Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BIOLOGI SELULER DAN MOLEKULER

STRUKTUR DAN FUNGSI NUKLEUS

Kelompok 4
Disusun Oleh:
Asti Munawaroh
Anis Rani Zakiyah
Aisyah Resita
Nurhayatun Nikmah
Bowo Prakoso

13304241048
13304241052
13304241053
13304244007
13304244019

Pendidikan Biologi C 2013


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

Struktur dan Fungsi Nukleus


Nukleus atau inti sel merupakan organel terbesar yang dapat ditemukan dalam sel
eukariotik yang memiliki diameter sekitar 10 m (micrometer). Nukleus pada umumnya
terletak di tengah sel dan berbentuk bulat atau oval, namun ada pula inti yang letaknya di tepi
sel misalnya pada adiposit dan pada sel otot skelet. Letak ini dipengaruhi oleh aktifitas sel,
ada yang pada tingkat awal embrio berada di tengah tetapi setelah diferensiasi nukleus berada
di tepi. Namun meski demikian pada umumnya nukleus tetap terletak ditengah sel. Nukleus
tidak dapat bergerak bebas karena terperangkap di dalam jaring-jaring yang terbuat dari
filamen intermedia dan mikrofilamen.Nukleus memiliki peran mengatur dan mengontrol
segala aktifitas kehidupan sel serta membawa informasi genetik. Dalam ilmu biologi
pengertian nukleus pertama kali dideskripsikan oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan
secara terperinci oleh Robert Brown pada tahun 1831.
Nukleus terdiri dari beberapa bagian, yaitu membran inti (Karioteka), nukleoplasma
(kariolimfa), kromatin dan nukleolus (anak inti)
1. Membran inti (Karioteka)
Membran inti atau selubung inti merupakan struktur pembatas antara materi inti sel
dengan sitoplasma. Saat diamati di bawah mikroskop elektron struktur membran inti
tampak sebagai dua lapisan membran yang masing-masing dipisahkan oleh celah
sebesar 20-30 nm. Membran inti luar berhubungan dengan reticulum endoplasma,
oleh karena itu ruang antara membran inti dalam dan luar langsung berhubungan
dengan lumen reticulum endoplasma. peran penting dari membran inti adalah sebagai
pembatas yang memisahkan kandungan inti sel dengan sitoplasma. Seperti membran
sel yang lain, setiap membran inti tersusun dari dua lapis phospolipid yang hanya
permeable terhadap molekul kecil non polar. Struktur membran inti juga dilengkapi
dengan lubang-lubang yang disebut porus nuclearis, yaitu lubang pada selubung inti
yang menghubungkan nucleus dengan sitoplasma. Melalui lubang-lubang ini dapat
mentransfer substansi sel yang berada di dalam nukleus ke luar nukleus (sitoplasma).
Subsatansi sel yang ditransfer ke luar sel adalah molekul RNA yang berkaitan erat
dengan sintesis protein di sitoplasma.

Membrane Nukleus

Gambar1. Struktur membrane inti


Strutur molekulr membran nukleus sama dengan membran sel. Membran nukleus
terdiri dari selaput rangkap (bilayer). Dua buah selaput tersebut hampir berhimpitan hanya
terpisahkan oleh ruang sempit yang disebut ruang perinukleus. Lembaran yang terdapat di
sebelah dalam disebut selaput dalam atau selaput nukleoplasma sedangkan lembaran luar
diberi nama selaput luar atau selaput sitosol. Selubung nukleus tidak merupakan lembaranlembaran yang utuh, melainkan berlubang-lubang di beberapa tempat. Lubang-lubang ini
disebut pori nukleus.
Selaput dalam atau nukleoplasma membran nukleus berlapiskan suatu anyaman.
Anyaman ini terbuat dari filamen intermedia. Anyaman filamen ini disebut lamina nukleus.
Protein lamina ini berikatan dengan protein integral maupun porifer dari selaput dalam.
Protein-protein lamina ini juga berikatan dengan benang-benang halus yang terdapat dalam
nukleus. Benang-benang halus ini tak lain adalah kromatin.
Selaput luar atau selaput sitosol berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma.
Membran inti luar berhubungan dengan retikulum endoplasma, sehingga ruang antara
membran inti dalam dan luar secara langsung berhubungan dengan lumen retikulum
endoplasma. Selain itu, membran inti luar secara fungsional mirip dengan membran
retikulum endoplasma, dan memiliki ribosom yang terikat pada permukaan
sitoplasma.Permukaan selaput sitosol ini penuh ditempeli oleh ribsom tempat dimana protein
disintesis. Protein yang disintesis ini akan dicurahkan kedalam ruang perinukleus yang
berhubungan dengan lumen retikulum endoplasma. Pada permukaan selaput sitosol nukleus
ini terjulur filamen-filamen yang sebagian akan menempel atau berikatan dengan membran
organela-organela lain.
Pori nukleus merupakan lubang-lubang yang terdapat pada selubung nukelus, terdiri
dari rakitan delapan jari-jari yang diatur sekitar saluran pusat. Setiap porus berada di dalam
suatu susunan berbentuk pinggan yang disebut kompleks pori nukleus. Poris dikelilingi suatu
anulus yaitu suatu bentukan yang bukan bagian dari selaput. Di sebelah dalam anulus terdapat
granula yang disebut granula sentral. Kadang-kadang dapat terlihat adanya filamen-filamen
yang menjulur (rumbai pori) dari granula sentral dan anulus. Filamen-filamen tersebut
membentuk struktur keranjang basket pada bagian sebelah dalam inti. Filament-filamen ini
dapat berfungsi untuk mengikat protein-protein spesifik dan juga untuk sinyal lokalisasi.

