Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

BIOLOGI SEL

(Nukleus dan pembelahan sel)

DISUSUN OLEH :

RAHMAWATI (9181140211026)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

POSO

2019

Nukleus | 1
A. NUKLEUS

1. Fungsi Nukleus
Nukleus memiliki peran atau fungsi yang sangat penting diantaranya sebagai berikut:
a) Mengendalikan seluruh kegiatan sel
b) Mengeluarkan RNA dan subunit ribosom ke sitoplasma
c) Mengatur pembelahan sel
d) Membawa informasi genetic
2. Struktur Nukleus
Nukleus memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan sebuah sel. Peranan
nukleus dalam hal ini adalah untuk mengatur dan mengontrol segala aktifitas kehidupan
sel serta membawa informasi genetik yang diturunkan ke generasi berikutnya. Informasi
genetik ini disimpan dalam suatu molekul polinukleutida yang disebut DNA
(Deoxyribonucleic acid). DNA pada umumnya tersebar di dalam nucleus sebagai matriks
seperti benang yang disebut kromatin. Ketika sel akan memulai membelah, kromatin
akan berkondensasi membentuk struktur yang lebih padat dan memendek yang
selanjutnya disebut kromosom. Kromosom tersusun atas molekul DNA dan protein
histon. Struktur di dalam nukleus yang merupakan tempat berkonsentrasinya molekul
DNA adalah nukleolus (anak inti.). Nukleolus berperan sebagai tempat terjadinya sintesis
molekul RNA (Ribonucleic acid) dan ribosom. RNA merupakan hasil salinan DNA yang
akan ditransfer ke sitoplasma untuk diterjemahkan menjadi rantai asam amino yang
disebut protein.

Nukleus terdiri dari beberapa bagian yakni :

a. Selaput Inti (Membran inti)


Membran sel inilah yang membedakan antara sel eukaripotik dengan sel prokariotik,
dimana pada sel prokariotik tidak ada membran sel.Membran sel ini disebut juga
karyotecha, dari kata karyon=inti; dan techa = kulit.
Membran inti adalah bagian terluar dari inti sel. Fungsi membran inti sel secara
keseluruhan adalah mengadakan pertukaran zat dengan sitoplasma. Pada membran inti,
terdapat pori yang berfungsi dalam pertukaran makromolekul.
Melalui membran sel inilah nukleus dapat mengeluarkan berbagai macam RNA dan
sub unit ribosom ke sitoplasma karena memiliki struktur sebagai berikut:
Dalam mikroskop elektron menunjukkan bahwa membran nukleus memiliki 2 lapis
membran unit pararel yang dipisahkan oleh celah sempit berukuran antara 40-70 nm
yang disebut sisterna perinukleus atau intermembran space. Lembaran yang terdapat di
sebelah dalam disebut selaput dalam atau selaput nukleoplasmik, sedangkan lembaran
luar disebut juga dengan selaput sitosolik. Selaput nuklear tidak berupa lembaran-
lembaran yang utuh. Namun, seperti penapis, selaput nukleus memiliki lubang-lubang
Nukleus | 2
dibeberapa tempat. Lubang-lubang tersebut dinamakan pori nuklear. Pori nuklear ini
terbentuk akibat menyatunya dwilapis lipida sari selaput luar-dalam. Adanya pori nuclar
ini membantu memudahkan pengangkutan bahan dan senyawa makro dari sitoplasma.
Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul antara nukleus
dengan sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan mRNA, digunakan untuk sintesis
protein. Pori nukleus tersusun atas 4 subunit, yaitu subunit kolom, subunit anular, subunit
lumenal, dan subunit ring. Subunit kolom berfungsi dalam pembentukan dinding pori
nukleus, subunit anular berguna untuk membentuk spoke yang mengarah menuju tengah
dari pori nukleus, subunit lumenal mengandung protein transmembran yang
menempelkan kompleks pori nukleus pada membran nukleus, sedangkan subunit ring
berfungsi untuk membentuk permukaan sitosolik (berhadapan dengan sitoplasma) dan
nuklear (berhadapan dengan nukleoplasma) dari kompleks pori nukleus. Selaput luar
selubung berhubungan langsung dengan Retikulum endoplasma. Permukaan sitosolik
ditempeli oleh ribosom yang terlibat dalam sintesis protein.

Berdasarkan strukturnya, dapat dinyatakan bahwa terdapat tiga cara pengangkutan dari
dan ke sitoplasma.
i. Cara pertama merupakan cara langsung dengan melewati pori nuclear.
ii. Cara kedua merupakan pengangkutan lewat selaput dalam menuju ke ruang perinuklear
dan diteruskan ke sisterna reticulum endoplasma.
iii. Cara ketiga adalah dengan jalan pinositosis (proses dimana partikel-partikel kecil yang
berupa cairan ditangkap oleh sel dengan cara memecah partikel-pertikel kecil tersebut
menjadi partikel-partikel yang lebih kecil).

b. Anak Inti (Nukleolus)


Struktur nukleolus (anak inti) disebut juga butir inti. Nucleoli (jamak) akan terlihat di
bawah pengamatan mikroskop electron sebagai sebuah atau lebih bangunan basofil yang
berukuran lebih besar daripada ukuran butir-butir kromatin. Dibawah mikroskop nukleus
dibedakan menjadi 2 bagian: Nukleonema yang berbentuk bunga karang (trbeculae) dan
gelap. Dan pars amorpa berupa celah-celah yang terang. Sejak periode Mikroskop
elektron nukleolus disebutkan memiliki 4 bagian:
Daerah butiran mengandung butiran-butiran yang bundar, gelap, diameter 15- 20 nm,
sedikit lebih kecil daripada ribosom. Dinding serat memiliki serat-serat berdiameter 5 –
10 nm. Kedua daerah butiran dan daerah dihubungkan oleh semacam benang halus dan
sama terendam dlam kandung matriks.
Daerah kromatin terdiri dari serat-serat yang lebih terang dari daerah serat,
berdiameter 10 nm, membentang dari satu sisi ke sisi lain nucleolus. Pusat pengatur
nucleolus ini terletak pada daerah gentingan setiap kromatin, dan selama interfase selalu
terletak pada bagian dalam nucleolus.
Nukleus | 3
Besar nukleolus sesuai dengan aktifitas sel. Jika nukleolus besar, berarti sel giat
mensintesa. Ribosom dengan (dengan ARN-r) disintesa oleh AND di dalam nukleolus,
dan diangkut ke sitoplasma lewat pori inti.
Tiga jenis nukleoli: ada jenis yang berongga ada berlobang-lobang terang di dalam
daerah yang gelap. Nukleoli jenis ini terdapat pada sel hati, leukosit, limfoblast (sel induk
limfosit), meiloblast.
Pada jenis padat tak berlobang-lobang terang, semua bagian nukleolus homogen.Pada
jenis cincin daerah gelap membentuk cincin di sebelah luar bagian terang yang berupa
lobang besar di tengah. Jenis cincin ini terdapat pada sel otot, endotel, dan sel plasma.
Bentuk dan ukuran nukleolus teratur dan tetap pada sel normal, dan menjadi tak
karuan dan tetap pada sel tumor. Pada penderita leukemia limfoblast yang parah jenis
cincin ditemukan bersama jenis berongga yang normal.

Nukleus dapat menjalankan fungsi di atas karena memiliki struktur sebagai berikut.
 Membran nukleus
Membran sel inilah yang membedakan antara sel eukaripotik dengan sel
prokariotik, dimana pada sel prokariotik tidak ada membrane sel.
Melalui membran sel inilah nukleus dapat mengeluarkan berbagai macam RNA
dan sub unit ribosom ke sitoplasma karena memiliki struktur sebagai berikut:

Dalam mikroskop elekrton menunjukkan bahwa membran nucleus memiliki 2 lapis


membran unit pararel yang dipisahkan oleh celah sempit berukuran antar 40-70 nm yang
disebut sisterna perinukleus atau intermembran space. Bersama-sama, pasangan membran
inti serta celah diantarnya merupakan selapu inti. Setipa lapis membran strukturnya sama
dengan struktur membran organel yang lain, yaitu adanya pospolipd bilayer. Membran
luar dari selaput inti berhubungan langsung dengan sistem membran sitoplasma yang
dikenal dengan reticulum endoplasma. Karena itu membran luar inti dan reticulum
memiliki satu cirri sama yaitu keduanya ditaburi oleh ribosom, yang merupakan organel
yang berperan dalam sintesis protein.

Dalam membran nukleus terdapat lamina fibrosa yaitu struktur protein yang
berhubungan erat dengan selaput inti, yang variasi ketebalannya antar 80-300 nm
tergantung dari sel yang diamati, namun pori membran nukleus tidak ditutupi oleh
struktur ini. Lamina fibrosa terdiri dari 3 lapis polipeptida, disebut lamin, yang
merupakan bagian dari matriks inti. Lamin inilah yang akan berperan saat pembelah sel.
Saat fase telofase lamin inti akan terfosforilasi dan saat telofasi pori dan lamin akan
mengalami defosorilasi yaitu lamina inti terbentuk kembali. Maka pada saat profase
membran nukleus akan hilang akibat dari terfosforilasinya lamin.

Nukleus | 4
Dalam membran nukleus terdapat pori inti yang menyediakan jalan diantara inrti
dan sitoplasma. Pori ini begaris tengah rata-rata 70 nm. Pori ini tidak terbuka namun
dijembatani oleh sebuah membran kedap elektron berupa difragma protein lapis-tunggal.
Struktur ini lebih tipis dari membran yang membentuk selaput inti. Permeabilitas inti
terhadap molekul sangat bervariasi namun semua pori permeable terhadap beberapa
molekul misalnya mRNA, protein sitoplasma. Berikut struktur dari pori pada membran
nukleus.

 Kromatin
Kromatin pada saat interfase tampak sebagai butir-butir yang tersebar pada
seluruh inti tanpa adanya benang-benang kromosom. Namun sebaliknya, jika inti sel
sedang bermitosis buti-butir kromatin tidak terlihat dan akan tampak benang-benang
kromosom. Istilah kromosom diperuntukan bagi kromatin yang membentuk gambaran
sebagai batang-batang halus saat pembelahan sel. Kromosom tersusun atas molekul DNA
(16%), RNA (12%) dan nucleoprotein (72%). Nukleoprotein sendiri tersusun atas
berbagai jenis protein, yaitu protamin, histon, nonhiston dan berbagai enzim di antaranya
polymerase DNA dan RNA.

Karena memiliki komatin inilah maka nukleus berfungasi sebagai imformasi


genetik serta pengendali seluruh kegiatan sel. Pengendali seluruh kegiatan sel, karena
dalam nukleus terdapat kromatin yang didalamnya terdapat DNA, melalui DNA inilah
protein disintesis dengan bantuan RNA dan enzim. Protein merupakan molekul yang
sangat penting bagi sel dan tubuh kita, karena enzim , hormon dan antibodi memerlukan
protein

 Nukleolus
Struktur nukleolus (anak inti) akan terlihat di bawah pengamatan mikroskop
electron sebagai sebuah atau lebih bangunan basofil yang berukuran lebih besar daripada
ukuran butir-butir kromatin. Nukleolus merupakan tempat berlangsungnya transkripsi
gen yang dari proses tersebut didapatkan molekul rRNA. rRNA adalah salah satu jenis
RNA yang merupakan materi penyusun ribosom. Molekul rRNA yang baru terbentuk
segera dikemas bersama protein ribosom untuk dikeluarkan dari inti sel. Transkripsi
molekul rRNA di dalam nukleolus menjamin terbentuknya molekul ribosom yang ada di
dalam sitoplasma. Untuk kebutuhan tersebut, maka di dalam anak inti terdapat sejumlah
potongan-potongan DNA (rDNA) yang ditranskripsi menjadi rRNA secara berulang-
ulang dan berjalan sangat cepat dengan bantuan enzim RNA polymerase I. Potongan-
potongan DNA tersebut dinamakan nucleolar organizer. Kandungan RNA dalam anak
inti jika dibandingkan dengan bagian lain dari inti sel adalah tidak tetap, yaitu
diperkirakan 5%-20%.

Nukleus | 5
 Nukleoplasma
Nukleoplasma merupakan substansi transparan, semi solid (agak padat), yang
terletak di dalam nukleus. Komposisi tersusun dari asam, nukleat (DNA & RNA), yang
merupakan materi genetik, protein dan garam-garam mineral.
a. Asam Nukleat
Asam terdapat dalam dua bentuk, yaitu: asam dioksiribosa (DNA) dan ribosa
(RNA). Biasanya dalam nukleus kedua asam nukleat ini bergabung dengan protein yang
disebut nukleuprotein. Banyaknya DNA dalam nukleus bervariasi. Misalnya pada
nukleus sel salamander (Amphibia) mengandung DNA lebih banyak dibandingkan
dengan nukleus sel mamalia.

b. Protein Nukleus
Jenis protein yang terdapat pada nukleus (Nukleuprotein) yaitu, protamin dan
histon. Selain kedua jenis protein ini pada nukleus terdapat protein lain yang bersifat
asam, yaitu: nonhiston protein dan enzim nucleus

c. Garam-garam Mineral
Nukleus mengandung sejumlah kofaktor, prekursor dan mineral NAD, ATP, dan
acetil CoA. Hasil analisis abu nukleus mengandung unsur fosfor kalium, natrium,
kalsium dan magnesium. Fosfor banyak terdapat pada nucleolus.

 DNA
Molekul DNA dikenal sebagai materi genetik yang menyimpan semua
informasi penting tentang segala aktivitas sel yang harus dilakukan melangsungkan
sebuah kehidupan. DNA atau Deoxyribonucleic acid diibaratkan sebagai perpustakaan
besar yang didalamnya terdapat buku-buku penting (gen) dan tersimpan rapi di dalam inti
sel. Molekul DNA memiliki struktur berupa dua untai polinukleutida (double strand)
yang masing-masing untai polinukleutida tersusun atas rangkain nukleutida dalam bentuk
deoksiribonukleutida. Setiap molekul nukleutida terdiri atas tiga gugus, yaitu gugus gula
pentosa dalam bentuk deoksibosa, gugus fosfat dan gugus basa nitrogen.

Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul
DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal dengan heliks
ganda Watson-Crick.DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas
polimer nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA haliks
ganda dan berpilin ke kanan.Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :

o Gula karbon (2-deoksiribosa).


o basa nitrogen yang terdiri golongan purin yaitu adenin (Adenin=A) dan guanin (guanin =
G), serta golongan pirimidin, yaitu sitosin (cytosine=C) dan timin (thymine=T).
Nukleus | 6
o gugus fosfat

 RNA
RNA (ribonucleic acid) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul yang
berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik. RNA sebagai penyimpan
informasi genetik misalnya pada materi genetik virus, terutama golongan retrovirus. RNA
sebagai penyalur informasi genetik misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein.
RNA juga dapat berfungsi sebagai enzim (ribozim) yang dapat mengkalis formasi RNA-
nya sendiri atau molekul RNA lain.
a. Struktur RNA
RNA merupakan rantai tungga polinukleotida. Setiap ribonukleotida terdiri dari
tiga gugus molekul, yaitu :
o 5 karbon
o basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan
golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U)
o gugus fosfat

Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk suatu molekul
yang dinamakan nukleosida atau ribonukleosida, yang merupakan prekursor dasar
untuk sintesis DNA.Ribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat membentuk
suatu nukleotida atau ribonukleotida.RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu
fragmen DNA, sehingga RNA merupakan polimer yang jauh lebih pendek
dibandingkan DNA.

b. Tipe RNA
RNA terdiri dari tiga tipe, yaitu mRNA (messenger RNA) atau RNAd (RNA duta),
tRNA (transfer RNA) atau RNAt (RNA transfer), dan rRNA (ribosomal RNA) atau
RNAr (RNA ribosomal).

c. RNAd
RNAd merupakan RNA yang urutan basanya komplementer dengan salah satu
urutan basa rantai DNA. RNAd membawa pesan atau kode genetik (kodon) dari
kromosom (di dalam inti sel) ke ribosom (di sitoplasma). Kode genetik RNAd tersebut
kemudian menjadi cetakan utnuk menetukan spesifitas urutan asam amino pada rantai
polipeptida. RNAd berupa rantai tunggal yang relatif panjang.

d. RNAr
RNAr merupakan komponen struktural yang utama di dalam ribosom.Setiap
subunit ribosom terdiri dari 30-46% molekul RNAr dan 70-80% protein.

Nukleus | 7
e. RNAt
RNAt merupakan RNA yang membawa asam amino satu per satu ke ribosom.
Pada salah satu ujung RNAt terdapat tiga rangkaian baa pendek (disebut antikodon).
Suatu asam amino akan melekat pada ujung RNAt yang berseberangan dengan ujung
antikodon. Pelekatan ini merupakan cara berfungsinya RNAt, yaitu membawa asam
amino spesifik yang nantinya berguna dalam sintesis protein yaitu pengurutan asam
amino sesuai urutan kodonnya pada RNAd.

B. PEMBELAHAN SEL
1. Pembelahan sel
Suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak. Pada
organisme tersebut, yang umumnya dimulai dari satu sel tunggal. Pembelahan sel juga
merupakan suatu proses dimana jaringan-jaringan yang telah rusak diganti dan
diperbaiki. Sel mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dengan melakukan
pembelahan. Pada hewan uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi,
sedangkan pada hewan multi seluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis
untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga
akhirnya membantu membentuk individu baru.Ada dua macam pembelahan sel, yaitu
pembelahan secara langsung ’amitosis’ dan pembelahan secara tidak langsung ’mitosis
dan meiosis’.
a. Pembelahan Sel pada Prokariotik
Pada sel prokariotik, materi genetik tersebar didalam suatu badan serupa inti
yang tidak dikelilingi oleh membran. Mikroorganisme yang prokariotik, misalnya bakteri
dan alga hijau-biru. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan
pembelahan sel pada eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung secara
sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetik, pembagian
kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului dengan pembentukkan dinding sel
baru. Proses pembelahan yang demikian dinamakan amitosis. Amitosis adalah
pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan kromosom, contohnya pada sel bakteri.

Ciri-ciri sel prokariotik adalah bahan genetik (DNA) tidak terstruktur dalam
bentuk nukleus, DNA terdapat pada nukleolit yang tidak terselubungi oleh membran.
Secara umum sel prokariotik memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan sel
eukariotik. Setiap prokariotik merupakan sel tunggal, tetapi akan sering terlihat dalam
tipe rantai, agregat, atau kelompok sel yang jumlahnya ratusan.

b. Pembelahan Sel pada Eukariotik


Pada sel-sel eukariotik, hal pembagian material genetik secara persis sama
adalah lebih kompleks. Sebuah sel eukariotik mengandung kira-kira 1000 kali lebih
Nukleus | 8
banyak DNA dibanding sebuah sel prokariotik. Disamping itu, DNA ini berbentuk linea,
membentuk sejumlah kromosom yang jelas berbeda. Sebagai contoh, sel-sel somatik
(tubuh) manusia mempunyai 46 kromosom, masing-masing berbeda satu sama lainnya.
Pada saat sel-sel ini membelah, setiap sel anak harus menerima satu duplikat dan hanya
satu dari setiap 46 kromosom. Disamping itu, sel-sel eukariotik mengandung berbagai
macam organela dan ini juga harus dibagi secara merata diantara sel-sel anak. Pada sel
eukariotik memiliki inti sel yang sangat kompleks dengan selubung inti yang terdiri dari
dua membran. Sel-sel pada tubuh hewan dan tumbuhan termasuk dalam golongan sel
eukariotik. Mikroorganisme yang eukariotik, misalnya protozoa, protista, dan semua
jamur.

c. Macam-macam Pembelahan Sel


Ada dua jenis pembelahan sel, pembelahan langsung(amitosis) dan tak
langsung. Pembelahan langsung terjadi pada organisme bersel satu, misal Amoeba sp.
Sedangkan pembelahanan langsung terjadi pada organisme bersel banyak, misal manusia.
Pembelahan tak langsung dibagi dua, mitosis dan meiosis.
 Pembelahan amitosis ( langsung)
 Pembelahan tak langsung:
a) Pembelahan mitosis
b) Pembelahan meiosis (pembelahan reduksi)

2. PEMBELAHAN AMITOSIS
Definisi amitosis adalah penggabungan dari kata a = tidak, mitos = benang jadi
amitosis adalah proses pembelahan sel secara langsung dan dan sederhana, yang
didahului dengan pembelahan inti tanpa pembentukan benang-benang kumparan sperma
(kromosom). Pembelahan amitosis merupakan pembelahan sel yang tidak melalui urutan
tahap-tahap tertentu. Pada amitosis, inti terpecah menjadi dua bagian dan biasanya tidak
diikuti oleh pembagian sitosom. Amitosis jarang terjadi, dan hanya ditentukan pada sel-
sel khusus yang berspesialisasi atau sel yang sedang berdegenerasi. Sel yang
berspesialisasi itu contohnya pada sel yang sedang mengalami proses subdivision
nuclear, menghasilkan anak inti pada permukaan inti yang asli. Proses itu berlangsung
pada proses pembagian inti dan menghasilkan sel yang berinti banyak, sehingga prose
situ jarang tersangkut dengan reproduksi sel. Pada pembelahan ini nukleus langsung
membelah menjadi dua lalu didistribusikan pada sel anak tanpa didahului
oleh pembentukan benang spindel, peleburan membran inti, penampakan kromosom, atau
ciri lain.Amitosis juga terjadi pada makhluk-makhluk bersel satu seperti misalnya
amoeba, paramecium, atau alga biru.

Nukleus | 9
3. PEMBELAHAN MITOSIS
Definisi mitosis, mitosis juga disebut kariokinesis, adalah proses pembelahan
sel secara tidak langsung, karena pembelahan inti didahului dengan pembentukan
benang-benang kumparan sperma. Cara ini biasa berlangsung pada sel somatic dan sel
nutfah (germ cell). Mitosis didahului dengan menghilangnya inti sebagian benda
definitive (real) kemudian disusul dengan pembagian yang sebenarny dari bagian-bagian
sel utamanya.
Mitoses terdiri dari 4 tahap (fase) tetapi seluruhnya harus dipikirkan sebagai satu proses
yang berkesinambungan yaitu didahului dengan sel istirahat dan diakhiri dengan
terjadinya 2 sel anak yang berdiri sendiri-sendiri. Proses mitosis itu sama baik pada sel
hewan maupun pada sel tumbuhan, walaupun ada sedikit perbedaan pada jenis-jenisnya.
Empat fase itu adalah profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Antara satu mitosis ke
mitosis berikutnya terdapat suatu tahap yang disebut tahap istirahat (interfase). Pada saat
itu nucleus “beristirahat” untuk siap mengadakan pembelahan berikutnya.

Pembelahan mitosis merupakan pembelahan sel yang melalui tahap-tahap


pembelahan tertentu, yaitu: profase, metafase, anafase, dan telofase (PMAT).
Pembelahan ini memiliki ciri sebagai berikut:
1) terjadi pada pembelahan sel tubuh (somatis).
2) bertujuan untuk pertumbuhan dan regenerasi.
3) menghasilkan dua sel anak yang identik dengan sel induk semula (diploid
menjadi diploid/haploid menjadi haploid).
4) berlangsung dalam satu kali PMAT.

Tahap-tahap yang berlangsung pada pembelahan mitosis adalah sebagai berikut:

i. Profase : Tahap ini merupakan fase pembelahan mitosis yang paling lama dan paling
banyak memerlukan energi. Peristiwa yang berlangsung selama profase adalah sebagai
berikut:
 benang kromatin menjadi kromosom, lalu kromosom mengganda menjadi dua kromatid
tetapi masih melekat dalam satu sentromer.
 membran inti dan nukleolus lenyap.
 sentrosom memisah menjadi dua sentriole, dan diantaranya terbentang benang spindel.

ii. Metafase : Pada tahap ini kromosom terletak berjajar pada bidang ekuator. Bagian
sentromer kromosom berikatan dengan kinetokor yang berhubungan dengan benang
spindel. Pada fase ini kromosom tampak paling jelas terlihat sehingga jumlahnya mudah
diidentifikasi. Metafase adalah tahap yang memerlukan energi terkecil dan waktu yang
paling singkat.
Nukleus | 10
iii. Anafase : Saat anafase sentromer membelah, lalu benang spindel menarik kromosom
menuju kutub sel yang berlawanan. Pergerakan kromosom tersebut dipengaruhi oleh
enzim dynein.

iv. Telofase : Pada tahap ini terjadi peristiwa sebagai berikut:


 Kromosom berubah menjadi benang kromatin
 Membran inti dan nukleolus terbentuk kembali
 Terjadi sitokinesis (pembagian sitoplasma) sehingga dihasilkan dua sel yang identik
dengan sel semula

4. PEMBELAHAN MEIOSIS
Meiosis adalah proses pembelahan sel di mana jumlah kromosom per sel
,dibelah dua. Sebelum dimulai, DNA dalam sel asli diduplikasi selama beberapa fase dari
siklus sel. Meiosis memisahkan kromosom kemudian direplikasi menjadi empat gamet
haploid atau spora. Jika menghasilkan gamet, sel-sel ini harus aman selama pembuahan
untuk membuat sebuah sel diploid baru atau zigot. Pada tumbuhan, meiosis menghasilkan
spora yang menghasilkan pembentukan sel-sel haploid. Tahapan yang terlibat dalam
meiosis adalah meiosis I, profase I, metafase I, anafase aku, telofase I dan meiosis II.
Meiosis diperlukan untuk reproduksi seksual dan oleh karena itu terjadi di semua
eukariota yang bereproduksi secara seksual. Meiosis tidak terjadi dalam archaea atau
bakteri karena mereka bereproduksi secara aseksual melalui proses pembelahan biner.
Jenis pembelahan sel melibatkan sel telur dan sperma, yang 'gamet', dengan masing-
masing sel berisi dua salinan dari setiap kromosom, satu dari ibu dan yang lainnya dari
ayah, yang pada gilirannya menghasilkan empat sel gamet, yang memiliki salinan
masing-masing kromosom. Kromosom ini memiliki campuran DNA ayah dan ibu,
memastikan bahwa keturunan, berbeda dalam kerangka genetik orang tua yang baik.
Seperti halnya mitosis, meiosis merupakan pembelahan sel secara tidak
langsung melalui dua tahapan meiosis I dan meiosis II, tanpa melalui interfase.

Secara ringkas ciri-ciri setiap tahapan dalam meiosis I dan meiosis II seperti
dijelaskan dalam bentuk table berikut.

Tabel Ciri-ciri tahapan dalam meiosis 1 dan meiosis 2

No Tahapan Sub tahap Ciri-ciri utama Ket

1 Meiosis 1 Profase I · Benang-benang kromatin menebal menjadi


kromosom (= leptonema )

· Setiap kromosom homolog ( bivalen )

Nukleus | 11
bergandengan (=zigonema )

· Tiap bagian kromosom homolog mengganda


membentuk tetrad (=pakinema)

· Kromatid dari setiap belahan kromosom


memendek dan membesar (=diplonema )

· Sentriol membelah dua, muncul benang


gelendong, membrane inti dan nucleolus
menghilang (=diakinesis )

Metaphase I · Setiap tetrad berada pada bidang


metaphase/dataran metaphase

Anaphase I · Masing-masing tetrad memisahkan diri dari


pasangannya, dan bergerak menuju kea rah
dua kutub yang berlawanan

Telofase I · Masing-masing tetrad semakin mendekati


kutub

· Membrane sel dan nucleolus mulai dapat


diindera

· Terbentuk bidang pembelahan pada bagian


tengah-tengah sel

· Kromatid meregang membentuk benang-


benang kromatin

· Terbentuk 2 sel anak dengan jumlah


kromosom sama dengan induknya

Tanpa adanya interfase, 2 sel anak yang terbentuk akan melanjutkan ke tahap

meiosis II.

