Anda di halaman 1dari 4

FORMULIR PENETAPAN WARISAN BUDAYA TAK BENDA TAHUN 2017

1. Kode Penetapan (diisi oleh Kementerian)


Tahun Nomor

2. a. Nama Karya Budaya (isi nama yang paling umum dipakai)


PA’DEKKO UGI

2. b. Nama Karya Budaya dalam Aksara dan Bahasa yang bersangkutan

2. c. Nama Lain Karya Budaya (varian atau alias nama karya budaya)

3. Domain Karya Budaya (contreng satu atau lebih)


(01) Tradisi dan ekspresi lisan, termasuk bahasa sebagai wahana warisan
budaya takbenda, termasuk cerita rakyat, naskah kuno, permainan

tradisional

(02) Seni pertunjukan, termasuk seni visual, seni teater, seni suara, seni
tari, seni musik, film;

(03) Adat Istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan, sistem


ekonomi tradisional, sistem organisasi sosial, upacara tradisional;

(04) Pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta,


termasuk pengetahuan tradisional, sistem organisasi sosial,
pengobatan tradisional;

(05) Kemahiran kerajinan tradisional, termasuk seni lukis, seni pahat/


ukir, arsitektur tradisional, pakaian tradisional, aksesoris tradisional,
makanan/minuman tradisional, moda transportasi tradisional;
4. Kondisi Karya Budaya saat ini (contreng salah satu)

(01) Sedang Berkembang

(02) Masih Bertahan

(03) Sudah Berkurang

(04) Terancam Punah

(05) Sudah Punah atau tidak berfungsi lagi dalam masyarakat

5. Lokasi dan Persebaran Karya Budaya

Desa Bialo. Kecamatan Gantarang. Kabupaten Bulukumba

6. Identifikasi dan Definisi mengenai Karya Budaya (termasuk aspek kesejarahan,


aspek sosial, dan fungsinya dalam masyarakat), maksimal 1000 kata.
Kegiatan pā’dēkko merupakan kegiatan akdengka ase lolo (menumbuk padi muda).
Akdengka ase lolo merupakan suatu ritual atau upacara yang dilaksanakan setiap
permulaan panen padi yang dilaksanakan sebelum petani menuai padinya (Goenawan.
2003: 67). Pā’dēkkomerupakan sebuah kegiatan menumbuk lesung padi. Secara
harfiah pā’dēkko berasal dari dua suku kata yaitu “pa” yang merupakan sebuah
bentuk awalan yang menunjukkan kata kerja dan kata “dēkko” yang berarti bunyi
lesung. Sehingga secara harfiah dapat dikatakan pā’dēkko merupakan sebuah aktifitas
membunyikan lesung. Dalam tradisi tani masyarakat agraris bugis makassar, aktifitas
ini seringkali ditemui dalam ritual panen padi sebagai bentuk rasa syukur terhadap
hasil panen yang dituai.

7. Upaya Pelestarian Karya Budaya


Masyarakat desa bialo di Bulukumba sejak lama telah memanfaatkan berbagai
simbol dalam interaksi sosial sebagai respon terhadap situasi sosial yang mereka
hadapi. Salah satu respon mereka terhadap lingkungan dan masyarakat adalah
tradisi penghormatan pada Dewi Padi yaitu dengan dilaksanakannya upacara
pa’dekko. Interaksi sosial yang dibangun oleh tradisi pa’dekko melahirkan produk
makna yang telah mengakar dari generasi ke generasi di desa Bialo. Dalam
kehidupan sosial, rangkaian bunyi dekko yaitu mappacece’, mapparimba,
mangngolai dan mappadudu yang jika dikomposisikan dalam sebuah sajian pa’dekko
akan membangun makna timo’ topi na mappa’ botting yang secara simbolik
memberikan gambaran tentang siklus perkawinan orang-orang di desa Bialo
8. Nama Komunitas/ Organisasi/ Asosiasi/ Badan/ Paguyuban/ Kelompok Sosial/
atau perorangan yang bersangkutan

Nama : Masyarakat Desa Bialo, Kec. Gantarang, Kab. Bulukumba


Alamat : Desa Bialo, Kec. Gantarang, Kab. Bulukumba
Kode Pos :
No.Telp/Fax/Mobile :
Alamat Email :

9. Guru Budaya/ Maestro (diisi nama orang-orang yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan tentang karya budaya tersebut beserta usia yang bersangkutan)

Nama :
a) Sanro Mare’, Umur : 79 Tahun
b) Indo’ Rappe, Umur : 80 Tahun
c) Hj. Mutiara, Umur : 61 Tahun
d) Cake, Umur : 63 Tahun
e) Nengsi, Umur : 65 Tahun
f) Raiya, Umur : 75 Tahun
g) Sale’, Umur : 81 Tahun
Alamat : Desa Bialo. Kab. Bulukumba
Kode Pos :
No.Telp/Fax/Mobile :
Alamat Email :

10. Foto Terbaru Karya Budaya dengan penjelasan (5 Lembar)

11. Film Dokumenter mengenai Karya Budaya (sertakan judul dari film dan
dilampirkan bersama formulir)
12. Kajian Akademis oleh Lembaga Penelitian yang terkait (sertakan judul dari
kajian akademis dan dilampirkan bersama formulir)

SYAMSUL FAJRI. “Pa’dekko Ugi di Bialo Bulukumba (Pergeseran Makna dalam


Konteks Masyarakat Tradisional)” Fakultas Seni. Universitas Negeri Makassar

13. Referensi (ditulis sumber secara lengkap nama penulis, tahun, judul buku,
tempat terbit, penerbit, naskah kuno, prasasti, sumber lisan/nama pelaku (saksi
sejarah) yang masih hidup, usia, dan lainnya)
TRADISI APPADDEKKO DI DESA SAMPULUNGAN KECATAMATAN GALESONG UTARA
KABUPATEN TAKALAR. Mutmaina, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin
Makassar. Skripsi. 2017

Johnson, Paul, Doyle, 1988. Teori Sosiologi Klasik dan Modern 1, Alih Bahasa
M.Z. Lawang, Jakarta: Gramedia.

Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran.

Goenawan, dkk. 2003. Seni Tradisional Sul-Sel. Makassar; Lamacca.

Pelras, Christian. (2006). Manusia Bugis. (Diterjemahkan dari bahasa Inggris


ke bahasa Indonesia oleh Abdul Rahman Abu, et.al.). Jakarta: Forum Jakart

14. Persetujuan dari Provinsi terkait sebagai pengusul

15. Nama Petugas Penerima Formulir (diisi oleh Kementerian)

Nama :

16. Tempat dan Tanggal Penerimaan Formulir Karya Budaya (diisi oleh
Kementerian)

Tempat : Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai