Anda di halaman 1dari 80

MAKALAH BENCANA ALAM

Oleh Adi Mulyadi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya
kejadian pun terus saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap
maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung bagi kita
yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa
dimengerti, meski itu berarti derita.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan
kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama
datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus
direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti mudah
difahami dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan
saja harta yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahuntahun lenyap seketika.

1.2 Rumusan Masalah


1.

Masalah masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai


berikut :

2.

Apa devinis bencana alam itu ?

3.

Apa saja klasifikasi bencana alam itu ?

4.
5.

Apa saja macam macam bencana alam di sekitar kita


kita dan cara mengatasinya ?
Apa saja dampak yang terjadi akibat bencana alam itu ?

1.3 Tujuan
1.

Menjelaskan devinisi bencana alam.

2.

Menjelaskan klasifikasi benacana alama.

3.
4.

Menjelaskan macam macam bencana alam di sekitar


kita kita dan cara mengatasinya.
Menjelaskan dampak yang terjadi akibat bencana alam.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Devinisi Bencana Alam

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu


peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan
aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang
baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian
dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan
oleh gejala alam. Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat
alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika gejala alam
tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya
(kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai
bencana.

Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah


atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini
berhubungan dengan pernyataan: bencana muncul bila ancaman
bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan. Dengan demikian, aktivitas
alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa
ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak

berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah alam juga ditentang


karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa
keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada
bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam
bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang
berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi
(hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga
tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang
berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster
resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan
sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah &
menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian
meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk
yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang
cukup.

2.2

Klasifikasi Bencana alam

Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi


tiga jenis, yaitu :

1. Bencana alam geologis


Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam
bumi (gaya endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis
adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.

2. Bencana alam klimatologis


Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan
oleh faktor angin dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah

banjir, badai, banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan


kebakaran alami hutan (bukan oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu
utamanya adalah faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya dimulai
dari kondisi geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan
sebagainya).

3. Bencana alam ekstra-terestrial


Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar
angkasa, contoh : hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda
langit mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana
alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.

2.3

Macam-Macam Bencana Alam Di Sekitar Kita

1. Banjir
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak
diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga
merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang
yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air
yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.

Jenis Jenis Banjir


Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang menjadi
penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir
sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
a. Banjir Sungai

: Terjadi karena air sungai meluap.

b. Banjir Danau
: Terjadi karena air danau meluap atau
bendungannya jebol.
c. Banjir Laut pasang
gempa bumi.

: Terjadi antara lain akibat adanya badai dan

Penyebab Terjadinya Banjir


a)

Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :

b)

Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,

c)

Pendangkalan sungai,

d) Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai


mapupun gotong royong,
e)

Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,

f)

Pembuatan tanggul yang kurang baik,

g) Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi


daratan.

Dampak Dari Banjir


Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:

a)

Rusaknya areal pemukiman penduduk,

b)

Sulitnya mendapatkan air bersih, dan

c)

Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.

d)

Rusaknya areal pertanian

e)

Timbulnya penyakit-penyakit

f)

Menghambat transportasi darat

Cara Mengantisipasi Banjir


Untuk mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang harus dilakukan,
diantaranya adalah :
a) membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat
aliran air sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
b) mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah
daya tampung air.
c)
membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru,
sistem-sistem pipa) sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan
terhadap sungai.
d) tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi
daerah lokasi penyerapan air.
e) tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul
akan sulit menyerap air, sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus
menerus air tidak dapat diserap secara langsung oleh tanah bahkan akan
menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.

f)
membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di
sepanjang sungai, tembok-tembok laut di sepanjang pantai-pantai dapat
menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke dalam daratan.

2.4 Kebakaran Hutan


Kebakaran hutan adalah kebakaran yang diakibatkan oleh faktor alam
seperti akibat sambaran petir, kekeringan yang berkepanjangan, leleran
lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan menyebabkan dampak
yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke banyak daerah di
sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga
sehingga bisa membakar habis bangunan-bangunan yang ada.
Penyebab Kebakaran liar, antara lain:
a) Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau
yang panjang.
b) Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok
secara sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.

c)
Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari
letusan gunung berapi.
d) Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan
pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
e) Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut
yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim
kemarau.

Cara Mengantisipasi Kebakaran Hutan :


Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat unit pengelolaan hutan
konservasi, kesatuan pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan
hutan lindung meliputi kegiatan:
a)

Inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan;

b)

Inventarisasi faktor penyebab kebakaran;

c)

Penyiapan regu pemadam kebakaran;

d)

Pembuatan prosedur tetap;

e)

Pengadaan sarana dan prasarana; dan

f)

Pembuatan sekat bakar.

3. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai
dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang membahayakan.
Gempa dengan skala tinggi dapat membuat luluhlantak apa-apa yang
ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan,

taman, landmark, dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika
terkena gempa bumi yang besar.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan
tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan
lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam
kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit
kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma
di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala
akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang
namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar
di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang
juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam
bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan
di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari
peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa
bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga
seismisitas terinduksi

Mengantisipasi Gempa Bumi


Antisipasi yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan
bagaimana cara menghadapi kejadian gempa, pada saat dan sesudah
gempa terjadi. Beberapa saran dalam menghadapi kejadian gempa
adalah sebagai berikut:

Sebelum terjadi gempa


a) Mengetahui secara teliti jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan
darurat di mana pun kita berada. Ingat gempa dapat terjadi sewaktuwaktu.
b) Meletakkan barang-barang yang berat di tempat yang stabil dan
tidak tergantung.
c)
Matikan segera lampu, kompor minyak atau gas serta listrik agar
terhindar dari bahaya kebakaran.

Saat terjadi gempa


Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak, jangan panik dan
segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari perlindungan di
bawah meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang mungkin
mengakibatkan luka seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung
yang mungkin akan jatuh menimpa.
Jika berada di luar rumah: tinggallah atau carilah tempat yang bebas dari
bangunan-bangunan, pohon atau dinding. Jangan memasuki bangunan
meskipun getaran gempa sudah berhenti karena tidak mustahil runtuhan
bangunan masih dapat terjadi.
Jika berada di tengah keramaian: janganlah turut berdesak-desakan
mencari jalan keluar, meskipun orang-orang yang panik mempunyai
keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan
runtuhan.
Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya mencari perlindungan di
bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding luar bangunan. Tetaplah
berada di lantai di mana kamu berada ketika gempa terjadi, dan jangan
gunakan elevator atau lift yang ada.
Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan kendaraan kamu dan
tetaplah berada di dalam mobil dan pinggirkanlah mobil kamu. Jangan
berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika gempa sudah

berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang atau jembatan yang


membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.

Setelah terjadi gempa


a) Tetap menggunakan alas kaki untuk menghindari pecahan-pecahan
kaca atau bahan-bahan yang merusak kaki.
b) Periksalah apakah kamu mendapat luka yang memerlukan
perawatan segera.
c)
Periksalah aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran. Jika
tercium bau gas usahakan segera menutup sumbernya dan jangan
sekali-kali menyalakan api dan merokok.
d)

Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan kamu.

e) Dengarkan informasi melalui televisi, radio, telepon yang biasanya


disiarkan oleh pemerintah, bila hal ini memungkinkan.
f)
Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa
susulan. Dan berdoa agar terhindar dari bencana yang lebih parah.

4. Tsunami
Tsunami adalah ombak yang sangat besar yang menyapu daratan akibat
adanya gempa bumi di laut, tumbukan benda besar/cepat di laut, angin
ribut, dan lain sebagainya. Sunami sangat berbahaya karena bisa
menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke laut
lepas yang dalam. Tsunami yang besar bisa membunuh banyak manusia
dan makhluk hidup yang terkena dampak tsunami.

Penyebab terjadinya tsunami

Skema terjadinya tsunami


Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa
bumi,longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami
adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah
beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika
meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik
atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana
gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan
kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan

menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah


pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya
beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi
gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan
masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan
jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter
bahkan bisa beberapa kilometer.Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada
patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah
subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng
benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga
dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan
tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi.
Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan
air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan
benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau
longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya
mencapai ratusan meter.

Gempa yang menyebabkan tsunami :


a)

Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 30 km)

b) Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala


Richter
c)

Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

Cara Mengantisipasi Tsunami :


Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana tsunami:
a) Jika kamu sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera
berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan,
berlarilah menuju bukit yang terdekat.

b) Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang


sudah ditentukan.
c)
Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2,
carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building),
gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas
(sedikitnya sampai ke lantai 3).
d) Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan
kamu bebas dan tidak membawa apa-apa.

5. Gunung Meletus
Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari
dalam bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar
panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung meletus
biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda
bisa diminimalisir.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan
suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 C. Cairan
magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 C. Letusan gunung berapi yang
membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km
atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90
km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering
meletus disebut gunung berapi aktif.
Berbagai Tipe Gunung Berapi
a)

Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)

b)

Gunung berapi perisai (shield volcano)

c)

Gunung berapi maar

Ciri-ciri gunung berapi akan meletus


Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa
tanda, antara lain :
a)

Suhu di sekitar gunung naik.

b)

Mata air menjadi kering

c)
Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran
(gempa)
d)

Tumbuhan di sekitar gunung layu

e)

Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Mengantisipasi Tsunami
Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana tsunami:
a) Jika kamu sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera
berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan,
berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b) Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang
sudah ditentukan.
c)
Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2,
carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building),
gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas
(sedikitnya sampai ke lantai 3).
d) Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan
kamu bebas dan tidak membawa apa-apa.
6. Angin Puting Beliung / Angin Ribut
Angin puting beliung adalah angin dengan kecepatan tinggi yang
berhembus di suatu daerah yang dapat merusak berbagai benda yang

ada di permukaan tanah. Angin yang sangat besar seperti badai, tornado,
dan lain-lain bisa menerbangkan benda-benda serta merobohkan
bangunan yang ada sehingga sangat berbahaya bagi manusia.
Puting Beliung secara resmi digambarkan secara singkat olehNational
Weather Service Amerika Serikat seperti tornado yang melintasi perairan.
Namun, para peneliti umumnya mencirikan puting beliung cuaca
sedang berasal dari puting beliung tornado.
Puting beliung cuaca sedang sedikit perusak namun sangat jauh dari
umumnya dan memiliki dinamik yang sama dengansetan debu dan
landspout. Mereka terbentuk saat barisan awan cumulus congestus
menjulang di perairan tropis dan semitropis. Angin ini memiliki angin yang
secara relatif lemah, dinding berlapis lancar, dan umumnya melaju sangat
pelan. Angin ini sangat sering terjadi di Florida Keys.
Puting Beliung Tornado merupakan secara harafiah sebutan untuk
tornado yang melintasi perairan. Angin ini dapat terbentuk melintasi
perairan seperti tornado mesosiklon, atau menjadi tornado darat yang
melintas keluar perairan. Sejak angin ini terbentuk dari badai petir
perusak dan dapat menjadi jauh lebih dahsyat, kencang, dan bertahan
lebih lama daripada puting beliung cuaca sedang, angin ini dianggap jauh
lebih membahayakan.
7. Tanah Longsor
Tanah longsor adalah tanah yang turun atau jatuh dari tempat yang tinggi
ke tempat yang lebih rendah. Masalahnya jika ada orang atau
pemukiman di atas tanah yang longsor atau di bawah tanah yang jatuh
maka sangat berbahaya. Tidak hanya tanah saja yang longsor karena
batu, pohon, pasir, dan lain sebagainya bisa ikut longsor menghancurkan
apa saja yang ada di bawahnya.
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa
geologi yang terjadi karena pergerakan asa batuan atau tanah dengan
berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar
tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktorfaktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor
pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.

Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang


mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor
lainnya yang turut berpengaruh :
Erosi yang disebabkan sungai sungai atau gelombang laut yang
menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam lereng dari bebatuan dan
tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat gempa
bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya lerenglereng yang lemah gunung berapi menciptakan simpanan debu yang
lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu getaran dari mesin, lalu lintas,
penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir berat yang terlalu
berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju;
8. Pemanasan global atau Global Warming
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratanBumi. Suhu ratarata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 0.18 C (1.33
0.32 F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, sebagian besar
peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kacaakibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah
dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negaranegara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak
setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu
permukaan global akan meningkat1.1 hingga 6.4 C (2.0 hingga 11.5 F)
antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan
oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas
rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim
yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada
periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air lautdiperkirakan
akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat
emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas
panas dari lautan.Meningkatnya suhu global diperkirakan akan
menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya
permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang

ekstrim, serta perubahan jumlah dan polapresipitasi. Akibat-akibat


pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai
jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan
bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut
akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini
masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika
ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan
pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensikonsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di
dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang
mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
9. Kekeringan
Perlu dibedakan antara kekeringan (drought) dan kondisi kering (aridity).
Kekeringanadalah kesenjangan antara air yang tersedia dengan air yang
diperlukan, sedangkan ariditas (kondisi kering) diartikan sebagai keadaan
jumlah curah hujan sedikit.
Kekeringan (kemarau) dapat timbul karena gejala alam yang terjadi di
bumi ini. Kekeringan terjadi karena adanya pergantian musim. Pergantian
musim merupakan dampak dari iklim. Pergantian musim dibedakan oleh
banyaknya curah hujan. Pengetahuan tentang musim bermanfaat bagi
para petani untuk menentukan waktu tanam dan panen dari hasil
pertanian. Pada musim kemarau, sungai akan mengalami kekeringan.
Pada saat kekeringan,sungai dan waduk tidak dapat berfungsi dengan
baik. Akibatnya sawah-sawah yang menggunakan sistem pengairan dari
air hujan juga mengalami kekeringan. Sawah yang kering tidak dapat
menghasilkan panen. Selain itu, pasokan air bersih juga berkurang. Air
yang dibutuhkan sehari-hari menjadi langka keberadaannya.Kekeringan
pada suatu kawasan merupakan suatu kondisi yang umumnya
mengganggu keseimbangan makhluk hidup.
Kondisi kekeringan dapat ditinjau dari berbagai segi, diantaranya:
a)

Kekeringan meteorologis (meteorological drought)

b)

Kekeringan pertanian (agricultural drought)

c)

Kekeringan hidrologis (hydrological drought)

d)

Kekeringan sosial ekonomi (socio economic drought)

e)

Beberapa cara untuk mengantisipasi kekeringan, diantaranya:

f)
membuat waduk (dam) yang berfungsi sebagai persediaan air di
musim kemarau. Selain itu waduk dapat mencegah terjadinya banjir pada
musim hujan,
g)

membuat hujan buatan untuk daerah-daerah yang sangat kering,

h) reboisasi atau penghijauan kembali daerah-daerah yang sudah


gundul agar tanah lebih mudah menyerap air pada musim penghujan
dan sebagai penyimpanan cadangan air pada musim kemarau,

2.4

Dampak Bencana Alam

Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah


atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini
berhubungan dengan pernyataan: bencana muncul bila ancaman
bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan. Dengan demikian, aktivitas
alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa
ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak
berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah alam juga ditentang
karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa
keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada
bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam
bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang
berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi
(hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga
tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang
berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster
resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan

sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah &


menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian
meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk
yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang
cukup.
Bencana berarti juga terhambatnya laju pembangunan. Berbagai hasil
pembangunan ikut menjadi korban sehingga perlu adanya proses
membangun ulang. Kehidupan sehari-hari juga menjadi tersendatsendat. Siswa yang hampir menempuh ujian terpaksa berhenti
bersekolah. Kenyataan seperti ini berarti pula muncul kemungkinan
kegagalan di masa mendatang. Pemenuhan kebutuhan seharihari juga
menjadi sulit padahal penggantinya juga tidak bisa diharapkan segera
ada.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu
peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan
aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang
baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian
dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah
atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.

Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi


tiga jenis, yaitu :
1.

Bencana alam geologis

2.

Bencana alam klimatologis

3.

Bencana alam ekstra-terestrial

Sedangkan macam- macam bencana alam yang ada di sekitar kita


adalah sebagai berikut:

Pemanasan Global

Gempa bumi

Gunung meletus

Kebakaran liar

Banjir

Tsunami

Bencana alam terkait cuaca

Tornado

Kemarau

Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya


sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual,
sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri
peradaban umat manusia.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan
kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama
datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus
direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dan juga
terhambatnya laju perekonomian daerah tersebut.

Bandung, Desember 2013


KETUA PAGUYUBAN WARGA PEDULI LINGKUNGAN
( PAWAPELING)
KABUPATEN BANDUNG
ADI MULYADI
Hp. 087822617218

Makalah IPA

Tentang : Bencana alam


Di susun oleh : Nurul Hidayat
X-MM2
SMKN 2 GARUT

DAFTAR ISI
1. Tsunami
Pengertian
Penyebab
Proses Terjadinya
Dampak
Upaya Penanggulangan
2. Gempa bumi
Pengertian
Penyebab
Proses Terjadinya
Dampak
Upaya Penanggulangan
3. Gunung Meletus
Pengertian
Penyebab
Proses Terjadinya
Dampak
Upaya Penanggulangan
4. Banjir
Pengertian
Penyebab
Proses Terjadinya
Dampak
Upaya Penanggulangan
5. Kebakaran hutan

Pengertian
Penyebab
Proses Terjadinya
Dampak
Upaya Penanggulangan

6. Erosi \tanah longsor


Pengertian
Penyebab
Proses Terjadinya
Dampak
Upaya Penanggulangan
7. Angin putting beliung
Pengertian
Penyebab
Proses Terjadinya
Dampak
Upaya Penanggulangan
8.Amblasan tanah
Pengertian
Penyebab
Proses Terjadinya
Dampak
Upaya Penanggulangan

Tsunami
1. Pengertian
Tsunami (bahasa Jepang: ; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah
berarti "ombak besar di pelabuhan") Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan
oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung
berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam,
gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan
kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter.
Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah
laut.Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km
per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter.
Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.
Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman
air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.

Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan


tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai
penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami
penyebab tsunami.
Geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai
"gelombang laut seismik".
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang
badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas
gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai
tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan.
Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.Wilayah di
sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang
mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di
sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System
(IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa
megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam
Perbedaan gelombang badai dengan tsunami
o Gelombang badai menerjang pantai dalam bentuk arus melingkar dan tidak membanjiri daerah
yang lebih tinggi.
o Tsunami menerjang pantai dalam bentuk arus lurus, bagai tembok air, dengan kecepatan tinggi
dan masuk jauh ke daratan.
o Dengan bentuk gelombang demikian, maka tsunami sulit dihadang, terutama dengan
ketinggiannya yang mencapai belasan meter dan kecepatan ratusan kilometer per jam.
2. Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.
Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah
beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara
tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi,
dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai
pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak
daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm
hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai
puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan
merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus
meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak
terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.

Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan
gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan
tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga
keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda
kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar,
dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

3. Proses Terjadinya Tsunami


Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat.
Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam
Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas.
Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.

Secara skematis mekanisme terjadinya tsunami dapat digambarkan sebagaimana ilustrasi


berikut ini, dengan contoh proses surutnya pantai dan kemudian gelombang berbalik
menghantam pantai di Srilanka.

4. Dampak yang ditimbulkan oleh Tsunami


Dampak positif dari bencana tsunami
o Bencana alam merenggut banyak korban,sehingga lapangan pekerjaan menjadi terbuka luas
bagi yang masih hidup,,
o Menjalin kerjasama dan bahu membahu untuk menolong korban bencana,menimbulkan efek
kesadaran bahwa manusia itu saling membutuhkan satu sama lain..anggap aja ini kegunaany
scara psikologis ya..
o Kita bisa mengetahui sampai dimanakah kekuatan konstruksi bangunan kita serta
kelemahannya..dan kita dapat melakukan inovasi baru untuk penangkalan apabila bencana
tersebut datang kembali tetapi dgn konstruksi yg lbh baik..
Dampak negatif dari bencana tsunami
o Merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban
jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan
air bersih.
o Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban sehingga sulit untuk mencari lagi tenaga ahli
yang sesuai dalam bidang pekerjaanya
o Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksaan pembangunan pasca bencana karna faktor dana
yang besar..
o Menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencanayang kehilangan
segalanya
5. Upaya Penaggulangan Tsunami
Langkah-langkah yang patut dipahami;tentangcara penanggulangan tsunami adalah:
Evakuasi bencana tsunami dilakukan secara intensif.
Pengelolaan pengungsi dilakukan secara maksimal dan kontinu.
Tanpa lelah dan putus asa terus dilakukan pencarian terhadap orang hilang, dan pencarian
jenazah.
Membuka jalur atau lintasan yang belum tersentuh logistik. Hal ini terjadi di Mentawai yang
sulit dijangkau tim penanganan bencana.

Memulihkan secepatnya jaringan komunikasi antar daerah supaya proses evakuasi bisa
berjalan lancar.
Segera lakukan pembersihan kota atau daerah yang terkena bencana.
Alokasikan dana besar pemerintah untuk penanggulangan bencana.
Libatkan berbagai elemen masyarakat yang bersedia untuk penanganan bencana tsunami.

Gempa Bumi
1. Pengertian
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi
secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Energi yang
dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat
dirasakan sampai ke permukaan bumi.Semakin besar energi yang dilepas semakin kuat
gempa yang terjadi.
Kejadian bencana alam tidak dapat dicegah dan ditentukan kapan dan dimana lokasinya,
akan tetapi pencegahan jatuhnya korban akibat bencana ini dapat dilakukan bila terdapat
cukup pengetahuan mengenai sifat-sifat bencana tersebut.
Klasifikasi gempa, antara lain:
Berdasarkan penyebabnya :
o Gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh pergeseran lapisan batuan pada daerah
patahan.
o Gempa vulkanik,yaitu gempa yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanisme.
o Gempa guguran (gempa runtuhan), yaitu disebabkan oleh runtuhnya bagian gua.
o Gempa tumbukan, yaitu gempa yang disebabkan oleh meteor besar yang jatuh ke bumi.
Berdasarkan bentuk episentrum :
o Gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya titik
o Gempa linier, yaitu gempa yang episentrumnya garis.
Berdasarkan kedalaman hiposentrum
o Gempa dalam, yaitu lebih dari 300 km
o Gempa menengah, yaitu antara 100-300 km
o Gempa dangkal, yaitu kurang dari 100 km
Berdasarkan jarak episentrum
o Gempa lokal, yaitu episentrumnya kurang dari 10000 km.
o Gempa jauh, yaitu episentrumnya sekitar 10000 km.
o Gempa sangat jauh, yaitu episentrumnya lebih dari 10000 km.
Data dalam ilmu kebumian selalu berkaitan dengan kedalaman dan ketebalan. Oleh
karena itu,seorang ahli ilmu kebumian harus mempunyai kemampuan untuk menentukan
kedalaman dan ketebalan. Kedalaman sendiri sebebarnya adalah lokasi sebuah titik, yang
diukur secara vertikal terhadap ketinggian titik acuan. Dalam ilmu Geofisika misalnya.
Dikenal klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman. Menurut Fowler, 1990, klasifikasi gempa
berdasarkan kedalaman fokus adalah :
o Gempa dangkal : kedalaman fokus gempa kurang dari 70 km
o Gempa sedang : kedalamanan fokus gempa kurang dari 300 km
o Gempa dalam : kedalaman fokus gempa lebih dari 300 km (kadang-kadang lebih dari 450 km)

Seperti halnya kedalaman, kemampuan untuk menentukan ketebalan juga sangat


diperlukan dalam ilmu kebumian. Dengan mengetahui cara menghitung ketebalan, ahli
kebumian bisa menyelidiki ketebalan lapisan-lapisan penyusun bumi sehingga kita bisa
mengetahui bahwa ketebalan kerak bumi mencapai 100 km, ketebalan matel adalah sekitar
2900 km, liquid outer core sekitar 2200 km, dan solid inner core sekitar 1250 km
Analisis geometri akifer (aquifer : lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air
dalam jumlah yang ekonomis. Contoh : pasir, kerikil, batupasir, batugamping rekahan.) juga
melibatkan analisis kedalaman dan ketebalan.
Selain klasifikasi gempa di atas dikenal juga gempa laut, yaitu gempa yang
episentrumnya terdapat di bawah permukan laut. Gempa ini menyebabkan terjadinya
gelombang pasang yang dahsyat, disebut tsunami. Seismograf adalah alat pencatat gempa,
sedang seismogram adalah rekaman atau hasil catatan seismograf.
2. PeyebabTerjadinya Gempa
Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang terjadi pada
lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Getaran pada bumi terjadi akibat dari adanya
proses pergeseran secara tiba-tiba (sudden slip) pada kerak bumi. Pergeseran secara tiba-tiba
terjadi karena adanya sumber gaya (force) sebagai penyebabnya, baik bersumber dari alam
maupun dari bantuan manusia (artificial earthquakes). Selain disebabkan oleh sudden slip,
getaran pada bumi juga bisa disebabkan oleh gejala lain yang sifatnya lebih halus atau berupa
getaran kecil-kecil yang sulit dirasakan manusia. Getaran tersebut misalnya yang disebabkan
oleh lalu-lintas, mobil, kereta api, tiupan angin pada pohon dan lain-lain. Getaran seperti ini
dikelompokan sebagai mikroseismisitas (getaran sangat kecil). Dimana tempat biasa
terjadinya gempa bumi alamiah yang cukup besar, berdasarkan hasil penelitian, para peneliti
kebumian menyimpulkan bahwa hampir 95 persen lebih gempa bumi terjadi di daerah batas
pertemuan antar lempeng yang menyusun kerak bumi dan di daerah sesar atau fault.
Para peneliti kebumian berkesimpulan bahwa penyebab utama terjadinya gempa bumi
berawal dari adanya gaya pergerakan di dalam interior bumi (gaya konveksi mantel) yang
menekan kerak bumi (outer layer) yang bersifat rapuh, sehingga ketika kerak bumi tidak lagi
kuat dalam merespon gaya gerak dari dalam bumi tersebut maka akan membuat sesar dan
menghasilkan gempa bumi. Akibat gaya gerak dari dalam bumi ini maka kerak bumi telah
terbagi-bagi menjadi beberapa fragmen yang di sebut lempeng (Plate). Gaya gerak penyebab
gempa bumi ini selanjutnya disebut gaya sumber tektonik (tectonic source).
3. Proses Terjadinya Gempa
Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal mula gempa yaitu
pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba2 sepanjang sesar merupakan
penyebab yang sering terjadi. Klasifikasi gempa bumi secara umum berdasarkan sumber
kejadian gempa (R.Hoernes, 1878). Setiap bencana alam selalu mengakibatkan penderitaan
bagi masyarakat, korban jiwa dan harta benda kerap melanda masyarakat yang berada di
sekitar lokasi bencana.
4. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Gempa
Dampak gempa bumi Goncangan gempa bisa sangat hebat dan dampak yang
ditimbulkannya juga tidak kalah dahsyat. Gempa merupakan salah satu fenomena alam yang

menimbulkan bencana. Dilihat dari efek atau akibat yang ditimbulkan, kejadian-kejadian
yang mungkin terjadi mengiringi peristiwa gempa bumi sebagai berikut.
Gelombang tsunami
Salah satu akibat dari gempa bumi adalah munculnya gelombang tsunami jika sumber
gempa di bawah laut. Gelombang tsunami tersebut muncul jika di pusat gempa terjadi
patahan lempeng bumi turun sehingga air laut surut sementara. Akan tetapi tidak lama
kemudian gelombang sangat tinggi dan berkecepatan luar biasa menerjang pantai dan masuk
jauh ke daratan. Selanjutnya gelombang ini merusak apa saja yang dilaluinya.
Sebelum tsunami muncul, biasanya muncul tanda-tanda seperti terjadi gerakan tanah,
getaran kuat, muncul cairan hitam atau putih dari arah laut, biasanya juga terdengar bunyi
keras, tercium bau garam menyengat dan air laut terasa dingin.
Kerusakan bangunan
Gempa merupakan suatu pergerakan permukaan bumi disebabkan oleh pergerakan
lempeng tektonik yang terdapat di bawah permukaan bumi. Dengan bergoyangnya
permukaan bumi, maka bangunan-bangunan seperti gedung sekolah, pusat pertokoan,
perkantoran, maupun rumah-rumah penduduk dapat hancur atau paling tidak retak.
Mengubah topografi atau bentuk muka bumi
Dari hasil penelitian Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) Yogyakarta diketahui bahwa
terjadi perubahan topografi tanah di sekitar Yogyakarta akibat gempa bumi tanggal 27 Mei
2006 yang lalu. Gempa bumi tersebut memicu longsoran tanah dan mengakibatkan perubahan
struktur tanah di daerah-daerah berlereng curam akibat guncangan gempa. Struktur tanah
seperti ini berbutir kasar dan dalam kondisi kering akan merapat. Akibat pengaruh gempa,
tegangan pori udara dalam lapisan tanah pasir meningkat, dan tegangan efektif tanah
menurun hingga mencapai nilai terendah. Dengan demikian tanah kehilangan kekuatan
sehingga mengakibatkan runtuhnya lapisan di atas pembentuk lereng dan memicu terjadi
tanah longsor.
Menyebabkan keretakan permukaan bumi
Selain tsunami dan hancurnya infrastruktur, gempa bumi juga mengakibatkan keretakan
permukaan tanah. Keretakan ini disebabkan permukaan tanah ikut bergerak ketika lempeng
tektonik di bawahnya saling berbenturan.
Menyebabkan perubahan tata air tanah
Pada dasarnya sebelum terjadi gempa tata air tanah bersifat terbuka, tidak bertekanan,
berlapis-lapis sesuai dengan struktur batuan dan tanah sehingga ada mata air kecil, relatif
besar, dan sudah terbentuk kantong-kantong air di bawah tanah. Kantong-kantong air tersebut
secara rutin terisi oleh saluran primer, sekunder, dan tersier berdasarkan struktur dan
kestabilan tanah yang telah terbentuk sebelumnya. Ketika terjadi gempa bumi lapisan dalam
kantong-kantong air ini patah sehingga terjadi kebocoran, lapisan tanah terkoyak, dan
bergeser. Oleh karena itu wajar jika setelah gempa tiba-tiba ada mata air yang mati, sumur
kering, atau muncul mata air baru di tempat lain. Hilangnya mata air atau munculnya mata air
baru di tempat lain akibat patahan dan pergeseran kantong-kantong air ini menunjukkan
adanya perubahan tata air setelah guncangan gempa.
Mengakibatkan trauma psikis atau mental
Ternyata bencana gempa, gunung meletus, dan tsunami tidak hanya mengakibatkan
kerusakan fisik atau bangunan, harta benda, dan jiwa manusia, tetapi juga kondisi kejiwaan

bagi para korban. Akibat bencana tersebut, sebagian besar korban dapat mengalami
penderitaan biopsikososial yaitu gangguan akan kewaspadaan dan kepekaan yang berlebihan
terhadap sekadar perubahan suara, perubahan keadaan, dan aneka perubahan kecil lain yang
sebenarnya wajar terjadi di tengah kehidupan sehari-hari.
5. Upaya Penaggulangan

Gempa bumi merupakan gejala alam yang membawa kerusakan dan kehancuran bagi
lingkungan dan makhluk hidup, sehingga gejala alam tersebut menjadi suatu bencana.
Diperkirakan gempa terjadi di dunia 400 500 kali dalam setahun dan di Indonesia sekitar 40
50 kali dalam setahun.
Oleh karena membawa dampak merugikan bagi kehidupan khususnya kehidupan
manusia maka diperlukan upaya-upaya antisipasi baik sebelum terjadi gempa, saat terjadi
gempa, dan setelah terjadi gempa. Upaya tersebut diperlukan mengingat letak Indonesia yang
berada pada zona utama gempa bumi.

Upaya penanggulangan sebelum terjadi gempa:


o Mengetahui pintu-pintu keluar masuk untuk keadaan darurat.
o Barang/benda yang berbobot berat disimpan di tempat yang kokoh dan stabil terhadap
guncangan.
o Pipa saluran gas dan pipa saluran air dipastikan tidak bocor dan tertutup baik saat tidak
digunakan untuk mencegah bencana pengiring gempa seperti kebakaran dan gangguan
sanitasi.
o Kabel-kabel listrik ditata rapi untuk menghindari hubungan singkat akibat guncangan dan
dipastikan sekering berfungsi dengan baik.

Upaya penanggulangan saat terjadi gempa:

o Jika berada di dalam bangunan: usahakan tetap tenang dan tidak panic, gunakan pintu dan
tangga darurat untuk keluar dan jangan menggunakan lift atau elevator, jangan berlindung di
bawah jembatan, jalan laying, ataupun benda-benda yang menggantung tapi berlindunglah di
bawah meja yang kokoh, dan jangan dulu masuk bangunan sebelum dipastikan tidak terjadi
gempa susulan selang beberapa lama.
o Jika berada di luar bangunan: carilah tanah lapang, jangan berlindung di bawah pohon atau di
tempat dekat tiang/gardu listrik, dan jika getaran gempa kuat, ambillah posisi duduk daripada
berdiri.
o Jika sedang mengemudikan kendaraan; hentikan perjalanan dan segera menepi, jangan
memberhentikan kendaraan di atas jembatan, jalan laying, atau persimpangan jalan, dan
jangan segera melanjutkan perjalanan sebelum dipastikan tidak terjadi gempa susulan selang
beberapa lama.
Upaya penanggulangan setelah terjadi gempa:
o Periksa diri Anda dan orang di sekeliling Anda apakah baik-baik saja atau mengalami lukalukaa.
o Jika terdapat korban yang mengalami luka-luka, gunakan kotak P3K sebagai pertolongan
pertama dan segera bawa ke Puskesmas/rumah sakit terdekat.
o Nyalakan radio atau televise untuk mengetahui informasi dari instansi pemerintah.
o Jika getaran gempa cukup kuat, dirikanlah untuk sementara tenda-tenda darurat di halaman
atau tanah lapang untuk menghindari gempa susulan.
o Periksa keadaan rumah dan sekeliling rumah Anda, jika terdapat puing-puing segera
dibersihkan.

Gunung Meletus
1. Pengertian
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar
oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk.
Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau
lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi
bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya
dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini. Hasil letusan gunung berapi
berupa:
Gas Vulkanik
Lava dan Aliran Pasir serta Batu Panas
Lahar
Abu Letusan
Awan Panas (Piroklastik)
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang
dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida
(H2S), sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia.

Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui
kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai
atau lembah yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tingla di lereng gunung
berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan
vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan.
Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus, sehingga
air danau yang panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi
karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.
Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan angin
dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Dampak abu letusan permasalahan
pernafasan, kesulitan penglihatan, pencemaran sumber air bersih, menyebabkan badai listrik,
mengganggu kerja mesin dan kendaraan bermotor, merusak atap, merusak ladang, merusak
infrastruktur tubuh.
Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas
jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir
Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas
hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan
kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas
besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran
besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan,
ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa
mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau
kaki dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.
2. Penyebab teradinya Gunung Meletus
Peningkatan kegempaan vulkanik
Peningkatan suhu kawah
Peningkatan gelombang magnet dan listrik, hingga terjadinya deformasi pada tubuh gunung.
Lempeng-lempeng bumi saling berdesakan dan magma di perut bumi pun mendesak serta
mendorong permukaan bumi dan memicu aktivitas geologis, vulkanik, dan tektonik.
Akibat tekanan yang amat tinggi, magma mendesak keluar (erupsi) dari permukaan bumi
sebagai lava.
3. Proses terjadinya Gunung Meletus
Dalam beberapa letusan, gumpalan awan besar naik ke atas gunung, dan sungai lava
mengalir pada sisi-sisi gunung tersebut. Dalam letusan yang lain, abu merah panas dan bara
api menyembur keluar dari puncak gunung, dan bongkahan batu-batu panas besar terlempar
tinggi ke udara. Sebagian kecil letusan memiliki kekuatan yang sangat besar, begitu besar
sehingga dapat memecah-belah gunung

Pada dasarnya, gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di
dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman
tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam
bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma.
Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan
bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km

Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya
yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma
tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada
kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Magma chamber inilah yang merupakan gudang
(reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal

Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah
tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus
atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma
bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati
permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak
dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan
material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan
berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak
gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut
4. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Gunung Meletus
Dampak Negatif:
o Bahaya langsung, terjadi pada saat letusan (lava, awan panas, jatuhan piroklastik/bom, lahar
letusan dan gas beracun).
o Bahaya tidak langsung, terjadi setelah letusan (lahar hujan, kelaparan akibat rusaknya lahan
pertanian/perkebunan/ perikanan), kepanikan, pencemaran udara/air oleh gas racun: gigi
kuning/ keropos,endemi gondok, kecebolan dsb.
Dampak Positif :
o Bahan galian: seperti batu dan pasir bahan bangunan, peralatan rumah tangga,patung, dan lain
lain.
o Mineral : belerang, gipsum,zeolit dan juga mas (epitermal gold).
o Energi panas bumi: listrik, pemanas ruangan, agribisnis
o Mata air panas : pengobatan/terapi kesehatan.
o Daerah wisata: keindahan alam
o Lahan yang subur: pertanian dan perkebunan
o Sumberdaya air: air minum, pertanian/peternakan, dll.
5. Upaya Penaggulangan
Upaya penanggulangan sebelum terjadi Letusan:
o Cari tahu tentang system pengamanan di komunitas daerah masing-masing serta bagan alur
keadaan darurat
o Waspadai mengenai bahaya yang menyertai letusan gunungapi yaitu :

Lahar dan banjir bandang


Longsor dan hujan batu (material gunung api)
Gempa bumi
Hujan abu dan hujan asam
Tsunami
o Lakukan rencana evakuasi
Apabila anda tinggal di daerah rawan bencana gunung api, harus ingat route mana yang aman
untuk dilalui.
Bentuk komunitas bahaya bencana gunungapi
Apabila anggota keluarga tidak berkumpul ketika terjadi letusan (misalnya yang dewasa
sedang bekerja dan anak-anak sedang sekolah) usahakan untuk berkumpul dalam keluarga
jangan terpisah.
Mintalah keluarga yang tinggal berjauhan untuk saling mengontak sebagai hubungan
keluarga sebab sehabis terjadi bencana biasanya lebih mudah untuk kontak jarak jauh.Tiap
anggota keluarga usahakan untuk mengetahui nama, alamat dan nomor telepon anggota
keluarga yang lain.
o Buatlah persediaan perlengkapan darurat seperti :
Batere/ senter dan extra batu batere
Obat-obatan untuk pertolongan pertama
Makanan dan air minum untuk keadaan darurat.
Pembuka kaleng
Masker debu
Sepatu
Pakailah kacamata dan gunakan masker apabila terjadi hujan abu.
o Hubungi pihak-pihak yang berwenang mengenai penanggulangan bencana.
o Walaupun tampaknya lebih aman untuk tinggal di dalam rumah sampai gunungapi berhenti
meletus, tapi apabila anda tinggal di daerah rawan bahaya gunungapi akan sangat berbahaya.
Patuhi instruksi yang berwenang dan lakukan secepatnya.
Upaya penanggulangan saat terjadi Letusan:
o Ikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang.
o Hindari melewati searah dengan arah angin dan sungai-sungai yang berhulu di puncak
gunung yang sedang meletus.
o Apabila terjebak di dalam ruangan/ rumah :
Tutup seluruh jendela, pintu-pintu masuk dan lubang /keran
Letakkan seluruh mesin ke dalam garasi atau tempat yang tertutup.
Bawa binatang atau hewan peliharaan lainnya ke dalam ruang yang terlindung
o Apabila berada di ruang terbuka:
Cari ruang perlindungan .
Apabila terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi melingkar seperti bola. Apabila
terjebak dekat suatu aliran, hati-hati terhadap adanya aliran lahar.Cari tempat yang lebih
tinggi terutama
Lindungi diri anda dari hujan
Kenakan pakaian kemeja lengan panjang dan celana

Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda


Gunakan masker debu atau gunakan kain/ sapu tangan untuk melindungi pernapasan anda
Matikan mesin mobil atau kendaraan lainnya kalau mendengar adanya aliran lahar
o Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah/ lembaga yang berwenang/lihat
peta daerah bahaya gunung api
o Akibat letusan gunungapi bisa dirasakan berkilo meter jauhnya dari gunung api yang sedang
meletus. Aliran lahar dan banjir bandang, kebakaran hutan bahkan aliran awan panas yang
mematikan dapat mengenai anda yang bahkan tidak melihat ketika gunung api meletus.
Hindari lembah-lembah sungai dan daerah yang rendah. Mencoba mendekati gunung api
yang sedang meletus merupakan ide yang dapat membawa maut.
o Apabila anda melihat permukaan aliran air sungai naik cepat-cepat cari daerah yang lebih
tinggi. Apabila aliran lahar melewati jembatan jauhi jembatan tersebut. Aliran lahar memiliki
daya kekuatan yang besar , membentuk aliran yang mengandung lumpur dan bahan gunung
api lainnya yang dapat bergerak dengan kecepatan 30-60 kilometer perjam. Awan panas yang
mengandung debu gunungapi dapat membakar tumbuhan yang dilaluinya dengan amat cepat.
Dengarkan berita dari radio atau televisi mengenai situasi terakhir bahaya letusan gunung api.
Upaya penanggulangan setelah Letusan:
o Apabila mungkin, hindari daerah-daerah zona hujan abu.
o Apabila berada di luar ruangan:
Tutup mulut dan hidung anda. Debu gunungapi dapat mengiritasi system pernapasan anda.
Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda.
Lindungi kulit anda dari iritasi akibat debu gunungapi.
Bersihkan atap dari hujan debu gunungapi
Hujan debu yang menutupi atap sangat berat dan dapat mengakibatkan runtuhnya atap
bangunan. Hati-hati ketika bekerja di atap bangunan rumah.
o Hindari mengendarai kendaraan di daerah hujan abu yang lebat.
o Mengendarai kendaraan mengakibatkan debu tersedot dan dapat merusak mesin kendaraan
tersebut.
o Apabila anda punya penyakit pernapasan, hindari sedapat mungkin kontak dengan debu
gunung api.
o Tinggallah di dalam rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar rumah.
o Ingat untuk membantu tetangga yang mungkin membutuhkan pertolongan seperti orang tua,
orang yang cacat fisik, anak-anak yang tidak memiliki orang tua dan sebagainya.

Banjir
1. Pengertian


o
o
o
o
o

o
o
o
o

Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak
dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air
di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
Dalam cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa melihat banjir sebagai suatu bagian dari
siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan Bumi yang bergerak ke laut. Dalam
siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan Bumi
dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.
Aliran Permukaan = Curah Hujan (Resapan ke dalam tanah + Penguapan ke udara)
Air hujan sampai di permukaan Bumi dan mengalir di permukaan Bumi, bergerak
menuju ke laut dengan membentuk alur-alur sungai. Alur-alur sungai ini di mulai di daerah
yang tertinggi di suatu kawasan, bisa daerah pegunungan, gunung atau perbukitan, dan
berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke laut.
Secara sederhana, segmen aliran sungai itu dapat kita bedakan menjadi daerah hulu,
tengah dan hilir.
Daerah hulu: terdapat di daerah pegunungan, gunung atau perbukitan.
Lembah sungai sempit dan potongan melintangnya berbentuk huruf V.
Di dalam alur sungai banyak batu yang berukuran besar (bongkah) dari runtuhan tebing, dan
aliran air sungai mengalir di sela-sela batu-batu tersebut.
Air sungai relatif sedikit.
Tebing sungai sangat tinggi.
Terjadi erosi pada arah vertikal yang dominan oleh aliran air sungai.
Daerah tengah: umumnya merupakan daerah kaki pegunungan, kaki gunung atau kaki bukit.
Alur sungai melebar dan potongan melintangnya berbentuk huruf U.
Tebing sungai tinggi.
Terjadi erosi pada arah horizontal, mengerosi batuan induk.
Dasar alur sungai melebar, dan di dasar alur sungai terdapat endapan sungai yang berukuran
butir kasar.

o Bila debit air meningkat, aliran air dapat naik dan menutupi endapan sungai yang di dalam
alur, tetapi air sungai tidak melewati tebing sungai dan keluar dari alur sungai.
Daerah hilir: umumnya merupakan daerah dataran.
o Alur sungai lebar dan bisa sangat lebar dengan tebing sungai yang relatif sangat rendah
dibandingkan lebar alur.
o Alur sungai dapat berkelok-kelok seperti huruf S yang dikenal sebagai meander.
o Di kiri dan kanan alur terdapat dataran yang secara teratur akan tergenang oleh air sungai
yang meluap, sehingga dikenal sebagai dataran banjir.
o Di segmen ini terjadi pengendapan di kiri dan kanan alur sungai pada saat banjir yang
menghasilkan dataran banjir.
o Terjadi erosi horizontal yang mengerosi endapan sungai itu sendiri yang diendapkan
sebelumnya.
Dari karakter segmen-segmen aliran sungai itu, maka dapat dikatakan bahwa :
Banjir merupakan bagian proses pembentukan daratan oleh aliran sungai. Dengan banjir,
sedimen diendapkan di atas daratan. Bila muatan sedimen sangat banyak, maka pembentukan
daratan juga terjadi di laut di depan muara sungai yang dikenal sebagai delta sungai.
Banjir yang meluas hanya terjadi di daerah hilir dari suatu aliran dan melanda dataran di kiri
dan kanan aliran sungai. Di daerah tengah, banjir hanya terjadi di dalam alur sungai.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi
ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai,
ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai.
2. Penyebab terjadinya banjir
Sungai
Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas saluran
sungai. Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin luar dan hujan
panas yang mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga seperti tanah longsor, es,
atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di sebelah hulu rintangan.
Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir besar) atau
pelepasan mendadak endapan hulu yang terbentuk di belakang bendungan, tanah longsor,
atau gletser.
Sungai-sungai yang sudah tidak lagi berfungsi maksimal dalam menampung air.
Selain karena pendangkalan dan rumah-rumah penduduk yang menyemut di sepanjang
pinggirannya, juga karena sungai-sungai ini penuh dengan sampah. Berbagai jenis sampah
dapat ditemukan di badan sungai. Di beberapa tempat, tumpukan sampah itu begitu banyak
sehingga menjadi sebuah daratan yang dapat diinjak manusia.
Muara
Biasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang diakibatkan angin badai.
Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam kategori ini.
Pantai
Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau hurikan. Banjir
badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam kategori ini.
Peristiwa Alam
Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau bencana lain
seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Manusia
Kerusakan akibat aktivitas manusia, baik disengaja atau tidak merusak keseimbangan
alam
Lumpur
Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah pertanian. Sedimen
kemudian terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau penumpukan dasar
sungai. Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai mencapai daerah berpenghuni. Banjir
lumpur adalah proses lembah bukit, dan tidak sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan
pergerakan massal.
Lainnya
o Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya akibat hujan) dan
tidak dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan rendah).
o Rangkaian badai yang bergerak ke daerah yang sama.
o Berang-berang pembangun bendungan dapat membanjiri wilayah perkotaan dan pedesaan
rendah, umumnya mengakibatkan kerusakan besar.
3. Proses Terjadinya Banjir
Secara alamiah banjir disebabkan oleh terjadinya hujan lokal dan propagasi limpasan
dari daerah hulu pada satu daerah tangkapan. Secara non ilmiah banjir dapat terjadi karena
ulah manusia.
Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti,turunnya hujan jatuh kepermukaan
bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu masuk kepermukaan tanah mengalir
ketempat yang lebih rendah setelah itu terjadi penguapan dan keluar kepermukaan daratan.
Banjir yang terjadi secara almiah dapat menjadi bancana bagi manusia bila banjir itu
mengenai manusia dan menyebabkan kerugian bagi manusia.
Sedangkan proses terjadinya banjir secara non alamiah karena ulah manusia
seperti,membuang sampah tidak pada tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancar
sehingga air tersebut terapung di tempat pembuangannya semakin lama semakin menguap
setelah itu tinggi dan keluar sehingga mengenai daratan dan menyebabkan banjir.
Proses banjir itu dapat terjadi secara alamiah dan karena ulah manusia. Manusia dapat
mengalami kerugian karena banjir itu karena mereka mendiami tempa tinggal yang secara
alamiah merupakan dataran banjir. Jadi bila manusia bertampat tinggal di dataran yg sering
terkena banjir bukan banjirlah yg mendatangi manusia tapi manusialah yang mendatangi
banjir.
4. Dampak yang ditimbulkan oleh banjir
Primer
Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil,
bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dankanal.
Sekunder
o Persediaan air Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.
o Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
o Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen.
o Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat banjir demi
menambah mineral tanah setempat.
o Pepohonan - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.

o Transportasi - Jalur transportasi rusak, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orang-orang
yang membutuhkan.
Tersier/jangka panjang
Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena kerusakan pemukiman yang terjadi akibat
banjir; dalam sector pariwisata, menurunnya minat wisatawan; biaya pembangunan kembali;
kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.
Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, ternyata banjir (banjir air skala kecil)
juga dapat membawa banyak keuntungan, seperti mengisi kembali air tanah, menyuburkan
serta memberikan nutrisi kepada tanah. Air banjir menyediakan air yang cukup di kawasan
kering dan semi-kering yang curah hujannya tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar
memainkan peran penting dalam menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai dan
merupakan faktor utama dalam penyeimbangan keragaman makhluk hidup di dataran. Banjir
menambahkan banyak nutrisi untuk danau dan sungai yang semakin memajukan industri
perikanan pada tahun-tahun mendatang, selain itu juga karena kecocokan dataran banjir untuk
pengembangbiakan ikan (sedikit predasi dan banyak nutrisi).
5. Upaya PenaggulanganBanjir
Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh pemerintah saja atau
orang perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama berbagai pihak untuk
menghindarkan Jakarta dan kota lain di Indonesia dari banjir besar.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan itu antara lain:
o Membuang lubang-lubang serapan air
o Memperbanyak ruang terbuka hijau
o Mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat sampah
raksasa
Meninggikan bangunan rumah memang dapat menyelamatkan harta benda kita ketika
banjir terjadi, namun kita tidak mencegah terjadinya banjir lagi. Manusia yang
mengakibatkan banjir, manusia pula yang harus bersama-sama menyelamatkan kota.
Menyelamatkan Jakarta dari banjir besar bukan hanya karena berarti menyelamatkan harta
benda pribadi, namun juga menyelamatkan wajah bangsa ini di mata dunia.
Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan
terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya
dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta masyarakat
dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari
pencegahan sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan
tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan,
Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir,
kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi
kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti
pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah dataran banjir dan
kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana
banjir.

Kebakaran Hutan

1. Pengertian

Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran
yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian
disekitarnya. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran.
Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama kebakaran
hutan besar.
Kebakaran hutan dalam bahasa Inggris berarti "api liar" yang berasal dari sebuah sinonim
dari Api Yunani, sebuah bahan seperti-napalm yang digunakan di Eropa Pertengahan sebagai
senjata maritim
2. Penyebab Terjadinya Kebakaran Hutan
Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan dan lupa
mematikan api di perkemahan.
Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan
pertanian baru dan tindakan vandalisme.
Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut
kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.
3. Proses Terjadinya Kebakaran Hutan
Untuk api dapat menyala dibutuhkan tiga hal utama, yaitu bahan bakar, panas dan oksigen
atau udara. Ketiga komponen tersebut sering disebut dengan fire triangle (Davis, 1959).

Bahan bakar di hutan dapat berupa humus, jatuhan daun di lantai hutan, akar, batang,
cabang, ranting pohon dan sebagainya yang semuanya merupakan hasil fotosintesa daripada
tanaman dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan panas biasanya datang dari kondisi
iklim yang berubah ekstrim, dimana penyinaran matahari yang lama dengan jumlah hari
hujan yang sangat minim pada setiap bulan dan tahun. Makin terbukanya hutan akibat jalanjalan logging akan menyebabkan semakin mantapnya aliran udara di dalam hutan, sehingga
dengan sendirinya menciptakan kondisi yang mudah terbakar.
Secara sederhana proses pembakaran hutan dapat digambarkan sebagai kebalikan daripada
proses fotosintesa tanaman sebagai berikut:
Pembakaran:
Sellulosa + Oksigen + Energy
CO2 + Air + Energy
Fotosintesa
CO2 + Air + Energu
Sellulosa + Oksigen
Secara teoritis proses pembakaran dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan, yaitu
Konveksi (aliran), radiasi (pancaran) dan Konduksi (hantaran).
Konveksi adalah proses rambatan kalor (panas) dalam suatu zat yang disertai dengan
perpindahan massa. Bagian udara di lantai hutan akan naik suhunya pada suatu kebakaran
bawah yang berakibat massa jenisnya berkurang. Perbedaan massa jenis udara bagian bawah
dan atas menyebabkan adanya pertukaran massa. Ini menyebabkan adanya aliran massa yang
membawa panas.
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium. Kalor dalam proses ini
dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnet pembawa panas (sinar infra merah).
Peristiwa pancaran kalor dari matahari sampai ke bumi adalah suatu proses radiasi.
Sedangkan konduksi adalah proses rambatan kalor dalam zat yang tidak disertai perpindahan
massa. Pemanasan pada pangkal batang pohon yang terbakar akan menaikkan kalor/suhu
pada bagian pohon yang lain.
Melalui ketiga proses fisika inilah bagaimana api dalam suatu kebakaran dapat menyala,
muncul dan merambat dengan cepatnya. Angin yang kencang tentu akan sangat memainkan
peranan yang besar dalam menyebarkan panas dengan proses konveksi, sehingga keadaan
mudah terbakar akan semakin mungkin.
Pemanasan global dari sinar matahari menyebabkan bahan bakar menjadi kering, sehingga
mudah dilalap api dari satu bagian ke bagian lainnya (konduksi).
Dari keadaan yang disebutkan di atas dapat menimbulkan api secara alami, bilamana
pemanasan telah cukup tinggi dan lama. Belum lagi jika memang sumber api berasal dari
para peladang yang bekerja di hutan ataupun kelalaian para pekerja hutan.
4. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Kebakaran Hutan
Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Kebakaran hutan pada 1997
menimbulkan emisi / penyebaran sebanyak 2,6 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer
(sumber majala Nature 2002). Sebagai perbandingan total emisi karbon dioksida di seluruh
dunia pada tahun tersebut adalah 6 miliar ton.

Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap atau
rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan banyak spesies endemik/khas di suatu
daerah turut punah sebelum sempat dikenali/diteliti.
Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat
musim kemarau.
Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan lewat
sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.
Kekeringan juga akan mengurangi volume air waduk pada saat musim kemarau yang
mengakibatkan terhentinya pembangkit listrik (PLTA) pada musim kemarau.
Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal ini dapat
mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup karena kurangnya bahan baku dan
puluhan ribu pekerja menjadi penganggur/kehilangan pekerjaan.
Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker
paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi penderita berusia lanjut dan anak-anak.
Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.
Asap yang ditimbulkan menyebabkan gangguan di berbagai segi kehidupan masyarakat
antara lain pendidikan, agama dan ekonomi. Banyak sekolah yang terpaksa diliburkan pada
saat kabut asap berada di tingkat yang berbahaya. Penduduk dihimbau tidak bepergian jika
tidak ada keperluan mendesak. Hal ini mengganggu kegiatan keagamaan dan mengurangi
kegiatan perdagangan/ekonomi. Gangguan asap juga terjadi pada sarana
perhubungan/transportasi yaitu berkurangnya batas pandang. Banyak pelabuhan udara yang
ditutup pada saat pagi hari di musim kemarau karena jarak pandang yang terbatas bisa
berbahaya bagi penerbangan. Sering terjadi kecelakaan tabrakan antar perahu di sungaisungai, karena terbatasnya jarak pandang.
Musnahnya bangunan, mobil, sarana umum dan harta benda lainnya.
5. Upaya Penanggulangan

Pemadaman
Pemadaman kebakaran hutan adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk
mematikan api yang membakar hutan (Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan

Konservasi Alam, 2002). Berkaitan dengan upaya pemadaman, terdapat sejumlah prosedur
utama yang perlu dilakukan oleh setiap elemen penanganan kebakaran hutan (menurut UU
No.45 Tahun 2004), antara lain :
o Deteksi
Deteksi dilakukan untuk mengetahui kebenaran dan deskripsi (sebab, titik api, dan
sebagainya) tentang kebakaran hutan, serta untuk menentukan langkah-langkah pertama
dalam menangani kebakaran hutan.
o Penanganan Pertama
Penanganan pertama dilakukan oleh pihak-pihak yang terdekat dengan lokasi kebakaran
hutan, seperti : kesatuan pengelola hutan, satgas penanganan hutan, dan masyarakat setempat.
Yang menjadi penting dalam bagian ini adalah pendayagunaan sumberdaya yang ada,
melokalisir api, dan memobilisasi masyarakat untuk mempercepat pemadaman.
o Pelaporan
Pelaporan merupakan penyampaian kondisi dan gambaran kebakaran hutan kepada tingkat
pemerintahan yang lebih tinggi dengan tujuan untuk memperoleh feedback yang dapat
membantu penanganan kebakaran hutan.
o Koordinasi dan Mobilisasi
Koordinasi dan mobilisasi merupakan penyampian langkah-langkah yang diambil/diusulkan
oleh pusat dan penyaluran bantuan sumber daya, sarana dan prasarana untuk penanganan
kebakaran hutan di daerah (lokasi kebakaran hutan). Dalam rangka melakukan koordinasi
tersebut, menteri yang terkait (mewakili tingkat pusat) membentuk Pusat Pengendalian
Operasi Kebakaran Hutan).
Kemudian, menurut Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam, pemadaman kebakaran hutan, secara umum dapat dibagi menjadi 3 kegiatan, yaitu:
o Kegiatan pra-pemadaman.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan sumber daya pemadaman baik personil,
peralatan maupun dana. Kegiatan pra-pemadaman mencakup antara lain deteksi dini, gelar
regu dan peralatan melalui penugasan anggota Brigade, gladi/simulasi, patroli dan penjagaan.
o Kegiatan Pemadaman
Pemadaman awal (initial attack) yang dilakukan oleh Brigade Pengendalian Kebakaran
Hutan.
Pemadaman lanjutan (sustained attack) melalui mobilisasi sumber daya penanggulangan
sesuai dengan prosedur tetap yang telah dikembangkan di setiap tingkatan. Dalam kondisi
tertentu pemadaman lanjutan dapat melibatkan bantuan pemadaman dari udara (aerial
suppression).
o Kegiatan Pemadaman api sisa (mooping- up)
Pemadaman api sisa (mooping-up) dan patroli yang dilakukan terhadap sisa-sisa kebakaran
guna memastikan bahwa kebakaran telah benar-benar padam.

Penanganan Pasca Kebakaran


Penanganan pasca kebakaran hutan, menurut Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan
Hutan dan Konservasi Alam, mencakup kegiatan penegakan hukum (penyelidikan,

penyidikan, pengadilan), rehabilitasi, inventarisasi dan penanganan dampak kebakaran.


Kegiatan ini pada umumnya bersifat lintas sektoral yang melibatkan berbagai lembaga atau
instansi.
Penanganan Pasca Kebakaran (menurut UU No.45 Tahun 2004), meliputi :
o Identifikasi dan evaluasi
Tahapan ini terdiri dari : pengumpulan data dan informasi terjadinya kebakaran, pengukuran
dan sketsa lokasi kebakaran dan analisis tingkat kerusakan dan rekomendasi.
o Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan kondisi hutan. Rehabilitasi merupakan kelanjutan
proses identifikasi dan evaluasi. Pihak yang melakukan rehabilitasi adalah Kepala Kesatuan
Pengelolaan Hutan, Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan, Pemegang Izin Penggunaan
Kawasan Hutan dan Pemilik Hutan Hak. Sedangkan yang bertanggungjawab atas terjadinya
kebakaran hutan adalah Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan, Pemegang Izin Penggunaan
Kawasan Hutan dan Pemilik Hutan Hak
o Penegakan Hukum
Penegakan hukum meliputi proses peradilan terhadap pihak-pihak yang bertanggungjawab
terhadap terjadinya kebakaran hutan dan oknum-oknum yang diduga menjadi pelaku.

Tanah Longsor
1. Pengertian
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut. Air yang meresap ke
dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air
yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di
atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
2. Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya
intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan
air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau
rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan. Ketika hujan, air akan
menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada
awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan
air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat
menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi
di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di
permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar
tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.
Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal
terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng
yang menyebabkan longsor

Tanah yang kurang padat dan tebal


Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih
dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya
tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap
pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.
Batuan yang kurang kuat
Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara
kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi
tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila
terdapat pada lereng yang terjal.
Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya
genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk
mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga
mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar
pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di
daerah longsoran lama.
Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan
getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai,
dan dinding rumah menjadi retak.
Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang,
dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang
biasanya diikuti oleh retakan.
Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan
memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada
daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang
arahnya ke arah lembah.
Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat
penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan
pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum
terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan
akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah
Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung
api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi.
Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang
luncuran tanah longsor.

Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan
air tanah sangat kurang.
Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak
dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang
terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini
menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.
3. Proses Terjadinya Tanah Longsor
Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah.
Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelintir,
maka tanah menjadi licin.
Selanjutnya tanah pelapukan yang berada di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan
keluar lereng.

4. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Tanah Longsor

Rusaknya area pertanian, perhutanan, perkebunan, perternakan.


Rusaknya Infrastruktur
o Daerah pemukiman penduduk.
o Jalan dan jembatan.
o Sarana pendidikan, kesehatan, dan peribadatan.
Buruknya sanintasi lingkungan.
Korban jiwa.
5. Upaya Penanggulangan
Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman,
Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal bila membangun permukiman.
Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui
retakan. Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.

Jangan menebang pohon di lereng Jangan membangun rumah/pemukiman di bawah


tebing/lereng terjal.
Hal yang dilakukan selama Dan sesudah terjadi bencana
Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan pertolongan
korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain:
-Kondisi medan
-Kondisi bencana
-Peralatan
-Informasi bencana
Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana
transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannya
supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila
tanah longsor sulit dikendalikan.
Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi
pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena
kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.

Angin Puting Beliung


1. Pengertian
Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam
yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang awam
menyebut angin puting beliung adalah angin Leysus, di daerah Sumatera disebut Angin
Bohorok dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada di Amerika yaitu
Tornado mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin
puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pacaroba. Angin ini
dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang
terlewati terangkat dan terlempar.

Ciri-ciri datangya angin puting beliung adalah pada waktu siang hari terlihat adanya
awan putih menjulang tinggi seperti bunga kol, kemudian berkembang menjadi awan gelap
yang disertai hembusan udara dingin, dan angin mulai menggoyangkan pepohonan ke kiri
dan ke kanan, tidak lama kemudian angin semakin cepat dan diikuti hujan lebat dan
terkadang disertai hujan es. Terlihat di awan hitam pusaran angin berbentuk seperti kerucut
turun menuju tanah (bumi).
2. Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung
Udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting
beliung.
3. Proses Terjadinya Angin Puting Beliung
Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba pada
siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi matahari di
siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi
pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang
turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan
berjalan secara acak.
Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh awan
Cumulonimbus (Cb)
Fase Tumbuh
Dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air
maupun Kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan.
Fase Dewasa/Masak
Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan. Hujan turun
menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur massa udara yang
turun ini lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat
timbul arus geser memuntir, membentuk pusaran. Arus udara ini berputar semakin cepat,
mirip sebuah siklon yag menjilat bumi sebagai angin puting beliung. Terkadang disertai
hujan deras yang membentuk pancaran air (water spout).

Fase Punah
Tidak ada massa udara naik. Massa udara yang turun meluas di seluruh awan.
Kondensasi berhenti. Udara yang turun melemah hingga berakhirlah pertumbuhan awan Cb.
4. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Angin Puting Beliung
Dampak yang ditimbulkan akibat angin puting beliung dapat menghancurkan area seluas
5 km dan tidak ada lagi angin puting beliung susulan. Rumah akan hancur dan tanaman akan
tumbang diterjang angin puting beliung, mahluk hidup bisa sampai mati karena terlempar
atau terbentur benda keras lainnya yang ikut masuk pusaran angin.

5. Upaya Penanggulangan
Sebelum Datangnya Angin
o
o
o
o
o
o
o
o

Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan terkini cuaca setempat
Waspadalah terhadap perubahan cuaca
Waspadalah terhadap angin topan yang mendekat.
Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut:
Langit gelap, sering berwarna kehijauan.
Hujan es dengan butiran besar
Awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar
Suara keras seperti bunyi kereta api cepat

o Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan ( bunker ) bila ada angin topan mendekat
Saat Datangnya Angin
o Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker)
o Jika anda berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran, sekolah, rumah sakit,
pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, maka yang anda harus lakukan adalah
segera menuju ke ruangan yang telah dipersiapkan untuk menghadapi keadaan tersebut
seperti sebuah ruangan yang dianggap paling aman, basement, ruangan anti badai, atau di
tingkat lantai yang paling bawah. Bila tidak terdapat basement, segeralah ke tengah tengah
ruangan pada lantai terbawah, jauhilah sudut sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding
terluar bangunan. Semakin banyak sekat dinding antara diri anda dengan dinding terluar
gedung semakin aman. Berlindunglah di bawah meja gunakan lengan anda untuk melindungi
kepala dan leher anda. Jangan pernah membuka jendela.
o Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan dan tinggalkan kendaraan
anda serta carilah tempat perlindungan yang terdekat seperti yang telah disebutkan di atas.
o Jika anda berada di luar ruangan dan jauh dari tempat perlindungan, maka yang anda harus
lakukan adalah sebagai berikut:
o Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau sejenisnya sambil
tetap melindungi kepala dan leher dengan menggunakan lengan anda
o Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya. Anda akan lebih aman
tiarap pada tempat yang datar dan rendah
o Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan menggunakan kendaraan
bermobil bila di daerah yang berpenduduk padat atau yang bangunannya banyak. Segera
tinggalkan kendaraan anda untuk mencari tempat perlindungan terdekat.
o Hati hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting beliung. Hal ini dapat
menyebabkan kematian dan cedera serius.

Amblesan tanah
1. Pengertian
Amblesan tanah: merupakan proses penurunan muka tanah yg terjadi secara alamiah
karena konsolidasi pada lapisan tanah dangkal dan lapisan tanah lunak maupun karena
penurunan tekanan air tanah pada sistem aquifer di bawahnya akibat pengaruh kegiatan
manusia di atas permukaan tanah dan pengambilan air tanah.
2. Penyebab Terjadinya Amblesan Tanah
Tambang batubara, terutama metoda penggalian keseluruhan (total extraction) contohnya
metoda longwall atau block caving. Tetapi kadang-kadang pada sistem room and pillar pada
kedalaman yang dangkal memungkinkan terjadinya amblesan dan geometri dari amblesan
mencerminkan pola pola support yang ada. Adanya spontaneous combustion pada lapisan
batubara juga bisa menyebabkan timbulnya amblesan. Amblesan sebagai akibat
penambangan biasanya hanya terjadi pada skala kecil (lokal) yaitu di daerah bekas tambang
yang bersangkutan saja. Meskipun demikian faktor geologi tetap mempunyai peranan yang
penting.
Penambangan untuk endapan berlapis (stratiform), contohnya garam, bijih besi, gipsum dll.

Pemompaan air tanah, uap geothermal dan minyak bumi yang berlebihan, akan menaikkan
efektifitas tekanan dan mengakibatkan kompaksi dan amblesan tanah.
Penambangan pada badan bijih yang mempunyai kemiringan yang sangat tajam dan
berbentuk pipa.
Pengeringan pada endapan gambut atau lignite.
Akibat tektonik, biasanya peristiwa ini terjadi akibat turunnya bagian bawah dari patahan
atau sinklin. Umumnya terjadi sangat lambat walaupun pernah terjadi amblesan sedalam 2 m
dalam waktu yang singkat.
Beban dari luar.
h. Pelarutan batuan di bawah tanah. Amblesan ini umumnya terjadi akibat proses pelapukan
kimia pada batu gamping, dolomite dan gipsum. Pelarutan ini merupakan proses alamiah,
tetapi akibat perubahan hidrologi kemungkinan proses pelarutan akan dipercepat sehingga
menyebabkan amblesan.

3. Proses Terjadinya Amblesan Tanah

Pada awalnya ada sebuah retakan yang membentuk lubang akibat masuknya air. Daerah
ini biasanya terjadi pada daerah yg tersusun oleh batu gamping. Batugamping ini relatip
mudah terlarutkan ketimbang batupasir (batuan yang terssun oleh pasir, biasanya mineral
kuarsa). Relatif mudah terlarutkan ini jangan coba-coba di rumah melarutkan batugamping
ya,proses pelarutan ini berjalan dalam puluhan ribu tahun juga.
Karena adanya aliran bawah tanah, maka akan muncul rongga karena bagian bawah terjadi
erosi oleh aliran sungai bawah tanah.
Proses ini berlangsung terus menerus dengan kikisan serta jatuhan dari batuan diatasnya.
Hingga akhirnya bolongan ini membentuk ruang cukup lebar dan jembatan dibagian atas
tidak kuat menahan dan

BLUNG ! Lubang ini tidak seluruhnya memenuhi hingga dasar terbawah, karena volume
yang mengisi batuan atas tidak seluruhnya hilang. Kedalaman lubang bisa mulai hanya
beberapa meter hingga berukuran besar sedalam 100 meter seperti yang di Guatemala itu.

Proses pengendapan diatas cekungan ini akhirnya menutup Luweng yang seringkali tidak
disadari oleh penghuni diatasnya.
Proses siklus ini berjalan ribuan tahun yang dalam skala geologi yang sering dalam juta
tahun bisa saja hanya disebut proses yang sekejap. Tetapi walaupun telah terjadi hanya seribu
tahun yang lalu, barangkali kita tidak memiliki rekaman itu, dan kita hanya menggunakan
tanah diatasnya itu seolah-olah dahulu tidak terjadi apa-apa.
4. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Amblesan Tanah

Retakan pada dinding batu yang disebabkan oleh tekanan dan tarikan.
Mengubah bentuk bingkai pintu dan jendela, dan badan jalan.
Bangunan-bangunan tinggi menjadi tidak seimbang atau miring, misalnya chimney, tower
transmisi.
Masuknya air ke area penambangan.
Banjir pada daerah rendah atau menjadi rawa.
Kerusakan pada jaringan pipa atau terjadinya aliran balik di dalam pipa.
Retakan terbuka sampai ke permukaan tanah akan mengakibatkan rusaknya konstruksi di
atasnya.

Perubahan pola aliran permukaan dan air tanah.


5. Upaya Penanggulangan
Meskipun suatu lahan atau kawasan berdasarkan kondisi alamnya rentan
(berpotensi) untuk bergerak atau longsor, potensi gerakan tanah ini dapat diminimalkan
dengan beberapa langkah berikut.
Identifikasi zona yang rentan bergerak
Identifikasi faktor kunci penyebab gerakan tanah
Menerapkan rekayasa untuk :
meminimalkan pemicu atau pengaruh pemicu
memperkuat lereng
Identifikasi zona yang rentan bergerak.
Identifikasi zona rentan bergerak merupakan langkah awal dalam tahapan
pencegahan dan atau pengendalian gerakan tanah. Identifikasi zona rentan dilakukan
dengan penyelidikan terhadap faktor-faktor pengontrol gerakan tanah. Hasil penyelidikan
kemudian dianalisis secara terpadu dan digambarkan dalam peta sebaran zona-zona
dengan tingkat kerentanan yang bervariasi. Tingkat kerentanan gerakan tanah dibedakan
menjadi: :
kerentanan tinggi
kerentanan menengah
kerentanan rendah
kerentanan sangat rendah
Semakin tinggi tingkat kerentanan suatu zona berarti semakin besar pula kemungkinan
terjadinya gerakan tanah.
Dengan diketahuinya variasi tingkat kerentanan suatu kawasan atau daerah
terhadap gerakan tanah, maka dapat disusun strategi pencegahan dan
penanggulangannya secara lebih efektif. Misal: upaya perkuatan lereng hanya
diprioritaskan pada zona dengan tingkat kerentanan tinggi saja, sedangkan untuk zona
dengan tingkat kerentanan menengah cukup dilakukan dengan penanaman vegetasi yang
bersifat memperkuat lereng. Jadi akhirnya dapat ditetapkan zona mana yang aman untuk
dikembangkan dan zona mana yang harus diproteksi.
Identifikasi faktor kunci penyebab gerakan tanah.
Faktor kunci merupakan faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap proses
terjadinya gerakan tanah, dan seringkali merupakan faktor yang paling sensitif untuk
bereaksi terhadap perubahan ekosistem. Teridentifikasinya faktor kunci ini sangat penting
dalam menetapkan teknik atau rekayasa pencegahan/ pengendalian gerakan tanah yang
efektif.
Identifikasi ini dilakukan dengan cara penyelidikan terhadap kondisi, sebaran dan
proses-proses yang dicurigai sebagai faktor penyebab gerakan tanah. Penyelidikan geologi
merupakan basis utama dalam indentifikasi ini, yang kemudian perlu diintegrasikan dengan
penyelidikan hidrologi dan penggunaan lahan. Ketelitian dalam penyelidikan ini juga
bervariasi, tergantung pada target atau produk yang ingin dicapai dari hasil penyelidikan.
Untuk produk yang berupa arahan kebijakan pengendalian kawasan di suatu wilayah

propinsi, minimal diperlukan ketelitian penyelidikan dengan skala peta 1 : 100.000. Untuk
6 wilayah kabupaten minimal diperlukan ketelitian penyelidikan dengan skala peta 1 : 50.000
hingga skala 1 : 25.000.
Menerapkan rekayasa untuk pencegahan/ pengendalian.
Sebelum rekayasa diterapkan perlu dilakukan penyelidikan lebih dahulu guna
mengetahui faktor kunci penyebab gerakan tanah. Penyelidikan harus dilakukan secara
detil (skala 1 : 10.000 hingga skala 1 : 100).
Rekayasa yang dapat diterapkan untuk meminimalkan pemicu/ pengaruh pemicu
atau untuk memperkuat lereng meliputi :
rekayasa teknis
rekayasa vegetatif.
kombinasi keduanya.
Skala ruang dan waktu pemicu longsor dan banjir
Berbagai peristiwa yang memiliki kaitan dengan longsor dan banjir, antara lain iklim,
termasuk di dalamnya kejadian El Nino yang dapat mengakibatkan kekeringan atau curah
hujan berlebihan di suatu daerah. Jika curah hujan berlebihan dari curah hujan biasa maka
bisa memicu longsor ataupun banjir. El Nino mempunyai siklus 4-10 tahunan dengan
pengaruh keruangan/spasial sampai dengan ribuan kilometer persegi dan kehadirannya
bisa dipantau melalui satelit, sehingga bisa diduga kapan El Nino memberikan curah hujan
berlebihan di suatu daerah. Saat itulah merupakan saat waspada longsor maupun banjir.
Wilayah Indonesia bagian selatan dan timur merupakan jalur gempabumi yang juga
bisa memicu longsoran. Siklus suatu gempabumi bisa puluhan sampai ratusan tahun,
namun saat terjadi hanya berlangsung beberapa menit saja dan akibatnya bisa mencakup
daerah seluas ratusan kilometer persegi. Seperti di daerah Sengir, Prambanan, telah terjadi
gerakan tanah yang mengakibatkan di daerah kepala ambles setinggi 4 meter dan di
daerah toe mengalami kenaikan beberapa meter. Hal ini terjadi sesaat setelah gempabumi
Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006.
Oleh karena itu dalam rangka upaya mitigasi bencana longsor dan banjir, perlu
kiranya dipertimbangkan arti perbedaan dimensi dari setiap peristiwa tersebut untuk
diletakkan di dalam kerangka skala waktu maupun skala ruang pemicunya.

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis.
Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam.
Jenis-jenis Bencana Alam
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1.
Bencana
alam
geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya endogen).
Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, dan
tsunami.
2.
Bencana
alam
klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor angin dan
hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang, angin puting
beliung,
kekeringan,
dan
kebakaran
alami
hutan
(bukan
oleh
manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu utamanya adalah
faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya dimulai dari kondisi geologis (jenis dan
karakteristik
tanah
serta
batuan
dan
sebagainya).
3.
Bencana
alam
ekstra-terestrial
Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa, contoh :
hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai permukaan bumi maka
akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.

Macam-Macam

Bencana

Alam

Di

Sekitar

Kita

1. Banjir
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan
saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak
dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya
sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.

Gambar becana alam Banjir


2. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari yang
tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang membahayakan. Kebanyakan gempa bumi

disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh
lempengan yang bergerak. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan
tersebut. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung
berapi.
Gempa bumi merupakan gejala alam yang sampai sekarang masih sulit untuk
diperkirakan kedatangannya. Sehingga dapat dilihat bahwa gejala alam ini sifatnya seolaholah mendadak dan tidak teratur. Dengan sifat seperti ini, ketika usaha-usaha untuk
memperkirakan masih belum menampakkan hasil, maka usaha yang paling baik dalam
mempersiapkan diri dengan cara mengatasi bencana alam ini adalah dengan mitigasi.
Mitigasi yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh bencana. Usaha mitigasi
adalah meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana
alam sehingga risiko bencana alam dapat dikurangi.

Gambar Bencana Alam Gempa Bumi


3. Tsunami
Tsunami adalah ombak yang sangat besar yang menyapu daratan akibat adanya gempa bumi
di laut, tumbukan benda besar/cepat di laut, angin ribut, dan lain sebagainya. TSunami sangat
berbahaya karena bisa menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke laut
lepas yang dalam.

Gambar Bencana Alam Tsunami

4. Gunung Meletus
Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari dalam bumi seperti
debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma, dan lain
sebagainya. Gunung meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan
harta benda bisa diminimalisir.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang
sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 C. Cairan magma yang keluar dari dalam
bumi disebut lavaSuhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 C. Letusan gunung
berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau
lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

Gambar Bencana Alam Gunung Meletus


Tidak semua Gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus
disebut gunung berapi aktif.
5. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan jenis gerakan tanah. Tanah longsor sendiri merupakan gejala alam
yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng suatu
kawasan, semakin besar pula kemungkinan terjadi longsor. Longsor terjadi saat lapisan bumi
paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Pada dasarnya
sebagian besar wilayah di Indonesia merupakan daerah perbukitan atau pegunungan yang
membentuk lahan miring. Lahan atau lereng yang kemiringannya melampaui 20 umumnya
berbakat untuk bergerak atau longsor. Tapi tidak selalu lereng atau lahan yang miring
berpotensi untuk longsor.

Gambar Bencana Alam Tanah Longsor


6. Angin Topan / Angin Puting Beliung
Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam
yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang awam
menyebut angin puting beliung adalah angin Leysus, di daerah Sumatera disebut Angin
Bohorok dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada di Amerika yaitu
Tornado mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin
puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pacaroba. Angin ini
dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang
terlewati terangkat dan terlempar

Gambar Bencana Alam Angin Topan


7. Kebakaran Liar
Kebakaran liar, atau juga kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, kebakaran rumput, atau
kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi dapat juga
memusnahkan rumah-rumah atau sumber daya pertanian. Penyebab umum termasuk
petir,kecerobohan manusia
musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama kebakaran
hutan besar.
Kebakaran hutan dalam bahasa Inggris berarti "api liar" yang berasal dari
sebuah sinonim dari api yunani, sebuah bahan seperti napalm yang digunakan di
eropa Pertengahan sebagai senjata maritim.

Gambar Bencana Kebakaran Liar


8. Pemanasan Global / Global Warming
Pengertian global warming- Pemanasan global adalah peristiwa meningkatnya suhu ratarata atmosfer bumi, laut dan daratan bumi. Temperature rata-rata bumi secara global
meningkat 0.74 0.18 C selama seratus tahun terakhir.Pemanasan global warmimg
disebabkan oleh efek rumah kaca, efek timbal balik, variasi matahari

Gambar Bencana Pemanasan Global/Global Warming


9. Kekeringan
Kekeringan adalah merupakan salah satu bencana yang sulit dicegah dan datang berulang.
Secara umum pengertian kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah dari
kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan.
Terjadinya kekeringan di suatu daerah bisa menjadi kendala dalam peningkatan produksi
pangan di daerah tersebut. Di Indonesia pada setiap musim kemarau hampir selalu terjadi
kekeringan pada tanaman pangan dengan intensitas dan luas daerah yang berbeda tiap
tahunnya.
Kekeringan merupakan salah satu fenomena yang terjadi sebagai dampak penyimpangan
iklim global seperti el-nino dan Osilasi Selatan. Dewasa ini bencana kekeringan semakin
sering terjadi bukan saja pada periode tahun-tahun El Nino, tetapi juga pada periode tahun
dalam keadaan kondisi normal

Gambar Bencana Alam Kekeringan


10. Badai Tropis / Siklon Tropis

Siklon tropis adalah badai sirkuler yang menimbulkan angin kencang mampu merusakkan
daerah sekitar 250 mil dari pusatnya. Siklon tropis menyebabkan kerusakan terutama oleh
angin kencang, gelombang badai dan hujan lebat. Gelombang badai adalah naiknya
permukaan laut sepanjang pantai secara cepat karena angin menggerakkannya ke pantai.

Kliping Bencana Alam


KLIPING BENCANA ALAM-Indonesia merupakan negeri rawan bencana. Selama
satu dasawarsa terakhir, sejarah mencatat berbagai bencana pernah melanda ibu
pertiwi. Misalnya, tsunami, gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, tawuran hingga
kecelakaan pesawat Aviastar yang terjadi akhir-akhir ini menjadi sebuah kliping
bencana alam tersendiri bagi Indonesia.
Salah satu penyebabnya tidak lain karena wilayah Indonesia dikelilingi tiga lempeng
benua, yakni lempeng Hindia atau Indo Australia di sebelah Selatan, lempeng
Eurasia di Utara, dan lempeng Pasifik di Timur. Inilah letak yang cukup rentan
dengan bencana alam, bencana-bencana yang akan membentuk kliping bencana
alam.
Selain itu, Indonesia juga dilalui jalur Cincin Api Pasifik, yakni rangkaian gunung
berapi aktif yang merupakan 90 persen gempa di dunia.

ekspedisi.kompas.com

Sesuai UU No. 24 Tahun 2007 yang lahir atas kesadaran pentingnya


penanggulangan bencana, definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat.
Adapun berbagai bencana disebabkan baik dari faktor alam, non alam
ataupun manusianya sendirisehingga menyebabkan timbulnya korban jiwa,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Adapun menurut pembagiannya ada tiga jenis bencana yang dijabarkan dalam
Undang- Undang (UU) No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana:

Bencana alam meliputi: gempa bumi karena alam, letusan gunung berapi, angin
topan, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan/lahan karena faktor alam, hama
penyakit tanaman, epidemic, wabah, kejadian luar biasa, kejadian antariksa/bendabenda angkasa.

Bencana non-alam meliputi: kebakaran hutan/lahan yang disebabkan manusia,


kecelakaan transportasi, kegagalan konstruksi/teknologi, dampak industri, ledakan
nuklir, pencemaran lingkungan, kegiatan keantariksaan

Bencana sosial meliputi: kerusuhan sosial dan konflik sosial dalam masyarakat yang
sering terjadi.

Dari ketiga jenis bencana di atas, kali ini Redaksi academic akan membantu para
pembaca menguraikan tujuh bencana terbesar sepanjang sejarah yang pernah
terjadi di Indonesia. Semoga dengan adanya artikel ini dapat bermanfaat bagi para

pelajar, mahasiswa ataupun guru-guru dalam memberikan wawasan


mengenai kebencanaan.

1. Kliping Bencana Tsunami Ende

kaskus.co.id

Tsunami ini terjadi di Flores Nusa Tenggara Timur (NTT), tepat pada 12 Desember
1992. Ya, sekitar 14 tahun lalu. Seperti tsunami lainnya, bencana ini di awali gempa
bumi berkekuatan 7,8 SR. Gempa berpusat di Lepas Pantai Utara Bagian Timur
Pulau Flores.
Tahukah sahabat academic, gempa berkekuatan 7,8 tersebut dirasakan sampai
Pulau Bali. Kira-kira berjarak 700 km ke Barat. Setelah kejadian gempa bumi,
daerah ini dihempas tsunami hingga Pantai Flores dengan kecepatan dua menit
setelah gempa pertama.

kaskus.co.id

Letak gempa berada di kedalaman 35 km Barat Laut Maumere yang merupakan


kota terbesar di Pulau Flores. Setelah gempa dan tsunami terjadi, daerah ini masih
mengalami gempa susulan berkali-kali. Tercatat lebih dari seribu gempa sususan
yang terpantau oleh tim survei lapangan selama sepekan mulai 30 Desember-5
Januari 1992.
Dengan adanya gempa bumi dan tsunami tersebut, kawasan pantai di sebelah
Barat Tanjung Batumanak itu kini menjadi lebih tinggi dan bergeser sekitar 5-1.1m
subsidence di sisi timur dan di desa Kolisia 1.6m.
Bencana di atas telah merenggut nyawa 2100 orang dengan berbagai kerusakan
baik materil maupun non-materiil. Selebihnya 18000 rumah rusak akibat gempa dan
tsunami.

2. Kliping Bencana Gunung Kelud

pariwisata.kedirikab.go.id/

Masih ingat trgaedi bencana tahun 1919? Ya, tepat 19 Mei 1919 berlokasi di Jawa
Timur sebuah gunung besar meletus. Gunung itu merupakan Gunung Kelud dengan
ketinggian puncaknya mencapai 1,731 m (5,679).
Sebelum letusan terjadi, gunung ini menyebarkan hujan abu yang mengarah ke arah
Timur. Di berbagai daerah Indonesia pun diselimuti debu-debu dari Gunung Kelud. D
Bali sendiri, hujan abu terjadi ada 21 Mei 1919 karena tiupan angin yang bergantian.

dw.com

Tahukah sahabat academic, bahwa endapan abu yang dihamburkan Gunung Kelud
saat erupsi mencapai 284 juta m3. Jumlah ini setrar 100 juta m3 batuan besit. Secara
keseluruhan terdapat 190 juta m3 material telah di hempaskan dari perut Gunung
Kelud.
Jumlah korban yang meninggal akibat meletusnya Gunung Kelud berjumlah 5.115
orang. Melestusnya gunung kelud mengakibatkan berbagai kerusakan rumah-rumah
yang dipenuhi abu-abu vulkanik. Bukan itu saja, serangan penyakit tidak bagus
untuk pernafasan mengancam penduduk yang terkena abu vulkanik.

3. Kliping Bencana Gempa Bumi Sumatera Barat

forumbebas.com

Tahukah sabat academic, bencana selanjutnya di daerah Provinsi Sumatera Barat.


Tepat pukul 17.16 WIB pada 30 September 2009 wilayah ini diguncang gempa
dahsyat berkuatan 7,6 SR. Adapun pusat gempa terjadi di daerah Pantai Sumatera
50 km Barat Laut Padang.

forumbebas.com

Akibat adanya bencana ini, jumlah korban mencapai 6.234 tewas. Korban tewas
tersebar di kota dan 4 kabupaten di Sumateara Barat. Sedangkan korban luka
mencapai 1.214, luka ringan 1.699 dan korban hilang berjumlah satu orang. Tak
hanya itu saja, 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rusak sedang dan 78.604 rusak
ringan.

4. Kliping Bencana Gempa Bumi Tektonik 5,9 SR di


Yogyakarta

masyayak.deviantart.com

Bencana selanjutnya adalah bencana yang terjadi di daerah kota pendidikan


sekaligus kebudayaan. Yogyakarta, pada 27 Mei 2006 diguncang dengan
guncangan dahsyat berkekuatan 5,9 SR. Adapun pusat gempa berada di wilayah 25
km Selatan-Barat Daya Yogyakarta.
Gempa yang terjadi di pagi hari 5 menit menuju pukul 6 tersebut tidak terjadi
kepanikan. Setelah setengah jam, masyarakat pun berkumpul di tempat-tempat
umum. Tiba-tiba datanglah 3 orang boncengan dalam satu motor sambil berteriak,
Banyune wes kethuk Siluk (Air sudah sampai Jembatan Siluk).

http://jmc.co.id/

Masyarakat pun berhamburan lari menyelematkan diri masing-masing. Banyk di


antara kami termasuk penulis naik gunung. Ya, kala itu seluruh warga Jogja pasti
terbayang bagaimana dahsyatnya tsunami di Aceh.
Namun ternyata kabar tersebut hanya isapan jempol. Meski warga sudah terlanjur
naik ke gunung-gunung, bahkan pergi ke luar kota, namun banyak di antara mereka
yang tak kembali ke desa.
Saat kejadian itu, terdapat dua persepsi masyarakat Jogja. Bagi warga Jogja yang
tinggal di daerah utara, mereka mengira bahwa gempa bumi berasal dari Gunung
Merapi yang meletus, sehingga mereka berlari menuju ke kea rah selatan.

wikimedia.org

Begitu sebaliknya, warga Jogja yang berada di daerah selatan berlari ke arah utara
karena mengira gempa terjadi berasal dari pantai selatan. Setelah kejadian gempa,
malamnya semua listrik padam. Bahkan selama berbulan-bulan belum ada aliran
listik. Hanya beberapa tempat saja yang menggunakan listrik daya ganshet.
Adanya gempa di Joga tersebut menelan korban sebanyak 5.716 dengan korban
terbanyak berada di daerah Bantul dan korban luka-luka mencapai 7.927 orang
(Media Center, 7 Juni 2006).

5. Kliping Bencana Tsunami Gunung Krakatau

sayangi.com

Tahukah Anda sahabat academic? Letusan gunung yang dahsyatnya setara 30.000
kali lipat dari bom yang terjadi di Nagasaki dan Hiroshima Jepang. Ya, letusan
Gunung Krakatau yang terletak di Selat Sunda tepatnya persis di antara pulau Jawa
dengan pulau Sumatra itulah jawabannya.
Letusan yang terjadi 129 tahun lalu tepantnya 26 Agustus 1883 tersebut konon
terdengar sampai Australia dan bahkan Afrika dengan kejauhan mencapai 4.653 km.

satujam.com

Dari adanya ledakan Gunung Krakatau ini, gelombang tsunami setinggi 40 meter
muncul menerjang Hawaii. Tsunami tersebut menghancurkan 195 desa-desa di
sepanjang Merak hingga Karawang bahkan sampau sumatera bagian selatan.
Dan tahukah Anda, korban yang tewas saat itu berjumlah 36.000 jiwa. Itu sama saja
seperti korban dijajar di pinggir jalan yang panjangnya sepanjang jalan antara
Yogyakarta hingga Jakarta!

6. Kliping Bencana Letusan Gunung Tambora

Ilustrasi Gunung Tambora at liburansaja.com

April 1815, Gunung Tambora mengalami klimaks letusan. Gejala tersebut sudah
terlihat ketika tahun 1812 gunung yang mempunyai ketinggian 4300 m 3 ini menjadi
lebih aktif. Tahukah Anda, letusan Gunung Tambora yang terjadi 1815 ini masuk ke
dalam tujuh VEI (Indeks Letusan Gunung Internasioanl).
Data yang diperoleh VEI menyebutkan bahwa semburan tefrit sebesar 1.6 x
1011 meter kubik. Akibat letusan ketiga ini, semburannya sempat mempengaruhi iklim
global dalam waktu yang lama. Bayangkan, aktivitas letusan tambora tersebut baru
terhenti setelah tanggal 15 Juli 1815. Ya, itu artinya letusan terjadi selama 3 bulan
lamanya!

Ilustrasi 2 Letusan Gunung Tambora 2.bp.blogspot.com/

Terbayangkan kan dahsyatnya? Gunung yang terletak di Kabupaten Dompi Nusa


Tenggara Barat (NTB) tersebut tentunya menimbulkan tsunami dari berbagai pantai.
Adapun tsunami terjadi setelah gempa akibat letusan Gunung Tambora memuncak
pada 10 April 1815 dengan ketinggian di atas 4 meter.
Adapun ketinggian semburan abu vulkanik mencapai lebih dari 43 km. Dan luar
biasanya, sebab daya tarik gravitasi yang ringan di angkasa, abu dan debu Tambora
melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu letusan menetap di lapisan
troposper selama beberapa taun, turun melalui hujan dan kembali ke bumi.
Beberapa dampak luar biasa yang terjadi saat letusan Gunung Tambora antara lain
korban jiwa berjumlan 92.000 orang. Sudah jelas bahwa terdapat berbagai
kerusakan baik rumah, lahan pertanian, peternakan dan tidak bagus
untuk peternakan.

Tambora Saat ini at kaskus.co.id

Tak hanya itus saja, dampak lain juga menyebar hingga ke luar negeri seperti Cina,
Eropa dan Irlandia. Negara-negara itu gagal panen karena kondisi iklim berubah
drastis.
Selain itu, akibat letusan Guunnung Tambora, hujan terjadi selama 8 minggu
mengakibatkan epidemic tifus menewaskan 65.000 jiwa di Inggris dan Eropa.
Letusan Gunung Tambora juga menjadi salah satu pemicu kerusahan di perancis.
Pasalnya, akibat abu vulkanik yang menyebar di seluruh dunia, menyebabkan
berbagai Negara termasuk Perancis gagal panen.
Tambora juga mengubah sejarah Napoleon kalah akibat musim dingin
berkepanjangan dan mengalami kelaparan pada 1815 di Waterloo.

7. Kliping Bencana Tsunami Aceh

faktinews.com

Masih segar di ingatan warga Indonesia dan bahkan dunia. Gempa dan tsunami
dahsyat yang terjadi di penghujung tahun tepatnya 26 Desember 2004. Gempa
disusul tsunami tersebut terjadi di Kota Berjuluk Serambi Mekkah Nanggroe Aceh
Darussalam, Nias, Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika.

print.kompas.com
kompas/agus susanto

Karena kekuatan gempa begitu besar mencapai 8,5 SR, ketinggian tsunami
mencapai 35 meter. Gempa berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,5 BT di
kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar 149 km selatan Kota Meulaboh, Nanggroe
Aceh Darusslam). Gempa tersebut disertai gelombang pasang tsunami yang
menyapu di berbagai negara seperti Indonesia meliputi Provinsi Aceh dan Sumatera
Utara, Sri Langka indiam Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand.

soloraya.com

Dari berbagai laporan, korban tewas mencapai 1055.262 orang sesuai data dari
Kementrian sosial RI. Adapun total korban luka-luka sebanyak 124.057 orang dan
dari jumlah korban tersebut sebanyak 100.000 korban banyak yang berasal dari
Provinsi Aceh dan Sumatera Utara sebagai daerah utama yang diterjang tsunami.
Sumber: Buku Ahmad Arif Bertajuk Jurnalisme Bencana, Bencana Jurnalisme

Anda mungkin juga menyukai