Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah yang kami buat dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam ilmu pengetahuan disaster manajemen
khususnya di perguruan tinggi Kesehatan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu serta menambah ilmu
pengetahuan dalam dunia kesehatan. Sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah yang kami buat agar menjadi lebih baik untuk kedepannya.
Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan
atau kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan
dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa
banjir, letusan gunung merapi, gempa bumi, tanah longsor, badai salju,
kekeringan, hujan es, gelombang panas, angin puting beliung, badai
tropis, taifun, kebakaran, dan wabah penyakit.
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada
bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat
mengganggu aktivitas sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit,
hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara
kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang
melindungi daratan.
Salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia adalah
bencana angin puting beliung. Angin puting beliung bersifat merusak,
gerakannya yang berputar semakin cepat akan menjadikan sebuah
pusaran angin yang mirip dengan badai tropis di lautan. Bedanya
adalah angin puting beliung periode waktunya sangat pendek dan
sangat singkat kurang dari 10 menit, sedangkan badai tropis bisa
sampai berminggu-minggu.
BMKG melalui Peraturan Kepala BMKG Nomor Kep.009 Tahun
2010 menjelaskan bahwa Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang
tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama
keselamatan jiwa dan harta. Bencana Alam yang ditimbulkannya
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang diakibatkan
oleh cuaca ekstrim sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
Angin puting beliung sering terjadi di wilayah Indonesia pada bulan-
bulan peralihan musim kemarau/hujan (pancaroba). Hal ini terjadi
karena proses perubahan arah angin asia dan angin Australia yang
terjadi dua kali setahun. Perubahan arah angin regional tersebut akan
mempengaruhi kestabilan beda tekanan udara permukaan dan lapisan
atas yang cukup besar sehingga menimbulkan daya sedot udara dari
permukaan ke lapisan atas yang kuat. Namun area kejadian angin
puting beliung pada umumnya sangat lokal dan dalam waktu yang
singkat.
Tanda-tanda akan terjadinya angin puting beliung, antara lain;
a. Sehari sebelumnya udara malam hari terasa panas dan gerah.
b. Pada pagi hari langit cerah dan sekitar pukul 10.00 pagi ada
pertumbuhan awan gelap yang cepat.
c. Terbentuk awan gelap Cumulusnimbus (Cb) yang bentuk
awannya seperti bunga kol
d. Angin dingin mulai berhembus dan ranting serta daun
pepohonan disekitar mulai bergoyang kencang
e. Angin dingin semakin lama semakin kencang dan terjadilah
angin ribut (puting beliung).
Oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana angin itu akan
berubah menjadi bencana, sehingga kita bisa mengantisipasi
dengan cepat, sehingga bisa mengurangi resiko bencana. Maka
dalam makalah ini akan di bahas mengenai apa itu angin puing
beliung, apa tindakan yang harus dilakukan bila akan terjadi angin
putting beliung serta bagaimana mitigasi bencana angin puting
beliung sebelum dan setelah bencana terjadi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu, sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan angin puting beliung?
2. Bagaimana proses terjadinya angin puting beliung?
3. Apa penyebab terjadinya angin puting beliung?
4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan angin puting beliung?
5. Bagaimana mitigasi bencana angin puting beliung sebelum, saat
dan setelah terjadi bencana angin puting beliung?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep perkembangan angka kejadian angin
puting beliung di Indonesia.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi angin puting beliung
2. Mengetahui proses terjadinya angin puting beliung
3. Mengetahui penyebab terjadinya angin putting beliung
4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan angin puting beliung
5. Mengetahui mitigasi bencana angin puting beliung sebelum, saat
dan setalah terjadi bencana
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini
yaitu, secara khusus untuk memenuhi tugas mata kuliah mitigasi
bencana alam yang dibebankan kepada kami dan secara umum untuk
menambah pengetahuan kita mengenai segala sesuatu tentang angin
puting beliung dan bagaimana mitigasi bencana angin puting beliung
sebelum, saat dan setelah terjadi bencana.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam awan terdiri dari arus naik ke atas yang kuat. Hujan
belum turun, titik-titik air maupun kristal-kristal es, masih tertahan
oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan.
Fase Dewasa
Tidak ada massa udara naik, massa udara yang turun meluas
diseluruh awan. Kondensasi berhenti, udara yang turun melemah
hingga berakhirlah pertumbuhan awan Cumulunimbus (Cb).
C. Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung:
Penyebab alam terjadinya angin puting beliung disebabkan karena udara
panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting
beliung. Selain itu juga karena didalam awan terjadi arus udara naik keatas
yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun Kristal es masih
tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan.
Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim
pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam
mengumpul, akibat radiasi matahari disiang hari tumbuh awan secara
vertical, selanjutnya didalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara
naik dan turun dengan kecepatan udara yang tinggi. Arus udara yang turun
dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara
tiba-tiba dan berjalan secara acak.
Penyebab terjadinya angin puting beliung yaitu udara panas dan dingin
bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. Arus
udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke
permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.
Kebanyakan puting beliung mempunyai angin salju 175 km/j atau
kurang, dengan lebar 250 kaki (75 meter), dan bergerak beberapa
kilometer sebelum lenyap. Walau bagaimanapun, setengah putting beliung
mempunyai salju 480km/j, dengan lebar lebih dari 1,6 km, dan boleh
bergerak melebihi 100 kilometer.
Angin puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal dan berlapis-
lapis (awan Cb) dekat dengan permukaan bumi, dimana jenis awan ini
biasanya berbentuk bunga kol dan pertumbuhannya menjulang vertikal
sampai pada ketinggian lebih dari 30.000 ft, dan bisa juga berasal dari
multi sel awan, dengan luasan area horizontalnya sekitar 0-5 Km.
Angin puting beliung kejadiannya singkat antara 3-5 menit setelah itu
diikuti angin kencang yang berangsur-angsur kecepatannya melemah.
Angin puting beliung biasanya mempunyai kecepatan dapat mencapai
40-50 Km/jam atau lebih dengan durasi yang sangat singkat dan tidak
sama dengan fenomena badai yang sering melanda di negara Amerika,
Australia, Filipina, Jepang, Korea maupun China. Jadi wajar kalau
peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, sedangkan angin
kencang dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa lebih dari satu
hari dengan kecepatan rata-rata 20-30 knot.
Puting beliung ini biasanya terjadi pada saat musim peralihan atau pada
saat cuaca hujan atau di musim hujan yang hujannya masih banyak terjadi
pada siang hari atau malam hari, karena memang fenomena nya selalu
terjadi setelah lepas pukul 13.00-17.00 waktu setempat, namun demikian
tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada malam hari.
Gejala Awal Terjadinya Puting Beliung, yaitu:
1. Udara terasa panas dan gerah.
2. Di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus (Cu)-(awan putih
yang bergerombol yang berlapis-lapis).
3. Diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas
tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang yang
secara visual seperti bunga kol.
4. Awan tiba-tiba berubah warna dari warna putih menjadi warna hitam
pekat (awan Cb).
5. Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai
angin kencang sedah menjulang.
6. Durasi fase pembentukan awan hingga fase awan punah berlangsung
paling lama sekitar 1 jam, oleh karena itulah masyarakat agar tetap
waspada selama periode ini.
b. Saat bencana:
1. Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu
angin kencang menerjang.
2. Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian
karena proses terjadinya puting beliung berlangsung sangat
cepat.
3. Jika saat terjadi puting beliung kita berada di dalam rumah
semi permanen/rumah kayu, hingga bangunan bergoyang,
segeralah keluar rumah untuk mencari perlindungan di tempat
lain karena bisa jadi rumah tersebut akan roboh.
4. Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame
dan jalur kabel listrik.
5. Ancaman puting beliung biasanya berlangsung 5-10 menit,
sehingga jangan terburu-buru keluar dari tempat perlindungan
yang aman jika angin kencang belum benar-benar reda.
c. Setelah Bencana:
1. Melakukan koordinasi dengan berbagai pelaksana lapangan
dalam pencarian dan pertolongan para korban.
2. Mendirikan posko dan evakuasi korban yang selamat.
3. Mendirikan tempat penampungan korban bencana secara
darurat di dekat lokasi bencana atau menggunakan rumah
penduduk untuk pengobatan dan dapur umum.
4. Melakukan koordinasi bahan bantuan agar terdistribusi tepat
sasaran dan sampai kepada mereka yang benar-benar
membutuhkan dan menghindari para oknum yang
memanfaatkan situasi.
5. Melakukan evaluasi pelaksanaan pertolongan dan estimasi
kerugian material.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan antara lain sebagai
berikut:
1. Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan
lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama
kejadian maksimum 5 menit.
2. Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase
tumbuh nya awan Cb (Cumulonimbus) yang terdiri dari 3 fase, yaitu:
Fase Tumbuh, Fase Dewasa dan Fase Punah.
3. Penyebab terjadinya angin puting beliung yaitu udara panas dan dingin
bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung.
Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke
permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.
4. Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan
kerugian bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Semakin
tinggi intensitas angin maka akan semakin berat tingkat kerusakan
yang ditimbulkan Angin puting beliung.
5. Mitigasi bencana angin puting beliung dapat dilakukan sebelum terjadi
bencana, saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana.
B. Saran
Diharapkan agar lebih memahami dan mempelajari lebih dalam ilmu
disaster manajemen untuk meningkatkan kepercayaan diri dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh mengenai cara mitigasi
bencana alam angin puting beliung pada masyarakat yaitu sebelum, saat
dan setelah terjadi bencana, guna untuk membantu mengantisipasi dan
menanggulangi bencana angin puting beliung.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu
https://scribd.com