Anda di halaman 1dari 52

CRITICAL BOOK REVIEW

METODOLOGI PENELITIAN

Dosen pengampu:

Dr. Farihah, M.Pd

Ulfa Annida Damanik, M.Pd

Disusun oleh :

Alisa Lamtiur Gultom (5191143002)

Dinda Silvani Parangin angina (5193343034)

Eni Tara Agasti Manurung (5193143021)

Kelas : Tata Busana B 2019

PENDIDIKAN TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
nikmat dan karuniaNya kepada kita semua. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas critical
Book Review. Untuk memenuhi tanggung jawab dan kewajiban saya dalam mata kuliah
Metodologi Penelitian.

Semoga apa yang telah saya buat dapat bermanfaat pada kita semua, dengan tambahan
ilmu pengetahuan karena banyaknya membaca.

Dan saya penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya,
dan saya mengucapkan banyak terimakasih atas arahan dan bimbingan dosen yang memegang
mata kuliah Metodologi Penelitian. Semoga senantiasa Tuhan selalu meridhoi setiap usaha
kita.

Medan, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
Latar Belakang........................................................................................................................................4
Tujuan Penulisan CBR............................................................................................................................4
Manfaat CBR...........................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
RINGKASAN ISI BUKU...........................................................................................................................5
Identitas Buku..........................................................................................................................................5
R i n g k a s a n I s i J u r n a l ......................................................................................................................6
BAB III......................................................................................................................................................51
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................51
Kelebihan dan Kekurangan Jurnal.........................................................................................................51
BAB IV.....................................................................................................................................................52
PENUTUP.................................................................................................................................................52
Kesimpulan............................................................................................................................................52
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metodologi adalah analisis untuk memahami berbagai aturan, prosedur dalam metode
tersebut. Sedangkan penelitian, dari kata ‘teliti’ didefinisikan sebagai kegiatan pengumpulan dan
pengolahan data, disajikan secara sistematis dan objektif (Ratna, 2010: 18).
Penelitian adalah sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan
secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. (Nana, S 2013: 5). Penelitian
merupakan gambaran rancangan dan prosedur yang terdiri dari rumusan masalah, tempat
penelitian, indentifikasi masalah, sampai dengan teknik pengumpulan data yang fokus terhadap
masalah tertentu.
Metodologi Penelitian merupakan langkah persiapan sebelum terjun ke lapangan (yang
dalam penulisan laporan penelitian biasa dimasukkan dalam bab III Metodologi penelitian) perlu
dinyatakan: (1) tempat dan waktu penelitian (2) metode penelitian, (3) teknik pengambilan
sampel, (4) instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data, (6) kriteria dan teknik
pemeriksaan keabsahan data, dan (7) teknik analisis data. (Widyastono, 2007: 773).

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Memahami dan menganalisis kelebihan dan kelemahan dari suatu buku
2. Menambah wawasan tentang metodologi penelitian

C. Manfaat CBR
Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti pembahasan yang terdapat dalam
suatu buku
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU


A . Identitas Buku
Buku Utama

Judul : Metodologi Penelitian Pendidikan


Edisi : ke-1
Jumlah halaman : x+ 118 hal ; 25 cm
Penulis : Dr. Neni HasnuniciatL, S.pci., M.Si
Penerbit : media akademi
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2017
Isbn : 978-602-6435-96-5

Buku Pembanding

Judul : Metodologi Penelitian


Jumlah halaman : x+ 134 halaman
Penulis : Prof. Dr. Ir. Raihan, M.Si
Penerbit : Universitas Islam Jakarta
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2016

B. Ringkasan Isi Jurnal


Buku Utama
BAB I HAKIKAT PENELITIAN
1) Pendahuluan

Salah satu cara untuk memperoleh ilmu dan atau pengetahuan adalah dengan
penelitian. Ilmu dan penelitian adalah proses yang sama, sedangkan hasil dari proses
tersebut adalah kebenaran. Penelitian dan ilmu pengetahuan telah lama menjadi bagian
penting dan utama dalam meningkatkan kehidupan manusia. Khusus dibidang
kependidikan, penelitian telah memberikan sumbangan terhadap pengetahuan di bidang
pendidikan. Selain itu, ulasan terhadap penemuan dan hasil-hasil penelitian telah
memberikan implikasi praktis terhadap pembuatan keputusan. Pada bab ini akan
dibicarakan hubungan antara ilmu dan penelitan, beberapa ciri penelitian pendidikan, dan
peranan penelitian terhadap kemajuan pendidikan. Setelah mengikuti topik-topik tersebut
mahasiswa diharapkan mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi keterkaitan antara ilmu dengan penelitian.
2) Mendeskripsikan karakteristik penelitian pendidikan.
3) Menganalisis kontribusi penelitian terhadap peningkatan pendidikan.
4) Menganalisis keterbatasan penelitian pendidikan.
2) Ilmu dan Penelitian
Peranan ilmu dalam kehidupan manusia tidak dapat disangsikan lagi. Walalaupun
tidak semua orang berkecimpung dalam pengembangan ilmu, tetapi pemahaman tentang
keberadaan ilmu mungkin diperlukan bagi penuntut dan pengguna ilmu, sehingga
manusia tidak menaksir-naksir ilmu; juga tidak mencampuradukkan dan menjadikan ilmu
berbenturan dengan pengetahuan lainnya. Bagi pengembang ilmu, mengenai keberadaan
ilmu dapat menghindarkan mereka dari penyebarluasan pengetahuan yang tidak benar.
Ilmu (science) berasal dari bahasa Latin scientia yang berarti pengetahuan, adalah
suatu metode pendekatan terhadap keseluruhan dunia empiris, yakni dunia kenyataan
yang dapat dikenal manusia melalui pengalamannya. Ilmu merupakan pengetahuan yang
didapat berdasarkan kajian yang berhubungan dengan fakta atau kebenaran yang tersusun
secara sistematis. Ilmu pengetahuan tidak bertujuan untuk menemukan kebenaran mutlak,
namun ia bersifat tentatif atau sementara yang dapat berubah bila ditemukan data baru.
Tujuan ilmu pengetahuan yang sebenarnya adalah untuk memahami dunia ini. Untuk
melihat keseluruhan dunia kenyataan, ilmu pengetahuan membentuk teori-teori yang
dapat memberi pegangan untuk memahami dunia sekitar. Teori memberi orientasi atau
arah kepada penelitian, sehingga membatasi fakta-fakta yang harus dipelajari dari dunia
kenyataan luas. Atau dengan kata lain, teori dapat membantu menentukan fakta-fakta
mana yang relevan bagi suatu penelitian.
3) Penelitian dan Peningkatan Pendidikan
Penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah.
Tujuannya yaitu untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang signifikan, melalui
penerapan prosedur-prosedur ilmiah. Jika pendekatan ilmiah diterapkan untuk
menyelidiki masalahmasalah pendidikan, maka hasilnya adalah penelitian pendidikan.
Penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan dan dapat digunakan dan dapat
dipertanggungjawabkan mengenai proses pendidikan. Penelitian pendidikan merupakan
suatu kegiatan yang diarahkan kepada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang
kejadian-kejadian yang menarik perhatian pendidikan. Tujuannya adalah menemukan
prinsip-prinsip umum, atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk
menerangkan, meramalkan dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan
pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu bidang kajian terapan yang menekankan penerapan
atau penggunaan pengetahuan dari bidang kajian dasar seperti psikologi, sosiologi, ilmu
politik, ekonomi, dan antropologi. Selain itu, pendidikan juga meminjam konsep-konsep
dan teori-teori serta metodologi yang awalnya dikembangkan untuk dan digunakan dalam
bidang itu, misalnya kecerdasan, konsep diri, otoritas, norma, budaya, komunikasi,
motivasi, dan status sosial yang pada mulanya digunakan dalam bidang lain sudah
seringkali muncul sebagai konsep kependidikan. Informasi dan pengetahuan
kependidikan yang diperoleh melalui penelitian mempunyai tingkat kesahihan yang lebih
bisa diandalkan daripada yang diperoleh dari sumber lain.
BAB II JENIS-JENIS PENELITIAN

1) Pendahuluan

Semua penelitian mempunyai tujuan utama yang sama, yaitu untuk memperoleh
pengetahuan yang berdasarkan bukti-bukti empiris. Namun demikian, karena bentuk
dan coraknya bermacammacam maka penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan
tinjauan yang berbeda. Penelitian dapat dibedakan berdasarkan penggunaannya dan
sifat permasalahannya. Selain itu, penelitian juga dapat dibedakan berdasaran
pendekatan yang digunakan dalam penelitiannya. Berdasarkan klasifikasi ini,
penelitian dibagi menjadi dua, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Masyarakat pada
umumnya, juga para peneliti seringkali menilai dan menghargai masing-masing jenis
penelitian tersebut secara berbeda. Mereka mempertentangkan dan menganggap
bahwa salah satu jenis lebih baik daripada yang lain. Padahal masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan yang tidak dimiliki oleh yang lain, sehingga
hanya cocok dan diperlukan untuk tujuan dan situasi tertentu.

2) Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsinya

Jenis penelitian bila dilihat dari fungsinya dapat digolongkan menjadi: penelitian
dasar/penelitian murni (basic/pure), terapan (applied), dan evaluasi. Penelitian dasar
adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji teori atau menjawab pertanyaan
tertentu dalam suatu disiplin ilmu tanpa dikaitkan dengan penerapan atau penggunaan
hasilnya. Tujuan utamanya adalah untuk menambah pengetahuan ilmiah atau
menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Penelitian
dasar dapat berpengaruh terhadap penelitian terapan dengan memberikan identifikasi
teori yang dapat diuji dalam bidang aplikasi tertentu seperti pendidikan.

Penelitian terapan adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk menerapkan dan
mengembangkan pengetahuan dalam bidang praktis tertentu, seperti pendidikan,
kedokteran, dan politik. Hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan
praktis. Misalnya, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan keputusan
dalam bidang pendidikan. Penelitian ini bersifat ephemeral/berlaku sebentar saja,
tidak bersifat eternal/abadi dan berlaku terus menerus.

Penelitian evaluasi dilakukan untuk mengukur manfaat dan nilai praktek dalam
situasi tertentu, seperti suatu program, proses, dan hasil. Evaluasi ini dimaksudkan
untuk menilai suatu kegiatan dari tolak ukur tertentu, atau dengan
membandingkannya dengan tujuan atau sasaran yang ditetapkan. Dengan demikian,
tujuan utama penelitian ini adalah untuk menyumbangkkan pengetahuan yang hanya
terbatas pada praktek tertentu dalam situasi tertentu pula.

3) Jenis Penelitian Berdasarkan Sifat Permasalahan

Jenis penelitian dilihat dari segi permasalahannya dibedakan menjadi: penelitian


historis, deskriptif, kasus, korelasional, kausal komparatif, eksperimental, dan
penelitian tindakan. Penelitian historis adalah suatu usaha untuk memberikan
interprestasi dari suatu status keadaan di masa lampau sehingga diperoleh suatu
generalisasi tentang kenyataan sejarah, lalu membandingkan dengan keadaan
sekarang dan meramalkan keadaan yang akan datang.

Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-


fakta aktual dan sifat populasi. Penelitian deskriptif menghasilkan keterangan yang
menggambarkan ciri-ciri gejala saja, tidak berusaha menjelaskan sebab-akibat.
Penelitian atau studi kasus adalah penelitian yang mendalam/intens terhadap suatu
kasus, sehingga hasilnya hanya berlaku bagi kasus itu sendiri, tidak bisa
digeneralisasikan pada yang di luar kasus tersebut. Jika kasus serupa sangat banyak,
maka bisa digeneraliskasikan berdasarkan karaktekteristik tertentu yang sama.

Penelitian korelasional menjelaskan kait-berkait atau hubungan antara dua


variabel atau lebih, tetapi tidak bisa memberikan bukti untuk menjelaskan variabel
mana yang merupakan penyebab dan yang mana yang menjadi akibat. Penelitian yang
dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor
tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang sedang diselidiki adalah
penelitian kausal komparatif.
Penelitian eksperimental memanipulasi atau merekayasa, mengatur, mengontrol
atau mengendalikan situasi alamiah menjadi situasi artifisial/ buatan. Dalam
penelitian ini dilakukan percobaan terhadapkelompok-kelompok eksperimen. Kepada
tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan
kondisikondisi yang dapat dikontrol.

Penelitian aksi merupakan penelitian terapan dengan titik berat meneliti


suatu kasus tertentu untuk memperoleh gambaran guna keperluan pemecahan
masalah praktek. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan
baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia praktis.
4) Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Penelitian pendidikan seringkali diklasifikasikan berdasarkan pendekatan yang


digunakan dalam melakukan penelitiannya. Berdasarkan klasifikasi ini, maka
penelitian dibagi menjadi dua, yaitu: kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan penelitian
kuantitatif berkenaan dengan data kuantitatif yang dilambangkan dengan simbol-
simbol matematik atau angkaangka.

Penelitian kualitatif mengacu pada context of discovey, yang pada dasarnya


mengharapkan penemuan sesuatu yang nantinya dapat diangkat menjadi hipotesis
untuk penelitian selanjutnya. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mengacu
pada context of jutification pada dasarnya menguji teori yang berkaitan dengan
masalah penelitian melalui kerangka berfikir yang dirumuskan dalam bentuk
hipotesis penelitian. Penelitian kualitatif bersifat “generating theory” bukan
“hypothesis-testing”, sehingga teori yang dihasilkan berupa teori substantif. Analisis
data pada penelitian kualitatif dilakukan secara induktif. Penelitian tidak dimulai dari
deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan,
mempelajari, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan dari fenomena yang
ada di lapangan. Sebaliknya, penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis.
Penarikan kesimpulan secara deduksi dan menetapkan norma secara konsensus.
BAB III MASALAH PENELITIAN
1) Pendahuluan

Kegiatan penelitian selalu difokuskan pada masalah, yakni suatu pernyataan yang
memerlukan pembahaan, pemecahan, informasi yang menyiratkan adanya
kemungkinan pengumpulan dan analisis data secara empiris. Pada umumnya peneliti
dalam bidang pendidikan memfokuskan kajiannya pada usaha untuk mendeskripsikan
fenomena kependidikan, menjelaskan kejadian yang terobservasi, dan
mengembangkan suatu pemecahan masalah kependidikan. Disamping itu, peneliti
juga bisa mengajukan berbagai pertanyaan baik yang bersifat praktis maupun teoritis
di bidang pendidikan. Akan tetapi, tidak semua pertanyaan dapat digolongkan ke
dalam masalah penelitian.

2) Identifikasi Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada
(das Sollen) dengan kenyataan yang ada (das sein). Masalah yang dapat diselidiki
sebenarnya tak terbatas jumlahnya, namun seringkali calon peneliti mengalami
kesulitan untuk menemukan masalah yang cocok baginya. Masalah penelitian dapat
dipandang sebagai variabel yang menjadi tema pokok penelitian, sehingga ia pada
mulanya dapat diidentifikasi melalui topik yang umum. Identifikasi masalah adalah
mengklasifikasikan informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam
pengetahuan kita, bila ada hasil-hasil yang bertentangan, bila ada suatu kenyataan dan
kita bermaksud menjelaskan melalui penelitian.

3) Kriteria Pemeilihan Masalah

Masalah dapat dipilih berdasarkan pertimbangan pribadi dan praktis. Namun, ada
pula kriteris yang bersifat ilmiah yang perlu diperhatikan agar masalah penelitian itu
memberikan sumbangan kepada perkembangan pengetahuan. Dalam memilih
masalah yang akan diperoleh dari sumber-sumber di atas, peneliti hendaknya
mempertimbangkan beberapa faktor berikut, yaitu:

1) Baru, untuk menghindari adanya duplikasi


2) Nilai manfaatnya bagi bidang kajian pendidikan
3) Menarik dan menantang secara intelektual
4) Latihan serta kualifikasi personal
5) Tersedianya data dan metode
6) Alat khusus dan kondisi kerja
7) Tersedianya sponsor dan kerjasama administrative
8) Biaya dan hasil
9) Bahaya
10) Waktu

BAB IV MENYUSUN TINJAUAN PUSTAKA


1) Pendahuluan
Penelitian pendidikan tidak pernah dapat dipisahkan dengan pengetahuan
kependidikan, karena ia merupakan alat untuk mendapatkan informasi baru yang
berguna untuk mengisi kekosongan atau menguji pengetahuan yang telah ada.
Oleh karena itu, agar dapat diketahui bagaimana hubungan dan dimana posisi
pengetahuan yang diperoleh dari penelitian dalam kaitannya dengan pengetahuan
yang telah ada, perlu tinjauan terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan dengan
topik masalah yang diangkat. Tanpa tinjauan pustaka, akan sulit membuat sebuah
pokok dari ilmu pengetahuan yang diterima dari sebuah topik kependidikan.
2) Fungsi Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah landasan rasional tentang mengapa penelitian
tersebut perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Tinjauan
pustaka biasanya berupa ringkasan atau rangkuman dari sumber kepustakaan yang
relevan dengan masalah penelitian serta kritik terhadap status pengetahuan dalam
topik kependidikan yang ditentukan secara hati-hati. Tinjauan pustaka, apabila
dilakukan secara hati-hati dan dipresentasikan dengan baik, akan menambah
pengertian terhadap masalah yang dipilih dan membantu menempatkan hasil dari
sebuah studi dalam sudut pandang historis.
Tujuan utama dari tinjauan pustaka adalah untuk membuat landasan
pengetahuan bagi penelitian yang sedang dilakukan sehingga dapat
mencerminkan pemahaman peneliti tentang teori yang diujikan. Tinjauan pustaka
dapat mencerminkan pemahaman peneliti terhadap perkembangan terakhir dari
topik dan pengetahuan yang menjadi konsen penelitiannya. Tinjauan pustaka juga
mengorganisasikan penemuan-penemuan penelitian yang pernah dilakukan
sehingga pembaca akan memahami mengapa masalah yang diangkat mempunyai
nilai penting serta menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat dikaitkan
dengan hasil penelitian dan pengetahuan yang lebih luas.
3) Sumber-Sumber Pustaka
Pada dasarnya tinjauan pustaka dalam penelitian harus didasarkan pada
sumber asli yang ditulis oleh peneliti atau penemu teori itu sendiri secara
langsung. Namun demikian, karya-karya yang dibuat oleh penulis yang tidak
secara langsung melakukan penelitian atau membuat teori juga dapat disajikan
sebagai sumber informasi yang sangat berharga. Secara garis besar, sumber
pengetahuan yang dapat dijadikan acuan dalam tinjauan pustaka dibedakan
menjadi sumber primer, sumer sekunder, dan sumber preliminer.
Sumber primer adalah hasil-hasil penelitian atau tulisan-tulisan karya
penelitian atau teori yang orisinil. Sumber primer mengandung teks utuh dari
laporan penelitian atau teori sehingga lebih detail dan teknis. Contoh sumber
sekunder adalah studi empiris yang diterbitkan pada jurnal atau ditempatkan pada
data base, laporan penelitian, risalah sekolah, dan tesis atau disertasi.
Sumber sekunder adalah bahan pustaka yang ditulis dan dipulikasikan
oleh penulis yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau
berpartisipasi dalam kenyataan yang ia deskripsikan atau bukan penemu teori.
Sumber sekunder hanya memberikan ulasan sekilas tentang bidang pengetahuan
yang sifatnya masih umum, bukan teknis, tentang apa yang telah dilakukan
mengenai topik tersebut. Disamping itu, sumber ini juga mengkombinasikan
informasi yang diperoleh dari beberapa sumber primer ke dalam satu kesatuan
kerangka kerja sehingga dapat memeberikan tinjauan secara ringkas tentang
perkembangan penelitian dalam topik tertentu. Contoh sumber sekunder adalah
buku bacaan, buku teks, dan ensiklopedia. Artikrl-artikrl dalam majalah-majalah
ilmiah, baik yang umum maupun spesialisasi, yang diterbitkan perguruan tinggi di
Indonesia pada umumnya juga merupakan sumber sekunder karena sedikit sekali
yang melaporkan hasil penelitian atau teori baru.
Sumber preliminer adalah bahan-bahan DAFTAR RUJUKAN yang
membantu seseorang mengidentifikasi dan menemukan sumber primer dan
sekunder. Sumber ini bermanfaat untuk menunjukkan jenis-jenis tertentu yang
diperlukan dalam tujuan pustaka dan untuk mencari bidang subyek tertentu,
sehingga peneliti akan menghemat waktu, biaya dan tenaga. Sumber preliminer
berisi informasi tentang dimana artikel-artikel, buku, laporan-lapran, dan
dokumen-dokumen lain tentang suatu subyek tertentu dapat ditemukan dalam
sumber primer atau sekunder. Sumber preliminer dapat berupa indeks dan abstrak.
Indeks biasanya hanya berisi informasi kunci tentang bahan pustaka primer atau
sekunder, misalnya: penulis, judul, dan tempat penerbitan (nama jurnal/majalah,
volume, nomor, dan halaman). Abstrak berisi rangkuman singkat tentang laporan
penelitian baik yang tidak diterbitkan (seperti skripsi, tesis, disertasi, dan laporan
penelitian lain) maupun yang diterbitkan (seperti buku laporan penelitian dan
artikel penelitian) beserta bibliografi dan diterbitkan secara berkala. Bahan-bahan
tersebut dapat diproduksi dalam bentuk cetakan atau dalam bentuk micotex
(microfilm), database dan sumber elektronik seperti internet dan CD-ROM.
BAB V VARIABEL PENELITIAN
A. Pendahuluan
Dalam rangka mendapatkan jawaban permasalahan yang menjadi konsen,
peneliti harus memusatkan studinya pada variabel. Variabel mempunyai kaitan
erat dengan teori. Teori adalah serangkaian konsep, definisi dan proposisi yang
saling berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis
tentang suatu fenomena. Gambaran yang sistematis itu dijabarkan dengan
menghubungkan variabel yang satu dengan yang lainnya dengan tujuan untuk
menjelaskan fenomena tersebut. Dalam praktek penelitian, sebelum diolah dengan
teknik-teknik statistik variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara
operasional untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan melakukan
pengukuran. Selanjutnya, definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil
data mana yang cocok untuk digunakan.
B. Pengertian Variabel
Variabel adalah obyek pengamatan, fenomena atau gejala yang diteliti.
Variabel melekat pada unit yang diamati (juga disebut obyek pengamatan atau
subyek). Unit adalah satuan yang memungkinkan observasi dapat dilakukan.
Dalam penelitian pendidikan, unit yang banyak digunakan adalah manusia.
Contoh variabel yang dapat diobservasi dari unit manusia adalah umur, tinggi
badan, kemampuan membaca, jenis kelamin, indeks prestasi, IQ dan lain
sebagainya.
Variabel-variabel itu mempunyai karakteristik yang bervariasi dari unit-
unit yang diamati. Variabel jenis kelamin, misalnya mempunyai dua variasi (pria
dan wanita), sedang prestasi mempunyai variasi yang merentang dari sangat
kurang sampai sangat baik/istimewa. Dalam penelitian kuantitatif, variasi
karakteristik variabel itu dilambangkan dengan angka yang digunakan secara
sistematis. Misalnya karakteristik pria dalam jenis kelamin diberi angka 1 dan
wanita diberi angka 2. Dalam variabel prestasi belajar, variasi sangat kurang
diberi angka 0 dan sangat baik atau istimewa diberi angka 100. Proses pemberian
angka pada karakteristik variabel disebut pengukuran. Data adalah kumpulan hasil
pengukuran terhadap variabel yang berisi informasi tentang karakterisik variabel.
Karena variabel sangat diperlukan dalam rangka mendapatkan jawaban
dari permasalahan, maka peneliti perlu mengidentifikasi variabel apa saja yang
akan dilibatkan dalam penelitiannya. Identifikasi variabel harus didasarkan pada
permasalahan dan landasan teoritis. Berdasarkan permasalahan yang telah
dirumuskan serta teori yang melandasinya, peneliti dapat menentukan variabel
apa saja yang perlu diidentifikasi. Dengan demikian, jumlah variabel yang
menjadi obyek pengamatan tergantung pada tingkat sofistifikasi masalah
penelitian. Dalam masalah yang sederhana, misalnya penelitian yang bertujuan
untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa, hanya ada satu variabel yakni
prestasi belajar siswa. Dalam penelitian korelasional, minimal harus ada dua
variabel. Semakin kompleks permasalahan yang menjadi fokus penelitian,
semakin banyak variabel yang dilibatkan.
C. Jenis-Jenis Variabel
1) Variabel deskriptif
Karakteristik obyeknya berupa perilaku yang dapat diamati atau diukur
secara langsung. Misalnya: intensitas kehadiran siswa di kelas dapat diamati
secara langsung melalui perilaku. Intesitas tersebut dideskripsikan dengan
menghitung berapa kali siswa hadir ke kelas. Karena sifatnya deskriptif, data
yang diperoleh umumnya akan reliabel sehingga pengamatan yang dilakukan
oleh orang yang berbeda pada unit yang sama akan menghasilkan data yang
sama pula
2) Variabel inferensial
Karakteristiknya dapat diukur secara tidak langsung melalui perilaku yang
dianggap dapat mencerminkan karakteristik tersebut. Variabel ini menuntut
pengamat melakukan inferensi melalui perilaku yang diamati sebelum
menentukan karakteristik apa yang melekat pada obyek pengamatannya.
Prestasi belajar, misalnya, tidak dapat diamati secara langsung karena bukan
berupa perilaku. Namun demikian, prestasi tersebut dapat diinferensi dari
perilaku yang berupa respon siswa terhadap pertanyaan yang diberikan.
Karena tidak dapat diamati secara langsung, hasil pengukuran terhadap
karakteristik hanya bersifat hipotesis atau perkiraan sementara. Inferensi
dapat menyebabkan pengamat yang berbeda sulit untuk mencapai kesamaan
hasil pengamatan atau reliabilitas yang tinggi terhadap unit yang sama.
3) Variabel evaluatif
Sebagaimana inferensial, variabel ini juga tidak dapat diamati langsung, tapi
disertai penilaian. Misalnya kualitas gaya mengajar guru, bagaimana ia
memperlakukan siswa dalam prose pembelajaran. Dengan melakukan
inferensi terhadap perilaku mengajar tersebut peneliti dapat menilai ”sangat
baik” atau ”kurang baik”. Untuk mendapatkan hasil yang sereliabel mungkin,
peneliti perlu menggunakan rating kualitas yang merentang dari ”sangat
baik” sampat ”sangat tidak baik”, yang masing-masing menunjukkan poin
tertentu dari kontinum kualitas. Karena nilai bersifat relatif, keakuratan hasil
pengamatan tergantung pada kejelasan norma perilaku yang dijadikan
sebagai petunjuk untuk masing-masing poin dalam kontinum kualitas
tersebut.
BAB VII HIPOTESIS PENELITIAN
A. Pendahuluan
Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau terkaan
tentang apa yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Hipotesis dapat
diturunkan dari teori, akan tetapi ada kalanya sukar untuk membedakan secara
tegas antara teori dan hipotesis. Biasanya suatu teori jarang secara langsung diuji
kebenarannya, yang diuji adalah hipotesis. Hipotesis diturunkan dari teori itu.
Dalam suatu penelitian, hipotesis sangat penting untuk memperjelas masalah yang
sedang diteliti. Tanpa hipotesis, seorang peneliti seringkali membuang-buang
waktu dan tenaga untuk tujuan yang tidak jelas. Hipotesis harus ditentukan
sebelum melakukan langkah-langkah penelitian.
B. Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan pemecahan sementara atas masalah penelitian. Ia
merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis
belum tentu benar. Benar atau tidaknya suatu hipotesis tergantung hasil pengujian
dari data empiris. Hipotesis juga merupakan hasil pemikiran atau perenungan dari
data-data empiris yang belum lengkap. Fungsi hipotesis yang utama adalah
membuka kemungkinan untuk menguji kebenaran teori.
Dalam suatu penelitian, hipotesa tidak harus selalu ada, tetapi apabila oleh
peneliti dirasakan perlu ada (jenis eksplanatif ), maka hipotesis ini tidak lain
adalah jawaban teoritis, dugaan dengan berdasar teori dan atau pemikiran-
pemikiran tertentu sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian terutama
masalah yang telah dirumuskan. Sudah pasti hipotesa ini nantinya akan
diadu/diuji dengan data empirik yang merupakan bukti temuan lapangan. Tidak
menjadi persoalan apakah hipotesa ini diterima (diperkuat dengan bukti/data
lapangan) ataukah ditolak (tidak memperoleh penguatan/bukti data lapangan ),
yang lebih dipentingkan dalam hubungan ini adalah kejelasan tentang tingkat
signifikasi dari penerimaan/penolakan tersebut serta keterangan atau catatan
peneliti walau agak bersifat spekulatif tentang alasan kenapa hipotesa tersebut
diterima atau ditolak.
C. Jenis-Jenis Hipotesis
Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya
a. Hipotesis nol, biasa disingkat dengan Ho. Hipotesis nol adalah pernyataan
bahwa tidak ada hubungan antarvariabel yang diteliti atau tidak ada perbedaan
akibat dari perlakuan yang berbeda. Contoh hipotesis nol: tidak ada hubungan
yang signifikan antara jumlah saudara dan kematangan sosial siswa kelas 5 SD.
Hipotesis nol disebut juga hipotesis statistik, karena digunakan untuk tujuan
analisis statistik, umumnya dimaksudkan untuk mengukur kemungkinan bahwa
hubungan atau perbedaan tersebut benar-benar lebih besar dari nol dengan
probablitias tertentu.
b. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha) Merupakan hipotesis yang
menyatakan adanya hubungan antarvariabel yang diteliti atau tidak ada perbedaan
akibat dari perlakuan yang berbeda. Hipotesis kerja lebih mencerminkan harapan
yang telah peneliti kembangkan disamping hipotesis statistik. Contoh hipotesis
kerja: ada hubungan yang sinifikan antara jumlah saudara dan kematangan sosial
siswa kelas 5 SD.
Hipotesis dilihat dari sifat variabel yang akan diuji
a. Hipotesis tentang hubungan Hhipotesis yang menyatakan tentang hubungan
antarvariabel. Hubungan antar variabel tersebut dapat bersifat sejajar tidak timbal
balik, sejajar timbal baik, dan sebab-akibat. Hubungan yang sejajar tidak timbal
balik contohnya hubungan antara kemampuan fisika dan kimia. Nilai fisika yang
tinggi tidak menyebabkan nilai kimia tinggi, dan sebaliknya. Keduanya memiliki
hubungan mungkin disebabkan karena faktor lain, misalnya kebiasaan siswa
berpikir logis mengakibatkan adanya hubungan diantara keduanya. Contoh
hubungan sejajar dan timbal balik adalah hubungan antara pujian terhadap hasil
karya siswa dengan hasil belajar . Hubungan sebab-akibat contohnya adalah
hubungan antara wakti pelaksaanaan pembelajaran dengan kejenuhan siswa.
Semakin lama waktu PBM berlangsung, siswa semakin jenuh terhadap pelajaran
yang disampaikan.
b. Hipotesis tentang perbedaan Hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam
variabel tertentu akibat pengaruh perlakuan yang berbeda. Hipotesis perbedaan
mendasari berbegai penelitian, misalnya penelitian eksperimen dan komparatif.
Contoh hipotesis tentang perbedaan dalam penelitian eksperimen adalah ada
perbedaan prestasi belajar siswa SMA yang mendapatkan pembelajaran dengan
metode ceramah dan tanya jawab dengan metode diskusi. Sedangkan contoh
hipotesis tentang perbedaan dalam penelitian komparatif misalanya ada perbedaan
prestasi belajar siswa antara yang hidup di kota dan di desa.
Hipotesis dilihat dari keluasan atau lingkup variabel yang diuji
a. Hipotesis mayor
Hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan subyek penelitian.
Contohnya: Ada hubungan antara keadaan sosial orang tua dengan prestasi
belajar siswa SMP.
b. Hipotesis minor Hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari
hipotesis mayor. Misalnya:
1) ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar
siswa SMP;
2) ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SMP; 3) ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar
siswa SMP.
BAB VII DESAIN PENELITIAN
A. Pendahuluan
Setelah masalah penelitian ditentukan serta rasional yang mendasari
penelitian telah ditemukan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oeh seorang
peneliti adalah mendapatkan informasi atau data untuk menjawab masalah
tersebut. Langkah ini harus didesain sedemikian rupa sehingga data yang
diperoleh cukup akurat dan relevan dengan permasalahan penelitian. Desain
sangat penting sebagai acuan untuk menentukan bagaimana data harus dianalisis
dan bagaimana hasilnya harus diinterpretasikan. Desain mengacu pada rencana
dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris
dalam menjawab masalah penelitian. Beragam desain penelitian yang dihasilkan
dari sudut pandang yang berbeda. Namun demikian, pemilihan desain yang tepat
bersifat mutlak karena dapat meningkatkan reliabilitas dan validitas serta
kredibilitas dan autensitas penelitian.
B. Dasar dan Komponen Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana tentang cara mengumpulkan dan
menganalisis data agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian.
Desain penelitian memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam
melakukan penelitiannya dan menentukan batas-batas yang jelas sesuai dengan
tujuan penelitian.
Desain penelitan meliputi pemilihan subyek dari mana informasi atau data
akan diperoleh, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, dan prosedur
yang ditempuh untuk pengumpulan data. Subyek yang bias sebagai sumber
kesalahan dapat terjadi karena teknik pemilihan yang kurang tepat, sehingga
subyek tidak dapat mencerminkan populasi darimana ia dipilih. Selanjutnya,
instrumen yang tidak reliabel dan valid juga dapat menjadi sumber kesalahan,
karena tidak dapat menghasilkan data yang terpercaya. Instrumen yang tidak valid
tidak dapat mengukur karakteristik subyek, sehingga hasil yang diperoleh akan
bias, tidak mencerminkan karakteristik (kenyataan) yang sebenarnya. Sedang
instrumen yang tidak reliabel tidak dapat menghasilkan ukuran yang sama bila
