Anda di halaman 1dari 33

Drainase Perkotaan

Pertemuan ke 5
(lanjutan pertemuan Bab 4)

1
PR yang sudah dikumpulkan

Data sampai dengan tanggal 15 Oktober 2020 pk. 18:00


Soal untuk Contoh 2.6
Catatan: P adalah dua digit terakhir dari NPM masing-masing peserta kuliah
Soal untuk Contoh 2.7
Catatan: P adalah dua digit terakhir dari NPM masing-masing peserta kuliah
Soal untuk Contoh 2.8
Catatan: P adalah dua digit terakhir dari NPM masing-masing peserta kuliah
Soal untuk Contoh 2.9
Catatan: P adalah dua digit terakhir dari NPM masing-masing peserta kuliah
4.8. 3. Perencanaan saluran cleansing dengan kemampuan untuk pembersihan
sendiri (self)
Aliran dalam saluran drainase bervariasi dengan waktu, demikian pula halnya dengan
kedalaman dan kecepatan aliran. Debit kecil belum tentu mampu untuk menyeret
sedimen (grit).

Pada saluan drainase untuk rumah tangga (sanitary sewer, kecepatan scour direncanakan
berdasarkan debit rata-rata atau debit maksimum, sedang pada saluran drainase untuk
limpasan hujan (storm sewer) masih dimungkinkan mendapatkan kecepatan scour pada
debit kurang dari kapasitas rencana. Saluran drainase campuran lebih sulit, karena pada
musim kemarau akan banyak terjadi pengendapan. Pengendapan akan terseret pada
musim hujan.

Untuk saluran pipa dengan kedalaman 0.5 s/d 0.8 kedalaman penuh, saluran tidak perlu
ditempatkan dengan kemiringan besar. Karena kecepatan yang terjadi sudah sama atau
lebih besar dari kecepatan penuh, di mana kondisi self cleansing dapat tercapai. Hal
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Huruf kecil untuk aliran sebagian penuh dan huruf besar untuk aliran penuh. Perhatikan
tabel di atas. Pada kedalaman air ½ D atau pada d/D = 0,5, kecepatan aliran pada separuh
penuh sama dengan kecepatan pada kondisi saluran penuh air (v/V = 1).
Pada kondisi self cleansing diasumsikan  = f  untuk kondisi penuh dipakai subscrip f
dan subskrip s menunjukkan kondisi self cleansing
4.9. Bangunan Perlengkapan/Bangunan Pertolongan
4.9. 1. Manholes (lubang kontrol)
Manholes berfungsi untuk memudahkan pengawasan dan pemeliharaan saluran
drainase berpenampang pipa. Oleh karena dibuat di antara lebih dari satu saluran, maka
diusahakan agar tidak menyebabkan gangguan hidrolis aliran dalam saluran drainase.

1. Jarak penempatan
• Manholes ditempatkan pada hubungan antara pipa dan saluran drainase, tempat
perubahan diameter pipa dan di tempat-tempat perubahan kemiringan dan
perubahan alinyemen. Pertemuan jalan seringkali dipilih untuk menempatkan
manholes.
• Manholes yang terakhir, ditempatkan di ujung hulu saluran untuk memudahkan
pembersihan/penggontoran.
• Pada saluran drainase rumah tangga (sanitary sewer) manholes hendaknya
ditempatkan sedemikian rupa atau dilindungi agar tidak kemasukan limpasan air
hujan.
• Manholes tidak ditempatkan dilapisan perkerasan jalan.
• Jarak maksimum 90 – 120 m
• Untuk saluran besar yang dapat dilalui satu orang, jarak manholes > 150 m.
2. Prinsip pokok perencanaan manholes:
• Ruang cukup untuk satu orang yang bekerja di dalamnya.
• Penutup (cover) yang ada di permukaan jalan harus cukup kuat terhadap beban
lalu lintas di atasnya.
• Pemasangan harus rata agar tidak mengganggu lalu lintas (pejalan kaki,
kendaraan) diatasnya.
• Mudah dibuka oleh petugas, tapi tidak mudah dibuka oleh orang yang tidak
berwenang.
• Beberapa konstruksi manholes dapat dilihat pada Gambar 4.2.
4.9. 2. Tikungan
Alinyemen tikungan saluran pipa perlu dibuat dengan hati-hati, sehingga diperoleh
konstruksi yang seragam penampangnya, kemiringan dan jari-jarinya. Untuk saluran
drainase yang besar tikungan dibuat dengan beberapa jari-jari. Gambar konstruksi
tikungan diberikan pada Gambar 4.3
4.9. 3. Street Inlet
Street inlet adalah lubang di sisi-sisi jalan yang berfungsi menyalurkan limpasan air hujan
dari permukaan jalan ke saluran drainase. Saluran drainase yang membutuhkan street
inlet adalah saluran drainase bentuk pipa atau saluran bentuk lain yang berada di bawah
trotoir. Saluran drainase yang terbuka di permukaan jalan tidak memerlukan street inlet.
Cukup dibuat alur dan lubang menuju saluran. Macam-macam street inlet dapat dilihat
pada Gambar 4.4
1. Curb inlet
Curb inlet mempunyai bukaan vertikal untuk pemasukan limpasan air hujan. Ada tiga
macam bentuk bagian depan curb inlet, yaitu: dengan lantai horizontal (slope normal)
disebut undepressed, dengan lantai berkemiringan terjal ke arah lubang curb disebut
depressed dan curb yang dilengkapi dengan kisi-kisi disebut deflector inlet.
Kemiringan ke arah curb dapat diambil 1 : 12 dengan jarak + 0.9 m (+ 3 ft) dari garis
curb.

