Anda di halaman 1dari 7

SEMINAR NASIONAL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TEKNIK PEMBUATAN KAIN KAJANG


Kurniati
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar
dra.kurniati@gmail.com

ABSTRAK

Sarung Kajang di sebut “Tope Le’leng” (sarung hitam) adalah sebuah budaya
dimana prosesnya memiliki ikatan dengan alam. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan Teknik pembuatan Kain Kajang. Penelitian ini dilaksanakan di desa
Tana Towa Kajang Kabupaten Bulukumba. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Teknik Pembuatan Kain Kain Kajang yaitu: a) Pencelupan, Benang yang masih putih
disiapkan benang sebanyak 10 gulung untuk satu sarung, penculupan benang pada
pewarna alami yang dihasilkan dari daunn tarum yaitu warna hitam selama 10 hari
lalu dijemur dibawah sinar matahari, b) Proses Penghanian yaitu menyusun benang
lunsing sepanjang 5 meter lebar 75 cm , c) Proses pembuatan benang pakan, d)
Proses Menenun Didalam proses menenun benang lungsi dimasukkan kealat tenun
melalui sisir tenun dan henddle utama , gulung benang pakan dengan menggunakan
ganra , tempat benang pakan adalah bulo-bulo,masukakkan benang pakan pada
benang lungsing bolak balik bergantian sambil di hentakkan oleh balida, e)
Maggarusu yaitu Mengilapkan kain dengan cara menggosokkan keong laut pada
permukaan kain. Untuk menghasilkan satu lembar kain tenunan sarung Kajang
dibutuhkan waktu satu atau dua bulan.

Kata kunci : Teknik Pembuatan, Tenunan Sarung Kajang

PENDAHULUAN nilai budaya yang tinggi, apabila dikelola


dengan baik.
Kekayaan kebudayaan dan tradisi
Masyarakat Tanah Towa Kajang
masyarakat Sulawesi Selatan tidak pernah
hanya memproduksi sarung hitam ini tidak
habis untuk dinikmati. Karena sebagian
memproduksi sarung model dan Desain
suku masih mempertahankan
lainnya. Kendala dalam pembuatan sarung
budayanya,meski teknologi sudah masuk
hitam.Modal bagi masyarakat setempat
menggusur peran manusia. Ini yang
sangat kurang.Pembinaan dari pemerintah
dilakukan di suku Kajang di Desa Tanah
sangat minim. Penenun saat ini di Desa
Toa, kecematan Kajang, Kabupaten
Tanah Towa sudah kurang yang berminat
Bulukumba. Sampai sekarang masyarakat
dan sudah mulai punah karena kurangnya
Kajang masing setia menenun sarung.
motivasi bagi masyarakat untuk
Sarung Kajang di sebut “Tope Le’leng”
melanjutkan warisan nenek moyang
(sarung hitam).
mereka, dan hanyalah orang yang sudah
Pelestarian budaya yang masih
tua yang menenun sarung Kajang saja.
melestarikan sarung tenunan yaitu di
Ketika daun tarung berkurang maka
Kecamatan Kajang Kabupaten
pembuatan sarung hitam juga tertunda
Bulukumba, meskipun pengrajin sarung
sampai tumbuhnya lagi daun tarung
tenun di daerah tersebut sudah berkurang
tersebut, karena daun tarung tersebut
dibanding pada masa lampau karena
adalah alat penghitam alami sarung hitam
kerajinan sarung tenun dikerjakan sebagai
Sehingga untuk memilih warna dan corak
pekerjaan sampingan. Kerajinan ini perlu
sudah ada ketentuanya. Tidak boleh asal
dijaga dan dilestarikan, karena memiliki

301
SEMINAR NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

buat, warnanya harus hitam, dan sebagai gambaran tentang Teknik pembuatan
hiasan merah, biru dan putih. tenun.
Tenunan Kajang adalah sebuah  Data Primer
budaya dimana prosesnya memiliki ikatan Pengambilan data interview
dengan alam.Untuk menghasilkan satu bertujuan untuk mendapatkan informasi
lembar kain tenunan sarung Kajang butuh yang dibutuhkan. Interview dilakukan
waktu satu sampai 2 bulan. Sarung tenun dengan cara memberi beberapa pertanyaan
selalu dipakai untuk pakaian sehari-hari, kepada pihak penenun, beberapa pengguna
pada acara keagamaan, . pada acara adat, hasil tenun, dan masyarakat umum.
acara pesta perkawinan, dan pakaiana adat, Pertanyaan yang diajukan adalah mengenai
dalam upacara dan pesta tradisional. data-data yang mendukung dalam
Sehubungan dengan hal tersebut maka pembuatan kain tenun kajang Sulawesi
penelitian ini bertujuan untuk Selatan
mendeskripsikan teknik pembuatan kain  Data Sekunder
tenun Kajang Kabupaten Bulukumba Studi tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan kain Tenun kajang
METODE PENELITIAN dilakukan dengan cara mengambil
Penelitian ini merupakan penelitian informasi dari buku, majalah, dan internet
deskriptif kualitatif (Sutopo,. 2002).. yang akan digunakan sebagai referensi.
Penelitian deskriptif kualitatif merupakan Data sekunder nantinya akan menjadi
suatu metode dalam meneliti yang bahan pembanding dengan data primer,
digunakan untuk mendapatkan data yang yang nantinya akan mendapatkan sebuah
mendalam, suatu data yang mengandung kesimpulan mengenai Teknik Pembuatan
makna yaitu data yang sebenarnya dan Tenun kajang Sulawesi Selatan.
merupakan suatu nilai dibalik nilai yang Sumber data penelitian adalah
tampak yang lebih menekankan pada subyek dari mana data dapat diperoleh
makna status sekelompok manusia, suatu (Arikunto, 1998:). Sumber data dalam
objek, suatu set kondisi, suatu sistem penelitian ini yaitu orang sebagai
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa narasumber yang mengerti dan telah
pada masa sekarang (Arikunto, 1990) memiliki pengalaman serta memahami
Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan Teknik Pembuatan tenunan kain kajang
untuk membuat deskripsi, gambaran atau Sulawesi Selatan
lukisan secara sistematis, faktual dan Metode pengumpulan data adalah
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat cara-cara yang dapat digunakan oleh
serta hubungan antar fenomena yang peneliti untuk mengumpulkan data. Metode
diteliti. pengumpulan data yang digunakan pada
Penelitian dilakukan di Kajang penelitian ini adalah Interview
Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi (wawancara), Observasi dan dokumentasi.
Selatan. Penelitian ini dilaksanakanpada  Interview
bulan Mei 2017. Observasi dilakukan Wawancara yang dilakukan
untuk mengetahui kondisi objek studi yang berdasarkan pada pedoman yang telah
sebenarnya. Observasi objek studi ke sentra dibuat oleh peneliti. Secara garis besar
penenunan di Kajang, dilakukan untuk pedoman wawancara berisi pertanyaan
mengetahui kondisi objek studi yang tentang, bagaimana proses pewarnaan,
sebenarnya sehingga dapat memperoleh proses menenun dan alat apa yang
digunakan dalam menenun kain kajang

302
SEMINAR NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

 Observasi puang Upa benang tersebut tidak dibuat


Metode pengumpulan data ini sendiri tetapi benang tersebut dibeli di
dilakukan dengan cara melengkapi format pasar tradisianal yang ada disekitar
pengamatan sebagai instrumen untuk rumahnya. Puang Upa hanya pintar
menggali lebih dalam tentang bagaimana menenun saja, karena tenun sarung Kajang
proses pewarnaan, proses menenun dan alat terbagi-bagi cara membuatnya. Semuanya
apa yang digunakan dalam menenun kain memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-
Kajang Sulawesi Selatan. beda. Akan tetapi cara pembuatan tenunan
 Dokumentasi sarung Kajang cara membuatnya sama
Dalam penelitian ini, dokumentasi (Wawacara pada 15 Mei 2017) .
yang didapatkan berupa foto-foto proses Untuk membuat tenunan kain Kajan
pewarnaan dan proses menenun sarung has terlebih dahulu harus disiapkan adalah:
kain kajang Sulawesi Selatan. 1. Alat Tenun Gedogan ( ATG )
Analisa data dalam penelitian Alat tenun gedongan memiliki
kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan kelemahan yaitu kecepatan
data berlangsung, dan setelah selesai produksi sangat lambat dan sulit
pengumpulan data dalam periode tertentu. untuk membuat kain yang panjang
Menurut Miles and Huberman dalam dan lebar.Umumnya alat tenun
Sugiyono (2007), aktivitas dalam analisis gedongan digunakan untuk kain-
kualitatif dilakukan secara interaktif dan kain yang relative pendek.
berlangsung secara terus menerus sampai Meskipun alat tenun gedongan ini
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. mempunyai keterbatasan dalam
kecepatan dan kapasitas,akan tetapi
HASIL DAN PEMBAHASAN dari keragaman motif maupun
proses yang dipakai sulit ditandingi
Teknik Pembuatan Tenunan Sarung
dengan alat tenun mesin (ATM).
Kajang
Teknik menenun Kain Tenun Kajang Alat tenun yang digunakan
dengan Alat Tenun Gedogan (ATG).Alat umumnya dibuat oleh orang tua (
yang masih sangat tradisional adalah Ayah) yang terbuat dari kayu hutan
gedokan yang difungsikan secara yang tersedia disekitar tanah Towa
tradisional. Penggunaan alat gedokan ini Kajang ( Pattannungang ), alat
dalam membuat kain akan menghasilkan tersebut adalah: a) Tanrang Ajeng,
kain dengan lebar 75 cm, panjang 5 m b) Pappasampeang, c) Pappakang,
dibutuhkan lebih banyak bahan dan waktu, d) Cu’ranga, e) Jo’jolang, f)
penyelesaian satu lembar kain sarung Tumpa, g) Patocco, h) Suru, i)
adalah 2- 3 bulan. Hal tersebut menjadikan Pakkarakkang, j) Balira untuk
tenunan sarung Kajang lebih dikenal menyentakkan benang, k)
banyak orang. Walaupun warnanya hitam Taropong, paturung tempat
tetapi kebanyakan dari luar tanah toa menggulung benang pakan, l)
menyukai warna tersebut. Pangngepe, m) Tumpa, n)
Berdasarkan kutipan wawacara Pappasolongang adalah tempat
dengan Puang Upa selaku perajin kain penyimpangan alat kecil untuk
tenuna Kajang. “proses pembuatan tenunan menenun semacam benang dsb, o)
sarung Kajang masih menggunakan alat Kara, p) Palili, q) Bu’rung, r)
tenun yang tradisional, dan menggunakan Book-boko, s) Sisiri ( pattasi) ,t)
benang yang terbuat dari kapas, menurut Pari.

303
SEMINAR NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2. Bahan ( benang ) c. Pembuatan benang pakan,


Bahan yang harus disiapkan berupa Pembuatan benang pakan
benang putih yang terbuat dari yaitu menggulung benang pada
kapas dikenal dengan benang alat paturung yang akan
katun, untuk satu lembar kain dipergunakan sebagai benang
menggunakan benang 10 gulung. pakan, benang pakan
merupakan pengisi benang
3. Teknik pembuatan tenunan akan lungsi pada saat menenun.
melalui beberapa tahap sebagai d. Pertenenun,
berikut: Pertenunan adalah
a. Pemberian warna ( A’ nyila) persilangan antara dua benang
Pencelupan, Benang yang yang terjalin saling tegak lurus
masih putih disiapkan benang satu sama lainnya, yang disebut
sebanyak 10 gulung untuk satu benang lungsi dan benang
sarung, penculupan benang pakan, yang akhirnya
pada pewarna alami dicelup menghasilkan lembaran kain.
sesuai warna alami yang Benang lungsi adalah benang
dihasilkan dari daunn tarum yang arahnya vertikal atau
yaitu warna hitam selama 10 mengikuti panjang kain,
hari kemudian di bilas sampai sedangkan benang pakan
air bilasan menajadi jernih (10 adalah benang yang arahnya
- 12 kali), setelah itu dijemur horisontal atau mengikuti lebar
dengan bambu panjang diterik kain.
matahari untuk membuat kain Proses menenun
dan selendang. Setelah benang memerlukan waktu 1 hingga 2
kering maka akan dilakukan bulan lamanya untuk satu
proses Desain (pencukitan) lembar kain. Didalam proses
dengan menggunakan lidi penenunan ini benang lungsi
sesuai dengan motif yang dimasukkan kealat tenun
dikehendaki. melalui sisir tenun dan henddle
utama pada rangkaian kain
b. Penghanian, yang membentuk pola simetris
Penghanian adalah dan diisi oleh benang pakan
Pembuatan benang lungsi, dan benang berwarna tambahan
biasa disebut penghanian yaitu (benang emas atau perak).
pengaturan dan penyusunan Proses penenunan dimulai dari
jumlah benang lungsi sesuai benang pakan dimasukkan
panjang dan lebar kain yang dengan menggunakan alat yang
akan dibuat sesuai bernama peleting. Sedangkan
Desain.proses pembuatan atau untuk mempermudah benang
pemintalan benang lungsing pakan yang ada dipeleting
sepanjang 5 meter dan lebar 75 masuk ke lungsi teropong
cm. Pada proses ini dilakukan didorong melewati benang
sisiri (pattasi) agar supaya lungsi.Setelah benang
benang lungsing menjadi dipeleting lewat, baik benang
tegang dan tidak berbulu saat katun maupun benang emas
ditenun. ataupun benang limar, maka
304
SEMINAR NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

dilakukan penenunan dengan Dalam pembuatan tenunan sarung


menyentak benang dengan Kajang ada faktor yang menghambat dan
belira yang dibantu dengan sisir mendukung untuk membuat tenunan
tenun. tersebut yaitu sebagai berikut.
Proses penenunan 1. Faktor penghambat
dimulai dari ujung kain, a. Faktor dari dalam
dilanjutkan sesuai dengan motif Faktor penghambat dilingkungan
kain. Alat yang digunakan sekitar pembuatan tenunan sarung
untuk proses penenunan ini Kajang yaitu pembuatan tenunan ini
berupa satu set alat tenun tidak membuat tenunan dengan skala
tradisional / Gedogan ( banyak, karena masyarakat di sana
pattannungan ).Masyarakat membuat tenuna merupakan
Kajang biasanya menenun di pekerjaan sampingan saja, dan tidak
siring (bagian bawah) rumah. di pasarkan keluar daerah, hanya
Kendati demikian, sekarang ini untuk kalangan orang tertentu saja
mereka sudah tidak lagi yang membeli tenunan ini, seperti
menggunakan benang kapas, keluarga dan kerabat dekat.
melainkan benang pabrikan Demikian pula bahan baku ( benang)
yang diperoleh dari pasar di tdk banyak dperjualbelikan di lokasi
Kota Makassar Adapun hingga pertenunan
kini, masyarakat Kajang masih
mempertahankan motif kuno b. Faktor dari luar
warisa leluhur, yakni motif Faktor dari luar yang
ratu puteh, ratu gahu dan ratu menghambat pembuatan tenunan ini
ejah. Motif ini hadir berupa yaitu orang-orang dari luar Tanah
garis geometris halus yang Towa umumnya tidak berminat untuk
membelah sarung tenun secara membeli sarung tenunan tersebut
vertikal. karena harganya terlalu mahal dan
sarung tersebut kemungkinan besar
e. Panggarusan, jarang dipakai walaupun ada acara-
Panngarusan adalah acara tertentu.
untuk mengilapkan kain yang
telah ditenun dilakukan 2. 2. Faktor pendukung
dengan menggunakan rumah a. Faktor dari dalam
keong ( baorang) yaitu Faktor dari dalam yang
menggosok gosok kain tenun mendukung pembuatan tenunan
diatas papan yang lebar ( sarung Kajang yaitu tenunan ini
Maggarusu) sehingga tidak dikerja dalam satu kelompok
permukaan kain menjadi tapi dikerja perindividu, orang
berkilau. Sarung yang di Ammatoa mengajari anak gadisnya
garusu diperuntukkan untuk menenun karena tenunan ini sudah
pesta. turung tenurun dikerjakan oleh
setiap anggota keluarga, alat-alat
b. Faktor Penghambat dan Pendukung yang pakai dalam tenunan ini masih
Dalam Pembuatan Tenunan Sarung di katakana alami karena alat
Kajang tersebut dibuat oleh setiap angota
keluarga, dan pewarna benang (
305
SEMINAR NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

daun tarum) juga diambil disekitar waktu 1 hingga 2 bulan lamanya


area Ammatoa. dan orang-orang untuk satu lembar kain
Ammatoa mempunyai keterampilan e. Panggarusan, untuk mengilapkan
sendiri. Selain sarung yang kain yang telah ditenun dilakukan
dihasilkan oleh Indusrti rumah dengan menggunakan rumah
tangga tersebut, masyarakat keong ( baorang) yaitu menggosok
menghasilkan baju le’leng ( baju gosok kain tenun diatas papan
hitam), dan passapu (kain hitam yang lebar ( Maggarusu)
yang dililikan dikepala). 2. Faktor penghambat pada pembuatan
b. Faktor dari luar sarung kajang adalah orang-orang
Faktor dari luar yang dari luar Tanah Towa umumnya
mendukung tenunan ini yaitu salah tidak berminat untuk membeli sarung
satunya transportasi, karena bahan tenunan tersebut karena harganya
penambah untuk membuat tenunan terlalu mahal, kurang tersedianya
dibeli dari luar Ammatoa. Seperti benang katun yang memadai untuk
pewarna benang, karena bukan dicelup, sedangkan Faktor
cuma benang hitam yang pendukungnya adalah Tersedianya
diperlukan ada juga benang yang daun tarum sebagai bahan utama
tertentu seperti warna hijau (gahu’) untuk pewarnaan, dan keterampilan
dan warna merah (eja). yang dimiliki secara turun temurun
yang diajarkan pada anaknya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Kesimpulan
Kain Tenun Kajang Sulawesi Selatan
1. Teknik pembuatan tenunan sarung merupakan salah satu warisan leluhur yang
Kajang yaitu: memperkaya keberagaman hasil budaya
a. Pemberian Warna, Pencelupan nusantara yang dimiliki bangsa Indonesia
benang yang masih putih disiapkan yang harus dikembngkan dan dijaga
benang sebanyak 10 gulung untuk kelestariannya baik oleh masyarakat
satu sarung, penculupan benang setempat, masarakat luar maupun
pada pewarna alami daun tarum pemerintah.
yaitu warna hitam selama 10 hari,
b. Penghanian, adalah proses UCAPAN TERIMA KASIH
pembuatan atau pemintalan benang Penelitian ini dibiayai oleh dana riset
lungsing sepanjang 5 meter dan PNBP Direktorat Jenderal Perguruan
lebar 75 cm. Tinggi, Kementerian Pendidikan dan
c. Pembuatan benang pakan Kebudayaan Republik Indonesia. Tim
d. Pertenunan, proses. Didalam peneliti mengucapkan terima kasih kepada
proses menenun ini benang lungsi Pemerintah Republik Indonesia (Dikti) atas
dimasukkan kealat tenun melalui biaya penelitian yang diberikan kepada tim
sisir tenun dan henddle utama pada peneliti.
rangkaian kain yang membentuk
pola simetris dan diisi oleh benang DAFTAR PUSTAKA
pakan dan benang berwarna
tambahan (benang emas atau Acca Redblack. 2014. Pembuatan
perak. Menenun memerlukan Tenunan. Makassar: Pustaka Refleksi

306
SEMINAR NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Alim, Mas Katu. Kearifan Manusia Syarifuddin Akbar, 2014. Gambar Desa
Kajang. Cetakan kedua.Makassar: Tanah Towa Kabupaten Bulukumba.
Pustaka Refleksi. Makassar: Balai Besar Pengkajian
Amirudin,S. 2001. Pewarnaan Tekstil. dan Pengembangan Komunikasi
Bandung: Balai Besar Penelitian dan Komaruddin, 2001. Pengertian Analisi.
Pengembangan Industri Tekstil. Jakarta. Kementrian pendidikan
Andi, Bhaim. 2006.Sejarah Sarung Sri Sumarni, 2015. Kain Tenunan Khas
hitam.Angkasa Ilmu Kajang. Bulukumba
Andi, Labaria. 2015.Pembuatan Sarung Sugiarto Hartanto dan Shigeru Wantanabe.
Tenun Kajang. Angkasa Ilmu 1980. Teknologi Tekstil. Jakarta:
Anisa, Andini. 2013. Mengenal Tenunan PT. Pradnya Parmita.
suku kajang.Cetakan pertama Sugionon. 2013. Metode penilitian
Makassar: Pustaka Refleksi pendekatan kuantitatif, kualitatifdan
Arman, Dore. 2015.Menenun, Bagian RD. Bandung: Alfabeta
Mempertahankan Adat Ammato. WardhaniKamaril. 2004. Textil. Jakarta:
Makassar: Angkasa ilmu pendidikan seni nusantara
Arikonto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu pendekatan praktik
jilid IV. Jakarta: Rineka Cipta
Chaeruddin B. 1981. Masyarakat Amma
Towa dan Tenuan Sarung Ammato
Djufri, Rasyiddkk.1973. Teknologi
Pengelantangan Pencelupan dan
Pencapan. Bandung: Institut
Teknologi Tekstil.
Jumadil, Awalbudaya 2014. suku Kajang
dan Tope Le’leng Kain Tenun Khas
Suku Kajang.Angkasa ilmu
Kartiwa, Suwati. 1982. Tenunan Indonesia.
Jakarta: Direktorat Jenderal
Kebudayaan Departemen
Pendidikandan Kebudayaan.”
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012.
Pengertian tenunan. Jakarta: Agung
Media Muliah
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002.
Pengertian Analisis. Bandung:
Alfabeta
Kamus Besar Akutansi, 2000. Pengertian
Analisis. Jakarta: Pendidikan
Akutansi
Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa,1996.
Pengeertian Analisi. Jakarta:
pembinaan dan pengembangan
bahasa

307

Anda mungkin juga menyukai