Kompleks pori nukleus atau biasa disebut Nucleo Pore Complex (NPC) merupakan
struktur yang luar biasa besar dengan diameter sekitar 120 nm dan diperkirakan memiliki
molekul massa sekitar 125 juta dalton atau sekitar 30 kali ukuran ribosom. Kompleks pori
nukleus merupakan struktur yang rumit dan merupakan saluran yang bertanggung jawab atas
lalu lintas molekul polar, ion-ion dan makromolekul (Protein dan RNA) sehingga dapat
melakukan transportasi antara inti dan sitoplasma.

Gambar2. Struktur pori inti


Transport membran
Banyak protein yang keluar masuk antara inti dan sitoplasma. Molekul dapat
melakukan perjalanan melalui kompleks pori nukleus bergantung pada ukuran mereka.
Molekul kecil dan beberapa protein dengan massa molekul kurang dari sekitar 20-40 kd dapat
lewat dengan bebas melalui pori-pori di kedua arah, dari sitoplasma ke inti atau dari inti ke
sitoplasma. Molekul-molekul kecil dapat berdifusi pasif melalui saluran yang tebuka di
kompleks pori nucleus. Sebaliknya, molekul-molekul besar (makromolekul) seperti protein
dan RNA tidak bisa melewati saluran terbuka pada kompleks pori nucleus, tetapi
makromolekul-makromolekul ini dapat melewati kompleks pori nucleus oleh proses aktif di
mana protein tertentu dan RNA harus diakui dan berikatan dengan reseptor spesifik sehingga
dapat diangkut melewati kompleks pori nucleus baik dari nucleus ke sitoplasma maupun dari
sitoplasma ke nucleus.
Dasar dari transportasi selektif melalui membran inti ini dapat dipahami bahwa
protein diimpor dari sitoplasma ke nukleus. Protein tersebut bertanggung jawab untuk semua
aspek dari struktur dan fungsi genom, termasuk histon, DNA polimerase, RNA Polimerase,
faktor transkripsi, dan lain-lain. Protein tersebut ditargetkan ke nucleus berdasarkan urutan
asam amino spesifik yang disebut dengan sinyal lokalisasi inti yang dapat diterima oleh
protein yang berfungsi sebagai reseptor transportasi inti dan mengarahkan protein transport
melewati pori inti.

Gambar 3. Sinyal lokalisasi inti (NLS)


Dalam proses transport protein ini ada istilah protein importins dan eksportins. Protein
importins merupakan protein untuk mentranspor makromolekul dari sitoplasma ke nukleus.
Sedangkan eksportins yaitu mentranspor makromolekul dari nucleus ke sitoplasma.
Pergerakan makromolekul melewati pori nucleus diatur oleh protein yang disebut dengan
Ran. Ran merupakan salah satu dari beberapa tipe Protein GTP yang konformasi dan
aktivitasnya diatur oleh GTP binding dan hidrolisis.
Transport import protein melalui komplek pori nukleus dimulai saat NLS ( Nuclear
localisation Signal) mendeteksi dan mengenali reseptor transportasi importins. Protein
dengan NLS menempel pada importins membentuk komplek importin (kargo), kemudian
komplek importin ini mengikat protein spesifik pori nukleus yang terdapat di filamen
sitoplasma. Dengan sekuensial pengikatan yang lebih ke bagian interior protein pori nukleus.
Komplek ini mengalami translokasi saat melalui pori inti. Setelah sampai pada bagian sisi
pori inti, komplek importin terganggu oleh Ran/GTP yang mengikat importins yang
mengakibatkan komplek importin berubah konformasi karena importin tadi melepaskan
protein ke dalam nukleus dan kemudian importin berikatan dengan Ran/GTP membentuk
komplek importin-Ran/GTP. Komplek ini kemudian di ekspor melalui pori nukleus dan
memicu aktifnya protein GTPase (Ran GAP) sehingga saat komplek importin-Ran/GTP
sampai di sitoplasma terjadilah hidrolisis GTP pada Ran menjadi GDP dan importin
dilepaskan sehingga dapat mengikat protein lain lagi di sitoplasma. Ran/GDP yang
terkonformasi di sitoplasma di transport kembali ke nukleus oleh reseptor dimana Ran/GTP
diregenerasi.

Gambar4. Proses transport membrane:import


Protein-protein ditargetkan untuk diekspor dari inti oleh urutan asam amino spesifik
yang disebut dengan sinyal ekspor inti. Seperti sinyal lokalisasi inti (NLS), sinyal ekspor inti
atau Nuclear Export Signal (NES) diterima oleh reseptor dalam inti, di sini yang bertindak
sebagai reseptor adalah eksportin. Kompleks eksportin-Ran/GTP-protein yang diekspor
melalui pori nucleus ini akan di transportasikan dari nukleus ke sitoplasma. Saat melalui pori
nukleus, komplek ini kembali memicu GAP untuk aktif dan terjadilah hidrolisis komplek
tersebut saat sampai di sitoplasma. Hidrolisis GTP menjadi GDP menyebabkan protein
terlepas ke sitoplasma, dan GDP dan eksportin akan masuk kembali dalam inti melalui
kompleks pori nucleus dan GDP akan diregenerasi.

Gambar5. Proses transport protein:eksport


2. Nukleoplasma (karyoplasma)
Nukleoplasma merupakan substansi transparan, semi solid yang didalamnya
terdapat kromatin dan nukleolus. Nukleoplasma sering juga disebut getah nukleus
atau karyoplasma karena wujudnya yang berupa cairan. Cairan ini mengandung

terutama air, ion terlarut, zat protein yang disebut dengan nukleoprotein dan
campuran kompleks molekul. Fungsi utama Nukleoplasma
adalah sebagai media suspensi untuk organel inti. Sedangkan fungsi lainnya adalah
berperan dalam pemeliharaan bentuk dan struktur nukleus dan transportasi ion,
molekul, dan zat-zat lain yang penting untuk metabolisme dan fungsi sel.
batang halus saat pembelahan sel. Fungsi kromatin adalah untuk membentuk
kromosom, membawa gen dan mempertahankan sifat keturunan.
3. Anak inti (Nukleolus )
Nukleolus adalah butiran padat bulat yang bersifat asam yang terletak di
antara kromatin di dalam nukleus. Bila diamati menggunakan mikroskop cahaya
nukleolus akan tampak sebagai bangunan basofil yang mempunyai ukuran lebih besar
dari kelompok-kelompok kromatin yang ada pada inti sel. Nukleolus tersusun dari
protein terutama protein fosfat, tRNA, fosfatase, nukleotida fosforilase, DNA,
dan nukleotida. Nukleolus memiliki peran tidak langsung dalam sintesis protein
dengan menghasilkan ribosom. Ribosom adalah organel sel terdiri dari RNA dan
protein mereka diangkut ke sitoplasma, yang kemudian melekat pada retikulum
endoplasma. Ribosom memproduksi protein struktur sel. Nukleolus akan menghilang
ketika mengalami pembelahan sel dan direformasi setelah menyelesaikan sel-divisi.
Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat diamati pada nukleolus terdapat 4
zona , yaitu :
1) Zona Granuler
Mengandung granula dengan ukuran sekitar 15-20 nm
2) Zona Fibriller
Mengandung fibril dengan diameter sekitar 5-10 nm
3) Matriks
Matriks ditempati oleh materi granuler dan fibriller
4) Kromatin Nukleus
Memiliki benang-benang yang lebarnya sekitar 10 nm yang berasal dari
daerah pembentuk nukleolus.
4. Kromosom
Kromosom berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata chrome yang berarti warna dan
soma berarti badan. Kromosom adalah struktur makromolekul besar yang memuat DNA yang
membawa informasi genetic dalam sel. Kromosom pertama kali diamati oleh Karl Wilhelm
von Nageli pada 1842 dan cirri-cirinya dijelaskan dengan detail oleh Waltjer Flemming pada
1882. Pada 1910, Thomas Hunt Morgan membuktikan bahwa kromosom merupakan
pembawa gen. Kromosom merupakan struktur yang tersusun atas kromatin. Dimana kromatin
memuat genom-genom sel. Setiap kesatuan padat dari kromatin inilah yang disebut dengan
kromosom.
a. Struktur Kromosom
Bentuk dan ukuran kromosom berubah selama pembelahan inti. Tersusun oleh
kromatin yang bersifat sangat memadat selama pembelahan, sehingga kromosom dapat
dilihat dan digambar menggunakan mikroskop cahaya. Ada kromosom yang memiliki dua
lengan yang ada pada setiap sisi dari primary constictine (lekukan primer) atau sentromer

(kinetokor). Kromosom pada tahap metaphase tidak mengalami replikasi sehingga setiap
kromosom yang terdiri atas kromatid anak (sister kromatid) Nampak mempunyai dua lengan.

Sentromer merupakan tempat penambatan kromosom dengan mikrotubula spindle dan


berkedudukan sebagai pusat gerakan kromosom atau kromatid selama tahap anafase
pembelahan sel, kromosom yang tidak memiliki sentromer dinamakan asentrik dan gagal
berpisah secara normal pembelahannya. Penyempitan sekunder dan tersier mungkin juga
teridentifikasi. Penyempitan sekunder berhubungan dengan nucleoli dan dinamakan
nukleolar organizer regiol (NOR). Untuk penyempitan tersier belum dapat diketahui.
Namun watak yang khusus pada setiap kromosom membantu untuk membedakan satu
kromosom dengan kromosom yang lain.
Suatu kromosom terdiri atas bagian-bagian:
a. Sentromer
Merupakan bagian kromosom yang terpusat belum mengalami replikasi dan
merupakan tempat perlekatan benang-benang spindel selama pembelahan inti. Di
dalam sentromer terdapat granula kecil yang dinamakan sferul. Kromosom yang
hanya memiliki sebuah sentromer kromosom disebut kromosom monosentrik
sedangkan yang memiliki dua sentromer disebut disentris.
b. Kromonema
Yaitu bagian dalam kromosom yang berbentuk kromonemata atau spiral
c. Kromomer
Yaitu penebalan-penebalan dibeberapa tempat kromonema dan merupakan
bahan nucleoprotein yang mengendap.
d. Kromatin
Salah satu dari dua lengan hasil dari replikasi kromosom yang masih
melekat sama lain pada bagian sentromer, kromatin tersusun atas benang-benang
kromatin yang mengandung satu molekul DNA RNA, protein histon dan non
histon. Tergantung pada sifat-sifat pewarna, ddibedakan dua tipe kromatin pada
inti interfase. Bagian kromosom yang diwarnai, berwarna terang muda hanya
sebagian mengalami kondensasi; kromatin ini disebut eukromatin dan biasanya
merupakan sebagian besar kromatin yang tersebar setelah mitosis berakhir. Pada
daerah pewarnaan yang lebih gelap, kromatin tetap padakeadaan terkondensasi dan
disebut heterokromatin. Biasanya terdapat beberapa kromatin yang terkondensasi
di sekeliling nukleolus, disebut kromatin intranukleolar. Kromatin perinukleolar

dan kromatin intranukleolar mempunyai hubungan satu sama lain. Keduanya


disebut kromatin nukleolar. Kromatin sering menempel pada membran dalam inti,
disebut kromatin perifer yang condensed. Di antara kromatin perifer dengan
kromatin nukleolar terdapat daerah-daerah yuang diwarnai muda, desebut kromatin
yang tersebar.
Diameter serabut kromatin 10nm dan 20-30nm. Pada kromatin berdiameter
10nm merupakan untaian lurus. Sedangkan kromatin dengan ukuran 20-30nm terdiri
dari pilinan untaian lurus. Setiap putaran pilin terdiri dari kurang lebih enam buah
nukleosom yang akan membentuk solenoid. Kemudian mengalami perkembangan
yang disebut super soloneid. Setiap putaran super soloneid mengandung 150.000
pasang DNA seperti yang terdapat pada kromosom metafase.
b. Penyusun Kromatin
a.
DNA
Molekul DNA tersusun dari dua pita nukleotida. Kedua pita tersebut berbentuk spiral
yang terputar searah jarum jam. Rangka ari molekul terdiri dari gula dan fosfat yang terletak
disebelah luar. Kedua pita diikat oleh ikatan hydrogen melalui kedua basa nitrogen yang
saling berpasangan dimana purin selalu berpasangan dengan pirimidin.

DNA berfungsi sebagai bahan genetic untuk sel baik prokariotik maupun eukariotik.
Prokariotik tidak mempunyai membrane internal sehingga DNA tidak terpisah dari isi sel
lain. DNA prokariotik terletak pada sitoplasma dalam bentuk sirkulasi, sedangkan DNA
eukariotikterletak di nukleoplasma dalam bentuk benang-benang halus yang sangat panjang.
DNA tersusun atas gula (deoksiribosa), fosfat dan basa nitrogen yang saling berikatan
membentuk nukleotida. Setiap molekul DNA terdiri atas dua pita spiral yang saling berpilin
(double helix) yang merupakan deretan nukleotida. Di dalam DNA terdapat gen yang
membawa informasi genetic yang akan diekspresikan pada fenotip.
b.
RNA
RNA merupakan polimer nukleotida tunggal, tidak berpasangan, berpilin namun
bagian tengahyang merupakan untaian benang itu ada yang berpilin, melilit atau melengkung.
RNA tersusun atas gula (ribosa), fosfat, dan basa nitrogen (purin: adenine, guanin; pirimidin:
urasil, sitosin). Terdapat 3 macam RNA dalam sel yaitu m-RNA, r-RNA, dan t-RNA yang
terlibat dalam sintesis protein.
c.
Protein histon

Pada inti eukariotik, DNA berikatan dengan protein histon membentuk struktur dasar
unit-unit kromatin. Histon mudah dikenal pada protein yang terpisah di kromatin karena
histon merupakan protein yang relative kecil dan bermuatan positif pada pH tertentu dalam
sel hidup. Lima macam protein histon yaitu H1, H2A, H2B, H3 dan H4. Protein ini bersifat
sangat basa karena adanya asam amino lisin dan arginin dalam jumlah cukup besar sekitar
24% mol.
d.
Protein non histon
Protein non histon sebagian berasosiasi dengan DNA setelah terbentuk. Sedangkan
beberapa lagi tergabung setelah beberapa saat. Protein non histon yang spesifik melekat pada
DNA yang ditekan oleh histon. Waktu melepaskan diri dari DNA, protein non histon
berkaitan dengan histonsehingga terlepas dan mulai bertranskripsi membuat RNA. Salah satu
sifat protein non histon adalah dapat mengadakan fosforilasi yang intensif karena bermuatan
negatif, maka fosforilasi dapat mengubah struktur dan fungsi protein non histon di dalam
kromatin.
Berdasarkan tingkat kepadatan kemasan DNA dalam kromatin, struktur kromatin
dikelompokkan menjadi dua, yaitu
a.
Eukromatin
Kromatin yang kemasannya kurang padat (kurang terkondensasi) sehingga
tampak sebagai gejala kromatin yang lebih terbuka sebagai serabut-serabut kromatin
lembut. Kromatin ini menunjukkan aktivitas transkripsi yang lebih aktif dan bersifat
heteropignotik negatif karena kurang kuat dalam menyerap warna.
b.
Heterokromatin
Kromatin ini bersifat heteropignotik positif karena menyerap warna lebih kuat.
Heterokromatin dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan kekekalan
strukturnya,, yaitu:
- Keterokromatin kontitutif, berkedudukan inaktif setiap waktu dan berada
dalam keadaan mampat selama siklus sel, missal sentromer dan telomere.
- Keterokromatin fakultatif, kromatin ini terkadang terpaket padat (lebih
terwarnai) sehingga merupakan kromatin yang inaktif, namun juga terkadang
terpaket longgar tidak terwarnai sehingga merupakan kromatin yang aktif pada
saat itulah dapat ditranskripsikan.
Kromatin terdiri dari pola yang berulang-ulang dari benda-benda yang disebut
nukleosom. Nukleosom terdiri dari suatu penggabungan antara DNA dan protein inti yang
spesifik yang dinamakan dengan histon. Nukleosom tersusun atas partikel teras, ditambah
dengan spacer atau linker DNA dan H, histon. Ini adalah unit yang mengandung 200
pasang basa DNA. Nukleosom berbentuk agak silinder dengan diameter kurang lebih 11nm
dan panjang kurang lebih 5,5 nm. Histon terletak di pusat dikelilingi oleh molekul DNA .
Nukleosom dapat dibebaskan dari kromosom dengan nuclease. Pencernaan dengan nuclease
berjalan cepatdan mula-mula membebaskan nukleosom yang mengandung 160-240 pasang
basa termasuk linker DNA yang berhubungan dengan nukleosom berdekatan.
Pusat histon adalah suatu okamer yang masing-masing terdiri atas dua histon H2A dan
H2B, H3 dan H4. DNA hamper membentuk dua putaran mengelilingi pusat. Histon kelima H1
tampak berinteraksi dengan DNA di tempat masuk dan keluarnya nukleosom.

c. Morfologi kromosom
Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan menjadi empat tipe:
1. telosentrik, yakni kromosom yang letak sentromernya berada di ujung kromosom;
2. akrosentrik, yakni kromosom yang letak sentromernya mendekati salah satu ujung
kromosom;
3. submetasentrik, yakni kromosom yang letak sentromernya mendekati bagian tengah
kromosom;
4. metasentrik, yakni kromosom yang letak sentromernya berada di tengah-tengah sehingga
bentuk kromosom tampak seperti huruf V.

d. Tipe kromosom
Tipe kromosom dibagi menjadi dua yaitu:
a.
Autosom yaitu kromosom yang tidak ada hubungannya dengan penentuan
jenis kelamin.
b.
Kromosom seks yaitu kromosom yang menentukan jenis kelamin.
Kromosom ini dibedakan menjadi dua macam yaitu kromosom X dan
kromosom Y.
e. Tahapan susunan organisisi kromosom
a. Pembentukan nukleosom
DNA bersama protein histon dikemas membentuk badan nukleosom.
Satu unit nukleosom tersusun atas 200 pasang basa DNA yang terikat pada
oktamer histon ( tersusun atas histon H2A , H2B, H3 dan H4 ) dan terkunci
oleh histon H1. Selanjutnya satu unit nukleosom menempati ruang kurang
lebih diameter 100 Amstrong.
b.
Pembentukan serat kromatin.
Setelah satu bit nukleosom menempati ruang berdiameter 100 Amstrong,
maka unit-unit nukleosom akan menggerombol menjadi serat kromatin 300
Amstrong. Kromatin ini tampak pada saat kromatin interfase.
c.
Pembentukan solenoid.
Pada pembentukan solenoid, 5-6 serat kromatin akan terkondensasi
mombentuk solenoid
d.
Pembentukan kromatid
Gelendong solenoid berlipat-lipat dan berkondensasi membentuk struktur
serat kromatin yang lebih padat dinamakan benang kromatid.

e.

Pembentukan kromosom
Kromatid-kromatid yang terbentuk dari gelendong solenoid merupakan
bagian kromosom.

f. Kromosom sel prokariotik


Sel prokariotik mengandung molekul tunggal DNA berukuran besar. Sel
prokariotik mengandung jauh lebih banyak DNA dibanding DNA virus. Kromosom
prokariotik tidak terpaket padat seperti pada eukariotik. Karena DNA lebih pendek,
biasanya berbentuk sirkuler. Satu kromosom prokariotik merupakan satu untaian DNA
sirkuler yang organisasinya berbentuk coiling atau melintir beberapa kali. Pelintiran
berkali-kali (supercoiled) ini dipandu oleh sejenis RNA pengikat DNA tersebut
membentuk struktur tersier yang stabil. Cara kromosom diorganisasikan pada prokariotik
masih sederhana dan tidak serumit pada eukariot.
g. Kromosom sel eukariot
Kromosom sel eukariot jauh lebih padat dan lebih rumit lagi dibanding
kromosom prokariot. Hal ini disebabkan karena DNA pada eukariot berpuluhkali lipat
panjangnya dibanding genom DNA prokariot. DNA tersebut terbagi ke dalam beberapa
lingkar linier DNA, masing-masing DNA linier terpaket dalam satu kromosom. Jumlah
kromosom dan bentuk masing-masing kromosom tiap spesies sudah tetap mengikuti
organisasi DNA yang diperoleh dari sel-sel sebelumnya.
A. Siklus Sel
Setiap makhluk hidup memiliki siklus dalam hidupnya. Kejadian ini juga berlaku bagi
semua makhluk hidup. Tak terkecuali bagi sel itu sendiri sebagai struktur organisasi terkecil
dalam kehidupan. Sel memiliki siklus didalam hidupnya.
Siklus sel ialah kegiatan yang terjadi dari suau pembelahan sel ke pembelahan
selanjutnya. Siklus tersebut meliputi pertambahan massa, duplikasi bahan genetis (Interfase)
dan pembelahan sel.
1. Interfase
Interfase atau biasa disebut dengan fase istirahat. Disebut istirahat karena pada fase
ini sel tidak terlihat melakukan suatu pembelahan. Fase interfase merupakan proses yang

komplek sebagai persiapan untuk membagikan materi-materi yang terdapat pada sebuah sel
kepada sel anak dengan jumlah yang sama. Sebelum membelah, komponen-komponen
molekuler sel yang penting dalam sel telah digandakan menjadi dua kali lipat, sehingga
sebenarnya pembelahan sel merupakan fase terakhir dari perubahan-perubahan tingkat
molekul yang sedang berlangsung.Fase ini terjadi dari telofase menuju metafase. Fase
interfase terdiri dari tiga tahap yaitu Gap 1, Sintesis dan Gap 2. Pada tahap G1 terjadi sintesis
protein, karbohidrat, lipid dan insiasi replikasi DNA. Pada fase sintesis (S) terjadi replikasi
DNA, duplikasi kromosom dan pelengkapan sintesis protein. Fase G2 ialah fase persiapan
untuk membelah.

Gambar Siklus Sel


2. Mitosis
Mitosis merupakan proses pembelahan yang menghasilkan dua sel anak yang masingmasing memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Mitosis terjadi
pada perbanyakan sel somatis. Kromosomya berpasangan sehingga disebut diploid (2n).
merupakan tahap yang paling singkat pada siklus sel. Mitosis adalah cara reproduksi sel
dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur yaitu:

Profase awal ?
Pada masa ini sel induk yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya 2
sentriol dari sentrosom. Yang satu tetap di tempat dan yang satu bergerak ke kutub yang
berlawanan. Tiap sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang disebut benang
spindel. Membran inti yang masih tampak pada profase awal kemudian segera terpecahpecah. Lalu, butiran kromatin memanjang menjadi benang kromatin yang kemudian
memendek dan menebal menjadi kromosom dengan bagian yang menggenting disebut
sentromer. Tiap sentromer mengandung kinetokor. Kemudian, kromosom berduplikasi
menjadi dua bagian yang disebut kromatid. Dua kromatid diikat menjadi kromosom.
Sentromer diikat oleh kinetokor dan kinetokor diikat oleh mikrotubula kinetokor.Bersamaan
dengan itu, anak inti mengecil dan tidak nampak. Dengan demikian, kromatid terjerat pada
benang spindel. Sementara itu, benang spindel meluas ke segala arah disebut aster

Profase akhir ?
Pada masa ini selubung inti akan pecah terurai menjadi komponen-komponen
penyusunnya. Dan akan terlaut di sekitar sel yang membelah.Di akhir profase, selubung
benang inti sel pecah dan setiap kromatid melekat di beberapa benang spindel di kinetokor.
Kromosom duplikat lalu meninggalkan daerah kutub dan berjajar di ekuator.

