Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

TRANSPORTASI UDARA

NAMA: ANDI ZULFIKAR M


JURUSAN: D III – MTU
BAB I
PENDAHAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

            Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiki lebih dari 17.000 pulau dengan
total wilayah 735.355 mil persegi. Indonesia dan menempati peringkat keempat dari 10
negara berpopulasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa). Tanpa sarana transportasi yang
memadai maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini.
            Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat
aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi, transportasi
merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan
maupun di pedesaan. Harus diingat bahwa sistem transportasi memiliki sifat sistem jaringan
di mana kinerja pelayanan transportasi sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan
jaringan.
            Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan
vitaldalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah
yang lain. Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila sarana
transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga transportasi dapat menjadi
salah satu sarana untuk mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi
penduduk antara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi
yang rata maupun hasil pembangunan yang ada.
            Skala ekonomi (economy of scale), lingkup ekonomi (economy of scope), dan
keterkaitan (interconnectedness) harus tetap menjadi pertimbangan dalam pengembangan
transportasi dalam kerangka desentralisasi dan otonomi daerah yang kerap didengungkan
akhir-akhir ini. Ada satu kata kunci ini disini, yaitu integrasi, di mana berbagai pelayanan
transportasi harus ditata sedemikian rupa sehingga saling terintegrasi, misalnya truk
pengangkut kontainer, kereta api pengangkut barang, pelabuhan peti kemas, dan angkutan
laut peti kemas, semuanya harus terintegrasi dan memungkinkan sistem transfer yang terus
menerus (seamless).
            Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi oleh
sistem transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan pelabuhan dan
bandara yang efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling terintegrasi dalam satu
sistem logistik dan manajemen yang mampu menunjang pembangunan nasional.
            Transportasi jika ditilik dari sisi sosial lebih merupakan proses afiliasi budaya dimana
ketika seseorang melakukan transportasi dan berpindah menuju daerah lain maka orang
tersebut akan menemui perbedaan budaya dalam bingkai kemajemukan Indonesia. Disamping
itu sudut pandang sosial juga mendeskripsikan bahwa transportasi dan pola-pola transportasi
yang terbentuk juga merupakan perwujudan dari sifat manusia. Contohnya, pola pergerakan
transportasi penduduk akan terjadi secara massal dan masif ketika mendekati hari raya. Hal
ini menunjukkan perwujudan sifat manusia yang memiliki tendesi untuk kembali ke kampung
halaman setelah lama tinggal di perantauan.
            Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit lebih
lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam menangani
kinerja sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju menganggap
pembangunan transportasi merupakan bagian yang integral dari pembangunan perekonomian.
Pembangunan berbagai sarana dan prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan,
bandara, dan jalan rel dapat menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang
cukup besar, baik dalam hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi
dan investasi dalam perekonomian lokal dan regional.
            Sektor transportasi dikenal sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi barang
dan penumpang telah berkembang sangat dinamis serta berperan didalam menunjang
pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Pertumbuhan
sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi
mempunyai peranan yang penting dan strategis. Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat
dari kemampuannya dalam menunjang serta mendorong peningkatan ekonomi nasional,
regional dan lokal, stabilitas politik termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang
diindikasikan melalui berbagai indikator transportasi antara lain: kapasitas, kualitas
pelayanan, aksesibilitas keterjangkauan, beban publik dan utilisasi.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      Uraian umum mengenai pengertian dari transportasi.
2.      Transportasi juga merupakan tulang punggung dari perekonomian.
3.      Penjelasan tentang manajemen angkutan atau traffic management.

3. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:


 Untuk mengetaui secara umum tentang karakteristik dari dunia transportasi secara
keseluruhan terutama pada bagian distribusi transportasi.
 Untuk menambah wawasan kita mengenai perkembangan transportasi di Indonesiaa
saat ini, terutama distribusi transportasi.
 Sebagai tugas kelompok pada mata kuliah “Ekonomi Transportasi”.

