Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ANGKET”

(Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Makalah Kelompok Mata Kuliah


Assesmen dalam BK Semester Ganjil)

Oleh :

Kelompok 1 Kelas C
Indah Puteri; 1844041022
Minhad Rahmaniyah; 1844040006
Nur Fadila Istiqamah; 1844041036
NurAisyah Assahra; 1844040012
Fitriana Bakhtiar; 1844042056
Sulistiani; 1844041006
Ahmad Amrah; 1844042018
Andi Tarawu; 1844042027

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kenikmatan dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Tugas makalah ini berjudul
“Angket”.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi besar kita, Nabi
Muhammad SAW, yang telah menuntun umatnya dari zaman kebodohan ke zaman
yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca.

Harapan penyusun semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini, penyusun masih banyak kekurangan karena pengalaman yang


dimiliki masih kurang. Oleh karena itu, penyusun harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Dan mudah-mudahan penulisan makalah ini dapat
bermanfaat dan berkah bagi penyusun dan semua pihak. Aamiin.

Sulawesi Selatan, 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Pengertian Angket .................................................................................... 4
B. Tujuan dan Manfaat Angket..................................................................... 5
C. Jenis-jenis Angket .................................................................................... 4
D. Kelebihan dan Keterbatasan Angket ........................................................ 4
E. Cara Merancang Angket .......................................................................... 7
F. Langkah Pengadministrasian Angket ....................................................... 8
G. Skala Pengukuran Angket ........................................................................ 9
BAB III PENUTUP........................................................................................ 12
A. Kesimpulan ........................................................................................ 12
B. Saran................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13
LAMPIRAN ................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang kompleks, kekompleksitasan manusia itu


tiada taranya di muka bumi ini. Manusia lebih rumit dari makhluk apapun yang
bisa dijumpai dan jauh lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat. Manusia
juga sulit dipahami karena keunikannya. Dengan adanya hal ini maka sangat
diperlukan mengumpulkan informasi dari setiap individu baik dalam
melakukan penelitian atau untuk membantu mengambil keputusan di masa yang
akan datang.

Dalam mengumpulkan informasi, terdapat beberapa instrumen, yakni


Angket atau yang biasa disebut kuesioner, wawancara, sosiometri, observasi
atau lembar pengamatan, skala penilaian, dan dokumentasi. Di dalam kuesioner
terdapat beberapa pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan erat dengan
permasalahan penelitian yang hendak dipecahkan. Kuesioner tersebut disusun
sedemikian rupa lalu disebarkan kepada responden untuk memperoleh berbagai
informasi di lapangan. Dalam penelitian kuantitatif, kuesioner merupakan
instrumen yang paling sering digunakan, karena kuesioner mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan dengan alat pengumpul data yang lain.

Ada beberapa pengertian kuesioner yang diungkapkan oleh para ahli


Menurut Nazir, kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuat set pertanyaan
yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan
merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji
hipotesis. Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan lengkap.

Menurut Suharsimi Arikunto, Kuesioner/angket adalah daftar


pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon
sesuai dengan permintaan pengguna. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

1
pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
(Sugiyono, 2005:162). Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan
kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberikan tersebut bersedia
memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Kuesioner adalah
suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari
sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di
dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh
sistem yang sudah ada.

Dengan demikian angket/kuesioner adalah daftar pertanyaan yang


disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah
penelitian. Angket tersebut pada akhirnya diberikan kepada responden untuk
dimintakan jawaban. Dengan menggunakan kuesioner, analisis berupaya
mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk
menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam
suatu wawancara.

B. Rumusan Masalah

Dalam maklah ini penulis merumuskan beberapa permaslahan antara


lain sebagai berikut:

1. Apa pengertian angket?


2. Apa manfaat dan tujuan angket?
3. Apasaja jenis-jenis angket?
4. Apa saja kelebihan dan keterbatsan angket?
5. Bagaimana cara merancang angket?
6. Bagaimana Langkah pengadministrasian angket?
7. Skala apa yang digunakan dalam pengukuran angket?
8. Bagaimana contoh angket?

C. Tujuan Penulisan

2
Tujuan yang ingin di capai dalam penulisan makalah ini adalah antara lain
:
1. Untuk menjelaskan pengertian angket.
2. Untuk menjelaskan manfaat dan tujuan angket.
3. Untuk menjelaskan jenis-jenis angket.
4. Untuk menjelaskan skelebihan dan keterbatsan angket.
5. Untuk menjelaskan cara merancang angket.
6. Untuk menjelaskan Langkah pengadministrasian angket
7. Untuk menjelaskan Skala apa yang digunakan dalam pengukuran angket
8. Untuk memberikan contoh-contoh angket

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Angket

Metode angket atau kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan


mengajukan pertanyaan tertulis kepada responden. Kuesioner adalah daftar
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disusun berdasarkan tujuan penelitian
atau konstruk variabel tertentu yang dikaji oleh peneliti. Daftar ini kemudian
diberikan langsung atau dikirimkan kepada para responden yang akan
mengisinya sesuai dengan pendapat mereka (Pandang, 2019).

