Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“POPULASI, SAMPEL DAN TEKHNIK PENARIKAN SAMPEL”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Riset Kuantitatif

Dosen pengampu : Murtiningsih, M.Kep., SP. Kep. Mat

Disusun Oleh :
Kelompok 10 Kelas 1B

1. Jusrianti Jusman : 2350311026


2. Karmila Nuraini : 2350311008
3. Taufik Mulya Hidayat : 2350311017

MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTASILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JEDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
Tahun 2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan rahmat dan kerunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Populasi, Sampel Dan Tekhnik Penarikan Sampel”.Makalah ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk untuk memenuhi tugas mata kuliah Riset Kuantitatif.
Kepada rekan-rekan yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan oleh
beberapa kendala seperti waktu dan sumber bacaan yang kami dapatkan. Untuk itu saran dan
kritikan diharapkan guna kesempurnaan makalah ini dan semoga dapat bermanfaat bagi semua
yang berkempentingan khususnya bagi kami.

Indonesia, Desember 2023

Kelompok 10

2
DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………………………………….. 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 4

1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 4

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 3

BAB II TINAJAUN TEORI .................................................................................. 7

2.1 Populasi ............................................................................................................ 7

2.2 Sampel ............................................................................................................. 9

d. 2.3 Tekhnik Sampling ……………………………………………………………. 18

BAB III PEMBAHASAN ………………………………...................................... 25


BAB IV PENUTUP............................................................................................... 27
A. Kesimpulan...................................................................................................... 27

B. Saran ................................................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penelitian adalah suatu usaha atau cara yang sistematis untuk menyelidiki masalah
tertentu dengan tujuan mencari jawaban dari masalah yang diteliti dilakukan secara
ilmiah. Purwanto (2010:163) mendefinisikan “Penelitian adalah cara penemuan kebenaran
atau pemecahan masalah yang dilakukan secara ilmiah”. Dalam penelitian ada tiga syarat
penting yang harus dimiliki yaitu, penelitian harus sistematis, penelitian harus terencana, dan
penelitian harus mengikuti konsep ilmiah.
Manfaat penelitian bagi peneliti memiliki keunggulan tersendiri yang membuat
peneliti tidak berhenti untuk melakukan riset. Penelitian merupakan aktifitas yang
membutuhkan proses investigasi untuk suatu objek. Proses investigasi akan dilakkan secara
aktif dan sistematis untuk dapat menemukan hal baru, melakukan penyelidikan, atau
melakukan perbaikan dari suatu fakta.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur
ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling
relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada
dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan
penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya. Dalam penelitian, salah satu bagian
dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan poulasi dan sampel penelitian.
Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan
atas komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu
kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari
sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau
langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data
terhadap objek.
Sampel akan diambil sebagai objek dari pengamatan lantaran dianggap dapat
mewakili sebuah populasi yang ada. Hasil riset yang pada nantinya berhasil didapatkan dari
sebuah sampel ini, maka akan memunculkan kesimpulannya. Kemudian kesimpulan ini akan

4
dipakai untuk memastikan kesimpulan dari populasi. Teknik (metode) penentuan sample
yang ideal memiliki ciri-ciri dapat memberikan gambaran yang akurat tentang populasi,
dapat menentukan presisi, sederhana sehingga mudah dilaksanakan, dapat memberikan
keterangan sebanyak mungkin dengan biaya murah. Presisi merupakan standard error, Nilai
rata-rata populasi dikurangi nilai ratarata sampel.
.Penentuan populasi dapat dibantu oleh empat faktor yaitu isi, satuan, cakupan
(scope), waktu. Contoh: Suatu penelitian tentang pendapatan keluarga petani di Kabupaten
Bogor tahun 2019. Menurut Cooper dan Emory (1997) mengemukakan populasi adalah
seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk membuat beberapa kesimpulan.
Menurut Kuncoro (2003) menyatakan populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang
biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian.Somantri (2006:62), populasi merupakan
keseluruh elemen, atau unit elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki
karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian.
Menurut Margono (2004), penentuan dan pengambilan sampel harus sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya dengan memperhatikan sifat
dan penyebaran populasi agar sampel yang diperoleh dapat mewakili populasi (bersifat
representatif). Teknik pengambilan sampel sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian
karena hal ini digunakan untuk menentukan siapa saja anggota dari populasi yang hendak
dijadikan sampel. Untuk itu teknik pengambilan sampel haruslah secara jelas tergambarkan
dalam rencana penelitian sehingga jelas dan tidak membingungkan ketika terjun dilapangan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat diuraikan rumusan masalah,
diantaranya:
1. Apa Pengertian Penelitian Kuantitatif?
2. Apa Saja Ciri-ciri Penelitian Kuantitatif?
3. Bagaimana Langkah-langkah Pokok pada Penelitian Kuantitatif?
4. Bagaimana Penggunaan Metode Penelitian Kuantitatif?
5. Bagaimana Proses Penelitian Kuantitatif?
6. Apa Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Penelitian Kuantitatif?

5
1.3 Tujuan Penulisan
3.1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memahami yang dimaksud dengan populasi, sampel dan tekhnik
penarikan sampel dalam riset kuantitatif
3.1.2 Tujuan Khusus
1. Memahami Pengertian Penelitian Kuantitatif.
2. Mengetahui Ciri-ciri Penelitian Kuantitatif.
3. Memahami Langkah-langkah Pokok pada Penelitian Kuantitatif.
4. Mengetahui Penggunaan Metode Penelitian Kuantitatif.
5. Mengetahui Proses Penelitian Kuantitatif.
6. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Penelitian Kuantitatif.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Populasi
2.1.1 Definisi Populasi
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2018, hlm. 117) adalah wilayah
generalisasi (suatu kelompok) yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Contoh dari populasi adalah seluruh staf Bank BCA
kantor cabang Bandung sejumlah 120 orang jika yang akan diteliti adalah kinerja staf
Bank BCA Kantor Cabang Bandung. Contoh lainnya, kelas VII SMP Negeri 10
Yogyakarta sejumlah 336 siswa jika yang ingin diteliti berkaitan dengan kemampuan
menulis teks eksposisi di SMP Negeri 10 Yogyakarta.
Pengertian populasi menurut para ahli lainnya masih dalam kesimpulan yang
senada, meliputi Arikunto (2019, hlm. 109) yang menyatakan bahwa sampel adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Berikut definisi dan pengertian
populasi penelitian dari beberapa sumber buku:
 Menurut Djarwanto (1994), populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-
satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti, dan satuan-
satuan tersebut dinamakan unit analisis, dapat berupa orang-orang, institusi-
institusi, benda-benda, dst.
 Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang
akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok,
peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti.
 Menurut Ismiyanto (2003), populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas
subjek penelitian yang dapat berupa; orang, benda, suatu hal yang di dalamnya
dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data) penelitian.
 Menurut Sugiyono (2006), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas, obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

7
2.1.2 Jenis – Jenis Populasi
1. Berdasarkan jumlahnya, populasi dapat dibedakan menjadi :
a. Populasi Terbatas atau populasi terhingga (definite)
Populasi terbatas atau populasi terhingga (definite) adalah populasi
yang dapat dihitung. Populasi ini memiliki batas kuantitatif yang jelas
karena memiliki karakteristik yang terbatas. Contohnya adalah luas daerah,
jumlah pasien, jumlah murid, jumlah balita, dsb.
b. Populasi Tak Terbatas atau populasi tak terhingga (indefinite)
Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga (indefinite) adalah
populasi yang mempunyai jumlah yang tak terbatas. Berbeda dengan
populasi terbatas yang memiliki batas kuantitatif yang jelas, populasi tak
terbatas tidak dapat ditemukan batas-batasnya. Karena batasnya tidak dapat
ditemukan, maka tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara
kuantitatif. Contohnya adalah pasir di pantai, padi di sawah, dan lainnya.
2. Berdasarkan keterjangkauannya, populasi dibedakan menjadi:
a. Populasi Target (populasi tidak terjangkau)
Populasi Target atau populasi tidak terjangkau adalah populasi yang
akan menjadi sasaran akhir penerapan hasil penelitian (Adiputra, 2021).
Populasi target bersifat umum dan luas. Misalnya, penelitian mengenai
“kepatuhan minum obat anti tuberkulosis (OAT) oleh penderita TB Paru di
DKI Jakarta.” Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh pasien TB
Paru yang ada di Wilayah Provinsi DKI Jakarta.Berarti seluruh pasien TB
Paru di DKI Jakarta merupakan populasi target.
b. Populasi Sumber (populasi terjangkau)
Populasi sumber atau populasi terjangkau adalah bagian dari
populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti (Adiputra, 2021). Secara
sederhana, populasi sumber merupakan bagian dari populasi target yang
dibatasi oleh tempat dan waktu yang lebih sempit. Lihat contoh populasi
target sebelumnya.Populasi target adalah seluruh pasien TB Paru di DKI
Jakarta.Mari kita buat populasi tersebut lebih sempit.

8
Alih-alih DKI Jakarta, kita hanya akan melakukan penelitian di satu
kota di Provinsi DKI Jakarta, yaitu Jakarta Utara. Sehingga penelitian kita
menjadi, “kepatuhan minum obat anti tuberkulosis (OAT) oleh penderita TB
Paru di Jakarta Utara.” Berarti, seluruh pasien TB Paru di Jakarta Utara
merupakan populasi sumber.
3. Berdasarkan jenisnya, populasi dibedakan menjadi:
a. Populasi Homogen
Populasi homogen adalah populasi yang unsur-unsurnya memiliki
sifat yang sama (Adiputra, 2021). Misalnya, seorang dokter yang akan
melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah
saja. Dokter tersebut tidak perlu mengambil satu botol, sebab setetes dan
sebotol darah hasilnya tetap sama.
b. Populasi Heterogen
Populasi heterogen adalah populasi yang unsur-unsurnya memiliki
sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya,
baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif (Adiputra, 2021). Misalnya,
jumlah remaja di Semarang, dan jumlah penderita ISPA di Jakarta.

2.2 Sampel
2.2.1 Pengertian Sampel
Menurut Sugiyono (2018, hlm. 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi
tersebut harus betul-betul representatif atau mewakili populasi yang diteliti.
Sedangkan menurut Arikunto (2019, hlm. 109) sampel adalah sebagian atau wakil
dari populasi yang akan diteliti. Dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian
atau wakil representatif dari populasi yang akan diteliti.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk

9
itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono,
2010:62)
Berikut definisi dan pengertian sampel penelitian dari beberapa sumber buku:
1. Menurut Djarwanto (1994), sampel adalah sebagian dari populasi yang
karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat
dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang
dapat menggambarkan karakteristik populasi.
2. Menurut Siyoto dkk (2015), sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari
anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat
mewakili populasinya.
3. Menurut Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian
tersebut disebut penelitian sampel.
4. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001), sampel adalah sebagian dari populasi
terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.

2.2.2 Ciri – Ciri Sampel


Adiputra (2021) menyebutkan ada beberapa ciri-ciri sampel yang baik, yaitu :
1. Sampel dipilih dengan cara hati-hati, dengan menggunakan cara tertentu dengan
benar;
2. Sampel harus mewakili populasi (representatif), sehingga gambaran yang
diberikan mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi;
3. Besarnya ukuran sampel hendaklah mempertimbangkan tingkat kesalahan
sampel yang dapat ditoleransi dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima
secara statistik;
4. Sederhana dan mudah dilaksanakan;
5. Memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang efisien.

2.2.3 Manfaat Pengambilan Sampel

10
Sampling adalah kegiatan menentukan sampel. Sebuah penelitian tidak perlu
melibatkan semua populasi. Dengan pertimbangan akademik dan non-akademik,
populasi dapat diwakili oleh sebagian anggotanya yang disebut sampel. Meskipun
demikian hasil penelitian tidak akan berkurang bobot dan akurasinya karena sampel
memiliki karakter yang sama dengan populasi sehingga informasi yang digali dari
sampel sama dengan karakter yang berlaku pada populasi.
Sampling tidak mengurangi bobot hasil penelitian. Bobot hasil penelitian
akan tetap terjamin asalkan sampling dilakukan dengan benar, sebagaimana
diuraikan pada bagian lain bab ini. Hal itu sejalan dengan pengertian bahwa sampel
merupakan nilai-nilai yang menggambarkan karakteristik sampel sebagai nilai
statistik sampel itu. Hal itu berarti bahwa hasil yang disimpulkan berdasarkan data
yang diperoleh dari sampel akan mewakili populasinya. Dengan kata lain, inferensi
statistik akan menjamin bobot hasil penelitian.
Menurut Winarno (2013), beberapa alasan pertimbangan penggunaan dan
pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
1. Penghematan Biaya
Besaran jumlah anggota sampel dalam penelitian berimplikasi pada biaya.
Pelibatan jumlah anggota populasi yang besar memerlukan biaya yang lebih
besar dari pada pelibatan jumlah anggota populasi yang kecil. Dengan
mengambil sebagian anggota populasi, penghematan biaya dapat dilakukan.
Makin sedikit jumlah anggota yang diambil sebagai sampel, makin banyak
penghematan yang dapat dilakukan.
2. Penghematan Waktu
Dengan sampling, waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian
dapat dihemat. Waktu yang digunakan dalam penelitian yang menggunakan
sampel lebih sedikit daripada waktu penelitian yang tidak menggunakan sampel.
Hal itu juga berarti bahwa makin sedikit sampel yang dilibatkan, makin banyak
waktu yang dapat dihemat.
3. Penghematan Tenaga
Dengan menggunakan sampling, maka tenaga yang dibutuhkan untuk
penelitian dengan sampling lebih sedikit dibandingkan dengan yang tanpa

11
sampling. Makin sedikit sampel yang dilibatkan, maka tenaga yang dibutuhkan
juga makin sedikit.
4. Jaminan Ketelitian dan Bobot Hasil
Dalam kaitan dengan jaminan ketelitian, sampling memungkinkan hasil
kerja penelitian lebih intens dan lebih teliti dibandingkan dengan tanpa
sampling. Kegiatan penelitian dengan menjangkau subjek yang sedikit
memungkinkan diperolehnya banyak informasi yang relatif mendalam
dibandingkan dengan subjek penelitian yang besar.
Menurut Sanjaya (2015, hlm. 229) terdapat beberapa manfaat atau
keuntungan dalam menggunakan sampel dalam proses penelitian, yakni sebagai
berikut :
1. Penggunaan sampel dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Terutama dalam
penelitian yang melibatkan populasi besar. Tidak dapat dibayangkan berapa
besar biaya dan tenaga yang dikeluarkan jika harus melakukan survei terhadap
ratusan jutaan penduduk.
2. Teknik sampling dapat menghasilkan penelitian yang lebih akurat dan
mendalam. Populasi yang terlalu banyak dapat menyulitkan peneliti untuk
menggali berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat
mengakibatkan hasil yang dicapai kurang tepat.
3. Sampling yang tepat dapat mempermudah penelitian. Populasi yang besar akan
menimbulkan potensi kesalahan yang besar pula. Oleh karena itu, dengan
sampling pekerjaan penelitian akan terasa jauh lebih mudah karena
kemungkinan kesalahan juga diperkecil.

2.2.4 Proses Pengambilan Sampel


Proses pengambilan sampel berguna untuk membantu para peneliti dalam
melakukan generalisasi terhadap populasi yang diwakili sehingga sampel
didefinisikan sebagai bagian dari populasi dari mana data diambil secara langsung.
Generalisasi ialah penarikan kesimpulan dari suatu hal yang jumlah elemennya lebih
sedikit sampel, ke suatu hal yang jumlah elemennya lebih banyak atau lebih luas
populasi.

12
Menurut Handayani (2020), terdapat tiga tahap yang harus dilalui dalam
proses pengambilan sampel, yaitu sebagai berikut :
1. Definisikan populasi sasaran. Populasi sasaran seharusnya sudah ditemukan oleh
peneliti ketika menemukan masalah dan masalah penelitian. Populasi sasaran
adalah kumpulan atau elemen yang memiliki informasi penelitian. Hasil penelitian
dari populasi akan menghasilkan sebuah kesimpulan inferensial bagi kumpulan
atau populasi tersebut.
2. Tentukan bingkai sampel. Sample frame atau bingkai sampel merupakan wakil
dari kumpulan atau elemen populasi sasaran. Contohnya peta provinsi dengan
nama kabupaten atau daftar pustaka dengan judul buku dan pengarangnya.
3. Tentukan jumlah sampel. Merupakan elemen yang akan dimasukkan dalam
sampel. Besaran jumlah sampel sangat dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya
adalah tujuan penelitian. Jika penelitian itu bersifat deskriptif, biasanya
membutuhkan jumlah sampel yang besar. Namun jika hanya untuk menguji
hipotesis, jumlah sampelnya tidak perlu besar. Semakin besar jumlah sampel
maka akan semakin besar kekuatan statistiknya. Sebaliknya, semakin kecil jumlah
sampel tentunya akan semakin kecil kekuatan statistiknya sehingga akan
mempengaruhi hasil penelitian.

2.2.5 Rumus dan Jumlah Pengambilan Sampel


Penentuan besar sampel dalam suatu penelitian tergantung pada apakah
jumlah populasinya telah diketahui sebelumnya atau tidak. Penentuan besar sampel
juga tergantung dari hal-hal berikut ini (Adiputra, 2021) :
1. Biaya yang tersedia, waktu dan tenaga yang akan melaksanakan
2. Variasi yang ada dalam variabel yang akan diteliti serta banyaknya variabel yang
akan diteliti. Semakin heterogen populasi maka semakin besar sampel yang
dibutuhkan.
3. Presisi, atau ketepatan yang dikehendaki, semakin besar sampel kemungkinan
akan lebih tepat menggambarkan populasi. Tetapi semakin besar sampel
kemungkinan membuat kesalahan pada saat pengukuran juga akan menjadi besar
(error meningkat)

13
4. Rencana analisis, kalau analisis hanya manual tidak mungkin menganalisis data
yang banyak sekali, berbeda dengan analisis menggunakan perangkat lunak
computer

Menurut Priyono (2016), terdapat beberapa hal yang memengaruhi berapa


besar sampel harus diambil, yaitu sebagai berikut:
1. Heterogenitas dari populasi. Semakin heterogen sebuah populasi, jumlah sampel
yang diambil pun harus semakin besar sehingga seluruh karakteristik populasi
dapat terwakili.
2. Jumlah variabel yang digunakan. Semakin banyak jumlah variabel yang ada,
jumlah sampel yang diambil pun harus semakin besar. Hal ini mengingat adanya
persyaratan pengujian hubungan (misalnya dengan chi_square test of
independent yang tidak memungkinkan adanya sel dengan nilai yang diharapkan
kurang dari 1 yang dalam perhitungannya dipengaruhi oleh besaran sampel).
3. Teknik penarikan sampel yang digunakan. Jika kita menggunakan teknik
penarikan sampel acak sederhana, otomatis jumlah sampel tidak terlalu
berpengaruh dibandingkan dengan penggunaan teknik penarikan sampel acak
terlapis. Semakin banyak lapisan membutuhkan sampel yang lebih besar pula.
a. Rumus pengambilan sampel untuk populasi yang sudah diketahui
Rumus pengambilan sampel untuk populasi yang sudah diketahui
jumlahnya dapat menggunakan rumus Slovin (Priyono, 2016), yaitu :

Keterangan:
 n : Jumlah sampel.
 N : Jumlah populasi.
 E : Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel).

14
Contoh: Populasi dalam suatu penelitian adalah keluarga yang memiliki
kartu Sehat di wilayah kerja puskesmas Baktijaya Depok yang berjumlah
1.087 keluarga. Dengan menggunakan rumus Slovin dengan nilai kritis
sebesar l0%, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 91,57. Karena jumlah
keluarga merupakan variabel diskret, maka 91,57 dibulatkan menjadi 92
keluarga.
Berikut adalah rumus sampel bila jumlah populasinya sudah kita
ketahui (Adiputra, 2021) :

Rumus sampel bila jumlah populasinya sudah kita ketahui (Adiputra, 2021)
Keterangan:
n : besar sampel
N : besar populasi
Z(1-a/2) : nilai sebaran normal baku, besarnya tergantung tingkat kepercayaan
(TK), jika TK 90%, maka nilai 1,64, TK 95% = 1,96, TK 99% = 2,57.
P : Proporsi kejadian (jika proporsi kejadian tidak diketahui, maka
dianjurkan = 0,5)
d : besar penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan. Jika 10% maka
d = 0,1, 5% = 0,05., 1% = 0,01.
Contoh penghitungan jumlah sampel dengan rumus sampel populasi
diketahui:
Kita akan melakukan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan aktivitas
fisik dengan kejadian DM di sebuah Puskesmas.
Berdasarkan data rekam medik, diketahui populasi pasien DM di Puskesmas
tersebut adalah 255 orang.
Dengan menggunakan rumus diatas, maka diketahui :

15
N : 255 (besar populasi)
Z(1-a/2) : 1,96 (tingkat kepercayaan yang dipilih adalah 95%)
P : 0,5 (karena kita tidak tahu proporsi kejadiannya)
d : 0,1 (karena besar penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan
adalah 10%)
Setelah dimasukan sesuai rumus, maka:
n = ((255) (1,96)2 0,5 (1 – 0,5)) / (255) ((0,1)2 + (1,96)2 0,5 (1 – 0,5))
n = (244,9) / (3,5104)
n = 69,7
n = 70 (dibulatkan)

b. Rumus pengambilan sampel untuk populasi tidak diketahui


 Rumus di atas digunakan jika jumlah populasi sudah diketahui. Apabila
jumlah populasi tidak diketahui maka dapat digunakan rumus di bawah
ini (Handayani, 2020):

Keterangan:
 Z : Z tabel dengan tingkat signifikansi tertentu.
 P : Proporsi populasi yang diharapkan memiliki karakteristik
tertentu.
 Q : Proporsi populasi yang diharapkan tidak memiliki karakteristik
tertentu.
 d : Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir.
Contoh:
Dari studi penjajagan terhadap 100 konsumen diketahui bahwa 50%
berkeinginan membeli sampo dengan kemasan baru, perusahaan ingin
meneliti dengan jumlah yang lebih besar untuk memprediksi potensi
konsumen. Jika menggunakan tingkat signifikansi 5% dan tingkat
kesalahan 5% maka ukuran sampel yang dibutuhkan adalah :

16
n = (2,58)² {(50x50) / 5²
n = 1.849,15 = 1.850

 Berikut adalah rumus sampel bila jumlah populasinya tidak kita ketahui
(Adiputra, 2021):

Rumus sampel bila jumlah populasinya tidak kita ketahui (Adiputra,


2021)
Keterangan:
n : besar sampel
Z(1-a/2) : nilai sebaran normal baku, besarnya tergantung tingkat
kepercayaan (TK), jika TK 90%, maka nilai 1,64, TK 95% = 1,96, TK
99% = 2,57.
Z (1 – β) : nilai sebaran normal baku, (kekuatan uji/power of test 90% =
1,282 dan power of test 80% = 0,842)
P : Proporsi kejadian, Q = 1 – P
P1 : Proporsi kejadian 1, Q1 = 1 – P1
P2 : Proporsi kejadian 2, Q2 = 1 – P2
Contoh penghitungan jumlah sampel dengan rumus sampel populasi
tidak diketahui
Kita ingin meneliti untuk melihat perbedaan proporsi kesembuhan luka
pasien DM yang diobati dengan teknik perawatan luka
menggunakan modern dressing dengan teknik perawatan luka
menggunakan moist wound healing.
Berdasarkan data rekam medis, diketahui bahwa proporsi pasien sembuh
dengan modern dressing adalah 75%. Menurut pertimbangan klinis
perbedaan keduanya adalah 10%.

17
Dengan menggunakan rumus diatas, diketahui:
Z(1-a/2) : 1,96 (tingkat kepercayaan yang dipilih adalah 95%)
Z (1 – β) : 0,842 (kita pilih kekuatan uji/power of test 80%)
P1 : Q1 = 1 – 0,75 = 0,25 (nilai 0,75 didapatkan karena proporsi
kesembuhan dengan modern dressing adalah 75%)
P2 : Q2 = 1 – 0,85 = 0,15 (nilai 0,5 didapatkan karena perbedaan
keduanya adalah 10% menurut pertimbangan klinis)
P = (P1 + P2) / 2 = (0,75 + 0,85) / 2 = 0,8 proporsi kejadian, maka Q = 1
– 0,8 = 0,2
Setelah dimasukan sesuai rumus, maka:
n = (1,96 x √(0,8 x 0,2) + 0,842 x √(0,75 x 0,25) + √(0,85 x 0,15) 2 / (0,75
– 0,85)2
n = (2,5) / (0,01)
n = 250
Jadi besaran sampel minimal yang diperlukan adalah 250 orang

2.3 Teknik Sampling


2.3.1 Pengertian Teknik sampling
Teknik sampling adalah cara atau teknik pengambilan sampel (Sugiyono,
2018, hlm. 118). Terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan sesuai
dengan kebutuhan. Beberapa di antaranya akan disampaikan pada uraian berikut
ini.
Teknik yang digunakan dalam mengambil populasi tentunya sudah sangat
dapat diterka, ambil saja semua data dari populasi yang diteliti. Namun mengambil
sampel tidak sesederhana itu. Berapa sampel orang dari populasi agar populasi
tersebut terwakili? Orang-orang mana yang dipilih? Dibutuhkan cara yang tepat
agar sampel dapat benar-benar mewakili keseluruhan populasi dan cara tersebut
adalah teknik sampling.

2.3.2 Syarat Teknik Sampling

18
Teknik sampling boleh dilakukan jika populasi bersifat homogeny atau
memiliki karakteristik yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama. Bila keadaan
populasi bersifat heterogen maka sampel yang dihasilkan dapat bersifat tidak
representative atau tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi.

2.3.3 Karakteristik Sampling


Setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi
sampel dan setiap sampel bisa diambil secara acak.
1. Berikut ini karakteristik dari probability sampling:
a. Pada probability sampling kita merujuk dari sampel serta populasi
b. Setiap individu dari populasi memilki peluang yang sama untuk dijadikan
sebagai sampel
c. Probabilty sampel dapat diwakili dari populasi
d. Penelitian (data) dari sampel probabilitas digunakan untuk tujuan
inferensial (untuk membuat kesimpulan).
e. Probabilitas sampel tidak berasal dari distribusi untuk setiap variabel.
f. Statistik parametrik atau inferensial tidak digunakan untuk sampel
probabilitas
g. Adanya resiko dalam menggambarkan kesimpulan dari sampel probabilitas
menyeluruh
h. Probabilitas adalah menyeluruh, keterwakilan mengarah pada
karakteristik, secara keseluruhan mengarah pada ukuran dan daerah
2. Non Probability Sampling
Peluang anggota populasi tidak diketahui karena pengambilan sampel
tidak dilakukan secara acak. Berikut ini karakteristik dari non probability
sampling :
a. Tidak ada gagasan populasi dalam non probabilitas sampling
b. Tidak ada peluang memilih setiap individu
c. Non probabilitas sampling mempunyai distribusi yang bebas
d. Penelitian dari non probabilitas sampling tidak digunakan untuk
menggenerlisasikan hasil

19
e. Statistik non parametrik atau non inferensial digunakan dalam non
probabilitas sampling
f. Tidak ada resiko pada saat menarik kesimpulan

2.3.4 Jenis Teknik Sampling


Menurut Sugiyono (2018, hlm. 119) jenis atau macam teknik sampling pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni Probability
Sampling dan Nonprobability Sampling :
1. Probability sampling meliputi:
a. Simple random,
b. Proportionate stratified random,
c. Disproportionate stratified random, dan
d. Area random.
2. Sementara itu Non-probability sampling meliputi:
a. sampling sistematis,
b. sampling kuota,
c. sampling aksidental,
d. purposive sampling,
e. sampling jenuh, dan
f. snowball sampling.

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat


berbagai teknik sampling yang dapat digunakan (lihat gambar dibawah).

20
Teknik Sampling (Indarwati, 2020). Teknik sampling Probability
Sampling dan Nonprobability Sampling.
1. Probability Sampling (Random Sampling)
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2018 , hlm. 120). Dalam sampling ini,
sampel diambil secara acak (random). Terdapat empat teknik yang dapat
digunakan meliputi beberapa teknik di bawah ini.
a. Simple random sampling
Dikatakan sederhana (simpel) karena pengambilan anggota
sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakukan jika anggota populasi
homogen.

21
b. Proportionate Stratified Random Sampling (Sampling secara rambang
proporsional )
Teknik ini digunakan apabila populasi memiliki anggota atau unsur
yang tidak homogen dan berstrata dan jumlah populasinya proporsional.
Misalnya suatu organisasi memiliki pegawai dengan latar belakang
pendidikan berbeda-beda, lulusan S1 90 orang, S2 30 orang, SMA 120
orang (angka perbedaannya tidak terlalu jauh).
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Digunakan untuk menentukan jumlah sampel apabila populasi
berstrata tapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja
tertentu memiliki 3 orang lulusan S3, 4 orang S2, 90 S1, 800 SMU, 700
SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 diambil semuanya
sebagai sampel. Mengapa? Karena dua kelompok tersebut terlalu kecil jika
dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling area digunakan untuk menentukan sampel jika
objek yang akan diteliti sumber datanya sangat luas seperti penduduk dari
suatu negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana
yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Misalnya terdapat 30
provinsi di suatu negara, maka akan diambil 15 provinsi secara acak
(Sugiyono, 2018, hlm. 120-122).

2. NonProbability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2018, hlm. 122).
Mudahnya, sampel yang diambil tidak diacak (tidak random). Menurut
Sugiyono (2018, hlm. 122-125) terdapat enam teknik nonprobability
sampling yakni sebagai berikut :

22
a. Sampling Sistematis
Merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi
terdiri dari 100, dari semua anggota diberi nomor urut 1-100. Pengambilan
sampel kemudian dapat dilakukan menggunakan nomor ganjil saja, genap
saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu.
b. Sampling Kuota
Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu hingga jumlah (kuota) yang diinginkan. Misalnya
ditentukan sampel penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat sebanyak 500 orang. Jika belum mencapai 500,
penelitian dianggap belum selesai.
c. Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yakni siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel jika dipandang orang
tersebut dianggap cocok sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive
Maksudnya teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya jika kita akan melakukan penelitian tentang kualitas
makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.
e. Sampling Jenuh
Merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi
relatif sedikit. Bisa juga penelitian ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus,
di mana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu
atau dua orang, tetapi karena dirasa dari dua orang tersebut data yang

23
didapatkan belum lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu atau dapat melengkapi data yang kurang. Hal tersebut
dapat dilakukan berkali-kali hingga data lengkap.

24
BAB III
PEMBAHASAN

Penelitian adalah karya ilmiah yang bertujuan mengungkap rahasia ilmiah


secara objektif, disempurnakan dengan bukti yang lengkap dan konklusif. Penelitian adalah
proses kreatif untuk mendapatkan informasi dengan mengungkapkan gejala dengan
caranya sendiri. Dalam penelitian, Salah satu bagian dalam lengkah-langkah penelitian adalah
menentukan pupulasi, sampel dan teknik sampling penelitian. Seorang peneliti dapat
menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu.
Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek
penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian kumpulan teresebut.
Kemudian, penelitin akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk
memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek. Salah satu bagian
dalam penelitian adalah menentukan popolasi dan sampel penelitian. Kegiatan penelitian
banyak dilakukan dengan menggunakan penarikan sampel, karena dibandingkan metode sensus
penarikan sampel lebih praktis, hemat biaya, dan tidak banyak menyita waktu maupun tenaga.
Penentuan sampel dari suatu populasi, disebut sebagai penarikan sampel (Sukmadinata
2011,251).
Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai alat untk menganalisis, baik pada
penelitian dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif. Yang menjadi masalah atau
persoalan yang dihadapi yaitu, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk mendapatkan
sampel dari suatu populasi. Disini sampel harus mencerminkan keadaan populasi. Masalah yang
kedua adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel dan berapa banyak unit analisis
yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan sampel
manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan, dan masalah yang akan dikaji.
Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel yang akan dilibatkan dalam kegiatan
penelitian. Berikut penjelasan dari beberapa contoh penelitian yang akan dibahas dengan
memperlihatkan jumlah sample, jumlah populasi dan cara penarikan samplingnya :
1. Hasil penelitian dari Meylen Suoth, et all, (2014) dengan judul hubungan gaya hidup dengan
kejadian hipertensi di Puskesmas kolongan kecamatan kalawat kabupaten minahasa utara,

25
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan penyakit hipertensi.
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua penderita hipertensi yang berkunjung/ berobat di
Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat. Besar sampel penelitian didasarkan pada
presentase dari besarnya populasi. Teknik ini cocok dipakai pada penelitian survei dengan
pengambilan sampel 5% dari total populasi atas pertimbangan biaya, jadi total sample yang
diambil yaitu 32 pasien responden (Saryono,2010). Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu, dimana
teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai yang
dikehendaki oleh peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi
yang telah dikenal sebelumnya (Siswanto, 2013).
2. Penelitian lainnya dari Indah Dwi, (2016) dengan judul gambaran gaya hidup pada penderita
hipertensi di puskesmas ciangsana di kecamatan gunung putrid kabupate bogor, tujuan
penelitian ini adalah unutk mengetahui gambaran gaya hidup penderita hipertesi. Populasi
studi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang terdata di Puskesmas Ciangsana
yang berusia 26-45 tahun yaitu berjumlah 40 orang. Karakteristik usia sampel yakni 26-45
tahun, karakteristik usia ini mengikuti data yang didapat dari puskesmas dan data
kependudukan dari kelurahan setempat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah
sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total sampling karena
menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan
sampel penelitian semuanya.
3. Penelitian berikutnya dari Yuyun,(2019) dengan judul pengaruh pengetahuan dan gaya
hidup terhadap perilaku manajemen diri pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas 1
sumedang, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan gaya
hidup terhadap perilaku menejemen diri pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas 1
sumedang dengan simple sebanyak 86 responden. Metode penelitian menggunakan
deskriptif analitik dengan desain crosssectional. Populasi sebanyak 108 pasien. Teknik
sampling menggunakan simplem random sampling dengn sample yang diperoleh sebanyak
86 pasien.

26
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek
dan benda-benda alam yang lain.
Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek
yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat dikatakan, bahwa sampel
adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut.

Jenis-jenis populasi diantaranya Populasi berdasarkan atas jumlah, dibedakan


menjadi: Populasi terbatas (definite), dan Populasi tak terbatas (indefinite). Populasi
berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi dengan ruang lingkupyang lebih
diersempit, yang digolongkan menjadi: Populasi teoritis, dan populasi tersedia. Populasi
berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data yaitu: Populasi bersifat homogen, dan
populasi bersifat heterogen.
Cara pengambilan sampel atau teknik sampling secara garis besar dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu Probabillity Sampling (pengambilan sampel bardasarkan peluang),
dan Nonprobability sampling (pengambilan sampel tidak berdasarkan peluang).

4.2 Saran
Dalam melakukan penelitian, peneliti diharuskan mengikuti aturan-aturan dan juga
prosedur-prosedur, agar penelitian yang dilakukan diharapkan memiliki jawaban yang
akurat terhadap suatu permasalahan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Rajawali Press.

Dajan, Anto. (1991).Pengantar Metode Statistik. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.

Furqon. 1999. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Hadi, Sutrisno. 2015. Statistika. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Irianto, Agus. 2012.Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta : Kencana

Martiningtyas, Nining (2011)., Teori, Soal dan Pembahasan Statistika. Jakarta :PT.Prestasi
Pustakaraya.

Santosa., R Gunawan., (2004).Statistik..Yogyakarta : Andi

Spiegel, Murray R (2004)., Statistik. Jakarta:Erlangga

Sudjana, (2005). Metode Statistika. Bandung:

Tarsito Sugiyono. 2016. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Supranto, J. (2008). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.

Thoifah I, 2015, Statistika Pendidikan dan metode penelitian kuantitatif, Madani, Malang

Walpole, R. E., & Myers, R. H. (1986). Ilmu peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan
(R. K. Sembiring, Trans.). Bandung: Penerbit ITB.

Walpole, Ronald E. (1995). Pengantar Statistika. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 63

Wibisono, Yusuf (2009). Metode Statistik. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Yitnosumarto, Suntoyo. (1990). Dasar-Dasar Statistika. Jakarta: Rajawali Pers

28

Anda mungkin juga menyukai