Disusun Oleh
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL” ini
dengan tepat waktu. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah metodelogi penelitian. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah ilmu
dan wawasan tentang teknik pengambilan sampel bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr.Wirmie Eka Putra, S.E.,M.Si. CIQnR
selaku dosen pengampu mata kuliah metodelogi penelitian yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi
semangat dalam pengerjaan makalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teknik pengambilan sampel
2. Apa saja yang termasuk dalam teknik pengambilan sampel probability sampling
3. Apa saja yang termasuk dalam teknik pengambilan sampel non probability sampling
1.3 Tujuan
1. Mengetahui teknik dalam pengambilan sampel
2. Mengetahui teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam probability sampling
3. Mengetahui teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam non probability sampling
2
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
3
2.2 Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel
ini meliputi.
1. Simple random sampling
Menurut Kerlinger simple random sampling adalah metode penarikan dari sebuah populasi
atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi memiliki
peluang yang sama untuk terpilih atau terambil. Menurut Sugiyono teknik sampling ini disebut
simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi.
Peneliti dapat menggunakan simple random sampling dalam penelitiannya jika:
a) Terbatasnya pengetahuan terhadap unsur-unsur populasi. Tidak terdapat pengetahuan
sebelumnya yang dapat digunakan untuk menilai derajat keseragaman populasi.
b) Berdasarkan pengetahuan atau pengalaman yang ada, belum ada suatu prosedur
penarikan sampel tandingan yang lebih efisien daripada simple random sampling.
Dalam pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling, peneliti
harus memenuhi syarat-syarat berikut:
a) Tersedianya suatu daftar kerangka sampel yang cermat dan lengkap mencakup seluruh
elemen populasi.
b) Untuk variabel-variabel tertentu yang akan diamati, populasi data dapat dianggap bersifat
cukup seragam atau homogen.
c) Dalam praktek penarikan sampel (baik langsung maupun tidak langsung), terkait
geografis, maka sebaran elemen populasi tidak terlalu terpencar-pencar dalam areal yang
luas.
Kelebihan:
1. Tidak membutuhkan informasi tambahan pada kerangka sampel seperti wilayah
geografis, dan lain-lain, selain daftar lengkap elemen populasi survei dengan informasi
yang akan diteliti.
2. Rumus yang digunakan relatif mudah.
3. Mudah diterapkan untuk populasi kecil.
Kekurangan:
4
1. Akan menjadi mahal dan tidak mungkin dikerjakan untuk populasi besar karena semua
elemen harus diidentifikasi sebelum diambil sampel.
2. Biaya akan mahal jika sampel yang diambil tersebar secara geografis.
3. Persyaratan sulit terpenuhi.
Prosedur penarikan sampel dilakukan sebagai berikut:
1. Penarikan simple random sampling dengan pemulihan (with replacement). Misalkan
untuk populasi ukuran N dan sampel n, maka banyaknya keseluruhan kemungkinan
sampel yang akan terpilih yaitu NNc set sampel yang masing-masing terdiri dari n
elemen.
2. Penarikan simple random sampling tanpa pemulihan (without replacement). Untuk
populasi ukuran N dan sampel n, maka banyaknya keseluruhan kemungkinan sampel
yang akan terpilih yaitu Nn set sampel yang masing-masing terdiri dari n elemen.
Teknik pengambilan sampel dalam sample random sampling dapat dilakukan dengan cara :
lotere, kalkulator; tekan tombol Ran # untuk mengeluarkan angka acak, computer; melelui fungsi
= RAND() atau =RANDBETWEEN() dan menggunakan table angka random (TAR).
1. Pengambilan sampel dilakukan dengan membagi populasi ke dalam beberapa strata, dimana
setiap strata adalah homogen. Antar strata ada sifat yang
2. Berbeda kemudian dilakukan dengan pengambilan sampel pada setiap strata yang berbeda
Ciri-ciri:
1. Deviasi standar lebih kecil dibandingkan dengan pengambilan sampel acak sederhana.
Hal ini dapat terjadi bila pengelompokan dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu
kelompok mempunyai perbedaan yang sangat kecil mungkin, sedangkan perbedaan
antarkelompok yang sebesar mungkin dan pengambilan sampel dilakukan secara
proposional.
5
2. Pengambilan sampel acak dengan stratifikasi akan lebih efektif bila dalam distribusi
populasi terdapat nilai ekstrim dianrtara kelompok itu sendiri.
3. Setiap unit mempunyai peluang yang sama untuk diambil sebagai sampel.
Keuntungan
Keuntungan menggunakan pengambilan acak dengan stratifikasi adalah ketepatan yang
lebih tinggi dengan simpangan baku
1. Proportionate stratified random sampling
Suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasi tidak homogen yang
terdiri atas kelompok homogen atau berstrata yang kurang secara proporsional.
2. Dispropotinate stratified random sampling
Suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasi tidak homogeny
terdiri atas kelompok homogen atau berstrata kurang secara proporsional.
Misalkan kita bermaksud memperkirakan penghasilan rata-rata pertahun dari (N = 30.000)
kepala keluarga yang bermukim di suatu wilayah pedesaan atau pertanian. Perkiraan penghasilan
rata-rata ini akan didasarkan pada sebuah sampel berukuran (η = 60). Misalnya populasi itu dapat
dibagi-bagi menjadi beberapa strata, yakni : petani, buruh tani, dan lain-lain.
Dari stratum pertama kemudian diambil sebuah sampel random, dari statum kedua juga
diambil sebuah sampel random demikian juga pada stratum ke tiga. Hasilnya kemudian
digabungkan menjadi sebuah sampel yang diperlukan untuk memperkirakan penghasilan rata-
rata pertahun.
Apabila pengambilan banyak individu dari setiap stratum ditentukan sebanding dengan
ukuran-ukuran tiap stratum dan pengambilannya dilakukan secara random, dinamakan
(Proportional Random Sampling). Misalnya dari contoh tersebut populasi sebanyak 30.000 akan
diambil sebuah sampel berukuran 60. Anggota sampel sebesar 60 ini adalah 1/5 % dari ukuran
6
populasi. Maka dari stratum petani perlu diambil secara random sebanyak 1/5% dari 15.000 atau
30 orang, dari stratum buruh tani sebanyak 1/5% dari 10.000 atau 20 orang dan dari stratum lain-
lain sebanyak 1/5% dan dari stratum laim-lain sebanyak 1/5 % dari sebanyak 1/5 % dari 5000
orang atau 10 orang. Jumlah seluruhnya 60 orang, sebanyak sampel yang dikehendaki
(Djarwanto, 1985 : 86).
Misalnya kita menghendaki sebuah sampel berukuran 85 dari sebuah populasi yang
berukuran 850. Setelah setiap individu dari populasi itu diberi nomor urut 001 sampai dengan
850. Maka bagilah individu menjadi 85 kumpulan (sub-populasi) dimana setiap kumpulanSub-
populasi pertama berisi individu bernomor 001 sampai dengan 010 sampai dengan 010, sub
populasi kedua berisi individu dengan nomor 011 sampai dengan 020 dan seterusnya sampai sub
populasi yang ke-85 berisi individu dengan nomor 841 sampai dengan 850. Dari subpopulasi
pertama kita gunakan “tabel bilangan random” untuk mendapatkan sebuah anggota dari sampel
yang dikehendaki. Misalkan jatuh pada nomor 005, maka dari subpopulasi kedua diambil
individu dengan nomor 005 + 010 = 015, dari kumpulan ketiga individu bernomor =015 + 010 =
025 dan seterusnya.
Jika dari subpopulasi pertama, individu yang diambil secara random jatuh pada nomor 003,
maka individu berikutnya perlu diselidiki untuk sampel itu adalah yang bernomor 013, 023,
033….dan seterusnya.
7
Berdasarkan pengertian para ahli atau pakar di atas, kita dapat mengambil poin-poin
penting perihal pengertian teknik samplingtersebut serta indikasi penggunannya. Menurut
statistikian, purposive sampling lebih tepat digunakan oleh para peneliti apabila memang
sebuah penelitian memerlukan kriteria khusus agar sampel yang diambil nantinya sesuai
dengan tujuan penelitian dapat memecahkan permasalahan penelitian serta dapat
memberikan nilai yang lebih representatif. Sehingga teknik yang diambil dapat memenuhi
tujuan sebenarnya dilakukannya penelitian
Contoh mudah dalam penerapan teknik ini pada penelitian menggunakan metode
kohort adalah sebagai berikut: apabila peneliti akan meneliti dengan judul “Pengaruh
konsumsi tablet besi selama hamil terhadap kadar hemoglobin pasca melahirkan.” Maka
peneliti menetapkan kriteria khusus sebagai syarat populasi (ibu hamil) yang dapat dijadikan
sampel, yaitu apabila ibu tersebut tidak mempunyai berbagai jenis penyakit anemia.
Alasannya ditetapkan kriteria tersebut adalah karena kadar hemoglobin tidak hanya
disebabkan oleh konsumsi tablet besi, melainkan oleh berbagai penyebab lainnya yang
mendasar seperti penyakit anemia megaloblastik, anemia aplastik atau berbagai jenis anemia
lainnya.
Contoh diatas menunjukkan pada kita, bahwa ditetapkannya kriteria tersebut adalah agar
tidak terjadi bias hasil penelitian. Sehingga hasil penelitian dengan menggunakan teknik
purposive tersebut dapat lebih memberikan hasil yang representatif.
8
1. Kriteria atau batasan ditetapkan dengan teliti.
2. Sampel yang diambil sebagai subjek penelitian adalah sampel yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan.
b. Kekurangan:
1. Tidak ada jaminan bahwa jumlah sampel yang digunakan representatif dalam segi
jumlah.
2. Dimana tidak sebaik sample random sampling.
3. Bukan termasuk metode random sampling.
4. Tidak dapat digunakan sebagai generalisasi untuk mengambil kesimpulan
statistik.
2. Accindental Sampling
Accidental sampling/ Convenience sampling adalah non-probabilitas sampling teknik
dimana subyek dipilih karena aksesibilitas nyaman dan kedekatan mereka kepada
peneliti.Subyek dipilih hanya karena mereka paling mudah untuk merekrut studi dan peneliti
tidak mempertimbangkan memilih mata pelajaran yang mewakili seluruh populasi.
Dalam semua bentuk penelitian, akan sangat ideal untuk menguji seluruh penduduk,
tetapi dalam banyak kasus, populasi terlalu besar sehingga mustahil untuk menyertakan
setiap individu. Ini adalah alasan mengapa para peneliti sebagian besar bergantung pada
teknik sampling seperti pengambilan sampel kenyamanan, yang paling umum dari semua
teknik sampling. Banyak peneliti lebih memilih teknik sampling karena cepat, murah,
mudah dan subyek yang tersedia.Berikut beberapa contoh Accidental sampling/
Convenience Sampling :
9
1. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau
kebetulan dia mengenal orang tersebut. Kita ingin meneliti pendapat masyarakat tentang
kenaikan harga atau keluarga berencana, maka pertanyaan yang diajukan kepada mereka
yang kebetulan yang dijumpai di pasar atau ditempat-tempat lainnya.
2. Sebuah wartawan surat kabar bertanya kepada pambaca lewat kolom kuesioner di surat
kabar tersebut. Tidak smua orang yang baca koran punya minat pada masalah didalam
kuesioner, atau punya waktu untuk menggunting kuesiomner dan mengirimkannya pada
pos kendati gratis. Andai saja ada 5000 orang yang mengembalikan, tetapi kendati besar
“sampel” itu tidak bisa secara akurat menggambarkan popoulasi. Mungkin saja
kuesioner tersebut lebih punya nuansa menghibur ketimbang melakukan penelitian.
3. Seorang peneliti ingin mengetahui partisipasi orang tua murid dalam meningkatkan
prestasi belajar anak-anaknya.
3. Quota Sampling
Biasanya teknik sampling ini digunakan data dari populasi yang berkaitan dengan
demografi (kependudukan) seperti: lokasi geografis, usia, jenis kelamin, pendidikan,
pendapatan,dll. Pada dasarnya qupta sapling sama dengan Judgment sampling dua tahap.
Tahap pertama adalah tahapan dimana peneliti merumuskan kategori kontrol atau quota
dari populasi yang akan diteliti, seperti: jenis kelamin, usia, ras yang terdefinisikan dengan
baik sebagai basis dari keputusan pemilihan sampel. Tahap kedua adalah penentuan
bagaimana sampel akan diambil, dapat secara Convenience atau judgment tergantung pada
situasi dan kondisi pada saat akan dilakukan penelitian dan apa yang akan diteliti serta
kemampuan dari peneliti sendiri.
Perbedaan antara Judgment sampling dengan Quota sampling terletak adanya suatu
batasan pada quota sampling bahwa sampel yang dipilih harus sejumlah tertentu yang
dijatah (quotum) dari setiap subgroup yang telah ditentukan daru suatu populasi. Ukuran
sampel pada Quota sampling biasanya cukup besar dengan harapan agar karakteristik
sampel (statistik) sedapat mungkin mendekati karakteristik populasinya (parameter).
Kelebihan dan Kekurangan dilakukannya Quota Sampling :
a. Kelebihan Quota Sampling :
10
2. Ada keleluasaan peneliti untuk menentukan elemen-elemen untuk setiap
quotanya. Bahkan pada kondisi tertentu, hasil penelitian dpat menyamai hasil
penelitian yang dilakukan dengan salah satu teknik sampling yang termasuk
rumpun probability sampling.
