Anda di halaman 1dari 23

TUGAS

INFRASTRUKTUR INFORMASI GEOSPASIAL


“Geoportal Berbasis OpenGIS”

Disusun Oleh :
Zahirah Salsabila 03311840000050
Fashan Boby 03311840000057
Arya Nugraha 03311640000095

Kelas:
Infrakstrutur Informasi Geospasial A
RM184953

Dosen:
Nurwatik, S.T., M.Sc.

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL,PERENCANAAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporam Infrastruktur Informasi Geospasial dengan
judul “Geoportal Berbasis OpenGIS” terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh beberapa pihak. Oleh karena
itu,pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami mampu menyelesaikan laporan ini dengan
baik.
2. Ibu Nurwatik, S.T., M.Sc. selaku dosen Mata Kuliah Infrastruktur Informasi
Geospasial (A).
3. Teman-teman Teknik Geomatika ITS angkatan 2018 yang telah memberi masukan
dalam pembuatan tugas ini.
Dalam penyusunanya, penulis menyadari masih banyaknya kesalahan dan kekurangan
yang terjadi. Maka dari itu penulis membutuhkan masukan dan saran yang bermanfaat dalam
penyusunan laporan ini. Terima kasih.

Surabaya, 1 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 4
BAB II DASAR TEORI........................................................................................................... 5
2.1 Konsep Infrastruktur Data Spasial ....................................................................................... 5
2.2 Komponen Infrastruktur Data Spasial ................................................................................. 5
2.3 Geoportal.............................................................................................................................. 6
2.4 Open Source GIS ................................................................................................................. 7
2.5 Aplikasi Open Source GIS ................................................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................... 10
3.1 Geoportal Pemerintah Kota Yogyakarta ............................................................................ 10
3.1.1 Stakeholder ................................................................................................................. 11
3.1.2 Dataset Peta ................................................................................................................. 12
3.2 INSPIRE Geoportal ........................................................................................................... 14
3.2.1 Stakeholder ................................................................................................................. 15
3.2.2 Dataset Peta ................................................................................................................. 17
3.3 Canadian Geoportal ........................................................................................................... 19
3.3.1 Stakeholder ................................................................................................................. 20
3.3.2 Dataset Peta ................................................................................................................. 20
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 22
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 23

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bercermin dari peran strategis data geospasial pada geoportal yang berbasis OpenGIS,
maka sebagai suatu terobosan yang dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga untuk
menjamin keterbukaan akses data geospasial adalah dengan membuat infrastruktur data
spasial. Istilah Infrastruktur Data Spasial (IDS) sering digunakan untuk merujuk suatu
kumpulan dasar yang saling berkaitan antara teknologi,kebijakan serta pengaturan
kelembagaan yang mampu memfasilitasi ketersedian dan akses kedalam data spasial.
Teknologi digunakan untuk pendistribusian data, pengaksesan data, dan penyimpanan data.
Dengan perkembangan teknologi jaringan yang ada saat ini maka proses pendistribusian,
pengaksesan dan transfer data dapat dilakukan secara online sehingga berbagi pakai data
dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Infrastruktur Data Spasial (IDS) merupakan inisiatif dalam pengelolaan data spasial
yang terintegrasi antara komponen Sumber Daya Manusia (SDM) atau stakeholder,
kebijakan dan perundangundangan, teknologi, standardisasi serta data spasial yang
memungkinkan berbagi pakai data dan kemudahan akses untuk meningkatkan efektifitas
dan efisiensi pemanfaatan data spasial. Infrastruktur data spasial membuat masyarakat yang
membuat kelompok masyarakat lebih mudah mengakses data sesuai dengan yang mereka
cari. Model impelementasi Infrastruktur Data Spasial berbasis geoportal yang banyak
berkembang di berbagai belahan dunia, beberapa contoh yang akan dibahas dalam laporan
ini antara lain Geoportal Yogyakarta, Geoportal Eropa, dan Geoportal Canada.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam laporan ini yaitu:
a. Bagaimana komponen data pada geoportal bebasis OpenGIS?
b. Bagaimana stakeholder pada geoportal berbasis OpenGIS?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penugasan ini yaitu:
a. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisis komponen data pada geoportal
berbasis OpenGIS.
b. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisis stakeholder pada geoportal berbasis
OpenGIS.

