Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

“Georeferencing, Digitasi, Dan Geodatabase”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum Sistem Informasi Geografis
(ABKA 55211)

Dosen Pengampu :

Aswin Saputra, S.Pd, M.Sc

Muhammad Muhaimin, S.Pd,M.Sc

Muhammad Haikal Tariq Cikal

1810115210019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis
yang berjudul “pembuatan geodatabase”’

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Aswin Saputra, S.Pd, M.Sc Muhammad
Muhaimin, S.Pd,M.Sc yang telah membantu saya baik secara moral maupun materi. Terima
kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang sudah membantu dalam pembuatan
geodatabase.

Saya menyadari, bahwa laporan praktikum dalam pembuatan geodatabase yang saya
buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan praktikum sistem informasi geografis ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Banjarbaru, 15 oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2

BAB I .......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 4

B. Rumusan masalah ................................................................................................................... 5

C. Tujuan..................................................................................................................................... 5

D. Alat dan bahan ....................................................................................................................... 5

BAB II ......................................................................................................................................... 6

TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Geografi ............................................................. 6

B. Geodatabase ........................................................................................................................... 6

C. ArcCatalog ............................................................................................................................. 6

D. ArcGis .................................................................................................................................... 6

E. Inageoportal ............................................................................................................................ 7

F. Pengertian Georeferencing ................................................................................................. 7

G. Error Topologi .............................................................................................................. 8

BAB III ....................................................................................................................................... 9

PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 9

3.1 Tahapan Pembuatan Personal Geodatabase ...................................................................... 9

3.2 Tahapan Pembuatan File Geodatabase ........................................................................... 10

3.3 Digitasi Peta .................................................................................................................... 11

3.4 Langkah-Langkah Praktikum Georeferencing ................................................................ 13

3.5 cek error topologi : .......................................................................................................... 13

BAB IV ..................................................................................................................................... 15

PENUTUP ................................................................................................................................. 15

KESIMPULAN ......................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16


BAB I

PENDAHULUAN A.
Latar Belakang

Salah satu sistem pengolahan data yang sangat popular di beberapa negara maju,
khususnya dalam bidang survei dan pemetaan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG
adalah sIstem manual dan atau komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
mengelola(Aini, 2007), dan menghasilkan informasi baru yang mempunyai rujukan spasial atau
geografis. SIG muncul sebagai jawaban atas sejumlah keterbatasan yang dihasulkan dengan
teknik kartografi manual. Kebutuhan terhadap informasi spasial baru dengan pengolahan cepat
dan dinamis mendorong para ahli untuk berkreasi menciptakan SIG.(Hamidi, 2007)

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah rangkaian kegiatan pengumpulan, penataan,


pengolahan, dan penganalisisan data/fakta spasial sehingga diperoleh informasi spasial untuk
dapat menjawab atau menyelesaikan suatu masalah dalam ruang muka bumi tertentu. Informasi
berbasis geografi dapat menjelaskan berbagai hal, mulai dari batas wilayahantar negara sampai
desa, memberikan informasi sebaran infrastruktur, ketinggian dataran, kelerengan, curah hujan,
informasi wilayahbudidaya, penyangga dan lindung (Nurpilihan Bafdal, Kharistya Amaru,
2011)

SIG berkembang secara cepat bersamaan dengan laju perkembangan teknologi


komputer. Komputer di sini berfungsi untuk melakukan kerja kartografis dengan data manual
yang telah diubah menjadi data digital(Wibowo, Indra, & Jumadi, 2015). Pekerjaan-pekerjaan
tersebut meliputi pemasukan data, pengolahan data, manipulasi dan analisis data, dan keluaran
data. Data baik yang berwujud grafis maupun non grafis diubah menjadi file-file yang mudah
dimodifikasi, dapat dipanggil dengan cepat, dan dapat diamati secara visual.(NTB, n.d.)
B. Rumusan masalah

1. Georeferensi
ng
2. DIgitasi 3.
Geodatabase
C. Tujuan
Adanya pemahaman tentang geodatabasae .digitasi.dan georeferensing yang
mana informasi tersebut sangatlah penting
D. Alat dan bahan
1. Laptop
2. ArcGis/ArcCatalog
3. Jaringan internet
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.
Sistem Informasi Geografi

Menurut Prahasta (2002:55) SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa in-formasiinformasi yang
berhubungan dengan per-mukaan bumi. Pada dasarnya, istilah sistem infor-masi geografi
merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan geografi. Dengan
demikian, pengertian terhadapketiga unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu dalam
memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah
satu sistem informasi. (Rosdiana, Agus, & Kridalaksana, 2015)

B. Geodatabase

Geodatabase adalah kumpulan dataset spasial (geografis) yang terdiri dari berbagai tipe
(Doktafia, 1990)

C. ArcCatalog

ArcCatalog adalam aplikasi yang berfungsi untuk mengatur atau mengorganisai berbagai
macam data spasial yang digunakan dalam pekerjaan SIG.Fungsi ini meliputi tool untuk
menjelajah (browsing),mengatur (organizing),membagi(distribution) dan menyimpan
(documentation) data-data SIG(Sugandi D., Somantri L., 2009)

D. ArcGis

ArcGIS adalah produk sistem kebutuhan software yang merupakan kumpulan dari produk-
produk software lainnya dengan tujuan untuk membangun sistem SIG yang lengkap. Dalam
kaitan inilah pihak pengembang ArcGIS merancangnya sedemikian rupa hingga terdiri dari
beberapa framework yang siap berkembang terus dalam rangka mempermudah pembuatan
aplikasi-aplikasi SIG yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya (Prahasta dalam Tutorial
ArcGIS Desktop).(Sistem, Geografis, Prioritas, Jalan, & Kabupaten, 2017)
E. Inageoportal

Ina-Geoportal adalah suatu portal informasi geospasial nusantara, berisi sistem informasi
geografis. Portal untuk berbagi data dan aplikasi. Seperti jejaring sosial geospasial.

F. Pengertian Georeferencing

Georeferencing adalah proses penyelarasan data spasial (lapisan yang berbentuk file:
poligon, titik, dll) ke file gambar seperti peta historis, citra satelit, atau foto udara. Proses
georeferensi hanya melibatkan memilih piksel pada gambar raster dan menentukan apa
koordinat yang diwakilinya untuk menggambar vektor. Bila Anda telah memilih 3 piksel dan
mereka ditetapkan vektor koordinat WinTopo Pro dapat menghitung pemetaan yang tepat untuk
setiap pixel dalam gambar, dan ketika Anda memuat gambar DXF ke dalam CAD atau GIS atau
sistem CNC secara otomatis akan berlokasi di posisi yang benar dan pada ukuran yang tepat.

Georeferencing sangat penting untuk membuat foto udara dan citra satelit , biasanya
gambar raster, berguna untuk pemetaan seperti menjelaskan bagaimana data lain, seperti di atas
GPS poin, berhubungan dengan pencitraan. Sangat mungkin informasi penting yang terdapat
dalam data atau gambar yang dihasilkan pada suatu titik waktu yang berbeda. Ini mungkin yang
diinginkan baik untuk menggabungkan atau membandingkan data ini dengan yang saat ini
tersedia. Peta yang berbeda mungkin menggunakan sistem proyeksi yang berbeda. Alat
Georeferencing berisi metode untuk menggabungkan dan overlay peta ini dengan distorsi
minimal. Menggunakan metode Georeferencing, data yang diperoleh dari survei alat-alat seperti
total stasiun mungkin akan diberi titik referensi dari peta topografi sudah tersedia. Ini mungkin
diperlukan untuk menetapkan hubungan antara sosial survei hasil yang telah dikodekan dengan
kode pos atau alamat jalan dan wilayah geografis yang lain seperti sensus zona atau daerah
lainnya yang digunakan dalam administrasi publik atau perencanaan pelayanan.

Ketika melakukan georeferensi data raster , maka terlebih dahulu menentukan lokasi
dengan menggunakan koordinat peta dan menetapkan sistem koordinat dari data frame.
Georeferensi data raster memungkinkan data tersebut untuk dilihat, query/ditanya, dan
dianalisis dengan data geografis lainnya. Georeferensi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
Add Control Points dan Georeference to Other Map.
G. Error Topologi
Error Topology merupakan kesalahan yang tedapat di dalam suatu objek vektor berupa
line ataupun polygon yang diakibatkan oleh kesalahan dalam proses digitasi atau error yang
muncul setelah melakukan analisis terhadap objek tersebut. Untuk lebih jelasnya Error
Topology di dalam pengerjaan data geospasial dapat dikategorikan menjadi beberapa hal,
diantaranya :

 Sliver, adalah objek region yang berukuran sangat kecil, dan cenderung memiliki bentuk
memanjang, biasanya kita tidak akan mengetahui adanya polygon sliver di dalam data
kita, kecuali kita telah melakukan perhitungan luas dari objek layer keseluruhan. Maka
di dalam tabel akan terlihat adanya tambahan objek yang tidak kita kenal dengan ukuran
atau luas area yang berukuran sangat kecil.
 Gap, ruang kosong atau area yang tidak tertutupi oleh objek region, yang berada diantara
objek region yang saling berhimpitan. Dampak dari gap biasanya dirasakan apabila kita
akan memasukan data dari layer tersebut kedalam suatu web berbasis gis. Dalam
prosesnya seringkali terjadi error yang diakibatkan karena adanya Gap tersebut.
 Overlap, ini adalah kebalikannya dari gap, Overlap adalah kondisi dimana dua atau lebih
objek region yang saling tumpang tindih di dalam satu layer data. Overlap
mengakibatkan tidak sesuainya jumlah luasan dari objek region (Fekete, 2012).

Error Topology dapat berjumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan, sehingga akan memakan
cukup waktu dalam pengerjaannya. Dan yang harus di ingat, terjadinya error tidak hanya
disebabkan dari proses editing, akan tetapi dapat juga disebabkan karena proses analisis (union,
intersect, dsb). Sehingga sering kali, data yang sudah terbebas dari error, kemudian setelah
melakukan analisis, error akan muncul kembali di layer tersebut. Oleh karena itu, pastikanlah
data yang kita buat benar-benar bersih dari Error Topology, sehingga informasi yang
terkandung di dalamnya dapat lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan .
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Tahapan Pembuatan Personal Geodatabase
1. Tahap pertama yang dilakukan yaitu membuka program ArcCatalog
2. Tahap Kedua buat folder dulu di file explorer, setelah itu connect to folder ke
ArcCatalog

3. Tahap ketiga, yaitu folder yang telah dibuat diklik kanan → New → Personal
Geodatabase

4. Tahap keempat, yaitu membuat Feature Dataset yang telah dibuat dan sudah dikasih
nama. Setelah itu, klik kanan → New → Feature Dataset. Isi nama Feature Dataset
tersebut
5. Tahap kelima, yaitu pilih koordinat yang akan dipakai yaitu geographic coordinat
system → World → WGS 1984

6. Tahap keenam, yaitu membuat Feature Class berupa point, polygone, dan line. Klik
kanan pada Feature Dataset → New → Feature Class.

7. Tahap ketujuh, yaitu cara pembuan point, polygon dan line.

Tampilan Polygon
Tampilan Line

Tampilan Point

8. Tahap kedelapan, yaitu import feature class kedalam Geodatabase dengan data shp
kabupaten yang sudah didownload di Inageoportal. Klik kanan pada Personal

Geodatabase → Import → Feature Class Multiple (jika data yang diimpor lebih dari
satu).

