Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Makalah
Manajemen Risiko Bencana Alam Angin Topan”.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI (DI Singkronkan)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... . 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................................. 2
D. Manfaat penelitian.................................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik,
seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena
ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga
menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana
muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas
alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan
manusia, misalnya angin topan di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian
istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka
tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari angin yang mengancam bangunan individual yang berpotensi mengakhiri
peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta
memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak
yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana
(disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan
infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan
serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah
penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian angin topan?
2. Apa penyebab terjadinya angin topan? (Belum)
3. Apa tanda-tanda angin topan?
4. Bagaimana terjadi angin topan?
5. Apa dampak angin topan?
6. Bagaimana cara mengatasi angin topan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian angin topan
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya angin topan
3. Untuk mengetahui tanda-tanda terjadinya angin topan
4. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya angin topan
5. Untuk mengetahui apa dampak angin topan
6. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi angina topan
D. Manfaat penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengembangkan rencana tindakan, kapan harus bersiap untuk menghadapi badai dan
angin topan?
2. Apabila diperlukan, berapa lama dibutuhkan untuk mengungsi?
3. Apakah jalur pengungsian perlu diubah karena terlalu sulit?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini perlu dijawab untuk melengkapi rencana persiapan dan
pencegahan. Menyelamatkan kebutuhan yang diperlukan pada saat peringatan akan adanya
badai, setiap keluarga perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti lilin atau lampu
senter dengan persediaan baterainya, dan makanan paling sedikit untuk tiga hari.
Pencegahan di rumah-rumah dengan menutup jendela dan pintu kaca dengan papan. Menurut
penelitian terhadap angin disimpulkan bahwa bangunan akan lebih bisa bertahan apabila tidak
ada angin yang masuk. Persediaan penerangan dan makanan juga sangat penting karena dalam
bencana badai dan angin topan sering terjadi jaringan listrik terganggu atau sama sekali rusak.
Karena tidak memungkinkan untuk melakukan perbaikan dengan cepat, maka perlu persediaan
lilin atau lampu senter dengan cadangan baterainya di dalam rumah. Persediaan makanan bagi
setiap anggota keluarga untuk sedikit-dikitnya tiga hari adalah suatu keharusan.
Pada saat badai dan angin topan kita mesti tetap berada di dalam rumah, kecuali apabila
dianjurkan untuk mengungsi. Walaupun tidak ada anjuran, masyarakat harus tetap bersiap
untuk mengungsi. Apabila dianjurkan untuk tinggal di dalam rumah:
Bawa semua persediaan yang sudah disiapkan
Jika diperlukan, tinggal di suatu ruangan yang paling aman di dalam rumah
Terus mendengarkan radio agar mengetahui perubahan kondisi Setelah Badai Berlalu
Usahakan untuk tidak segera memasuki daerah sampai dinyatakan aman. Banyak
kegiatan berlangsung untuk membenahi daerah yang baru dilanda bencana ini. Untuk
memperlancar proses ini sebaiknya orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
Gunakan senter untuk memeriksa kerusakan. Jangan menyalakan aliran listrik sebelum
dinyatakan aman.
Jauhi kabel-kabel listrik yang terjatuh di tanah. Untuk menghindari kecelakaan, jalan
yang terbaik adalah menjauhi kabel-kabel ini.
Matikan gas dan aliran listrik. Untuk menghindari kebakaran, apabila tercium bau gas
segera matikan aliran gas dan apabila ada kerusakan listrik segera matikan aliran
dengan mencabut sekeringnya.
Pergunakan telepon hanya untuk keadaan darurat. Jaringan telepon akan menjadi sangat
sibuk pada saat seperti ini. Kepentingan untuk meminta bantuan harus diutamakan.
Mendengarkan radio untuk mengetahui perubahan kondisi.
Dalam setiap kejadian bencana di Indonesia ada beberapa pihak yang bekerja sama dalam
melakukan usaha-usaha penanganannya. Adalah hak masyarakat untuk menghubungi instansi
terkait ini karena keberadaan pihak-pihak ini adalah untuk mendampingi masyarakat dalam
usaha penanggulangan bencana. Hubungan di antara pihak-pihak ini sebaiknya dirintis dalam
tahap persiapan sebelum bencana. Untuk memperkuat kesiap-siagaan, masyarakat bisa
mendapatkan pelatihan-pelatihan dari instansi terkait.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam
ataulebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utaradan selatan,
kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa. Angin topan
disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatusistem cuaca. Angin paling kencang
yang terjadi di daerah tropis iniumumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer
di sekitar daerahsistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20
Km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai. Gejala dan Peringatan
DiniAngin topan tropis dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagianbesar badai
tersebut terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jamatau hari yang dapat
dipantau melalui satelit cuaca. Monitoring dengansatelit dapat untuk mengetahui
arah angin topan sehingga cukup waktuuntuk memberikan peringatan dini. Meskipun
demikian perubahan sistemcuaca sangat kompleks sehingga sulit dibuat prediksi
secara cepat dan akurat.
B. SARAN
Di akhir tulisan ini penulis mengajak kita semua agar menjaga lingkungan yang kita
tempati dan selalu waspada akan musibah angin topan.
DAFTAR PUSTAKA
http://tkjsmk2kuripan.blogspot.com/2013/01/makalah-tentang-angin-topan.html
http://blog.act.id/ketahui-mitigasi-angin-topan-untuk-meminimalisir-kerugian/