Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Alaihi
shalatu wa salam yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Pengetahuan Kebencanaan dan Lingkungan”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………. i
Daftar Isi ………………………………………………………... ii
BAB I Pendahuluan …………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………….. 1
1.2 Rumusan masalah …………………………………………. 1
BAB II Pembahasan ……………………………………………...... 3
2.1 Bencana Gunung Berapi ................................................................
2.2. Jenis Letusan Gunung Api ............................................................
2.3 Proses Terbentuknya Gunung Api ..............................................
2.4 Aktifias Gunung Api .............................................................
2.5 Material Yang Dihasilkan Gunung Api .........................................
2.6 Tipologi Gunung Api
2.6 Pengelompokan Gunung Api ...................................................
2.7 Sebab-Sebab Terjadinya Bencana Gunung Berapi ..............................
2.8 Dampak yang diakibatkan oleh Bencana Gunung Berapi .......................
2.9 Cara Penanggulangan Bencana Gunung Berapi ..................................
2.10 Faktor Bahaya (Rawan Bencana) Letusan Gunung Api .....................
2.11 Usaha Pencegahan Gunung Meletus ......................................
BAB IV Penutup …………………………………………………...............
Daftar Pustaka ……………………………………………………............... iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bencana yang ditimbulkan oleh gunung berapi adalah letusan gunung berapi
atau erupsi, karena saat terjadi erupsi gunung berapi tersebut mengeluarkan lava panas, awan
panas atau dikenal dengan wedus gembel, gas beracun dan lahar dingin.
2.2. Jenis Letusan Gunung Api
Letusan atau erupsi gunung apai memiliki karakteristik yang berbedabeda.McDonald
(1972 :45) mengelompokan letusan gunung api berdasarkan produk yang di hasilkan dan
suhu letusanya. Tipe letusan atau erupsi gunung api tersebut diberi nama sesuai nama gunung
api yang sudah sangat dikenal memilki karakteristik latusan/erupsi yang sama. Tipe letusan
atau erupsi gunung api meliputi :
a. Erupsi Hawaian
Erupsi tipe Hawaian ditandai dengan keluarnya lava basalt (dengan sedikit kandungan
gas) dalam jumlah banyak. Erupsi tipe Hawaian dapat terjadi pada lubang kawa maupun
sepanjang rekahan yang terbentuk secara radial disekeliling lubang kawah utama. Ciri khas
erupsi tipe ini adalah lontaran lava pijar mirip air mancur (lava fountain) dan aliran lava encer
yang menyerupai sungai dan akumulasinya membentuk gunung api perisai.
b. Erupsi Strombolian
Erupsi Strombolian disebkan oleh kekentalan magma menengah namun dengan
kandungan gas tinggi. Erupsi tipe Strombolian relative lebih eksplosif dengan produk
piroklastik lebih banyak dari pada tipe Hawaian. Fragmen yang terlontar umunya berukuran
“bom lava” dan mengikuti jalur lontaran yang berbentuk parabola sebelum jatuh disekitar
lubang kawa. Oleh karena itu, hasil erupsi tipe ini membentuk cinder cone yang tesusun oleh
piroklastik dengan komposisi basalt.
c. Erupsi Vulkanian
Erupssi tipe Vulkanian terjadi jika dalam proses erupsi, lava yang cukup kental
menjadi dingin secara tiba-tiba. Ciri utama erupsi tipe ini adalah tingkat fragmentasi yang
tinggi dengan penyebaran tephra yang cukup luas berupa gas, abu tebal dan beupa batu apung
(pumice). Erupsi tipe Vulkanian relative lebih eksplosif disbanding erupsi tipe Strombolian
dengan tinggi letusan dapat mencapai ketinggian 5-10 km, hal ini disebabkan kekentalan
magma yang lebih
tinggi (andesit sampai dasit) sehingga gas betekanan tinggi terbebas secara eksplosif. Erupsi
tipe Vulkanian sering berasosiasi dengan kubah lava dengan periode aktivitas dan periode
istirahat cukup lama.
d. Erupsi Peleean
Diambil dari nama Mount Pelee di Martinique Amerika Tengah. Erupsi ini dapat
melontarkan gas dan abu serta fragmen lava pijar dalam jumlah sangat banyak. Jatuhanya
membentuk longsoran bahan pijar menuruni lereng dengan kecepatan tinggi (sampai 100
km/jam) dan dapata mencapai jarak yang cukup jauh dari pusat erupsi. Erupsi tipe peleean
umumnya terjadi pada gunung api strato dari magma dengan kandungan silica tinggi. Awal
aktifitas ditandai dengan emisi abu beberapa minggu sebelum erupsi. Erupsi mencapai
puncaknya ketika awan pijar berlontar dari kawah. Kubah lava yang terbentuk dapat
menyumbat lubang kawah yang dilontarkan pada aktifitas erupsi berikutnya. Periode aktifitas
erupsi diselingi periode isrirahat yang mencpai beberap puluh tahun. Contoh erupsi tipe ini
adalah erupsi gunung api Mayon di Filipina tahun 1968.
f. Erupsi Hidrovulkanik
Pada erupsi tipe hidrovulkanik, kontak magma dengan air yang tiba-tiba
menyebabkan air menjadi uap. Ekspansi air menjadi uap air membebaskan energy yang juga
menyebakan magma terlontar. Erupsi Hidrovulkanik meliputi Surtseyan tipe phreatik. Erupsi
tipe Surtseyan diambil dari nama Gunung Api Surtsey di Islandia. Erupsi tipe ini terjadi jika
air tanah atu air permukaan terpanaskan oleh magma, lava, atau deposit vulkanik. Erupsi tipe
ini umumnya lebih singkat dari pada tipe Surtseyan karena air tanah lebih sedikit.
g. Erupsi Merapi
Selain aktif sepanjang tahun, aktifitas (erupsi) Gunung Merapi telah menarik
perhatian para ahli gunung api dari seluruh dunia, karena hamper tiap kali selalu disertai
dengn munculnya awan panas (piroklastik). Masyarakat setempat mengenalnya dengan
sebutan wedhus gembel. Bahaya lain yang dtimbulkan akibat peningkatan aktifitas Gunung
Merapi adalah bahaya lahar dingin. Awan panas merupakn aliran massa gas dan abu masa
erupsi gunung api. Kecepatan luncurnya sekitar 90 km/jam dengan temperatur sekitar 350
derajat celcius dengan jarak luncur 8 – 12 km. arah luncurnya pada umunya mengikuti alur
lembah atau sungai yang berhulu di pusat erupsi. Selai panasnya yang mampu membakar
apapun yang dilewati, berat massanya juga memiliki kemampuan menghacurkan yang besar.
Karena massa awan tersebut menempatkan Gunung Merapi memilki tie erupsi tersendiri,
yaitu tipe erupsi Merapi. Para ahli gunung api mengklasifikasi tipe erupsi ini guna
mengantisipasi bahaya yang bisa ditimbulkannya. Awan panas Merapi bisa dihasilkan dari
longsoran/guguran kuba lava dan atau letusan . awan panas longsoran/guguran terjadi karena
longsor/gugurnya sebagian kubah lava pijar akibat dorongan magma pada kuda yang sedang
dibangun.
Sudah ditakdirkan oleh Allah Azza wa Jalla bahwa sebagian besar penduduk
Indonesia bertempat tinggal di sekitar gunung api, yang tanahnya subur dan beriklim sejuk.
Indonesia merupakan negara kepulauan dan terkenal sebagai negara yang mempunyai
gunungapi terbanyak di dunia, terletak pada pertemuan 3 lempeng kerak bumi, yaitu :
lempeng Erasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik. Akibat tumbukan ketiga
lempeng itu menimbulkan jalur gunungapi aktif yang memanjang 7000 km dari Aceh sampai
Sulawesi Utara, melalui Bukit Barisan (30 buah), P. Jawa (35 buah), P. Bali - Kepulauan
Nusa Tenggara (30 buah), Kepulauan Maluku (16 buah), dan Sulawesi (18 buah). Di
sepanjang jalur tersebut terdapat hampir 13 % dari gunungapi dunia, yaitu terdapat 129 buah
gunung api yang dikategorikan aktif.
Tapi dibalik peristiwa letusan gunung berapi terdapat dampak positipnya yaitu:
1. Kesuburan tanah dan banyak bahan tambang
Aliran Lava menghasilkan banyak material isi perut bumi yang keluar saat
terjadinya letusan gunung. Material itu bisa berbentuk pasir, silika, lava, kristal dan lain
sebagainya yang dimuntahkan dari dalam perut bumi dalam jumlah besar. Kristal bisa
dimanfaatkan untuk membuat perhiasan dan pajangan rumah tangga,Silika bisa dimanfaatkan
untuk membuat kaca dan material lainnya bisa dikembangkan untuk menggerakkan ekonomi.
2. Cuaca berubah
Para ilmuwan telah lama menyelidiki bahwa ledakan besar gunung berapi bisa
mempengaruhi cuaca global dengan cara memuntahkan partikel-partikel ke udara bebas yang
dapat menghalangi energy panas matahari dan dapat mendinginkan suhu udara. Ini tentu
sebuah kabar yang baik, mengingat akhir-akhir ini suhu udara terasa panas yang diperkirakan
akan terus berlanjut hingga mencapai puncaknya pada tahun 2012.
Para peneliti juga meyakini bahwa letusan gunung berapi juga akan
berpengaruh terhadap curah hujan di kawasan Asia. Para peneliti dari Columbia University's
Lamont-Doherty Earth Observatory menyatakan bahwa letusan besar akan cenderung
menyebabkan beberapa kawasan di Asia tengah mengalami kekeringan, namun akan
menyebabkan banyak hujan di negara-negara Asia Tenggara dan termasuk Vietnam, Laos,
Cambodia, Thailand dan Myanmar . Sebuah letusan besar akan memuntahkan unsur-unsur
belerang yang akan berubah menjadi partikel kecil di dalam atmosfer yang akan menghalangi
radiasi matahari. Dan akibatnya hal itu akan menurunkan suhu pada permukaan bumi selama
berbulan-bulan, dan bahkan hingga bertahun-tahun. Seperti yang sudah terjadi adalah letusan
Gunung Tambora di Pulau Sumbawa pada 1815, yang berdampak atas membekunya
tanaman-tanaman pertanian di wilayah hingga sejauh New England. Juga letusan Gunung
Pinatubo pada tahun 1991, di Filipina yang mampu menurunkan suhu gobal sebesar 0,7
oFahrenheit, sehingga mampu untuk menutupi efek gas rumah kaca selama sekitar setahun.
3. Obyek Wisata yang indah
Sisa-sisa letusan gunung dapat berubah menjadi obyek wisata yang indah dan
mempesona, membentuk danau kawah dan sumber air panas.
d. Gas-gas Vulkanik
Gas-gas vulkanik selalu ada dalam setiap letusan gunung api dan oleh karena gas
inilah magma naik ke permukaan dan mendorong letusan Gunung api. Bahkan dalam
keadaan aktif-normal pun gas-gas volkanik selalu keluar melalui kawah-kawah atau solfatar
dan fumarol. Gas-gas yang terkurung yang berasal dari magma, yang pertama-tama keluar
adalah yang bertekanan tinggi. Gas-gas tersebut mengepul selama terjadi letusan-letusan dan
juga sebelum dan sesudahnya. Letusan gas atau uap bertekanan tinggi kadangkadang
melemparkan pecahan-pecahan batu di sekelilingnya (preatic eruption). Gas-gas yang keluar
terutama terdiri dari uap air atau H2O, CO2, CO, SO2, dan H2S serta gas-gas belerang
lainnya. Beberapa dari gas vulkanik ini mematikan seperti CO (carbon monoxida), CO2 juga
dapat berbahaya bila berakumulasi. Di samping itu gas-gas volkanik seperti SO2, Cl dan F
dapat menghambat pertumbuhan tanaman bahkan emisi yang terus menerus dapat merusak
hutan atau tanaman di sekitarnya.Kebanyakan gas volkanik bersifat asam sehingga dapat
meyebabkan karat pada logam (O. Hirokawa, 1980:45). Penyebaran gas di udara dipengaruhi
oleh arah angin. Gas-gas volkanik membahayakan kehidupan baik manusia, binatang maupun
tumbuh-tumbuhan bila konsentrasinya di atas nilai ambang.
e. Gempa bumi Vulkanik
Kerusakan yang terjadi akibat gempabumi letusan gunungapi biasanya tidak terlalu
besar dan hanya dirasakan di sekitar tubuh gunungapi itu saja dan dapat terjadi sebelum,
selama ataupun setelah letusan. Hal ini dikarenakan gesekan magma dengan dinding batuan
yang diterobos pada saat naik ke permukaan bumi, di samping adanya tekanan gas pada saat
terjadinya ledakan. Perpindahan mendadakdari magma pada tubuh dapur magma juga dapat
menyebabkan terjadinya gempa bumi vulkanik sehingga dijadikan parameter dalam
pemantauan gunungapi (Direktorat Vulkanologi). Gempa bumi vulkanik dapat menimbulkan
bahaya apabila terjadi pada Gunung api yang mempunyai kaldera dimana getaran gempabumi
vulkanik dapat menyebabkan retak dan jebolnya dinding kaldera.
f. Tsunami
Tsunami adalah serangkaian gelombang yang terbentuk karena gempa tektonik atau
letusan gunungapi di bawah laut atau di daratan dekat pantai. Beberapa gelombang tsunami
biasanya cukup kecil, tetapi bisa menjadi besar hingga menyebabkan banjir dan kerusakan
saat gelombang tersebut menghantam pantai. Nama tsunami diambil dari bahasa Jepang yang
artinya gelombang pelabuhan. Gelombang ini kadang disebut juga gelombang pasang
meskipun sebenarnya tidak disebabkan oleh pergerakan pasang. Tsunami tercipta saat
permukaan dasar laut bergerak naik turun di sepanjang patahan selama gempa terjadi, atau
saat bagian dari gunung api yang meletus runtuh ke dalam laut. Tsunami juga tercipta saat
gempa atau letusan terjadi di dataran dekat pantai. Dalam berbagai hal, kekuatan pergerakan
tanah menyebabkan gelombang tsunami terjadi di permukaan laut, seiring dengan terangkat
atau turunnya dasar laut. Di laut lepas, gelombang ini tidak lebih besar dari gelombang
normal, tetapi lebih cepat. Gelombang ini menyebar ke segala arah secara cepat dengan
kecepatan yang menakjubkan, yaitu sekitar 800 km/jam (500 mil/jam).
2) Bahaya Sekunder
Bahaya ini sering disebut dengan istilah banjir lahar dingin, bisa terjadi selama atau
sesudah aktivitas letusan gunungapi selesai. Akibat hujan lebat pada daerah puncak, dimana
bahan-bahan yang diendapkan oleh hasil letusan masih merupakan bahan-bahan lepas yang
belum terkonsolidasi. Maka bila terjadi hujan, air hujan akan mudah teresap sehingga akan
menambah beban dan apabila sudah jenuh, material-material yang ada di sekitar puncak akan
kehilangan keseimbangan (daya dukung batuan terlampaui), maka terjadilah pelongsoran dari
material-material tersebut berupa banjir lahar dingin. Banjir lahar dingin dapat menimbulkan
bencana terhadap daerah-daerah di sekitar aliran-aliran sungai yang lembahnya berasal dari
puncak gunung api.
a. Lahar Hujan
Lahar hujan adalah kegiatan sekunder akibat letusan gunungapi yang terjadi jika
sesudah atau pada saat letusan turun hujan lebat di sekitar puncak dan lereng-lerengnya.
Dengan turunnya hujan di kawasan Gunung api tersebut akan mengakibatkan sungai-sungai
yang berhulu di daerah puncak tidak lagi mengalirkan air secara biasa, tetapi merupakan jalan
bagi mengalirnya lahar. Lahar ini bersuhu dingin dan mengalir dengan suara gemuruh serta
merusak apa saja yang dilaluinya. Lahar hujan yang dihasilkan oleh gunung api tergantung
dari lamanya dan banyaknya hujan yang terjadi. Semakin lama dan lebat hujan yang terjadi,
maka semakin hebat lahar yang dihasilkan. Terjadinya lahar hujan akan menyebabkan
peluapan dan
perpindahan aliran sungai serta penggerusan pada dasar kali sehingga terjadi runtuhan-
runtuhan tebing. Pada umumnya, penyelewengan dan peluapan akan terjadi pada belokan-
belokan sungai. Dalam waktu singkat, suatu lembah dapat berubah menjadi datar atau
sebaliknya.
b. Lahar Letusan
Lahar letusan adalah lahar yang terjadi pada saat letusan gunung api yang memiliki
danau kawah. Pada saat terjadi letusan, air danau tersebut bercampur dengan bahanbahan
lepas yang dilontarkan dan terbentuklah aliran lahar yang mengalir melalui lembahnya
menuju kaki gunung api dan dataran di bawah. Lahar letusan memiliki suhu yang sangat
panas dan menyerang secara serentak bersamaan dengan terjadinya letusan gunung api.
Makin besar volume air danau kawah, maka alirannya akansemakin jauh dan semakin luas
pula daerah yang terlanda.Air dari danau kawah gunungapi adalah faktor utama dalam
meningkatkan gerakan lahar. Kecepatan dan jarak yang dapat ditempuh oleh lahar
dipengaruhi oleh kemiringan lereng atau gradien sungai. Kondisi morfologi dan tofografi
sangatlah mempengaruhi arah penyebaran lahar. Pada bagian sungai bertebing terjal dan
menyempit dengan aliran yang deras atau gradien besar, lahar akan mengalir di sepanjang
sungai saja. Pada bagian sungai yang gradiennya kecil dimana kecepatan alirannya berkurang
yaitu pada daerah-daerah yang hampir datar sampai daerah - daerah yang datar, penyebaran
lahar akan meluas.
c. Lahar Panas
Lahar panas ditunjukkan dengan adanya kepulan asap putih pada saat mengalir. Hal
itu disebabkan material rempah gunungapi masih panas pada saat terjadi hujan deras. Selain
itu, danau kawah yang sudah dipanaskan menjelang dan pada saat letusan juga dapat
menghasilkan
lahar panas. Dengan demikian lahar panas dapat terjadi pada lahar hujan maupun lahar
letusan.
d. Abu Vulkanik
Bahaya sekunder lain yang dapat diakibatkan dari kegiatan letusan gunung api adalah
penyakit sesak nafas. Penyakit ini disebabkan karena abu vulkanik yang mengandung silika
bebas dalam bentuk kristal jarum yang halus (kurang dari 10 mikron) terhisap dan menempel
pada paruparu. Debu halus ini dapat menimbulkan sesak nafas (silikosis) beberapa tahun
kemudian. Selain itu abu vulkanik yang relative masih panas jika manusia menghirupnya
dapat mengalami dehidrasi atau kekeringan cairan tubuh. (Hendratno, 1999: 8-11).
3.2. Saran
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui jenis-
jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan akibat-akibat yang
ditimbulkannya. Saran-saran, saya sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi dan
penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, korban
meninggal dan kerugian harta benda yang besar.
1. Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang tinggal di
daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.
2. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan pelestarian lingkungan,
karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan lingkungan.
3. Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah rawan bencana, agar tidak terjadi
korban dan kerugian yang besar.
DAFTAR PUSTAKA