PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tata Surya
2. Untuk mengetahui benda-benda apa saja yang ada di dalam Tata Surya
3. Untuk memahami mengenai asal-usul terbentuknya Tata Surya
4. Untuk mengetahui fenomena apa yang pernah terjadi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
komposisi karbon, logam, dan silikat. Asteroid-asteroid kecil yang
melintas dekat dengan bumi jarang dapat dilihat dengan mata telanjang
dalam waktu yang singkat. Hingga April 2016, Pusat Planet
Minor memiliki data lebih dari 1,3 juta objek di dalam dan luar Tata
Surya, 750.000 di antaranya telah memiliki informasi yang cukup untuk
penamaan bernomor. Sudah sebanyak ratusan ribu asteroid di dalam
tatasurya kita diketemukan dan kini penemuan baru itu rata-rata sebanyak
5000 buah per bulannya. Pada 27 Agustus 2006, dari total 339.376 planet
kecil yang terdaftar, 136.563 di antaranya memiliki orbit yang cukup
dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang permanen. Astéroid terluas
dalam sistem tatasurya sebelah dalam, yaitu 1 Ceres dengan diameter 900–
1000 km. Dua asteroid sabuk sistem tatasurya sebelah dalam, yaitu 2
Pallas dan 4 Vesta; keduanya memiliki diameter 500 km. Vesta
merupakan asteroid sabuk paling utama yang kadang-kadang terlihat oleh
mata .Massa seluruh asteroid Sabuk Utama diperkirakan sekitar 3.0-
3.6×1021 kg atau kurang lebih 4% dari massa bulan. Dari kesemuanya
ini, 1 Ceres bermassa 0.95×1021 kg, 32% dari totalnya. Kemudian asteroid
terpadat, 4 Vesta (9%), 2 Pallas (7%) dan 10 Hygiea (3%), menjadikan
perkiraan ini menjadi 51%; tiga seterusnya, 511 Davida (1.2%), 704
Interamnia (1.0%) dan 3 Juno (0.9%), hanya menambah 3% dari massa
totalnya. Jumlah asteroid berikutnya bertambah
secara eksponensial walaupun massa masing-masing turun. Dikatakan
bahwa asteroid
Ida juga memiliki
sebuah satelit
yang bernama
Dactyl.
3
2.1.3 Komet atau Bintang Berekor
4
2.1.4 Meteor atau Bintang Beralih
Jika Meteor masuk kebumi akan timbul panas dan tampak berpijar
gerak ini biasanya disebut bintang beralih, karena suhu atmosfer yang
tinggi,meteor itu sendiri akan hancur sebelum sampai kepermukaan bumi.
5
c. Meteorid tektit mengandung asam kersik 80%
Gambar Meteor yang menuju ke bumi
2.1.5 Satelit
6
c. Langit tampak kelam dan tidak ada peredaran air
7
2.2.2 Teori
Bintang Kembar
Menurut
teori ini,
8
Gambar Teori Bintag Kembar
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Kant dam Laplace pada
tahun 1796. Menurut teori ini, mula mula ada kabut gas dan debur. Kabut
gas ini sebagian besar terdiri dari hidrogen dan sedikit helium. Debu ini
mengisi seluruh ruang alam semesta. karena proses pendinginan, kabut gas
tersebut menyusut dan mulai berpusing. Proses ini mula-mulanya lamabat,
kemudian semakin cepat dan bentuknya berubah dari bulat bola menjadi
semacam cakram. sebagian besar materi akan mengumpul dipusat cakram,
yang kemudian menjadi matahari. sedangkan sisanya yang tertinggal akan
tetap berpusing, dan terbentuklah planet beserta satelitnya. Menurut para
ahli, dalam setiap seribu bintang didalam semesta ini terdapat satu sistem
tata surya. Jika dugaan ini benar, didalam galaksi atau Bimasakti saja yang
mempunyai 10 11
bintang, akan terdapat 100 juta tata surya. Dan diantara
sekian tata surya itu kemungkinan ada beberapa yang mirip dengan tata
surya kita.
9
berlangsung jutaan tahun lagi. Tibul dua gaya yang saling bertentangan,
yang satunya disebut gaya gravitasi, dan lainnya dinamakan revulsi
kosmis. Dari kedua gaya tersebut, gaya kosmis lebih dominan sehingga
alam semesta akan terus berekspansi. Pada suatu saat nanti, ekspansi
tersebut pasti berakhir.
Ga
mbar teori Big Bang
10
2.2.6 Teori G.P. Kuiper
Kabut gas yang tampak tipis-tipis diruang angkasa itu, karena gaya
tarik gravitasi antar molekul dalam kabut itu, lambat laun memampatkan
diri menjadi massa yang semakin lama semakin padat. Pemadatan ini
dimungkinkan oleh sifat gas semacam itu yang selalu terjadi gerakan.
Selanjutnya gerakan itu semakin lama menjadi gerakan berputar yang
memipihkan dan memadatkan gas kabut itu. satu atau dua gumpalan
materi memadat ditengah, sedangkan gumpalan yang kecil akan melesat
dilingkungan sekitarnya. Gumpalan yang terkumpul ditengah menjadi
matahari sebagai pusat, sengakan gumpalan-gumpalan yang menjadi bakal
planet. Matahari yang dipusat begitu padat mulai menyala dengan api
nuklir, yang selanjutnya api itu mendorong gas yang masih membungkus
planet menjadi sirna sehingga planet sekarang tampak telanjang tinggal
terasnya. Namun, bakal planet yang jauh dari matahari kurang terpengaruh
sehingga tampak menjadi planet yang besar dengan diliputi kabut.
11
3.2.1 Komet Pecah
Awalnya astronom Jim Scotti di observatorium Kitt Peak,
Universitas Arizona, yang mendapat telepon dari Observatorium Palomar
bahwa ada kawanan komet di dekat Jupiter. Malam itu, 25 Maret tahun
lalu, Scotti segera mengarahkan teleskopnya yang berukuran 90 cm ke
arah kawanan komet tersebut. Ternyata benar, kamera elektronik yang
dipasang pada teleskop itu berhasil memotret kawanan komet berbentuk
seperti kalung mutiara berderet. Ada lebih dari sebelas benda terang
berderet. Komet itu diberi nama dengan Shoemaker-Levy 9, sesuai dengan
nama para penemunya, pasangan Eugene dan Carolyne Shoemaker, David
Levy, dan Philippe Bendjoya. Potret komet yang diambil pada hari-hari
berikutnya menunjukkan bahwa “kalung mutiara” itu makin memanjang
yang berarti masing-masing komponen komet saling menjauh. Ini
menujukkan bahwa komet-komet itu berasal dari komet yang pecah.
Pengamatan-pengamatan yang lebih cermat menyatakan ada sekitar 22
pecahan yang ukurannya cukup besar dan mungkin sekian banyak lagi
pecahan kecil yang tak teramati. Adanya komet pecah baru pertama kali
teramati dalam sejarah astronomi. Secara teoritik, pecahnya komet atau
benda langit lainnya yang melintas dekat suatu planet sudah diketahui
sejak abad 19. Ahli matematika Perancis Edouard Roche menyatakan ada
suatu jarak minimum dari planet induk yang bila dilampaui akan
menyebabkan suatu benda langit akan pecah. Batas minimum itu dikenal
sebagai Limit Roche yang tergantung ukuran, keramatan materinya dan
kekuatan benda langit itu. Sebagai contoh, Limit Roche untuk
bulan adalah 18.000 km, yang artinya bila bulan, karena suatu sebab,
masuk dalam orbit yang jaraknya kurang dari 18.000 km dari bumi, bulan
kita akan pecah. Saat ini bulan berada pada jarak yang aman 384.000 km,
lebih dari Limit Roche. Dari banyak pengamatan diketahui bahwa planet
Shoemaker-Levy 9 tidak mengitari matahari seperti umumnya komet
lainnya, tetapi mengorbit Jupiter, paling tidak sejak tahun 1970. Menurut
perhitungan Donald K. Yeomans dan Paul W. Chodas serta Marsden, pada
tanggal 8 Juli dua tahun lalu, komet melintasi titik terdekat ke planet
12
Jupiter pada jarak kira-kira 43.000 – 50.000 km, melewati Limit Roche-
nya. Pada saat itulah komet pecah. Satu tahun kemudian, 16 Juli 1993
komet itu mencapai titik terjauhnya, sekitar 50.000.000 km. Saat ini
pecahan-pecahan komet itu sedang mendekati Jupiter dan diperkirakan
akan menabraknya satu persatu selama sepekan bulan Juli 1994 ini.
3.2.2 Merkurius melintasi matahari
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.antaranews.com/berita/602575/enam-fenomena-di-tata-surya-
sepanjang-2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya
https://id.wikipedia.org/wiki/Benda_langit
15