Anda di halaman 1dari 7

GROUP 1

1. Adinda Amalia (4193341037)

2. Dalila Harum (4193341042)

3. Dewi Sekar Ningrum (4193141026)

4. Farisah Ainina Harahap (4193141027)

5. Nuranisyah (4191141022)

6. Yelykha Henirayuza Nst (4193341041)

NUKLEUS

Inti sel (nukleus) dapat didefinisikan sebagai sebuah organel yang ditemukan didalam sel
eukariotik. Inti sel mengandung sebagian besar materi genetik seperti DNA, kromosom dan
berbagai jenis protein. Pada umumnya sel hanya mempunyai satu inti sel (nukleus) saja, tetapi
beberapa sel lainnya, seperti sel otot jantung dan sel parenkim hati yang mempunyai lebih dari
satu inti sel (nukleus). Bahkan ada pula sel yang  tidak mempunyai inti sel (nukleus) yaitu seperti
sel trombosit dan sel eritrosit. Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan
pada sel eukariotik. Diameter nukleus rata-rata hanya 5 mikrometer. Beberapa jenis sel tidak
memiliki nukleus, sedangkan sebagian sel lainnya hanya memiliki satu atau beberapa nukleus.
Nukleus memiliki selubung dari lapisan lipoprotein yang berguna untuk memisahkan isi nukleus
dari sitoplasma.[1] Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk
molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis
protein. Gen di dalam kromosom kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.

Nukleus mempertahankan integritas gen dan mengontrol aktivitas sel dengan


mengaturekspresi gen—nukleus, oleh karena itu, adalah pusat kendali sel. Struktur utama
penyusun nukleus adalahamplop nuklir, membran ganda yang membungkus seluruh organel dan
mengisolasi isinya dari sel sitoplasma, dan matriks nuklir (yang meliputi lamina nuklir), jaringan
di dalam nukleus yang menambahkan dukungan mekanis, seperti sitoskeleton, yang mendukung
sel secara keseluruhan.

Sejarah Nukleus atau Inti sel merupakan organel pertama yang ditemukan dan diteliti
oleh para ahli. Inti sel pertama kali dideskripsikan  oleh Antonie van Leeuwenhoek yang pada
saat itu sedang meneliti inti sel yang terdapat di dalam sel darah merah salmon. Penggambaran
inti sel juga dilakukan oleh Franz Bauer pada tahun 1802
Struktur Nukleus

Nukleus merupakan organel terbesar yang berada di dalam sel, terutama pada sel hewan. Pada
mamalia, diameter nukleus diperkirakan menempati 10% dari total volume sel dan diameter rata-
rata inti sel diperkirakan sekitar 6 mikrometer. Nukleus berbentuk bulat atau oval dan umumnya
terletak di tengah sel. Cairan yang terdapat didalam nukleus disebut nukleoplasma.
Nukleoplasma memiliki komposisi yang mirip dengan sitosol yang terdapat diluar nukleus.
Struktur dan bagian nukleus terdiri dari membran inti, nukleoplasma, kromosom dan nukleolus
(anak inti).

Struktur di dalam nukleus yang merupakan tempat berkonsentrasinya molekul DNA adalah
nukleolus (anak inti.). Nukleolus berperan sebagai tempat terjadinya sintesis molekul RNA
(Ribonucleic acid) dan ribosom. RNA merupakan hasil salinan DNA yang akan ditransfer ke
sitoplasma untuk diterjemahkan menjadi rantai asam amino yang disebut protein.

1. Membran Inti

Membran sel inilah yang membedakan antara sel eukaripotik dengan sel prokariotik, dimana
pada sel prokariotik tidak ada membran sel.Membran sel ini disebut juga karyotecha, dari kata
karyon=inti; dan techa = kulit. Membran inti adalah bagian terluar dari inti sel. Fungsi membran
inti sel secara keseluruhan adalah mengadakan pertukaran zat dengan sitoplasma. Pada membran
inti, terdapat pori yang berfungsi dalam pertukaran makromolekul. Melalui membran sel inilah
nukleus dapat mengeluarkan berbagai macam RNA dan sub unit ribosom ke sitoplasma karena
memiliki struktur sebagai berikut: Dalam mikroskop elektron menunjukkan bahwa membran
nukleus memiliki 2 lapis membran unit pararel yang dipisahkan oleh celah sempit  berukuran
antara 40-70 nm yang disebut sisterna perinukleus atau intermembran space.
Lembaran yang terdapat di sebelah dalam disebut selaput dalam atau selaput nukleoplasmik,
sedangkan lembaran luar disebut juga dengan selaput sitosolik. Selaput nuklear tidak berupa
lembaran-lembaran yang utuh. Namun, seperti penapis, selaput nukleus memiliki lubang-lubang
dibeberapa tempat. Lubang-lubang tersebut dinamakan pori nuklear. Pori nuklear ini terbentuk
akibat menyatunya dwilapis lipida sari selaput luar-dalam. Adanya pori nuclar ini membantu
memudahkan pengangkutan bahan dan senyawa makro dari sitoplasma.

Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul antara nukleus dengan
sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan mRNA, digunakan untuk sintesis protein. Pori
nukleus tersusun atas 4 subunit, yaitu subunit kolom, subunit anular, subunit lumenal, dan
subunit ring. Subunit kolom berfungsi dalam pembentukan dinding pori nukleus, subunit anular
berguna untuk membentuk spoke yang mengarah menuju tengah dari pori nukleus, subunit
lumenal mengandung protein transmembran yang menempelkan kompleks pori nukleus pada
membran nukleus, sedangkan subunit ring berfungsi untuk membentuk permukaan sitosolik
(berhadapan dengan sitoplasma) dan nuklear (berhadapan dengan nukleoplasma) dari kompleks
pori nukleus. Selaput luar selubung berhubungan langsung dengan Retikulum endoplasma.
Permukaan sitosolik ditempeli oleh ribosom yang terlibat dalam sintesis protein.

2. Lamina Nuklir

Lamina nuklir adalah lapisan di bawah amplop nukleus yang bebentuk seperti jaring. Lapisan ini
terbentuk dari protein yang disebut lamin.Lamina nukelus berfungsi untuk mendukung struktur
amplop nuklir dan memastikan bahwa struktur inti sel tetap kokoh.Selain lamin, bagian inti sel
ini juga mengandung protein lain yang akan membantunya bekerjasama dengan lapisan dalam
dari amplop nukleus.Lamina nukleus juga akan bekerjasama dengan protein berbentuk serat yang
disebut matriks nukleus, untuk mengatur materi gentik di dalam inti sel sehingga bisa bekerja
lebih efisien.

Lamina nukleus sebagian besar terdiri dari laminprotein. Seperti semua protein, lamin disintesis
di sitoplasma dan kemudian diangkut ke bagian dalam nukleus, di mana mereka dirakit sebelum
dimasukkan ke dalam jaringan lamina nukleus yang ada.[12][13] Lamin yang ditemukan pada
permukaan sitosol membran, seperti: emerin dan nesprin, mengikat sitoskeleton untuk
memberikan dukungan struktural. Lamin juga ditemukan di dalam nukleoplasma di mana mereka
membentuk struktur teratur lain, yang dikenal sebagai selubung nukleoplasma, [14] yang terlihat
menggunakan mikroskop fluoresensi. Fungsi sebenarnya dari jilbab tidak jelas, meskipun
dikecualikan darinukleolus dan hadir selama interfase.[15] Struktur lamin yang membentuk
kerudung, seperti LEM3, mengikat kromatin dan mengganggu strukturnya menghambat
transkripsi gen penyandi protein.[16]

Seperti komponen lainnya filamen menengah, lamin monomer berisi alfa-heliks domain yang
digunakan oleh dua monomer untuk melilit satu sama lain, membentuk a dimer struktur yang
disebut kumparan melingkar. Dua dari struktur dimer ini kemudian bergabung berdampingan,
dalam sebuahantiparalel pengaturan, untuk membentuk tetramerdisebut protofilamen. Delapan
dari protofilamen ini membentuk susunan lateral yang dipilin untuk membentuk filamen seperti
tali. Filamen ini dapat dirakit atau dibongkar secara dinamis, yang berarti bahwa perubahan
panjang filamen bergantung pada tingkat persaingan penambahan dan pelepasan filamen.[6]
3. Nucleoplasma

Nukleoplasma merupakan substansi transparan, semi solid (agak padat), yang terletak di dalam
nukleus. Komposisi tersusun dari asam, nukleat (DNA & RNA), yang merupakan materi genetik,
protein dan garam-garam mineral.

Nukleoplasma ialah cairan yang berada di dalam nukleus yang bersifat kental dan transparan.
Nukleoplasma mengandung granula, nukleoprotein, benang kromatin, dan senyawa kimia
kompleks. Pada saat proses pembelahan sel, benang kromatin akan memendek dan menebal serta
mudah menyerap zat warna dan membentuk kromosom mengalami Kondensasi. Benang
kromatin sendiri terdiri dari DNA dan protein. Benang DNA berfungsi untuk menyimpan
informasi kehidupan. Bagian ini juga sering disebut sebagai karioplasma dan berfungsi sebagai
pelindung atau bantalan tambahan bagi bagian-bagian inti sel lainnya agar tidak mudah rusak.
Fungsi lain dari nukleoplasma adalah untuk menjaga bentuk dari nukelus.

4. Kromosom
Inti sel mempunyai banyak gen dari DNA yang tersusun dan membentuk struktur yang disebut
kromosom. Setiap sel manusia memiliki untaian DNA sepanjang 2 meter. Di dalam inti sel juga
terbentuk protein DNA kompleks yang dikenal sebagai kromatin. Terdapat 2 jenis kromatin yaitu
heterokromatin dan eukromatin. Heterokromatin adalah bentuk DNA yang lebih kompleks dan
mengandung DNA yang telah ditranskripsi, Sedangkang Eukromatin merupakan bentuk DNA
yang lebih sederhana dan mengandung gen yang diekspresikan oleh sel.DNA di nukleus akan
menjadi satu unit yang dinamakan sebagai kromosom. Setiap nukleus mengandung 46
kromosom.Selain berisi sekumpulan DNA, kromosom juga berisi protein. Gabungan dari DNA
dan protein di dalam kromosom ini dinamakan sebagai kromatin.DNA dalam kromosom inilah
yang menyimpan informasi ciri khas setiap individu, seperti jenis rambut, tinggi badan, warna
mata, dan lain-lain.Kromosom juga menyimpan informasi dan instruksi tentang pembelahan sel,
perkembangan makhluk hidup, dan reproduksi.

5. Nukleolus
Nukleolus adalah bagian dari inti sel yang berbentuk padat dan tidak dilengkapi oleh lapisan atau
membran pelindung di bagian luarnya. Bagian nukleus ini berisi RNA dan protein.Bagian ini
berfungsi untuk mengatur sintesis ribosom. Saat proses pembelahan sel terjadi, nukleolus akan
menghilang. Namun setelah proses tersebut selesai, bagian inti sel ini kembali terbentuk.
Nukleolus tidak dikelilingi oleh membran dan sering disebut suborganel. Fungsi utama nukleolus
yaitu untuk memproduksi ribosom dan mensintesis rRNA. Aktivitas nukleolus dapat
mempengaruhi struktur nukleolus. Nukleolus bukan merupakan organel yang tetap. Nukleolus
akan mengecil atau menghilang jika sintesis rRNA berhenti.
Transkripsi molekul rRNA di dalam nukleolus menjamin terbentuknya molekul ribosom yang
ada di dalam sitoplasma. Untuk kebutuhan tersebut, maka di dalam anak inti terdapat sejumlah
potongan-potongan DNA (rDNA) yang ditranskripsi menjadi rRNA secara berulang-ulang dan
berjalan sangat cepat dengan bantuan enzim RNA polymerase I. Potongan-potongan DNA
tersebut dinamakan nucleolar organizer. Kandungan RNA dalam anak inti jika dibandingkan
dengan bagian lain dari inti sel adalah tidak tetap, yaitu diperkirakan 5%-20%.

Fungsi Nukleus
Fungsi utama inti sel yaitu untuk menduplikasi DNA dan mengontrol ekspresi gen di dalam sel.
Fungsi lain dari inti sel yaitu untuk melakukan transkripsi gen yang dipisahkan dari tempat
transkripsi di sitoplasma. Fungsi inti sel pada sel hewan dan sel tumbuhan hampir sama, karena
keduanya merupakan sel eukariotik.

1. Inti sel sebagai media penyimpanan informasi genetic

Inti sel berguna untuk media penyimpanan informasi genetik sebab didalam hati sel terdapat
membran inti yang bertugas untuk mempertahankan DNA didalam wajahnya. Rangkaian DNA
ini merupakan rangkaian yang terbilang sangat rumit sebab terdiri atas banyak gen yang
mewakili tiap-tiap spessiesnya.

2. Pengolahan Pra-mRNA 
Transkrip primer mengalami modifikasi pasca-transkripsi didalam nukleus sebelum
mendapatkan diekspor ke sitoplasma. Modifikasi pasca-transkripsi melibatkan berbagai proses
biologis, seperti 5' kap, 3 'poli adenylation, dan penyambungan RNA. Proses tersebut sangat
diperlukan sebelum memulai penerjemahan. Didalam inti sel, pra-mRNA dihubungkan dengan
partikel heterogen ribonucleoprotein (berbagai macam protein pada kompleks). Sintesis ribosom
dan produksi mRNA terjadi di dalam inti sel.

3. Inti sel Sebagai Wadah Replikasi dan Transkripsi

Dalam hal ini, inti sel berfungsi sebagai tempat yang dimana DNA melaksanakan replikasi.
Replikasi tersebut didalam siklus sel terjadi pada fase G1. Sehingga dengan adanya replikasi
DNA tersebut maka akan terjadi protes mitosis setelahnya.

4. Inti Sel sebagai Pengatur siklus sel

Dalam hal ini inti sel berguna untuk mengatur siklus sel, mulai dari menentukan kapan suatu sel
harus membelah, dan kapan sel tidak perlu membelah, dan juga kapan sel hanya perlu membesar
saja. fungsinya ialah untuk semua jenis sel secara umum, kecuali sel kanker yang telah
terkodekan didalam gen yang berada pada inti sel

5. Inti sel untuk mengendalikan metabolisme seluler

Dalam hal yang demikian fungsi ini bisa terjadi karena adanya proses menghasilkan protein yang
dilakukan yang melalui proses transkripsi dan translasi. Setiap gen akan menjadi protein yang
dihasilkan melalui cetakan DNA. Protein tersebut nantinya akan menjadi enzim yang berperan
dalam metabolisme sel atau metebolisme indivindu ( multiselular ).

6. Ekspresi Gen

Nukleus mengandung berbagai macam protein yang berguna untuk mengatur proses transkripsi.
Salah satu fungsi penting dari inti sel ialah ekspresi gen melalui transkripsi DNA. Hal ini
melibatkan aktivitas dari berbagai macam protein yang membantu dalam mensintesis molekul
RNA tumbuh, pembalikan dari DNA, super melingkar DNA dan berakhir pada proses transkripsi
yang sebenarnya. Protein dan faktor lain yang membantu dalam proses transkripsi yaitu
topoisomerase,  helikase, RNA pol, dan faktor transkripsi. 

Dinamika dan Regulasi Inti Sel


Integrasi dan Disintegrasi 

Karakteristik dari proses pembelahan sel adalah perakitan dan perombakan nukleolus. Pada
dasarnya fungsi nukleolus sel tergantung pada apoptosis atau kematian sel terprogram. Selama
siklus sel, selubung dan lamina inti mengalami disintegrasi pada. Fungsi utama dari inti sel
adalah replikasi (duplikasi) kromosom untuk membentuk materi genetik baru dari sel anak. Di
dalam nukleus juga terjadi Replikasi DNA. 

Transportasi inti 

Transportasi inti dilakukan oleh pori-pori yang berada didalam selubung inti sel. Struktur ini juga
mengendalikan masuk dan keluar dari molekul. Pada saat RNA diekspor ke sitoplasma yang
berhubungan dengan importins dan karyopherins dengan bantuan exportins, muatan protein
dibawa dari sitoplasma ke inti sel. Dengan demikian, transportasi melalui membran nuklir
berlangsung secara efisien.

Penyakit yang Berhubungan dengan Dinamika Inti Sel 

Pada awalnya, telah ada dugaan bahwa autoantibodi dan imunoglobulin  biasanya tidak masuk ke
nukleus. Sekarang telah dibuktikan bahwa kondisi patologis (misalnya lupus) dapat masuk ke
nukleus.

Evolusi

Sebagai ciri utama sel eukariotik, nukleus evolusioner asal telah menjadi subyek banyak
spekulasi. Empat hipotesis utama telah diajukan untuk menjelaskan keberadaan nukleus,
meskipun belum ada yang mendapat dukungan luas

Model pertama yang dikenal sebagai "model syntrophic" mengusulkan bahwa a simbiotik
hubungan antara archaea dan bakterimenciptakan sel eukariotik yang mengandung nukleus.
(Organisme domain Archaea dan Bakteri tidak memiliki inti sel. Dihipotesiskan bahwa simbiosis
berasal dari archaea kuno, mirip dengan modern metanogenik archaea, menyerang dan hidup
dalam bakteri yang mirip dengan modern myxobacteria, akhirnya membentuk nukleus awal.
Teori ini analog dengan teori yang diterima untuk asal usul eukariotikmitokondria dan kloroplas,
yang diperkirakan telah berkembang dari hubungan endosimbiotik yang serupa antara proto-
eukariota dan bakteri aerob.[70] Asal usul nukleus arkea didukung oleh pengamatan bahwa arkea
dan eukarya memiliki gen yang mirip untuk protein tertentu, termasuk histones. Pengamatan
bahwa myxobacteria bersifat motil, dapat membentuk kompleks multiseluler, dan
memilikikinase dan protein G mirip dengan eukarya, mendukung asal bakteri untuk sel
eukariotik.

Model kedua mengusulkan bahwa sel proto-eukariotik berevolusi dari bakteri tanpa tahap
endosimbiotik. Model ini didasarkan pada keberadaan modernplanctomycetes bakteri yang
memiliki struktur inti dengan pori-pori primitif dan struktur membran terkotak lainnya. [72]
Proposal serupa menyatakan bahwa sel mirip eukariota, kronosit, berevolusi terlebih dahulu dan
difagositosis archaea dan bakteri untuk menghasilkan nukleus dan sel eukariotik.

Model yang paling kontroversial, yang dikenal sebagai eukariogenesis virus, berpendapat bahwa
inti yang terikat membran, bersama dengan fitur eukariotik lainnya, berasal dari infeksi
prokariota oleh virus. Saran tersebut didasarkan pada kesamaan antara eukariota dan virus seperti
untaian DNA linier, capping mRNA, dan ikatan yang erat dengan protein
(menganalogikanhistones ke amplop virus). Salah satu versi proposal menunjukkan bahwa
nukleus berevolusi seiring denganfagositosis untuk membentuk seluler awal "pemangsa".Varian
lain mengusulkan bahwa eukariota berasal dari awal archaea terinfeksi oleh virus cacar,
berdasarkan kesamaan yang diamati antara DNA polimerase pada poxvirus dan eukariota
modern.[75][76] Telah disarankan bahwa pertanyaan yang belum terselesaikan dari evolusi seks
dapat dikaitkan dengan hipotesis eukaryogenesis virus.

Anda mungkin juga menyukai