.
- Merge
Merge merupakan suatu proses untuk membuat satu theme yang mengandung feature
yang berasal dari dua atau lebih theme. Dengan kata lain, proses ini akan
menambahkan feature dari dua atau lebih theme ke dalam sebuah theme. Dalam proses
ini, attribute yang mempunyai nama yang sama akan tetap di simpan dan digunakan.
Lihat Gambar berikut.
- Clip
Clip merupakan suatu proses untuk membuat sebuah theme baru dengan meng-
overlay-kan feature dari dua buah theme. Salah satu dari dua theme tersebut haruslah
merupakan poligon theme yang disebut “overlay theme”. Proses clip menggunakan
sebuah clip theme yang berfungsi sebaga “cookie cutter” untuk mengclip sebuah input
theme, namun dalam prosesnya tidak mengubah attribute theme tersebut. Lihat
Gambar berikut.
8
Input Theme Clip Theme Output Theme
- Intersect
Proses Intersect digunakan untuk mengintegrasikan dua buah spasial data. Dalam
prosesnya, sebuah input theme akan integrasikan dengan sebuah overlay theme untuk
menghasilkan sebuah output theme. Output theme mengandung feature dari overlay
theme dan hanya feature dari input theme yang “overlaid” dengan feature dari overlay
theme. Feature lainnya akan dihilangkan. Lihat Gambar berikut.
- Union
9
Proses Union akan menghasilkan sebuah theme baru dengan meng-overlay-kan dua
buah poligon theme yang mengandung seluruh feature dan attribute (full extent) dari
dua buah polygon theme tersebut. Lihat Gambar berikut.
- Buffer
Buffer berfungsi untuk membuat area dengan jarak tertentu dari suatu obyek.
11
BAB 3
METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
1. Laptop
2. Mouse
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
1. Software Microsoft Office Word
2. Software ArcGIS 10.3
3. Data vektor lengkap dengan atribut (fasilitas pendidikan, jalan, pemukiman,
sungai, administrasi, dsb)
3.2 Tempat dan Waktu Praktikum
Hari, tanggal : Jumat - Minggu, 3 - 5 Mei 2019
Jam : 15:00-20:00 WIB
Tempat Pelaksanaan : Teknik Geomatika ITS
2. Kemudian, pada kolom Input Features, isikan layer Sekolah, Politeknik, dan
Universitas. Kemudian pada kolom Clip Features isikan dengan Layer tiap Kecamatan
di Kota Semarang. Berikut ini contonya
12
3. Dan berikut ini hasilnya
4. Untuk mengetahui jumlah SD, SMP, dan SMA/SMK pada kecamatan tersebut,
lakukan query pada atribut tiap layer sekolah pada tiap kecamatan.
5. Caranya, klik Select by Attributes > kemudian tuliskan query seperti berikut
Lalu klik apply, maka poligon dan atribut SD akan ter-select dan terhitung jumlahnya
13
6. Lakukan query tersebut pada tiap tingkatan sekolah (SD, SMP, SMA/SMK), dan pada
bangunan sekolah yang digabung untuk beberapa tingkatan
7. Setelah itu, lakukan Clip pada layer Politeknik dan Universitas pada tiap Kecamatan
di Kota Semarang. Berikut ini contohnya
8. Berikut hasilnya
14
9. Lakukan tahap 7 sampai 8 pada tiap kecamatan
3.3.2 Penilaian Kualitas Pendidikan Berdasarkan Jumlah Fasilitas Pendidikan Tiap
Kecamatan
1. Dari hasil Clip dan Query untuk mencari jumlah fasilitas pendidikan di tiap
Kecamatan di Kota Semarang, kemudian masukkan hasil tersebut pada layer poligon
tiap kecamatan, berikut ini tabel atribut kecamatan beserta rekapitulasi fasilitas
pendidikannya :
• Query Memadai
16
• Query Sangat Memadai
Berikut ini hasil penilaian kondisi tiap tingkatan pendidikan di tiap kecamatan
dan rata-ratanya :
4. Dari data atribut kondisi fasilitas pendidikan tersebut, lalu dibuat peta klasifikasi
kondisi pendidikan dengan dengan cara klik kanan pada layer kecamatan > klik
Properties > klik Symbology > klik Categories > Klik Uniqe Values > pada Value
field pilih atribut Kond_Kcmtn > lalu klik Add All Values > Kemudian pilih warna
untuk klasifikasinya > klik OK,
17
Berikut ini hasilnya
5. Lalu beri label dengan cara klik kanan pada layer kecamatan > klik Properties > klik
Labels > pada Label field pilih kolom atribut Kond_Kcmtn > atur tampilan teksnya >
klik OK
18
Berikut hasilnya
2. Setelah itu, buffer layer Pemukiman dengan radius 1 kilometer dengan cara klik
menu Geoprocessing > klik Buffer > pada kolom Input Features, isi layer
19
Pemukiman > pilih tempat penyimpanan file output > isikan radius buffernya > pada
Side Type pilih full > klik OK
3. Setelah itu, klik menu Selection > Select by Location > pilih target layer Buffer
pemukiman > pilih source layer Politeknik, Sekolah, dan Universitas > pada Spatil
Selection Method pilih Containt the source layer feature
20
Berikut ini hasilnya, buffer yang berwarna biru muda meruakan buffer yang jaraknya
≤ 1 km dari fasilitas pendidikan
• Politeknik
Didapati 107 dari 473 poligon pemukiman yang jaraknya ≤ 1 km dari politeknik.
Didapatkan presentase sebesar 22.62% pemukiman yang jaraknya ≤ 1 km dari
Politeknik,
21
• Sekolah (SD, SMP, SMA)
22
Didapati 466 dari 473 poligon pemukiman yang jaraknya ≤ 1 km dari sekolah
(SD, SMP, SMA). Dan presentasenya 98.52% pemukiman yang jaraknya ≤ 1
km dari sekolah (SD, SMP, SMA).
• Universitas
23
3.3.4 Fasilitas Pendidikan yang Terakses 1 Kilometer dari Jalan Arteri
1. Tambahkan layer Jalan Arteri pada peta
2. Kemudian klik menu Geoprocessing > klik Buffer > Pada dialog box Buffer, Input
Features isi dengan layer Jalan_Arteri, kemudian isikan radius Buffer 1 km, lalu
klik OK
24
3. Kemudian kilik menu Selection > Select by Location
4. Pada dialog box, pilih Target Layer Sekolah, Universitas, dan Politeknik, dan Source
Layer Jalan_Arteri_Buffer2 (hasil buffer layer Jalan Arteri), kemudian pilih
Intersect the source layer feature untuk mengetahui buffer mana saja yang
bersinggungan dengan jalan arteri, untuk search distance tidak usah dicentang, lalu
klik OK
25
6. Jumlah sekolah yang terakses 1 km dari jalan arteri adalah 302 sekolah dari 874
sekolah di Kota Semarang
7. Jumlah politeknik yang terakses 1 km dari jalan arteri adalah 16 dari 53 politeknik
di Kota Semarang
26
8. Jumlah universitas yang terakses 1 km dari jalan arteri adalah 19 dari 41 universitas
di Kota Semarang
3.3.5 Fasilitas Pendidikan Dengan Jarak Lebih dari 100 Meter dari Sungai
1. Tambahkan layer Sungai pada peta
27
2. Kemudian klik menu Geoprocessing > klik Buffer > Pada dialog box Buffer, Input
Features isi dengan layer Sungai, kemudian isikan radius Buffer 100 meter, lalu
klik OK
5. Pada dialog box, pilih Target Layer Sekolah, Universitas, dan Politeknik, dan Source
Layer Sungai_Buffer (hasil buffer layer Sungai), kemudian pilih Intersect the source
layer feature untuk mengetahui buffer mana saja yang bersinggungan dengan jalan
arteri, untuk search distance tidak usah dicentang, lalu klik OK
28
6. Berikut ini hasilnya :
Objek yang terseleksi merupakan objek yang jaraknya kurang dari atau sama dengan
500 meter dari sungai, untuk mengetahui fasilitas pendidikan yang jaraknya lebih
dari 100 meter caranya dengan buka atribut layer Sekolah, Politeknik, dan
Universitas, lalu hitung objek yang tidak terseleksi.
29
7. Jumlah sekolah yang jaraknya 100 meter dari sungai adalah 372 sekolah dari 874
sekolah di Kota Semarang, dan jumlah sekolah yang jaraknya lebih dari 100 meter
dari sungai adalah 502 sekolah
8. Jumlah politeknik yang jaraknya 100 meter dari sungai adalah 27 dari 53 politeknik
di Kota Semarang, dan jumlah politeknik yang jaraknya lebih dari 100 meter dari
sungai adalah 26 politeknik
30
9. Jumlah universitas yang jaraknya 100 meter dari sungai adalah 16 dari 41 universitas
di Kota Semarang, dan jumlah universitas yang jaraknya lebih dari 100 meter dari
sungai adalah 25 universitas
31
2. Klik layout (yang dilingkari merah)
4. Yang pertama, buatlah Neatline untuk membuat kotak border peta, kotak judul peta,
dan kotak informasi peta. Klik Insert pada menu bar, kemudian klik Neatline
Kemudian klik OK, drag kursor untuk membentuk kotak yang kalian inginkan. Berikut
ini hasilnya
32
5. Setelah itu input judul peta, input skala angka dan garis, input arah utara, input
legenda, dan beri grid pada muka peta. Berikut ini hasilnya
6. Selesai
33
BAB 4
HASIL DAN ANALISA
4.1 Jumlah Fasilitas Pendidikan Tiap Kecamatan
Darihasil Clip dan Query atribut untuk menghitung jumlah fasilitas pendidikan mulai
dari SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA, Politeknik, dan Universitas, didapatkan rekapitulasi
hasil pada tiap kecamatn sebagai berikut :
34
• SMP/MTS
• SMA/SMK/MA
• Politeknik
35
• Universitas
• SMP/MTS
36
• SMA/SMK/MA
• Politeknik
• Universitas
37
3. Kecamatan Gajah Mungkur
• SD/MI
• SMP/MTS
• SMA/SMK/MA
38
• Politeknik
• Universitas
4. Kecamatan Candisari
• SD/MI
39
• SMP/MTS
• SMA/SMK/MA
• Politeknik
40
• Universitas
• SMP/MTS
41
• SMA/SMK/MA
• Politeknik
• Universitas
42
6. Kecamatan Semarang Utara
• SD/MI
• SMP/MTS
• SMA/SMK/MA
43
• Politeknik
• Universitas
44
• SMP/MTS
• SMA/SMK/MA
• Politeknik
45
• Universitas
• SMP/MTS
46
• SMA/SMK/MA
• Politeknik
• Universitas
47
9. Kecamatan Genuk
• SD/MI
• SMP/MTS
• SMA/SMK/MA
48
• Politeknik
• Universitas
49
• SMP/MTS
• SMA/SMK/MA
• Politeknik
50
• Universitas
• SMP/MTS
51
• SMA/SMK/MA
• Politeknik
• Universitas
52
12. Kecamatan Gunung Pati
• SD/MI
• SMP/MTS
• SMA/SMK/MA
53
• Politeknik
• Universitas
54
• SMP/MTS
• SMA/SMK/MA
• Politeknik
55
• Universitas
• SMP/MTS
56
• SMA/SMK/MA
• Politeknik
• Universitas
57
15. Kecamatan Banyumanik
• SD/MI
• SMP/MTS
• SMA/SMK/MA
58
• Politeknik
• Universitas
59
• SMP/MTS
• SMA/SMK/MA
• Politeknik
• Universitas
60
17. Peta Sebaran Fasilitas Pendidikan
Berikut ini hasil peta kondisi fasilitas tiap kecamatan di Kota Semarang
Dari hasil diatas, didapati 7 kecamatan memiliki fasilitas pendidikan yang cukup
memadai dan 9 kecamatan memiliki fasilitas pendidikan yang memadai.
62
4.3 Jumlah Pemukiman yang Terakses 1 Kilometer dari Fasilitas Pendidikan
Dari hasil analisa spasial Buffer pada layer pemukiman, dan kemudian dilakukan
seleksi pada fasilitas pendidikan yang berada dan bersinggingan dengan buffer pemukiman,
didapatkan pemukiman yang terakses 1 km dari sekolah (SD, SMP, SMA) sebanyak 446
pemukiman dari 473 poligon pemukiman, jumlah tersebut presentasenya 98.52%. Dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat di kota semarang tidak perlu takut tidak
bersekolah karena jarak pemukiman yang jauh dari sekolah yang masuk dalam Program Wajib
Belajar 12 Tahun, yaitu SD, SMP, dan SMA.
Untuk akses pemukiman 1 km dari politeknik, didapatkan hasil 107 pemukiman dari
473 poligon pemukiman terakses 1 km ke politeknik, dengan presentase 22.62%. Sedangkan
jumlah pemukiman yang terakses 1 km dari universitas ada 83 pemukiman dari 473 poligon
pemukiman, dan presentasenya adalah 17.55%. Jumlah pemukiman yang terakses 1 km sangat
sedikit tersebut dikarenakan oleh jumlah perguruan tinggi yang sedikit. Jumlah perguruan
tinggi yang sedikit disebabkan karena untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi, sebuah
instansi harus melewati uji mutu pendidikan perguruan tinggi yang akan didirikan oleh
Kemenristekdikti, sehingga perguruan tinggi yang sekarang sudah berdiri merupakan
perguruan tinggi yang berkualitas.
Sekolah
Politeknik
Universitas
63
Dari hail buffer layer Jalan Arteri dan selection tools pada fasilitas pendidikan,
didapatkan hasil :
• Jumlah sekolah yang terakses 1 km dari jalan arteri adalah 302 sekolah dari 874
sekolah di Kota Semarang
64
Karena jalan arteri pada Kota Semarang hanya terdiri dari Jalan Pantura yang menjalar
dari arah timur, yaitu Kabupaten Demak, dan ke arah barat ke Kabupaten Kendal dan Jalan
Provinsi ke arah selatan menuju Kabupaten Semarang. Maka dari itu, fasilitas pendidikan yang
terakses 1 km dari jalan arteri tidak cukup banyak.
4.5 Fasilitas Pendidikan Dengan Jarak Lebih dari 100 Meter dari Sungai
Dengan menggunakan tools Buffer dan Select by Location, didapatkan hasil buffer
layer sungai dan fasilitas pendidikan terseleksi karena berada di dalam buffer dan
bersinggungan dengan buffer.
• Sekolah
Jumlah sekolah (SD, SMP, SMA) yang jaraknya 100 meter dari sungai adalah
372 sekolah dari 874 sekolah di Kota Semarang, dan jumlah sekolah yang
jaraknya lebih dari 100 meter dari sungai adalah 502 sekolah.
• Politeknik
Jumlah politeknik yang jaraknya 100 meter dari sungai adalah 27 dari 53
politeknik di Kota Semarang, dan jumlah politeknik yang jaraknya lebih dari
100 meter dari sungai adalah 26 politeknik.
• Universitas
Jumlah universitas yang jaraknya 100 meter dari sungai adalah 16 dari 41
universitas di Kota Semarang, dan jumlah universitas yang jaraknya lebih dari
100 meter dari sungai adalah 25 universitas.
65
4.6 Layout Peta
66
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Kecamatan Gayamsari memiliki 21 SD, 8 SMP, 9 SMA, 2 Politeknik, dan 1 Universitas,
dan termasuk kedalam kecamatan yang cukup memadai dalam fasilitas pendidikan.
2. Kecamatan Semarang Selatan memiliki 31 SD, 13 SMP, 13 SMA, 5 Politeknik, dan 4
Universitas, dan termasuk kedalam kecamatan yang memadai dalam fasilitas
pendidikan.
3. Kecamatan Gajah Mungkur memiliki 19 SD, 9 SMP, 8 SMA, 12 Politeknik, dan 8
Universitas, dan termasuk kedalam kecamatan yang cukup memadai dalam fasilitas
pendidikan.
4. Kecamatan Candisari memiliki 29 SD, 10 SMP, 8 SMA, 2 Politeknik, dan 3 Universitas,
dan termasuk kedalam kecamatan yang cukup memadai dalam fasilitas pendidikan.
5. Kecamatan Semarang Timur memiliki 32 SD, 13 SMP, 14 SMA, 2 Politeknik, dan 1
Universitas, dan termasuk kedalam kecamatan yang memadai dalam fasilitas
pendidikan.
6. Kecamatan Semarang Utara memiliki 35 SD, 8 SMP, 5 SMA, 1 Politeknik, dan 1
Universitas, dan termasuk kedalam kecamatan yang cukup memadai dalam fasilitas
pendidikan.
7. Kecamatan Semarang Tengah 36 SD, 23 SMP, 16 SMA, 6 Politeknik, dan 7 Universitas,
dan termasuk kedalam kecamatan yang memadai dalam fasilitas pendidikan.
8. Kecamatan Semarang Barat memiliki 51 SD, 20 SMP, 15 SMA, 8 Politeknik, dan 1
Universitas, dan termasuk kedalam kecamatan yang memadai dalam fasilitas
pendidikan.
9. Kecamatan Genuk memiliki 31 SD, 14 SMP, 10 SMA, 1 Politeknik, dan 1 Universitas,
dan termasuk kedalam kecamatan yang cukup memadai dalam fasilitas pendidikan.
