Anda di halaman 1dari 14

PENGELOLAAN Muhammad Iqbal Julian Arrizky

TERUMBU KARANG 1710115210015


TERUMB
U
KARANG Terumbu karang (Coral reef ) merupakan
masyarakat organisme yang hidup didasar
perairan dan berupa bentukan batuan kapur
(CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya
gelombang laut. Sedangkan organisme–
organisme yang dominan hidup disini adalah
binatang-binatang karang yang mempunyai
kerangka kapur, dan algae yang banyak
diantaranya juga mengandung kapur.
SEBARAN TERUMBU KARANG
DI DUNIA
SEBARAN TERUMBU KARANG
DI DUNIA
Persebaran karang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu perairan, cahaya matahari, salinitas,
sedimentasi, kualitas perairan, arus/ sirkulasi air laut, dan substrat. Faktor tersebut menunjukan
bahwa perbedaan letak geografis mempengaruhi perbedaan jenis karang.
Persebaran karang dunia dibagi menjadi tiga daerah besar yaitu Laut Karibia, Samudra Hindia, dan
Samudra Pasifik.
Pada daerah Laut Karibia, persebaran karang hanya ada di beberapa titik walaupun perairannya
dangkal. Pesebaran tersebut hanya dari tenggara pantai Amerika sampai barat laut pantai Amerika
Selatan.
Terbatasnya persebaran karang di Laut Karibia disebabkan oleh pengaruh suhu yang dingin yang
berasal dari Samudra Atlantik.
Selain suhu, sedimentasi yang berasal dari dua sungai besar yaitu Sungai Orinoco dan Sungai
Amazon juga membatasi persebaran karang di Laut Karibia. Maka dari itu jumlah terumbu karang
yang ada di Laut Karibia hanya terdiri dari 20 marga dan 32 jenis terumbu karang.
SEBARAN TERUMBU KARANG
DI DUNIA
Daerah Samudra Hindia memiliki letak persebaran terumbu karang dari pantai timur Afrika hingga
Samudra Hindia selatan. Persebarannya pada Samudra Hindia kurang begitu banyak karena pada daerah ini
memiliki salinitas yang eksterem yaitu 46 ‰ pada teluk Persia dan 26 ‰ untuk Samudra Hindia selatan.
Selain itu, kondisi cuaca yang ekstem mempengaruhi daerah yang menghadap Samudra Hindia secara
langsung sehingga daerah tersebut dihempas ombak yang cukup besar pada garis pantainya. Hal tersebut
menunjukan kondisi wilayah tersebut sangat menghambat pertumbuhan ekosistem ini.
Persebaran karang pada Samudra pasifik lebih baik dibandingkan dengan persebaran ekosistem ini di kedua
wilayah tersebut. Wilayah Samudra Pasifik meliputi Laut Cina Selatan hingga pantai barat Australia Barat.
Wilayah ini sangat cocok untuk ditumbuhi terumbu karang karena terdapat jalur arlindo yang membawa
larva serta nutrisi untuk mendukung pertumbuhannya sehingga kondisi habitat baik dan
keanekaragamannya tinggi.
Sebagai contoh marga acropora pada laut karibia hanya 3 jenis sementara pada Samudra Pasifik terdiri dari
sekitar 80 jenis. Sebagian Kepulauan indonesia berada dalam Kawasan Samudra pasifik sehingga kondisi
karangnya beragam.
SEBARAN TERUMBU KARANG
INDONESIA
Perhitungan luas terumbu karang Indonesia dilakukan melalui citra satelit yang dikompilasi berdasarkan institusi
terkait yang diverifikasi oleh kelompok kerja (POKJA) Nasional Informasi Geosspasial Tematik (IGT) pesisir
dibawah koordinasi Badan Informasi Geospasial (BIG).
Berdasarkan perhitungan tersebut luas ekosistem ini di Indonesia mencapai 2,5 juta hektare.
Indonesia memiliki keanekaragaman karang sekitar 2/3 jenis karang yang berada di dunia. Kekayaan ekosistem ini
Indonesia berada pada 14 ecoregion dari 141 ecoregion sebaran karang dunia dengan kisaran 300 – 500 jenis karang.
Kekayaan paling tinggi berada pada wilayah perairan kepala burung Pulau Papua dan sekitarnya meliputi Raja
Ampat dan Halmahera, kemudian semakin berkurang kearah barat dan selatan perairan indonesia.
Hal tersebut disebabkan oleh wilayah perairan kepala burung papua dilewati oleh Samudra Pasifik yang terdapat
jalur arlindo.
Kekayaan jenis karang keras (ordo Scleractinia) indonesia diperkirakan mencapai 569 jenis atau sekitar 67% dari
total jenis karang keras dunia yaitu 845 jenis. Sebanyak 569 jenis karang tersebut dibagi 82 genus dan 15 famili.
Karang keras tersebut tersebar di tengah dan timur Indonesia meliputi daerah perairan Sulawesi, Maluku, bagian
barat Papua, dan Nusa Tenggara. Persebaran tersebut disebabkan sejarah geologis, pola arus yang membawa larva
karang, dan proses evolusi serta biogeografi daerah indonesia tengah.
SEBARAN TERUMBU KARANG
INDONESIA
Kondisi geologis yang berbeda antara Indonesia barat dan timur pada saat ini serta sejarah geologis Indonesia menyebabkan
terbentuknya pola variasi spesies sehingga terdapat endemisasi biota laut.
Perbedaan geologis dan biologis antara kawasan indonesia barat dan timur yang dipisahkan oleh garis Wallace memungkinkan terjadi
spesialisasi dan endemisasi spesies karena berada pada dangkalan yang berbeda. Bagian barat indonesia berada pada dangkalan sunda
dengan kondisi flora dan fauna memiliki karakter asia.
Sementara pada bagian timur indonesa berada pada dangkalan sahul dengan kondisi flora dan fauna memiliki karakter Australia. Maka
dari itu, Indonesia memiliki karang Endemik yang berhasil diidentifikasi oleh para ahli antara lain Acropora suharsonoi, Indophyllia
macassarens, Isopora togianensis, dan Euphyllia baliensis.
Status terumbu karang Indonesia dibedakan atas 4 kategori berdasarkan tutupan karang yaitu karang jelek atau rusak, karang cukup
atau sedang, karang baik, dan karang sangat baik.
Karang jelek atau rusak di perairan Indonesia sebesar 35,15%, karang cukup sebesar 35,06%, karang baik 23,4%, dan karang sangat
baik 6,39%.
Kondisi tersebut diperoleh dari 1064 stasiun dari 108 lokasi yang menyebar di seluruh perairan indonesia. presentase karang jelek lebih
besar jika dibandingkan dengan karang kategori lain karena wilayah perairan indonesia rawan terhadap bencana seperti tsunami dan
gempa bumi yang berpusat dilaut.
Kedua bencana tersebut diakibatkan oleh pergeseran lempeng bumi sehingga mempengaruhi atau dapat merusak terumbu karang.
Selain itu campur tangan manusia dalam merusak karang juga sebagai bagian tingginya presentase karang jelek.
PERATURAN PENGELOLAAN
TERUMBU KARANG
Pemerintah telah menyusun strategi untuk mengelola karang secara lestari yang diatur dalam UU
No. 31 Tahun 2004 pada pasal 1 angka 8 dan pasal 13 ayat 1 dan 2.
Pasal 1 angka 8 berbunyi konservasi sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian,
dan pemanfaatan sumber daya ikan, termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya ikan.
Sementara pasal 13 ayat 1 dan 2 berbunyi (1) dalam rangka pengelolaan sumberdaya ikan,
dilakukan upaya konservasi ekosistem, konservasi jenis ikan dan konservasi genetika ikan. (2)
ketentuan lebih lanjut mengenai konsevasi ekosistem, konservasi jenis ikan, dan konservasi
genetika ikan, diatur dengan peraturan pemerintah.
Undang-undang tersebut diperkuat dengan Keputusan Kementrian Kelautan dan Perilkanan
No.38/MEN/2004 tentang Pedoman Pengelolaan Terumbu Karang meliputi kebijakan nasional
pengelolaan, strategi dan program nasional pengelolaan, dan arahan pengelolaan.
PERATURAN PENGELOLAAN
TERUMBU KARANG
Di dalam eksekusinya pemerintah dibantu oleh Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia
(LIPI) yang memiliki program didanai oleh bank dunia yaitu Coral Reef
Rehabilitation and Management Program (COREMAP).
Penyusunan kebijakan nasional tentang pengelolaan terumbu karang dilatar
belakangi oleh semakin terdegradasinya ekosistem ini di perairan indonesia.
Degradasi terumbu karang pada tahun 1996 menunjukan angka yang cukup besar
yaitu sekitar 39,5% keadaan karang rusak di indonesia. penelitian tersebut dilakukan
oleh P3O-LIPI.
Degradasi ekosistem tersebut sejalan dengan pertambahan penduduk dunia yang
diiringi pengexploitasian sumber daya alam termasuk terumbu karang.
STRATEGI PENGELOLAAN
TERUMBU KARANG
Strategi pengelolaan ekosistem ini disusun berdasarkan kebijakan nasional sebagai bentuk dari
implementasi keseriusan pemerintah dalam mengelola terumbu karang. Terdapat 9 strategi
pemerintah dalam mengelola terumbu karang yaitu :
Memberdayakan masyarakat pesisir baik langsung maupun tak langsung bergantung pada
pengelolaan ekosistem ini,
Mengurangi laju degradasi,
Mengelola terumbu karang berdasarkan ekosistem, potensi, tata ruang wilayah, pemanfaatan,
status hukum, dan kearifan masyarakat,
Merumuskan dan mengkoordinasi program-program instansi pemerintah dan pemerintah daerah,
pihak swasta, masyarakat yang diperlukan dalam pengelolaan ekosistem ini berbasis masyarakat,
STRATEGI PENGELOLAAN
TERUMBU
Menciptakan KARANG
dan memperkuat komitmen, kapasitas, dan kapabilitas pihak-pihak pelaksana
pengelolaan ekosistem ini
Mengembangkan, menjaga, serta meningkatkan dukungan masyarakat luas dalam upaya-upaya
pengelolaan terumbu karang secara nasional dengan meningkatkan kesadaran seluruh lapisan
masyarakat mengenai arti penting nilai ekonomis dan ekologis dari ekosistem ini.
Menyempurnakan berbagai peraturan perundangan-undangan serta mendefinisikan kembali
kriteria keberhasilan pembangunan suatu wilayah agar lebih relevan dengan upaya pelestarian
lingkungan ekosistem ini.
Meningkatkan dan memperluas kemitraan antar pemerintah, pemerintah daerah, swasta, lembaga
swadaya masyarakat dan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi yang ramah
lingkungan dalam rangka pemanfaatan sumber daya ekosistem ini secara berkelanjutan
Meningkatkan dan mempertegas komitmen pemerintah , pemerintah daerah dan masyarakat serta
mencari dukungan lembaga dalam dan luar negeri dalam penyediaan dana untuk mengelola
ekosistem ini.
UPAYA KONSERVASI
TERUMBU KARANG
Semakin berkurangnya kualitas ekosistem ini dari tahun ke tahun mendorong pemerintah
dan seluruh masyarakat untuk terus melakukan upaya konservasi.Upaya konservasi tersebut
dilakukan dengan cara menanam terumbu karang untuk memperkaya ekosistem ini atau
menyulam terumbu karang yang sudah rusak.
Selain itu, upaya konservasi juga harus dilakukan melalui pencerdasan masyarakat agar
tidak merusak ekosistem ini. Pentingnya dilakukan upaya tersebut karena kerusakan
ekosistem ini lebih banyak dilakukan oleh aktivitas manusia bukan oleh kondisi alam.
Kondisi terumbu karang juga dipengaruhi oleh perubahan iklim yang menyebabkan suhu air
laut meningkat. Akar masalah dari perubahan iklim tersebut adalah besarnya emisi karbon
ke udara sehingga menimbulkan efek rumah kaca yang dapat meningkatkan suhu air laut.
Maka dari itu upaya konservasi terhadap ekosistem ini dapat juga dilakukan dengan cara
menjaga ekosistem hutan.
 Mengupayakan pelestarian, perlindungan, dan peningkatan kondisi
ekosistem terumbu karang, terutama bagi kepentingan masyarakat

Kebijakan yang kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada pemanfaatan


ekosistem tersebut, berdasarkan pada kesadaran hukum dan

Umum
perundang-undangan yang berlaku serta mengacu kepada standar-
standar nasional dan internasional dalam pengelolaan sumberdaya
alam
Pengelolaa  Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas pemerintah dan
n Terumbu pemerintah daerah dengan meningkatkan hubungan kerjasama antar
institusi untuk dapat menyusun dan melaksanakan program-program

Karang Di pengelolaan ekosistem terumbu karang berdasarkan prinsip


keseimbangan antara pemanfaatan sumberdaya alam yang sesuai
dengan nilai-nilai kearifan masyarakat dan karakteristik biofisik dan
Indonesia kebutuhan pembangunan wilayah

 Menyusun rencana tata ruang dan pengelolaan wilayah pesisir dan


laut untuk mempertahankan kelestarian ekosistem terumbu karang
dan sumberdaya alam pesisir dan laut secara nasional serta mampu
menjamin kelestarian fungsi ekologis terumbu karang dan
pertumbuhan ekonomi kawasan
 Meningkatkan kerjasama, koordinasi dan kemitraan antara
pemerintah dan pemerintah daerah serta masyarakat dalam
pengambilan keputusan mengenai pengelolaan ekosistem terumbu
karang yang meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
Kebijakan evaluasi, pengawasan dan penegakan hukum

Umum  Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui


pengembangan kegiatan ekonomi kerakyatan, dengan

Pengelolaa mempertimbangkan sosial budaya masyarakat setempat dan tetap


memperhatikan kelestarian ekosistem terumbu karang dan
lingkungan sekitar
n Terumbu  Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian,
sistem informasi, pendidikan dan pelatihan dalam pengelolaan
Karang Di ekosistem terumbu karang dengan meningkatkan peran sektor
swasta dan kerjasama internasional

Indonesia  Menggali dan meningkatkan pendanaan untuk pengelolaan


ekosistem terumbu karang

Anda mungkin juga menyukai