Kuesioner yang digunakan harus benar mewakili apa yang menjadi


tujuan penelitian yang dilakukan. Untuk itu, perlu diperhatikan hal-hal berikut
(Maryati, 2001) :

1. Sebelum atau pada saat membuat kuesioner, ada baiknya pelajari kuesioner
yang sudah ada dan yang relevan dengan topik penelitian yang akan
dilakukan.
2. Masalah – masalah konsep dan pengukuran, dapat dipecahkan dengan
berkonsultasi dengan pakar.
3. Untuk lebih memahami tentang fenomena dan perubahan sosial, seorang
peneliti harus mencari informasi tambahan melalui data sekunder,
wawancara bebas, observasi, berpartisivasi dalam studi kasus.

Secara umum isi dari angket dapat berupa (Safitrhry, 2018) :

1. Pertanyaan tentang fakta


Fakta yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang berhubungan dengan
responden, seperti umur, pendidikan, agama. Informasi yang diketahui oleh
responden juga dikategorikan dalam fakta.
2. Pertanyaan tentang pendapat
Menyangkut perasaan dan sikap responden tentang sesuatu.
3. Pertanyaan tentang persepsi diri

4
Mengenai cara responden menilai sesuatu tentang perilakunya sendiri dalam
hubungannya dengan orang lain atau lingkungan.
B. Tujuan dan Manfaat Angket
1. Tujuan Angket

Tujuan dari angket (Safitrhry, 2018) adalah sebagai berikut:

• Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.


• Memperoleh informasi mengenal suatu masalah secara serentak.
2. Manfaat Angket
Beberapa manfaat angket/kuesioner dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut (Ramly, dkk. 2017)
• Untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan teknik lain
• Bahan pembuatan evaluasi program
• Untuk mengambil sampling sikap dan pendapat dari responden.
C. Jenis-jenis Angket
Adapun jenis- jenis angket adalah sebagai berikut (Ramly, dkk. 2017).
1. Pengklasifikasian menurut subyek atau responden dibedakan menjadi:
a. Kuesioner/angket langsung, bilamana angket yang langsung
disampaikan kepada orang yang dimintai pendapat atau jawabannya.
Misal, kuesioner/angket siswa,
b. Kuesioner/angket yang tidak langsung, bilamana angket disampaikan
kepada orang lain yang dimintai pendapat tentang keadaan seseorang.
Misal, angket orang-tua, guru, teman
2. Pengklasifikasian menurut strukturnya, dibedakan menjadi:
a. Kuesioner/angket berstruktur, berisi pertanyaan-pertanyaan beserta
jawabannya yang jelas, singkat, dan konkrit.
b. Kuesioner/angket tidak berstruktur, berisi pertanyaan-pertanyaan yang
menghendaki jawaban yang bebas dan uraian yang panjang dan lebar
dari responden.
3. Pengklasifikasian menurut jenis pertanyaan, dibedakan menjadi:

5
a. Pertanyaan terbuka, yaitu kuesioner/angket yang kemungkinan
jawabannya tidak ditentukan terlebih dahulu dan responden bebas
memberikan jawaban.
Contoh: Menurut pendapat Anda ciri-ciri kepribadian manakah yang
cocok sebagai profil ketua OSIS?
b. Pertanyaan tertutup, yaitu kuesioner/angket yang kemungkinan
jawabannya ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi
kesempatan memberikan jawaban yang lain.
Contoh: Pernahkah Anda menjadi ketua OSIS?
a. Pernah b. Tidak pernah
c. Pertanyaan terbuka dan tertutup, yaitu jika jawabannya sudah
ditentukan kemudian disusul pertanyaan terbuka.
Contoh: Pernahkah Anda mendapat penjelasan tentang cara-cara belajar
yang efektif?
a. Pernah b. Tidak pernah
4. Pengklasifikasian menurut bentuk jawabannya, dibedakan menjadi:
a. Jawaban tabuler, yaitu responden diminta menjawab dengan mengisi
kolom-kolom pada tabel yang sudah tersedia.