2. Gutter inlet
Lubang berupa bukaan horizontal yang ditutup dengan kisi-kisi. Bukaan lubang tidak
boleh lebih dari 2.5 cm agar roda sepeda tidak terperosok kecelahnya. Arah kisi-kisi
sejajar dengan curb memudahkan aliran masuk ke dalam inlet.

3. Kombinasi
Konstruksi curb merupakan kombinasi antara curb dan gutter inlet. Umumnya gutter
inlet ditempatkan tepat di depan curb, tapi dapat pula ditempatkan di sisi hulu atau
hilirnya.
7. Jarak antara inlet:

Praktis : antara 90 – 120 m, dengan jarak yang lebih pendek untuk kemiringan
memanjang yang kecil.

Rumus 4.15
8. Debit aliran yang masuk ke dalam inlet:

Rumus empiris untuk debit yang masuk ke dalam inlet melaui curb dan gutter inlet
baik pada tipe depressed maupun tipe undepressed adalah sebagai berikut :

Rumus 4.16

Rumus 4.17
Jarak antara curb
Contoh 4.4

Suatu jalan dengan setengah lebar 10,5 m. Kemiringan longitudinal jalan 0,01. Kemiringan
melintang 0,02. Koefisien pengaliran C = 0,90. Akan direncanakan street inlet untuk jalan
tersebut. Koefisien kekasaran gutter 0,015. R24 = 80 mm/jam. Berapa lebar inlet, tinggi
lubang inlet dan jarak inlet yang diperlukan? Berapa tinggi trotoar dari permukaan jalan ?
Lubang street inlet ini terlalu panjang. Untuk jarak 25 m lebih baik diperpendek jaraknya
menjadi 5,00 m dengan panjang lubang l = 0,70 m, ada 6 lubang inlet.
Posisi inlet dan hubungannya dengan manhole untuk saluran pipa dapat dilihat pada
Gambar 4.5 berikut ini:
Catch Basin

Saat hujan besar, pasir atau debris dapat masuk ke dalam inlet. Bangunan ini adalah inlet
yang diperlebar dan diperdalam dimaksudkan untuk menahan pasir dan debris dari jalan
yang tak diperkeras agar tidak masuk ke saluran bersama aliran. Lihat Gambar 4.6.
Catch Basin perlu dibersihkan secara periodik, karena air yang tertahan dapat membusuk
serta mengeluarkan gas yang berbau tidak sedap, dan menjadi tempat bertelur nyamuk.
Pada sistem drainase modern, bangunan semacam ini tidak lagi digunakan
4.10. Banjir di Daerah Perkotaan

Ada dua kejadian banjir yang dapat terjadi di perkotaan, yaitu :

1. Banjir yang disebabkan oleh peluapan sungai yang melalui kota atau di dekat kota.
2. Banjir (genangan) yang disebabkan oleh hujan lokal yang tidak tersalurkan dengan
baik.

Banjir yang disebabkan oleh peluapan sungai, umumnya menimbulkan kerugian lebih
besar dibanding oleh genangan lokal. Penyebab banjir adalah sebagai berikut

1. Kerusakan DAS di hulu karena penebangan, menyebabkan limpasan tak tertahan lagi
di permukaan tanah, melainkan hanyut bersama lipasan permukaan.
2. Curah hujan yang terjadi melampaui intensitas hujan rencana yang dipakai untuk
perencanaan kapasitas penampang sungai.
3. Kapasitas sungai berkurang akibat pengendapan.
Banjir pada daerah perkotaan terjadi, karena beberapa kasus:

1. Curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah tidak dapat dengan cepat masuk
kesaluran drainase, karena tertahan oleh bermacam penghalang antara lain :
kemiringan lahan landai, bangunan, cekungan di permukaan tanah.

2. Permukaan jalan yang tidak mempunyai saluran tepi jalan. Air genangan akan hilang
karena menguap dan meresap ke dalam tanah.

3. Hujan terjadi di lahan/lapangan yang luas dan di daerah perkembangan yang tidak
mempunyai fasilitas drainase yang memadai.

4. Debit banjir lebih besar dari kapasitas saluran yang ada, karena curah hujan yang
terjadi melampaui intensitas hujan yang dipakai untuk perencanaan

5. Kapasitas saluran drainase berkurang karena adanya sedimentasi atau pengotoran


oleh sampah.

6. Kelancaran aliran tergganggu oleh adanya hambatan di saluran, antara lain


jembatan, pipa listrik, telpon, air minum yang melintang saluran, dan bangunan lain
yang mengurangi penampang basah saluran, kapasitas gorong-gorong lebih kecil
daripada kapasitas saluran dsb.
7. Perubahan tata guna lahan, dan pengurangan lahan hijau yang menyebabkan
berkurangnya daerah resapan air hujan, sehingga koefisien pematusan meningkat.

8. Luapan dari saluran drainase akibat kenaikan permukaan air di saluran primer/sungai
saat banjir atau saat muka air laut pasang, yaitu akibat adanya arus balik yang masuk
lewat out let/out fall.
4.11. Mengatasi Banjir di Daerah Permukiman/Perkotaan
Dalam penataan suatu daerah permukiman, elevasi halaman/pekarangan dan jalan
harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya genangan. Limpasan hujan harus
mampu ditampung di saluran drainase. Halaman/pekarangan rumah dan jalan harus
bebas dari genangan. Tata letak yang ideal seperti pada Gambar 4.7 berikut.
Elevasi permukaan pekarangan dan jalan masing-masing dapat direncanakan dengan
mengingat kondisi banjir/genangan setempat. Masalah genangan untuk daerah yang
sudah terbangun lebih rumit, karena kemungkinan penataan ruang kurang diperhatikan
sebelumnya, dan sebab-sebab lain seperti disebutkan di atas. Banjir di daerah
permukiman/perkotaan dapat dihindari.

Kendala yang ada di negeri kita, adalah elevasi permukaan jalan (terutama jalan utama)
yang tidak tetap, di mana pada perbaikan jalan, ketinggian permukaan jalan selalu
ditambah.

Pengaliran akhir pada outlet sangat tergantung pada kondisi permukaan air hilir, dan
terhadap permukaan air laut untuk daerah di pantai.
Pada perencanaan dasar saluran drainase paling hilir tidak boleh di buat lebih rendah
dari dasar muara.

1. Pada kondisi muka air laut surut, air saluran drainase dapat dialirkan ke laut secara
gravitasi.

2. Pada kondisi pasang, pembuangan masih bisa di lakukan apabila saluran elevasi
muka air di saluran > elevasi muka air pasang.

3. Apabila kemiringan dasar saluran kecil/landai, pada saat muka air laut pasang, air
laut masuk ke saluran drainase dan terjadi kenaikan muka air di saluran tersebut.
Untuk menghindari terjadinya genangan perlu dicarikan alternatif lain, antara lain
membuat busem atau memasang pompa.
Rehabilitasi jaringan saluran drainase dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Apabila kapasitas saluran tidak mencukupi, perlu di desain ulang berdasarkan debit
rencana yang dipilih (normalisasi). Kendalanya adalah bila ada keterbatasan lahan di
kiri kanan saluran.

2. Normalisasi dengan memperdalam saluran (memperbesar h), harus


mempertimbangan dasar saluran di muaranya (saluran tersier ke sekunder, saluran
sekunder ke primer, saluran primer ke pembuangan akhir (sungai, laut).

3. Membuat sudetan apabila tersedia lahan, elevasi muka air dan kapasitas saluran
yang dituju memungkinkan untuk menerima tambahan debit.

4. Membuat busem atau kolam penampung sementara. Busem harus terhubung


dengan saluran drainase terdekat.

5. Pada daerah cekungan, dapat diterapkan sistem Polder yang menghalangi limpasan
dari luar masuk ke daerah itu. Pembuangan air dilakukan dengan pompa.

6. Pompa, dipilih untuk daerah-daerah rendah yang sulit mengalirkan air secara
gravitasi.
4.12. Rangkuman

1. Drainase permukiman/perkotaan adalah ilmu yang mempelajari cara pengaturan


limpasan hujan dan limbah domestik agar dapat mengalir di saluran dengan aman dan
lancar ke tempat pembuangan akhir yang ada.

2. Basis ilmu drainase adalah hidrologi dan hidrolika. Analisa hidrologi mengunakan
rumus rasional untuk menghitung besarnya debit aliran yang perlu dibuang. Analisa
hidrolika menggunakan rumus Manning atau Chezy untuk merencanakan dimensi
saluran yang diperlukan, sedang metode Tahapan langsung atau lainnya untuk
menganalisa muka air di saluran.

3. Selain saluran, diperlukan bangunan bantu seperti manhole, street inlet dan pada
kondisi tertentu diperlukan bangunan-bangunan pertolongan/pelengkap, seperti
gorong-gorong, siphon dan bangunan terjun.

4. Sarana drainase di desain untuk suatu periode ulang hujan tertentu.

5. Banjir di permukiman/perkotaan disebabkan oleh beberapa hal yaitu menyangkut


kapasitas saluran, hambatan di saluran, faktor pemeliharaan saluran dan faktor alam.
END

33

Anda mungkin juga menyukai