Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Makalah
Manajemen Risiko Bencana Alam Angin Topan”.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun
DAFTAR ISI (DI Singkronkan)

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... . 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................................. 2
D. Manfaat penelitian.................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Dimensi sosial wanita.............................................................................................. 3
B. Status Sosial Wanita.................................................................................................. 3
C. Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya.... 5
1. Wanita Di Tempat Kerja..................................................................................... 8
2. Incest .......................................................................................................... 10
3. Homeless ........................................................................................................... 11
4. Wanita di Pusat
Rehabilitasi ....................................................................................................... 11
5. Pekerja Seks Komersial...................................................................................... 15
6. Drug Abuse......................................................................................................... 18
7. Pendidikan......................................................................................................... 18
8. Upah................................................................................................................... 18

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................................... 22
B. Saran......................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 24
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik,
seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena
ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga
menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana
muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas
alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan
manusia, misalnya angin topan di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian
istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka
tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari angin yang mengancam bangunan individual yang berpotensi mengakhiri
peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta
memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak
yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana
(disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan
infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan
serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah
penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian angin topan?
2. Apa penyebab terjadinya angin topan? (Belum)
3. Apa tanda-tanda angin topan?
4. Bagaimana terjadi angin topan?
5. Apa dampak angin topan?
6. Bagaimana cara mengatasi angin topan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian angin topan
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya angin topan
3. Untuk mengetahui tanda-tanda terjadinya angin topan
4. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya angin topan
5. Untuk mengetahui apa dampak angin topan
6. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi angina topan

D. Manfaat penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Angin Topan


Angin Topan adalah pusaran angina kencang dengan kecepatan angina 120 km/jam
atau lebih yang sering terjadi di wilyah tropis diantara garis balik utara dan selata, kecuali di
daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.
Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu system cuaca. Angina
paling kencang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratudan kilometer
di sekitar daerah system tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/ja. Di
Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai. Angin topan biasa muncul ketika pergantian
musim.

B. Tanda-tanda Angin Topan


Angin topan dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagian besar badai tersebut
terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jam atau hari yang dapat dipantau melalui
satelit cuaca. Monitoring dengan satelit dapat untuk mengetahui arah angina topan sehingga
cukup waktu untuk memberikan peringatan dini. Meskipun demikian perubahan system cuaca
sangat kompleks sehingga sulit dibuat diprediksi secara cepat dan akurat.
Gejala awal terjadinya angin topan:
a. Terjadinya peningkatan suhu yang sangat drastis
b. Munculnya awan- awan tertentu dengan tiba- tiba
c. Terjadi Guntur atau petir yang keras
d. Awan putih agak gelap
e. Burung-burung mengumpul atau terbang menjauhi pantai dan daerah terbuka
f. Adanya angin dengan kecepatan yang sangat cepat

C. Proses Terjadinya Angin Topan


Angin Topan terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara
pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang
di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas
matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang
cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang
menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi
panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Setiap kali memasuki musim panas, datang angin topan yang menyebabkan pohon-
pohon tumbang serta ombak menghancurkan rumah-rumah. Yang paling parah angin topan
mampu membuat mobil-mobil bertebangan. Mengapa angin topan yang mengerikan itu bisa
terjadi? Angin topan terjadi di laut di sekitar daerah katulistiwa, kira-kira pada 5 º LU. Di sana
suhu air laut sangat hangat sampai melebihi 27 º C. Jika suhunya memanas, udara akan
mengalir naik ke atas.
Karena udara banyak naik, maka tekanan udara di atas tinggi dan tekanan udara di
bawah rendah. Udara yang naik lama-kelamaan mendingin, lalu turun, sementara udara yang
menghangat naik ke atas. Proses naik turunya udara dingin dan hangat ini terjadi berulang-
ulang, dan tekanan uap yang membawa energi sangat besar dan suhu udara menjadi sangat
rendah, sehingga menghasilkan gumpalan udara yang berputar yang sangat membahayakan.
Gumpalan udara inilah yang disebut angin topan.

D. Dampak Angin Topan


Tidak bisa dipungkiri bahwa kecepatan angin akan berpengaruh pada banyak hal. Berikut ini
adalah beberapa hal yang terjadi sebagai akibat pengaruh kecepatan angin:
a. Bidang Perhubungan
Kecepatan angin sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain kecepatan
angin, faktor cuaca dan iklim juga berperan dalam bidang perhubungan terutama untuk
transportasi. Selain mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan, kecepatan angin juga
sangta berpengaruh pada transportasi laut.
b. Bidang Telekomunikasi
Selain faktor iklim dan cuaca, kecepatan angin juga berpengaruh pada bidang
telekomunikasi. Kecepatan angin yang merupakan akibat dari proses-proses yang
terjadi di atmosfer atau lapisan udara bisa mempengaruhi lapisan ionosfer yang
mengandung partikel-partikel ionisasi dan bermuatan listrik dimana dengan adanya
lapisan ionosfer ini kita bisa mendengarkan siaran radio/menonton televisi.
c. Bidang Pariwisata
Kecepatan angin, banyaknya cahaya matahari, cuaca cerah, serta udara yang
sejuk/panas/kering sangat mempengaruhi pelaksanaan wisata, baik wisata darat
maupun laut. Dengan cuaca dan iklim yang bersahabat serta kecepatan angin yang
sedang maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati
d. Bidang Pertanian
Kecepatan angin yang ideal adalah 19-35 km/jam. Pada keadaan kecepatan angin yang
tidak kencang, serangga penyerbuk bisa lebih aktif membantu terjadinya persarian
bunga. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga
penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan
penangkaran benih.
e. Bidang Pembangunan
Akibat yang timbul pada bangunan:
 Bangunan terangkat
 Bangunan bergeser dari pondasinya
 Robohnya bangunan
 Atap terangkat
 Bangunan rusak
E. Cara Mengatasi Angin Topan
Peringatan Dini: Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana
1. Membuat struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan
terhadap gaya angin.
2. Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin
khususnya di daerah yang rawan angin topan
3. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung
dari serangan angin topan.
4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.
5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai tempat
penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan.
6. Pengamanan/perkuatan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat
membahayakan diri atau orang lain disekitarnya.
7. Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin topan, mengetahui bagaimana cara
penyelamatan diri.
8. Pengamanan barang-barang disekitar rumah agar terikat/dibangun secara kuat sehingga
tidak diterbangkan angina
9. Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.

Tindakan Persiapan dan Pencegahan


Masyarakat yang hidup di daerah pesisir dan rawan akan bencana ini, bisa melakukan beberapa
tindakan persiapan dan pencegahan, seperti:
1. Menyadari risiko dan membuat rencana pengungsian
2. Mengetahui risiko dan cara mengungsi yang cepat dan tepat adalah kunci dari tindakan
persiapan dan pencegahan ini.
3. Melakukan latihan dengan menelusuri jalur-jalur pengungsian akan mempercepat dan
memudahkan proses pengungsian apabila diperlukan nanti.

Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengembangkan rencana tindakan, kapan harus bersiap untuk menghadapi badai dan
angin topan?
2. Apabila diperlukan, berapa lama dibutuhkan untuk mengungsi?
3. Apakah jalur pengungsian perlu diubah karena terlalu sulit?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini perlu dijawab untuk melengkapi rencana persiapan dan
pencegahan. Menyelamatkan kebutuhan yang diperlukan pada saat peringatan akan adanya
badai, setiap keluarga perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti lilin atau lampu
senter dengan persediaan baterainya, dan makanan paling sedikit untuk tiga hari.
Pencegahan di rumah-rumah dengan menutup jendela dan pintu kaca dengan papan. Menurut
penelitian terhadap angin disimpulkan bahwa bangunan akan lebih bisa bertahan apabila tidak
ada angin yang masuk. Persediaan penerangan dan makanan juga sangat penting karena dalam
bencana badai dan angin topan sering terjadi jaringan listrik terganggu atau sama sekali rusak.
Karena tidak memungkinkan untuk melakukan perbaikan dengan cepat, maka perlu persediaan
lilin atau lampu senter dengan cadangan baterainya di dalam rumah. Persediaan makanan bagi
setiap anggota keluarga untuk sedikit-dikitnya tiga hari adalah suatu keharusan.

Pada saat badai dan angin topan kita mesti tetap berada di dalam rumah, kecuali apabila
dianjurkan untuk mengungsi. Walaupun tidak ada anjuran, masyarakat harus tetap bersiap
untuk mengungsi. Apabila dianjurkan untuk tinggal di dalam rumah:
 Bawa semua persediaan yang sudah disiapkan
 Jika diperlukan, tinggal di suatu ruangan yang paling aman di dalam rumah
 Terus mendengarkan radio agar mengetahui perubahan kondisi Setelah Badai Berlalu
 Usahakan untuk tidak segera memasuki daerah sampai dinyatakan aman. Banyak
kegiatan berlangsung untuk membenahi daerah yang baru dilanda bencana ini. Untuk
memperlancar proses ini sebaiknya orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
 Gunakan senter untuk memeriksa kerusakan. Jangan menyalakan aliran listrik sebelum
dinyatakan aman.
 Jauhi kabel-kabel listrik yang terjatuh di tanah. Untuk menghindari kecelakaan, jalan
yang terbaik adalah menjauhi kabel-kabel ini.
 Matikan gas dan aliran listrik. Untuk menghindari kebakaran, apabila tercium bau gas
segera matikan aliran gas dan apabila ada kerusakan listrik segera matikan aliran
dengan mencabut sekeringnya.
 Pergunakan telepon hanya untuk keadaan darurat. Jaringan telepon akan menjadi sangat
sibuk pada saat seperti ini. Kepentingan untuk meminta bantuan harus diutamakan.
 Mendengarkan radio untuk mengetahui perubahan kondisi.

Dalam setiap kejadian bencana di Indonesia ada beberapa pihak yang bekerja sama dalam
melakukan usaha-usaha penanganannya. Adalah hak masyarakat untuk menghubungi instansi
terkait ini karena keberadaan pihak-pihak ini adalah untuk mendampingi masyarakat dalam
usaha penanggulangan bencana. Hubungan di antara pihak-pihak ini sebaiknya dirintis dalam
tahap persiapan sebelum bencana. Untuk memperkuat kesiap-siagaan, masyarakat bisa
mendapatkan pelatihan-pelatihan dari instansi terkait.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam
ataulebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utaradan selatan,
kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa. Angin topan
disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatusistem cuaca. Angin paling kencang
yang terjadi di daerah tropis iniumumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer
di sekitar daerahsistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20
Km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai. Gejala dan Peringatan
DiniAngin topan tropis dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagianbesar badai
tersebut terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jamatau hari yang dapat
dipantau melalui satelit cuaca. Monitoring dengansatelit dapat untuk mengetahui
arah angin topan sehingga cukup waktuuntuk memberikan peringatan dini. Meskipun
demikian perubahan sistemcuaca sangat kompleks sehingga sulit dibuat prediksi
secara cepat dan akurat.

B. SARAN
Di akhir tulisan ini penulis mengajak kita semua agar menjaga lingkungan yang kita
tempati dan selalu waspada akan musibah angin topan.

DAFTAR PUSTAKA
http://tkjsmk2kuripan.blogspot.com/2013/01/makalah-tentang-angin-topan.html
http://blog.act.id/ketahui-mitigasi-angin-topan-untuk-meminimalisir-kerugian/

Anda mungkin juga menyukai