4
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Konsep Infrastruktur Data Spasial


Konsep infrastruktur data spasial sudah mulai diperkenalkan sejak pertengahan dekade
1980-an. Kelahiran konsep infrastruktur data spasial berawal dari adanya kesadaran para
pengguna SIG (Sistem Informasi Geografis) agar lebih mampu mengoptimalkan manfaat
dari data spasial. Dipikirkannya konsep infrastruktur data spasial dilatarbelakangi oleh
keadaan-keadaan seperti:
- Kesadaran akan mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh data spasial dan
juga memerlukan waktu yang cukup lama untuk pengadaan data spasial tersebut.
Kenyataan mahalnya pengadaan data spasial tersebut akan berdampak pada mahalnya
biaya yang dibutuhkan untuk membangun SIG, seperti diketahui bahwa 70-80% biaya
untuk membangun SIG adalah untuk pengadaan data spasial.
- Suatu keadaan dimana pengadaan data spasial masih bersifat sektoral. Artinya
pengadaan data spasial pada suatu instansi hanya untuk memenuhi kebutuhan instansi
tersebut dengan standar yang ditetapkan adalah standar bagi instansi tersebut. Keadaan
ini sering mengakibatkan terjadinya duplikasi pengadaan data antar satu instansi
dengan instansi lain untuk lokasi yang sama.
- Kesulitan dalam melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan dari bermacam
instansi. Kondisi data spasial (tema tidak lengkap, skala kurang detil, data tidak up-to-
date, sistem referensi berbeda, format data berbeda, sulit diakses),data
Atribut/Tabular/Statistik (data tidak lengkap, data kurang detil, data tidak up-to-date,
referensi berbeda, format berbeda, sulit diakses) tidak seperti kondisi data yang
diharapkan (data terintegrasi, detil, tersistem, up-to-date, dapat langsung dipakai dan
mudah diakses).
Konsep infrastruktur data spasial akan terus mengalami perkembangan dan menjadi
unsur infrastruktur yang semakin penting dalam mendukung perkembangan ekonomi,
pengelolaan lingkungan, pengelolaan Sumber Daya Alam, penanganan bencana dan
stabilitas sosial. Karena sifatnya yang dinamis dan kompleks, perkembangannya sangat
bergantung pada kebutuhan dan keadaan.

2.2 Komponen Infrastruktur Data Spasial


Berikut adalah komponen infrastruktur data spasial:
a. Pemangku Kepentingan
Dalam hal ini pengaturan institusional yang memungkinkan pemangku kepentingan
untuk melakukan kolaborasi dan secara aktif bekerjasama dalam melakukan
perencanaan dan implementasi spasial data infrastruktur
b. Kerangka Data
Merupakan data set dan data spasial terintegrasi yang menyediakan informasi konteks
dan referensi untuk yurisdiksi
c. Kebijakan
Merupakan instrument tingkat strategis atau operasional dalam membantu
memfasilitasi pembangunan atau penggunaan spasial data infrastruktur
d. Standar-standar Spasial

5
Dalam hal ini organisai pelaksana spasial data infrastruktur menggunakan standar
internasioanl yang dikembangkan oleh organisasi untuk Standarisasi Internasional
(ISO) dan Konsorsium Geospasial Terbuka (OGC)
e. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dalam hal ini teknologi spasial data infrastruktur meliputi jaringan server fisik yang
mampu menyediakan jaringan dan data sehingga suatu aplikasi dapat dikembangkan
dengan memanfaatkan sebuah layanan
Infrastruktur.data spasial memerlukan dukungan teknologi informasi dan komunikasi
yang memungkinkan untuk interperabilitas data,karena pada dasarnya fungsi pokok dari
spasial data infrastruktur adalah interoperablitas data antar sector. Sehingga dalam hal ini
komunikasi data dibangun dengan arsitektur Service Object Architecture (SOA) yang
memungkinkan semua pihak untuk melayani dan menyebarkan informasi geospasil
masing-masing dalam sebuah portal. konsep SOA menjadikan bagian penting dalam
membangun spasial data infrastruktur dalam skala yang lebih luas atau global. OGC
menyediakan forum untuk vendor,integrator,peneliti,lembaga,pemasok data dan pengguna
untuk membuat teknologi interoperabilitas geoprocessing bersama dan untuk menemukan
peluang untuk bekerja sama,komersial dan sebaliknya. OGC mampu memberikan
kesempatan untuk pembangun spasial data infrastruktur yang terdiri atas
pengguna,konsultan,lembaga atau integrator untuk mendapatkan keuntungan dari
kerjasama dengan lembaga penelitian dan pengembangan.