2 Meiosis II Profase II · Benang-benang kromatin menebal menjadi


kromosom

· Setiap kromosom homolog / bivalen


bergandengan

· Kromosom tidak mengganda

Nukleus | 12
· Sentriol membelah dua, muncul benang
gelendong, membrane inti dan nucleolus
menghilang

Metaphase · Setiap pasangan kromosom homolog berada


II pada bidang metaphase/dataran metaphase

Anaphase II · Masing-masing kromosom memisahkan diri


dari pasangannya, dan bergerak menuju kea
rah dua kutub yang berlawanan

Telofase II · Masing-masing kromosom semakin


mendekati kutub

· Membrane sel dan nucleolus mulai dapat


diindera

· Terbentuk bidang pembelahan pada bagian


tengah-tengah sel

· kromosom meregang membentuk benang-


benang kromatin

· Terbentuk 4 sel anak dengan jumlah


kromosom sama dengan induknya

5. SIKLUS SEL
Siklus sel merupakan serangkaian kejadian dengan urutan tertentu berupa
duplikasi kromosom sel dan organel didalamnya yang mengarah ke pembelahan sel. Pada
eukariotik (sel bernukleus), proses perbanyakan atau sintesis bahan genetik terjadi
sebelum berlangsungnya proses pembelahan sel, mitosis atau meiosis.

Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat
sejumlah besar DNA di dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi
tersebut hingga terjadi dua sel baru yang identik. Siklus sel yang berlangsung
kontinu dan berulang (siklik), disebut proliferasi. Keberhasilan sebuah proliferasi
membutuhkan transisi unidireksional dan teratur dari satu fase siklus sel menuju fase
berikutnya. Jenjang reaksi kimia organik yang terjadi seyogyanya diselesaikan sebelum

Nukleus | 13
jenjang berikutnya dimulai. Sebagai contoh, dimulainya fase mitosis sebelum selesainya
tahap replikasi DNA akan menyebabkan sel tereliminasi.
 FASA PADA SIKLUS SEL
Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu
proses yang disebut pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki inti sel,
siklus sel terbagi menjadi dua fase fungsional, fase S dan M, dan fase persiapan, G1 dan
G2:
1) Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia
membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi
kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua nuklei masing-masing
guna proses mitosis pada fase M.
2) Fasa M (mitosis)
Fase mitosis terdiri dari profase, prometafase, metaphase, anaphase dan telofase.
Tahapan pembelahan inti ini masing-masing tidak sama waktunya. Fase mitosis atau fase
pembelahan terdiri dari karyokinesis atau pembelahan nukleus dan sitokinesis atau
pembelahan sitoplasma.
Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel
(baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya
membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fase M terjadi beberapa jenjang fase,
yaitu:
a) Profase, fase terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan pemintalnya. Pada saat
ini kromosom terlihat di dalam sitoplasma.
Pada periode profase terjadi perubahan pada nukleus dan sitoplasma.Pada
nukleus, nukleuli menghilang.Serabut-serabut kromatin menjadi lebih menggulung rapat
dan melipat sehingga kian pendek dan tebal berubah menjadi kromosom, yang besar dan
tampak jelas. Kromosom kemudian berduplikasi menjadi dua kromatid anak yang sama,
dan kemudian bergabung pada sentromer. Spindle mitosis terbentuk di sitoplasma,
tersusun dari mikrotubul dan bergabung dengan protein, tersusun teratur di antara dua
sentrosom. Selama profase sentrosom bergerak berlawanan satu sama lain dan
nampaknya bergerak sepanjang permukaan inti melalui pemanjangan berkas mikrotubul
diantara dua sentrosom.
b) Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang mengandung 2
kromatid mulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial (piringan metafase).
Menjelang metafase, beberapa ujung mikrotubul gelendong mitotic menempel
pada setiap kinetokor yang berada di dekatnya.Membran inti terpotong-potong.
Mikrotubul dari spindle sekarang dapat masuk ke dalam inti dan berhubungan dengan
kromosom yang telah menjadi lebih padat. Berkas mikrotubul dinamakan serabut
spindel, yang meluas dari setiap kutub kearah ekuator sel. Setiap kromatid dari
Nukleus | 14
kromosom kini memiliki struktur khusus yang dinamakan kinetokor, yang terletak pada
daerah sentromer.Mikrotubul yang menambat pada kinetokor dinamakan mikrotubul-
kinetokor.Struktur ini menyebabkan kromosom bergerak. Mikrotubul yang lain,
mikrotubul-nonkinetokor, tersusun radier dari kutub menuju ke ekuator sel tanpa
menambat pada kromosom.

c) Metafase. Kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial mencapai titik puncaknya.


Pada metaphase, mikrotubul kinetokor memegang peranan penting yaitu
mengatur letak dan arah kromosom terhadap sumbu gelendong mitotic dan mengatur dan
menggerakkan kromosom ke bidang ekuatorial.Sentrosom berada pada kedua kutub sel
yang berlawanan. Kromosom berada pada bidang metaphase, bidang yang mempunyai
jarak yang sama antara spindle kedua kutub. Spindel sentromer dari semua kromosom
lurus satu sama lain pada bidang metaphase. Untuk setiap kromosom, kinetokor dari
permukaan kromatid anak berlawanan kutub sel. Karena itu kromatid yang sama dari
setiap kromosom menambat pada mikrotubul-kinetokor yang tersusun radier dari kutub
yang berlawanan dari se l induk.
d) Anafase. Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari masing-masing kromosom
tertarik menuju pemintal kutub.
Pada anafase terjadi pemisahan kromatida kromosom.Pada fase ini terjadi
tarikan ke kutub sehingga kromatid terpisah.Sentromer dari setiap kromosom
mengganda, sehingga setiap kromatid memiliki sentromer sendiri-sendiri.Setiap kromatid
sekarang dianggap sebagai calon kromosom.Spindle mulai menggerakkan kromatid
menuju kutub sel yang berlawanan.Hal ini dikarenakan mikrotubul kinetokor menambat
pada sentromer.Mikrotubul kinetokor memendek ketika kromosom mendekati kutub sel.
Pada saat yang bersamaan kutub dari sel juga bergerak lebih jauh. Akhir dari anafase
kedua kutub sel sama jaraknya dan merupakan kumpulan dari kromosom.
e) Telofase. Kromosom pada tiap kutub mulai mengalami dekondensasi, diikuti dengan
terbentuknya kembali membran inti sel dan sitoplasma perlahan mulai membelah.
Pada fase telofase, mikrotubul nonkinetokor selalu memanjang dan anak inti
mulai terbentuk pada kedua kutub sel, dan kromosom berada dalam keadaan
terhimpun.Membran inti terbentuk dari potongan-potongan membran inti sel induk dan
bagian lain dari system endomembran.
Sitokinesis terjadi pada saat anaphase dan telofase.Pada sel hewan, tanda pertama yang
terlihat adalah melekuknya selaput sel selama anaphase.Pelekukan terjadi di daerah sekat
metaphase atau bidang ekuatorial.

f) Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh interaksi antara pemintal
mitotik, sitoskeleton aktomiosin dan fusi sel, dan menghasilkan dua sel anak yang
identik. Sitokinesis pada sel tumbuhan berlangsung dengan cara yang berbeda.
Nukleus | 15
Sitoplasma dibagi dua oleh pembentukan dinding sel baru di dalam sel induk.Sekat sel
mulai terbentuk di bidang antara dua nukeus anakan.

3) Fasa G (gap)
Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada fase
berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G2 sekitar 2 jam, sedangkan interval fase G1
sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu
lama, dikatakan berada pada fase G0 atau “quiescent”. Pada fase ini, sel tetap
menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi
secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G0 dapat memasuki siklus sel kembali,
atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.
Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G0. Sel tersebut dapat masuk
kembali ke fase G1 oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen
atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi.

4) Interfase
Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jedah
tersebut termasuk fase G1, S, G2. Interfase terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap G1, S dan
G2.G1 dimana terjadi aktivitas biosintesa yang tinggi.Sel sedang aktif mensintesa ARN
(transkripsi) dan protein (transisi) serta membentuk sitoplasma baru, yang nantinya
merupakan bahan untuk membina sel anak.Peristiwa ini mendorong inti dan sitoplasma
membesar.Lama G1 30-40% dari waktu daur.
Tahap S yaitu merupakan tahap replikasi dan transkripsi DNA, Dengan demikian sel
anak mengandung bahan genetis yang sama dengan sel induk. Lamanya juga 30-40% dari
waktu satu daur Tahap G2 merupakan tahap persiapan diri sel untuk membelah. Nukleus
masih nyata dibungkus membran inti mengandung satu atau lebih nucleolus. Dua
sentrosom muncul di luar inti, terbentuk selama awal interfase melalui proses replikasi
dari sentrosom tunggal. Mikrotubul meluas dari sentrosom dalam susunan radial
dinamakan aster).Kromosom telah menduplikasi (selama fase S) tetapi dalam keadaan ini
tidak dapat dibedakan sendiri-sendiri, karena masih dalam bentuk serabut kromatin yang
terkemas longgar.Pada periode ini semua bahan sitoplasma dan organel menjadi rangkap
dua.Lamanya 10-20% dari waktu daur.

Nukleus | 16

Anda mungkin juga menyukai