dilakukan pengulangan, sehingga hasil tersebut cenderung tidak konsisten.
Kondisi pengumpulan data dapat menjadi sumber kesalahan bila dalam
pelaksanaannya terjadi variasi. Variasi kondisi ini dapat menjadi sumber
kesalahan karena dapat memengaruhi perilaku subyek. Selain itu, tidak adanya
kontrol variabel juga dapat menjadi sumber kesalahan. Dengan hanya
memfokuskan pada variabel tertentu berarti peneliti telah mengabaikan variabel
lain yang mungkin juga mempengaruhi dalam menjelaskan hasil penelitian.
C. Desain Eksperimental
Eksperimen merupakan desain penelitian ilmiah yang paling teliti dan
tepat untuk menyelidiki pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain.
Dalam penelitian eksperimental, peneliti melakukan manipulasi terhadap
perlakuan yang diberikan kepada subyek. Peneliti melakukan kontrol terhadap apa
yang akan dialami oleh subyek dengan cara memberi atau tidak memberi kondisi
atau perlakuan tertentu secara sistematis. Dengan adanya kontrol tersebut, peneliti
dapat membandingkan kelompok subyek yang mendapat perlakuan dan kelompok
subyek yang tidak mendapat perlakuan. Perbandingan tersebut untuk menyelidiki
hubungan sebab-akibat antara perlakuan yang dimanipulasi dan hasil yang diukur.
Bila dari hasil analisis ternyata terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara
kedua kelompok, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang dimanipulasi
tersebut mempunyai pengaruh terhadap hasil yang diperoleh subyek.
BAB VIII SUBYEK PENELITIAN
A. Pendahuluan
Salah satu langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti dalam
mengumpulkan data adalah menentukan subyek penelitian. Subyek dapat
diartikan sebagai individu yang ikut serta dalam penelitian. Dari subyek tersebut
data didapat dan dikumpulkan. Sebagai suatu kelompok, subyek biasanya
digunakan sebagai sampel. Sampel tersebut diambil dari sekelompok besar
individu yang disebut populasi. Kebanyakan penelitian pendidikan tidak
mungkin/perlu meneliti semua individu yang menjadi anggota populasi. Oleh
karena tidak semua individu dalam populasi dilibatkan, maka perlu adanya proses
pemilihan sampel dari populasi (sampling). Beberapa prosedur sampling yang
biasanya digunakan dalam penelitian adalah sampling acak, sampling sistematis,
sampling bertingkat, dan sampling klaster. Prosedur ini akan memudahkan
peneliti dalam mencari teknik yang akan digunakan untuk membentuk sampel.
B. Populasi dan Sampel
Penelitian pendidikan biasanya bertujuan untuk mempelajari sesuatu yang
berkenaan dengan sekelompok besar individu dengan cara mempelajarinya
melalui sekelompok yang jauh lebih kecil jumlahnya dari individu tersebut.
Sekelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam penelitian disebut
sample. Sampel terdiri dari sekelompok individu yang dipilih dari kelompok yang
lebih besar dimana pemahaman dari hasil penelitian akan diberlakukan.
Kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik yang sama disebut
populasi. Populasi dapat berupa sekelompok elemen atau kasus, baik individual,
objek, atau peristiwa yang berhubungan dengan kriteria spesifik. Pengertian lain
menyebutkan populasi sebagai keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda, hewan, tumbuhtumbuhan gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-
peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu
penelitian.
Persoalan populasi bagi suatu penelitian dapat juga dibedakan ke dalam
beberapa sifat. Pertama, populasi yang bersifat homogen, yaitu populasi yang
unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan
jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat
golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter
itu tidak perlu satu botol, sebab setetes dan sebotol darah, hasilnya akan sama.
Kedua, populasi yang bersifat heterogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya
memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan
batasbatasnya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Penelitian yang
objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia biasanya
menghadapi populasi yang heterogen.
C. Teknik Pemilihan Sampel
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu. Dalam beberapa penelitian seringkali jumlah
subyek dalam sampel sama dengan jumlah yang ada dalam populasi. Dalam hal
ini tidak ada pemilihan subyek dari kelompok yang lebih besar. Penelitian ini
dilakukan terutama bila peneliti ingin mengetahui atau mempelajari sesuatu yang
hasilnya akan diberlakukan untuk kelompok subyek yang dilibatkan secara
langsung saja, tanpa bermaksud memberlakukannya untuk kelompok yang lebih
besar. Seorang guru sejarah, misalnya ingin mengubah teknik mengajarnya yang
sesuai dengan minat siswa dalam suatu kelas tertentu. Oleh karena itu dia
melakukan penelitian lebih dahulu terhadap minat siswa di kelasnya dengan
melibatkan semua siswa yang ada. Karena sampel tidak dipilih dari populasi,
maka hasilnya hanya berlaku untuk mendeskripsikan siswa yang ada dalam kelas
tersebut, bukan untuk kelompok siswa yang lebih besar.
Akan tetapi, dalam kebanyakan penelitian, karena adanya berbagai alasan
(misal efisiensi tenaga, waktu, dan biaya) tidak selalu mungkin atau perlu untuk
melibatkan semua individu yang ada dalam kelompok sebagai subyek penelitian.
Dengan demikian, penelitian tersebut hanya melibatkan sebagian individu
(sampel) yang dipilih dari kelompoknya (populasi) untuk menjadi subyek. Hasil
penelitian terhadap kelompok individu yang menjadi sampel tersebut juga berlaku
bagi individu lain yang termasuk dalam kelompok populasi. Oleh karena tidak
semua individu dalam populasi dilibatkan, maka perlu adanya proses pemilihan
sampel dari populasi. Pemilihan sampel disebut juga sampling
D. Ukuran Sampel
Sebelum memilih subyekyang akan dilibatkan dalam penelitiannya, peneliti harus
menentukan jumlah sampel yang akan menghasilkan data yang memadai untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Tidak ada aturan yang baku berapa banyak agar
sampel dapat mewakili populasi. Akan tetapi, semakin besar sampel semakin
besar kemungkinan mencerminkan populasi. Dalam menentukan jumlah sampel,
seorang peneliti harus memperhatikan beberapa hal:
a. Jenis penelitian
Penelitian korelasional harus memiliki sedikitnya 30 subyek, pendidikan
komparatif membutuhkan sekurangnya 15 subyek untuk masing-masing
kelompok. Pada penelitian eksperimen yang dikontrol secara ketat, 8 sampai
10 subyek dalam masing-masing kelompok dianggap memadai untuk
mendapatkan hasil yang akurat. Dalam penelitian yang menggunakan survey,
harus ada sekitar 100 subyek pada masing-masing subgroup utama yang dikaji
dan 20 sampai 50 subyek dalam subgroup pelengkap.
b. Hipotesis
Bila peneliti ingin mendapatkan hasil berupa perbedaan kecil atau hubungan
yang sangat kuat, sebaiknya menggunakan sampel dalam jumlah besar karena
subyek yang kecil umumnya sulit untuk mendeteksi adanya hubungan
perbedaan yang kecil secara signifikan.
c. Keterbatasan dana
Biaya penelitian akan membatasi jumlah subyek yang dijadikan sampel. Oleh
karenanya jumlah sampel yang diperlukan harus disesuaikan dengan dana
yang tersedia.
d. Pentingnya hasil
Dalam penelitian eksploratif, jumlah sampel yang kecil dapat diterima karena
peneliti dapat mentolerir kesalahan yang relatif agak besar dari hasil yang
diperoleh. Dalam penelitian yang hasilnya akan dijadikan dasar suatu
kebijaksanaan, peneliti lebih baik menggunakan subyek yang besar, karena
kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan seminimal mungkin.
e. Jumlah variabel dalam penelitian
Sampel yang lebih besar diperlukan dalam penelitian yang memiliki banyak
variabel bebas atau terikat, atau memiliki banyak variabel yang tidak bisa
dikontrol.
f. Metode pengumpulan data
Bila metode pengumpulan informasi tidak memiliki akurasi yang tinggi atau
konsisten, sampel yang lebih besar akan diperlukan untuk mengimbangi
kesalahan yang muncul dari pengumpulan data.
g. Akurasi yang dibutuhkan
Derajat kepercayaan akan meningkat bila jumlah subyek yang dilibatkan
semakin besar.
h. Ukuran populasi
Jika jumlah individu dalam populasi semakin besar, peneliti dapat mengambil
persentase yang lebih kecil untuk dijadikan sampel penelitian.
BAB IX TEKNIK PENGUMPULAN DATA
A. Pendahuluan
Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk
keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting
dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan
untuk menguji hipotesis yang dirumuskan. Data dikumpulkan dengan instrumen
yang telah di desain sebelumnya dengan cara-cara tertentu. Ada beberapa cara
atau teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif,
masingmasing teknik tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dari yang lain
serta mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu, peneliti harus
mempertimbangkan hal tersebut dalam memlilih teknik agar sesuai dengan tujuan
dan desain penelitian.
B. Tes
Tes merupakan instrumen atau alat untuk mengukur perilaku atau kinerja
seseorang dengan tujuan yang bermacam-macam sesuai dengan konteksnya
seperti evaluasi, diagnostik, seleksi, penempatan, dan promosi. Tes dilakukan
berdasarkan asumsi bahwa manusia mempunyai perbedaan dalam hal
kemampuan, kepribadian, dan perilaku dan bahwa perbedaan tersebut dapat
diukur dengan cara tertentu. Secara berurutan, uraian berikut ini akan difokuskan
pada pembahasan sekilas tentang tes pencapaian (achievement test) yang
dirancang untuk mengukur hasil belajar. Pembahasan lebih mendalam dapat
dibaca pada buku-buku tentang evaluasi pendidikan.
Tes pencapaian ini biasanya digunakan untuk mengukur apa yang telah
dicapai oleh subyek, sehingga skor dari tes pencapaian ini seringkali dijadikan
dasar untuk program remidiasi atau evaluasi keberhasilan suatu program tertentu.
Tes ini dirancang secara standar untuk materi yang sempit cakupannya dari suatu
mata pelajaran tertentu atau materi yang cukup luas; mengacu pada norma atau
kriteria; menekankan pengetahuan, pemahaman, aplikasi prinsip, keterampilan
tertentu dan kombinasi.
Dalam dunia pendidikan, pencapaian aspek afektif, seperti sikap,
keyakinan, konsep diri, dan nilai juga penting sebagai bagian integral dari proses
pembelajaran. Pengukuran aspek afektif telah banyak dikembangkan oleh para
peneliti. Tes kepribadian dikembangkan dengan menggunakan rentang check list
yang luas dan tes proyektif. Tes sikap dikembangkan dengan menggunakan tes
skala untuk mengukur rasa keyakinan pada suatu obyek, dan sangat konsen
dengan suka- tidak suka, preferensi, dan disposisi. Uraian mengenai skala sikap
dalam bentuk self-report akan dibicarakan dalam bahasan angket di bawah ini.
C. Angket
Angket (questionaire) merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan
tentang topik tertentu yang diberikan pada subyek, baik secara individual atau
kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti preferensi, keyakinan,
minat dan perilaku. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyatakan
butir serta cara meresponnya, yaitu bentuk terbuka dan tertutup, bentuk skala,
bentuk daftar check dan bentuk rangking.
BAB X ANALISIS DATA
A. Pendahuluan
Setelah data dalam penelitian terkumpul, langkah berikutnya yang harus
dilakukan oleh peneliti adalah melakukan pengolahan/analisis data. Pada
prinsipnya analisis data ada dua cara dilihat dari jenis datanya, yaitu analisis non
statistik dan analisis statistik. Analisis non statistik dilakukan terhadap data
kualitatif. Data yang dikumpulkan bukanlah secara random atau mekanik, tetapi
dikuasai oleh pengembangan hipotesis. Apa yang ditemukan pada suatu saat
adalah satu pedoman yang langsung terdapat apa yang akan dikumpulkan
berikutnya dan di mana akan dicari. Analisis statistik berangkat dari data
kuantitatif.
B. Pengantar Statistik
Penelitian kuantitatif mengandalkan angka-angka dalam laporan tentang
pemilihan subyek, hasil, dan dalam mengestimasi reliabilitas dan validitas
instrumen. Angka-angka yang digunakan bersama simbol-simbol dan istilah
khusus yang dimanipulasi dalam laporan tersebut dinamakan data kuantitatif.
Statistik merupakan cara-cara tertentu yg ditempuh dalam rangka mengumpulkan,
menyusun/ mengatur, menyajikan, menganalisis dan memberi interpretasi
terhadap sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka sehingga “dapat
berbicara” atau memberikan pengertian dan makna tertentu. Dengan kata lain,
statistik adalah metode untuk mengorganisasikan dan menganalisis data-data
kuantitatif yang dikumpulkan melalui pengukuran.
Pada umumnya statistik dibagi dua, yaitu statistik deskriptif (statistik
deduktif/statistik sederhana) dan statistik inferensial (statistik induktif/statistik
lanjut/statistik mendalam). Statistik deskriptif memiliki tugas mengorganisasi &
menganalisis data angka, agar memberi gambaran secara teratur, ringkas dan jelas
mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian
atau makna tertentu. Statistik inferensial adalah statistik yg menyediakan
aturan/cara yg dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik
kesimpulan yg bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan
diolah. Statistik inferensial menyediakan pula aturan tertentu dalam rangka
penarikan kesimpulan (conclusion), penyusunan atau pembuatan ramalan
(prediction), penaksiran (estimation) dan lain-lain.
C. Statistic Deskriptif
Ukuran tendensial sentral
Ukuran tendensial sentral adalah nilai angka tunggal yang digunakan
untuk mendeskripsikan rata-rata atau untuk mewakili skor dari seluruh sampel.
Ada tiga macam yang banyak digunakan adalah mean (nilai rata-rata dari seluruh
sampel), median (nilai tengah yang membagi sampel menjadi dua), dan modus
(nilai yang paling banyak muncul di antara yang diperoleh sampel).
Pengukuran variabilitas
Ukuran yang dapat memberikan informasi tentang arah perbedaan atau
penyebaran skor individual dalam kelompok disebut ukuran variabilitas. Ada
beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengukur variabilitas, yaitu:
range/rentang (jarak antara nilai yang tertinggi dan terendah), standar deviasi
(memberikan gambaran tentang homogenitas skor sampel), varian
(menggambarkan variabilitas nilai variabel tunggal), dan kovarian
(menggambarkan variabilitas nilai variabel yang berinteraksi).
D. Statistic Inferensial
Probabilitas
Probabilitas adalah suatu cara ilmiah untuk menyatakan tingkat kepastian
yang kita miliki saat menebak/memperkirakan sesuatu. Dalam statistik,
probabilitas diartikan sebagai jumlah kasus kejadian yang favorabel dibagi
dengan seluruh kasus. Jika seluruh kasus ada 10 dan jumlah kasus yang favorabel
ada 5, maka probabilitas kasus yang favorabel adalah 5/10 atau 0,50. Pengocokan
dadu adalah contoh yang lebih kongkret. Dengan satu mata dadu, ada 6 kasus
yang mungkin muncul. Bila kasus yang menguntungkan ada pada angka 4, maka
kemungkinan munculnya angka 4 adalah 1/6 atau 0,17, sehingga bila dadu
dikocok 100 kali, sekitar 17 kali angka 4 akan muncul. Probabilitas kejadian yang
tidak mungkin adalah 0 (nol), sebab tidak akan ada hasil yang memenuhi syarat
terwujudnya kejadian tersebut.
Probabilitas munculnya semua hasil dari semua yang mungkin adalah 1,0,
sebab seluruh kejadian yang mungkin berhasil muncul semuanya. Karena itulah
probalilitas suatu kejadian akan berada antara 0 dan 1.
Hipotesis Nol
Hipotesis nol digunakan untuk menguji asumsi bahwa tidak ada perbedaan
antar nilai populasi, artinya mean populasinya sama. Peneliti menggunakan
statistik inferensial untuk menentukan kemungkinan bahwa hipotesis nol tidak
benar. Bila salah maka besar kemungkinan ada perbedaan antar nilai populasi.
Hipotesis nol pada contoh ini misalnya prilaku murid kelas enam dan empat
adalah sama. Bila kita dapat menunjukkan ada probabilitas yang tinggi dalam
menolak hipotesis nol, maka kita telah menemukan bukti perbedaan pada prilaku
murid.
Taraf signifikansi
Taraf signifikansi (p) dipakai untuk menunjukkan bagaimana peluang
bahwa kita salah dalam menolak hipotesis nol. Taraf signifikansi berupa desimal
yang menunjukkan berapa kemungkinan kita salah dari seratus atau seribu
peluang dalam menolak hipotesis nol dengan asumsi bahwa hipotesis nol itu
benar. Bila kita menemukan bahwa hanya ada satu kemungkinan dari seratus hal,
maka kita akan menemukan perbedaan tertentu dalam mean dengan pola peluang
(p=0,01) sehingga kita bisa menolak hipotesis nol sebab ia dapat saja salah.
Semakin rendah tingkat signifikansi, semakin besar kepastian yang kita miliki
untuk menolak hipotesis nol.
Analisis korelasional
Analisis korelasional merupakan teknik untuk menguji hubungan antara
dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut menunjukkan variasi kemunculan nilai
suatu variabel dalam kaitannya dengan variasi nilai variabel yang lain. Hubungan
tersebut dalam digambarkan dalam bentuk grafik, dan nilai koefisien (angka yang
merentang dari -1,0 sampai +1,0).
Ada beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk analisis
korelasional, di antaranya: Product Moment, Rank Spearman, Biserial, Point
Biserial, Koefisien kontingensi, Tau Kendall, dan Koefisien Kontingensi, Analisis
Regresi dan lain-lain. Untuk menentukan jenis analisis korelasional yang tepat
dalam sebuah penelitian, terlebih dahulu harus dilihat jenis data dari
variabelvariabel yang diteliti. Sebagai panduan, Tabel 5.1 disajikan berbagai jenis
analisis korelasional berdasarkan skala datanya.

Buku Pembanding

BAB I PENDAHULUAN

Melakukan penelitian adalah suatu kegiatan yang dapat mengembangkan


kemampuan berfikir serta akan mengerti tentang perkembangan ilmu pengatahuan dalam
menjalani aktivitas kehidupan. Apabila kita mengandalkan pengetahuan yang terpercaya
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi maka hendaklah memahami tentang
penelitian yang dilakukan terlebih dahulu melalui perencanaan penelitian yang akurat dan
teliti.

Hasil Penelitian dibutuhkan keshahihan dan ketepatan informasi melalui suatu


proses dan prosedur penelitian yang tepat dan secara kontinyu, berkesinambungan dan
selalu disempurnakan (re-to search). Data yang tersedia dengan berbagai kemungkinan
interpretasi, beragam atau berbeda-beda. Alat analisis atau teknik analisis yang ada secara
tersendiri dan terpisah tidak dapat dipergunakan dengan hanya mengandalkan
pengetahuan yang dimiliki, karena alat atau teknik analisis itu tidak memiliki kemampuan
untuk melakukan sesuatu selain yang telah ditentukan sejak awal penelitian ditetapkan
secara spesifik.

Teori yang merupakan andalan peneliti hanya dibangun berdasarkan deduksi abstrak dari
situasi dan kondisi tertentu dan berlaku untuk situasi tertentu pula.
Dalam pembentukan suatu teori keilmuan, biasanya fondasi dibangun oleh seorang atau
beberapa ilmuwan, sedangkan pengembangannya biasanya dilakukan oleh banyak ilmuwan.
Semua ini dimungkinkan karena adanya deseminasi ilmu hasil penelitian melalui dokumen
(proceedings) atau dalam bentuk lainnya seperti makalah (paper) , jurnal, buku, dan publikasi
lainnya yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dan media ilmiah lainnya.

1.1. Pengetahuan, dan Ilmu

Pengetahuan dapat berbentuk barang-barang (fisik) yang dilakukan dengan cara persepsi
melewati pancaindera dengan memfungsikan akal dengan melalui proses berfikirnya seorang
manusia sesuai kebutuhan dan perkembangan alam fikirannya.

Apabila dalam proses berfikirnya tidak menemui pemecahan masalah maka manusia mulai
menduga, mencoba dan berprasangka tentang apa yang diamati, dirasakan serta lahirlah
pengetahuan yang didasari atas hal tersebut yang disebut pengetahuan didasari dengan
prasangka, coba-coba ( trial dan error), dengan intuisi seseorang dan lain-lainnya.

Pengetahuan dan Ilmu yang dimiliki manusia terbentuk karena proses dialektis yang
berkesinambunagan tanpa berhenti dengan alam sekitarnya. Proses dialektis ini mengakibatkan
adanya kegiatan manusia yang bermula dengan ”rasa ingin tahunya, rasa sulit, rasa kagum”
manusia terhadap alam sekitarnya. Sifat ingin tahu seorang manusia merupakan sifat alamiah
manusia.

Pengetahuan didapat dari pengalaman, pengamatan dan perasaan oleh diri manusia sendiri
yang berinteraksi dengan lingkungan dan alam semesta serta didapat dari hubungan aktivitas
sesama manusia (dari masyarakat terkecil maupun masyarakat luas) secara langsung ataupun
tidak langsung melalui komunikasi dan nalar lisan ataupun tulisan .

1.2 Cara Mendapatkan Kebenaran

Untuk memperoleh kebenaran tersebut dapat menggunakan, pendekatan wahyu mempunyai


kebenaran yang mutlak (absolut), pendekatan non ilmiah dan pendekatan ilmiah yang
mendapatkan kebenaran relatif.
Pendekatan kebenaran berdasarkan wahyu merupakan kebenaran yang mutlak, merupakan
suatu kepercayaan dan keyakinan terhadap pencipta alam semesta.

BAB II ETIKA DAN PERENCANAAN PENELITIAN

Etika berasal dari bahasa Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek etimologis
memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat.Etika
mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang
seharusnya tidak boleh dilakukan. Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas
yang dilakukan masyarakat.

Jadi etika dalam melakukan penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting. Hasil
penelitian yang berlandaskan analisisanalisis ilmiah, apabila peneliti merubah, mengganti atau
dimanipulasi data-data yang ada, sehingga kesimpulan yang ada menjauhi dari kenyataannya
(apa adanya) mengakibatkan kebenaran yang diperoleh menjadi semu dan menjauhi dari
kebenaran.

Dalam melakukan penelitian pada pada dasarnya peneliti dituntut kejujurannya dan
objektif untuk mencari keabsahan nilainilai ilmiah melalu kegiatan penelitian dengan hasil
akhirnya (kesimpulan).

Penelitian mengharapkan perilaku etis dari para pelakunya. Perilaku etis yang
dimaksudkan merupakan perilaku yang mengacu pada norma-norma standar-standar moral
individu/pribadi dan hubungannya dengan orang lain agar dapat terjamin, bahwa tidak ada yang
dirugikan.

Dilema etika akan terjadi, karena terkadang dalam setiap pelaksanan penelitian muncul
hal-hal yang tidak diduga sebelumnya, sehingga diperlukan suatu langkah-langkah ataupun
keputusan yang harus diambil oleh peneliti antara aturan-aturan yang ada dan relativisme etika.
Peneliti yang bertanggung jawab ialah yang dapat mengantisipasi dilema-dilema etika dan
berusaha untuk menyesuaikan metodologinya. Penelitian yang beretika, memerlukan integritas
individu/pribadi dan penilai/peneliti dengan kliennya.

Agar lebih mudah dipahami, ada beberapa acuan bagi peneliti dalam melaksanakan
penelitiannya etika terhadap responden, asisten, dan klien.
2.2. Perencanaan Penelitian dan Proposal Penelitian

Keberhasilan penelitian ditentukan oleh rencana penelitian. Perlu menjadi perhatian


bahwa unsur utama dalam penelitian mempunyai salah satu kriterianya adalah pendekatan
ssistematis selain objektif dan metodologis. Untuk mencapai pemahaman dan pengetahuan
mengenai suatu masalah tertentu, terlepas dari apakah hal tersebut merupakan disclipnary,
subject-matter, atau berorientasi pada pemecahan masalah, pendekatan yang akan diterapkan
hendaknya dibuat dan didesain secara cermat untuk mendapatkan hasil yang optimal dari
aktivitas penelitian yang akan dilaksanakan.

Setiap tipe penelitian dan seluruh entity yang mendukung penelitian tersebut biasanya
membutuhkan proposal. Kebutuhan terhadap setiap pembuatan proposal tersebut sangat
bervariasi. Proposal penelitian yang dimaksudkan untuk mencari dukungan dana (sponsor)
berbeda dengan proposal penelitian. Bagi peneliti di pendidikan tinggi untuk menyelesaikan
skripsi, tesis atau disertasinya. Persyaratan dapat ditinjau dari segi kelengkapannya dan
ketajaman analisis kemungkinan adalah proposal untuk disertasi S3 (Doktor), namun demikian
ada juga beberapa institusi Pemerintah atau Swasta dengan beberapa tipe program pendanaan
penelitian bantuan dari luar negeri yang mengharuskan proposal yang luas dan rinci. Di samping
itu ada pula yang lebih menyukai proposal-proposal ringkas, jelas dan tothe-point ini sangat
bergantung pada instansi/lembaga/sponsor yang mendanai penelitian tersebut

Oleh karena itu, proposal bertujuan;untuk peneliti dan untuk orang yang akan
mengevaluasi (membaca) proposal tersebut. Untuk peneliti, proposal memberikan suatu rencana
operasional dalam pelaksanaan penelitian agar peneliti tidak menyimpang dari pokok
permasalahan yang diteliti. Proposal juga merupakan wadah yang mengharuskan peneliti
lebihmemahami seluruh alasan dan maksud untuk melakukan penelitian, untuk mengantisipasi
masalah-masalah yang mungkin timbul, serta untuk mengembangkan rencana mengatasi masalah
tersebut sebelum muncul. Bagi orang yang mengevaluasinya (misalnya pembimbing, promotor
atau kelompok yang mendanai penelitian, mahasiswa), proposal adalah sarana untuk dapat
memahami.

maksud dari penelitian guna dalam pengambilan keputusan apakah menyetujui/tidak


menyetujui atau mendanai atau tidak mendanai penelitian tersebut.
2.3. Unsur-unsur dari Proposal Penelitian untuk Karya ilmia

A. Judul (title).

Judul suatu penelitian harus bersifat meguraikan tentang fokus utama dari penelitian,
Judul tidak dapat memberikan pemahaman yang lengkap mengenai detail dari penelitian, namun
dapat memberikan kesan yang akurat mengenai fokus dari penelitian. Judul ini sebaiknya
dinyatakan dalam kaitannya dengan hubungan fungsional, karena judul tersebut dengan jelas
menunjukkan variabel independen dan dependen.

B. Identifikasi masalah.

Informasi ini memberitahukan sesuatu tentang beberapa persoalan yang terkait atau yang
tidak terkait dengan fokus penelitian yang terdapat di institusi penelitian, masyarakat, variabel-
variabel yang ada padajudul penelitian dan informasi ringkas lainnya yang relevan dengan
penelitian. Tipe, jumlah, dan format dari informasi pengidentifikasikan ini adalah bervariasi dan
harus dikembangkan. Pada bagian ini dijelaskan tentang permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian yang diusulkan dan juga diberikan dasar pemikiran bagi tujuan-tujuan yang diusulkan.
Cara paling baik untuk menjelaskan tentang permasalahan ini adalah dengan menerapkan
prosedur dua langkah. Langkah yang pertama diuraikan perspektif umum dari bidang
permasalahan yang lebih luas dan dalam langkah yang kedua perhatian akan dipersempit
terhadap sub bagian dari permasalahan umum yang dikembangkan secara cermat yang dapat
diteliti adalah alasan (pembenaran) dari penelitian yang diusulkan. Dalam beberapa kasus,
bagian ini juga dapat diberi judul “Justification”.

C. Perumusan Masalah.

Merupakan fokus masalah yang akan diteliti, dituangkan dalam kalimat pertanyaan,
(question statement) yang terfokus pada variabel-variabel yang ingin diteliti.

D. Tujuan dan Kegunaan.

Tujuan, yang juga dibutuhkan secara universal dalam penelitian, akan menjelaskan secara
tepat apa yang diharapkan akan diperoleh, ditemukan atau dicapai oleh penelitian yang
diusulkan. Tujuan-tujuan biasanya dapat dinyatakan dengan sebagai suatu kalimat umum yang
menyatakan tujuan yang spesifik. Tujuantujuan ini perlu dinyatakan secara jelas akan tetapi
ringkas dan diarahkan untuk menghasilkan atau menemukan pengetahuan atau informasi dan
barangkali juga penjelasan mengenai penelitian yang berorientasi terhadap pokok permasalahan
atau pemecahan permasalahan. Tujuan harus sejalan dengan pernyataan permasalahan dan
rumusan masalah yang merupakan titik fokus. Sebagai contoh statement (kalimat tujuan):”
Untuk mengetahui dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi Kinerja…..”.

Sedangkan Kegunaan adalah sebagai manfaat yang akan dihasilkan atau diharapkan
setelah Penelitian yang telah dilakukan. Kegunaan suau penelitian biasanya mempunyai manfaat
bagi masyarakat, institusi di tempat penelitian dilakukan atau sebagai referensi bagi peneliti lain
yang ingin melanjutkan penelitian yang telah dilakukan, misalnya Kegunaan bagi Institusi:
“Penelitian ini berguna bagi Insitusi sebagai masukan untuk menetapkan kebijakan dimasa yang
akan datang“, bagi akademisi, bagi masyarakat dsbnya, sebaiknya kegunaan langsung
ditujukannya untuk dapat diimplementasikan.

E. Studi Pustaka/Tinjauan Pustaka

Studi pustaka merupakan tinjauan ringkas mengenai literatur penelitian yang relevan
dengan penelitian yang diusulkan. Sifat dan strukturnya dapat bervariasi. Sebagai contoh, bagian
ini dapat merupakan bab yang tersendiri dari proposal atau dapat menjadi bagian yang
terintegrasi dari sub bab lainnya Tinjauan pustaka dapat dikaitkan dengan penelitian yang
diusulkan melalui permasalahan, tujuan, metoda dan prosedur, dan atau kerangka konseptual,
akan tetapi literatur harus merupakan literatur ilmiah, bukan literatur populer dapat diambil dari
buku text, jurnal ilmiah, jurnal periodik, e book, makalah-makalah ilmiah dalam forum
akademik. Tujuan tinjauan pustaka ini dimaksudkan untuk memberikan penguatan, dan titik
tolak dari keilmuan yang telah dipelajari mengenai pokok permasalahan dari penelitian yang
diusulkan. Ini sangat diperlukan baik oleh peneliti itu sendiri maupun oleh orang yang akan
mengevaluasi proposal penelitian. Walaupun tinjauan pustaka disajikan setelah tujuan, namun
dalam kenyataan sangat sulit atau bahkan tidak mungkin membuat pernyataan masalah dan
tujuan sebelum melakukan tinjauan pustaka secara menyeluruh. Tidak semua proposal
mengharuskan adanya suatu bab tinjauan pustaka yang formal, akan tetapi suatu penelitian tidak
akan mungkin dilakukan jika peneliti tidak lebih dahulu memiliki pengetahuan dan
informasiinformasi lain baik berupa data dan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.

F. Kerangka Konseptual.

Kerangka konseptual yang formal bukan merupakan suatu prasyarat yang universal dari
proposal penelitian, namun demikian seorang ahli pada bidangnya yang berusaha melakukan
langkah seperti ini akan menghadapi resiko kemungkinan akan melakukan kesalahan logika
dalam penelitiannya. Kerangka konseptual akan menjadi suatu standar dalam proposal penelitian
mahasiswa, hanya untuk menjamin pemahaman mengenai prinsip-prinsip yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti. Dalam bentuknya yang paling mendasar, kerangka konseptual
merupakan suatu analisis, dan juga konsep-konsep lainnya mengenai permasalahan spesifik yang
dapat diteliti dari penelitian yang diusulkan. Kerangka konseptual ini dapat dipengaruhi langsung
oleh tinjauan pustaka. Kerangka konseptual ini juga dapat meletakkan dasar-dasar bagi berbagi
metoda dan prosedur penelitian, akan tetapi hal ini hanyalah sebagai hal yang menunjang, bukan
tujuan utama. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin bahwa peneliti dan orang yang
mengevaluasi proposal penelitian akan mengkaji permasalahan dengan konsep yang sesuai
(menyamakan langkah dan persepsi penelitian) hal ini sangat membantu dalam mendapatkan
perspektif yang jelas mengenai permasalahan yang diteliti.

G. Metoda dan Prosedur.

Metode dan prosedur akan menjelaskan bagaimana cara mencapai tujuan. Metoda dan
prosedur yang mengalir secara langsung dari tujuan, akan dipengaruhi secara langsung oleh
tinjauan pustaka dan secara tidak langsung juga dapat dipengaruhi oleh kerangka konseptual.
Kerangka konseptual ini berkaitan dengan data yang akan dihasilkan atau dikumpulkan, teknik-
teknik analisis yang akan dipergunakan, pengurutan dari prosedur-prosedur yang dipergunakan,
dan penurunan-penurunan dari perkiraan empiris. Metoda dan prosedur ini merupakan hal yang
universal dalam penelitian ekonomi dan lainnya, namun detail dan kompleksitasnya dapat
bervariasi agar sesusai dengan latar belakan dan preferensi dari orang yang mengevaluasi
proposal penelitian. Sebagai contoh, proposal penelitian yang akan dievaluasi oleh ahli ekonomi
kemungkinan akan membutuhkan metoda dan prosedur yang lebih rinci dan lebih canggih
dengan disiplin keilmuan ekonomi dibandingkan dengan proposal penelitian mahasiswa harus
mengandung rincian yang sama seperti yang dapat diberikan oleh mahasiswa yang bersangkutan
pada tahap perencanaan penelitian

H. Daftar Pustaka & Referensi

Referensi (daftar pustaka) adalah dokumentasi dari sumber yang dipergunakan dalam
proposal. Referensi ini mencakup sumber yang telah dipergunakan dalam menjelaskan,
mendefinisikan, atau mendokumentasikan permasalahan, yang dipergunakan dalam tinjauan
pustaka dan setiap literatur yang telah dipergunakan dalam kerangka konseptual atau dalam
metoda dan prosedur.

2.4 Evaluasi Proposal Penelitian

Evaluasi atau para pembimbing, promotor yang mengevaluasi proposal dari penelitian
yang berorientasi terhadap pemecahan permasalahan dan subject-matter. Proposal penelitian
disciplinary membutuhkan satu set kriteria yang dimodifikasi, akan tetapi penelitian disciplinary
tidak selalu fase peninjauan proposal secara formal. Jika proposal penelitian diusulkan dan
ditinjau, maka penelitian tersebut merupakan penelitian disciplinary dengan relevansi yang telah
diketahui.

2.5. Fleksibilitas Perencanaan Penelitian

Setelah mendapat studi/membaca lebih banyak sambil melakukan penelitian, sering


sekali dapat dikembangkan perspektif dan atau kerangka konseptual yang lebih lengkap
mengenai permasalahan yang diteliti. Setelah penelitian berjalan, sering menemukan literatur
yang sebelumnya dipergunakan, hal ini saja sering mengakibatkan kita mengubah beberapa
bagian dari proposal. Penulisan merupakan suatu proses yang berulang (iterative.).

Salah satu point penting tang perlu diingat bahwa proposal penelitian harus menjadi suatu
“straight jacket” (pembatas langsung). Jangan dianggap proposal sebagai sesuatu yang
membatasi penelitian yang akan dilakukan, akan tetapi proposal sebagai suatu yang akan
membuat perhatian dan usaha-usaha penelitian agar terfokus pada permasalahan dan tujuan yang
telah didefinisikan untuk penelitian.

BAB III PERAN DAN JENIS-JENIS PENELITIAN


Penelitian menurut Pendekatannya

1. Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan
induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan
menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif merupakan juga penelitian alami (natural
condition) adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi subjek yang alami. Peneliti tidak
menarik generalisasi, tetapi menganalisis secara mendalam objek penelitiannya. Cara penarikan
sampel dengan non probability. Data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data
dilakukan secara induktif. Penelitian ini lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Salah satu ciri penelitian kualitatif tidak perlu merumuskan hipotesis. Selain itu karena
kedalaman dan keintensifan penyelidikkan terhadap suatu masalah, penelitian kualitatif
mempunyai sampel yang sedikit biasanya; aksidental, puposiv sampling, tidak memerlukan Uji
signifikansi, generalisasi hasil penelitian ini hanya untuk sejumlah subjek yang diteliti. Penelitian
kualitatif bersifat deskriptif karena analisis data yang dilakukan tidak untuk menerima atau
menolak hipotesis (jika ada) melainkan berupa deskripsi atas gejala-gejala yang diamati,

Penelitian kualitatif cenderung lebih berkembang dan banyak digunakan dalam ilmu-ilmu
sosial yang berhubungan dengan perilaku sosial/manusia. Kerangka penulisan penelitian
kualitatif pada dasarnya mengacu pada kerangka penulisan ilmiah. Hanya saja, pada bagian-
bagian tertentu akan berbeda, tergantung pada tendensi untuk mengungkapkan apa pada
penelitian dimaksud. Misalnya saja pada bagian analisis data. Pada penelitian kualitatif, proses
pengumpulan dan pengolahan data umumnya bersifat pengamatan awal hingga akhir
(longitudinal) sehingga penyajian analisis data pun akan sedikit berbeda dengan penelitian jenis
kuantitatif

Metode pada penelitian kualitatif tidak terlalu prosedural seperti metode penelitian
kuantitatif. Proses penyelesaian masalahnya bisa saja berkembang sesuai kondisi penelitian.

2. Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif diperlukan desain dari awal, teori ditentukan terlebih dahulu , sampel
dari populasi sangat penting karena akan dianalisis untuk kemudian disimpulkan.
Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data yang bersifat angka yang
nantinya diolah dengan metode statistika untuk interpretasi datanya. Pada dasarnya penelitian
kuantitatif dilaksanakan pada penelitian menggunakan alat ukur statistika inferensi (Misalnya:
Regresi, Korelasi)untuk pengujian hipotesis. Dalam pengujian hipotesis akan terlihat pengaruh,
hubungan, perbedaan yang diperoleh (signifikansi hubungan atau signifikansi perbedaan antar
variabel yang diteliti). Penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar dan ditentukan
metodenya dalam hal menentukan jumlah dan cara penarikan sampel.

Penelitian kuantitatif didasari oleh falsafah positivisme yaitu ilmu yang dibangun dari
empiris, teramati dan terukur, menggunakan logika matematika membuat generalisasi. Teori
kebenaran yang dianut oleh positivisme termasuk teori korespondensi antara pernyataan/verbal
dengan realitas empiris/obyeknya.

3. Penelitian Grounded

Merupakan jenis penelitian yang berdasarkan dari fakta, dari hubungan fakta- fakta tersebut
dicoba untuk mendapatkan teori, sehingga dari data dan fakta tersebut merupakan sumber teori.
Pada dasarnya penelitian ini mendasarkan pada fakta, menggunakan analisis perbandingan,
bertujuan untuk mendapatkan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan
teori dan mengembangkan teori. Peneliti di lapangan, rumusan masalah ditemukan di lapangan,
hipotesis senantiasa dibangun dari data. Data merupakan sumber teori , teori berdasarkan data,
sehingga teori juga muncul dan berkembang di lapangan.

Penelitian ini mengacu pada seperangkat metode induktif yang sistematis untuk melakukan
penelitian kualitatif yang bertujuan untuk pengembangan teori. Istilah grounded theory
menunjukkan rujukan ganda: (a) metode yang terdiri dari strategi metodologi yang fleksibel dan
(b) produk dari jenis penyelidikan ini. Semakin, peneliti menggunakan istilah tersebut untuk
berarti metode penyelidikan untuk mengumpulkan, khususnya, menganalisis data. Strategi
metodologi teori grounded ditujukan untuk membangun teori secara langsung dari analisis data.
Dorongan teoritis induktif dari metode ini sangat penting bagi logika peneliti. Analisis yang
dihasilkan membangun kekuatan mereka pada fondasi empiris yang kuat. Analisis ini
memberikan teori konseptual, abstrak, konseptual yang menjelaskan fenomena empiris yang
dipelajari.
Kredibilitas peneliti grounded merupakan pertimbangan utama dalam penggunaan metode
ini. Kredibilitas peneliti yang rendah dapat “merusak” penelitian yang membutuhkan
“keterbukaan” indera serta intuisi yang responsif. Implementasi metodologi ini memang amat
sukar terutama bagi peneliti pemula sehingga perlu menjalani latihan-latihan tertentu dalam
waktu yang lama.

4. Penelitian Survei

Penelitian survai adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta dari fenomena
(gejala) yang ada serta mencari informasi faktual, yang ditujukan pada individu (responden) dari
populasi yang telah dijadikan sampel. Penelitian survei, peneliti meneliti karakteristik atau
hubungan sebab akibat antar variabel tanpa adanya intervensi peneliti.

Survei merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka
waktu yang bersamaan dalam jumlah besar. Dari Survei dapat menjawab melalui pertanyaan apa,
bagaimana, seberapa besar. Survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa
menyelidiki mengapa gejala-gejala tersebut ada. Survei mempunyai dua lingkup, yaitu sensus
dan survei sampel. Sensus adalah survei yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan,
sedangkan sampel dilakukan hanya pada sebagian suatu populasi

5. Penelitian Kasus

Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang mendalam dilakukan secara intensif, terinci
terhadap suatu organisasi, atau gejala tertentu. Jika ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian
kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Subjek penelitian dapat berupa
individu, kelompok, lembaga, serta masyarakat . Tujuan penelitian studi kasus pada umumnya
peneliti ingin mempelajari secara intensif dan mendalam latar belakang, sifat karakter-karakter
yang spesifik serta interaksi lingkungan dari unit–unit sosial, individu, kelompok maupun
masyarakat yang menjadi subyek.

6. Penelitian Evaluasi

Penelitian evaluasi merupakan suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk
mengukur efektifitas hasil kegiatan (program/proyek) sesuai dengan tujuan yang direncanakan
atau tidak, dengan cara mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji pelaksaaan kegiatan yang
dilakukan secara objektif. Penelitian Evaluasi juga dapat diartikan penelitian yang ingin melihat
sebuah keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan seperangkat keberhasilan yang
diharapkan dari sebuah proses atau sistem, kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian
faktor-faktor dapat mempengaruhinya.

7. Penelitian Tindakan ( action research)

Menurut Nazir (2017:66), metode penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang
dikembangkan bersama sama antara peneliti dan decision maker tentang variabel- variabel yang
dapat dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan
pembangunan. Peneliti dan decision maker bersama-sama menentukan masalah, membuat desain
serta melaksanakan program-programnya. Penelitian tindakan (action penelitian) merupakan
kegiatan yang berkelanjutan dengan prosedur dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan
informasi yang tertuju pada praktek, dengan tujuan peningkatan keadaan, merupakan
prosessiklus , diikuti dengan temuan secara sistematik, reflektif bersifat partisipatif yang
masalahnya ditentukan oleh penelit, sedangkan Grundy dan Kemmis (1990 ; 322) menyatakan
bahwa tujuan penelitian tindakan memiliki dua tujuan yaitu; untuk meningkatkan (improve)
dalam bidang praktik, meningkatkan pemahaman praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan
melibatkan (involve) yang berarti melibatkan pihakpihak yang terkait. Misalnya Jika dilakukan
di sekolah (pendidikan) melibatkan siswa, guru, orang tua siswa dll.

8. Penelitian Kebijakan

Penelitian kebijakan (policy penelitian) adalah penelitian yang dilakukan terhadap masalah
sosial yang mendasar yang hasilnya ditujukan sebagai rekomendasi bagi pembuat keputusan agar
dapat ditindak lanjuti secara praktis dalam menyelesaikan masalah.Kegiatan penelitian kebijakan
diawali dengan pemahaman yang menyeluruh terhadap masalah publik, seperti, kemiskinan,
ledakan penduduk, inflasi, kerawanan sosial dan lain-lain, dilanjutkan dengan pelaksanaan
penelitian untuk mencari alternatif pemecahan masalah. Kegiatan akhir dari penelitian kebijakan
adalah merumuskan rekomendasi pemecahan masalah untuk disampaikan kepada pembuat
kebijakan. James H.Mc Millan (2001), berpendapat bahwa fokus penelitian kebijakan adalah
Policy analyses focus on (1) policy formulation, especially deciding which educational problems
to address; (2) implementations of programs to carry out policies; (3) policy revision; and (4)
evaluation of policy effectiveness and/or efficiency. A program can be analyzed as separate from
a policy or it can be defined as a specific means adopted for carrying out a policy.

9. Penelitian Assesment

Suatu pendekatan penelitian untuk menilai suatu kegiatan/ proyek. meliputi evaluasi kualitas
penelitian dan pengukuran masukan, keluaran dan dampak penelitian, dan mencakup metodologi
kualitatif dan kuantitatif. Misalnya mengukur laba (profit) atas investasi .

BAB V MASALAH DAN PERUMUSAN MASALAH

Mencari masalah dalam penelitian dikarenakan adanya, kesangsian, kesenjangan,


kebingungan terhadap suatu fenomena. Biasanya masalah penelitian terjadi adanya kesenjangan
antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya (ideal). Perbedaan antara harapan (yg
seharusnya) dengan yang ada merupakan latar belakang masalah yang akan dimunculkan dalam
penelitian. Oleh karenanya dalam langkah pertama untuk melakukan penelitian perlu mencari
masalah. Di dalam hal ini ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu: a) Mempunyai nilai
penelitian yang artinya mempunyai nilai keaslian, dapat diuji, b) merupakan hal yang aktual dan
penting, c) Feasible artinya dapat dilaksanakan oleh peneliti mempertimbangkan dari segi
metode yg dikuasai, data diperoleh, waktu, biaya dan lainnya; c) sesuai kualifikasi peneliti,
sesuai dengan bidang ilmu interest peneliti harus sudah mempunyai latar belakang yang cukup
untuk menghasilkan tujuan yang diharapkan (masalah yang bisa diteliti) ini mencakup pekerjaan
konseptual, persiapan, mengeksplorasi sumber data, dan megetahui studi sebelumnya yang
berhubungan dengan masalah penelitian yang akan diteliti.

Cara untuk mendapatkan masalah dapat dilakukan antara lain : merenung, secara
kebetulan, hasil diskusi dengan teman, idea diperoleh dari media, mengalami sendiri, serta
pengamatan di masyarakat

Ada tiga masalah yang dapat diangkat dalam penelitian terapan Skripsi/Tesis yaitu :

1. Mendiskripsikan Fenomena (Penelitian deskriptif) contoh : mendiskripsikan produk


2. Membandingkan dua Fenomena atau lebih yaitu mencari persamaan atau perbedaan,
setelah itu mencari manfaat dariperbedaan atau persamaan sebagai studi komperatif
(membandingkan 2 metoda pengukuran)

3. Mencari hubungan dua fenomena atau lebih, merupakan problem Korelasi/Hubungan


sejajar dan Korelasi/Hubungan sebab-akibat Seorang peneliti harus sudah mempunyai
latar belakang yang cukup untuk menghasilkan tujuan yang diharapkan (masalah yang
dapat diteliti) ini mencakup pekerjaan konseptual, persiapan, mengeksplorasi sumber
data, dan megetahui studi sebelumnya yang berhubungan dengan topik.

BAB VI STUDI KEPUSTAKAAN

Tujuan utama adalah melengkapi peneliti dan pembaca dengan memberikan pengertian
bagaimana hubungan penelitian terdahulu dengan yang diteliti oleh peneliti dengan melihat
penelitian yang terdahulu dapat memberikan pemahaman tentang kelebihan dan kelemahan
penelitian sebelumya. Hubungan penelitian tersebut bisa terlihat dalam permasalahannya,
sasaran, konsep kerangka kerja, metode ataupun prosedurnya. Perlu diingat bahwa studi lainnya
bisa berhubungan karena kesamaan atau perbedaan metode dan analisis.

Membaca dan melihat penelitian sebelumnya mempunyai manfaat antara lain: a).
Mencegah duplikasi yang berlebihan dan tidak benar, penegasan (konfirmasi) diperlukan,
memperbaiki agar lebih baik; b), membantu mengidentifikasi batasan penulisan dan membantu
mengidentifikasi; c)bagaimana menganalisis masalah yang ada; d) memperoleh idea, keterangan-
keterangan, metode yang diperlukan dan dapat digunakan; e) mendapatkan data komperatif
untuk interpretasi serta f) menambah pengetahuan bagi peneliti.

Dalam memilih literatur sebagai penunjang penelitian perlu memperhatikan beberapa hal
yaitu ; buku-buku yang dipakai relevan atau kecocokan berkenaan dengan masalah, variabel
yang diteliti, ; dapat memperdalam dan memperjelas kerangka pemikiran dan teori yang
digunakan; berkaitan dengan metodologi yang digunakan, dapat menunjang pembahasan dalam
analisis penelitian dan kemutakhirannya. Beberapa cara yaitu mengutip sumber bacaan :
a. Kutipan Langsung yaitu mengutip seluruh kata dari sumbernya tanpa mengubah kata
dan tanda bacanya.

b. Kutipan tidak langsung (Parafris) adalah menuangkan pokokpokok pikiran dari orang
lain dituangkan dalam bahasa peneliti

c. Elipsis pada kutipan langsung ada bagian yang dihilangkan (tidak dikutip)

d. Interpolasi cara membetulkan kesalahan yang terdapat dalam kutipan dengan


menambah (sic!) setelah kata yang salah dan memperbaikinya langsung.

Beberapa singkatan dalam Kutipan dapat berupa :

1. Ed .merupakan singkatan dari Editor (penyunting) atau edisi

2. [sic!] artinya demikianlah,seperti tertulis pada aslinya.

3. C atau ca yaitu singkatan dari circa artinya kira-kira dipakai untuk menunjukkan tahun
yang diragukan kepastiannya.

Penulisan sumber kutipan, untuk penyusunan karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi) telah banyak
yang menerapakan bodynote atau diintegrasikan dalam teks, disamping itu berlaku footnote
( catatan kaki).

BAB VII KERANGKA PEMIKIRAN (BERPIKIR) DAN HIPOTESIS

Kerangka Pemikiran merupakan cara berfikir melalui nalar tertulis peneliti ke arah
memperoleh jawaban terhadap masalah yang telah dirumuskan dengan penalaran deduktif. Cara
penalaran deduktif yaitu penalaran dari hal-hal yang umum kepada hal-hal yang khusus.
Teori/dalil/Hukum merupakan hal yang umum, sedangkan hal-hal yang khusus adalah masalah
yang akan diteliti oleh peneliti.

Peneliti dalam melakukan penelitian haruslah menggunakan dan menguasai teori-teori


ilmiah sesuai dengan bidang ilmunya guna dijadikan dasar dalam penelitiannya.
Dalam penelitian kuantitatif kerangka pemikiran memberikan kejelasan dan validitas
proses penelitian yang akan dilaksanakan secara menyeluruh. Peneliti dapat menjelaskan secara
komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti, teori apa saja yang digunakan sampai
kepada variabel-variabel yg diteliti, serta telah tergambar variabel-variabelnya Misalnya:
Variabel dependent dan variabel independent, ada tidak nya variabel moderator dan intervening.
Uraian dalam kerangka pemikiran hendaknya mampu menjelaskan dan menegaskan variabel
yang diteliti,yang telah ada pada perumusan masalah berdasarkan hasil identifikasi masalah dari
hasil observasi.. Untuk peneltian kualitatif kerangka pemikiran terletak pada kasus yang diamati
peneliti, sedangkan pada peneltian tindakan kerangka pemikirannya tergantung pada refleksi
partisipan dan peneliti itu sendiri.

Esensi kerangka pemikiran pada dasarnya: (1) Memberi landasan ilmiah yang kuat dan
relevan dengan masalah yang dikemukakan serta aspek-aspek nya yang berhubungan dengan
latar belakang masalah (2) Merupakan Alur pikir peneliti dalam rangka untuk menjawab masalah
yang didasarkan pada landasan teori yang digunakan dan referensi lain didapat dari hasil
penelitian yang relevan (terdahulu) secara logis. (3) Rancangan kerangka logika (logical
construct) yang menunjukan dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam kerangka
teori. (4) Dibuat dalam bentuk model atau skema dalam bentuk bagan/gambar atau model
matematis yang menyatakan hubungan variabel-variabel yang diteliti, guna membuat hipotesis
penelitian.

Dengan perkataan lain bahwa kerangka pemikiran dapat dibuat dengan narasi atau skema
(bagan alir) yang menggambarkan secara komprehensif untuk mengungkapkan fenomena atau
masalah yang diteliti.

Beberapa hal yang perlu diuraikan pada kerangka pemikiran yaitu: kerangka teoritis,
kerangka konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis atau paradigma adalah uraian
yang menegaskan tentang teori apa yang digunakan sebagai dasar(teori utama = grand theory)
untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Kerangka konseptual merupakan uraian yang
menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoritis yang akan
digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung di dalam
fenomena yang akan diteliti serta hubungannya denganvariabel.. Sedangkan kerangka
operasional adalah uraian variabel-variabel dan indikatorindikatornya yang hendak diukur dalam
penelitian.

Hipotesis

Untuk merumuskan hipotesis yang relevan dalam penelitian perlu adanya suatu kerangka
berpikir mengenai sesuatu yang telah diamati dan dipahami dari masalah-masalah suatu
penelitian. Hipotesis merupakan suatu hasil dari proses berpikir yang terwujud dalam kerangka
pemikiran. Hipotesis penelitian adalah dugaan sementara yang berdasar, atau jawaban sementara
terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dalam
merumuskan hipotesis penelitian bertitik tolak dari teori yang digunakan. Pada penelitian terapan
merumuskan hipotesis disusun dengan menelaah ulang teori dan konsep-konsep yang terdapat
pada variabel penelitian (disebut penyusunan dengan cara berpikir deduktif). Cara yang lain
dengan melihat hasil penelitian terdahulu atau relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
peneliti dengan perkataan lain berdasarkan temuan hasil penelitian lainnya, cara ini disebut
dengan menggunakan berpikir induktif. Hipotesis-hipotesis perlu dirumuskan dengan cara
sedemikian rupa sehingga spesifik, dapat diuji, dan dapat disangkal. (Ghebremedhin dan
Tweeten, 1988:26).

BAB VIII SUMBER DATA DAN PENGUMPULAN DATA

Kegiatan pengumpulan data merupakan hal penting bagi peneliti untuk mencapai hasil
penelitian yang mempunyai kualitas. Dalam penelitian bidang studi apapun memerlukan data
untuk memperoleh bukti-bukti nyata dan benar (quality data/evidence). Kualitas data dalam
penelitian dipengaruhi dari sumber data yang diperoleh, cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan cermat oleh peneliti sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasai , objektivitas yang
dilakukan oleh peneliti dan dapat dapat diukur dengan menggunakan alat ukur (statistika).

Data penelitian yang dikumpulkan atau pengambilannya melalui instrumen maupun data
dokumentasi, dapat berupa data primer diperoleh langsung diperoleh dari sumbernya (responden)
melalui prosedur dan teknik penarikan/pengambilan data yang dirancang sesuai tujuannya. Data
sekunder diperoleh dari sumber yang tidak langsung yang biasanya diperoleh dari data yg
didokumentasikan (Misalnya: Profil institusi/lembaga yang berisi seluruh keadaan, kegiatan dan
perkembangannya).

Berdasarkan Klasifikasi data dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Data berdasarkan sifat, dibagi atas data kualitatif dan data kuantitatif,

a. Data kualitatif adalah data data yang menunjukkan keadaan, kejadian yang dinyatakan
dengan tidak menggunakan bilangan. Contoh : panas, dingin, pagi, malam, merah, biru. Data
seperti ini merupakan data katagori.

b. Data Kuantitatif, adalah data yang dinyatakan dalam bilangan dan dapat dihitung
langsung baik secara matematik, statistika.

2. Data berdasarkan waktu pengumpulan

a. Data Berkala, adalah data yang diperoleh dari waktu ke waktu (periode) tertentu, dan
biasanya untuk menggambarakan untuk melihat perkembangan keadaan, kegiatan.

b. Data Kerat lintang (cross section), data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu
untuk memberikan gambaran perkembangan suatu keadaan..

BAB IX POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah kumpulan (jumlah keseluruhan) dari individu atau unit yang mempunyai
karakteristik untuk diteliti (kualitas dan kriteria yang telah ditetapkan) terlebih dahulu oleh
penelitinya. Populasi dengan jumlah individu tertentu atau yang dapat diketahui dan dihitung
jumlahnya secara pasti (populasi finit). Misalnya : Jumlah Populasi siswa di suatu sekolah,
jumlah karyawan produksi di suatu perusahaan. Apabila jumlah individu atau unit dalam suatu
kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap atau tidak diketahui banyaknya disebut populasi
infinit. Misalnya: Jumlah konsumen yang memakai suatu produk farmasi, kosmetik dan lain
sebagainya masyarakat yang memakai produk elektronik tertentu.

Data atau keterangan dari populasi dapat dikumpulkan dengan cara :


1. Menghitung seluruh jumlah individu dengan lengkap yaitu cara pengumpulan dari
semua individu yang ada pada suatu populasi dengan ciri dan karakteristik yang relatif sama, ini
sering disebut penelitian sensus (sampel Jenuh).

2. Mengambil sebagian dari jumlah individu yang ada pada populasi sebagai yang
mewakili populasi hal ini dinamakan sampel dari populasi. Dengan perkataan lain sampel
merupakan bagian dari populasi yang dapat mewakili.

Ada beberapa alasan mengapa sampel diperlukan dalam penelitian, hal ini disebabkan
karena; pada populasi relatif besar, tidak mungkin seluruh elemen diteliti karena adanya
keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia, disamping itu penelitian
terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi, misalnya, karena elemen
sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya
sehingga banyak terjadi kekeliruan. (UmaSekaran, 1992); pada populasi homogen penelitian
terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak rasional, seringkali penelitian populasi
dapat bersifat merusak dikarenakan adanya data yang ekstrim.

BAB X INSTRUMEN DAN SKALA PENGUKURAN

Jenis Instrumen

Instrumen yang sering digunakan dalam penelitian yaitu:

• Instrumen Tes

Instrumen Tes merupakan sejumlah pertanyaan, latihan atau lainnya yang digunakan untuk
mengukur pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, bakat yang dimiliki seseorang (individu) atau
beberapa orang (kelompok). Biasanya dilakukan yang berkaitan dengan bidang psikologi.

• Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah alat mengumpulkan data dengan memberikan daftar pertanyaan
kepada orang yang akan memberikan tanggapan atau menjawab pertanyaan yang diberikan
dalam penelitian orang tersebut disebut responden. Daftar pertanyaan yang diberikan dapat
bersifat tertutup (jawaban pertanyaan telah disediakan, responden hanya memilih dari jawaban
yang telah disediakan), atau dapat bersifat terbuka (responden dapat menjawab sesuai dengan
keinginannya terhadap yang ditanyakan, responden menjawab langsung tentang dirinya atau
orang lain) atau kombinasi keduanya (tertutup dan keduanya)

• Wawancara

Wawancara merupakan mengumpulkan data dilakukan komunikasi langsung atau tidak langsung
oleh peneliti kepada responden/informan dengan memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab
langsung atau pada pada kesempatan waktu lainnya. Alat pengumpulan data ini dalam penelitian
dapat digunakan sebagai data utama, penunjang (pelengkap), ataupun pembanding, hal ini sangat
bergantung pada penelitian. Misalnya menghimpun data variabel latar belakang identitas
pekerja/karyawan, siswa, orang tua,dan lainnya dalam kaitannya dengan sikap atau lainnya
membutuhkan informasi yang rinci mendalam.

• Observasi

Observasi yang dimaksud adalah pengamatan langsung , cara ini menuntut peneliti mengamati
secara langsung terhadap objek penelitiannya, sehingga instrumen yang dapat dipakai berupa
lembar pengamatan (catatan berkala, daftar ceklist), panduan pengamatan dan lainnya.

Kegunaan Kuesioner dan Penyusunannya

Suatu penelitian memerlukan data yang berkualitas, oleh karenanya kuesioner yang dibuat harus
dapat menjembatani mendapatkan informasi dari responden untuk di analisis oleh peneliti.
Adapun tujuan pengumpulan data dengan alat kuesioner adalah agar informasi dari responden
memiliki kehandalan (realibilitas/ reliability) dan kesahih`an (validitas/ validity).

Penyusunan pertanyaan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pertanyaan yang berkaitan identitas responden

b. Pengelompokan berdasarkan masing –masing variabel yang akan diteliti ,beserta indikator-
indikatornya untuk keperluan analisis data .

c. Pengelompokan pertanyaan yang berkaitan dengan penunjang data untuk dianalisis


Kuesioner sangat berperan untuk memberikan suatu kerangka agar peneliti dapat mendapat
informasi jawaban. dalam pengumpulan data, sehingga tujuan kuesioner dibuat tidak lain untuk
memperoleh informasi, dengan pencatatan sehingga akan memudahkan dalam pengolahan data

Penyusunan kuesioner sebelum disusun perlu mempertimbangkan dan melihat judul penelitian,
perumusan masalah yang diajukan, tujuan penelitian serta rencana analisis serta metode analisis
yang akan dipakai. Setelah melihat hal tersebut maka dapat direncanakan bentuk-bentuk tabel,
dan bentuk-bentuk pertanyaan yang akan dibuat.

Kuesioner yang baik memberikan responden kenyamanan dan kemudahan untuk menjawab
semua pertanyaan yang diajukan.

Susunan pertanyaan perlu dikelompokkan dari hal-hal yang bersifat umum seperti Identitas
responden yang dapat terdiri dari: Nomor, Nama (jika perlu), alamat, Umur, Jenis kelamin,
Tingkat Pendidikan dll. Setelah adanya pertanyaan identitas responden tersebut, dibuat
pengelompokan terhadap variabel dan indikator yang direncanakan untuk diteliti dan diukur.

BAB XI HASIL PENELITIAN DAN LAPORAN PENELITIAN

Isi Hasil Penelitian

Hasil Penelitian merupakan cara untuk mengkomunikasikan fakta dari penelitian yang dilakukan
memberikan informasi ilmiah kepada pembacanya. Didalam menguraikan hasil penelitian
terdapat argumentasi penalaran keilmuan yang dibuat secara logis, kronologis serta sistematis,
dan merupakan hasil pemikiran dalam menyelesaikan masalah yang diteliti serta berdasarkan
dengan rujukan teori dan refrensi yang ada oleh peneliti.

Hasil penelitian didalamnya terdapat juga pembahasan berdasarkan kemampuan peneliti didasari
oleh wawasan serta penguasaan ilmu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Logika peneliti
diperlukan dalam mengabstraksikan hasil penelitiannya

Penelitian dapat dilaporkan dengan berbagai bentuk dan format yang berbeda-beda. Penelitian
dapat dilaporkan dalam artikel jurnal (misalnya, jurnal dicipliner, interdicipliner, multidicipliner,
dan subject-matter), dan dalam seluruh bentuk laporan penelitian teknis (misalnya berbagai
laporan yang diterbitkan melalui organisasi penelitian), dalam monograf atau buku-buku
(sebagian diantaranya merupakan pengembangan dari laporan-laporan penelitian), dalam skripsi,
tesis, disertasi dan lain-lain. Penelitian juga dapat dilaporkan secara lisan dalam pertemuan-
pertemuan profesional dan seminar-seminar yang disponsori oleh organisasi tertentu atau
profesional, kelompok pemerintah, industri, dan lain-lain.

Artikel jurnal merupakan bentuk laporan penelitian yang ringkas dan padat. Artikel jurnal
merupakan format laporan penelitian yang ringkas pada umumnya selalu mempertimbangkan
ruang yang tersedia. Artikel jurnal juga merupakan bentuk laporan penelitian ilmiah yang paling
prestisius diinginkan lembaga perguruan tinggi serta lembagalembaga peneltian lainnya. Hal
tersebut dikarenakan ; (1) jurnal akan memberikan proses peninjauan oleh para kolega untuk
mengevaluasi kualitas, relevansi, kontribusi, dan atau pentingnya suatu makalah yang telah
ditulis, (2) adanya keyakinan secara umum bahwa jurnal akan dapat didistribusikan di kalangan
kelompok-kelompok bidang ilmu dan para akademisi/ peneliti dengan kajian-kajian
kekhususannya dan masyarakat.

Dengan adanya perkembangan ilmu yang begitu cepat, publikasi di jurnal dapat memperluas
pandangan peneliti serta berbagai masalah melalui berbagai tinjauan dan dapat memberikan
wawasan karena dalam jurnal terdapat peneliti yang beragam.
BAB III

PEMBAHASAN

Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

 Buku ini menurut saya dari segi warna dan sampul sudah menarik, karena kebanyakan
pembaca tertarik pada buku itu ialah ketika ia melihat buku itu bewarna, bergambar dan
bagus untuk dibaca serta tulisan dalam buku nya pun bagus.
 Dari segi layout, buku tersusun secara rapi. Karena ini adalah Sebuah buku maka
penyusunananya pun memiliki standar tertentu sehingga secara keseluruhan buku ini
memiliki standar penulisan layout yang jelas.
 Dari segi tata bahasa,buku ini menggunkaan tata bahasa Indonesia yang baku. Karena
termasuk tulisan karya ilmiah. Maka standar tata bahasa yang digunakan tentu ada.
Sehingga tata bahasa buku ini sesuai dengan standar penulisan, yang menjadi kelemahan
ialah karena tata bahasa yang baku membuat pembaca kesulitan memahami isi buku.
 Dari segi isi buku tersebut sudah cukup bagus hanya saja karena terdapat banyak halaman
dan penjelasan yang panjang membuat pembaca mudah bosan.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
“Metodologi penelitian” berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat
untuk melakukan sesuatu; dan logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi
metodologi artinya cara membuktikan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara
seksama untuk mencapai suatu tujuan. Penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang
ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip
dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.(Mardalis,2003:24).
Metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah dalam mendapatkan
pengetahuan atau ilmu. Jadi metode penelitian adalah cara sistematis untuk menyusun
karya ilmiah. Suryana (2010:20)  Sedangkan Widyastono, (2007:773) Metodologi
Penelitian merupakan langkah persiapan sebelum terjun ke lapangan (yang dalam
penulisan laporan penelitian biasa dimasukkan dalam bab III Metodologi penelitian)
perlu dinyatakan: (1) tempat dan waktu penelitian (2) metode penelitian, (3) teknik
pengambilan sampel, (4) instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data, (6) kriteria
dan teknik pemeriksaan keabsahan data, dan (7) teknik analisis data. Sementara menurut
Sugiyono (2013:24) metodologi penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Jenis-jenis penelitian berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan dua
macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Keduanya memiliki asumsi,
karakteristik dan prosedur penelitian yang berbeda. Tujuan penelitian kuantitaif mencari
hubungan dan menjelaskan sebab-sebab perubahan dalam fakta-fakta sosial yang terukur.
Penelitian kualitatif lebih diarahkan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari
prespektif partisipan.
Syarat-syarat untuk menjadi peneliti diantara: kompeten, objektif, jujur, faktual
dan terbuka. Dan langkah-langkah penelitian Mengidentifikasi Masalah, Merumuskan
dan Membatasi Masalah, Melakukan Studi Kepustakaan, Merumuskan Hipotesis atau
pertanyaan penelitian, Menentukan desain dan metode penelitian, Menyusun instrumen
dan mengumpulkan data, Menganalisis data dan menyajikan hasil, nginterpretasikan
temuan, membuat kesimpulan dan rekomendasi. Sedangkan manfaat melakukan
penelitian diantaranya mengetahui arti riset penting, menilai hasil riset dan dapat
menyusun tesis dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai