Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM 2

PENGINDERAAN JAUH KELAS B

Spatial Subsetting dengan Data Image (Resize Data) dan Data Vector

Dibuat Oleh :

Nabil Amirul Haq 03311640000087

Tanggal Pengumpulan

19 Oktober 2018

Laboratorium Geospasial
Departemen Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil Lingkungan Dan
Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Laporan praktikum tentang materi Spatial Subsetting dengan Data Image dan Data
Vector ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penginderaan Jauh. Dalam menyelesaikan
laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu dan
membimbing penulis selama ini, yaitu:

1. Allah SWT yang memberikan kami kesehatan serta kesempatan untuk membuat
laporan ini.
2. Bapak Lalu M. Jaelani, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku dosen pengampu mata kuliah
Penginderaan Jauh Kelas B.

3. Ibu Cherie Bhekti Pribadi, S.T., M.T. selaku dosen responsi mata kuliah Penginderaan
Jauh kelas B.

4. Orang-orang yang telah memberi motivasi bagi penulisan laporan ini.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang membangun. Selain itu penulis juga
memohon maaf apabila di dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan.

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wacana yang
bermanfaat bagi semua kalangan.

Surabaya, 15 Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………… ...................................... 2


DAFTAR ISI…………………………………………………………………….............. .......................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………............................................ ..4
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................................................................ ..4
BAB II DASAR TEORI
2.1 Citra Satelit Modis…………………………………………………………................ ..................... ..5
2.2 Georeferencing Modis ................................................................................................................... ..5
2.3 Spatial Subset………………………………………………………….............................................. ..6
2.4 Subset Data ....................................................................................................................................... ..6

BAB III PELAKSANAAN


3.1 Alat dan Bahan ................................................................................................................................ 7
3.2 Tempat dan Waktu Praktikum ..................................................................................................... 7
3.3 Petunjuk Praktikum ........................................................................................................................ 7
3.3.1 Georeferencing MODIS ............................................................................................................. 7
3.3.2 Spatial Subset ............................................................................................................................... 10
3.3.3 Subset Data Via ROI .................................................................................................................. 11

BAB IV HASIL DAN ANALISA


4.1 Georeferencing MODIS ............................................................................................................. ..15
4.2 Subsetting dengan Data Vektor ................................................................................................ ..15
4.3 Subset Data Via ROI ................................................................................................................... ..16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................................... ..17
5.2 Saran .............................................................................................................................................. ...17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ ...18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Citra satelit, yang merupakan hasil atau produk dari satelit, mengandung berbagai
informasi kebumian yang sangat bermanfaat. Citra satelit perlu diolah kembali
menggunakan software remote sensing yang ada, agar dapat digunakan sesuai kebutuhan.
Salah satu contoh software remote sensing adalah ENVI. Software ini yang digunakan
dalam praktikum kali ini untuk mengolah suatu citra satelit. Untuk itu, perlu adanya
pembelajaran tentang software remote sensing ENVI ini, agar kita dapat mengolah citra
satelit.

Pengolahan citra satelit dibutuhkan karena terkadang kita hanya ingin mendapatkan
informasi dari sebagian citra satelit tersebut, bukan seluruhnya. Misalkan saja, kita
memiliki citra satelit Indonesia, padahal kita hanya membutuhkan informasi dari Pulau
Sulawesi saja. Oleh karena itu, agar lebih efektif, kita harus dapat mengolah agar citra
tersebut (dalam hal ini merupakan citra MODIS yang telah di-georefencing dan di-spatial
dan spectral resizing pada praktikum sebelumnya) hanya mengandung informasi mengenai
Pulau Sulawesi saja. Untuk itulah, kita akan mempelajari spatial subsetting dengan data
vector.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat dari penulisan laporan praktikum ini adalah :


1. Mahasiswa bisa melakukan pemotongan citra berdasarkan daerah khusus
yang diinginkan

4
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Citra Satelit Modis

MODIS merupakan sensor yang dimaksudkan untuk menyediakan data darat, laut, dan
atmosfer secara berkesinambungan. Sensor MODIS terpasang pada satelit Terra dan Aqua.
Satelit Terra dan Aqua dirancang juga untuk membawa sensor lain yaitu AVHRR dan
CZCS. Satelit Terra dan Aqua memiliki orbit selaras matahari (sun synchronous) dan dekat
kutub (near-polar). Satelit mengorbit bumi 2 hari sekali dengan ketinggian 705 kilometer
diatas permukaan bumi. Field of View MODIS adalah ±55o dan lebar sapuan 2330 km.
Citra yang dihasilkan memiliki tiga resolusi spasial yaitu 250 meter, 500 meter, dan
1000 meter. Dengan total karakteristik panjang gelombang 36 buah saluran dan 12-bit
kepekaan radiometrik. Sensor MODIS yang terpasa pada satelit Terra dan Aqua dapat
mengukur hampir semua parameter darat, laut, dan udara sehingga kegunaannya menjadi
sangat luas. Mulai dari indeks tumbuhan, kelembaban tanah, kadar aerosol di udara, suhu
permukaan laut, dan kandungan klorofil laut, yang seluruhnya ada 86 parameter sehingga
banyak keperluan lain yang bisa ditumpangkan. Citra Modis dapat diperoleh gratis melalui
pemesanan di internet.

2.2 Georeferencing MODIS

Georeferencing merupakan koreksi geometrik dari suatu citra satelit. Geometrik merupakan
posisi geografis yang berhubungan dengan distribusi keruangan (spatial distribution). Geometrik
memuat informasi data yang mengacu bumi (geo-referenced data), baik posisi (sistem koordinat
lintang dan bujur) maupun informasi yang terkandung di dalamnya.
Pada citra satelit MODIS, belum terdapat koordinat di dalamnya, maka dari itu perlu dilakukan
georeferencing sebelum dilakukan pengolahan citra. Jika data lintang dan bujur sudah tersedia
sebagai file gambar bernama Latitude dan Longitude dalam dataset HDF, ENVI akan mengetahui
jika data tersebut mengandung koordinat geografis. Jika data lintang dan bujur tersedia sebagai
gambar bernama selain Latitude dan Bujur, ENVI meminta Anda untuk memilih gambar yang
mengandung koordinat. Jika tidak ada gambar dari dataset berisi geocoordinates, data tidak dapat
di-georeferensi.

5
2.3 Spatial Subsetting dengan Data Image

Spatial Subsetting dengan Data Vector adalah salah satu cara me-resize spatial dari
suatu citra satelit. Perbedaannya dengan spatial resizing adalah pada hasil resize-nya. Pada
spatial resizing, citra satelit hanya dapat dipotong dengan bentuk kotak. contohnya ada
pada gambar di bawah ini.

Sebelum di-resize Setelah di-resize


2.4 Subset Data Via ROI
Sedangkan pada spatial subsetting, dengan menggunakan data vector yang sama dengan
citra yang akan kita potong seusai ROI, hasil resize citra tersebut akan sesuai dengan
bentuk yang kita inginkan. Contohnya saja kita ingin mendapatkan informasi dari Pulau
Sulawesi saja, maka yang akan tampak pada citra nantinya hanya Pulau Sulawesi saja.
Contohnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Sebelum di-spatial subsetting Setelah di- spatial subsetting

6
BAB III
PELAKSANAAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum :


• Satu set komputerSoftware ENVI 5.3
• Gambar atau citra MODIS Sulawesi
• Peta vektor Sulawesi (shp)
• Alat tulis

3.2 Pelaksanaan Praktikum

Hari, tanggal : Jumat, 12 Oktober 2018


Jam : 13.00-17.00 WIB
Tempat Pelaksanaan : GM-103

3.3 Petunjuk Praktikum Praktikum

3.3.1 Georeferencing MODIS

Dalam praktikum kali ini, dibutuhkan peta citra satelit MODIS, dan melakukan
georeferensi terlebih dahulu

1. Jalankan program ENVI 5.3 dengan cara meng-klik dua kali icon ENVI 5.3
seperti gambar di samping

2. Buka file berupa sebuah citra MODIS yang di-georeferencing dan di-resize
pada praktikum sebelumnya, yaitu dengan cara klik File → Open Image File

7
Maka akan muncul tampilan untuk memilih file seperti di bawah ini. Kita pilih
file-nya (format hdf) kemudian klik Open

3. Setelah itu, akan muncul tampilan Available Band List. Tampilkan citra tersebut
pada Display 1. Caranya, klik RGB Color → pilih Band 1 untuk R, Band 2 untuk
G, dan Band 3 untuk B → Load RGB.

8
4. Lakukan Georeferensi Citra, dengan klik menu Map > Georeference MODIS

5. Select input file berupa Reflectance, kemudian klik OK

6. Pilih jenis proyeksi UTM, dan datum WGS84, simpan file, klik OK

7. Kemudian akan muncul Registration Parameter, pilih file tadi, lalu klik OK, tunggu proses
pembuatan citra MODIS yang sudah di georeferensi (lama waktu building image
georeference tergantung spesifikasi PC).

9
8. Setelah selesai, akan muncul Warp, pilih RGB Warb dengan urutan Band 3, 2, lalu
1, kemudian load di Display 2. Dan akan menghasilkan tampilan citra lengkap
dengan koordinatnya :

3.3.2 Spatial Subset menggunakan Data Image

1. Kemudian Lakukan Resize Data Input File dengan klik Basic Tools > Resize
Data>Pilih file hasil georeferensi tadi

2. Atur Spatial Subset nya> Pilih Subset Using Image> Atur Samples dan Lines sesuai
ukuran Pulau Sulawesi.

3. Atur Spectral Subset, pilih file spatial subset> pilih band 1-4> klik OK

10
4. Berikut ini hasil Spatial Subset menggunaan data Image.

3.3.3 Subset Data Vektor Via ROI

1. Jalankan program ENVI 5.3 dengan cara meng-klik dua kali icon ENVI 5.3 seperti
gambar di samping

2. Buka data vektor berupa peta vektor Sulawesi yang telah kita buat sebelumnya
dengan cara klik File → Open Vector File

Maka akan muncul tampilan untuk memilih file seperti di bawah ini. Kita pilih
file-nya kemudian klik Open

11
3. Pada tampilan Available Vectors List yang muncul, kita klik ROIbaru → Load
Selected → Klik New Vector Window pada Load Vectors → OK/

4. Makan akan terlihat tampilan seperti ini.

6. Klik File pada tampilan tersebut → Export Active Layer to ROIs. Maka akan
muncul tampilan Select Data File to Associate with new ROIs. Klik File Spectral
Subset → OK. Pada Export EVF Layers to ROI, klik Convert all records of an
EVF layer to one ROI....→ OK

12
7. Klik Basic Tools pada menu utama ENVI → Subset Data via ROIs

8. Maka akan muncul tampilan Select Input File to Subset via ROI. Klik file
Spectral Subset → OK.

9. Pada Spatial Subset via ROI Parameters, klik EVF: Sulawesi [White] 167534
points → klik choose pada Enter Output Filename → Isikan nama file-nya
(Sulawesi) → Open → Pada Mask pixels outside of ROI ? kita pilih Yes → OK.
Maka citra baru hasil olahan kita akan tersimpan dan langsung muncul pada
Available Band List.

10. Untuk menampilkan citra tersebut, pada Available Band List kita klik RGB Color
→ pilih Band 1 untuk R, Band 2 untuk G, dan Band 3 untuk B → Load
RGB. Maka akan muncul seperti di bawah ini.

13
11. Berikut ini hasil spatial subset menggunakan data vektor

14
BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1 Georeferencing MODIS

Pada Georeferencing MODIS, citra yang tadinya hanya berisi informasi band saja setelah
dilakukan georeferencing, citra tersebut sudah memiliki koordinat sesuai datum dan proyeksi
yang kita pilih. Kemudian citra siap dilakukan pengolahan. Selama kursor bergerak, koordinat
akan menyesuaikan gerakannya. Berikut ini adalah hasilnya :

4.2 Spatial Subset Menggunakan Data Citra/Image

Pada spatial subset menggunakan data image ini, kita perlu menggunakan data citra yang
telah di georeferensi, jika citra belum digeoreferensi maka kita harus melakukan georeferensi
sehingga citra mempunyai koordinat. Pada proses subset, kita hanya bisa memotong citra dalam
bentuk kotak yang mengelilingi pulau Sulawesi, sehingga menghasilkan potongan citra yang
disekeliling pulaunya masih ada noise berupa pulau lain atau objek lain seperti awan dll.

15
4.3 Subset Data Via ROI

Pada spatial subset menggunakan data vector ini, kita perlu menggunakan data citra
yang telah di georeferensi dan data vektor pulau Sulawesi dalam bentuk format EVF, jika
citra belum digeoreferensi maka kita harus melakukan georeferensi sehingga citra
mempunyai koordinat. Pada proses subset, kita dapat memotong citra sesuai bentuk data
Vector pulau sulawesi, jadi hasil dari Spatial Subset ini hanya berupa Pulau Sulawesi saja.

16
BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

1. Citra MODIS yang digunakan harus digeoreferencing terlebih dahulu.


2. Spatial subsetting dengan data image hanya mampu memotong pulau sulawesi dengan
bentuk rectangle, sehingga pulau lain atau awan yang berada di dalam kotak tersebut
masih kelihatan pada hasil spatial subset.
3. Cara spatial subsetting dengan data vektor dapat menampilkan informasi sesuai dengan
keinginan kita.
4. Berbeda dengan spatial resizing, spatial subsetting tidak melakukan pemotongan data
berbentuk segi empat, melainkan pemotongan data disesuaikan sesuai dengan
keinginan kita.
5. Untuk melakukan spatial subsetting, syarat utamanya adalah memiliki data vektor.

5.2. Saran

1. Sebaiknya pengguna ENVI 5.3, khususnya mahasiswa mencoba-coba dan berlatih


berbagai fungsi yang ada pada software tersebut, agar lebih mengetahui kegunaannya.

2. Dalam melakukan pengolahan citra, sebaiknya menggunakan komputer, PC, atau


laptop dengan kemampuan dan kecepatan akses yang memadai agar cepat dalam
pemrosesan data nantinya.

17
DAFTAR PUSTAKA

_____________.2011.ENVI. http://www.ittvis.com/envi. dikutip tanggal 14 Oktober 2018


pukul 19.00 WIB

Jaelani, L.M. 2011. Kumpulan slide materi mata kuliah Penginderaan Jauh.

Putra Perdana, Aji.2010. PETUNJUK PENGOLAHAN CITRA AQUA/TERRA MODIS


DENGAN ENVI 4.X. http://gisresetutor.blogspot.com/2009/02/petunjuk-pengolahan-citra-
aquaterra.html. diakses tanggal 14 Oktober 2018 pukul 19.30 WIB

_____________.2011.Citra MODIS. http://lisaontheblog.wordpress.com/tag/citra-


modis/. diakses tanggal 14 Oktober 2018 pukul 19.10 WIB

Saripin, Ipin. 2003. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan:Sistem Penginderaan Jauh Satelit Ldcm
(Landsat-8). Buletin Teknik Pertanian Vol.8 No.2.

Sitanggang, Gokmaria. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan: Sistem Penginderaan Jauh Satelit
Lcdm (Lansat-8) Peneliti Bidan Bangfaja. LAPAN.

geomatikainderaja.blogspot.com/p/koreksi-geometrik.html. diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 19.50


WIB

18

Anda mungkin juga menyukai