2.3 Geoportal
Geoportal adalah sebuah konsep untuk melihat aplikasi yang memfasilitasi penggunaan
untuk mencari data geospasial dan melihat peta,metadata,web mapping. Geoportal
merupakan kumpulan server metadata dan data spasial yang bisa dicari dan diintegrasikan
secara online. Geoportal dapat menjadi pilihan untuk berbagi pakai data (data sharing)
spasial karena lebih efisien dan mendukung interoperabilitas berbasis web. Framework
untuk web mapping yang gratis, misal open layer, leaflet.js yang dapat menampilkan data
melalui basis data geospasial atau file melalui GDAL (Geospasial Data Abstraction
Library),canvas peta dasar,google maps,bing maps. Berikut adalah beberapa contoh dari
implementasi geoportal,yaitu :
a. GeoNode
Geonode (Spasial Data Content Management System) merupakan contoh implementasi
geoportal yang komponen utamanya djanggo berbasis phyton, geoserver untuk
menampilkan web GIS, geonetwork, pycsw untuk manajemen katalog metadata.
Geonode ada dua database PostGIS dan ArcGIS, pengembangan antarmuka dengan
GeoExt dan Openlayers, user interface logic dengan Django WSGI, Apache, otentikasi
dengan django-admin, oAut, LDAP. Geonode umumnya bisa untuk spasial data
discovery, upload dan download data, membuat peta interaktif, open source, djanggo,
bootstrap dan JQuery, scalable, konsol administrator.
b. ESRI Geoportal
ESRI Geoportal Server merupakan produk open source yang dapat melakukan
pencarian dan penggunaan sumber daya geospasial termasuk raster, web services, dan
dataset. Layanan ini mempermudah dalam menampilkan dan mengelola metadata untuk
data geospasial sehingga pengguna dapat menemukan dan mengkoneksikan ke data
yang diinginkan.

6
2.4 Open Source GIS
Aplikasi open source bidang Geo-Spasial atau GIS dapat dikategorikan menjadi dua macam
yaitu library dan aplikasi. Library merupakan modul yang dapat digunakan untuk membangun
suatu aplikasi, sehingga dapat menyingkat waktu dalam pengembangan aplikasi tersebut. Aplikasi
didisain untuk pengguna akhir (end user). Aplikasi SIG dan penginderaan jauh termasuk
didalamnya. Umumnya aplikasi GIS memiliki tampilan antar muka untuk memudahkan
menjalankan aplikasi, sama halnya dengan aplikasi komersial lainnya, seperti autocad, photoshop,
Coreldraw, MSWord dan lain sebagainya.

2.5 Aplikasi Open Source GIS


Aplikasi Open Source GIS dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya, yaitu:
1. Aplikasi Desktop GIS
Aplikasi open source GIS berbasis desktop terdiri dari berbagai macam, dari yang
berkemampuan sangat lengkap untuk melakukan analisis data spasial maupun yang hanya
sebagai viewer data spasial. Aplikasi tersebut diantaranya adalah:
• GRASS (http://grass.itc.it/) – Geographic Resources Analysis Support System.
GRASS merupakan AOS yang cukup lengkap untuk melakukan analisis SIG dan
penginderaan jauh. GRASS memiliki kemampuan untuk melakukan manajemen data
dan analisis, pengolahan citra, kartografi, pemodelan spasial, dan visualisasi. GRASS
dapat dijalankan di sistem operasi Unix/Linux, Windows, dan MacOS.
• MapWindow (http://www.mapwindow.com). MapWindow tidak hanya sekedar data
viewer. Pengembang dapat menambahkan modul untuk melakukan analisa data spasial
(plug-in). MapWindow dikembangkan menggunakan kerangka dot Net (.NET
Framework). Hal ini menyebabkan MapWindow hanya dapat dijalankan pada sistem
operasi Windows.
• ILWIS (http://www.itc.nl/ilwis/&http://52north.org) - Integrated Land and Water
Information System) ILWIS merupakan aplikasi analisis data spasial pengolahan citra
yang dikeluarkan oleh ITC (International Institute for GeoInformation Science and
Earth Observation). Sejak 1 Juli 2007, ILWIS menjadi aplikasi open source dan
ditangani oleh 52o Nort Initiatives.
• OSSIM (http://www.ossim.org) – Open Source Software Image Map. Aplikasi
penginderaan jauh, pengolahan citra, SIG, dan photogrametri.
• QGIS (http://qgis.org) – Quantum GIS. Aplikasi dekstop SIG yang mendukung format
data vektor, raster, dan database (PostGIS dan Oracle).
• GMT (http://gmt.soest.hawaii.edu) – The Generic Mapping Tools. Koleksi alat bantu
untuk analisis data geospasial, umumnya ditujukan untuk data citra. Dapat dijalankan
pada sistem operasi Unix/Linux dan Windows serta MacOS.
• JUMP/JCS (http://www.jump-project.org ) – JUMP Unified Mapping Platform. AOS
yang merupakan aplikasi dekstop SIG untuk menyajikan dan melakukan analisis data

7
spasial. JUMP merupakan aplikasi yang berorientasi kepada pengguna sehingga cukup
mudah digunakan.
• OpenMap (http://openmap.bbn.com). OpenMap merupakan komponen library untuk
membangun aplikasi berbasis Java.
• uDig/JUMP (http://udig.refractions.net) – User-friendly Desktop Internet GIS.
Merupakan aplikasi desktop yang menyediakan teknologi internet mapping seperti
WMS dan WFS. uDig terkait erat dengan proyek GeoTools.
• OpenEV (http://openev.sourceforge.net) OpenEV merupakan library dan aplikasi
contoh menampilkan dan melakukan analysis geospasial data (vektor dan raster.
OpenEV dapat dijalankan di Windows 98/NT/2000/XP, Linux, Irix, Solaris.
• Arcgis explorer (http://www.esri.com/software/arcgis/explorer), sebuah free GIS
viewer yang dapat menampilkan, menelusuri dan men-share informasi GIS. Dengan
aplikasi ini kita dapat mengakses data-data yang sudah ada, menambah foto, laporan,
video dan melakukan analisis spasial terbatas (visibility, modeling, proximity search).
2. Aplikasi GIS berbasis Web
Aplikasi open source GIS berbasis web umumnya digunakan untuk menyajikan data spasial
secara online melalui media internet. Aplikasi GIS berbasis web sangat erat kaitannya dengan
standar dalam bidang geospasial. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung interoperabilitas
penyediaan dan kerja sama data spasial. Aplikasi open source GIS berbasis web antara lain:
• UMN MapServer (http://mapserver.gis.umn.edu) MapServer merupakan aplikasi
pemetaan online (web-mapping) yang cukup popular. Dikembangkan 14 oleh
Universitas Minnesota dan didukung oleh NASA dan Departemen Sumber Daya Alam
Minnesota (Minnesota Department of Natural Resources).
• MapGuide Open Source (http://mapguide.osgeo.org/). MapGuide Open Source
merupakan aplikasi pemetaan online (web-based mapping) dan dikembangkan dan
didukung oleh OSGEO Foundation. Mapguide dapat dikembangkan di Linux atau
Windows dan dapat didukung oleh Apache atau IIS, sedangkan bahasa pemrograman
yang dapat dipergunakan adalah ASP .NET, PHP, Java dan Javascript.
• GeoServer (http://geoserver.sourceforge.net/). GeoServer merupakan aplikasi
pemetaan online (web-mapping) yang berbasiskan Java dan dibangun menggunakan
library GeoTools. GeoServer merupakan implementasi OpenGIS Consortium untuk
Spesifikasi Web Feature Server.
• DeeGree (http://deegree.sourceforge.net) DeeGree, sebelumnya dikenal dengan nama
jaGo, menyediakan beberapa fungsi SIG yang merupakan implementasi dari OpenGIS
Consortium.

8
• StatPlanet (http://www.sacmeq.org/statplanet), aplikasi pemetaan dan visualisasi data
interaktif berbasis browser yang dapat digunakan untuk mempermudah dan
mempercepat pembuatan peta dasar berbasis flash interaktif serta Infografis yang kaya
fitur. Aplikasi ini digunakan oleh organisasi internasional seperti UNESCO, SACMEQ
dan Fasilitas Lingkungan Global untuk berkomunikasi dan lebih mudah
menginterpretasikan data. Salah satu kekuatan terbesar StatPlanet adalah bahwa hal itu
juga memungkinkan pengguna non-teknis untuk mengeksplorasi statistic melalui
antarmuka yang user-friendly. Selain itu, perangkat lunak mengotomatisasi proses
mengubah data mentah ke dalam peta interaktif dan menampilkannya. Hal ini
memungkinkan pengguna non-teknis untuk membuat peta interaktif dan visualisasi
dengan relatif mudah. Perangkat lunak ini dapat didownload dan digunakan secara
gratis.

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Geoportal Pemerintah Kota Yogyakarta

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Yogyakarta yang mempunyai


tugas menunjang penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang perencanaan pembangunan daerah memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Pengoordinasian perencanaan penyelenggaraan di bidang perencanaan pembangunan Daerah,
penelitian, dan pengembangan
2. Pengoordinasian dan perumusan kebijakan teknis terkait perencanaan pembangunan Daerah,
penelitian, dan pengembangan
3. Pengoordinasian tugas dan fungsi unsur organisasi
4. Pengoordinasian penyelenggaraan penelitian, pengembangan inovasi, dan pengendalian
pembangunan daerah
5. Pengoordinasian penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah
6. Pengoordinasian penyelenggaraan fasilitasi dan pembinaan perencanaan pembangunan daerah
di bidang pemerintahan dan pembangunan manusia
7. Pengoordinasian penyelenggaraan fasilitasi dan pembinaan perencanaan pembangunan daerah
di bidang perekonomian
8. Pengoordinasian penyelenggaraan fasilitasi dan pembinaan perencanaan pembangunan daerah
di bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah
9. Pengoordinasian perencanaan dan pengendalian penyelenggaraan program kegiatan
keistimewaan
10. Penyelenggaraan koordinasi, sinkronisasi dan fasilitasi penyusunan perjanjian kinerja
11. Penyelenggaraan evaluasi dan pengukuran capaian kinerja pembangunan daerah
12. Penyelenggaraan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada
Pemerintah Daerah

10
13. Penyelenggaraan pemberian rekomendasi perizinan Kuliah Kerja Nyata
14. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan kesekretariatan
15. Pembinaan dan pengoordinasian penyelenggaraan tugas dan fungsi kelompok jabatan
fungsional
16. Pengoordinasian pengelolaan data dan informasi
17. Pengoordinasian penyelenggaraan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan
18. Pengoordinasian pelaksanaan reformasi birokrasi, sistem pengendalian internal pemerintah,
zona integritas, ketatalaksanaan, dan budaya pemerintahan
19. Pengoordinasian tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan
20. Pengoordinasian pelaksanaan pemantauan, pengendalian, evaluasi, dan penyusunan laporan
pelaksanaan tugas badan dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan bidang tugas.
Terdapat enam unit kerja pada BAPPEDA Kota Yogyakarta antara lain Kesekretariatan, Bidang
Fisik, Bidang Sosial, Bidang Ekonomi, Bidang Perencanaan dan Pengembalian, dan Bidang
Penelitian dan Pengembangan. Berdasarkan tujuan diatas, maka Pemerintah Kota Yogyakarta perlu
membuat suatu geoportal untuk menunjang kemudahan dalam pembangunan dan analisis daerah
dengan data berbasis geospasial.
Geoportal Pemerintah Kota Yogyakarta termasuk Geoportal Palapa, yaitu salah satu simpul
Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN). Data dan informasi geospasial disediakan dalam
bentuk GIS web services dan dapat ditelusuri keberadaan datanya melalui link
http://geoportal.jogjakota.go.id/. Setelah mengakses WebGIS milik Pemerintah Kota Yogyakarta,
dapat dilakukan review diantaranya adalah sebagai berikut.

3.1.1 Stakeholder
Adapun kelembagaan atau stakeholder yang terlibat dan mengelola geoportal ini yaitu
pemerintah daerah Kota Yogyakarta bersama Badan Informasi Geospasial (BIG). Lembaga lain
yang mendukung informasi pada geoportal (pembuat/penerbit peta tematik) ini antara lain:
1. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Yogyakarta
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta
3. Dinas Pertanahan Dan Tata Ruang Daerah Istimewa Yogyakarta
4. Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta
5. Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta
6. Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta
7. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
8. Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta
9. Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kota Yogyakarta
10. Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta

11
11. Badan Perizinan Kota Yogyakarta
12. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Yogyakarta

Apabila salah satu instansi diatas diklik, maka secara otomatis akan menampilkan beberapa
peta tematik yang dikeluarkan oleh instansi yang dipilih beserta jumlah peta keluarannya seperti
pada gambar berikut.

3.1.2 Dataset Peta


Geoportal Kota Yogyakarta menyajikan berbagai data berupa peta tematik yang berasal dari
informasi menurut kategori yang ada sebagaimana dapat dilihat di menu ‘Kategori’.

12
Apabila salah satu kategori tersebut diklik, maka akan muncul beberapa dataset peta
menurut kategori yang dipilih, sebagai contoh pada Kategori Referensi Spasial seperti
berikut:

Tampilan diatas terdapat hasil dari dataset peta yang tersedia menurut kategorinya beserta
jumlahnya. Kemudian, terdapat beberapa ikon yang berisikan informasi mengenai dataset peta
menurut kategorinya, antara lain:

1. Ikon untuk melihat pemetaan tematik sesuai pada kategori. Berikut contoh persebaran
kepadatan penduduk di Kota Yogyakarta.

2. Ikon untuk melihat informasi peta beserta metadatanya. Informasi yang ada pada peta antara
lain Metadata, Identifikasi data, Informasi Spasial, Sistem Referensi, Transfer Option (Raw,
ImageWMS, ZIP Shapefile), Kontak, dan Distributor. Berikut contoh informasi yang ada pada
peta kepadatan penduduk di Kota Yogyakarta.

13
3. Ikon untuk mengunduh shapefile (.shp) pemetaan tematik sesuai pada kategori, namun ikon ini
tidak tersedia pada semua kategori, melainkan beberapa kategori saja yang dapat di unduh.
Berikut contoh unduh shapefile (.shp) yang ada pada peta kepadatan penduduk di Kota
Yogyakarta.

3.2 INSPIRE Geoportal

Negara-negara Eropa memiliki satu portal bersama yang menyediakan wadah bagi prosesbagi-
pakai informasi geospasial di antara negara Eropa. Portal bersama tersebut adalah INSPIRE
(Infrastructure for Spatial Information in Europe) yang bisa diakses melaui link berikut:
https://inspire-geoportal.ec.europa.eu/index.html. Inspire Geoportal mempunyai tujuan
mewujudkan kebijakan satu geoportal di Eropa (Europe Union) yang memungkinkan bagi-pakai
informasi spasial antara organisasi masyarakat dan menyediakan akses informasi spasial yang lebih
baik bagi masyarakat seluruh Eropa. Tampilan Inspire Geoportal menyediakan 3 (tiga) fungsi
umum, yaitu:
1. Discovery/Viewer

14
2. Metadata Editor
3. Validator.
Inspire Geoportal bertujuan untuk membuat infrastruktur data spasial Uni Eropa untuk tujuan
kebijakan dan kegiatan lingkungan UE atau kegiatan yang mungkin berdampak pada lingkungan.
Infrastruktur Data Spasial Eropa ini akan memungkinkan berbagi informasi spasial lingkungan di
antara organisasi sektor publik, memfasilitasi akses publik ke informasi spasial di seluruh Eropa dan
membantu dalam pembuatan kebijakan lintas batas. Inspire Geoportal didasarkan pada infrastruktur
untuk informasi spasial yang didirikan dan dioperasikan oleh Negara Anggota Uni Eropa. Setelah
mengakses Inspire Geoportal, dapat dilakukan review diantaranya adalah sebagai berikut.

3.2.1 Stakeholder
Kelembagaan atau stakeholder pada INSPIRE Geoportal dapat dibagi menjadi beberapa tim,
antara lain:
1. INSPIRE Coordination Team (CT)
Tim koordinasi INSPIRE terdiri dari staf Komisi Eropa dari Ditjen Lingkungan dan
Pusat Penelitian Bersama (JRC) dan staf Badan Lingkungan Eropa (EEA). Perannya adalah
untuk mengkoordinasikan implementasi dan evolusi lebih lanjut dari INSPIRE dan untuk
berkoordinasi dengan kebijakan Uni Eropa lainnya.
Ditjen Lingkungan bertindak sebagai koordinator legislatif dan kebijakan secara
keseluruhan untuk INSPIRE. Mengingat fokus utama INSPIRE pada kebijakan lingkungan,
dan berdasarkan hubungan dengan EEA, Ditjen Lingkungan menetapkan persyaratan kebijakan
tematik lingkungan untuk INSPIRE sebagai kerangka kerja untuk program implementasi.
Ditjen Lingkungan memimpin kelompok pemeliharaan dan implementasi INSPIRE.
Pusat Penelitian Bersama bertindak sebagai koordinator teknis keseluruhan INSPIRE.
JRC memastikan kelangsungan hidup dan evolusi infrastruktur teknis untuk INSPIRE dan
menjamin hubungan dengan komunitas riset Eropa dan internasional. JRC juga memulai dan
memantau pekerjaan dengan badan standardisasi internasional untuk keperluan INSPIRE dan
bertanggung jawab atas koordinasi teknis dengan inisiatif internasional terkait lainnya. JRC
memimpin sub-kelompok teknis dari kelompok pemeliharaan dan implementasi INSPIRE
(MIG-T).
Pada tahun 2013, European Environmental Agency (EEA) meningkatkan
keterlibatannya dalam koordinasi tingkat UE, dengan mengambil tugas terkait pemantauan dan
pelaporan, serta berbagi data dan layanan di bawah INSPIRE sebagai bagian dari kegiatan SEIS
dan INSPIRE. EEA juga menggunakan pengalaman jaringannya melalui Jaringan Informasi
dan Pengamatan Lingkungan Eropa (Eionet) yang mapan untuk memperkuat integrasi
INSPIRE dengan inisiatif tingkat UE lainnya, termasuk pelaporan dan penyebaran informasi di
bawah akuisisi lingkungan.

15
2. INSPIRE Committee (IC)
Menurut Instruksi INSPIRE, Komite INSPIRE, yang terdiri dari perwakilan Negara
Anggota, memiliki tugas umum untuk membantu Komisi dan menyampaikan pendapatnya atas
rancangan Aturan Pelaksanaan yang diusulkan oleh Komisi. Pendapat ini disampaikan dalam
bentuk pemungutan suara.
3. National Contact Points (NCPs)
Menurut Instruksi INSPIRE, setiap Negara Anggota harus menunjuk Titik Kontak,
biasanya badan publik, untuk bertanggung jawab atas kontak dengan Komisi dalam kaitannya
dengan INSPIRE. Misalnya, contact point bertanggung jawab untuk memberikan informasi
reguler tentang implementasi INSPIRE di negara mereka dan melaporkan atas nama Negara
Anggota kepada Komisi.
4. INSPIRE Maintenance and Implementation Group (MIG)
Pada tahun 2013, sebuah kelompok ahli Komisi yang disebut INSPIRE Maintenance
and Implementation Group (MIG) dibentuk, yang terdiri dari perwakilan dari titik kontak
nasional INSPIRE. MIG mengoordinasikan kegiatan bersama antara Komisi Eropa (Ditjen
Lingkungan dan JRC), EEA dan Negara Anggota UE untuk mendukung pemeliharaan dan
implementasi Instruksi INSPIRE.
MIG memiliki sub-kelompok permanen yang berfokus pada aspek teknis (MIG-T) dan
dapat membentuk sub-kelompok sementara yang berfokus pada tindakan-tindakan spesifik
yang ditentukan dalam program kerja pemeliharaan dan pelaksanaan (MIWP).
MIG dilengkapi dengan sekelompok ahli yang berasal dari komunitas pemangku
kepentingan. Para ahli dalam kelompok ini akan dipanggil ketika sub-kelompok MIG dibentuk
untuk menangani masalah-masalah penerapan atau pemeliharaan tertentu, tetapi juga akan
memberikan kesempatan untuk menjangkau para ahli yang terlibat atau tertarik pada aspek-
aspek tertentu dari pelaksanaan atau pemeliharaan INSPIRE.
5. INSPIRE Stakeholder
Pengembangan dokumen Peraturan Pelaksana dan Petunjuk Teknis INSPIRE serta
kerangka kerja pemeliharaan dan implementasi didasarkan pada proses partisipatif, yang
melibatkan para ahli dari organisasi pemangku kepentingan di Negara Anggota.
Organisasi pemangku kepentingan diundang untuk mengusulkan para ahli untuk
pekerjaan MIG dan memberikan masukan dan umpan balik tentang pekerjaan MIG dan
subkelompoknya. Para ahli dari organisasi pemangku kepentingan juga dapat mendiskusikan
masalah implementasi pada platform diskusi Kelompok Tematik.
Selama pengembangan kerangka hukum, organisasi pemangku kepentingan
dikategorikan ke dalam organisasi yang diamanatkan secara hukum (LMO) dan Komunitas
Kepentingan Data Spasial. Karena perbedaan ini seringkali sulit dilakukan, untuk tahap
implementasi, kami hanya mempertimbangkan organisasi pemangku kepentingan.

16
3.2.2 Dataset Peta
Inspire Geoportal menyajikan berbagai data berupa peta tematik yang berasal dari informasi
yang dikelompokkan dari berbagai kategori dan setiap negara. Maka, apabila ingin mencari suatu
peta tematik pada Inspire Geoportal harus memilih tema data yang diinginkan. Tema-tema data yang
ditampilkan pada INSPIRE Geoportal antara lain: data peta administratif, kadastral, geografi,
hidrografi, jaringan jalan atau transportasi, dll seperti pada gambar dibawah ini.

Dari berbagai pilihan tema tersebut, pada Inspire Geoportal juga diberikan berbagai pilihan
negara di Eropa, sehingga pengunjung dapat memilih tema dan negara sesuai yang diinginkan.

17
Setelah memilih suatu negara, maka pengunjung akan diberikan pilihan beberapa judul data
set yang diinginkan atau juga dapat mengetik judul peta yang diinginkan pada kolom title.

Kemudian, terdapat beberapa ikon yang berisikan informasi mengenai dataset peta, antara lain:
(Sebagai contoh penulis memilih peta jalan raya pada Negara Kroasia)

1. Ikon download dataset. Berikut contoh dataset peta jalan raya di negara Kroasia.

2. Ikon untuk melihat pemetaan tematik sesuai pada judul. Berikut contoh peta jalan raya di negara
Kroasia.

18
3. Ikon untuk melihat metadata dan download metadata. Berikut contoh metadata peta jalan raya
di negara Kroasia

3.3 Canadian Geoportal

19
Kanada merupakan negara terbesar kedua di dunia yang mencakup hampir 10 juta km² dengan
garis pantai lebih dari 243 ribu kilometer, Tim ahli geomatika Canadian GIS telah cukup beruntung
selama dekade terakhir untuk bekerja di setiap Provinsi dan Wilayah pada berbagai proyek geospasial,
sehingga menjadi sangat akrab dengan data dan sumber daya dari pantai ke pantai.
Oleh karena itu, tampaknya tepat bahwa sumber daya online seperti Canadian GIS.com, telah
menjadi salah satu tempat teratas di Internet bagi komunitas geospasial untuk menemukan informasi
geografis dan sumber daya geospasial Kanada. Canadian GIS telah membantu warga Kanada sejak
2005 dan terus memberikan informasi geografis setiap hari, dengan fokus pada GIS, Sumber Data
Kanada, Kartografi, Geografi, Pendidikan, dan Sektor Geomatika. Jaringan Canadian GIS yang
dipelihara membantu memberi media yang layak untuk menyampaikan informasi dan berinteraksi
dengan komunitas geospasial yang lebih luas, memungkinkan Canadian GIS untuk mempelajari
sumber daya baru setiap saat. Setelah mengakses Canadian GIS, dapat dilakukan review diantaranya
adalah sebagai berikut

3.3.1 Stakeholder
Canadian GIS memiliki beberapa Stakeholder yang membantunya dalam mengumpulkan
hingga menyajikan Data pada Geoportal, seperti Canadian Institute of Geomatics (CIG), Manitoba
GIS User Group, Professional Surveyors Canada, dan sebagainya.

3.3.2 Dataset Peta


Untuk data yang terdapat pada geoportal ini terbagi menjadi 3 Kategori Data Utama,
yaitu Canadian Geospatial Directory, Geospatial Data, dan Cartography and Mapping
Applications. Namun dalam Kategori Data Utama tersebut masih terdapat berbagai macam
jenis data yang dapat diakses dan digunakan oleh semua pengguna

20
21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan review dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Ketiga Geoportal tersebut menyajikan banyak komponen SDI dan data informasi yang
diutamakan yaitu peta tematik menurut kategori dan stakeholder yang mengelola.
- Pada Geoportal Yogyakarta, stakeholdernya terdiri dari dinas, badan, maupun lembaga
pemerintahan di suatu wilayah tersebut. Sedangkan pada INSPIRE Geoportal dan
Canadian GIS stakeholdernya terbagi menjadi beberapa tim yang masing-masingnya
memiliki jobdesc untuk mencari, menghimpun, dan mengelola data geospasial disetiap
kategori dan negara.

22
DAFTAR PUSTAKA

Badan Informasi Geospasial. 2018. Geoportal Pemerintah Kota Yogyakarta. Available at:
http://geoportal.jogjakota.go.id/ (Diakses 1 November 2021)

Europan Comission. 2020. INSPIRE GEOPORTAL. Available at: https://inspire-


geoportal.ec.europa.eu/index.html (Diakses 1 November 2021)

http://virgusas.blogspot.com/2015/11/konsep-infrastruktur-data-spasial-ids.html (Diakses 1 November


2021)

23

Anda mungkin juga menyukai