Orangtua/ Nama Pekerjaan Pendidikan Agama


Wali

Ayah

Ibu

b. Jawaban berskala, yaitu jawaban terhadap pertanyaan


disusunberjenjang dalam mana responden diminta menyatakan
kebenaran atau penolakan terhadap setiap pertanyaan sikap, sehingga
diperoleh gambaran tentang derajat kecakapan, keadaan sikap, dan
keadaan diri responden.
Contoh: Dalam penguasaan bahasa Inggris, saya adalah:

6
Baik Cukup Kurang
c. Jawaban dengan cek, yaitu responden menjawab dengan cara memilih
salah satu dari pilihan-pilihan yang tersedia. Jenis jawaban ini disebut
juga dengan jawaban pilihan ganda.
Contoh: Apakah alasan Anda masuk SMA
• untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi
• disuruh oleh orang tua
• disuruh oleh kakak
• karena ajakan teman
• untuk memperoleh pekerjaan
• atas nasihat guru
• tidak tahu
• h................................................
d. Jawaban kategorikal, yaitu responden diminta memilih satu dari
antaradua pilihan yang tersedia. Dapat juga dikatakan bahwa jawaban
kategorikal ini bentuk jawaban benar-salah.
Contoh: Apakah Anda mempunyai saudara tiri?
Ya Tidak
Orang-tua saya sangat memperhatikan kebutuhan belajar saya.
Benar Salah
D. Kelebihan dan Kekurangan Angket
Beberapa kelebihan dari angket adalah sebagai berikut (Pandang, 2019).
1. Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang
paling mudah adalah dengan angket.
2. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan dapat menghemat waktu
untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak
3. Dengan angket, responden dapat lebih leluasa untuk menentukan kapan dan
dimana akan menjawabnya sesuai waktu dan kesempatan mereka.

Beberapa kelemahan dari angket, antara lain:

7
1. Metode ini kurang tepat digunakan apabila penelitian membutuhkan reaksi
yang sifatnya spontan dan cepat.
2. Metodenya kurang fleksibel. Pertanyaan hanya terpancang dan terbatas pada
daftar yang sudah disediakan dalam angket
3. Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi
karena kurang jelasnya petunjuk atau pertanyaan dalam angket, atau karena
keragu-raguan responden untuk menjawab.
E. Cara Merancang Angket
Cara atau langkah dalam merancang angket (Wajhillah, dkk), adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan informasi yang ingin diketahui secara spesifik. Langkah ini
memastikan bahwa periset memiliki pemahaman yang baik tentang suatu isu
penelitian.
2. Menentukan jenis angket dan metode administrasinya. Gunakan jenis data
sebagai dasar untuk menentukan jenis angket.
3. Menentukan isi dari masing-masing pertanyaan.
4. Menentukan banyaknya respon dari setiap pertanyaan.
5. Memilih kata yang digunakan pada setiap pertanyaan. Memastikan
penggunaan kata yang sederhana. Menghindari kata dengan makna ganda
(ambigu). Menghindari alternatif dan asumsi-asumsi implisit. Pertanyaan
dibuat spesifik.
6. Menentukan urutan pertanyaan. Gunakan pertanyaan pembuka yang
sederhana dan menarik. Tentukan pertanyaan mendekati metode umum ke
khusus agar jawaban dalam angket menjadi terarah.
7. Menentukan karakteristik fisik angket. Gunakan media yang profesional dan
tidak terkesan murah. Bentuk fisik disesuaikan dengan responden.
8. Uji kembali langkah 1 sampai 7 dan evaluasi. Memeriksa kembali kata dan
kalimat dari setiap pertanyaan untuk memastikan bahwa pertanyaan tidak
membingungkan responden dalam memberikan jawaban dari setiap
pertanyaan yang diajukan. Evaluasi pertanyaan pada responden percobaan
untuk mengetahui tingkat kesulitan jawaban responden.

8
9. Lakukan uji awal atas angket dan evaluasi. Melakukan uji awal atas angket
pertama melalui wawancara secara pribadi dengan responden. Meminta
komentar dari pewawancara dan responden untuk menentukan setiap
masalah dalam angket dan merevisi kembali angket jika diperlukan.
F. Langkah Pengadministrasian Angket
Langkah pengadministrasian angket (Ramly, dkk, 2017) adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan, yang terdiri dari:
a. Penetapan topik
b. Penentuan variabel
c. Penentuan indicator
d. Penentuan predictor
e. Penyusunan pernyataan/item
2. Tahap pelaksanaan, yang terdiri dari:
a. Mempersiapkan angket
b. Menetapkan kapan angket akan disebar
c. Merekap hasil angket
3. Tahap analisis hasil, yang terdiri dari:
a. Pengelompokan variabel yang akan ditabulasi
b. Penyekoran jawaban dan menghasilkan persentase
c. Kesimpulan dan penginterpretasian hasil
d. Pelaporan dalam bentuk profil
G. Skala Pengukuran Angket
Macam-macam skala pengukuran dalam angket adalah sebagai berikut
(Subagiyo, 2017).
1. Skala Likert
Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
suatu gejala atau fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai
sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata, antara lain:

9
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
Atau
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-Kadang
d. Tidak Pernah

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,
misalnya:

a. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5


b. Setuju/sering/positif diberi skor 4
c. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3
d. Tidak setuju/hampir/tidak pernah/negatif diberi skor 2
e. Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1
2. Skala Guttman
Tipe skala pengukuran ini adalah jawaban yang tegas yaitu, “ya-
tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif” dan
sebagainya. Dalam skala Guttman, hanya ada dua interval yaitu setuju atau
tidak setuju, hal ini berbeda dengan skala Likert. Penelitian ini menggunakan
skala Guttman apabila ingin memperoleh jawaban yang tegas terhadap
rumusan masalah yang ditanyakan.
Contohnya: 1. Status perkawinan: a. Kawin b. Tidak Kawin
3. Skala Rating
Dengan skala rating, data mentah yang didapatkan berbentuk angka,
selanjutnnya ditafsirkan dalam pemahaman kualitatif. Jawaban responden
senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah atau tidak pernah.
Skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari

10
jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu
jawaban kuantitatif yang tersedia. Dengan demikian skala rating lebih
luwes, fleksibel dan tidak terbatas dalam mengukur sikap saja, namun untuk
mengukur persepsi atau penilaian responden terhadap sebuah fenomena
lainnya.
Contoh : Seberapa baik data ruang kerja yang ada di Bank Umum Syariah
“X”? Berilah jawaban dengan angka: 4, bila tata ruang itu sangat baik 3, bila
tata ruang itu cukup baik 2, bila tata ruang itu kurang baik 1, bila tata ruang
itu sangat tidak baik
4. Skala Semantik Diferensial
Menurut Kultar Singh dalam buku Quantitative Social Research
Methods, menyatakan bahwa prosedur skala semantik diferensial
dikembangkan oleh Osgood pada tahun 1950 untuk menyusun sikap seperti
emosi dan perasaan. skala ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya
bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist. Skala ini disusun dalam
satu garis kontinum yang jawaban “sangat positif” yang terletak di bagian
kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis,
atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran skala semantic
differential adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk
mengukur sikap tertentu yang dipunyai seseorang.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Angket merupakan salah satu instrumen pertanyaan atau pernyataan yang
di ajukan kepada responden , dan terdiri dari tiga bagian yakni judul angket,
pengantar angket yang berisi tujuan angket serta petunjuk pengisian angket, dan
item-item pertanyaan atau pernyataan.
Angket merupakan salah satu alat asesmen non-tes berupa serangkaian
pertanyaan atau pernyataan yang diajukan kepada responden (peserta didik, orang
tua, atau masyarakat). Angket dapat dibedakan berdasarkan tiga jenis, yaitu:
berdasarkan bentuk pertanyaan atau pernyataan, berdasarkan respondennya
(sumber data), dan berdasarkan strukturnya.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki angket, antara lain praktis, ekonomis,
memudahkan tabulasi pada angket tertutup, dan mendapatkan jawaban yang luas
pada angket terbuka. Kelemahan angket di antaranya responden sering tidak teliti
dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, sulit untuk
mendapat jaminan bahwa responden akan memberikan jawaban yang tepat.

B. Saran
Sebaiknya dalam pengunaan angket sang pembuat angket melakukan uji
coba terlebih dahulu agar hasil yang di inginkan dapat maksimal. Terlebih lagi sang
pembuat angket juga harus memperhatikan tempat dimana akan melakukan
pengumpulan informasi dengan menggunakan angket, dan tidak kalah pentingnya,
para responden juga harus diperhatikan, jangan sampai memilih responden yang
terlihat main-main dalam pengisian angket yang telah dibuat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Maryati, N & Juju, S. 2001. Sosiologi. Jakarta : Penerbit Erlangga.


Pandang, Abdullah dan Muhammad Anas. 2019. PENELITIAN EKSPERIMEN
DALAM BIMBINGAN KONSELING Konsep Dasar & Aplikasinya Tahap
Demi Tahap. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar
Ramly, M, dkk. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata
Pelajaran/Paket Keahlian Bimbingan dan Konseling. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan.
Safitrhry, E.A. 2018. Asesmen Teknik Tes dan Non Tes. Malang : CV IRDH
Subagiyo, Rokhmat. 2017. Metode penelitian ekonomi islam: konsep
dan penerapan. (online). (http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/7300/8/Bab8_Skala%20pengukuran.pdf) diaksen 9
September 2020
Wajhillah, R, dkk. 2019. COBIT: Implementasi pada Tata Kelola Si Penyu.
Sukabumi: CV Jejak.

13
LAMPIRAN-LAMPIRAN

14
15

Anda mungkin juga menyukai