Oleh :
Kelompok 16
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, karena penulis telah diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini mengenai”Populasi dan Sampel”.Makalah ini ditulis
sebagai tugas untuk mata kuliah Biostatistik. Dengan membaca makalsh ini,
diharapkan para pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan tentang knsep dasar
statistika dan tedensi sentral dalam penelitian.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada ibu Dr. Ns. Meri
Neherta, M.Biomed Selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Biostatistik yang telah
memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.Serta teman-teman yang telah
mendukung sehingga terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik, pengarahan
serta saran yang membangun demi penyempurnaan makalah kami kedepannya.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Atas semua perhatian pembaca, kami
ucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian populasi ?
2. Apa saja bentuk populasi sampel ?
3. Bagaimana kegunaan sampel ?
4. Apa saja prosedur pengembilan sampel ?
5. Bagaimana teknik sampel ?
6. Apa yang dimaksud dengan besar sampel ?
C. Tujuan
Dalam tujuan penulisan di makalah ini agar penulis dan pembaca dapat
mengetahui secara baik akan apa yang dimaksud dengan populasi, teknik
pengambilasn sampel dan cara menentukan besar sampel sehingga dalam pembuatan
proposal, tesis maupun karya tulis ilmia kita dapat mengetahui apa yang dapat
dibahas dalam metode penelitiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Populasi sampel
Populasi sampel merupakan populasi dimana sebuah sampel di pilih secara
langsung dengan menerapkan suatu metode pemilihan sampel tertentu, termasuk
metode pemilihan stratifikasi bertahap (lihat agung, 2011, 2009, 2008, 2006 & 1992).
Sehingga hasil analisis berdasrkan sebuah sampel akan dipakai untuk mepelajari atau
memprakirakan karakteristik populasi sampel yang bersangkutan. Hasil analisis
satistika inferensial berdasarkan suatu sampel probabilitas lebih dapat dipertanggung
jawabkan berlaku untuk populasi sampel, dengan dukungan teori probabilitas dan
menerapkan metode analisis statistika yang tepat. Akan tetapi, hail setiap analisis
inferensial tersebut hanyalah mempunyai kebenaran probabilitas.
b. Populasi target
Populasi target merupakan populasi yang jauh lebih luas dari populasi sampel,
untuk hasilgeneralisasi berdasarkan sebuah sampel diharapkan akan berlaku atau
dapat diterima secara teoritis, tetapi bukanlah secara statisktika.
c. Populasi hipotesis
Dalam praktik, cukup banyak data sampel atau objek penelitian diperoleh
tanpa mulai dengan mengidetifikasi populasi yang akan ditinjau, tetapi mulai dengan
kelompok individu yang yang kebetulan atau terpaksa menjadi objek atau reponden
suatu penelitian, karena beberapa faktor. Sebgai contoh :
1. Sampel suakrelawan, individu-individu secara suka rela bersedia menjadi
objek penelitian karena beberapa faktor, diantaranya akena ada imbalan.
2. Sanpel kekerabatan, keseidaan responden untuk memberikan respons terhadap
suatu kuesioner karena adanya hubungan kekerabatan, baik langsung maupun
tak langsung dengan si peneliti.
3. Sampel kekuasaan/perkosaan, objek penelitian tidak mengetahui bahwa
mereka menjadi objek suatu penelitian berada di bawah kekuasaan si peneliti.
Misalnya dalm suatu penelitian medis, si sakit tidak menyadari dia sebenarnya
menjadi objek uji coba sebuah obat atau alat.
4. Sampel seenaknya, sampel itu dipilih untuk mudah dan enaknya si peneliti
saja, tanpa memperhitungkan populasinya atau hasil analisis inferensialnya.
Dalam kasus-kasus seperti ini, populasi penelitian menjadi kurang/tidak jelas
lagi, akan tetapi, hasil berdasarkan kelompok individu yang kebetulan
termasuk sebagai sampel juga dapat dibuat generalisasi yang berlaku untuk
suatu populaasi yang abstrak, yang di sebut populasi hipotesis.
Walaupun populasinya tidak jelas atau abstrak, hasil penelitian semacam ini
juga mempunyai manfaat yang sangat besar untung pengembangan teknologi
dan ilmu pengetahuan.
C. Kegunaan sampel
Di dalam penelitian ilmiah, banyak masalah yang tidak dapat
dipecahkan tanpa memanfaatkan teknik samping.Oleh sebab itu agar dapat
dilakukan penelitian terhadap semua sub bidang dan dengan biaya murah,
penelitian dapat melakukan sampling atau pengambilan sampel terhadap
objek yang di telitinya.
Kegunaan sampling di dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Menghemat biaya
Proses pelaksanaan penelitian yang mencangkup alat penelitian,
pengumpulan data, pengolahan data, dan sebagainya memerlukan biaya
yang relatif besar. Apabila penelitian tersebut dilakukan terhadap seluruh
objek yang diteliti sudah barang tentu akan memakan lebih banyak lagi
biaya.Oleh sebab itu dengan sampling , dalam arti penelitian hanya
dilakukan terhadap sebagai populasi, biaya tersebut dapat ditekan atau
dikurangi.
2. Mempercepat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap objek yang banyak [seluruh
populasi] jelas akan memakan waktu yang lama, bila di bandingkan
dengan hanya terhadap sebagai populasi saja [sampel].Oleh sebab itu jelas
bahwa penelitian yang hanya dilakukan terhadap sampel akan lebih cepat
selesai.
3. Menghemat tenaga
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan terhadap seluruh populasi jelas
akan memerlukan tenaga yang lebih banyak bila di bandingkan dengan
penelitian yang hanya di lakukan terhadap sebagian saja dari populasi
tersebut. Dengan kata lain, penelitian yang dilakukan hanya terhadap
sampel ini lebih menghemat tenaga.
4. Memperluas ruang lingkup penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap seluruh objek akan memakan
waktu, tenaga, biaya, dan fasilitas-fasilitas lain yang lebih besar. Apabila
penelitian dilakukan terhadap sampel, maka dengan waktu,tenaga,dan
biaya yang sama dapat dilakukan penelitian yang lebih luas ruang
lingkupnya.
5. Memperoleh hasil yang lebih akurat
Penelitian yang dilakukan terhadap populasi jelas akan menyita
sumber-sumber daya yang lebih besar, termasuk usaha-usahaanalisis.Hal
ini akan berpengaruh terhadap keakuratan hasil penelitian.Dengan
menggunakan sampel, maka dengan usaha yang sama akan diperoleh hasil
analisis yang lebih akurat.
E. Teknik sampling
Pada garis besarnya hanya ada dua jenis sampel,yauitu sampel-sampel
probabilitas {probability samples} atau sering di sebut random sampleb{sampel
acak} dan sampel-sampel non-probabilitas {non probability samples}.tiap-tiap jenis
sampel-sampel ini terdiri dari berbagai macam pula
a. Random sampling
Pengambilan sampeling secara random atau acak di sebut random sampeling,
dan sampel yang di peroleh di sebut sampel random. Teknik random sampeling ini
hanya boleh di gunakan apabila setiap unit atau anggota populasi itu bersifat
homogeny. Hal ini berarti setiap anggota populasi itu mempunyai kesempatan yang
sama untuk di ambil sebagai sampel.teknik random sampel ini dapat di bedakan
menjadi:
1. Pengambilan sampel secara acak sederhana {sampel random sampling}.
Hakikat dari pengambilan sampel secara acak sederhana adalah bahwa sitiap
anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk di seleksi
sebagai sampel. Apabila besarnya sampel yang di inginkan itu berbeda-beda, maka
maka besarnya kesempatan bagi setiap satuan elementer untuk terpilih pun berbeda-
beda pula. Teknik pengambilan sampel secara acak sederhana ini di bedakan menjadi
dua cara, yaitu dengan mengundi anggota populasi {lottery technique}. Random
number ini dapat di lihat pada buku-buku statistik.
2. Pengambilan sampel secara acak sistematis {systematic sampling}
Teknik ini merupakan modifikasi dari sampel random sampeling caranya
adalah, membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang
di inginkan. Hasinya adalah interval sampel. Sampel di ambil dengan membuat daftar
elemen atau anggota populasi sacara acak 1 sampai dengan n. kemudian membagi
dengan jumlah sampel yang di inginkan, misalnya hasil sebagai interval adalah X,
maka yang terkena sampel adalah setiap kelipan dari X tersebut.contoh,jumlah
populasi 200, sampel yang di inginkan 50, maka intervalnya adalah 200 : 50= 4.
Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah setiap elemen yang mempunyai
nomor kelipatan 4, 8, 12, 16, dan seterusnya sampai mencapai 50 anggota sampel.
3. pengambilan sampel secara acak stratifikasi {stratified sampeling atau
stratified random sampeling}
Apabila suatu populasi terdiri dari unit yang mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda atau heterogen, maka teknik pengambilan sampel yang tepat di gunakan
adalah stratified sampeling. Hal ini di lakukan dengan cara mengidentifikasi
karakteristik umum dari anggota populisi, kemudian menentukan srata atau lapisan
atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut. Penentuan srata ini dapat di
dasarkan bermacam-macam, misalnya tingkatan ekonomi pasien, tingkat keparahan
penyakit, umur penderita, dan lain sabagainya. Setelah di tentukan sratanya barulah
dari masing-masing srata ini di ambil sampel yang mewakili srata tersebut secara
random atau acak.
Agar perimbingan sampel dari masing-masing srata itu memadai, maka dalam
teknik inisering pula di lakukan perimbingan antara jumlah anggota populasi
berdasarkan masing-masing srata. Oleh sebab itu maka di sebut pengambilan sampel
secara proppational stratified sampeling.
Pelaksanaan pengambilan sampel dengan stratified, mula-mula kita
mebetapkan unit-unit anggota populasi dalam bentuk strata yang di dasarkan pada
karakteristik umum dari anggota-anggota populasi ya berbeda-beda. Setiap unit yang
mempunyai karakteeristik umum yang sama, di kelompokan pada satu strata,
kemudian dari masing-masingnstrata di ambil sampel yang mewakilinya.
G. Besar Sampel
Dalam statistik inferensial, besar sampel sangat menentukan representasi
sampel yang diambil dalam menggambarkan populasi penelitian. Oleh karena itu
menjadi satu kebutuhan bagi setiap peneliti untuk memahami kaidah-kaidah yang
benar dalam menentukan sampel minimal dalam sebuah penelitian.
Cara menghitung besar sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh
desain penelitian yang digunakan dan data yang diambil. Jenis penelitian
observasional dengan menggunakan disain cross-sectional akan berbeda dengan case-
control study dan khohor, demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi
akan berbeda dengan jika data yang digunakan adalah data continue. Pada penelitian
di bidang kesehatan masyarakat, kebanyakan menggunakan disain atau pendekatan
cross-sectional atau belah lintang, meskipun ada beberapa yang menggunakan case
control ataupun khohor.
