Anda di halaman 1dari 3

Nama: Muhammad Iqbal Julian Arrizky

NIM: 1710115210015
Kelas: A
Mata Kuliah: Geografi Pertanian
Dosen Pengampu: Eva Alviawati, S.Pd., M.Sc.

Laporan Baca Perkuliahan Tanggal 21 desember 2020


Perkuliahan hari ini dilakukan dengan aktivitas baca mandiri dengan membuat
laporan baca untuk menjawab pertanyaan berikut:
1. Gambarkan pola penggunaan lahan berdasarkan Teori Von Thunen dengan
disertakan penjelasannya
2. Berikan penjelasan asumsi-asumsi teori Von Thunen dengan diberikan
contoh kasus
3. Buatlah analisis berdasarkan jarak lokasi pertanian ke pasar dan sifat
produk pertanian berdasarkan teori Von Thunen
Catatan:
* cantumkan sumber referensi yang di baca

* Laporan baca di kumpulkan paling lambat tanggal 22 desember 2020 pukul 23.59 wib ke email:
evaalviawati@ulm.ac.id
1. Von Thunen menyatakan bahwa pola penggunaan lahan sangat ditentukan oleh
biaya transportasi yang dikaitkan dengan jarak dan sifat barang dagangan
khususnya hasil pertanian.

Gambar model Von Thunen di atas dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
“isolated area” yang terdiri dari dataran yang “teratur”, yang kedua yaitu
kondisi yang “telah dimodifikasi” (terdapat sungai yang dapat dilayari). Semua
penggunaan tanah pertanian memaksimalkan produktifitasnya masing-masing,
dimana dalam kasus ini bergantung pada lokasi dari pasar (pusat kota).
Banyaknya kegiatan yang berpusat pada kota atau pusat pasar ini menjadikan
kota memiliki nilai yang lebih ekonomis untuk mendapatkan keuntungan
maksimal bagi para pelaku pertanian. Faktor jarak juga menentukan nilai suatu
barang, semakin jauh jarak yang ditempuh oleh para petani maka biaya
transportasi yang dikeluarkan akan semakin meningkat, sehingga para petani
akan memilih untuk menyewa lahan yang lebih dekat dengan pusat pasar atau
kota dengan harapan bisa mendapatkan nilai atau harga barang yang lebih
tinggi tanpa harus mengeluarkan biaya transportasi yang tinggi.
Teori ini cukup relevan digunakan sebagai dasar dalam pengembangan dan
pembangunan wilayah perbatasan di Indonesia khususnya melalui
pengembangan transportasi karena karakteristik wilayah perbatasan di
Indonesia memiliki jarak paling jauh dari pusat kota dan berperan sebagai
wilayah penyedia bahan baku.
2. Dalam teorinya Von Thunen menyampaikan beberapa asumsi yaitu (Tarigan,
2012)

1) Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri atas daerah perkotaan dengan
daerah pedalamannya yang merupakan satu‐satunya daerah pemasok
kebutuhan pokok yang merupakan komoditi pertanian;
2) Biaya Transportasi berbanding lurus dengan jarak;
3) Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk memperoleh
keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaikan hasil tanaman
dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat di daerah perkotaan;

Contoh Kasus: Petani di Kabupaten Banjar dan Barito Kuala memprioritaskan


menjual hasil pertaniannya ke Kota Banjarmasin. Hal ini karena Kabupaten
Banjar dan Barito Kuala adalah daerah pemasok kebutuhan pokok dalam
bidang komoditi pertanian.

3. Berdasarkan asumsi dari teori Von Thunen yang menyatakan bahwa biaya
transportasi berbanding lurus dengan jarak, petani lebih cenderung
memasarkan hasil pertaniannya ke pasar yang berdekatan dengan daerah petani
tersebut beroperasi. Selain itu petani juga memilih tanaman yang akan menjadi
produk pertaniannya dengan menyesuaikan permitaan dari pasar.

Referensi:

Tarigan, Robinson. 2012. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi (Ed.Revisi).


Bumi Aksara : Jakarta
Wahyuningsih, Menik. 2008. Pola Dan Faktor Penentu Nilai Lahan Perkotaan Di
Kota Surakarta. Universitas Diponegoro: Semarang

Anda mungkin juga menyukai