BIOLOGI SEL
DISUSUN OLEH :
RAHMAWATI (9181140211026)
POSO
2019
Nukleus | 1
A. NUKLEUS
1. Fungsi Nukleus
Nukleus memiliki peran atau fungsi yang sangat penting diantaranya sebagai berikut:
a) Mengendalikan seluruh kegiatan sel
b) Mengeluarkan RNA dan subunit ribosom ke sitoplasma
c) Mengatur pembelahan sel
d) Membawa informasi genetic
2. Struktur Nukleus
Nukleus memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan sebuah sel. Peranan
nukleus dalam hal ini adalah untuk mengatur dan mengontrol segala aktifitas kehidupan
sel serta membawa informasi genetik yang diturunkan ke generasi berikutnya. Informasi
genetik ini disimpan dalam suatu molekul polinukleutida yang disebut DNA
(Deoxyribonucleic acid). DNA pada umumnya tersebar di dalam nucleus sebagai matriks
seperti benang yang disebut kromatin. Ketika sel akan memulai membelah, kromatin
akan berkondensasi membentuk struktur yang lebih padat dan memendek yang
selanjutnya disebut kromosom. Kromosom tersusun atas molekul DNA dan protein
histon. Struktur di dalam nukleus yang merupakan tempat berkonsentrasinya molekul
DNA adalah nukleolus (anak inti.). Nukleolus berperan sebagai tempat terjadinya sintesis
molekul RNA (Ribonucleic acid) dan ribosom. RNA merupakan hasil salinan DNA yang
akan ditransfer ke sitoplasma untuk diterjemahkan menjadi rantai asam amino yang
disebut protein.
Berdasarkan strukturnya, dapat dinyatakan bahwa terdapat tiga cara pengangkutan dari
dan ke sitoplasma.
i. Cara pertama merupakan cara langsung dengan melewati pori nuclear.
ii. Cara kedua merupakan pengangkutan lewat selaput dalam menuju ke ruang perinuklear
dan diteruskan ke sisterna reticulum endoplasma.
iii. Cara ketiga adalah dengan jalan pinositosis (proses dimana partikel-partikel kecil yang
berupa cairan ditangkap oleh sel dengan cara memecah partikel-pertikel kecil tersebut
menjadi partikel-partikel yang lebih kecil).
Nukleus dapat menjalankan fungsi di atas karena memiliki struktur sebagai berikut.
Membran nukleus
Membran sel inilah yang membedakan antara sel eukaripotik dengan sel
prokariotik, dimana pada sel prokariotik tidak ada membrane sel.
Melalui membran sel inilah nukleus dapat mengeluarkan berbagai macam RNA
dan sub unit ribosom ke sitoplasma karena memiliki struktur sebagai berikut:
Dalam membran nukleus terdapat lamina fibrosa yaitu struktur protein yang
berhubungan erat dengan selaput inti, yang variasi ketebalannya antar 80-300 nm
tergantung dari sel yang diamati, namun pori membran nukleus tidak ditutupi oleh
struktur ini. Lamina fibrosa terdiri dari 3 lapis polipeptida, disebut lamin, yang
merupakan bagian dari matriks inti. Lamin inilah yang akan berperan saat pembelah sel.
Saat fase telofase lamin inti akan terfosforilasi dan saat telofasi pori dan lamin akan
mengalami defosorilasi yaitu lamina inti terbentuk kembali. Maka pada saat profase
membran nukleus akan hilang akibat dari terfosforilasinya lamin.
Nukleus | 4
Dalam membran nukleus terdapat pori inti yang menyediakan jalan diantara inrti
dan sitoplasma. Pori ini begaris tengah rata-rata 70 nm. Pori ini tidak terbuka namun
dijembatani oleh sebuah membran kedap elektron berupa difragma protein lapis-tunggal.
Struktur ini lebih tipis dari membran yang membentuk selaput inti. Permeabilitas inti
terhadap molekul sangat bervariasi namun semua pori permeable terhadap beberapa
molekul misalnya mRNA, protein sitoplasma. Berikut struktur dari pori pada membran
nukleus.
Kromatin
Kromatin pada saat interfase tampak sebagai butir-butir yang tersebar pada
seluruh inti tanpa adanya benang-benang kromosom. Namun sebaliknya, jika inti sel
sedang bermitosis buti-butir kromatin tidak terlihat dan akan tampak benang-benang
kromosom. Istilah kromosom diperuntukan bagi kromatin yang membentuk gambaran
sebagai batang-batang halus saat pembelahan sel. Kromosom tersusun atas molekul DNA
(16%), RNA (12%) dan nucleoprotein (72%). Nukleoprotein sendiri tersusun atas
berbagai jenis protein, yaitu protamin, histon, nonhiston dan berbagai enzim di antaranya
polymerase DNA dan RNA.
Nukleolus
Struktur nukleolus (anak inti) akan terlihat di bawah pengamatan mikroskop
electron sebagai sebuah atau lebih bangunan basofil yang berukuran lebih besar daripada
ukuran butir-butir kromatin. Nukleolus merupakan tempat berlangsungnya transkripsi
gen yang dari proses tersebut didapatkan molekul rRNA. rRNA adalah salah satu jenis
RNA yang merupakan materi penyusun ribosom. Molekul rRNA yang baru terbentuk
segera dikemas bersama protein ribosom untuk dikeluarkan dari inti sel. Transkripsi
molekul rRNA di dalam nukleolus menjamin terbentuknya molekul ribosom yang ada di
dalam sitoplasma. Untuk kebutuhan tersebut, maka di dalam anak inti terdapat sejumlah
potongan-potongan DNA (rDNA) yang ditranskripsi menjadi rRNA secara berulang-
ulang dan berjalan sangat cepat dengan bantuan enzim RNA polymerase I. Potongan-
potongan DNA tersebut dinamakan nucleolar organizer. Kandungan RNA dalam anak
inti jika dibandingkan dengan bagian lain dari inti sel adalah tidak tetap, yaitu
diperkirakan 5%-20%.
Nukleus | 5
Nukleoplasma
Nukleoplasma merupakan substansi transparan, semi solid (agak padat), yang
terletak di dalam nukleus. Komposisi tersusun dari asam, nukleat (DNA & RNA), yang
merupakan materi genetik, protein dan garam-garam mineral.
a. Asam Nukleat
Asam terdapat dalam dua bentuk, yaitu: asam dioksiribosa (DNA) dan ribosa
(RNA). Biasanya dalam nukleus kedua asam nukleat ini bergabung dengan protein yang
disebut nukleuprotein. Banyaknya DNA dalam nukleus bervariasi. Misalnya pada
nukleus sel salamander (Amphibia) mengandung DNA lebih banyak dibandingkan
dengan nukleus sel mamalia.
b. Protein Nukleus
Jenis protein yang terdapat pada nukleus (Nukleuprotein) yaitu, protamin dan
histon. Selain kedua jenis protein ini pada nukleus terdapat protein lain yang bersifat
asam, yaitu: nonhiston protein dan enzim nucleus
c. Garam-garam Mineral
Nukleus mengandung sejumlah kofaktor, prekursor dan mineral NAD, ATP, dan
acetil CoA. Hasil analisis abu nukleus mengandung unsur fosfor kalium, natrium,
kalsium dan magnesium. Fosfor banyak terdapat pada nucleolus.
DNA
Molekul DNA dikenal sebagai materi genetik yang menyimpan semua
informasi penting tentang segala aktivitas sel yang harus dilakukan melangsungkan
sebuah kehidupan. DNA atau Deoxyribonucleic acid diibaratkan sebagai perpustakaan
besar yang didalamnya terdapat buku-buku penting (gen) dan tersimpan rapi di dalam inti
sel. Molekul DNA memiliki struktur berupa dua untai polinukleutida (double strand)
yang masing-masing untai polinukleutida tersusun atas rangkain nukleutida dalam bentuk
deoksiribonukleutida. Setiap molekul nukleutida terdiri atas tiga gugus, yaitu gugus gula
pentosa dalam bentuk deoksibosa, gugus fosfat dan gugus basa nitrogen.
Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul
DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal dengan heliks
ganda Watson-Crick.DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas
polimer nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA haliks
ganda dan berpilin ke kanan.Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :
RNA
RNA (ribonucleic acid) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul yang
berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik. RNA sebagai penyimpan
informasi genetik misalnya pada materi genetik virus, terutama golongan retrovirus. RNA
sebagai penyalur informasi genetik misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein.
RNA juga dapat berfungsi sebagai enzim (ribozim) yang dapat mengkalis formasi RNA-
nya sendiri atau molekul RNA lain.
a. Struktur RNA
RNA merupakan rantai tungga polinukleotida. Setiap ribonukleotida terdiri dari
tiga gugus molekul, yaitu :
o 5 karbon
o basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan
golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U)
o gugus fosfat
Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk suatu molekul
yang dinamakan nukleosida atau ribonukleosida, yang merupakan prekursor dasar
untuk sintesis DNA.Ribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat membentuk
suatu nukleotida atau ribonukleotida.RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu
fragmen DNA, sehingga RNA merupakan polimer yang jauh lebih pendek
dibandingkan DNA.
b. Tipe RNA
RNA terdiri dari tiga tipe, yaitu mRNA (messenger RNA) atau RNAd (RNA duta),
tRNA (transfer RNA) atau RNAt (RNA transfer), dan rRNA (ribosomal RNA) atau
RNAr (RNA ribosomal).
c. RNAd
RNAd merupakan RNA yang urutan basanya komplementer dengan salah satu
urutan basa rantai DNA. RNAd membawa pesan atau kode genetik (kodon) dari
kromosom (di dalam inti sel) ke ribosom (di sitoplasma). Kode genetik RNAd tersebut
kemudian menjadi cetakan utnuk menetukan spesifitas urutan asam amino pada rantai
polipeptida. RNAd berupa rantai tunggal yang relatif panjang.
d. RNAr
RNAr merupakan komponen struktural yang utama di dalam ribosom.Setiap
subunit ribosom terdiri dari 30-46% molekul RNAr dan 70-80% protein.
Nukleus | 7
e. RNAt
RNAt merupakan RNA yang membawa asam amino satu per satu ke ribosom.
Pada salah satu ujung RNAt terdapat tiga rangkaian baa pendek (disebut antikodon).
Suatu asam amino akan melekat pada ujung RNAt yang berseberangan dengan ujung
antikodon. Pelekatan ini merupakan cara berfungsinya RNAt, yaitu membawa asam
amino spesifik yang nantinya berguna dalam sintesis protein yaitu pengurutan asam
amino sesuai urutan kodonnya pada RNAd.
B. PEMBELAHAN SEL
1. Pembelahan sel
Suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak. Pada
organisme tersebut, yang umumnya dimulai dari satu sel tunggal. Pembelahan sel juga
merupakan suatu proses dimana jaringan-jaringan yang telah rusak diganti dan
diperbaiki. Sel mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dengan melakukan
pembelahan. Pada hewan uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi,
sedangkan pada hewan multi seluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis
untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga
akhirnya membantu membentuk individu baru.Ada dua macam pembelahan sel, yaitu
pembelahan secara langsung ’amitosis’ dan pembelahan secara tidak langsung ’mitosis
dan meiosis’.
a. Pembelahan Sel pada Prokariotik
Pada sel prokariotik, materi genetik tersebar didalam suatu badan serupa inti
yang tidak dikelilingi oleh membran. Mikroorganisme yang prokariotik, misalnya bakteri
dan alga hijau-biru. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan
pembelahan sel pada eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung secara
sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetik, pembagian
kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului dengan pembentukkan dinding sel
baru. Proses pembelahan yang demikian dinamakan amitosis. Amitosis adalah
pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan kromosom, contohnya pada sel bakteri.
Ciri-ciri sel prokariotik adalah bahan genetik (DNA) tidak terstruktur dalam
bentuk nukleus, DNA terdapat pada nukleolit yang tidak terselubungi oleh membran.
Secara umum sel prokariotik memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan sel
eukariotik. Setiap prokariotik merupakan sel tunggal, tetapi akan sering terlihat dalam
tipe rantai, agregat, atau kelompok sel yang jumlahnya ratusan.
2. PEMBELAHAN AMITOSIS
Definisi amitosis adalah penggabungan dari kata a = tidak, mitos = benang jadi
amitosis adalah proses pembelahan sel secara langsung dan dan sederhana, yang
didahului dengan pembelahan inti tanpa pembentukan benang-benang kumparan sperma
(kromosom). Pembelahan amitosis merupakan pembelahan sel yang tidak melalui urutan
tahap-tahap tertentu. Pada amitosis, inti terpecah menjadi dua bagian dan biasanya tidak
diikuti oleh pembagian sitosom. Amitosis jarang terjadi, dan hanya ditentukan pada sel-
sel khusus yang berspesialisasi atau sel yang sedang berdegenerasi. Sel yang
berspesialisasi itu contohnya pada sel yang sedang mengalami proses subdivision
nuclear, menghasilkan anak inti pada permukaan inti yang asli. Proses itu berlangsung
pada proses pembagian inti dan menghasilkan sel yang berinti banyak, sehingga prose
situ jarang tersangkut dengan reproduksi sel. Pada pembelahan ini nukleus langsung
membelah menjadi dua lalu didistribusikan pada sel anak tanpa didahului
oleh pembentukan benang spindel, peleburan membran inti, penampakan kromosom, atau
ciri lain.Amitosis juga terjadi pada makhluk-makhluk bersel satu seperti misalnya
amoeba, paramecium, atau alga biru.
Nukleus | 9
3. PEMBELAHAN MITOSIS
Definisi mitosis, mitosis juga disebut kariokinesis, adalah proses pembelahan
sel secara tidak langsung, karena pembelahan inti didahului dengan pembentukan
benang-benang kumparan sperma. Cara ini biasa berlangsung pada sel somatic dan sel
nutfah (germ cell). Mitosis didahului dengan menghilangnya inti sebagian benda
definitive (real) kemudian disusul dengan pembagian yang sebenarny dari bagian-bagian
sel utamanya.
Mitoses terdiri dari 4 tahap (fase) tetapi seluruhnya harus dipikirkan sebagai satu proses
yang berkesinambungan yaitu didahului dengan sel istirahat dan diakhiri dengan
terjadinya 2 sel anak yang berdiri sendiri-sendiri. Proses mitosis itu sama baik pada sel
hewan maupun pada sel tumbuhan, walaupun ada sedikit perbedaan pada jenis-jenisnya.
Empat fase itu adalah profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Antara satu mitosis ke
mitosis berikutnya terdapat suatu tahap yang disebut tahap istirahat (interfase). Pada saat
itu nucleus “beristirahat” untuk siap mengadakan pembelahan berikutnya.
i. Profase : Tahap ini merupakan fase pembelahan mitosis yang paling lama dan paling
banyak memerlukan energi. Peristiwa yang berlangsung selama profase adalah sebagai
berikut:
benang kromatin menjadi kromosom, lalu kromosom mengganda menjadi dua kromatid
tetapi masih melekat dalam satu sentromer.
membran inti dan nukleolus lenyap.
sentrosom memisah menjadi dua sentriole, dan diantaranya terbentang benang spindel.
ii. Metafase : Pada tahap ini kromosom terletak berjajar pada bidang ekuator. Bagian
sentromer kromosom berikatan dengan kinetokor yang berhubungan dengan benang
spindel. Pada fase ini kromosom tampak paling jelas terlihat sehingga jumlahnya mudah
diidentifikasi. Metafase adalah tahap yang memerlukan energi terkecil dan waktu yang
paling singkat.
Nukleus | 10
iii. Anafase : Saat anafase sentromer membelah, lalu benang spindel menarik kromosom
menuju kutub sel yang berlawanan. Pergerakan kromosom tersebut dipengaruhi oleh
enzim dynein.
4. PEMBELAHAN MEIOSIS
Meiosis adalah proses pembelahan sel di mana jumlah kromosom per sel
,dibelah dua. Sebelum dimulai, DNA dalam sel asli diduplikasi selama beberapa fase dari
siklus sel. Meiosis memisahkan kromosom kemudian direplikasi menjadi empat gamet
haploid atau spora. Jika menghasilkan gamet, sel-sel ini harus aman selama pembuahan
untuk membuat sebuah sel diploid baru atau zigot. Pada tumbuhan, meiosis menghasilkan
spora yang menghasilkan pembentukan sel-sel haploid. Tahapan yang terlibat dalam
meiosis adalah meiosis I, profase I, metafase I, anafase aku, telofase I dan meiosis II.
Meiosis diperlukan untuk reproduksi seksual dan oleh karena itu terjadi di semua
eukariota yang bereproduksi secara seksual. Meiosis tidak terjadi dalam archaea atau
bakteri karena mereka bereproduksi secara aseksual melalui proses pembelahan biner.
Jenis pembelahan sel melibatkan sel telur dan sperma, yang 'gamet', dengan masing-
masing sel berisi dua salinan dari setiap kromosom, satu dari ibu dan yang lainnya dari
ayah, yang pada gilirannya menghasilkan empat sel gamet, yang memiliki salinan
masing-masing kromosom. Kromosom ini memiliki campuran DNA ayah dan ibu,
memastikan bahwa keturunan, berbeda dalam kerangka genetik orang tua yang baik.
Seperti halnya mitosis, meiosis merupakan pembelahan sel secara tidak
langsung melalui dua tahapan meiosis I dan meiosis II, tanpa melalui interfase.
Secara ringkas ciri-ciri setiap tahapan dalam meiosis I dan meiosis II seperti
dijelaskan dalam bentuk table berikut.
Nukleus | 11
bergandengan (=zigonema )
Tanpa adanya interfase, 2 sel anak yang terbentuk akan melanjutkan ke tahap
meiosis II.
Nukleus | 12
· Sentriol membelah dua, muncul benang
gelendong, membrane inti dan nucleolus
menghilang
5. SIKLUS SEL
Siklus sel merupakan serangkaian kejadian dengan urutan tertentu berupa
duplikasi kromosom sel dan organel didalamnya yang mengarah ke pembelahan sel. Pada
eukariotik (sel bernukleus), proses perbanyakan atau sintesis bahan genetik terjadi
sebelum berlangsungnya proses pembelahan sel, mitosis atau meiosis.
Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat
sejumlah besar DNA di dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi
tersebut hingga terjadi dua sel baru yang identik. Siklus sel yang berlangsung
kontinu dan berulang (siklik), disebut proliferasi. Keberhasilan sebuah proliferasi
membutuhkan transisi unidireksional dan teratur dari satu fase siklus sel menuju fase
berikutnya. Jenjang reaksi kimia organik yang terjadi seyogyanya diselesaikan sebelum
Nukleus | 13
jenjang berikutnya dimulai. Sebagai contoh, dimulainya fase mitosis sebelum selesainya
tahap replikasi DNA akan menyebabkan sel tereliminasi.
FASA PADA SIKLUS SEL
Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu
proses yang disebut pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki inti sel,
siklus sel terbagi menjadi dua fase fungsional, fase S dan M, dan fase persiapan, G1 dan
G2:
1) Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia
membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi
kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua nuklei masing-masing
guna proses mitosis pada fase M.
2) Fasa M (mitosis)
Fase mitosis terdiri dari profase, prometafase, metaphase, anaphase dan telofase.
Tahapan pembelahan inti ini masing-masing tidak sama waktunya. Fase mitosis atau fase
pembelahan terdiri dari karyokinesis atau pembelahan nukleus dan sitokinesis atau
pembelahan sitoplasma.
Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel
(baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya
membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fase M terjadi beberapa jenjang fase,
yaitu:
a) Profase, fase terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan pemintalnya. Pada saat
ini kromosom terlihat di dalam sitoplasma.
Pada periode profase terjadi perubahan pada nukleus dan sitoplasma.Pada
nukleus, nukleuli menghilang.Serabut-serabut kromatin menjadi lebih menggulung rapat
dan melipat sehingga kian pendek dan tebal berubah menjadi kromosom, yang besar dan
tampak jelas. Kromosom kemudian berduplikasi menjadi dua kromatid anak yang sama,
dan kemudian bergabung pada sentromer. Spindle mitosis terbentuk di sitoplasma,
tersusun dari mikrotubul dan bergabung dengan protein, tersusun teratur di antara dua
sentrosom. Selama profase sentrosom bergerak berlawanan satu sama lain dan
nampaknya bergerak sepanjang permukaan inti melalui pemanjangan berkas mikrotubul
diantara dua sentrosom.
b) Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang mengandung 2
kromatid mulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial (piringan metafase).
Menjelang metafase, beberapa ujung mikrotubul gelendong mitotic menempel
pada setiap kinetokor yang berada di dekatnya.Membran inti terpotong-potong.
Mikrotubul dari spindle sekarang dapat masuk ke dalam inti dan berhubungan dengan
kromosom yang telah menjadi lebih padat. Berkas mikrotubul dinamakan serabut
spindel, yang meluas dari setiap kutub kearah ekuator sel. Setiap kromatid dari
Nukleus | 14
kromosom kini memiliki struktur khusus yang dinamakan kinetokor, yang terletak pada
daerah sentromer.Mikrotubul yang menambat pada kinetokor dinamakan mikrotubul-
kinetokor.Struktur ini menyebabkan kromosom bergerak. Mikrotubul yang lain,
mikrotubul-nonkinetokor, tersusun radier dari kutub menuju ke ekuator sel tanpa
menambat pada kromosom.
f) Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh interaksi antara pemintal
mitotik, sitoskeleton aktomiosin dan fusi sel, dan menghasilkan dua sel anak yang
identik. Sitokinesis pada sel tumbuhan berlangsung dengan cara yang berbeda.
Nukleus | 15
Sitoplasma dibagi dua oleh pembentukan dinding sel baru di dalam sel induk.Sekat sel
mulai terbentuk di bidang antara dua nukeus anakan.
3) Fasa G (gap)
Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada fase
berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G2 sekitar 2 jam, sedangkan interval fase G1
sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu
lama, dikatakan berada pada fase G0 atau “quiescent”. Pada fase ini, sel tetap
menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi
secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G0 dapat memasuki siklus sel kembali,
atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.
Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G0. Sel tersebut dapat masuk
kembali ke fase G1 oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen
atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi.
4) Interfase
Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jedah
tersebut termasuk fase G1, S, G2. Interfase terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap G1, S dan
G2.G1 dimana terjadi aktivitas biosintesa yang tinggi.Sel sedang aktif mensintesa ARN
(transkripsi) dan protein (transisi) serta membentuk sitoplasma baru, yang nantinya
merupakan bahan untuk membina sel anak.Peristiwa ini mendorong inti dan sitoplasma
membesar.Lama G1 30-40% dari waktu daur.
Tahap S yaitu merupakan tahap replikasi dan transkripsi DNA, Dengan demikian sel
anak mengandung bahan genetis yang sama dengan sel induk. Lamanya juga 30-40% dari
waktu satu daur Tahap G2 merupakan tahap persiapan diri sel untuk membelah. Nukleus
masih nyata dibungkus membran inti mengandung satu atau lebih nucleolus. Dua
sentrosom muncul di luar inti, terbentuk selama awal interfase melalui proses replikasi
dari sentrosom tunggal. Mikrotubul meluas dari sentrosom dalam susunan radial
dinamakan aster).Kromosom telah menduplikasi (selama fase S) tetapi dalam keadaan ini
tidak dapat dibedakan sendiri-sendiri, karena masih dalam bentuk serabut kromatin yang
terkemas longgar.Pada periode ini semua bahan sitoplasma dan organel menjadi rangkap
dua.Lamanya 10-20% dari waktu daur.
Nukleus | 16