a. Besar sampel merupakan
Syarat penting untuk suatu generalisasi atau inferensi
Semakin homogeny populasi, semakin kecil sampel, semakin heterogen
populasi, semakin besar sampel
Tujuan penentuan besar sampel :
- Mewakili populasi ( representativeness )
- Keperluan analisis
b. Perlu diperlukan :
Tujuan penelitian/analisis
Jenis dan rancangan peneliti
Jumlah populasi
Karakteristik populasi/cara pengambilan sampel ( teknik sampling )
Jenis ( skala pengukuran )
c. Besar sampel ditentukan oleh :
1. Tujuan penelitian :
- Estimasi ( proporsi atau estimasi rata-rata )
- Uji hipotesis ( sig, level: α dan power: 1-β )
2. Disain penelitian :
- Observasi : ~ cross sectional
~ case control
~ cohort
- Experiment ( clinical trial )
3. Presisi: devisiasi nilai estimasi dengan nilai populasi sebelumnya atau
perbedaan antara dua nilai pupulasi
4. Derajat kepercayaan tingkat singnifikan ( α ) 1% atau 5%
5. Metode sampling : SRS atau bukan SRS
6. Kekuatan uji, ( 1- β )
( lemeshow,S,et al, 1997 )
Table probaliti terjadinya kesalahan dalam uji statis
α Zα Zα/2
0,10 1,28 1,64
0,05 1,64 1,96
0,025 1,96 2,24
0,01 2,33 2,58
β power ( 1-β ) Zβ
> 0,50 < 0,50 < 0,00
0,50 0,50 0,00
0,40 0,60 0,25
0,30 0,70 0,53
0,20 0,80 0,84
0,15 0,85 1,01
0,10 0,90 1,28
0,05 0,95 1,64
0,025 0,975 1,96
0.01 0,99 2,33
PENELITIAN OBSERVASIONAL
a. besar sampel pada satu populasi
1. Estimasi
a. Simple random sampling atau systematic random sampling
- Data kontinyu
Untuk populasi infinit, rumus besar sampel adalah :
Z2 1-α/2 σ2
n = -------------
d2
Jika populasi finit, maka rumus besar sampel adalah :
N Z2 1-α/2 σ2
n = --------------------------
(N-1) d2 + Z2 1-α/2 σ2
di mana n = besar sampel minimum
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
σ2 = harga varians di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
N = Besar Populasi
- Data proporsi
Untuk populasi infinit, rumus besar sampel adalah :
Z2 1-α/2 P (1-P)
n = --------------------
d2
Jika populasi finit, maka rumus besar sampel adalah :
N Z2 1-α/2 P (1-P)
n = -------------------------------
(N-1) d2 + Z2 1-α/2 P (1-P)
di mana n = besar sampel minimum
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
P = harga proporsi di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
N = besar populasi
• Stratified random sampling
• - Data kontinyu
Data proporsi
• Rumus besar sampel adalah :
- Data proporsi
• Rumus besar sampel adalah :
N Z2 1-α/2 α2
n = ----------------------------------
(N-1) d2 (N/C) 2 + Z2 1-α/2 α2
di mana n = besar sampel (jumlah cluster) minimum
N = besar populasi = mi
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
C = jumlah seluruh cluster di populasi
σ2 = (ai – mi P)2/(C’-1) dan P = ai /mi
ai = banyaknya elemen yang masuk kriteria pada cluster ke-i
mi = banyaknya elemen pada cluster ke-i
C’ = jumlah cluster sementara
b. Data proporsi
- Cross sectional
Rumus besar sampel sebagai berikut :
- Cohort
Rumus besar sampel sebagai berikut :
- Case-control
Rumus besar sampel adalah :
2. Uji Hipotesis
a. Data kontinyu
Rumus besar sampel sebagai berikut :
- Cohort
- Case-control
di mana n = besar sampel minimum
A. Kesimpulan
Populasi sampel merupakan populasi dimana sebuah sampel di pilih secara
langsung dengan menerapkan suatu metode pemilihan sampel tertentu, termasuk
metode pemilihan stratifikasi bertahap
Cara menghitung besar sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh
desain penelitian yang digunakan dan data yang diambil. Jenis penelitian
observasional dengan menggunakan disain cross-sectional akan berbeda dengan case-
control study dan khohor, demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi
akan berbeda dengan jika data yang digunakan adalah data continue. Sehingga yang
di perhatikan menjadi satu kebutuhan bagi setiap peneliti untuk memahami kaidah-
kaidah yang benar dalam menentukan sampel minimal dalam sebuah penelitian.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan dalam penelitian, peneliti harus dapat
menentukan teknik yang tepat dan efektif sehingga didapatkan sampel yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Eva Ellya Sibagariang, Skm, Juliane, SPsi, R. S T. 2010. Buku saku Metode
Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan. Jakarta. Trans Info Media
Prof. I Gusti Ngurah Agung. 2011. Manajemen Penulis ( Skirpsi, Tesis dan
Disertasi ). Jakarta. PT Rja Grafindo Persada.