Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidup di dunia tentunya kita berpijak pada suatu tempat, tempat
kita berpijak inilah yang dinamakan Bumi. Banyak pertanyaan yang
muncul mengenai apa sebenarnya tempat yang sedang kita tempati
sekarang, dan tempat ini adalah sebuah planet. Tata surya merupakan
kumpulan benda langit, tata surya terbagi menjadi Matahari, empat planet
bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan bagian terluar.
Akan tetapi tidak hanya planet saja yang menempati tata surya, ada benda-
benda langit lainnya juga tersebar di penjuru tata surya seperti komet dan
satelit. Kemudian adanya tata surya tentu tidak terlepas dari sebuah
kejadian atau awal, kejadian inilah yang disebut dengan asal-usul tata
surya. Ilmu yang mempelajari tentang tata surya adalah Astronomi yang
dimana cabang ini melibatkan pengamatan benda-benda langit, serta
fenomena alam yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Tata Surya ?
2. Apa saja benda-benda langit yang ada di dalam Tata Surya ?
3. Bagaimana asal-usul terbentuknya Tata Surya ?
4. Apa fenomena yang pernah terjadi di Tata Surya ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tata Surya
2. Untuk mengetahui benda-benda apa saja yang ada di dalam Tata Surya
3. Untuk memahami mengenai asal-usul terbentuknya Tata Surya
4. Untuk mengetahui fenomena apa yang pernah terjadi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Benda- benda Lain dalam Tata Surya

2.1.1 Pengertian Tata Surya

Tata Surya merupakan gabungan atau kumpulan benda langit yang


terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang
terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan
buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet
kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda
langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata Surya terbagi menjadi
Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian
luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan
tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak
sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar. Berikut akan dibahas
mengenai benda-benda apa saja yang ada di Tata surya.

2.1.2 Planetoida atau Asteroida

Planetoida atau Asteroida disebut juga planet minor, yaitu benda


berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar
daripada meteoroid, dan umumnya terdapat di bagian dalam tata surya.
Komet menampak ekor sementara asteroid tidak. Ada jutaan asteroid yang
menurut pemikiran banyak orang adalah sisa-sisa kehancuran planetisimal,
material di dalam solar nebula matahari muda yang tidak pernah tumbuh
besar untuk menjadi planet. Mayoritas asteroid yang telah diketahui
mengorbit pada sabuk asteroid di antara orbit Mars dan Yupiter atau
berbagi orbit dengan Yupiter (Asteroid Troya Yupiter). Tetapi, terdapat
keluarga orbit lainnya dengan populasi signifikan, termasuk asteroid
dekat-Bumi. Asteroid individual diklasifikasikan berdasarkan
karakteristik spektrum emisi mereka, dengan mayoritas terbagi menjadi
tiga kelompok utama: tipe-C, tipe-M, dan tipe-S. Kelompok ini diberi
nama dan umumnya diidentifikasi dengan beberapa

2
komposisi karbon, logam, dan silikat. Asteroid-asteroid kecil yang
melintas dekat dengan bumi jarang dapat dilihat dengan mata telanjang
dalam waktu yang singkat. Hingga April 2016, Pusat Planet
Minor memiliki data lebih dari 1,3 juta objek di dalam dan luar Tata
Surya, 750.000 di antaranya telah memiliki informasi yang cukup untuk
penamaan bernomor. Sudah sebanyak ratusan ribu asteroid di dalam
tatasurya kita diketemukan dan kini penemuan baru itu rata-rata sebanyak
5000 buah per bulannya. Pada 27 Agustus 2006, dari total 339.376 planet
kecil yang terdaftar, 136.563 di antaranya memiliki orbit yang cukup
dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang permanen. Astéroid terluas
dalam sistem tatasurya sebelah dalam, yaitu 1 Ceres dengan diameter 900–
1000 km. Dua asteroid sabuk sistem tatasurya sebelah dalam, yaitu 2
Pallas dan 4 Vesta; keduanya memiliki diameter 500 km. Vesta
merupakan asteroid sabuk paling utama yang kadang-kadang terlihat oleh
mata .Massa seluruh asteroid Sabuk Utama diperkirakan sekitar 3.0-
3.6×1021 kg atau kurang lebih 4% dari massa bulan. Dari kesemuanya
ini, 1 Ceres bermassa 0.95×1021 kg, 32% dari totalnya. Kemudian asteroid
terpadat, 4 Vesta (9%), 2 Pallas (7%) dan 10 Hygiea (3%), menjadikan
perkiraan ini menjadi 51%; tiga seterusnya, 511 Davida (1.2%), 704
Interamnia (1.0%) dan 3 Juno (0.9%), hanya menambah 3% dari massa
totalnya. Jumlah asteroid berikutnya bertambah
secara eksponensial walaupun massa masing-masing turun. Dikatakan
bahwa asteroid
Ida juga memiliki
sebuah satelit
yang bernama
Dactyl.

3
2.1.3 Komet atau Bintang Berekor

Meskipun komet disebut sebagai bintang berekor, tetapi komet


bukan tergolong bintang alam dalam arti yang sebenarnya. Komet
merupakan anggota tata surya, yang beredar mengelilingi Matahari dan
menerima energinya dari Matahari. Komet Sebenarnya merupakan
kumpulan-kumpulan bungkah-bungkah batu yang diselubungi kabut gas.
Diameter komet termasuk selubung gasnya kurang lebih 100.000 km,
sedangkan diameter inti yang berupa bungkah-bungkah batu berkisar
antara 10-20 km. Cahaya Matahari yang mengenai komet sebagian
dipantulkan, sedangkan lainnya berupa sinar ultraviolet akan terjadi
eksitasi pada gas yang menyelubungi komet. akibatnya eksitasi ini akan
terjadi resonansi atau fluorescensi, dan gas yang berkendar memancarkan
cahaya. Disebabkan tekanan dari cahaya matahari, gas kendar ini akan
terdorong menjauhi matahari dan terbentuknya ekor komet. Karena ekor
komet selalu menjauhi matahari, maka jika komet mendekati matahari,
ekornya berada dibelakang dan didepan ketika menjauhi matahari.
semakin dekat komet dengan matahari, semakin besar tekanan cahaya
matahari dan semakin panajang pula ekor komet. Ekor komet biasanya
terdiri dari Co, CH2, dan gas labil CH2, NH2, serta OH. Dibandingkan
planet, komet mempunyai lintasan yang terlebih lonjong dan tidak selalu
terletak pada bidang ekliptika.

4
2.1.4 Meteor atau Bintang Beralih

Meteor bukan tergolong bintang karena meteor merupakan anggota


tata surya yang berdiameter antara 0,2 sampai 0,5 mm dan massanya tidak
lebih dari 1 gram. Meteor bergerak dengan kecepatan rata-rata 60km/detik.

Jika Meteor masuk kebumi akan timbul panas dan tampak berpijar
gerak ini biasanya disebut bintang beralih, karena suhu atmosfer yang
tinggi,meteor itu sendiri akan hancur sebelum sampai kepermukaan bumi.

Beberapa meteor pernah sampai kepermukaan bumi dan disebut


meteorid, meteorid yang massanya kurang lebih 10.000 ton pernah jatuh
dipermukaan bumi. Meteorid mengandung besi dan nikel. Meteorid
digolongkan menjadi 3 jenis :

a. Meteorid besi nikel mengandung 90% besi dan 8% nikel


b. Meteorid batu mengandung banyak kalsium dam magnesium

5
c. Meteorid tektit mengandung asam kersik 80%
Gambar Meteor yang menuju ke bumi

2.1.5 Satelit

Satelit beredar mengelilingi planet, dan bersama-sama beredar


mengelilingi matahari. Peredaran satelit mengelilingi planet disebut gerak
revolusi setelit. Pada umumnya, arah rotasi dan revolusi satelit sama
dengan arah rotasi dan revolusi planetnya, yaitu dari barat ke timur,
kecuali satelit dari planet neptunus. Planet yang diketahui tidak
mempunyai satelit adalah Merkurius, Venus, dan Pluto.

Bulan merupakan satu-satunya satelit dari planet bumi dan satelit


buatan adalah salah satunya satelit palapa. Jarak antara bumi dan bulan
kurang lebih 384,403 km. Jika dibandingkan bumi, bulan mempunyai
ukuran:

a. Massa bulan = 1/10 massa bumi

b. Diameter bulan = ¼ diameter bumi


c. Gravitasi bulan = 1/6 gravitasi bumi

Dipermukaan bulan tidak ada hawa yang mengakibatkan:

a. Suhu berubah sangat cepat, suhu tertinggi 110 C sedangkan


suhu terendah -173C
b. Bunyi tidak dapat merambat

6
c. Langit tampak kelam dan tidak ada peredaran air

Gambar 1. Satelit Palapa

Gambar 2. Bulan Sebagai Satelit Bumi

2.2 Asal Usul Tata Surya

Berikut uraian mengenai teori-teori asal usul tata surya:

2.2.1 Teori Pasang Surut

Teori ini dikemukakan oleh James H. Jeans dan Harold Jeffres


pada tahun 1919. Menurut teori ini, ratusan juta tahun yang lalu sebuah
bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang. Pada saat
itu, sebagian matahari tertarik dan lepas. Dari bagian matahari yang lepas
inilah kemudian terbentuk planet.

7
2.2.2 Teori
Bintang Kembar

Menurut
teori ini,

kemungkinan dahulu matahari merupakan sepasang bintang kembar. Oleh


sesuatu sebab, salah satu bintang meledak dan oleh gaya tarik gravitasi
bintang yang satunya (matahari), pecahan tersebut tetap berada disekitar
dan beredar mengelilinginya.

8
Gambar Teori Bintag Kembar

2.2.3 Teori Nebula

Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Kant dam Laplace pada
tahun 1796. Menurut teori ini, mula mula ada kabut gas dan debur. Kabut
gas ini sebagian besar terdiri dari hidrogen dan sedikit helium. Debu ini
mengisi seluruh ruang alam semesta. karena proses pendinginan, kabut gas
tersebut menyusut dan mulai berpusing. Proses ini mula-mulanya lamabat,
kemudian semakin cepat dan bentuknya berubah dari bulat bola menjadi
semacam cakram. sebagian besar materi akan mengumpul dipusat cakram,
yang kemudian menjadi matahari. sedangkan sisanya yang tertinggal akan
tetap berpusing, dan terbentuklah planet beserta satelitnya. Menurut para
ahli, dalam setiap seribu bintang didalam semesta ini terdapat satu sistem
tata surya. Jika dugaan ini benar, didalam galaksi atau Bimasakti saja yang
mempunyai 10 11
bintang, akan terdapat 100 juta tata surya. Dan diantara
sekian tata surya itu kemungkinan ada beberapa yang mirip dengan tata
surya kita.

2.2.4 Teori Big Bang

Teori ini dikembangkan oleh JJ George Lemaitre. Menurut teori


ini, pada mulanya alam semesta berupa sebuah “primevalm atom” yang
berisi semua materi dalam keadaan yang sangat padat. suatu ketika, atom
ini meledak dan seluruh materinya terlempar keruang alam semesta. Sejak
itu, dimulailah ekspansi yang berlangsung ribuan juta tahun dan akan terus

9
berlangsung jutaan tahun lagi. Tibul dua gaya yang saling bertentangan,
yang satunya disebut gaya gravitasi, dan lainnya dinamakan revulsi
kosmis. Dari kedua gaya tersebut, gaya kosmis lebih dominan sehingga
alam semesta akan terus berekspansi. Pada suatu saat nanti, ekspansi
tersebut pasti berakhir.

Ga
mbar teori Big Bang

2.2.5 Teori Creatio Continua

Teori ini dikemukakan oleh Fread Hoyle, Bendi, dan Gold.


Menurut teori ini, saat diciptakan alam smesta ini tidak ada. alam semesta
ini selamanya ada dan akan tetap ada, atau dengan kata lain alam semesta
ini tidak pernah bermula dan tidak akan pernah berakhir. Pada setiap saat,
ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap. Partikel-partikel tersebut
kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan bintang-bintang
dan jasad-jasad alam semesta. Karena partikel yang dilahirkan lebih besar
dari pada yang lenyap, maka jumlah materi semakin bertambah dan
mengakibatkan pemuaian alam semesta. Pengembangan ini akan mencapai
titik kritik pada 10 miliar tahun lagi. Namun, dalam waktu tersebut akan
dihahilkan kabut-kabut baru. Menurut teori ini, 90% materi alam semesta
adalah hidrogen. Dari hidrogen ini akan terbentuk helium dan zat lainnya.

10
2.2.6 Teori G.P. Kuiper

Pada tahun 1950, G.P. Kuiper mengajukan teori berdasarkan


keadaan yang ditemui ditata surya dan menyuarakan penyempurnaan atas
teori-teori yang telah dikemukakan yang mengandaikan bahwa matahari
serta semua planet berasal dari gas purba yang ada diruang angkasa. Pada
saat ini, banyak kabut gas yang terlihat melahirkan bintang.

Kabut gas yang tampak tipis-tipis diruang angkasa itu, karena gaya
tarik gravitasi antar molekul dalam kabut itu, lambat laun memampatkan
diri menjadi massa yang semakin lama semakin padat. Pemadatan ini
dimungkinkan oleh sifat gas semacam itu yang selalu terjadi gerakan.
Selanjutnya gerakan itu semakin lama menjadi gerakan berputar yang
memipihkan dan memadatkan gas kabut itu. satu atau dua gumpalan
materi memadat ditengah, sedangkan gumpalan yang kecil akan melesat
dilingkungan sekitarnya. Gumpalan yang terkumpul ditengah menjadi
matahari sebagai pusat, sengakan gumpalan-gumpalan yang menjadi bakal
planet. Matahari yang dipusat begitu padat mulai menyala dengan api
nuklir, yang selanjutnya api itu mendorong gas yang masih membungkus
planet menjadi sirna sehingga planet sekarang tampak telanjang tinggal
terasnya. Namun, bakal planet yang jauh dari matahari kurang terpengaruh
sehingga tampak menjadi planet yang besar dengan diliputi kabut.

Gambar Teori G.P. Kuiper

3.2 Fenomena yang


pernah terjadi di Tata
Surya

11
3.2.1 Komet Pecah
Awalnya astronom Jim Scotti di observatorium Kitt Peak,
Universitas Arizona,  yang mendapat telepon dari  Observatorium Palomar
bahwa ada kawanan komet di dekat Jupiter.  Malam itu, 25 Maret tahun
lalu, Scotti segera mengarahkan teleskopnya yang berukuran 90 cm ke
arah kawanan komet tersebut. Ternyata benar, kamera elektronik yang
dipasang pada teleskop itu berhasil memotret kawanan komet berbentuk
seperti kalung mutiara berderet. Ada lebih dari sebelas benda terang
berderet. Komet itu diberi nama dengan Shoemaker-Levy 9, sesuai dengan
nama para penemunya, pasangan Eugene dan Carolyne Shoemaker, David
Levy, dan Philippe Bendjoya. Potret komet yang diambil pada hari-hari
berikutnya menunjukkan bahwa “kalung mutiara” itu makin memanjang
yang berarti masing-masing komponen komet saling menjauh. Ini
menujukkan bahwa komet-komet itu berasal dari komet yang pecah.
Pengamatan-pengamatan yang lebih cermat menyatakan ada sekitar 22
pecahan yang ukurannya cukup besar dan mungkin sekian banyak lagi
pecahan kecil yang tak teramati. Adanya komet pecah baru pertama kali
teramati dalam sejarah astronomi. Secara teoritik,  pecahnya komet atau
benda langit lainnya yang melintas dekat suatu planet sudah diketahui
sejak abad 19. Ahli matematika Perancis Edouard Roche menyatakan ada
suatu jarak minimum dari planet induk yang bila dilampaui akan
menyebabkan suatu benda langit akan pecah. Batas minimum itu dikenal
sebagai Limit Roche yang tergantung ukuran, keramatan materinya dan
kekuatan benda langit itu. Sebagai contoh, Limit Roche untuk
bulan adalah 18.000 km, yang artinya bila bulan, karena  suatu sebab,
masuk dalam orbit yang jaraknya kurang dari 18.000 km dari bumi, bulan
kita akan pecah. Saat ini bulan berada pada jarak yang aman 384.000 km,
lebih dari Limit Roche. Dari banyak pengamatan diketahui bahwa planet
Shoemaker-Levy 9 tidak mengitari matahari seperti umumnya komet
lainnya, tetapi mengorbit Jupiter, paling tidak sejak tahun 1970. Menurut
perhitungan Donald K. Yeomans dan Paul W. Chodas serta Marsden, pada
tanggal 8 Juli dua tahun lalu, komet melintasi titik terdekat ke planet

12
Jupiter  pada jarak kira-kira 43.000  – 50.000 km, melewati Limit Roche-
nya. Pada saat itulah komet pecah.  Satu tahun kemudian, 16 Juli 1993
komet itu mencapai titik terjauhnya, sekitar 50.000.000 km. Saat ini
pecahan-pecahan komet itu sedang mendekati Jupiter dan diperkirakan
akan menabraknya satu persatu selama sepekan bulan Juli 1994 ini.
3.2.2 Merkurius melintasi matahari

Merkurius lintasi wajah Matahari (Mei 2016) Planet terdalam di


tata surya, Merkurius melintas wajah Matahari pada 9 Mei lalu, sehingga
menyuguhkan pemandangan sekali setiap sepuluh tahun atau lebih.
Sementara Bumi dan tetangganya yang lebih kecil berada dalam posisi
sejajar di antariksa. Perjalanan Merkurius yang disebut para astronom
sebagai "transit" itu dimulai dengan sesuatu yang terlihat seperti titik kecil
hitam di pinggir Matahari sekitar pukul 07.12 pagi EDT (1113 GMT).
Selama 7,5 jam, Merkuris melakukan perjalanan melintasi wajah Matahari
dengan kecepatan 48 kilometer per detik.

Sekitar 13 kali dalam satu abad, Merkurius dan Bumi sejajar,


memberi kesempatan kepada pengamat menyaksikan Merkurius lewat
antara Bumi dan Matahari. Merkurius baru akan kembali melintas di
antara Matahari dan Bumi pada 2019. Sesudahnya, kesempatan
menyaksikan fenomena itu tidak akan datang lagi sampai tahun 2032. 

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Tata Surya merupakan gabungan atau kumpulan benda


langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua
objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk
delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips,
lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan
jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Didalam tata surya
juga terdapat benda-benda langit lainnya seperti Planetoida atau Asteroida
disebut juga planet minor yaitu benda berukuran lebih kecil
daripada planet tetapi lebih besar daripada meteoroid, komet atau Bintang
Berekor, Meteor atau Bintang Beralih, dan Satelit. Benda-benda ini
terpencar didalam satuan tata surya. Tata surya tentu mempunyai peristiwa
tebentuknya, peristiwa ini kemudian dicakup menjadi beberapa teori yaitu:
Teori Pasang Surut, Menurut teori ini, ratusan juta tahun yang lalu sebuah
bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang. Pada saat
itu, sebagian matahari tertarik dan lepas. Dari bagian matahari yang lepas
inilah kemudian terbentuk planet. Teori Bintang kembar. Tori Nebular.
Teori Big Bang. Teori Creatio Continua. Teori G.P. Kuiper. Sebagai
sistem yang sangat besar tentu pernah ada terjadi kejadian atau fenomena
di Tata surya yaitu salah satunya berupa peristiwa komet pecah.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan,


baik dari segi penulisan maupun bahasanya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun agar pada penyusunan
makalah berikutnya dapat lebih baik dari sebelumnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Jasin, Maskoeri.2017.”Ilmi Alamiah Dasar”.Jakarta: Rajawali Pers.

https://www.antaranews.com/berita/602575/enam-fenomena-di-tata-surya-
sepanjang-2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya

https://id.wikipedia.org/wiki/Benda_langit

15

Anda mungkin juga menyukai