Anda di halaman 1dari 19

PUTING BELIUNG

Diajukan guna memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Disaster Manajemen
Dosen : Acep Hasan., S.Kep.,Ners.,M,Kep

Disusun Oleh:

1. Dellya Ayu Khriesna (213219005)


2. Melani Sukma (213219015)
3. Nindy Widyastuti Rahayu (213219024)
4. Nanda Putri Pertiwi (213219033)
5. Rega Nugraha Yusaputra (213219043)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON-REGULER
CIMAHI 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah yang kami buat dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam ilmu pengetahuan disaster manajemen
khususnya di perguruan tinggi Kesehatan.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu serta menambah ilmu
pengetahuan dalam dunia kesehatan. Sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah yang kami buat agar menjadi lebih baik untuk kedepannya.

Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan
atau kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Cimahi,21 September 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan
dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa
banjir, letusan gunung merapi, gempa bumi, tanah longsor, badai salju,
kekeringan, hujan es, gelombang panas, angin puting beliung, badai
tropis, taifun, kebakaran, dan wabah penyakit.
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada
bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat
mengganggu aktivitas sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit,
hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara
kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang
melindungi daratan.
Salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia adalah
bencana angin puting beliung. Angin puting beliung bersifat merusak,
gerakannya yang berputar semakin cepat akan menjadikan sebuah
pusaran angin yang mirip dengan badai tropis di lautan. Bedanya
adalah angin puting beliung periode waktunya sangat pendek dan
sangat singkat kurang dari 10 menit, sedangkan badai tropis bisa
sampai berminggu-minggu.
BMKG melalui Peraturan Kepala BMKG Nomor Kep.009 Tahun
2010 menjelaskan bahwa Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang
tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama
keselamatan jiwa dan harta. Bencana Alam yang ditimbulkannya
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang diakibatkan
oleh cuaca ekstrim sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
Angin puting beliung sering terjadi di wilayah Indonesia pada bulan-
bulan  peralihan musim kemarau/hujan (pancaroba). Hal ini terjadi
karena proses perubahan arah angin asia dan angin Australia yang
terjadi dua kali setahun. Perubahan arah angin regional tersebut akan
mempengaruhi kestabilan beda tekanan udara  permukaan dan lapisan
atas yang cukup besar sehingga menimbulkan daya sedot udara dari
permukaan ke lapisan atas yang kuat. Namun area kejadian angin
puting  beliung pada umumnya sangat lokal dan dalam waktu yang
singkat.
Tanda-tanda akan terjadinya angin puting beliung, antara lain;
a. Sehari sebelumnya udara malam hari terasa panas dan gerah.
b. Pada pagi hari langit cerah dan sekitar pukul 10.00  pagi ada
pertumbuhan awan gelap yang cepat.
c. Terbentuk awan gelap Cumulusnimbus (Cb) yang bentuk
awannya seperti bunga kol
d. Angin dingin mulai berhembus dan ranting serta daun
pepohonan disekitar mulai bergoyang kencang
e. Angin dingin semakin lama semakin kencang dan terjadilah
angin ribut (puting beliung).

Data dari BNPB mencatat jumlah angka kejadian bencana dari


bulan Januari hingga 21 November 2019 mencapai 3.302 kejadian.
Bencana hidrometeorologi puting beliung menempati urutan
pertama yakni terjadi sebanyak 1.072 kali.

Berdasarkan data yang diperbarui dari BNPB Raditya Jati


mengatakan, peristiwa angin puting beliung tersebut terjadi pada
15 September 2020 sekitar pukul 15.00 WIB telah menerjang 5
desa di 3 Kecamatan yaitu desa perdamean dan desa wono sari kec.
tanjung morawa, desa amplas dan desa tembung kec. percut sei
tuan dan desa tumpatan nimbung kec.batang kuis. Tepatnya Kab.
Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Akibat terjangan angin
puting beliung puluhan rumah warga mengalami kerusakan ringan-
berat. Atas peristiwa tersebut 14 unit rusak berat, 13 unit rusak
sedang dan 29 unit rusak ringan. Akibat bencana yang dipicu oleh
faktor cuaca tersebut juga menybebakan 1 orang luka berat, 2
orang luka ringan, dan sebanyak 14 kepala keluarga mengungsi ke
rumah kerabat.

