Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REPORT

METODOLOGI PENELITIAN
(INSTRUMEN PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA)

Dosen Pengampu :
Dra. Mariaty Sipayung, M.Si

DISUSUN OLEH : KEL 7


ADINDA AMALIA (4193341037)
AGIELA FADIA HAYA HRP (4193341038)
YELYKHA HENIRAYUZA NST (4193341041)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan critical book report tentang Instrumen Penelitian
Dan Pengumpulan Data ini guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian.
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun, berkat
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Terima kasih
penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang telah memberi dukungan moril dan materil
kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas ini. Dalam penulisan, tentunya
penulis menyadari bahwa tugah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan
saran sangat diharapkan penulis demi tulisan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Akhirnya, semoga tulisan ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.

Medan, September 2021

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................i

Daftar Isi ..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

1. Latar belakang .....................................................................................................1

2. Tujuan............................................................................................................1

3. Manfaat .................................................................................................................1

4. Identitas Buku ......................................................................................................2

BAB II ISI BUKU............................................................................................................3

1. Buku utama dan pembanding...............................................................................3

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................15

1. Kelebihan dan kekurangan ................................................................................15

BAB IV PENUTUP........................................................................................................17

1. Kesimpulan ..........................................................................................................17

DAFTAR  PUSTAKA.............................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Critical Book Report (CBR) secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi
terhadap suatu buku atau artikel yang akan direview. CBR bukan hanya merupakan
laporan atau tulisan tentang isi suatu buku atau artikel, tetapi lebih kepada evaluasi, seperti
mengulas atau mereview, menginterpretasi serta menganalisis dan bukan merupakan
pembuktian benar atau salah suatu artikel atau buku. CBR bukan sekedar laporan atau
tulisan tentang isi sebuah buku atau artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi
(penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan buku
atau artikel tersebut, apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi artikel tersebut
bisa mempengaruhi cara berpikir pembaca dan menambah pemahaman pembaca terhadap
suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui CBR pembaca (reviewer) menguji
pikiran pengarang/penulis berdasar kan sudut pandang pembaca berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

2. Tujuan

a. Meningkatkan pengetahuan terhadap buku


b. Menambah wawasan tentang keanekaragaman makhluk hidup
c. Membandingkan isi buku utama dengan buku pembanding
d. Mengkritisi permasalahan yang disajikan didalam buku
3. Manfaat
a. Pembaca dapat lebih memahami tentang Instrumen dalam penelitian.
b. Menambah wawasan pembaca tentang Instrumen serta teknik dalam pengumpulan
data.
c. Penulis dapat membandingkan buku utama dan buku pembanding

1
4. Identitas Buku
A. Buku Utama
Judul Buku : Dasar Metodologi Penelitian
Penulis : Dr. Sandu Siyoto, skm., M.Kes
M. Ali Sodik, M.A
Penerbit : Literasi Media Publishing
Tahun Terbit : 2015
Halaman : 142 halaman
ISBN : 978-602-1018-18-7

B. Buku Pembanding
Judul Buku : Metodologi Penelitian Kualtitatif & Kuantitatif
Penulis : Hardani, S.Pd. M.Si, Dkk
Penerbit : CV. Pustaka Ilmu
Tahun Terbit : 2020
Halaman : 535 halaman
ISBN : 978-623-7066-33-0

2
BAB II

ISI BUKU

A. Ringkasan Buku Utama

Teknik Pengumpulan Data


Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. Menyusun
instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian, tetapi mengumpulkan
data jauh lebih penting lagi, terutama jika peneliti menggunakan metode yang rawan
terhadap masuknya unsur subjektif peneliti. Itulah sebabnya menyusun instrumen
pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan
kegunaannya yaitu pengumpulan variabel yang tepat.Pengumpulan data dalam penelitian
perlu dipantau agar data yang diperoleh dapat terjaga tingkat validitas dan reliabilitasnya.
Walaupun telah menggunakan instrumen yang valid dan reliabel tetapi jika dalam proses
penelitian tidak diperhatikan bisa jadi data yang terkumpul hanya onggokkan sampah.
Seperti sudah dijelaskan, data yang diungkap dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau
tidaknya atau besar kecilnya kemampuan objek yang diteliti, seringkali menggunakan tes. Perlu
kita ketahui, pelaksanaan tes bukan hanya untuk mengukur kemampuan manusia tetapi
tes dapat juga dilakukan untuk mengukur kemampuan mesin atau perlengkapan lainnya.
Untuk manusia, instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Untuk mengukur kemampuan dasar
antara lain dengan tes inteligensi (IQ), tes minat, tes bakat khusus, dan sebagainya.
Khusus untuk tes prestasi belajar yang biasa digunakan di sekolah adalah tes buatan guru
dan tes terstandar yang dibuat oleh tim khusus secara nasional dan internasional
1) Pengumpulan data melalui Kuesioner atau Angket Sebagian besar penelitian
umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan
data. Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai
instrumen pengumpul data. Prosedur penyusunan kuesioner:
a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
b) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran
kuesioner.
c) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
d) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan

3
teknik analisisnya.
Penentuan sampel sebagai responden kuesioner perlu mendapat perhatian pula.
Apabila salah menentukan sampel, informasi yang kita butuhkan barangkali tidak kita
peroleh secara maksimal.
2) Pengumpulan data melalui Metode Interviu
Penggunaan metode interviu memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mengumpulkan data. Dibandingkan dengan mengedarkan angket kepada responden,
interviu sangat rumit. Dalam melakukan interviu, penelitiharus memperhatikan sikap
pada waktu datang, sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata, keramahan, kesabaran
serta keseluruhan penampilan.
3) Pengumpulan data melalui Metode observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun
berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.
Peranan yang paling penting dalam menggunakan metode observasi adalah pengamat.
Pengamat harus jeli dalam mengamati adalah menatap kejadian, gerak atau proses.
4) Pengumpulan Data melalui Metode Dokumentasi
Tidak kalah penting dan metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel ang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan
dengan metode lain, maka metode mi agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada
kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah.

Instrumen Penelitian
Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur
penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang
diperlukan. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, misal
metode wawancara yang instrumennya pedoman wawancara. Metode angket atau
kuesioner, instrumennya berupa angket atau kuesioner. Metode tes, instrumennya
adalah soal tes, tetapi metode observasi, instrumennya bernama chek-list (Black, 2006).
Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi, karena
mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil yang
diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan

4
sebelumnya oleh peneliti. Dalam hal ini terdapat dua macam alat evaluasi yang dapat
dikembangkan menjadi instrumen penelitian, yaitu tes dan non-tes (Narbuko, 2004).
1. Bentuk Instrumen Tes
Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat
digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari
subjek penelitian. Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri atas
butir- butir soal.
2. Bentuk Instrumen Angket atau Kuesioner
Angket atau Kuesioner adalah metode pengumpulan data, instrumennya disebut
sesuai dengan nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah
pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang
apa yang ia alami dan ketahuinya.
Bentuk kuesioner yang dibuat sebagai instrumen sangat beragam, seperti:
a. Kuesioner terbuka, responden bebas menjawab dengan kalimatnya sendiri,
bentuknya sama dengan kuesioner isian.
b. Kuesioner tertutup, responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan,
bentuknya sama dengan kuesioner pilihan ganda Kuesioner langsung,
responden menjawab pertanyaan seputar dirinya.
c. Kuesioner tidak langsung, responden menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan orang lain.
d. Check list, yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal
membubuhkan tanda check pada kolom jawaban yang tersedia
e. Skala bertingkat, jawaban responden dilengkapi dengan pernyataan
bertingkat, biasanya menunjukkan skala sikap yang mencakup rentang dari
sangat setuju sampai sangat tidak setuju terhadap pernyataannya.
Setelah bentuk kuesioner ditetapkan, langkah selanjutnya adalah membuat
pertanyaan dengan mempertimbangkan jumlah pertanyaan agar tidak terlalu
banyak atau terlalu sedikit, yang penting disesuaikan dengan indikator yang
ditetapkan. Kemudian tidak menanyakan hal yang tidak perlu semisal nomor telp
responden yang jelas tidak akan di oleh dalam penelitian.
Bentuk Instrumen Interviuw
Suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh
informasi dari responden dinamakan interviu. Instrumennya dinamakan