A.1.  Asal Muasal Bandar Udara


       Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang berumput
yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin. Di masa Perang Dunia
I, bandar udara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya penggunaan pesawat
terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang, bandar udara mulai
ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang. Sekarang, bandar udara bukan
hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas
ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama
apalagi di bandara-bandara baru.
       Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga
sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus bandar
udara internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandar udara yang
berstatus bandar udara internasional antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta
(Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan
masih banyak lagi. Bandara kebanyakan digunakan untuk tujuan komersial namun ada
beberapa bandara yang berfungsi sebagai landasan pesawat militer. Pedoman-pedoman
perencanaan bandara secara detail ada pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan FAA dan
ICAO, di Indonesia sendiri aturan-aturan tersebut tercakup dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2001 tentang Kebandarudaraan dan Kepmen
Perhubungan No. KM 44 Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Bandara
memiliki dua area berbeda yaitu sisi darat dan sisi udara. kebutuhan-kebutuhan yang berbeda
pada dua bagian tersebut terkadang saling bertentangan antara satu kegiatan dengan kegiatan
lainnya. Misalnya kegiatan keamanan membatasi sedikit mungkin hubungan (pintu-pintu)
antara sisi darat (land side) dan sisi udara (air side), sedangkan kegiatan pelayanan
memerlukan sebanyak mungkin pintu terbuka dari sisi darat ke sisi udara agar pelayanan
berjalan lancar. Kegiatan-kegiatan itu saling tergantung satu sama lainnya sehingga suatu
kegiatan tunggal dapat membatasi kapasitas dari keseluruhan kegiatan

A.2. PENGERTIAN BANDAR UDARA


            Bandar udara adalah terminal dalam moda angkutan udara. Pada kawasan bandar
udara disediakan layanan penerbangan yang berhubungan dengan pengoperasian pesawat
udara dalam pelaksanaan fungsinya. Pertimbangan untuk pengoperasian pesawat udara
tertentu dengan menggunakan suatu bandar udara, antara lain menyangkut lokasi bandar
udara, landasan pacu, (runway), dan landasan penghubung ( taxiway),terminal dan
penanganan kargo, landasan parkir (apron) dan penyelamtan (pk-ppk), ketentuan lingkungan,
serta fasilitas penunjang.
           
1. Lokasi bandar udara
Lokasi bandar udara secara geografi, topografi, atau klimatik dapat mempengaruhi pemasaran
bandra udara serta rencana pengoperasian pesawat udara. Lokasi secara geografi, sebagai
pertimbangan kedekatan dengan tempat tujuan angkutan ( domestik atau internasional).
Secara topografi, untuk mengetahui ketinggian (elevasi) landasan dari permukaan laut karena
berpengaruh pada pengoperasian pesawat. Secara klimatik, untuk mengetahui temperatur dan
arah angin di sekitar landasan pacu karena berpengaruh pada kinerja mesin dan pengendalian
pesawat pada saat landing.

2. Landasan pacu dan landasan penghubung


Kemampuan dan kondisi landas pacu dan landas penghubung menentukan jenis, tipe, dan
bobot pesawat yang dapat mendarat dan lepas landas pada suatu bandar udara. Untuk itu,
perlu diketahui panjang dan kekuatan landas pacu serta kekuatan dan lebar landas
penghubung yang tersedia.

3. Terminal dan penangan kargo


Kemampuan dan kondisi terminal dan penanganan kargo menentukan jumlah dan kelas
penumpang yang dapat ditangani dalam waktu tertentu serta jenis, jumlah, dan ukuran bagasi
dan kargo yang dapat ditangani bandar udara yang bersangkutan dalam waktu tertentu.
Dalam hal ini, yang paling menentukan ialah kemampuan dan kondisi layanan di apron
(ramp) untuk pesawat, layanan katering, layanan awak pesawat, dan layanan
pemberangkatan.
4. Landasan parkir dan unit penyelamatan
Kemampuan dan kondisi landasan parkir (apron) dan penyelamatan menetukan ukuran dan
muatan pesawat yang dilayani. Untuk itu, termasuk dalam pertimbangan antara lain
keleluasan dan kekuatan landasan parkir, alat-alat bantu untuk angkat, angkut, atau geser
( tarik, dorong); serta pengamanan, penyelamatan, dan pemadam api. Hal penting lainnya
ialah kapasitas bahan bakar yang dapat disediakan beserta sarana pengisianya.

5. Ketentuan lingkungan
Ketentuan lingkungan suatu bandar udara menyangkut terutama pengurangan kebisingan
serta pencemaran udara dan air yang dtimbulkan pesawat udara atau kegiatan yang berkaitan
dengan pesawat udara di bandar udara, yang ditentukan untuk pesawat udara yang datang di
bandar udara yang bersangkutan.

6. Fasilitas penunjang
Penunjang kegiatan bandar udara antara lain hanggar, gudang, parkir kendaraan, perkantoran
pemerintah (seperti imigrasi, bea dan cukai, karantina), serta jasa boga (catering), dan
kebersihan (cleaning) pesawat udara.

B.1. LAPANGAN UDARA


 Lapangan Udara atau yang sering disebut lanud yaitu dikelola dan digunakan untuk
kepentingan TNI-AU untuk pertahanan negara. Di Lanud terdapat juga pusat latihan terbang
militer, untuk tempat latihan dan  pembelajaraan bagi para TNI-AU.
       Lanud juga memiliki hanggar dan apron sendiri tidak digabung bersama bandara
komersial. Runway yang digunakan untuk kegiatan militer ini ada yang menggunakan
runway yang sama dengan kegiatan komersial ada juga yang tidak.
       Untuk tiket yang digunakan para TNI-AU dalam melaksanakan tugasnya yaitu dengan
menggunakan surat tugas yang dikeluarkan oleh komanda. Check-in counternya pun terpisah
dengan dengan kegiatan penerbangan komersial. Umumnya fasilitas Lanud sama dengan
fasilitas bandar udara komersial dalam sisi udara namun berbeda dari sisi darat.
       Fungsi lanud antara lain untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia,  Tempat kegiatan dan pelatihan para TNI-AU.
          Lanud umumnya kurang safety dibanding bandara komersial, karena para TNI-AU
dituntut siap,cepat dan sigap. Contohnya dalam hal landing, umumnya para TNI-AU turun
menggunakan tali.

C. PERBEDAAN BANDARA DENGAN PANGKALAN UDARA


Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Oh ya, sekadar
pengingat Undang-Undang ini merupakan revisi dari UU Penerbangan sebelumnya (UU
Nomor 15 Tahun 1992). Jika dirunut lebih jauh, UU Penerbangan ini juga merupakan turunan
dari dari Ordonansi Pengangkutan Udara (Luchtvervoer-Ordonnantie) di jaman Pemerintahan
Hindia Belanda dulu kala, yaitu Staadsblaad 1939 100 jo. 101. Kalau gak percaya, lihatlah
tiket penerbangan, masih ada lho airline yang mencantumkan UU No.15/1992 atau pun
Ordonantie S. 1939-100 jo 101 tersebut.
Menurut UU Penerbangan yang baru tersebut, definisi bandar udara dan pangkalan
udara adalah sebagai berikut:
 Bandar Udara (sering disingkat sebagai bandara) adalah kawasan di daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat
dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra
dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
 Pangkalan Udara (sering disingkat sebagai lanud) adalah kawasan di daratan
dan/atau di perairan dengan batas-batas tertentu dalam wilayah Republik Indonesia yang
digunakan untuk kegiatan lepas landas dan pendaratan pesawat udara guna keperluan
pertahanan negara oleh Tentara Nasional Indonesia.
Istilah bandar udara dan pangkalan udara sebenarnya merujuk pada area atau fasilitas
yang sama. Perbedaannya terletak pada fungsinya apakah untuk kepentingan penerbangan
sipil atau penerbangan militer. Bandar Udara  adalah istilah yang umumnya dipergunakan
untuk kegiatan penerbangan sipil (civil aviation), sedangkan pangkalan udara adalah istilah
yang umumnya dipergunakan untuk kegiatan penerbangan militer (pertahanan negara).

Permasalahannya, terkadang menjadi rancu karena ada beberapa bandara dan lanud
itu sebenarnya merupakan satu obyek atau area yang sama. Bedanya hanyalah pada
kepentingan untuk kepentingan penerbangan militer dan penerbangan sipil, yang secara fisik
tampak pada lokasi parkir pesawat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan
terminal penumpangnya berikut aksesnya ke moda transportasi lainnya. Contohnya adalah
Lanud Halim Perdanakusuma milik TNI AU yang juga dipergunakan sebagai bandar udara
untuk penerbangan sipil yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura II (Persero). Lanud
Adisutjipto Yogyakarta dan Lanud Adisumarmo Surakarta, keduanya merupakan pangkalan
udara untuk penerbangan militer TNI AU dan di dalamnya juga dipergunakan untuk melayani
penerbangan sipil sehingga juga disebut Bandara Adisutjipto dan Bandara Adisumarmo yang
dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I (Persero). Lanud Ahmad Yani Semarang merupakan
pangkalan militer untuk penerbangan TNI AD, dan di dalamnya juga dipergunakan untuk
melayani penerbangan sipil yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I (Persero). Demikian
pula Lanud Juanda Surabaya sejatinya merupakan pangkalan militer TNI AL. Fasilitas
terbangun di sebelah utara runway merupakan fasilitas atau bangunan untuk penerbangan
sipil yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I (Persero). Bandara-bandara yang berada di
kawasan pangkalan udara tersebut sering disebut sebagai civil enclave airport (kurang lebih
berarti bandar udara sipil dalam kawasan militer).
Sebaliknya kegiatan penerbangan militer yang menumpang pada bandar udara sipil
disebut military enclave airport. Contohnya adalah Bandara Sepinggan Balikpapan dan
Bandara Juwata Tarakan. Di kedua bandara tersebut terdapat fasilitas militer untuk
kepentingan penerbangan militer.
Beberapa bandar udara di Indonesia juga dibuat dan dioperasikan secara murni
sebagai bandar udara untuk melayani penerbangan sipil. Contohnya adalah: Bandara
Soekarno-Hatta Jakarta, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar (terminal baru dan airside area
yang baru), dan beberapa bandar udara lainnya. Lantas, untuk penerbangan dinas kepolisian
itu termasuk penerbangan militer atau penerbangan sipil? Sesuai dengan UU Penerbangan
tersebut, penerbangan selain kepentingan pertahanan negara pada dasarnya mengacu dan
tunduk pada otoritas penerbangan sipil sehingga penerbangan dinas kepolisian termasuk
sebagai penerbangan sipil. Selain itu, dalam UU Kepolisian yang baru pun sebenarnya
didefinisikan dengan jelas bahwa kepolisian merupakan institusi sipil dan status personil
kepolisian adalah termasuk sebagai pegawai negeri sipil.

Istilah Lapangan Terbang (Lapter) memang tidak dikenal dalam Undang Undang


Penerbangan di Indonesia. Lapangan terbang nampaknya merupakan terjemahan dari
kata airfield. Dalam beberapa referensi terkait, istilah lapangan terbang ini merujuk pada
suatu wilayah daratan dan perairan yang digunakan sebagai tempat mendarat dan lepas landas
pesawat udara, termasuk naik turun penumpang dan bongkar-muat barang. Tetapi fasilitas
yang terdapat di lapangan terbang pada umumnya hanya fasilitas-fasilitas pokok untuk
menunjang penerbangan dan tidak selengkap seperti di sebuah bandar udara. Pada beberapa
bandar udara khusus yang dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan tambang atau kehutanan,
sering dipergunakan istilah lapangan terbang tersebut.

Istilah “pelabuhan udara” rupanya dalam era sejarah terdahulu pernah menjadi istilah
standar dari “bandar udara”. Pada era terdahulu memang ada Direktorat Pelabuhan Udara dan
unit organisasi Pelabuhan Udara. Pelabuhan udara nampaknya merupakan terjemahan dari
kata asing airport, sebagaimana Pelabuhan adalah terjemahan dari kata asing port yang
merujuk pada Pelabuhan Laut.

BAB II
LANDASAN TEORI

Secara umum, transportasi dibedakan dalam beberpa jenis yaitu:


 Transportasi udara
 Transportasi laut
 Transportasi darat
Menurut Abbas Salim (1993), transportasi adalah kegiatan pemindahan barang
(muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dimana dalam transportasi
terdapat dua unsur penting yaitu:
1.  Pemindahan/pergerakan.
2.  Secara fisik tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.
Dalam transportasi terdapat dua kategori penting :
1.      Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut
2.      Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rustian Kamaludin (1986), bahwa transportasi
adalah mengangkut atau membawa sesuatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya atau
dengan kata lain yaitu merupakan suatu pergerakan pemindahan barang –barang atau orang
dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Selain itu menurut Rustian Kamaludin (1986), manfaat dari adanya transportasi dapat
dibagi dalam dua bagian yaitu:
1.   Nilai guna tempat (Place Utility)
Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai guna dari suatu barang atau komoditi
yang diciptakan dan mengangkutnya dari suatu tempat  ke tempat lainnya yang mempunyai
nilai kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau daerah dimanabarang tersebut
mempunyainilai kegunaan yang lebih besara yang biasanya diukur dengan uang (interens of
money)
2.   Nilai guna waktu (Time Utility)
      Yaitu kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menyediakan
barang-barang, tidak hanya dimana mereka membutuhkan, tetapi dimana mereka perlukan.
Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari suatu tempat ke
tempat lainnya, hal ini terlihat bahwa :
1)      Adanya muatan yang diangkut.
2)      Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut.
3)      Adanya jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut tersebut.
Pemindahan barang dan manusia dengan angkutan adalah untuk bertujuan menaikkan
atau menciptakan nilai ekonomi dari suatu barang, dengan demikian pengangkutan dilakukan
karena nilai suatu barang lebih tinggi di tempat tujuan dari pada tempat asalnya.

BAB III
PEMBAHASAN

 TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI FISIK

1.      Transportasi Tulang Punggung Perekonomian


            Pengertian Transportasi secara umum adalah Rangkaian kegiatan memindahkan/
mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen dengan menggunakan salah satu
moda transportasi, yang dapat meliputi moda transportasi darat, laut/ sungai maupun udara.
Rangkaian kegiatan yang dimulai dari produsen sampai kepada konsumen lazim disebut
rantai transportasi (chain of transportation).
            Tiap sektor disebut mata rantai (link) yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
Kelancaran dan kecepatan arus transportasi ditentukan oleh mata rantai yang terlemah dari
rangkaian kegiatan transportasi tersebut, sampai pada mata rantai yang terkuat.
Transportasi mempunyai peranan penting bagi industri karena produsen mempunyai
kepentingan agar barangnya diangkut sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada
tempat yang ditentukan, dan barang dalam kondisi baik.
            Di Indonesia dikenal pula transportasi dalam arti mencakup sama dengan pengertian
distribusi dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 10 tahun 1988 tanggal 26
Februari 1988 tentang Jasa pengurusan Transportasi , pasal 1 berbunyi :
            “yang dimaksud dengan jasa pengurusan transportasi (Freight Forwarding) dalam
keputusan ini adalah usaha yang ditunjukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang
untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan
penerimaan barang melalui transportasi darat, laut, dan udara yang dapat mencakup kegiatan
penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penundaan, pengukuran, penimbangan,
pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen, perhitungan biaya angkut, klaim,
asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya biaya lainnya
berkenaan dengan pengiriman barang barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh
yang berhak menerimanya”
            Transaksi perdagangan adalah proses pemindahan barang dari penjual kepada pembeli
dengan pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual
Beralih atau perpindahan barang dagangan tersebut dapat terjadi melalui :
•      Dari gudang (stock) yang dimiliki penjual, menuju gudang/ tempat yang ditunjukan oleh
pembeli
•      Dari pabrik dimana barang tersebut diproduksi menuju gudang/ tempat yang ditunjuk oleh
pembeli
•      Dari gudang/ daerah pertanian atau perkebunan dimana barang (hasil pertanian) tersebut
dihasilkan
•      Dari lokasi pertambangan (barang tambang) menuju gudang/ tempat pabrik dimana hasil
tambang tersebut dibutuhkan jadi bahan baku

2.      Hinterland dan Intermoda Transportasi


            Hinterland adalah daerah belakang suatu pelabuhan. Luas suatu hinterland relatif dan
tidak mengenal batas administratif suatu daerah, provinsi atau batas suatu negara tergantung
kepada ada atau tidaknya pelabuhan yang berdekatan dengan daerah tersebut.
Intermoda Transportasi adalah Pengangkutan barang atau penumpang dari tempat asal sampai
ketempat tujuan dengan menggunakan lebih dari satu moda transport tanpa terputus dalam
arti biaya, pengurusan adminisratif, dokumentasi dan adanya satu pihak yang bertanggung
jawab sebagai pengangkut.
            Pelayanan intermoda transportasi disebut pula pelayanan dari pintu ke pintu (door to
door service).
            Ada 3 aspek yang perlu diperhatikan dalam hal intermoda transportasi, yaitu :
1. Aspek teknis
       Secara teknis harus ada hubungan tiap moda dengan fasilitas yang digunakan untuk
menangani jenis barang atau kemasan yang dibawa.
2. Aspek dokumentasi/file
Hanya ada satu macam dokumen pengangkutan yaitu yang dikeluarkan oleh yang  bertindak
sebagai pengangkut
3. Aspek tanggung jawab (liability)
       Dalam pelaksanaan intermoda transportasion hanya satu pihak yang bertanggung jawab
terhadap terselenggaranya transportasi.
Dari segi nasional ada beberapa faktor yang harus diciptakan agar intermoda transportation
ini berhasil mencapai tujuannya :
1.   Prasarana dan sarana transportasi dan komunikasi yang baik, dari/ke hinterland.
2.   Peraturan perundang undangan yang mendukung yang menyangkut dokumen pengangkutan,
prosedur bea cukai, pertanggungan jawab pengangkutan (liability) termasuk terminal
operator liability.
3.   Keserasian hubungan antarmoda baik secara teknis maupun sistem operasi.
4.   Tersedianya informasi yang akurat tentang kegiatan transportasi.

 LOKASI DAN TRANSPORTASI

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penentuan lokasi industri/ pabrik adalah
tersedianya jasa pengangkutan. Transportasi merupakan faktor yang penting diperhatikan,
karena aktifitas pengangkutan meliputi mengangkut memindahkan sampai ketempat tujuan
yang membutuhkan biaya pula.
            Sebaiknya pabrik/ industri didirikan di daerah yang mempunyai fasilitas
pengangkutan tersedianya jalan jalan kendaraan ke pabrik, dekat dengan stasiun kereta api
atau pelabuhan sehingga pabrik tersebut mudah dihubungi.
Dalam analisis lebih lanjut untuk menentukan lokasi industri/ pabrik, sebagai patokan utama
ialah biaya transportasi.
            Penentuan lokasi perusahaan dapat ditempatkan pada lokasi yaitu :
1.      Terpusat pada sumber bahan baku
2.      Dipusatkan dekat pasar
3.      Ditempatkan pada sumber daya manusia
4.      Penempatan dimana saja, setiap lokasi sama yang disebut junction yaitu jarak antara
ketempat sumber bahan baku pasar dan SDM sama.
 MANAJEMEN ANGKUTAN/LALU LINTAS (TRAFFIC MANAGEMENT)

Traffic dapat didefinisikan pengangkutan penumpang dan muatan dengan alat angkutan
dari suatu tempat ke tempat lain.
            Angkutan penumpang (passanger traffic) angkutan penumpang dapat dilihat dari
beberapa segi yaitu :
a.       Pengangkutan penumpang antarkota dengan kendaraan.
b.      Alat pengangkutan yang digunakan adalah bus, mobil, sedan, angkutan kereta api, angkutan
menggunakan kapal laut dan pengangkutan dengan pesawat udara.
c.       Selain itu pengangkutan penumpang penyebaran secara geografis yaitu transmigrasi,
angkutan turis dalam negri dan luar negeri ke daerah daerah.
            Angkutan muatan (barang), jumlah muatan yang di angkut untuk antar kota
menggunakan berbagai bagai jenis moda transportasi antara lain menggunakan kereta api,
truk, container (sistem peti kemas) kapal dan tongkang yang ditarik oleh tugboat.
            Barang barang umum yang diangkut dalam jumlah besar atau partai kecil. Distribusi
pengangkutan barang barang berbeda menurut volume yang diangkut, pengiriman barang
dalam jumlah besar maupun kecil, jarak, berat dari muatan yang diangkut pun berbeda.
Untuk pengangkutan domestik dan perdagangan internasional ada pola tertentu yang
digunakan untuk lalu lintas muatan (barang). Arus barang dan lembaga penyalur komoditi
yang dimanfaatkan dalam rangka pengiriman barang melalui pengangkutan perlu di analisis
mengenai lalu lintas muatan (traffic).
            Analisis traffic
            Tujuan dari analisis traffic ini adalah :
a.       Untuk menentukan tempat pemasaran dan pemanfaatan angkutan yang tersedia.
b.      Bahan pertimbangan untuk pelayanan, bagi sumber pendapatan dan tarif angkutan.
c.       Menentukan pengaruh dari persaingan sempurna, dalam mengangkut barang barang serta
pertimbangan untuk penentuan tarif jasa angkutan.
d.      Untuk mengembangkan pasar baru serta penemuan sumber sumber bahan baku.

 MATERIAL HANDLING DAN TRANSPORTASI

Pengertian material handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut, dan


meletakkan bahan bahan dan barang barang dengan menggunakan alat transportasi.
Dalam material handling yang harus diperhatikan adalah peralatan (alat angkut) yang
digunakan alat mekanis atau nin mekanis. Tujuan utama dari material handling ialah
memindahkan barang dari satu titik ke titik lain dengan biaya minimum tanpa ada
pengulangan (delay) untuk pengangkutan tersebut
Adapun jenis alat material handling yang digunakan terdiri dari :
1. Ban berjalan (conveyor), dipakai dalam pabrik untuk proses produksi.
2. Derek (crane)
3. Forklift
4. Kereta Api
5. Truk
6. Container (transtanier)
7. chasis/Trailer
8. Top Loader
        Sejalan dengan kemajuan teknologi angkutan dewasa ini untuk pengiriman barang
banyak digunakan peti kemas (container) terutama pelayanan.

 DOKUMEN ANGKUTAN

Dalam pengiriman barang dibutuhkan beberapa dokumen dalam pengangkutan yang


disebut transportation ducuments.
Dibawah ini diberikan beberapa contoh dokumen dalam transportasi
1.  Dokumen pengiriman barang
Suatu perusahaan ekspedisi yang melaksanakan pengiriman barang menggunakan
shipment documents sebagai bukti bagi penerima barang nantinya, bahwa barang barang
tersebut telah diangkut oleh perusahaan ekspedisi.
2.  Surat muatan (Bill of Lading)
Di dalam bill of lading diadakan kontrak barang barang yang diangkut, hal mana
sipengirim barang akan menyerahkan kepada sipenerima atas dasar perjanjian yang telah
dibuat.
Ada pun tujuan daripada bill of lading ialah :
a. Sipenerima akan menerima barang dalam kondisi baik.
b.  Pengangkutan berdasar isi kontrak yang telah dibuat.
c.  Semua transaksi dalam pengangkutan dijelaskan dalam perjanjian.
3.  Dokumen bagi manajemen
Ada beberapa jenis manajemen dokumen yaitu :
a. Kontrak
Dalam kontrak dijelaskan jangka waktu, dan asal/tujuan pengiriman barang.
b. Tarif
Untuk angkutan harus jelas tarif yang dihitung untuk pengangkutan tersebut.
c. Polis asuransi
Selama dalam perjalanan barang barang yang diangkut diasuransikan terdiri dari :
 Asuransi atas kerugian barang
 Asuransi atas kerusakan barang barang
d.  Biaya biaya/cost
Dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya uang tambang.
e.  Cif (cost insurance and freight)
Selama dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya, asuransi dan uang tambang.
f. Franco gudang artinya si pengirim/si penjual barang hanya bertanggung jawab atas barang
sampai masuk ke dalam gudang.
g. Manifest yaitu surat muatan yang dibawa oleh nahkoda kapal memuat seluruh barang
barang
dan penumpang yang diangkut.

BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN

1. Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas


ekonomi, sosial, dan sebagainya.
2. Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam
aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.
3. Kebanyakan dari negara maju menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang
integral dari pembangunan perekonomian. Ada baiknya pemerintah memperhatikan hal
tersebut.

2. SARAN

1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus menaruh


perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara.
Selain itu yang tak kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan
pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur tersebut.
2. Selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu untuk selalu
menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat di daerah
terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk menurunkan harga BBM,
memberikan subsidi, melakukan pengawasan ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan
sebagainya.
Home » seputar transportasi » Transportasi » Pengertian Dan Karakteristik
Transportasi Udara

Pengertian Dan Karakteristik


Transportasi Udara
Srikandi Rahayu

Add Comment

seputar transportasi, Transportasi

Friday, 29 August 2014

Pengertian Dan Karakteristik Transportasi Udara Transportasi udara adalah


merupakan alat angkutan mutakhir dan tercepat. Transportasi ini menggunakan
pesawat udara sebagai alat angkutan sedangkan udara atau angkasa sebagai
jalur atau jalannya. Dimana pesawat udara Yang dimaksud dilengkapi dengan
navigasi dan alat telekomunikasi yang canggih.

Pengertian Dan Karakteristik Transportasi Udara

Karakteristik kinerja transportasi udara

Karakteristik kinerja transportasi udara terbagi dalam beberapa Aspek


antara lain :

1. Kecepatan didefinisikan sebagai perbandingan jarak tempuh perjalanan terhadap besaran


waktu ketika suatu moda transportasi mulai bergerak hingga menuju ke titik tujuannya.
Transportasi udara memiliki keunggulan dalam kecepatan hingga sepuluh kali lebih cepat
dibandingkan moda tranportasi lainnya.
2. Kelengkapan moda didefinisikan sebagai jaringan moda dan jumlah moda yang terkait
dengan suatu transportasi. Transportasi udara sangat terbatas aksesnya, meskipun dari
fungsi pencapaian, transportasi udara mampu bergerak melalui batasan Negara dengan
cepat. Transportasi udara memerlukan Bandar udara yang biasanya terletak jauh dari daerah
pemukiman, dan letak Bandar udara yang tidak setiap lokasi atau daerah ada. Dengan
demikian, transportasi udara memerlukan kelengkapan moda yang terlibat di dalamnya,
khususnya untuk akses darat menuju ke tempat tujuan yang lebih spesifik.
3. Ketergantungan Transportasi udara dalam operasinya sangat bergantung dengan kondisi
cuaca. Asap, kabut dan awan biasanya dapat menyebabkan tertunda atau berhenti
sementara pengoperasian penerbangan. Meskipun terdapat sistem navigasi yang canggih
dan pengawas lalu lintas udara, pada kondisi cuaca tertentu tetap dapat menyebabkan
terhentinya penerbangan.

Kapasitas Pesawat udara memiliki kapasitas bera Home » seputar transportasi »


Transportasi » Pengertian Dan Karakteristik Transportasi Udara

Pengertian Dan Karakteristik


Transportasi Udara
Srikandi Rahayu

Add Comment

seputar transportasi, Transportasi

Friday, 29 August 2014

Pengertian Dan Karakteristik Transportasi Udara Transportasi udara adalah


merupakan alat angkutan mutakhir dan tercepat. Transportasi ini menggunakan
pesawat udara sebagai alat angkutan sedangkan udara atau angkasa sebagai
jalur atau jalannya. Dimana pesawat udara Yang dimaksud dilengkapi dengan
navigasi dan alat telekomunikasi yang canggih.
Pengertian Dan Karakteristik Transportasi Udara

Karakteristik kinerja transportasi udara

Karakteristik kinerja transportasi udara terbagi dalam beberapa Aspek


antara lain :

1. Kecepatan didefinisikan sebagai perbandingan jarak tempuh perjalanan terhadap besaran


waktu ketika suatu moda transportasi mulai bergerak hingga menuju ke titik tujuannya.
Transportasi udara memiliki keunggulan dalam kecepatan hingga sepuluh kali lebih cepat
dibandingkan moda tranportasi lainnya.
2. Kelengkapan moda didefinisikan sebagai jaringan moda dan jumlah moda yang terkait
dengan suatu transportasi. Transportasi udara sangat terbatas aksesnya, meskipun dari
fungsi pencapaian, transportasi udara mampu bergerak melalui batasan Negara dengan
cepat. Transportasi udara memerlukan Bandar udara yang biasanya terletak jauh dari daerah
pemukiman, dan letak Bandar udara yang tidak setiap lokasi atau daerah ada. Dengan
demikian, transportasi udara memerlukan kelengkapan moda yang terlibat di dalamnya,
khususnya untuk akses darat menuju ke tempat tujuan yang lebih spesifik.
3. Ketergantungan Transportasi udara dalam operasinya sangat bergantung dengan kondisi
cuaca. Asap, kabut dan awan biasanya dapat menyebabkan tertunda atau berhenti
sementara pengoperasian penerbangan. Meskipun terdapat sistem navigasi yang canggih
dan pengawas lalu lintas udara, pada kondisi cuaca tertentu tetap dapat menyebabkan
terhentinya penerbangan.
4. Kapasitas Pesawat udara memiliki kapasitas berat untuk terbang dan ukuran fisik terbatas,
sehingga kapasitas angkut pesawat sangat dibatasi. Selain berat, ukuran dan jenis barang
yang dimuat

Home » seputar transportasi » Transportasi » Pengertian Dan Karakteristik


Transportasi Udara

Pengertian Dan Karakteristik


Transportasi Udara
Srikandi Rahayu
Add Comment

seputar transportasi, Transportasi

Friday, 29 August 2014

Pengertian Dan Karakteristik Transportasi Udara Transportasi udara adalah


merupakan alat angkutan mutakhir dan tercepat. Transportasi ini menggunakan
pesawat udara sebagai alat angkutan sedangkan udara atau angkasa sebagai
jalur atau jalannya. Dimana pesawat udara Yang dimaksud dilengkapi dengan
navigasi dan alat telekomunikasi yang canggih.

Pengertian Dan Karakteristik Transportasi Udara

Karakteristik kinerja transportasi udara

Karakteristik kinerja transportasi udara terbagi dalam beberapa Aspek


antara lain :

1. Kecepatan didefinisikan sebagai perbandingan jarak tempuh perjalanan terhadap besaran


waktu ketika suatu moda transportasi mulai bergerak hingga menuju ke titik tujuannya.
Transportasi udara memiliki keunggulan dalam kecepatan hingga sepuluh kali lebih cepat
dibandingkan moda tranportasi lainnya.
2. Kelengkapan moda didefinisikan sebagai jaringan moda dan jumlah moda yang terkait
dengan suatu transportasi. Transportasi udara sangat terbatas aksesnya, meskipun dari
fungsi pencapaian, transportasi udara mampu bergerak melalui batasan Negara dengan
cepat. Transportasi udara memerlukan Bandar udara yang biasanya terletak jauh dari daerah
pemukiman, dan letak Bandar udara yang tidak setiap lokasi atau daerah ada. Dengan
demikian, transportasi udara memerlukan kelengkapan moda yang terlibat di dalamnya,
khususnya untuk akses darat menuju ke tempat tujuan yang lebih spesifik.
3. Ketergantungan Transportasi udara dalam operasinya sangat bergantung dengan kondisi
cuaca. Asap, kabut dan awan biasanya dapat menyebabkan tertunda atau berhenti
sementara pengoperasian penerbangan. Meskipun terdapat sistem navigasi yang canggih
dan pengawas lalu lintas udara, pada kondisi cuaca tertentu tetap dapat menyebabkan
terhentinya penerbangan.
4. Kapasitas Pesawat udara memiliki kapasitas berat untuk terbang dan ukuran fisik terbatas,
sehingga kapasitas angkut pesawat sangat dibatasi. Selain berat, ukuran dan jenis barang
yang dimuat

4. t untuk terbang dan ukuran fisik terbatas, sehingga kapasitas angkut pesawat sangat
dibatasi. Selain berat, ukuran dan jenis barang yang dimuat

Anda mungkin juga menyukai