Disusun Oleh:
Abstrak
Mangrove adalah lahan basah pantai berlumpur yang ditemukan di daerah tropis dan
subtropis biosfer yang hutan mangrove intertidal meliputi sebagian besar garis pantai Asia
Tenggara termasuk juga di Indonesia. Dewasa ini, hutan mangrove mengalami degradasi
dan deforestasi sangat cepat karena, berlebihan pengambilan sumber daya hutan secara
komersil dan izin penggunaan lahan hutan mangrove sebagai alternatif lahan baru yang
dikonversi menjadi tambak garam, pertanian, perikanan, dan pariwisata sehingga perlu
untuk dilestarikan dengan upaya konserpasi salah satunya melalui pembangunan
ekowisata. Menganalisis ekowisata sebagai pengelolaan lahan basah konservasi kawasan
mangrove terkait pengembangan ekowisata untuk melestarikan upaya konservasi
mangrove, peran masyrakat dalam upaya koservasi, dan pengelolaan ekowisata mangrove.
Upaya konservasi adalah melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan mangrove seperti
pembibitan bakau, perkebunan bakau, memanfaatkan buah jeruju dan pedada sebagai
makanan dan penyuluhan kepada penduduk desa untuk tidak memotong bakau dan
memasuki hutan bakau. Kegiatan ekowisata adalah berperahu di sekitar hutan bakau,
wisata penanaman bakau, dan mengamati burung. Melestarikan mangrove yang seharusnya
dikonversi menjadi lahan non-basah telah diakui secara luas untuk mengurangi perubahan
iklim dengan menghindari emisi karbon yang dilepaskan setelah konversi. Mengetahui
bahwa hutan bakau memiliki fungsi ekosistem lainnya, ukuran cadangan karbon mungkin
tidak mencukupi sebagai kriteria penilaian tunggal untuk pembayaran karbon dan dapat
menyebabkan proyek tidak efektif biaya. Ekowisata sebagai strategi konservasi mangrove
berbasis karbon, reformasi penguasaan lahan, tata kelola yang mendukung, dan keterlibatan
lokal harus ditetapkan untuk memastikan bahwa manfaat konservasi tidak hanya untuk
iklim global tetapi juga kesejahteraan manusia.
Tujuan dari penulisan term paper ini adalah untuk menganalisis ekowisata
sebagai pengelolaan lahan basah konservasi kawasan mangrove. Pokok bahasan
yang akan dibahas pada term paper ini adalah: 1) Pengembangan ekowisata untuk
melestarikan upaya konservasi mangrove (Setiawan et al., 2017); 2) Peran
masyrakat dalam upaya koservasi mangrove (Setiawan et al., 2017); 3)
pengelolaan ekowisata mangrove (Murtini, Kuspriyanto, & Kurniawati, 2017).
Pembahasan
Penutup
Referensi
Barbier, E. B., Hacker, S. D., Kennedy, C., Koch, E. W., Stier, A. C., & Silliman,
B. R. (2011). The Value of Estuarine and Coastal Ecosystem Services.
Ecological Society of America, 81(2), 169–193.
https://doi.org/https://doi.org/10.1890/10-1510.1
Brander, L. M., Wagetendonk, A. J., Hussain, S. S., McVittie, A., Verburg, P. H.,
de Groot, R. S., & Ploeg, S. van der. (2012). Ecosystem Service Values for
Mangroves in Southeast Asia: A meta-analysis and Value Transfer
Application. Ecosystem Services, 1(1), 62–69.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ecoser.2012.06.003
Chen, C.-F., Son, N.-T., Chang, N.-B., Chen, C.-R., Chang, L.-Y., Valdez, M., …
Aceituno, J. L. (2013). Multi-Decadal Mangrove Forest Change Detection and
Prediction in Honduras, Central America, with Landsat Imagery and a Markov
Chain Model. Remote Sensing, 5(12), 6408–6426.
https://doi.org/https://doi.org/10.3390/rs5126408
Donato, D. C., Kauffman, J. B., Murdiyarso, D., Kurnianto, S., Stidham, M., &
Kannien Markku. (2011). Mangroves among the most carbon-rich forests in
the tropics. Nature Geoscience, 4(May 2011), 293–297.
https://doi.org/https://doi.org/10.1038/ngeo1123
Fahrian, H. H., Putro, S. P., & Muhammd, F. (2015). Potensi Ekowisata di Kawasan
Mangrove, Desa Mororejo, Kabupaten Kendal. Biosaintifika, 7(2), 105–111.
https://doi.org/https://doi.org/10.15294/biosaintifika.v7i2.3953
Hakim, L., & Hong, S.-K. (2012). Challenges for conserving biodiversity and
developing sustainable island tourism in North Sulawesi Province, Indonesia.
Journal of Ecology and Environtment, 35(2), 61–71.
https://doi.org/10.5141/JEFB.2012.017
Hakim, L., Siswanto, D., & Makagoshi, N. (2017). Mangrove Conservation in East
Java: The Ecotourism Development Perspectives. Journal of Tropical Life
Science, 7(3), 277–285.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.11594/jtls.07.03.14
Jones, T. G., Glass, L., Gandhi, S., Ravaoarinorotsihoarana, L., Carro, A., Benson,
L., … Cripps, G. (2016). Madagascar’s Mangroves: Quantifying Nation-Wide
and Ecosystem Specific Dynamics, and Detailed Contemporary Mapping of
Distinct Ecosystems. Remote Sensing, 8(2), 106.
https://doi.org/https://doi.org/10.3390/rs8020106
Li, M. S., J., M. L., J., S. W., Q., L. S., & Wei, A. S. (2013). Change and
Fragmentation trends of Zhanjiang mangrove forest in southern China using
multi-temporal Landsat imagery (1977-2010). Estuarine, Coastal and Shelf
Science, 130(20 September 2013), 111–120.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ecss.2013.03.023
Long, J. B., & Giri, C. (2011). Mapping the Philippines’ Mangrove Forests Using
Landsat Imagery. Sensors, 11(3), 2972–2981.
https://doi.org/10.3390/s110302972