5
pedoman wawancara atau inter view guide. Dalam pelaksanaannya, interviu
dapat dilakukan secara bebas artinya pewawancara bebas menanyakan apa saja
kepada terwawancara tanpa harus membawa lembar pedomannya. Syarat interviu
seperti ini adalah pewawancara harus tetap mengingat data yang harus terkumpul.

A. Bentuk Instrumen Observasi


Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Jadi
observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan,
penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan pengecapan.
Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat berupa pedoman pengamatan,
tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.
B. Bentuk Instrumen Skala Bertingkat atau Rating Scale
Bentuk instrumen dengan skala bertingkat lebih memudahkan peneliti untuk
mengetahui pendapat responden lebih mendalam tentang variabel yang diteliti.
Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala.
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan rating scale adalah kehati-hatian dalam
membuat skala, agar pernyataan yang diskalakan mudah diinterpretasi dan
responden dapat memberikan jawaban secara jujur. Untuk mengantisipasi
ketidakjujuran jawaban dari responden, maka perlu diwaspadai beberapa hal yang
mempengaruhinya. Menurut Gall, dkk (2003) faktor yang berpengaruh terhadap
ketidakjujuran jawaban responden adalah a) persahabatan, (b) kecepatan
menerka, (c) cepat memutuskan, (d) jawaban kesan pertama, (e) penampilan
instrumen, (f) prasangka, (g) halo effects, (h) kesalahan pengambilan rata-rata, dan
(i) kemurahan hati.

C. Bentuk Instrumen Dokumentasi

Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu pedoman


dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari
datanya, dan check-list yang memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan
datanya. Perbedaan antara kedua bentuk instrumen ini terletak pada intensitas
gejala yang diteliti. Pada pedoman dokumentasi, peneliti cukup menuliskan tanda
centang dalam kolom gejala, sedangkan pada check-list, peneliti memberikan tally
pada setiap pemunculan gejala (Cooper, dkk, 2002).

6
Validitas Instrumen
Persoalan alat ukur yang digunakan evaluator ketika melakukan kegiatan
evaluasi sering dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan stabilitas sehingga
hasil pengukuran yang diperoleh bisa mengukur dengan akurat sesuatu yang sedang
diukur. Instrumen ini memang harus memiliki akurasi ketika digunakan. Konsisten dan
stabil dalam arti tidak mengalami perubahan dari waktu pengukuran satu ke pengukuran
yang lain (Ali, 1993; Anggoro, 2008).
Alat ukur atau instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu validitas
dan reliabilitas. Suatu alat ukur yang tidak reliabel atau tidak valid akan menghasilkan
kesimpulan yang bias, kurang sesuai dengan yang seharusnya, dan akan memberikan
informasi yang keliru mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes itu.
Apabila informasi yang keliru itu dengan sadar atau tidak dengan sadar digunakan sebagai
dasar pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan, maka keputusan itu tentu bukan
merupakan suatu keputusan yang tepat (Bryman, 2004).
Macam-Macam Validitas, secara umum, validitas tes dibagi menjadi dua yaitu validitas
tes secara rasional dan validitas tes secara empiris.
A. Validitas Tes Secara Rasional

Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil pemikiran,
validitas yang diperoleh dengan berfikir secara logis. Dengan demikian maka suatu
tes hasil belajar dapat dikatakan telah memiliki validitas rasional, apabila setelah
dilakukan penganalisisan secara rasional ternyata bahwa tes hasil belajar itu
memang (secara rasional) dengan tepat telah dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur (Hermawan, 2005)

B. Ringkasan Buku Pembanding

Instrumen Penelitian

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu,
kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kuantitatif,
kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan
kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila
instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Instrumen

7
dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi,
dan kuesioner.

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus


penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas
dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas.
Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti
memasuki obyek penelitian. Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif
berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-
pisahkan ke dalam variabel-variabel penelitian. Kalaupun dapat dipisah-pisahkan,
variabelnya akan banyak sekali. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat
dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh
karena itu dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key instrumen”. Jadi peneliti
adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.
Menurut Nasution (2008) peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian
serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi
penelitian.
2) Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3) Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa
test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali
manusia.
4) Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami
dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
5) Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera
untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul
seketika.
6) Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan

8
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,
perbaikan atau pelakan.
7) Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat
kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar
dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak
dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang
menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang
lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat
kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam


penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan
pada setting alamiah (natural setting), pada laboraturium dengan metode eksperimen,
dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila
dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan
sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila
dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan
gabungan keempatnya.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting


(kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada
observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth interview),
dan dokumentasi. Catherine Marshall, Gretchen B. Rossman (2005), menyatakan bahwa: the
fundamental methods relied on by qualitative researchers for gathering information are,
participation in the setting, direct observation, in-depth interviewing, document review.

1). Observasi

9
Observasi ialah pengamatan dengan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang
diteliti (Usman dan Purnomo, 2004). Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data
apabila: (1) sesuai dengan tujuan penelitian (2) direncanakan dan dicatat secara sistematis,
dan (3) dapat dikontrol keadaannya (reliabilitasnya) dan kesahihannya (validitasnya).
Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis dan
psikologis. Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting ialah mengandalkan
pengamatan dan ingatan si peneliti. Menurut Sukmadinata (2005) menyatakan bahwa
observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan
data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah
yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dan
sebagainya. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif. Dalam
observasi partisipatif (participatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang
sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan. Dalam
observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observation) ikut serta dalam kegiatan, dia hanya
berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.

Observasi langsung adalah mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap
gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi
sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan. Sedangkan
observasi tak langsung adalah mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang
diselidiki dengan perantara sebuah alat. Pelaksanaannya dapat berlangsung di dalam situasi
yang sebenarnya maupun di dalam situasi buatan.

Menurut Donald Ary, dkk. Bahwa ada lima langkah pendahuluan yang harus diambil pada
waktu melakukan pengamatan langsung, yaitu:
1. Aspek tingkah laku yang akan diamati harus dipilih.

2. Tingkah laku yang masuk ke dalam kategori yang telah dipilih


harus dirumuskan dengan jelas.
3. Orang yang akan melakukan pengamatan harus dilatih.

4. Suatu sistem untuk mengukur pengamatan harus


dikembangkan.
5. Prosedur terperinci untuk mencatat tingkah laku harus
dikembangkan (Furchan, 2012).

10
Menurut Jehoda, dkk, (2009) bahwa observasi menjadi alat
penyelidikan ilmiah apabila:
1. Mengacu kepada tujuan-tujuan research yang telah
dirumuskan.
2. Direncanakan secara sistematik.

3. Dicatat dan dihubungkan secara sistematik dengan proporsi yang


lebih umum, tidak hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu semata.
4. Dapat dicek dan dikontrol validitas, reliabelitas dan ketelitiannya
sebagaimana data ilmiah lainnya.

2). Wawancara

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung atau
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan
wawancara seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1988), antara lain: mengkonstruksi
mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan
lain-lain. Sementara Nazir (1999) memberikan pengertian wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Walaupun
wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka,
wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa hal dapat
membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari antara lain: (1) pewawancara dan
responden biasanya belum saling kenal-mengenal sebelumnya; (2) responden selalu
menjawab pertanyaan; (3) pewawancara selalu bertanya; (4) pewawancara tidak menjuruskan
pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi harus selalu bersifat netral; (5) pertanyaan yang
ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya. Pertanyaan panduan ini
dinamakan interview guide.
a. Jenis wawancara

Jenis wawancara ada dua yaitu: (1) tak terpimpin dan (2)
terpimpin.

Wawancara tak terpimpin adalah wawancara yang tidak terarah.

11
Kelemahanya ialah; tidak efisien waktu, biaya, dan tenaga.
Keuntungannya ialah: cocok untuk penelitian pendahuluan, tidak
memerlukan keterampilan bertanya dan dapat memelihara
kewajaran suasana. Wawancara terpimpin ialah tanya jawab yang
terarah untuk mengumpulkan data-data yang relevan saja.
Kelemahan teknik ini ialah: kesan-kesan seperti angket yang
diucapkan, suasana menjadi kaku dan formal. Sedangkan
keuntungan teknik ini ialah: pertanyaan sistematis sehingga
mudah diolah kembali, pemecahan masalah lebih mudah
memungkinkan analisa kuantitatif dan kualitatif dan kesimpulan
yang diperoleh lebih reliable.
b. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses
wawancara
Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses
wawancara antara lain: (1) pertanyaan-pertanyaan pembukaan,
yang informal dan ringan; (2) gaya bicara, nada dan irama yang
menarik; (3) ajukan kalimat pertanyaan yang pendek dan tegas;
(4) hindari pertanyaan yang bersifat intimidasi; (5) mengadakan
paraphase (menguraikan dengan kata-katanya sendiri); (6)
melakukan pencatatan; (7) melakukan prodding (dorongan) atau
probing (pertanyaan pendalaman); (8) menilai jawaban
responden.
c. Kegunaan wawancara
Wawancara berguna untuk: (1) mendapatkan data
ditangan pertama (primer) (2) pelengkap teknik pengumpulan
lainnya (3) menguji hasil pengumpulan data lainnya.
3). Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Metode
dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada.
Metode ini lebih mudah dibandingkan dengan metode pengumpulan data yang lain. Teknik
pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen. Keuntungan menggunakan dokumentasi ialah biayanya relative murah,
waktu dan tenaga lebih efisien. Sedangkan kelemahannya ialah data yang diambil dari

12
dokumen cenderung sudah lama, dan kalau ada yang salah cetak maka peneliti ikut salah pula
mengambil datanya.
Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data
sekunder, sedangkan data-data yang dikumpulkan dengan teknik observasi dan wawancara
cenderung merupakan data primer atau data yang langsung didapat dari pihak pertama.
Sugiyono (2015) dokumen merupakan catatan peristiwa yag sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang
tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnyakarya seni, yang dapat berupa
gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam menggunakan metode
dokumentasi ini, biasanya peneliti membuat instrumen dokumentasi yang berisiinstansi
variabel-variabel yang akan didokumentasikan dengan menggunakan check list untuk
mencatat variabel yang sudah ditentukan tadi dan nantinya tinggal membubuhkan tanda cek
di tempat yang sesuai. Lincolndan Guba (1988) mengatakan bahwa dokumen ialah setiap
bahan tertulis ataupun film yang sering digunakan untuk keperluan penelitian, karena alasan-
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai berikut :
a. Dokumen merupakan sumber yang stabil.

b. Berguna sebagai bukti untuk pengujian.

c. Sesuai untuk penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah.


d. Tidak kreatif, sehingga tidak sukar ditemukan dengan teknik
kajian isi.
e. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih
memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

Moleong (2005) menyatakan bahwa dokumen itu dapat dibagi atas dokumen
pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang
secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Di antara berbagai
macam dokumen pribadi yang dibahas disini hanyalah tiga buah yang bukan dimintakan
oleh peneliti untuk disusun, melainkan memang sudah ada. Ketiganya adalah buku
harian, surat pribadi, dan otobiografi. Dokumen resmi berisi catatan-catatan yang
sifatnya formal. Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan Dokumen eksternal.

13
Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga
masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Termasuk di dalamnya
risalah atau laporan rapat, keputusan pemimpin kantor, dan semacamnya. Dokumen
demikian dapat menyajikan informasi tentang keadaan, aturan, disiplin dan dapat
memberikan petunjuk tentang gaya kepemimpinan.

4). Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan
triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji
kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan
data dan berbagai sumber data. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi
untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

14
BAB III
PEMBAHASAN

Kelebihan dan Kekurangan Buku

kelebihan Buku Utama:


 Dilihat dari aspek isi buku, buku ini memiliki isi/pembahasan yang cukup baik, dan
mudah untuk dipahami. Teks pada buku ini sangat singkat dan padat, sehingga tidak
membingungkan pembaca.
 Untuk tampilan buku ini juga sangat bagus, dimana cover buku memiliki warna biru
dan bergambar. Selain itu juga tulisan pada buku ini juga sangat rapi.
 Dari segi identitas buku, buku ini memiliki identitas yang lengkap mulai dari
nama penulis, penerbit, tahun terbit, dan ISBN.
 Dari segi aspek tata bahasa, menggunakan bahasa yang baku dan sesuai dengan
kaidah EYD.

Kekurangan Buku Utama


 Dari aspek isi buku, terdapat kekurangan dimana pada buku tidak memuat kesimpulan
diakhir materi atau pembahasan. Tidak memuat soal-soal evaluasi untuk uji
pemahaman pada materi.
 Dari aspek bahasa terdapat kekurangan dimana pada buku ini selain menggunakan
bahasa Indonesia atau bahasa baku, penyampaian materi jugu ada yang menggunakan
bahasa asing sehingga sedikit menyulitkan dalam melakukan sesuatu.

Kelebihan buku pembanding:


 Dilihat dari aspek isi buku, buku ini memiliki isi/pembahasan yang cukup baik, dan
mudah untuk dipahami. Teks pada buku ini sangat lengkap sehingga cocok untuk
dijadikan bahan bacaan pada mata kuliah metodologi penelitian. Selain itu setiap bab
dalam buku ini terdapat kata-kata mutiara/ motivasi untuk pembaca.
 Dari segi identitas buku, buku ini memiliki identitas yang lengkap mulai dari
nama penulis, penerbit, tahun terbit, dan ISBN.
 Untuk tampilan buku ini juga sangat bagus, dimana cover buku memiliki warna biru
dan bergambar. Pada buku ini juga terdapat peta konsep untuk lebih mudah dalam
memahami materi setiap babnya. Selain itu, tulisan pada buku ini juga sangat rapi.

15
 Dari segi aspek tata bahasa, menggunakan bahasa yang baku dan sesuai dengan
kaidah EYD.
Kekurangan Buku pembanding
 Dari aspek isi buku, terdapat kekurangan dimana pada buku tidak memuat kesimpulan
diakhir materi atau pembahasan. Tidak memuat soal-soal evaluasi untuk uji
pemahaman pada materi.

16
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu,
kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Menyusun instrumen
merupakan langkah penting dalam pola prosedur penelitian. Instrumen berfungsi sebagai
alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Bentuk instrumen berkaitan dengan
metode pengumpulan data, misal metode wawancara yang instrumennya pedoman
wawancara. Metode angket atau kuesioner, instrumennya berupa angket atau kuesioner.
Metode tes, instrumennya adalah soal tes, tetapi metode observasi, instrumennya bernama
chek-list (Black, 2006). Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat
evaluasi, karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan
hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan
sebelumnya oleh peneliti.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data
dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboraturium dengan
metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di
jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau
teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan gabungan keempatnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Siyoto.S, M.Kes. 2015. Dasar Metodologi Penelitian.Yogyakarta : Literasi Media


Publishing.
Hardani,dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta : CV
Pustaka Ilmu.

18

Anda mungkin juga menyukai