Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENGINDERAAN JAUH

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT 8


CITRA SATELIT KOTA BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penginderaan Jauh
(ABKA 530)

Dosen Pengampu:
Dr. Rosalina Kumalawati, M.Si.
Aswin Saputra, S.Pd., M.Sc
Muhammad Muhaimin, S.Pd., M.Sc

Disusun Oleh:

NAMA: REYNALDI SAPUTRA

NIM : 1710115210021

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya , penyusun dapat menyelesaikan laporan
ini ini tepat pada waktunya.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penginderaan


Jauh, dan disusun secara maksimal dengan memuat sumber dari buku pegangan
maupun dari sumber lainnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini.

Penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak


Muhammad Muhaimin. S.Pd, M.Sc, Aswin Saputra, S.Pd, M.Sc, dan ibu Dr.
Rosalina Kumalawati, M.Si selaku dosen mata kuliah Pengindraan Jauh, dan
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini.

Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam pembuatan laporan ini, saya
berharap pada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk perbaikan bagi saya dalam penulisan laporan dimasa
mendatang.

Kamis, 4 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Metadata adalah data yang mengandung informasi mengenai satu atau


beberapa aspek data. Secara sederhana metadata dapat diartikan sebagai "data
tentang data". Metadata pada umumnya ditampilkan dalam format dokumen XML
(Extensible Markup Language), yang berisikan informasi dasar mengenai data
apa, siapa, dimana, kapan, mengapa serta bagaimana sumber data tersebut.
Geospasial metadata biasanya dibuat dalam bentuk dataset SIG (GIS), dan
juga citra satelit (penginderaan jauh). Metadata biasanya berisikan informasi
seperti tanggal pembuatan, abstrak, judul, publikasi, cakupan area, proyeksi
maupun informasi lainnya. Ada 2 konsep metadata yaitu:
1. Metadata Struktural ; mengandung pesan dan spesifikasi data
2. Metadata Deskriptif ; menjelaskan mengenai isi daripada data.

Metadata terdiri atas beberapa jenis standar dalam menampilkan data.


Secara sederhana yang dimaksud dengan standar metadata adalah satu set
terminologi serta definisi umum yang digunakan dalam metadata serta
dipresentasikan dalam format terstruktur.
Pada sebuah metadata ada hal-hal atau bagian-bagian yang menjadi pusat
perhitungan atau acuan dalam menentukan koreksi. Mengapa ini terjadi tentu
tidak semua data yang dihasilkan sesuai dengan yang ada dilapangan, maka
diperlukanlah sebuah koreksi pada citra. Pembahasan kali ini terkait koreksi yang
terdapat pada citra.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana cara mengkoreksi citra landsat 8 dengan metode koreksi
radiometrik?
2. Bagaimana cara menentukan hasil koreksi menggunakan radiance?
3. Bagaimana cara menentukan hasil koreksi menggunakan reflectance?
4. Bagaimana cara menentukan hasil dari TOA reflectance?

1
1.3 TUJUAN
1. Untuk dapat mengkoreksi citra landsat 8 dengan metode koreksi
radiometrik.
2. Untuk dapat menentukan hasil koreksi menggunakan radiance.
3. Untuk dapat menentukan hasil koreksi menggunakan reflectance
4. Untuk dapat menentukan hasil dari TOA reflectance.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 CITRA
Citra dikenal sebagai masukan data atau pun hasil observasi dari proses
penginderaan jauh. Penginderaan jauh atau remote sensing biasa didefinisikan
sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah
atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh melalui suatu alat yang
dihasilkan tanpa kontak secara langsung dengan objek, daerah, atau fenomena
tersebut.
Citra juga dapat diartikan sebagai gambaran atau rekaman gambar yang
tampak dari suatu objek yang diamati, sebagai objek atau hasil liputan dari alat
pemantau atau sensor. Tentu citra memerlukan proses interpretasi atau penafsiran
dalam pemanfaatannya terlebih dahulu. Manakala citra satelit pula merupakan
hasil dari perekaman maupun pemotretan dari alat sensor yang dipasang tepat
pada wahana satelit ruang angkasa yang ketinggiannya mencapai lebih dari 400
km dari permukaan bumi.
Sejauh ini kita dapat mengenal berbagai jenis citra satelit berdasarkan tingkat
resolusi spasialnya. Resolusi spasial dikenal pula sebagai kemampuan sebuah
sensor dalam melakukan perekaman pada objek terkecil di setiap pikselnya.
Berikut adalah beberapa jenis citra satelit berdasarkan tingkat resolusi spasialnya:
 Citra satelit resolusi rendah; memiliki resolusi spasial yang mencapai 15 m
hingga 30 m à Citra Satelit Landsat
 Citra satelit resolusi sedang; memiliki resolusi spasial yang mencapai 2.5
m hingga 10 m à Citra Satelit SPOT
 Citra satelit resolusi tinggi; memiliki resolusi spasial yang mencapai 0.6 m
hingga 1 m à Citra Satelit IKONOS dan Citra Satelit Quickbird
Tingkat dari setiap resolusi dari citra satelit ini dipengaruhi oleh kemampuan
dari sensor dalam melakukan perekaman pada objek yang paling kecil yang
sedang diamati. Diketahui bahwa satelit Landsat TM mampu merekan objek
terkecil di lapangan yang sebesar 30 x 30 m. Sedangkan, satelit IKONOS
dirancang agar memiliki kemampuan dalam merekam objek terkecil di lapangan

3
sebesar 1 x 1 m. Selain itu, satelit Quickbird dipercaya mampu merekam objek
yang paling kecil di lapangan sebesar 0.6 x 0.6 m. Dengan resolusi yang beragam
ini tentu membantu setiap pihak yang memerlukan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing.
Citra satelit ini dipercaya, terbentuk dari serangkaian matrik elemen gambar
yang biasa disebut dengan piksel. Piksel merupakan unit terkecil dari sebuah citra.
Piksel pada sebuah citra biasanya berbentuk persegi empat dan mewakili suatu
area pada citra. Apabila sensor yang dimiliki oleh citra memiliki resolusi spasial
mencapai 20 m dan citra dari sensor menampilkan objek secara menyeluruh.
Maka berarti masing-masing piksel mampu mewakili area dengan luas yang
mencapai 20 x 20 m. Perlu dimengerti bahwa, citra satelit yang berhasil
menampilkan objek area dengan cakupan yang luas, diketahui bahwa ia hanya
memiliki resolusi spasial yang rendah. Sebaliknya, sebuah citra satelit yang
didefinisikan memiliki resolusi spasial tinggi akan mencakup areal yang lebih
sempit.

2.2 METADATA
Metadata adalah bagian dari data digital yang diperoleh dengan mendowload
citra satelit berupa citra landsat 8 Oli yang dimana, fungsi dari metadata itu
sendiri menjelaskan komponen-komponen yang terdapat pada Citra.
Metadata adalah informasi terstruktur yang mendeskripsikan, menjelaskan,
menemukan, atau setidaknya menjadikan suatu informasi mudah untuk ditemukan
kembali, digunakan, atau dikelola. Metadata sering disebut sebagai data tentang
data atau informasi tentang informasi. Metadata ini mengandung informasi
mengenai isi dari suatu data yang dipakai untuk keperluan manajemen file/data itu
nantinya dalam suatu basis data. Jika data tersebut dalam bentuk teks,
metadatanya biasanya berupa keterangan mengenai nama ruas (field), panjang
field, dan tipe fieldnya: integer, character, date, dll. Untuk jenis data gambar
(image), metadata mengandung informasi mengenai siapa pemotretnya, kapan
pemotretannya, dan setting kamera pada saat dilakukan pemotretan.

2.3 LANDSAT 8

4
Pada bulan April 2008, NASA memilih General Dynamics Advanced
Information Systems, Inc. Untuk membangun satelit LDCM (Landsat data
Continuity Mission). Setelah meluncur di orbitnya, satelit tersebut akan
dinamakan sebagai Landsat-8. Satelit LDCM (Landsat-8) adalah misi kerjasama
antara NASA dan USGS (U.S. Geological Survey) dengan pembagian tanggung
jawab masing-masing. NASA bertanggung jawab akan penyediaan satelit LDCM
(Landsat-8), instrumeninstrumen, pesawat peluncur, dan elemen- elemen operasi
misi Sistem Stasiun Bumi. NASA juga akan mengelola fase awal peluncuran
sampai dengan kondisi satelit beropersi di orbitnya pada ruas antariksa (dari
peluncuran sampai penerimaan). USGS bertanggung jawab akan penyediaan pusat
operasi-operasi misi dan sistemsistem pengolahan pada Stasiun Bumi (termasuk
pengaripan dan jaringanjaringan data), demikian juga tim operasi-operasi
penerbangan. USGS juga akan membiayai tim ilmuan Landsat (NASA, 2008)
Satelit LDCM (Landsat-8) dijadwalkan akan diluncurkan pada tahun 2011
dari VAFB, CA. Penyedia peluncur adalah Lockheed Martin Commercial Launch
Services (LMCLS of Littleton, CO). Pesawat peluncur adalah Atlas-V- 401.
Satelit LDCM (Landsat-8) dirancang diorbitkan pada orbit mendekati lingkaran
sikron-matahari, pada ketinggian 705 km, dengan inklinasi: 98.2º, periode: 99
menit, dengan waktu liput ulang (resolusi temporal) adalah 16 hari dan waktu
melintasi katulistiwa (Local Time on Descending Node -LTDN)
Satelit LDCM (Landsat-8) menggunakan suatu platform dengan
pengarahan titik nadir yang distabilkan tiga-sumbu, suatu arsitektur modular yang
berhubungan dengan Bus SA-200HP. Bus SA-200HP dengan dayaguna tinggi
adalah dari DS1 (Deep Space 1) dan merupakan warisan misi Coriolis. Satelit
LDCM (Landsat-8) tersebut terdiri dari suatu bingkai aluminium dan struktur
panel utama. Subsistem Kontrol dan Penentuan Sikap (Attitude Determination and
Control Subsystem-ADCS) menggunakan 6 buah roda-roda reaksi dan tiga batang
tenaga putaran (torque rods) sebagai aktuator. Sikap satelit diindera dengan tiga
buah alat untuk mengikuti jejak bintang (star trackers) yang presisi, sebuah SIRU
(Scalable Inertial Reference Unit), 12 buah sensor matahari yang kasar, penerima–
penerima GPS (Viceroy), dan 12 buah TAMs (Three Axis Magnetometers).
Persyaratan teknis yang dirancang untuk dipenuhi adalah sebagai berikut:

5
 Kesalahan kontrol sikap satelit (3σ) (Attitude control error (3σ)) : ≤ 43 µrad.
 Kesalahan pengetahuan sikap satelit (3σ)) (Attitude knowledge error (3σ)): ≤
29 µrad.
 Stabilitas pengetahuan sikap satelit (3σ) (Attitude knowledge stability (3σ): ≤
1.7 µrad dalam waktu 2,5 detik.

Aspek-aspek kunci dari dayaguna satelit LDCM (Landsat-8) yang


berhubungan dengan kalibrasi pencitra dan validasi adalah pengarahan titik
(pointing), stabilitas dan kemampuan melakukan manuver. Pengarahan titik dan
stabilitas satelit mempengaruhi dayaguna geometrik. Kemampuan melakukan
manuver memungkinkan akuisisi data untuk kalibrasi dengan menggunakan
matahari, bulan dan bintang-bintang (NASA,2008)
Pada gambar dibawah ditunjukkan gambaran pencitraan permukaan Bumi
dengan satelit LDCM (Landsat-8) di orbitnya. Parameter-parameter orbit satelit
LDCM (Landsat-8)

Gambar 1 Gambaran pencitraan permukaan Bumi dengan satelit LDCM (Landsat-8)

6
2.4 KOREKSI RADIOMETRIK
Koreksi radiometrik ditujukan untuk memperbaiki nilai piksel agar sesuai
dengan yang seharusnya yang biasanya mempertimbangkan faktor gangguan
atmosfer sebagai sumber kesalahan utama (Soenarmo, 2009), dan juga untuk
menghilangkan atau meminimalisir kesalahan radiometrik akibat aspek eksternal
berupa gangguan atmosfer pada saat proses perekaman. Biasanya gangguan
atmosfer ini dapat berupa serapan, hamburan, dan pantulan yang menyebabkan
nilai piksel pada citra hasil perekaman tidak sesuai dengan nilai piksel obyek
sebenarnya di lapangan. Kesalahan radiometrik pada citra dapat menyebabkan
kesalahan interpretasi terutama jika interpretasi dilakukan secara digital yang
mendasarkan pada nilai piksel. Koreksi radiometrik ini sangat penting untuk
dilakukan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan (Chander, et
al., 2007).

7
BAB III

HASIL PRAKTIKUM

3.1 ALUR MENUJU KOREKSI RADIOMETRIK


Dalam mengkoreksi data citra terutama data radiometrik diperlukan
beberapa data yaitu mencari RADIANCE_MULTI_BAND dan
RADIANCE_ADD BAND untuk setiap saluran dan ini untuk menetukan koreksi
dari radiance.
Untuk menentukan koresi reflectan maka data yang dicari
REFLECTANCE_MULTI_BAND dan REFLECTANCE_ADD_BAND untuk
setiap saluran serta sesudah menemukan koreksi reflectan akan mencari data lagi
berupa TOA (Top Of Atmosphere).
Untuk menentukan TOA terutama TOA Reflectan maka diperlukan data
SUN_ELEVATION yang kemudian di diubah atau dimasukan kedalam data SIN
yang hasilnya akan menjadi SIN(SUN_ELEVATION).

3.2 RUMUS
1. Koreksi Radiance
Dalam menentukan koreksi radiance rumus yang digunakan adalah:

Lλ = ML Qcal + AL

Di mana:
 Lλ = radian spektral pada sensor (W/(m2 .sr.μm),
 Qcal= nilai piksel (DN),
 ML = konstanta rescalling (RADIANCE_MULT_BAND_x, di mana x
adalah band yang digunakan)
 AL = konstanta penambah (RADIANCE_ADD_BAND_x, di mana x
adalah band yang digunakan)
Nilai masing-masing konstanta dapat diperoleh pada metadata citra;

Rumus untuk memasukan nya ke ENVI adalah;

8
RADIANCE_MULTI_BAND*B1+RADIANCE_ADD_BAND

Atau dengan menambah float agar bilangan tidak mengalami pembulatan;

Float((RADIANCE_MULTI_BAND*B1)+RADIANCE_ADD_BAND)

Contoh

0.012155 * B1 + (-60.77251) atau float((0.012155 * B1) + (-60.77251))

2. Koreksi Reflectan

Dalam menentukan koreksi reflectan rumus yang digunakan adalah:

ρλ' = MρQcal + Aρ

Di mana:
 ρλ' = hasil pengolahan sebelumnya, tanpa koreksi sudut pengambilan. ρλ'
tidak memuat koreksi untuk sudut matahari
 Qcal= nilai piksel (DN),
 MP = konstanta rescalling (REFLECTANCE_MULT_BAND_x, di mana x
adalah band yang digunakan)
 AP = konstanta penambah (REFLECTANCE_ADD_BAND_x, di mana x
adalah band yang digunakan)

Rumus untuk memasukan nya ke ENVI adalah;

REFLECTANCE_MULTI_BAND*B1+REFLECTANCE_ADD_BAND

Atau dengan menambah float agar bilangan tidak mengalami pembulatan;

Float((REFLECTANCE_MULTI_BAND*B1)+REFLECTANCE_ADD_BAND)

Contoh

0.00002 * B1 + (-0.10000) atau float ((0.00002 * B1) + (-0.10000))

3. Menentukan TOA
Dalam menentukan TOA rumus yang digunakan adalah;

9
Pλ = P λ’ / sin (se)

Di mana:

ρλ' = TOA planetary reflectance (tanpa unit), θ

se = Sudut elevasi matahari ketika perekaman ( sun elevation )

Rumus untuk memasukan nya ke ENVI adalah;

B1/SIN (SUN_ELEVATION)

Atau dengan menambah float agar bilangan tidak mengalami pembulatan;

Float(B1/SIN (SUN_ELEVATION)

Contoh

B1/0,753875 atau float (B1/0,753875)

3.3 LANGKAH-LANGKAH KOREKSI


1. Membuka MS.EXCEL.
2. Membuka wordpad metadata
3. Menentukan radiance multi band dan radiance add band di metadata dan
memasukkannya ke excel.
4. Tidak semua data yang dimasukkan ke excel benar, perlu dibenarkan
dengan cara manual.
5. Menentunkan reflectan multi band dan add band
6. Untuk reflectan semua data sama jadi tinggal blok dan langsung masukkan
ke ENVI
7. Menentukan Sun Elevation
8. Perlu diingat data di excel untuk koma menggunakan koma, sedangkan di
ENVI tanda koma adalah titik
9. Membuka Envy
10. Buka Folder data citra
11. Memasukkan Data Band Match

10
12. Saat membuka band match data yang kalian dapat masukkan ke dalamnya
dengan format (float untuk didepannya)
13. Jika ada peringatan berarti ada kesalahan penginputan data
14. Apabila benar maka data tersebut akan masuk atau pindah ke tabel Envi
15. Terus masukkan data ini per band, dari band 1-11 dengan format b1,b2,
….b11
16. Rumus radiance adalah float ((data radiance multi band*b1)data radiance
add band).
17. Float ((00127*b1)-61.34982) perlu diingat tanda koma di bilangan
berkoma diganti titik
18. Masukkan terus datanya terutama reflectan juga sama
19. Pilih band yang akan dikoreksi Radiance
20. Pilih folder yang diinginkan dan beri kode Radiance
21. Terus masukkan data untuk setiap band.
22. Memasukkan data ke reflectan, perlu diingat data reflectan adalah data
radiance.
23. Rumus reflectan sama seperti radiance, Cuma saat memasukkan data
menggunakan data radiance
24. Terus masukkan hingga band 11, meskipun band reflectan Cuma ada 9
25. Memasukkan ke data Envi
26. Selanjutnya memberi kode REF di data reflectan ini.
27. Setelah data reflectan sudah maka selanjutnya mencari TOA
28. Rumus TOA float(b1/data sin dari sun elevation)
29. Masukkan samapai band 11
30. Setiap rumus harus sama dengan band yang dimasukkan

11
BAB IV
PEMBAHASAN

12

Anda mungkin juga menyukai