Metafase

Terjadi pengaturan letak dan arah kromosom oleh mikrotubula kinetokor sehingga setiap
kromosom menhadap ke kutub masing-masing dan menggerakan kromosom ke bidang
ekuator. Pada metafase ada gaya tarik yang sama kuat dari masing-masing kutub pembelahan.
Pada fase ini membran inti sudah menghilang.

Anafase

Terjadi pembelahan kromosom menjadi dua kromatida. Masing-masing dengan sebuah


kinetokor yang melekat pada benang spindel yang berfungsi sebagai penunjuk jalan.
Kromatida tersebut akan bergerak ke bidang pembelahan masing-masing karena
memendeknnya mikrotubula kinetokor secara tiba-tiba dan menjauhnya kutub mitosis . Tiap
kromatid yang terpisah tersebut menjadi kromosom yang baru.

Telofase

Benang spindel mulai menghilang dan


selubung nukleus juga nukleolus terakit kembali di
sekliling tiap kelompok kromosom baru. Kromatid
menjadi kusut. Mikrotubula kinetokor menghilang
tetapi mikrotubula kutub masih tetap ada.Pada
bagian ekuator terjadi lekukan yang makin lama
makin ke dalam sehingga membagi sel induk
menjadi dua bagian yang merupakan sel anak.Sel
hasil mitosis memiliki kandungan yang identik.
3. Meiosis
Merupakan proses pembelahan sel menghasilkan empat sel anak yang masing-masing
memiliki setengah dari kromosom sel induk dengan melalui dua kali pembelahan. Meiosis
adalah bentuk pembelahan inti yang sangat penting diantara reproduksi seksual
organisme.Secara sederhana, meiosis dapat didefinisikan sebagai pembelahan sel yang
mereduksi gamet induknya yang awalnya diploid (2n) menjadi haploid (n). Meiosis memiliki
2 fase yaitu meiosis I dan meiosis II.
A. Meiosis I
Meiosis I memiliki tahap-tahap, antara lain:
Profase I
a) Leptoten
Pada tahap ini tiap kromosom ini telah mengalami penggandaan menjadi kromatid
kembar. Terlihat seperti benang tunggal yang tipis memanjang. Terdapat kromomir di
sepanjang kromosom.
b) Zigoten
Pada tahap ini terjadi proses sinapsis yaitu proses berpasangan antar kromosom
homolog membentuk struktur yang bivalen. Strukur yang bivalen ini memiliki empat
kromatid kembar yang kompleks sehingga sering disebut tetrad.
c) Pakiten
Pada tahap ini terjadi pertukaran materi genetik antara salah satu kromatid paternal
dan salah satu kromatid maternal (Pindah silang/crossing over)

d) Diploten
Pasangan-pasangan kromatid tampak mulai memisah kecuali pada daerah kiasma.
e) Diakinesis
Nukleus dan dinding nukles mulai menghilang, memanjangnya benang spindel dan
akhirnya melekat pada kinetokor. Kromatid semakin memendek, menebal dan mulai
bergerak kearah bidang ekuator.

Metafase I

Kromosom tetrad berada pada bidang ekuator.Mikrotubula kinetekor dari satu kutub
sel melekat pada satu kromosom masing-masing pasangan, sementara itu mikrotubula
dari kutub yang berlawanan menempel pada homolognya.
Anafase I
Pasangan kromosom homolog bergerak ke arah kutub sel yang berlawanan.
Telofase I
Pasangan kromosom homolog telah mencapai kutub sel yang berlawanan. Dinding
nukleus mulai terbentuk kembali.

Meiosis II

Tahapan pada meiosis II sama halnya dengan meiosis I, yaitu profase II, metafase II, anafase
II dan telofase II. Yang membedakan adalah pada meiosis II hanya terdapat satu dari masingmasing pasangan kromosom homolog dalam setiap nukleus. ?

4. Sitokinesis
Sitokinesis ialah proses pembelahan sitoplasma yang ditandai dengan pelekukan pada sel.
Pelekukan terjadi pada pertengahan bidang pembelahan karena adanya aktifitas cincin
kontraktil. Pelekukan itu menyebabkan mitokondria kutub menjadi tumpang tindih mementuk
mid body. Cincin kontarktil menghilang dan selubung inti dan nukleolus terbentuk lengkap

Replikasi DNA
Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan urutan nukleotida pada
DNA yang digandakan.
Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi bertujuan untuk
menghasilkan segala sesuatu di dalam sel menjadi dua kali lipat untuk keperluan proses
pembelahan sel. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus disertai dengan
replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Pada
dasarnya, proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA terdiri dari dua rantai dan rantai
yang satu merupakan "konjugat" dari rantai pasangannya. Dengan kata lain, dengan
mengetahui susunan satu rantai, maka susunan rantai pasangan dapat dengan mudah
dibentuk.
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA ini
terjadi. Salah satu teori yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing DNA
baru yang diperoleh pada akhir proses replikasi; satu rantai tunggal merupakan rantai DNA
dari rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan rantai yang baru
disintesis. Rantai tunggal yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut bertindak sebagai
"cetakan" untuk membuat rantai pasangannya.

Three Models of DNA Replication


Conservative

Semiconservative

Dispersive

Ada 3 model repikasi, seperti pada gambar berikut :


a. Replikasi secara konservatif
Molekul DNA untaian ganda induk tetap bergabung sedangkan kedua untaian
DNA anakan terdiri atas molekul hasil sintesis baru.
b. Replikasi secara semi konservatif
Setiap molekul DNA anakan terdiri atas satu untaian tunggal DNA induk dan satu
untaian tunggal DNA hasil sintesis baru.
c. Replikasi secar dispersif
Molekul DNA induk mengalami fragmentasi sehingga DNA anakan terdiri atas
campuran molekul lama (berasal dari DNA induk) dan molekul hasil sintesis baru
Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu yang
terpenting dikenal dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim pembantu
pembentukan rantai DNA baru yang merupakan suatu polimer. Proses replikasi
diawali dengan pembukaan untaian ganda DNA pada titik-titik tertentu di sepanjang
rantai DNA. Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh enzim helikase yang
dapat mengenali titik-titik tersebut, dan enzim girase yang mampu membuka pilinan
rantai DNA.
Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA
polimerase masuk dan mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka
secara lokal tersebut. Proses pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai
dengan pergeseran DNA polimerase mengikuti arah membukanya rantai ganda.
Monomer DNA ditambahkan di kedua sisi rantai yang membuka setiap kali DNA
polimerase bergeser. Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai telah benar-benar
terpisah.
Proses replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti. Proses
sintesis rantai DNA baru memiliki suatu mekanisme yang mencegah terjadinya
kesalahan pemasukan monomer yang dapat berakibat fatal. Karena mekanisme inilah
kemungkinan terjadinya kesalahan sintesis amatlah kecil.

Urutan pasangan basa merupakan hal yang sangat menentukan dalam proses
replikasi/penggandaan DNA. Penggandaan DNA merupakan proses dimana DNA
ditiru untuk membentuk DNA baru yang sama kode genetiknya. Selama
penggandaan, rantai DNA terbuka (karena ikatan hidrogen yang lemah terputus),
sehingga ikatan antar-basa dalam struktur molekul DNA terputus. Dari masingmasing utas DNA tersebut (selanjutnya disebut utas cetakan) kemudian nukleotidanukleotida yang baru disintesis berdasarkan urutan basa yang ada di utas cetakan.
Rantai nukleotida yang baru memliki urutan basa yang komplemen dengan urutan
basa pada utas cetakannya. Kemudian, sepasang utas DNA tersebut (utas DNA
cetakan+utas DNA yang baru) saling terikat untuk membentuk utas DNA utuh yang
baru dan memiliki kode genetik yang sama dengan utas ganda DNA sebelumnya.
Jadi, proses penggandaan tersebut menghasilkan 2 molekul DNA yang sama, yakni
satu utas ganda DNA lama dan baru. Oleh karena itu, proses ini dikenal sebagai
semiconservative replication (penggandaan semikonservatif) karena satu rantai DNA
menghasilkan satu rantai DNA baru yang sama.
Replikasi DNA terjadi ketika untaian DNA terbuka dan tiap satu rantai dibuat
tiruannya sehingga memiliki kode genetik yang sama.

Transkripsi
Transkripsi adalah pembentukan mRNA dari salah satu pita DNA dengan
bantuan enzim RNA polymerase. mRNA membawa pesan DNA untuk memilih
polipeptida yang sesuai dengan sintesis protein. Informasi genetik dicetak dalam
bentuk kode kode oleh DNA di dalam inti sel. Pembawa informasi atau kode ini
adalah mRNA. Kode-kode tercermin pada urutan pengulangan basa nitrogen yang
teratur dalam mRNA. Ini berarti kode tersebut adalah mRNA itu sendiri. Transkripsi
berlangsung di dalam intisel.Prosesnya terjadi di dalam inti sel (nukleus) dan DNA
tetap berada di dalam nukleus, sedangkan hasil transkripsinya dikeluarkan dari
nukleus menuju sitoplasma dan melekat pada ribosom.
DNA berperan sebagai materi genetik; artinya DNA menyimpan cetak biru
bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme.DNA melakukan
transkripsi agar gen asli tetap terlindung di dalam inti sel, sementara hasil kopinya
ditugaskan untuk melaksanakan pesan-pesan yang dikandungnya dalam proses
sintesis protein. Jika RNA rusak, maka akan segera diganti dengan hasil kopian yang
baru.

Tahapan transkripsi ada tiga tahap, tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Inisiasi
RNA polymerase melekat pada molekul DNA sehingga menyebabkan
sebagian dari pita double helix terbuka. RNA polymerase yang melekat pada DNA
disebut dengan promotor. Sebuah promotor menentukan di mana transkripsi dimulai,
dan menentukan mana dari dua untai heliks DNA yang digunakan sebagai
cetakan.Pada tahap inisiasi terjadi proses penempelan faktor faktor transkripsi dan
enzim polimerase II pada daerah promoter.
Faktor Faktor Transkripsi yang diperlukan :
TBP---TATA binding protein, mengikat TATA box
TAFs--TBP associated factors, komplek dari TBP+TAFs disebut TFIID..
TFIIB
TFII Fmembantu pengikatan dari RNAP dengan TBP+ TAFs ,TFII E
danTFII H
TFII A, TFII Dmembentuk pre initiation complex dengan protein
Promoter mencakup titik awal (start point) transkripsi. Pada sel eukaryot RNA
polimerase tidak menempel secara langsung pada DNA di daerah promoter,
melainkan melalui perantaraan protein protein lain yang disebut faktor transkripsi.
Kompleks transkripsi basal dimulai saat TFIID berikatan dengan kotak TATA . TFIIA
ikut berikatan dan menstabilkan kompleks tersebut. Selanjutnya TFIIB akan mengikat
kompleks TFIID (TBP+TAFs )sehingga polimerase II dan TFIIF akan bergerak ke
arah promoter ( titik start transkripsi). Penambahan TFII E and TFII Htahap akhir
dari perangkaian kompleks inisiasi.
2. Elongasi
Pada saat RNA bergerak di sepanjang DNA, pilinan heliks ganda DNA
tersebut terbuka secara berurutan. Proses tersebut dibantu oleh enzim polimerase.
Akibat terbukanya pita DNA, basa-basa pada salah satu pita menjadi bebas, sehingga
memberi kesempatan basa-basa pasangannya menyusun mRNA. Misalnya :timin (T)
dari DNA akan membentuk adenin (A) pada mRNA; sitosin (C) pada DNA akan
membentuk guanine (G) pada mRNA, dan seterusnya. Oleh karena enzim RNA
polymerase bergerak di sepanjang pita DNA yang menjadi model, maka jumlah
mRNA yang dihasilkan dari transkripsi dapat melebihi DNA. DNA yang melakukan
transkripsi adalah DNA sense.
3. Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA
yang disebut terminator. Terminator merupakan suatu urutan DNA yang berfungsi
menghentikan proses transkripsi. mRNA yang sudah selesai dicetak akan
meninggalkan inti sel menuju sitoplasma dan melekat pada ribosom. Ribosom adalah
granula-granula dalam sitoplasma yang berperan penting dalam sintesis protein,
biasanya berderet empat atau lima dan disebut polisom.
Pada sel eukariotik RNA polimerase terus melewati sinyal terminasi melalui
suatu urutan AAU AAA di dalam mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10
sampai 25 nukleotida dibelakang sinyal terminasi ,mRNA akan dipotong dan terjadi

penambahan ekor poli A.Hasil transkrip oleh enzim polymerase II adalah hnRNA
(heterogenous nuclear RNA) yang merupakan precursor mRNA eukaryot.
Modifikasi ujung ujung mRNA
Pada ujung 5 molekul mRNA yang sudah tidak mengandung intron
ditutup oleh cap ( 7- metilguanosin.) cap tersebut akan melindungi mRNA dari
degraradasi. Sedangkan pada ujung 3 terdapat enzim untuk menambahkan ekor poli
A yang terdiri atas 30- 200 nuk leotida adenin. Sama seperti ujung 5 , ujung 3 juga
menghambat degradasi RNA dan membantu ribosom melekat padanya.

Pasca Transkripsi ?
Pemisahan dan penyambungan DNA panjang rata- rata unit transkripsi di
sepangjang molekul DNA eukariot adalah sekitar 8000 nukleotida ,s bukan pengkode
disebut intrehingga transkripsi RNA primer juga sepanjang itu.Sebagian besar gen
eukariotik dan transkrip RNA memiliki rentangan nukleotida bukna pengkode(daerah
yang tidak ditranslasi) yang tersebar berselang-seling diantara segmen pengkode gen(
diantara segmen pengkode mRNA). Segmen asam nukleat yang bukan pengkode
disebut intron. Sedangakan segmen yang merupakan pengkode disebut ekson( daerah
ini ditranslasi menjadi asam amino).
Intron dipotong dan ekson bergabung menjadi satu untuk membentuk suatu
mRNA dengan urutan pengkode yang kontinu. Sinyal sinyal penyambungan RNA
dilakukan oleh snRNP (small nuclear ribonucleoprotein) yang dapat mengenali
tempat tempat penyambungan mRNA. snRNP berada di dalam nucleus dan tersusun
atas molekul RNA dan protein yang membentuk spliosom. Spliosom terpotong pada
titik titik spesifik untuk melepas intron, kemudian bergabung dengan ekson yang
mengapit intron.

Gambar Proses pematangan mRNA dengan membuang bagian intron


Ini meupakan tahap akhir proses transkripsi sehingga menghasilkan RNAm yang
matang dan siap di translasikan.
Perbedaan Transkripsi Pada Eukariot dan Prokariot
Ciri
Pembedan
Aliran
informasi
genetic

Pada proses
inisiasi

Enzim yang
berperan
Proses
terminasi

Prokariot
Karena pada sel prokariotik tidak
ada nukleus, dalam prosesnya
transkripsi
maupun
translasi
dipasang/ dihubungkan dengan
ribosom yang menempel pada
ujung depan molekul mRNA
sewaktu transkripsi masih terus
berlangsung
RNA polimerase secara khusus
mengenali dan mengkaitkan dirinya
dengan promoternya

Hanya 1 tipe RNA polimerasenya

Eukariot
Terdapat suatu selubung nukleus
yang
memisahkan
antara
trankripsi dan translasi. Trankripsi
yang terjadi didalam nukleus,
mRNA-nya dikirim ke sitoplasma
melalui porus pada membran

Terdapat suatu kumpulan protein


yang disebut faktor transkripsi
yang
menjadi
perantara
pengikatan polimerase RNA dan
inisiasi transkripsi. Hanya pada
saat trankripsi tertentu diikat pada
promoter barulah RNA polimerase
mengikatkan
diri
dengan
promoternya tersebut
Ada 3 tipe enzim RNA
polimerasenya

berhenti tepat pada akhir sinyal Polimerase terus melewati signal


teminasi
terminasi, suatu urutan AAUAAA
di dalam pra-mRNA

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 1999. Biologi jilid I. Jakarta : Erlangga
Issoegianti Reksoatmodjo. 1993. Biologi Sel. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kuswandi, Paramita C. 2013. Replikasi DNA. Yogyakarta: FMIPA UNY diakses tanggal 3
Oktober 2014 pukul 13.00
Sumadi dan Aditya Marianti. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai