GEOGRAFI KEBENCANAAN
“BADAI SIKLON MOZAMBIK”
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Geografi Kebencanaan
(ABKA554)
Disusun Oleh:
Muhammad Iqbal Julian Arrizky
(1710115210015)
Noval Pandani
(1710115210018)
Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Semoga dengan adanya laporan ini semakin membuka pintu pengetahuan
dan pemahaman pembaca tentang materi.
Upaya pemenuhan laporan ini diharapkan mampu meningkatkan
efektifitas pelaksanaan kegiatan perkuliahan, dan diharapkan para pembaca dapat
mengembangkan wawasan dan kemampuan dari apa yang dibahas dalam laporan
yang berjudul “badai siklon mozambik” ini. Tetapi laporan ini bukan satu-satunya
sumber belajar atau referensi, untuk itu para pembaca diharapkan lebih proaktif
untuk mencari dan menggali ilmu pengetahuan mengenai materi terkait.
Harapan kami, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya para pembaca. Kami mengharapkan saran dan masukan serta kritikan
yang sifatnya membangun karena kami menyadari bahwa laporan yang kami
susun ini masih banyak terdapat kekurangan. Kami juga memohon maaf atas
kejanggalan-kejanggalan yang terdapat dalam laporan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 SIKLON.........................................................................................................2
3.1 KESIMPULAN............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SIKLON
Siklon adalah sebuah wilayah atmosfer bertekanan rendah yang bercirikan
pusaran angin yang berputar berlawanan dengan arah jarum jam di bumi belahan
utara dan searah jarum jam di bumi belahan selatan. Istilah siklon ini secara
umum mengacu kepada berbagai variasi dari fenomena cuaca, termasuk siklon
tropis, siklon ekstratropis, dan tornado.
siklon adalah akibat yang berasal dari angin yang bisa menyebabkan
tornado,atau angin puting beliung serta penyebab yang berasal dari angin lainnya,
jika melihat dari luar angkasa kita melihatnya seperti putaran besar berwarna putih
keabu abuan siklon dapat dibedakan menjadi macam macam tetapi tergantung
denganalamnya sendiri seperti indonesia yang bersuhu tropis artinya siklon
tersebut bernama siklon tropis dan ada juga siklon subtropis
2
2.2 BADAI SIKLON
Dalam meteorologi, siklon tropis (atau hurikan, angin puyuh, badai tropis,
taifun, atau angin ribut tergantung pada daerah dan kekuatannya) adalah sebuah
jenis sistem tekanan udara rendah yang terbentuk secara umum di daerah tropis.
Sementara angin sejenisnya bisa bersifat sangat merusak atau destruktif tinggi,
siklon tropis adalah bagian penting dari sistem sirkulasi atmosfer, yang
memindahkan panas dari daerah khatulistiwa menuju garis lintang yang lebih
tinggi.
3
Berdasarkan strukturnya, siklon tropis adalah daerah raksasa aktivitas
awan, angin, dan badai petir yang berkisar. Sumber energi primer sebuah siklon
tropis adalah pelepasan panas kondensasi/pengembunan dari uap air yang
mengembun pada ketinggian. Oleh sebab itu, siklon tropis bisa ditafsirkan sebagai
mesin bara cacak raksasa.
Unsur-unsur dari siklon tropis meliputi kecaburan cuaca yang telah ada,
samudra tropis hangat, lengas (uap lembap), dan angin ringan tinggi relatif. Jika
kondisi yang tepat berkuat cukup lama, mereka dapat bertautan untuk
menghasilkan angin sengit, ombak luar biasa, hujan amat deras, dan banjir
berdampingan dengan fenomena ini.
Depresi tropis adalah sistem terjuntrung awan dan badai petir dengan
sirkulasi dan angin berlarut maksimum permukaan terarasi kurang dari 17 meter
per detik (33 knot, 38 m/j, atau 62 km/j). Ia tidak mempunyai mata, dan tidak khas
dengan bentuk berpilin dari badai-badai yang lebih kuat. Ia sudah menjadi sistem
tekanan rendah, namun, karenanya bernama "depresi".
4
Badai tropis adalah sistem terjuntrung dari badai petir kuat dengan
sirkulasi dan angin berlarut maksimum permukaan terarasi di antara 17 dan 33
meter per detik (34-63 knot, 39–73 m/j, atau 62–117 km/j). Pada waktu ini,
bentuk siklon tersendiri mulai terbina, walau matanya biasanya tak muncul.
Bagian tengah badai siklon tropis yang disebut mata merupakan lingkaran
berdiameter antara 10 hingga 100 kilometer, paling sering dilaporkan sekitar 40
meter. Kecepatan angin bagian ini lebih rendah bahkan berlangit cerah. Mata
dikelilingi dinding awan padat setingi 16 kilometer dengan angin dan hujan yang
hebat.
5
(siklon katarina)
Badai Fiona: Tanggal 6 Februari 2003 badai siklon tropis Fiona berada di 300
mil lepas pantai selatan Jawa. Diperkirakan angin di pusat badai berkecepatan 104
mil per jam dan ekor badai mencapai 84 mil per jam.
6
Badai siklon tropis Fay di laut Timor tanggal 17 Maret 2004 pukul 9:30 waktu
setempat, bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan gerak 6 kilometer per
jam. Publikasi semacam ini terus diperbaharui dan diwartakan badan meteorologi
Indonesia dan Australia sebagai peringatan awal pada penduduknya. Harian
KOMPAS pada hari yang sama memperingatkan adanya gelombang 1,5 hingga
2,5 meter di Samudra Hindia yang berbahaya bagi kapal-kapal nelayan, tongkang
dan feri.
Ancaman badai yang menimpa Yogyakarta baru-baru ini. Badai ini mengancam
kawasan pantai selatan Yogyakarta, antara tanggal 9 Februari sampai 11 Februari
2005. Pemprov menyediakan 5 unit alarm dan posko-posko sebagai antisipasi dari
badai yang akhirnya tidak kunjung datang ini. Siklon tropis di Selatan Indonesia
ini, selalu muncul setiap tahun pada Januari-Maret. Penyebabnya adalah tingginya
suhu muka laut di timur laut Australia. Wilayah Indonesia tak dilalui pusat badai
tropis, hanya terkena imbas dari ekor badai tersebut. Imbasnya berupa angin
kencang, hujan deras, dan tingginya gelombang laut. Pemunculan siklon diawali
pusat tekanan rendah di barat laut Australia dan bergerak menuju barat daya. Efek
yang biasa diterima pantai selatan Indonesia biasaya pengaruh dari ekor siklon,
bukan akibat pusat badai tropis.
7
2.3 BADAI SIKLON MOZAMBIK
Hantaman badai siklon Idai yang melanda Mozambik dan Zimbabwe,
memicu angin kencang dan banjir bandang. Akibatnya, lebih dari 120 orang
dilaporkan tewas, dan masih banyak lainnya dilaporkan hilang di dua negara yang
bertetangga itu.
Badai siklon Idai menghantam Mozambik lebih dulu pada Kamis malam
sebelum bergerak ke Zimbabwe, tak lama setelahnya. Di Zimbabwe, Kota
Chimanimani di wilayah timur adalah area yang paling parah dihantam badai
siklon Idai, di mana banyak rumah dan jembatan tersapu banjir bandang.
Hingga saat ini, berbagai wilayah yang terdampak, belum dapat diakses.
Sementara angin kencang dan awan mendung menghambat penerbangan
helikopter tim SAR militer.
"Sejauh ini ada 65 orang yang kehilangan nyawa," kata Anggota Parlemen
Chimanimani, Joshua Sacco, anggota parlemen Chimanimani, seraya
menambahkan antara 150 hingga 200 orang lainnya hilang.
8
Sebagian besar korban hilang adalah para pekerja pemerintah, yang
komplek perumahannya diterjang banjir bandang. Nasib mereka belum juga
diketahui karena daerah tersebut masih belum bisa dijangkau regu penyelamat.
"Kami sangat khawatir karena semua rumah ini tiba-tiba terendam air dan
benar-benar hanyut. Di situlah kami mendapati sekitar 147 orang hilang," katanya.
9
Ini adalah tragedi kedua yang menimpa Zimbabwe dalam beberapa bulan
terakhir. Pada Februari, lebih dari 40 penambang emas ilegal terjebak jauh di
bawah tanah setelah banjir bandang menyerbu.
10
2.4 DAMPAK BADAI SIKLON
Satu pekan usai Siklon Tropis Idai melanda Mozambik, sejumlah kasus
penyakit kolera dilaporkan muncul di Beira — daerah terparah dilanda bencana.
Sekitar 1,7 juta orang disebut-sebut terkena dampak Siklon Idai di Afrika
bagian selatan. Siklon memicu pemadaman dan juga pasokan air bersih ke banyak
wilayah.
11
“Ada kekhawatiran di antara grup relawan di lapangan mengenai
kemungkinan mewabahnya sejumlah penyakit,” ucap IFRC, seperti dilansir dari
laman BBC, Jumat 22 Maret 2019
“Saat ini sudah ada sejumlah kasus kolera di Beira, dan begitu juga dengan
malaria yang menjangkiti para korban banjir,” lanjutnya.
12
2.5 PENENGGULANGAN BENCANA BADAI
Berikut ini ialah antisipasi tepat untuk bertahan hidup dari hantaman
badai, seperti yang dikutip dari Pusat Badai Nasional Amerika (NHC):
1. Simpan barang berharga dalam kotak deposit yang tahan air dan api dan taruh
tempat teraman di rumah. Jika tak terburu-buru, bisa juga simpan barang
berharga di kotak deposit bank, karena ada asuransinya.
2. Yang penting dibawa saat evakuasi: jas hujan, sepatu boot, makanan dan
minuman instan, perlengkapan mandi, obat pribadi, uang tunai, dan baju ganti.
Siapkan secukupnya untuk mengungsi minimal selama tiga hari.
3. Kalau badai datang mendadak, segera berlindung di dalam rumah. Tutup rapat
pintu dan jendela, matikan peralatan listrik dan gas.
4. Pantau media dan notifikasi ramalan cuaca yang resmi, jangan termakan isu
yang membuat gaduh suasana.
5. Badai sekiranya akan berlangsung selama 24 jam atau 36 jam. Jangan
mencoba keluar rumah sebelum badai benar-benar reda setelah satu jam.
6. 6. Bagi yang tinggal di kawasan perairan bisa membaca tanda alam, apakah
badai juga akan membawa gelombang pasang. Setelah badai reda, bisa segera
menyelamatkan diri ke tempat yang tinggi.
7. Banyak yang tak ingin dievakuasi karena ingin menjaga barang berharga di
rumah. Tapi ketahuilah, kalau petugas penyelamat baru akan datang setelah
badai reda.
8. Walau badai telah reda, jangan dulu kembali ke rumah. Karena bisa saja
tersengat aliran listrik, tersapu banjir bandang atau terkubur longsor saat
melewati jalanan.
9. Waspada dengan hewan berbahaya yang muncul dalam banjir setelah badai,
seperti tumpukan semut api, ular atau buaya.
10. Jangan langsung terobsesi untuk membersihkan rumah setelah badai.
Sebaiknya pulihkan kesehatan sehingga tidak jatuh sakit setelah badai.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120
km/jam atau lebih yang sering terjadi diwilayah tropis diantara garis balik utara
dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.
Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca.
Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan
radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem
dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin
badai.
Angin topan tropis dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagian besar
badai tersebut terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jam atau hari yang
dapat dipantau melalui satelit cuaca. Monitoring dengan satelit dapat untuk
mengetahui arah angin topan sehingga cukup waktu untuk memberikan peringatan
dini. Meskipun demikian perubahan sistem cuaca sangat kompleks sehingga sulit
dibuat prediksi secara cepat dan akurat.
14
Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.
Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai
tempat penampungan sementara bagi
orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan.
Pengamanan/perkuatan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang
dapat membahayakan diri atau orang
lain disekitarnya.
Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin topan, mengetahui bagaimana cara
penyelamatan diri.
Pengamanan barang-barang disekitar rumah agar terikat/dibangun secara kuat
sehingga tidak diterbangkan angin
Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Asrianti, P., Bey, A., dan Ilhamsyah, Y. 2013. Kajian Beberapa Karakteristik
Siklon Tropis (Kasus Topan Choi-wan dan Nida di lautan Pasifik Utara
bagian Barat). Depik, 2(3): 154-161 Desember 2013 ISSN 2089-7790
Dare R.A. 2013. Seasonal Tropical Cyclone Rain Volumes over Australia.
Journal Of Climate Vol. 26, DOI: 10.1175/JCLI-D-12-00778.1.
Dyahwathi, N., Effendy, S., dan Adiningsih, E.S. 2007. Karakteristik Badai
Tropis dan Dampaknya Terhadap Anomali Hujan di Indonesia. Jurnal
Agromet Indonesia 21 (2) : 61-72.
Gray, W.M. 1968. Global View of The Origin of the Tropical Disturbance and
Storms. Monthly Weather Review Vol.96
16