Zoologi Vertebrata
(kelas Chondrichthyes)
Rahmawati (91811402111026)
POSO
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
RahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ”kelas Chondrichthyes” demi untuk
menjalankan tugas mata kuliah zoology vertebrata.
Pada kesempatan ini, penulis mengharapka kritik dan saran pembaca dalam
penyusunan makalah ini, jika ada penulisan yang tidak sesuai dengan materi penulis mohon
maaf.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Pengertian Chondrichthyes.....................................................................................3
B. Ciri-ciri Chondrichthyes.........................................................................................3
C. Struktur tubuh Chondrichthyes ..............................................................................4
D. Anatomi Chondrichthyes .......................................................................................7
E. Sistematika Chindrichthyes....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dikenal 4 kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara lain kelas Agnatha atau
vertebrata tidak berahang yang diwakili Ostrachodermi (punah) dan yang masih ada
adalah Cyclostomata (lamprey dan hag fishes), ikan purba berahang keras Placodermi
(punah), kelas Chondrichthyes atau ikan tulang rawan (ikan hiu, pari dan chimaera)
dan kelas Osteichthyes atau ikan tulang sejati. Dua kelas terakhir dikelompokkan
dalam superkelas pisces. (Sukiya, 2005)
Pada ikan bertulang rawan (chondrichthyes) kulitnya tegar dan diliputi oleh
sisik placoid dengan banyak kelenjar mukosa, mulut terlatak sebelah ventral dari
kepala. Juga merupakan vertebrata rendah yang memiliki columna vertebralis
sempurna yang terpisah satu sama lain sehingga mudah membengkokkan tubuhnya.
Kecuali itu telah memiliki tulang rahang dan beberapa pasang appendage berupa pina
(sirip). Hampir semuanya predacious, hidup di laut. Nenek moyangnya dikenal dari
fosil-fosil yang berupa sisa-sisa tulang gigi, tulang jari sirip dan sisik.
Ikan itu vertebrata aquatis dan bernafas dengan insang (beberapa jenis ikan
bernafas dengan alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang/ gelembung
udara). Mempunyai otak yang terbagi menjadi regio-regio. Otak itu dibungkus dalam
kranium (tulang keras) yang berupa kartilago (tulang rawan) atau tulang menulang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Chondrichthyes ?
2. Bagaimana cirri-ciri Chondrichthyes?
3. Bagaimanakah struktur tubuh Chondrichthyes?
4. Bagaimana anatomi tubuh pada Chondrichthyes?
5. Bagaimana sistematika Chondrichthyes?
1
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui Apa pengertian Chondrichthyes ?
2. Dapat mengetahui cirri-ciri Chondrichthyes?
3. Dapat mengetahui struktur tubuh Chondrichthyes?
4. Dapat mengetahui anatomi tubuh pada Chondrichthyes?
5. Dapat mengetahui sistematika Chondrichthyes?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Chondrichthyes
B. Ciri-ciri Chondrichthyes
a) Rangka tulang rawan ;Kerangka bertulang rawan pada ikan-ikan kelas ini adalah
karakteristik yang diperoleh, bukan karakteristik primitif. Hal itu disebabkan
leluhur Chondrichthyes ternyata memiliki kerangka bertulang keras dan kerangka
bertulang rawan yang merupakan karakteristik kelas itu berkembang setelahnya.
Selama perkembangan sebagian besar vertebrata, mula-mula kerangka tersusun
atas tulang rawan, kemudian menjadi tulang keras (mengeras) seiring dengan mulai
digantinya matrik tulang rawan yag lunak dengan matrik kalsium fosfat yang keras
(Neil A. Campbell, 2003)
b) Ada yang bersisik dan ada pula yang tidak
c) Celah insang ada satu pasang, lima pasang dan tujuh pasang
d) Letak celah insang lateral dan ventral
3
e) Mulut terletak pada sisi ventral
f) Ada yang mempunyai spirakulum dan ada yang tidak
g) Sirip berpasangan
h) Tidak memiliki gelembung udara
i) Lubang hidung sepasang
j) Seks terpisah, fertilisasi (pembuahan) terjadi di dalam tubuh; ovipar atau ovivipar
a. Kulit keras, dengan sisik plakoid kecil dan banyak kelenjar mukosa, terdapat sirip
median dan sisrip berpasangan, semua ditopang oleh jejari sirip, sirip pelvic
dengan klasper pada jantan.
b. Mulut ventral, dengan banyak gigi yang terlapisi email, kantung olfaktori
berjumlah 2 (atau 1), tidak terhubung dengan rongga mulut, dengan rahang bawah
dan atas, usus dengan katup spiral.
c. Kerangka bertulang rawan, tidak ada tulang yang berpasangan, cranium bergabung
dengan kapsul indra yang berpasangan, notokorda bertahan, tulang belakang
banyak, lengkap, dan terpisah.
d. Jantung beruang dua (1 atrium, 1 ventrikal), dengan sinus venosus dan konus
arteriosus, hanya mengandung darah vena, beberapa pasang lengkung aorta, sel
darah merah berinti dan berbentuk oval.
e. Respirasi dengan menggunakan 5 atau 7 pasang insang, masing-masing terdapat
pada belahan yang terpisah ( 3 pasang pada chimaera ).
f. Sepuluh pasang sarap cranial, setiap organ auditori dengan tiga kanalis
semisirkularis.
g. Suhu tubuh bervariasi ( poikiloterm).
Jenis kelamin terpisah, gonad berpasangan secara khas, saluran reproduksi
melepaskan isinya ke kloaka, fertilisasi internal, ovipar atau ovovivipar, telur
besar, dengan banyak kuning telur, segmentasi meroblastik, tidak ada membran
embrionik, perkembangan langsung, tidak mengalami metamorphosis.Contoh Pari,
Hiu, Lumba-lumba
4
spesies gigi yang diganti satu persatu, kecuali hiu cookiecutter yang mengganti
seluruh barisan gigi sekaligus.
Bentuk gigi hiu dipengaruhi pada pola makan. Misalnya hiu yang memakan
moluska dan crustasea memiliki gigi yang rata dan padat yang berguna untuk
menghancurkan, hiu yang memakan ikan-ikan memiliki gigi yang seperti jarum yang
berguna untuk mencengkeram, dan mereka yang memakan mangsa yang lebih besar
seperti mamalia memiliki gigi yang lebih rendah untuk mencengkeram dengan gigi
atas berbentuk segitiga dengan tepi bergerigi untuk memotong. Gigi pemakan
plankton seperti Hiu basking lebih kecil dan non-fungsional.
2) Kerangka
Hiu dan pari memiliki kerangka yang berbeda dengan ikan dan vertebrata
daratan. Hiu dan pari memiliki kerangka yg terbuat dari tulang rawan dan jaringan
konektif, karena itu keduanya memang tergolong pada kelas Chondrichthyes atau ikan
bertulang rawan. Ikan memiliki kerangka tulang sejati, sama dengan tulang yang
dimiliki semua vertebrata daratan. Tulang rawan atau cartilago merupakan kerangka
yang lentur yang memiliki kepadatan setengah dari tulang. Hal ini dapat mengurangi
bobot kerangka, sehingga dapat menghemat energi
Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air,
berat tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama
sebelum mereka lemas.
3) Rahang
Rahang hiu tidak melekat pada kranium. Permukaan rahang hiu dan
lengkungan tulang insangnya membutuhkan penopangan ekstra karena paparan yang
berat untuk fisik hiu serta butuh kekuatan yang besar. Bagian ini mengandung lapisan
heksagonal piring kecil yang disebut “tesserae”, yang merupakan blok Kristal garam
kalsium yang diatur menjadi mosaik. Hal ini memberikan banyak kekuatan pada
daerah-daerah tertentu, yang juga sama seperti hewan lain.
Umumnya hiu hanya memiliki satu lapisan tesserae, tapi untuk spesies yang
besar seperti hiu banteng,hiu harimau, dan hiu putih besar, terdapat dua sampai tiga
lapisan bahkan lebih, tergantung ukuran tubuhnya. Khusus hiu putih besar, rahangnya
5
dapat mencapai lima lapisan. Pada moncongnya, tulang rawannya memiliki
kemampuan spons dan fleksibel untuk menyerap kekuatan tekanan.
4) Ekor
Bentuk ekor hiu dipengaruhi lingkungan sehingga bentuknya bervariasi dari
satu jenis dengan jenis lainnya. Ekor berguna dalam memberi dorongan, memberi
kecepatan dan percepatan tergantung bentuk ekornya. Hiu memiliki sirip ekor
heterocercal di mana bagian punggungnya biasanya terasa lebih besar dibandingkan
bagian ventral. Hal ini disebabkan ruas tulang belakang hiu meluas ke bagian dalam
punggung sehingga memberikan area permukaan yang lebih besar untuk lampiran
otot. Hal ini memungkinkan gerak yang lebih efisien pada ikan bertulang rawan
apung negatif. Sebaliknya, ikan memiliki tulang yang paling menyerupai sirip caudal
homocercal.
Ekor hiu harimau memiliki lobus atas yang besar yang memberikan daya
maksimum untuk penjelajahan lambat atau ledakan kecepatan mendadak. Hiu
harimau mampu memutar dan mengubah arah di dalam air dengan mudah ketika
berburu untuk mendukungnya mendapat makanan, sedangkan porbeagle, yang
berburu ikan bergerombolan seperti makarel dan herring memiliki lobus yang lebih
besar dan rendah untuk membantu mengimbangi kecepatan renang mangsanya.
5) Kepala
Terdapat reseptor medan elektromagnetik (disebut ampullae of Lorenzini) dan
gerak mendeteksi kanal di kepala hiu. Mereka berjumlah ratusan hingga ribuan. Hiu
menggunakan disebut ampullae of Lorenzini untuk mendeteksi medan
elektromagnetik dimana semua makhluk hidup menghasilkan. Ini membantu hiu
(terutama hiu martil) mencari mangsa. Hiu ini memiliki sensitivitas listrik terbesar
binatang. Hiu mencari mangsa tersembunyi di pasir dengan mendeteksi medan listrik
yang mereka hasilkan. Arus laut bergerak dalam medan magnet Bumi juga
menghasilkan medan listrik yang digunakan oleh ikan hiu untuk orientasi dan
navigasi.
Hiu memiliki indra penciuman yang tajam, yang terletak di saluran pendek
(yang tidak menyatu, tidak seperti ikan bertulang) antara bukaan hidung anterior dan
posterior, dengan beberapa spesies mampu mendeteksi sesedikit satu bagian per juta
dari darah dalam air laut.
6
D. Anatomi internal pada Chondrichthye (ikan hiu)
Di dalam rongga tubuh juga terdapat pankreas yang merupakan kelenjar
pencernaan dengan dua lobus merah muda. Selan itu terdapat dua organ lain yang
tidak termasuk dalam sistem pencernaan. Yang pertama adalah limpa, yang
merupakan organ gelap di dekat perut yang dimiliki oleh sistem limfatik. Yang kedua
adalah kelenjar dubur, organ kecil yang terbuka oleh saluran ke dalam anus. Karena
berfungsi sebagai kelenjar garam, membuang kelebihan natrium klorida (garam) dari
darah.
a) Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan pada Chondrichthyes terdiri dari mulut, faring, oesofagus
yang pendek, lambung, usus dan bermuara ke anus. Mulut yang lebar dibatasi oleh
barisan transversal gigi yang meruncing tajam; gigi ini tertanam di dalam daging pada
rahang dan secara berkala digantikan oleh barisan gigi baru dari belakang. Lidah yang
rata menempel ke lantai mulut. Di sisi faring yang lebar terdapat lubang yang
mengarah ke celah insang dan spirakel yang terpisah. Esofagus yang pendek
mengarah ke lambung yang berbentuk J, yang berujung di otot sfringter sirkular,
katuk polarik. Usus mengikuti dan berhubungan langsung dengan kloaka serta anus.
Di usus terdapat sekat yang tersusun spiral, dilapisi dengan membrane mukosa, yang
menunda masuknya makanan dan menyediakan daerah absorbsi yang besar.
Hati yang besar terdiri atas dua lobus panjang, melekat di ujung anterior rongga
tubuh. Empedu dari hati mengumpul di kandung empedu yang kehijau-hijauan dan
kemudian melintas melalui saluran empedu ke bagian anterior usus. Pankreas terdapat
di antara lambung dan usus, salurannya bergabung dengan usus tepat di bawah
saluran empedu. Kelenjar rektal yang ramping, fungsinya tidak diketahui, melekat di
dorsal penghubung antara usus dan kloaka.
7
aferen kemudian mengumpulkan darah ke aorta dorsal, yang memanjang di sepanjang
dinding middorsal selom.
Arteri utama terdiri atas:
Sepasang karotis eksternal dan internal di kepala;
Sepasang subklavia ke sirip pektoral;
Seliaka ke lambung, hati, dan usus;
Mesenterika anterior ke limpa besar yang meruncing dan bagian belakang usus;
Mesenterika posterior ke kelenjar rektal;
Beberapa renalis dan gonadika (ovarika atau spermatika) ke ginjal dan organ
reproduksi; serta
Sepasang iliaka ke sirip pelvik. Di luar sirip pelvik terdapat aorta kaudal yang
menyambung ke ekor.
Pada sistem vena, darah di vena kaudal pada ekor diteruskan ke:
Sepasang vena porta renalis ke ginjal. Darah yang lain dari daerah posterior melintas ke
depan dalam
Sepasang vena postkardinal yang parallel dengan jantung dan pada
Pasangan vena abdominal lateral di setiap sisi rongga tubuh
Pasangan vena jugularis dan vena cardinal anterior mengembalikan darah dari daerah
kepala semua vena ini masuk ke dalam sinus besar yang terhubung ke sinuis venosus.
Darah dari saluran pencernaan mengalir dalam
Vena porta hepatika untuk disaring melalui sinosuid seperti kapiler di hati kemudian di
kumpulkan di Vena hepatika yang bergabung dengan sinus venosus. Darah melinta
melalui jantung, tetapi hanya sekali setiap lintasan tubuh, seperti pada cylostomata
serta sebagian besar ikan, dan darah jantung semua tidak mengandung oksigen.
c) Sistem Respirasi
Dengan membuka dan menutup mulut, hiu memasukan air kedalam dan
mendorong air keluar melalui belahan insang dan spirakel. Insang yang melapisi lima
pasang belahan terpisah (dan spirakel) tersusun atas banyak filamen parallel ramping
yang mengandung kapiler. Darah dari aorta ventral melintas melalui kapiler ini,
mengeluarkan karbondioksida dan mengabsorbsi oksigen terlarut di air, dan kemudian
berlanjut ke aorta dorsal.
8
d) Sistem Eksresi
Dua ginjal yang ramping terdapat tepat dibawah selom di sepanjang aorta
dorsal. Urine dikumpulkan dalam tubulus segmental yang bergabung dengan saluran
longitudinal.
e) Sistem Otot
Fungsi utama sistem oto adalah untuk berbagai variasi gerak dari organ tubuh. Gerak
otot yang disengaja oleh ikan antara lain yaitu:
i. menggerakan mata
ii. membuka dan menutup mulut
iii. membuka dan menutup insang
iv. menggerakan sirip ke atas atau ke samping
v. melawan arus air
Jika dipotong tegak lurus dengan punggung, akan tampak otot-otot tersusun
menurut lingkaran lingkaran konsentris. Potongan otot yang melingkar ini tersusun
dari arah kranial ke kaudal berbentuk muskuli (berbentuk kerucut).Otot tersebut
disebut miomer yang tersusun segmental.Masing-masing miomer dibungkus dan
dipisahkan oleh jaringan ikat miocommata.(Sukiya, 2005)
Pada ikan bertulang rawan dan sejati, otot aksial dipisahkan oleh septum lateral
(septrum horizontal) menjadi epaksial di bagian dorsal dan otot hipaksial dibagian
ventral. Otot epaksial diinervensi oleh percabangan dorsal saraf spinal sedangkan otot
hipaksial diinervensi oleh percabangan ventral saraf spinal. (Sukiya, 2005)
Otot-otot brankial berfungsi untuk menutup dan membuka lubang insang dan
mulut, terutama otot konstriktor (dorsal dan ventral) dan elevator.Otot ini diinervensi
oleh saraf spinal. Kelompok lain adalah otot hipobrankial yang memanjang di
ventroanterior insang mulai dari daerah korakoid sampai rahang dan bagian ventral
arkus brankialis. Otot tersebut adalah otot aksial yang berasal dari daerah
brankiomerik, diinervasi oleh saraf spinal.Otot sirip pada ikan yang paling banyak
adalah berupa otot ektensor dorsal dan fleksor ventral. (Sukiya, 2005)
9
oleh perubahan tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh perubahan volume
rongga mulut akibat gerakan naik turun rongga mulut.
Terdapat beberapa perbedaan antara ikan hiu dan ikan pari yaitu dalam hal letak celah
Ikan hiu hidup di samudera dan lautan di seluruh dunia dan beberapa tumbuh dalam
air tawar.Mereka tinggal di sebagian besar semua dan suhu kedalaman laut.Ikan hiu
10
mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari
Ikan pari jarang menyerang manusia, walaupun sekiranya ia terinjak, ikan pari akan
menggunakan tajinya sebagai satu bentuk untuk mempertahankan diri. Terdapat kira-kira 200
spesies ikan pari.Biasanya terdapat di air tawar dan di lautan.Kebanyakan tidak mempunyai
keupayaan untuk menyengat (Nelson, JS. 1994).
Mencakup jenis ikan langka yang disebut ikan tikus.Ikan ini tidak mirip dengan ikan
hiu ataupun ikan pari dalam hal bentuk tubuh dan jumlah celah insangnya.Contohnya yaitu
Chimaera monstrosa.
Satu famili ditemukan dalam ordo ini yaitu family heterodontidae.Mereka sering
disebut sebagai macan, atau hiu tanduk.Mereka memiliki berbagai gigi yang memungkinkan
portusjacksoni adalah salah satu spesies darii ordo heterodontifores (Froese, dkk, 2006).
11
Contoh Klasifikasi Ordo Heterodontida
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Ordo : Heterodontida
Familia : Heterodontidae
Genus : Heterodontus
2) Ordo Hexanchida
Dua famili ditemukan dalam ordo ini.Spesies pada ordo hexanchida dibedakan dari
hiu lainnya dengan memiliki celah insang tambahan (baik enam atau tujuh).Contoh dari
kelompok ini termasuk hiu sapi, hiu yang berjumbai dan bahkan hiu yang terlihat pada
Chlamydoselachus Africana
notorynchus
12
contoh Klasifikasi Ordo Hexanchida
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Ordo : Hexanchida
Familia : Chlamydoselachidae
Genus :Chlamydoselachus
3) Ordo Lamnida
Lamnida adalah kelompok hiu yang umumnya dikenal sebagai hiu tenggiri.Tujuh
famili ditemukan dalam ordo ini.Mereka umumnya disebut sebagai hiu makarel.Mereka
termasuk hiu goblin, berjemur hiu, megamouth, perontok, hiu mako dan hiu putih yang
besar.Mereka dibedakan oleh rahang besar dan reproduksi ovoviviparous. Para Lamnida
berisi Megalodon punah Carcharodon megalodon, yang seperti kebanyakan hiu punah ini
hanya diketahui oleh gigi (tulang hanya ditemukan dalam ikan bertulang rawan, dan oleh
Anggota ordo ini dibedakan dengan memiliki dua sirip punggung, sebuah sirip dubur,
lima celah insang, mata tanpa selaput nictitating, dan mulut memperluas belakang mata
13
Famili dari Ordo lamnida terdiri dari (Froese, dkk, 2009) :
Alopias pelagicus
14
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Sub Ordo : Selachii
Ordo : Lamnida
Familia : Lamnidae
Genus :Carcharodon
15
Spesies : Carcharodon carcharias
4) Ordo Squalida
Ordo ini memiliki satu famili yaitu squatinidae.Ciri yang dimiliki oleh ordo squalida
yaitu celah insang di sepanjang sisi kepala seperti semua hiu lainnya, memiliki sirip ekor
(ekor) dengan bagian bawah yang lebih lama panjang dari atas, dan sering disebut sebagai hiu
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Ordo : Squalida
Familia : Squantinidae
Genus :Squatina
Rajida adalah salah satu ordo dari super ordo Hypotrematica.Rajida dibedakan dengan
adanya sirip dada yang besar, yang mencapai besarnya sisi kepala, dengan urata tubuh secara
umum.Mata dan spirakel terletak di atas permukaan tubuh, dan celah insang di bagian bawah.
Sebagian besar reproduksinya dengan cara ovipar maupun vivipar (Froese, dkk, 2006).
16
Famili dari ordo ini terdiri dari : - Famili Rajidae, spesies Pari sepatu luncur Dipturus laevis
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Ordo : Rajida
Familia : Rajidae
Genus : Raja
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Chondrichthyes berasal dari bahasa latin yaitu (chondros = tulang rawan;
ichtyes=ikan), yang artinya ikan bertulang rawan. Kelas ini merupakan vetebrata
rendah. Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin ) yang hidup
di air dan bernafas dengan insang. Ikan bertulang rawan adalah ikan berahang,
mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang
dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi
menjadi dua subkelas: Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) and Holocephali
(kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas
tersendiri).
2. Kulit keras, dengan sisik plakoid kecil dan banyak kelenjar mukosa, terdapat sirip
median dan sisrip berpasangan, semua ditopang oleh jejari sirip, sirip pelvic
dengan klasper pada jantan. Mulut ventral, dengan banyak gigi yang terlapisi
email, kantung olfaktori berjumlah 2 (atau 1), tidak terhubung dengan rongga
mulut, dengan rahang bawah dan atas, usus dengan katup spiral.Kerangka
bertulang rawan, tidak ada tulang yang berpasangan, cranium bergabung dengan
kapsul indra yang berpasangan, notokorda bertahan, tulang belakang banyak,
lengkap, dan terpisah. Jantung beruang dua (1 atrium, 1 ventrikal), dengan sinus
venosus dan konus arteriosus, hanya mengandung darah vena, beberapa pasang
lengkung aorta, sel darah merah berinti dan berbentuk oval. Respirasi dengan
menggunakan 5 atau 7 pasang insang, masing-masing terdapat pada belahan yang
terpisah ( 3 pasang pada chimaera ). Sepuluh pasang sarap cranial, setiap organ
auditori dengan tiga kanalis semisirkularis.Suhu tubuh bervariasi ( poikiloterm).
Jenis kelamin terpisah, gonad berpasangan secara khas, saluran reproduksi
melepaskan isinya ke kloaka, fertilisasi internal, ovipar atau ovovivipar, telur
besar, dengan banyak kuning telur, segmentasi meroblastik, tidak ada membran
18
embrionik, perkembangan langsung, tidak mengalami metamorphosis.Contoh Pari,
Hiu, Lumba-lumba
3. Struktur tubuhnya : gigi, rahang, kepala, ekor, kerangka, dan system vascular.
4. Anatominya : system pencernaan makanan, system peredaran darah, system
respirasi, system ekskresi, system pernapasan, dan system otot.
5. Prinsip sistematik :
1. Super Ordo Selachii (bertubuh torpedo), terbagi menjadi 4 ordo :
c) Ordo lamnida; merupakan ikan hiu berkepala palu contohnya Sphirna tudes
acanthias
Ordo Rajida; memiliki tubuh dorso ventral, contohnya Ikan hiu pipih
Dasyatus Sabina
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
19
DAFTAR PUSTAKA
.http://www.pendidikankarakter.org/images/vertebrata%20x-3_2013.pdf (01-03-2016
chondrichthyeshttp://blogahmadabbas.blogspot.co.id/2015/04/kelas-chondrichthyes-ikan-
bertulang.html
20