Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BENCANA ALAM

Oleh Nurul Mutmainnah

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang maha mengetahui dan maha bijaksana yang telah memberi petunjuk
agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat serta salam semoga tercurahkan
kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat-Nya degan suri teladan-Nya yang baik.

Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugerah, kesempatan dan pemikiran
kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan pengetahuan tentang
Bencana Alam, semua ini dirangkum dalam makalah ini, agar pemahaman terhadap permasalahan lebih
mudah dipahami dan lebih singkat dan akurat.

Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang telah
dan akan dibahas dalam bab tersebut. Selanjutnya, Pembaca akan masuk pada inti pembahasaan dan
diakhiri dengan kesimpulan, dan saran makalah ini. Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai
permasalahan tentang Bencana Alam. Akhirnya, kami penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna untuk menjadi lebih sempurna lagi
kami membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain untuk membagikannya kepada kami demi
memperbaiki kekurangan pada makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Indonesia, …April 2022

Nurul Mutmainnah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Bencana Alam

B. Dampak Bencana Alam

C. Jenis-jenis Bencana Alam

1. Banjir

2. Kebakaran Hutan

3. Gempa Bumi

4. Tsunami

5. Gunung Meletus

6. Angin Puting Beliung/Angin Ribut

7. Tanah Longsor

8. Kekeringan

D. Penanggulangan Bencana Alam

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Download Contoh Makalah Bencana Alam.docx


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Datangnya kejadian pun terus saja
ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih
untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu
berarti derita.

Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang
paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus
direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti mudah dipahami dan mudah diterima
oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara
bertahun-tahun lenyap seketika.

B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
Apa definisi bencana alam?
Bagaimana dampak bencana alam?
Apa saja jenis-jenis bencana alam?
Bagaimana cara penanggulangan bencana alam?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui definisi bencana alam.
Untuk mengetahui dampak bencana alam.
Untuk mengetahui jenis-jenis bencana alam.
Untuk mengetahui cara penanggulangan bencana alam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bencana Alam

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti
letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia,
akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang
keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.

Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam.
Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun,
hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk budi dayanya
(kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.

B. Dampak Bencana Alam

Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial
mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara
kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan. Salah satu bencana
alam yang paling menimbulkan dampak paling besar, misalnya gempa bumi, selama 5 abad terakhir, telah
menyebabkan lebih dari 5 juta orang tewas, 20 kali lebih banyak daripada korban gunung meletus.

Dalam hitungan detik dan menit, jumlah besar luka-luka yang sebagian besar tidak menyebabkan
kematian, membutuhkan pertolongan medis segera dari fasilitas kesehatan yang seringkali tidak siap,
rusak, runtuh karena gempa. Bencana seperti tanah longsor pun dapat memakan korban yang signifikan
pada komunitas manusia karena mencakup suatu wilayah tanpa ada peringatan terlebih dahulu dan dapat
dipicu oleh bencana alam lain terutama gempa bumi, letusan gunung berapi, hujan lebat atau topan.
Manusia dianggap tidak berdaya pada bencana alam, bahkan sejak awal peradabannya.

Ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen darurat menyebabkan kerugian


dalam bidang keuangan, struktural dan korban jiwa. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada
kemampuan manusia untuk mencegah dan menghindari bencana serta daya tahannya. Menurut Bankoff
(2003): “bencana muncul bila bertemu dengan ketidakberdayaan”. Artinya adalah aktivitas alam yang
berbahaya dapat berubah menjadi bencana alam apabila manusia tidak memiliki daya tahan yang kuat.
C. Jenis-jenis Bencana Alam

1. Banjir

Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran
pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-
orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga
daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.

Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut:

Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,


Pendangkalan sungai,
Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai maupun gotong royong,
Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
Pembuatan tanggul yang kurang baik,
Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.

2. Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan adalah kebakaran yang diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat sambaran
petir, kekeringan yang berkepanjangan, lelehan lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan
menyebabkan dampak yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke banyak daerah di sekitarnya.
Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga sehingga bisa membakar habis bangunan-
bangunan yang ada. Penyebab kebakaran liar, antara lain:

Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa
mematikan api di perkemahan.
Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan
pertanian baru dan tindakan vandalisme.
Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran
di atas tanah pada saat musim kemarau.

3. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah guncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari yang tingkat rendah
sampai tingkat tinggi yang membahayakan. Gempa dengan skala tinggi dapat membuat luluh lantak apa-
apa yang ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan, taman, landmark, dan lain
sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika terkena gempa bumi yang besar. Kebanyakan gempa bumi
disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang
bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana
tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan
terjadi.

Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa bumi yang
paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan transnasional. Gempa bumi
fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit ke dalam mengalami
transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena
pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya
letusan gunung berapi.

Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat
besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi
karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh: pada beberapa pembangkit listrik tenaga
panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal). Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan
peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan
pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas
terinduksi.

4. Tsunami

Tsunami adalah ombak yang sangat besar yang menyapu daratan akibat adanya gempa bumi di
laut, tumbukan benda besar/cepat di laut, angin ribut, dan lain sebagainya. Tsunami sangat berbahaya
karena bisa menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke laut lepas yang dalam.
Tsunami yang besar bisa membunuh banyak manusia dan makhluk hidup yang terkena dampak tsunami.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti
letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.

Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa
tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan
vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya
aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan
terjadinya tsunami. Gempa yang menyebabkan tsunami:

Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km).


Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter.
Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun.

5. Gunung Meletus

Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari dalam bumi seperti debu,
awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung
meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehingga korban jiwa dan harta benda bisa diminimalisir.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni
diperkirakan lebih dari 1.000° C.

Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa
mencapai 700-1.200° C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai
sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak
semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.

6. Angin Puting Beliung/Angin Ribut

Angin puting beliung adalah angin dengan kecepatan tinggi yang berhembus di suatu daerah yang
dapat merusak berbagai benda yang ada di permukaan tanah. Angin yang sangat besar seperti badai,
tornado, dan lain-lain bisa menerbangkan benda-benda serta merobohkan bangunan yang ada sehingga
sangat berbahaya bagi manusia.

Puting Beliung Tornado merupakan secara harfiah sebutan untuk “tornado yang melintasi
perairan”. Angin ini dapat terbentuk melintasi perairan seperti tornado mesosiklon, atau menjadi tornado
darat yang melintas keluar perairan. Sejak angin ini terbentuk dari badai petir perusak dan dapat menjadi
jauh lebih dahsyat, kencang, dan bertahan lebih lama daripada puting beliung cuaca sedang, angin ini
dianggap jauh lebih membahayakan.

7. Tanah Longsor

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena
pergerakan asa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan
besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor
pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan
faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama
kejadian ini adalah gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor
lainnya yang turut berpengaruh, yaitu erosi, hujan lebat, getaran mesin, lalu lintas, penggunaan bahan
peledak dan bahkan petir.

8. Kekeringan

Perlu dibedakan antara kekeringan (drought) dan kondisi kering (aridity). Kekeringan adalah
kesenjangan antara air yang tersedia dengan air yang diperlukan, sedangkan ariditas (kondisi kering)
diartikan sebagai keadaan jumlah curah hujan sedikit. Kekeringan (kemarau) dapat timbul karena gejala
alam yang terjadi di bumi ini. Kekeringan terjadi karena adanya pergantian musim. Pergantian musim
merupakan dampak dari iklim. Pergantian musim dibedakan oleh banyaknya curah hujan. Pengetahuan
tentang musim bermanfaat bagi para petani untuk menentukan waktu tanam dan panen dari hasil
pertanian.

Pada musim kemarau, sungai akan mengalami kekeringan. Pada saat kekeringan, sungai, dan
waduk tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya sawah-sawah yang menggunakan sistem pengairan
dari air hujan juga mengalami kekeringan. Sawah yang kering tidak dapat menghasilkan panen. Selain itu,
pasokan air bersih juga berkurang. Air yang dibutuhkan sehari-hari menjadi langka keberadaannya.
Kekeringan pada suatu kawasan merupakan suatu kondisi yang umumnya mengganggu keseimbangan
makhluk hidup.

D. Penanggulangan Bencana Alam

Penanggulangan bencana alam atau mitigasi adalah upaya berkelanjutan untuk mengurangi
dampak bencana terhadap manusia dan harta benda. Lebih sedikit orang dan komunitas yang akan terkena
dampak bencana alam dengan menggerakkan program ini. Perbedaan tingkat bencana yang dapat
merusak dapat diatasi dengan menggerakkan program mitigasi yang berbeda-beda sesuai dengan sifat
masing-masing bencana alam.

Persiapan menghadapi bencana alam termasuk semua aktivitas yang dilakukan sebelum
terdeteksinya tanda-tanda bencana agar bisa memfasilitasi pemakaian sumber daya alam yang tersedia,
meminta bantuan dan serta rencana rehabilitasi dalam cara dan kemungkinan yang paling baik. Kesiapan
menghadapi bencana alam dimulai dari level komunitas lokal. Jika sumber daya lokal kurang mencukupi,
maka daerah tersebut dapat meminta bantuan ke tingkat nasional dan internasional.

Pada wilayah-wilayah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (“hazard“), memiliki


kerentanan/kerawanan (“vulnerability‘”), bencana alam tidak memberi dampak yang luas jika masyarakat
setempat memiliki ketahanan terhadap bencana (“disaster resilience“). Konsep ketahanan bencana
merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah dan
menangani tantangan-tantangan serius dari bencana alam. Sistem ini memperkuat daerah rawan bencana
yang memiliki jumlah penduduk yang besar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti
letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia,
akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang
keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.

Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan mereka. Sedangkan macam-macam bencana alam yang ada di sekitar kita antara
lain gempa bumi. Gunung meletus, kebakaran liar, banjir, tsunami, tornado, kemarau.

B. Saran

Beberapa jenis bencana alam terjadi karena perilaku manusia, seperti banjir dan longsor, oleh
karena itu marilah kita jaga alam kita ini dengan penuh cinta dan tanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam

http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi

http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_meletus

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebakaran_liar

http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir

http://id.wikipedia.org/wiki/Tornado

http://id.wikipedia.org/wiki/Kemarau

Anda mungkin juga menyukai