9. Tahap kesembilan, Pilih data shp kabupaten sesuai point, line, polygon. Setelah itu Ok.
Kalau point, line, polygon sudah hilang maka bisa dibilang berhasil

3.2 Tahapan Pembuatan File Geodatabase


1. Tahap pertama yang dilakukan yaitu membuka program ArcCatalog 10.4,
2. Tahap Kedua buat folder dulu di file explorer, setelah itu connect to folder ke
ArcCatalog

3. Tahap ketiga, yaitu folder yang telah dibuat diklik kanan → New → File Geodatabase

4. Tahap keempat, yaitu membuat Feature Dataset yang telah dibuat dan sudah dikasih
nama. Klik kanan → New → Feature Dataset. Isi nama Feature Dataset tersebut
5. Tahap kelima, yaitu pilih koordinat yang akan dipakai yaitu geographic coordinat
system → World → WGS 1984
6. Tahap keenam, yaitu membuat Feature Class berupa point, polygone, dan line. Klik
kanan pada Feature Dataset → New → Feature Class
7. Tahap ketujuh, yaitu cara pembuan point, polygon dan line.
Tampilan Polygon File geodatabase

Tampilan line File Geodatabase

Tampilan point File Geodatabase

8. Tahap kedelapan, yaitu import feature class kedalam Geodatabase dengan data shp
kabupaten yang sudah didownload di Inageoportal. Klik kanan pada File Geodatabase

→ Import → Feature Class Multiple (jika data yang diimpor lebih dari satu).
9. Tahap kesembilan, Pilih data shp kabupaten sesuai point, line, polygon. Setelah itu Ok.
Kalau point, line, polygon sudah hilang maka bisa dibilang berhasil
3.3 Digitasi Peta
Digitasi adalah suatu proses mengkonversi data analog menjadi data digital dimana
dapat ditambahkan atribut yang berisikan informasi dari objek yang dimaksud. Pada saat ini
proses digitasi biasanya dilakukan dengan menggunakan komputer atau sering disebut Digitasi
on Screen dimana komputer tesebut dilengkapi dengan software pemetaan seperti ArcGIS,
ArcView atau yang lainnya.

Sumber data peta untuk digitasi dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain sebagai
berikut:

• Image Remote Sensing adalah data yang diperoleh dari sebuah citra satelit maupun foto
udara. Untuk dapat melakukan digitasi dari data seperti ini, dibutuhkan kemampuan seorang
pembuat peta untuk dapat menginterpretasi objek-objek pada citra satelit.

• Image Scanning adalah data Scan/ Cetak berbentuk file raster dari Atlas atau peta analog
lainnya. Sebelum melakukan digitasi pada data seperti ini, maka kita harus melakukan tahap
Georeferensi (baca postingan sebelumnya) terlebih dahulu agar image hasil scan sudah
memiliki koordinat sesuai dengan aslinya.

Proses digitasi akan menghasilkan suatu file dengan format Shapefile (.Shp) yaitu
format data vektor yang digunakan untuk menyimpan lokasi , bentuk, dan atribut dari fitur
geografis. Format data Shp disimpan dalam satu set file terkait dan berisi dalam satu kelas fitur.
Format data ini berisikan tentang data referensi geografis yang didefinisikan sebagai objek
tunggal seperti jalan, sungai, landamark, dll.

Data yang disimpan dapat berupa titik (point), garis (polyline) dan poligon (polygon).
Penggunaan jenis data tersebut bergantung dari objek yang akan kita rekam.

• Titik (point), digunakan untuk menggambarkan suatu objek dengan suatu pusat. Contohnya
kota, fasilitas umum, dan lokasi lain.

• Garis (polyline), digunakan untuk menggambarkan suatu objek dengan bentuk memanjang.
Contohnya jaringan sungai dan jalan.

• Poligon (polygon), digunakan untuk menggambarkan suatu objek yang memiliki luasan
atau wilayah. Contohnya wilayah kota, tutupan lahan, batas areal konsesi, blok, petak, dll.
3.4 Langkah-Langkah Praktikum Georeferencing

Georeferencing sangat penting untuk membuat foto udara dan citra satelit, biasanya
gambar raster, berguna untuk pemetaan seperti menjelaskan bagaimana data lain, seperti di atas
GPS poin, berhubungan dengan pencitraan. Sangat mungkin informasi penting yang terdapat
dalam data atau gambar yang dihasilkan pada suatu titik waktu yang berbeda. Ini mungkin yang
diinginkan baik untuk menggabungkan atau membandingkan data ini dengan yang saat ini
tersedia. Peta yang berbeda mungkin menggunakan sistem proyeksi yang berbeda.

Alat Georeferencing berisi metode untuk menggabungkan dan overlay peta ini dengan
distorsi minimal. Menggunakan metode Georeferencing, data yang diperoleh dari survei alatalat
seperti total stasiun mungkin akan diberi titik referensi dari peta topografi sudah tersedia. Ini
mungkin diperlukan untuk menetapkan hubungan antara sosial survei hasil yang telah
dikodekan dengan kode pos atau alamat jalan dan wilayah geografis yang lain seperti sensus
zona atau daerah lainnya yang digunakan dalam administrasi publik atau perencanaan
pelayanan.

3.5 cek error topologi :

1. Pertama pada hidupkan feature topologi pada toolbart topologi yang terlrtak di
customize, setelah itu pada feature data set geodatabase klik kanan new pilih topologi.
2. Selanjutnya memberikan rule pada line dan polygon

3. Setelah memberikan rule pada line dan polygon klik next dan lalu klik search now untuk
mengetahui jumlah error keseluruhan
4. Selanjutnya tahapan koreksi atau memperbaiki yang salah pertama pada tahap line,
untuk peta yang saya terdapat kesalahan overshot atau garis yang melebihi aera atau
masuk area lain. Cara memperbaiki nya klik line yang salah tadi lalu setelah itu kik split
dan delete line yang kelebihan tadi dan hapus vertex

5. Selanjutnya tahapan memperbaiki pada polygon yang salah untuk peta yang saya
kerjakan terdapat kesalahan yaitu overlap atau wilayah yang masuk daerah lain. Cara
memperbaiki nya adalah dengan cara klik kanan pada rule type lalu klik feature merge
untuk menyatukan overlap tersebut kedaerah yang seharusnya.

6. Dan setelah dikoreksi berikut hasil akhir dari setelah di cek topologi
BAB IV

PENUTUP
KESIMPULAN
Pembuatan geodatabase sendiri dilakukan agar mempermudah dalam pengintegrasian
data dan pengelompokan data secara terstruktur, karena fasilitas fitur yang dimiliki oleh
geodatabase sendiri yaitu, feature dataset yang digunakan untuk pengelompokan data feature
class dengan sistem referensi koordinat yang sama, selain itu geodatabase mempermudah pada
saat menampilkan data tersebut karena semua data sudah terbentuk menjadi satu kesatuan,
sehingga efesiensi waktu dan mengurangi kemungkinan adanya data yang tidak terinputkan

Kegiatan mengubah format peta yang tadinya berformat analog menjadi format digital
disebut dengan digitasi. Diperlukan keahlian waktu, tenaga, biaya, dan menuntut adanya tenaga
ahli yang cukup menguasai tekniknya. Hasil dari digitasi peta yang discan dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, seperti misalnya digunakan pembuatan peta dasar pendaftaran atau
pembuatan peta administrasi. Selain itu, peta yang telah berformat digital dapat dengan mudah
diedit atau diubah sesuai dengan kepentingannya.

Meskipun begitu, tetap ada kendala dalam menggunakan peta hasil digitasi untuk keperluan
pemetaan digital. Mulai dari masalah teknis, usia peta, hingga keadaan gambar yang dapat
mempengaruhi hasil pekerjaan digitasi. Hal itu itu nantinya dapat berpengaruh dalam
pekerjaan editing yang lain, seperti standarisasi layer serta perhitungan luas. Namun,
untungnya kendala-kendala tersebut dapat diatasi

Georeferencing adalah proses penyelarasan data spasial (lapisan yang berbentuk file:
poligon, titik, dll) ke file gambar seperti peta historis, citra satelit, atau foto udara. This
document describes the basic steps for georeferencing an image using ArcGIS. Dokumen ini
menjelaskan langkah-langkah dasar untuk Georeferencing suatu gambar dengan menggunakan
ArcGIS.

Georefrence merupakan proses pemberian koordinat pada data spasial ke salah satu
system koordianat yang tersedia. Georeferencing sangat penting untuk membuat foto udara dan
citra satelit , biasanya gambar raster, berguna untuk pemetaan seperti menjelaskan bagaimana
data lain, seperti di atas GPS poin, berhubungan dengan pencitraan. Alat Georeferencing berisi
metode untuk menggabungkan dan overlay peta ini dengan distorsi minimal. Menggunakan
metode Georeferencing, data yang diperoleh dari survei alat-alat seperti total stasiun mungkin
akan diberi titik referensi dari peta topografi sudah tersedia.
DAFTAR PUSTAKA

Aini, A. (2007). Sistem Informasi Geografis Pengertian dan Aplikasinya. Diakses Dari
Http://Stmik. Amikom. Ac. Id/[Diakses 24 Maret 2013].

Doktafia. (1990). Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografis, 1(1), 67–68.

Hamidi. (2007). APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB


PENYEBARAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH, 2, 1–14.

NTB, B. P. (n.d.). Konsep-dasar-GIS.

Nurpilihan Bafdal, Kharistya Amaru, B. M. P. P. (2011). Buku Ajar Sistem Informasi Geografis
, Edisi 1. Buku Ajar Sistem Informasi Geografis, Edisi 1.

Rosdiana, Agus, F., & Kridalaksana, A. H. (2015). Menggunakan Google Maps Api. Jurnal
Informatika Mulawarman, 10(1), 38–46.

Sistem, P., Geografis, I., Prioritas, U., Jalan, P., & Kabupaten, D. I. (2017). Pemanfaatan
Sistem Informasi Geografis (Sig) Untuk Prioritas Penanganan Jalan Di Kabupaten Aceh
Besar. Jurnal Teknik Sipil, 1(1), 167–176.

Sugandi D., Somantri L., S. T. N. (2009). Sistem I Formasi Geografi ( Sig ). Hand Out Sistem
Informasi Geografis (SIG), 52.

Wibowo, K. M., Indra, K., & Jumadi, J. (2015). Sistem Informasi Geografis (SIG)
Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara di Provinsi Bengkulu Berbasis Website.
Jurnal Media Infotama, 11(1), 51–60. Retrieved from
https://jurnal.unived.ac.id/index.php/jmi/article/view/252/231

Fekete, A. (2012). Spatial disaster vulnerability and risk assessments: Challenges in their
quality and acceptance. Natural Hazards, 61(3), 1161–1178.
https://doi.org/10.1007/s11069-011-9973-7

Geospasial, L. (2017). Georeferencing | 14. 14–19.

Longaker, H. L., & France, E. E. S. P. G. (2015). ( 12 ) United States Patent ( 10 ) Patent No .:


configured for receiving a first image for use in georeferenc (Vol. 2, Issue 12).

Peta, D., Software, M., & Wicaksono, A. W. (2015). Laporan praktikum sistem informasi
geografis & kartografi digitasi peta menggunakan software arcgis 9.3.

Puntodewo, A., Dewi, S., & Tarigan, J. (n.d.). Sistem Informasi Geografis Untuk pengelolaan
sumberdaya alam.

Rahmah, N. (2019). Makalah Sistem Informasi Geografis (pp. 1–19).

Ridha, S. (2020). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR GEOREFERENCING UNTUK


MENINGKATKAN. April 2018.

Sig, G., & Tematik, S. P. (2011). Sistem informasi Geografi (SIG) dan Standarisasi Pemetaan
Tematik 1. November.

Anda mungkin juga menyukai