Cuaca ekstrim pada musim pancaroba terutama puting beliung,


proses terjadinya dalam waktu yang singkat dan dadakan. Sehingga
ada beberapa hal yang  perlu dilakukan untuk mengurangi
resiko/dampak kerugian yang ditimbulkannya, yaitu dengan
pemahaman tentang mitigasi bencana alam cuaca ekstrim.

Peringatan Dini Cuaca Ekstrim adalah serangkaian kegiatan


pemberian informasi sesegera mungkin kepada masyarakat yang
berisikan tentang prediksi  peluang terjadinya cuaca ekstrim.
Sebagai institusi pemerintah yang mempunyai tugas mengelola dan
menganalisa kondisi iklim dan cuaca, peran BMKG dalam hal
mitigasi bencana alam ekstrim sangat diperlukan. BMKG telah
membuat informasi  peringatan dini cuaca ekstrim yang update tiap
hari di wilayah Indonesia dan disebarkan melalui Website BMKG
(www.bmkg.go.id), media cetak dan elektronik.

Oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana angin itu akan
berubah menjadi bencana, sehingga kita bisa mengantisipasi
dengan cepat, sehingga bisa mengurangi resiko bencana. Maka
dalam makalah ini akan di bahas mengenai apa itu angin puing
beliung, apa tindakan yang harus dilakukan bila akan terjadi angin
putting beliung serta bagaimana mitigasi bencana angin puting
beliung sebelum dan setelah bencana terjadi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu, sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan angin puting beliung?
2. Bagaimana proses terjadinya angin puting beliung?
3. Apa penyebab terjadinya angin puting beliung?
4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan angin puting beliung?
5. Bagaimana mitigasi bencana angin puting beliung sebelum, saat
dan setelah terjadi bencana angin puting beliung?

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep perkembangan angka kejadian angin
puting beliung di Indonesia.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi angin puting beliung
2. Mengetahui proses terjadinya angin puting beliung
3. Mengetahui penyebab terjadinya angin putting beliung
4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan angin puting beliung
5. Mengetahui mitigasi bencana angin puting beliung sebelum, saat
dan setalah terjadi bencana

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini
yaitu, secara khusus untuk memenuhi tugas mata kuliah mitigasi
bencana alam yang dibebankan kepada kami dan secara umum untuk
menambah pengetahuan kita mengenai segala sesuatu tentang angin
puting beliung dan bagaimana mitigasi bencana angin puting  beliung
sebelum, saat dan setelah terjadi bencana.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bencana Angin Puting Beliung


Angin puting beliung adalah kolom udara yang berputar kencang yang
membentuk hubungan antara awan kumulonimbus atau dalam kejadian
langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah.
Angin puting beliung muncul dalam  banyak ukuran namun umumnya
berbentuk corong kondensasi yang terkihat jelas yang ujungnya yang
menyentuh buimi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang
membawa puing-puing.
Tornado adalah angin kencang yang berputar dengan kecepatan lebih
dari 60-90 km/jam yang berlangsung 5-30 menit akibat adanya perbedaan
tekanan yang sangat besar dalam area skala yang sangat lokal yang terjadi
di bawah atau di sekitar awan cumulunimbus (Cb).

B. Proses Terjadinya Angin Puting Beliung:


Proses terjadinya angin puting beliung sangat terkait erat dengan fase
tumbuhnya awan Cb yaitu seperti dijelaskan di bawah ini:
 Fase Tumbuh

Dalam awan terdiri dari arus naik ke atas yang kuat. Hujan
belum turun, titik-titik air maupun kristal-kristal es, masih tertahan
oleh arus udara yang naik ke atas  puncak awan.
 Fase Dewasa

Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak


awan. Hujan turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik
dan turun. Temperatur massa udara yang turun lebih dingin dari
udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat
menimbulkan arus geser memutar, dan membentuk pusaran. Arus
udara ini memutar semakin cepat, irip seperti sebuah siklon yang
“menjilat”  bumi sebagai angin puting beliung. Terkadang disertai
hujan deras yang membentuk pancaran air (water spout ).
 Fase Punah

Tidak ada massa udara naik, massa udara yang turun meluas
diseluruh awan. Kondensasi berhenti, udara yang turun melemah
hingga berakhirlah pertumbuhan awan Cumulunimbus (Cb).
C. Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung:
Penyebab alam terjadinya angin puting beliung disebabkan karena udara
panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting
beliung. Selain itu juga karena didalam awan terjadi arus udara naik keatas
yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun Kristal es masih
tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan.
Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim
pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam
mengumpul, akibat radiasi matahari disiang hari tumbuh awan secara
vertical, selanjutnya didalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara
naik dan turun dengan kecepatan udara yang tinggi. Arus udara yang turun
dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke  permukaan bumi secara
tiba-tiba dan berjalan secara acak.
Penyebab terjadinya angin puting beliung yaitu udara panas dan dingin
bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. Arus
udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke
permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.
Kebanyakan puting beliung mempunyai angin salju 175 km/j atau
kurang, dengan lebar 250 kaki (75 meter), dan bergerak beberapa
kilometer sebelum lenyap. Walau bagaimanapun, setengah putting beliung
mempunyai salju 480km/j, dengan lebar lebih dari 1,6 km, dan boleh
bergerak melebihi 100 kilometer.
Angin puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal dan berlapis-
lapis (awan Cb) dekat dengan permukaan bumi, dimana jenis awan ini
biasanya berbentuk  bunga kol dan pertumbuhannya menjulang vertikal
sampai pada ketinggian lebih dari 30.000 ft, dan bisa juga berasal dari
multi sel awan, dengan luasan area horizontalnya sekitar 0-5 Km.
Angin puting beliung kejadiannya singkat antara 3-5 menit setelah itu
diikuti angin kencang yang berangsur-angsur kecepatannya melemah.
Angin puting beliung biasanya mempunyai kecepatan dapat mencapai
40-50 Km/jam atau lebih dengan durasi yang sangat singkat dan tidak
sama dengan fenomena badai yang sering melanda di negara Amerika,
Australia, Filipina, Jepang, Korea maupun China. Jadi wajar kalau
peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, sedangkan angin
kencang dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa lebih dari satu
hari dengan kecepatan rata-rata 20-30 knot.
Puting beliung ini biasanya terjadi pada saat musim peralihan atau pada
saat cuaca hujan atau di musim hujan yang hujannya masih banyak terjadi
pada siang hari atau malam hari, karena memang fenomena nya selalu
terjadi setelah lepas pukul 13.00-17.00 waktu setempat, namun demikian
tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada malam hari.
Gejala Awal Terjadinya Puting Beliung, yaitu:
1. Udara terasa panas dan gerah.
2. Di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus (Cu)-(awan putih
yang  bergerombol yang berlapis-lapis).
3. Diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas
tepinya sangat  jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang yang
secara visual seperti bunga kol.
4. Awan tiba-tiba berubah warna dari warna putih menjadi warna hitam
pekat (awan Cb).
5. Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai
angin kencang sedah menjulang.
6. Durasi fase pembentukan awan hingga fase awan punah berlangsung
paling lama sekitar 1 jam, oleh karena itulah masyarakat agar tetap
waspada selama periode ini.

Ciri-ciri Angin Puting Beliung:

1. Kejadiannya singkat, antara 3 hingga 10 menit, setelah itu diikuti


angin kencang yang kecepatannya berangsur melemah.
2. Kecepatan angin lesus adalah 45 hingga 90 km/jam.
3. Terjadi di tempat dengan radius jangkuan 5 hingga 10 km.
4. Terjadi di musim pancaroba dan sebagian kecil di musim hujan,
saat hujan di siang atau sore hari.
5. Terjadi antara jam 13 hingga 17.

Tanda-Tanda Angin Puting Beliung:

1. Sehari sebelumnya udara pada malam dan pagi terasa panas,


sumuk, pengap.
2. Sekitar jam 10 pagi terlihat awan cumulus (awan berlapis-lapis),
diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang memiliki batas
tepi sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga
kol.
3. Selanjutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi
hitam gelap.
4. Jika ranting pohon bergoyang, maka hujan dan angin kencang akan
datang.
5. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.
6. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan yang tiba-tiba
deras, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh
dari lingkungan kita berdiri.
7. Terdengar sambaran petir yang cukup keras, yang merupakan
pertanda hujan lebat dan angin kencang akan terjadi.
8. Pada musim penghujan, jika 1 hingga 3 hari berturut-turut tidak
ada hujan, kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun akan
diikuti oleh angin kencang baik yang termasuk dalam kategori
puting beliung atau angin kencang yang memiliki kecepatan lebih
rendah.

Karakteristik Angin Puting Beliung:


1. Puting beliung merupakan dampak dari awan Cumulonimbus yang
biasa tumbuh selama periode musim hujan, tetapi tidak semua
pertumbuhan awan Cumulonimbus akan menimbulkan angin puting
beliung.
2. Kehadirannya belum dapat diprediksi.
3. Terjadi secara tiba-tiba (2-5 menit) pada area skala yang sangat
lokal.
4. Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner.
5. Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur
kerusakan.
6. Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah
dataran rendah.

D. Dampak Yang Ditimbulkan Angin Puting Beliung:


Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan
kerugian  bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Bencana
angin puting beliung  bila menimbulkan korban dan kerusakan pada
bangunan infrastruktur, hal ini tergantung dari skala intensitas angin.
Semakin tinggi intensitas angin maka akan semakin berat tingkat
kerusakan yang ditimbulkan Angin puting beliung yang terjadi di
indonesia memiliki skala intensitas antara F1 dan F0, yang digolongkan
pada tornado lemah. Kerusakan yang dilimbulkan diantaranya:
1. Menyebabkan kerusakan atau kehancuran bangunan.
2. Merusak jaringan listrik.
3. Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil.
4. Membahayakan keselamatan.
5. Mengakibatkan banjir.

E. Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung:


Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana angin
puting :
1. Membuat sruktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk
mampu bertahan terhadap gaya angin.
2. Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang
memperhitungkan beban angin khususnya di daerah yang rawan
angin topan.
3. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada
daerah yang terlindung dari serangan angin topan.
4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angina.
5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat
digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi orang
maupun barang saat terjadi serangan angin topan.
6. Pengamanan/perlakuan bagian-bagian yang mudah diterbangkan
angin yang dapat membahayakan diri atau arang lain disekitarnya.
7. Kesiap-siagaan dalam menghadapi angin puting beliung,
mengetahui bagaimana cara penyelamatan diri.
8. Pengamanan barang-barang di sekitar rumah agar terikat dibangun
secara kuat sehingga tidak diterbangkan angin.
9. Untuk para nelayan, supaya menembatkan atau mengikat kuat
kapal-kapalnya.

Mitigasi Bencana Puting Beliung: 


a. Sebelum bencana:
1. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai puting beliung agar
masyarakat memahami dan mengenal puting beliung, baik
definisi, gejala awal, karakteristik, bahaya, dan mitigasinya.
2. Menyusun peta rawan bencana puting beliung berdasarkan data
historis.
3. Memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang
sudah rapuh serta tidak membiasakan memarkir kendaraan di
bawah pohon besar.
4. Jika tidak penting sekali, hindari bepergian apabila langit
tampak awan gelap dan menggantung.
5. Mengembangkan sikap sadar informasi cuaca dengan selalu
mengikuti informasi prakiraan cuaca atau proaktif menanyakan
kondisi cuaca kepada instansi yang berwenang.
6. Penyiapan lokasi yang aman untuk tempat pengungsian
sementara.

b. Saat bencana:
1. Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu
angin kencang menerjang.
2. Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian
karena proses terjadinya puting beliung berlangsung sangat
cepat.
3. Jika saat terjadi puting beliung kita berada di dalam rumah
semi  permanen/rumah kayu, hingga bangunan bergoyang,
segeralah keluar rumah untuk mencari perlindungan di tempat
lain karena bisa jadi rumah tersebut akan roboh.
4. Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame
dan jalur kabel listrik.
5. Ancaman puting beliung biasanya berlangsung 5-10 menit,
sehingga jangan terburu-buru keluar dari tempat perlindungan
yang aman jika angin kencang  belum benar-benar reda.

c. Setelah Bencana:
1. Melakukan koordinasi dengan berbagai pelaksana lapangan
dalam pencarian dan pertolongan para korban.
2. Mendirikan posko dan evakuasi korban yang selamat.
3. Mendirikan tempat penampungan korban bencana secara
darurat di dekat lokasi bencana atau menggunakan rumah
penduduk untuk pengobatan dan dapur umum.
4. Melakukan koordinasi bahan bantuan agar terdistribusi tepat
sasaran dan sampai kepada mereka yang benar-benar
membutuhkan dan menghindari para oknum yang
memanfaatkan situasi.
5. Melakukan evaluasi pelaksanaan pertolongan dan estimasi
kerugian material.

F. Antisipasi dan Penanggulangan Angin Puting Beliung:


Antisipasi adanya angin puting beliung, antara lain sebagai berikut:
1. Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera
ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut.
2. Perhatikan atap rumah yang sudah rapuh, karena pada rumah yang
rapuh sangat mudah sekali terhempas, sedangkan pada rumah yang
permanent, kecil kemungkinan terhempas.
3. Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, semula cerah sebaiknya
untuk tidak mendekati daerah awan gelap tersebut.
4. Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, karena peristiwa
fenomena tersebut sangat cepat.
5. Untuk jangka panjang pohon dipinggir jalan diganti dengan pohon
akar berjenis serabut seperti pohon asem, pohon beringin dsb.
Adapun upaya penanggulangan angin puting beliung adalah sebagai
berikut :
a. Sebelum Datangnya Angin
1. Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut
prakiraan terkini cuaca setempat.
2. Waspadalah terhadap perubahan cuaca.
3. Waspadalah terhadap angin topan yang mendekat.
4. Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut:
Langit gelap, sering berwarna kehijauan.
Hujan es dengan butiran besar.
Awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar.
Suara keras seperti bunyi kereta api cepat.
Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan ( bunker ) bila ada angin
topan mendekat.

b. Saat Datangnya Angin


1. Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan
(bunker).
2. Jika anda berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung
perkantoran, sekolah, rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan,
gedung pencakar langit, maka yang anda harus lakukan adalah
segera menuju ke ruangan yang telah dipersiapkan untuk
menghadapi keadaan tersebut seperti sebuah ruangan yang
dianggap paling aman, basement, ruangan anti badai, atau di
tingkat lantai yang paling bawah. Bila tidak terdapat basement,
segeralah ke tengah tengah ruangan pada lantai terbawah,  jauhilah
sudut sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan.
Semakin banyak sekat dinding antara diri anda dengan dinding
terluar gedung semakin aman. Berlindunglah di bawah meja
gunakan lengan anda untuk melindungi kepala dan leher anda.
Jangan pernah membuka jendela.
3. Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan
dan tinggalkan kendaraan anda serta carilah tempat perlindungan
yang terdekat seperti yang telah disebutkan di atas.
4. Jika anda berada di luar ruangan dan jauh dari tempat
perlindungan, maka yang anda harus lakukan adalah sebagai
berikut:
Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat
atau sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan
menggunakan lengan anda.
5. Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau
sejenisnya. Anda akan lebih aman tiarap pada tempat yang datar
dan rendah.
6. Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan
menggunakan kendaraan bermobil bila di daerah yang
berpenduduk padat atau yang  bangunannya banyak. Segera
tinggalkan kendaraan anda untuk mencari tempat  perlindungan
terdekat.
7. Hati hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting
beliung. Hal ini dapat menyebabkan kematian dan cedera serius.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan antara lain sebagai
berikut:
1. Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan
lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama
kejadian maksimum 5 menit.
2. Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase
tumbuh nya awan Cb (Cumulonimbus) yang terdiri dari 3 fase, yaitu:
Fase Tumbuh, Fase Dewasa dan Fase Punah.
3. Penyebab terjadinya angin puting beliung yaitu udara panas dan dingin
bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung.
Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke
permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.
4. Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan
kerugian bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Semakin
tinggi intensitas angin maka akan semakin berat tingkat kerusakan
yang ditimbulkan Angin puting  beliung.
5. Mitigasi bencana angin puting beliung dapat dilakukan sebelum terjadi
bencana, saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana.

B. Saran
Diharapkan agar lebih memahami dan mempelajari lebih dalam ilmu
disaster manajemen untuk meningkatkan kepercayaan diri dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh mengenai cara mitigasi
bencana alam angin puting beliung pada masyarakat yaitu sebelum, saat
dan setelah terjadi bencana, guna untuk membantu mengantisipasi dan
menanggulangi bencana angin puting beliung.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu
https://scribd.com

Anda mungkin juga menyukai