10. Kecamatan Pedurungan memiliki 59 SD, 23 SMP, 15 SMA, 5 Politeknik, dan 2
Universitas, dan termasuk kedalam kecamatan yang memadai dalam fasilitas
pendidikan.
11. Kecamatan Tugu memiliki 23 SD, 7 SMP, 4 SMA, 0 Politeknik, dan 1 Universitas, dan
termasuk kedalam kecamatan yang cukup memadai dalam fasilitas pendidikan.
12. Kecamatan Gunung Pati memiliki 51 SD, 14 SMP, 12 SMA, 0 Politeknik, dan 2
Universitas, dan termasuk kedalam kecamatan yang memadai dalam fasilitas
pendidikan.
13. Kecamatan Tembalang memiliki 50 SD, 19 SMP, 10 SMA, 5 Politeknik, dan 3
Universitas, dan termasuk kedalam kecamatan yang memadai dalam fasilitas
pendidikan.
14. Kecamatan Mijen memiliki 36 SD, 17 SMP, 14 SMA, 1 Politeknik, dan 1 Universitas,
dan termasuk kedalam kecamatan yang memadai dalam fasilitas pendidikan.
15. Kecamatan Banyumanik memiliki 53 SD, 14 SMP, 14 SMA, 2 Politeknik, dan 2
Universitas, dan termasuk kedalam kecamatan yang memadai dalam fasilitas
pendidikan.
67
16. Kecamatan Ngaliyan memiliki 42 SD, 9 SMP, 9 SMA, 1 Politeknik, dan 4 Universitas,
dan termasuk kedalam kecamatan yang cukup memadai dalam fasilitas pendidikan.
17. Jumlah Pemukiman yang Terakses 1 Kilometer dari sekolah (SD, SMP, SMA) adalah
446 dari 473, dan presentasenya 98.52%.
18. Jumlah Pemukiman yang Terakses 1 Kilometer dari politeknik adalah 107 dari 473, dan
presentasenya 22.62%.
19. Jumlah Pemukiman yang Terakses 1 Kilometer dari universitas adalah 83 dari 473, dan
presentasenya 17.55%.
20. Sekolah yang terakses 1 km dari jalan arteri adalah 302 dari 874 sekolah di Kota
Semarang.
21. Politeknik yang terakses 1 km dari jalan arteri adalah 16 dari 53 politeknik di Kota
Semarang.
22. Universitas yang terakses 1 km dari jalan arteri adalah 19 dari 41 universitas di Kota
Semarang.
23. Sekolah yang jaraknya dengan sungai lebih dari 100 m adalah 372 dari 874 sekolah di
Kota Semarang.
24. Politeknik yang jaraknya dengan sungai lebih dari 100 m adalah 27 dari 53 politeknik
di Kota Semarang.
25. Universitas yang jaraknya dengan sungai lebih dari 100 m adalah 16 dari 41 sekolah di
Kota Semarang.
5.2 Saran
1. Sebaiknya analisa juga ditambah dengan kondisi apakah sekolah tersebut Negeri atau
Swasta, kondisi akreditasinya, karena dapat digunakan untuk analisa tingkat ekonomi,
karena semakin banyak sekolah, politeknik, atau universitas swasta dengan akreditasi
tinggi menandakan tingkat ekonomi daerah tersebut cukup tinggi.
2. Sebaiknya dilakukan analisis hubungan fasilitas pendidikan dengan sarana transportasi,
khususnya perguruan tinggi (politeknik dan universitas), karena sebagian besar
mahasiswa perguruan tinggi biasanya berasal dari luar kota, dan butuh sarana
transportasi untuk pulang ke kampung halamannya.
68
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, Eko. 1992. Sistem Informasi Geografi Menggunakan ArcMap.. Penerbit ANDI.
Yogyakarta.
Nuarsa, I Wayan. 2005. Menganalisa Data Spasial dengan ArcView GIS 3.3 untuk Pemula. PT.
Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.
Cahyono,Agung,B. 2013. Pengantar Spasial Analisis. Materi Kuliah SIG Terapan Jurusan
Teknik Geomatika ITS. Surabaya
Cahyono,Agung,B. 2013. Spasial Analisis Vektor. Materi Kuliah SIG Terapan Jurusan Teknik
Geomatika ITS. Surabaya
Ginting, S.C.B. 2017. Gambaran Umum Pendidikan di Kota Semarang. Eprint Universitas
Diponegoro. Semarang
69