Misalkan akan diteliti kebiasaan membaca koran dari orang dewasa di Jakarta
yang diperkirakan berjumlah 4 juta orang. Aplikasi Quota sampling dilaksanakan
dengan menentukan kategori-kategori kontrol sebagai berikut:
11
b. Usia : 18-30 40%
31-45 30%
46-60 23%
> 60 tahun 7%
Atas dasar informasi tersebut maka komposisi dari sampel (10.000 orang), harus
mengandung 60 % pria, 40 % wanita, dan dari 10.000 sampel tersebut harus terdiri dari
40 % orang yang berusia antara 18-30 tahun, 30 % berusia 31-45 tahun, 23 % berumur
antara 46-60 tahun, 7 % berusia > 60 tahun. Inilah yang dimaksud dengan Quota
sampling dimana kita berusaha membuat pencerminan terhadap komposisi dari
populasinya dengan harapan agar statistik yang diperoleh sedapat mungkin mendekati
nilai parameternya.
12
3. Tidak mempunyai sampling error (kesalahan karena pengambilan sampel)
Kekurangan dari sampling jenuh:
1. Biaya, waktu dan tenaga yangdibutuhkan sangat besar
2. Kesalahan dari petugas (nonsampling error) sulit diperkirakan
3. Jenis data yang diperoleh terbatas dan sifatnya sederhana (tidak mendalam)
5. Snowball Sampling
(Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel
begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang
menggelinding semakin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan
purposive dan snowball sampling.
Cara pengambilan sampelnya dengan teknik ini dilakukan secara berantai, mulai dari ukuran
sampel yang kecil, makin lama menjadi semakin besar seperi halnya bola salju (Snowball) yang
menggelinding menuruni lereng gunung/bukit. Dalam pelaksanaannya, pertama-tama dilakukan
interview terhadap suatu kelompok/seorang responden yang relevan, dan untuk menunjuk calon
responden yang berikutnya yang memiliki spesifikasi/spesialisasi yang sama. Hal tersebut
ditempuh, karena biasanya responden yang merupakan anggota populasi yang spesifik tersebut
saling mengenal satu sama lain karena spesialisasi (profesi) mereka.
13
Contoh aplikasi:
Misal bila akan diteliti pendapat para ahli gizi indonesia. Maka akan di ambil sampel dengan
snowball sampling. Pertimbangan tersebut dikaikan dengan kenyataan bahwa populasi gizi di
Indonesia sangat spesifik, jumlahnya sedikit dengan lokasi tersebar dan karena profesi yang
sama maka kemungkinan besar mereka mengenal satu dengan yang lainnya.
1. Dicari seorang ahli gizi
2. Selanjutnya dari seorang ini diminta menunjukkan beberapa ahli gizi lainnya yang dapat
diwawancarai, demikian seterusnya sehingga diperoleh sejumlah responden yang
diperlukan.
6. Judgment Sampling
Pada dasarnya merupakan suatu bentuk Convinience Sampling. Sampel diambil berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Perumusan kriterianya,
subjektifitas dan pengalaman dari peneliti sangat berperan. Teknik sampling ini dapat diterapkan
dan pada umumnya lebih cocok dipakai pada tahap awal suatu studi eksploratif. Sampel yang
diambil dari anggota populasi dipilih sekehendak hati oleh peneliti menurut pertimbamgan dan
intuisinya. Bila dalam subjektifitas dan intuisi dari peneliti benar, maka sampel yang dipilih
peneliti tersebut dapat mencerminkan karakteristik populasi.
Sampel yang diambil dari anggota populasi dipilih sekehendak hati oleh peneliti menurut
pertimbangan & intuisinya. Bila intuisi dari peneliti tersebut benar, maka sampel yang dipilih
oleh peneliti tersebut akan dapat mencerminkan karakteristik populasi. Ada 2 judgement
sampling yang dikenal,yaitu :
1. Expert Sampling (sampling atas dasar keahlian)
Dalam expert sampling, pemilihan sampling yang representatif didasarkan atas pendapat ahli,
sehingga siapa, dalam jumlah berapa sampel harus dipilih sangat tergantung pada pendapat ahli
yang bersangkutan.
2.Purposive sampling (sampling dengan maksud tertentu)
Dalam purposive sampling, pemilihan sampling bertitik tolak pada penilaian pribadi peneliti
menyatakan bahwa sampel yang dipilih benar-benar representatif. Peneliti harus menguasai
bidangnya dan nemiliki pengetahuan memadai tentang karakteristik anggota populasi.
14
Kelebihan :
Situasi agar teknik judgment sampling dapat digunakan bahkan dianjurkan, seperti:
a. Pada kondisi dimana probability sampling tidak dapat digunakan sama sekali.
b. Bila ukuran sampel sangat kecil (<20).
c. Bila peneliti memiliki pengetahuan dan penguasaan yang memadai terhadap topik yang
dihadapi sehingga dapat dijamin bahwa sampel yang diambil benar-benar representatif.
Kekurangan :
Kendala yang dihadapi dalam penggunaan teknik sampling ini adalah tuntunan adanya
kejelian dari peneliti dalam mendefinisikan populasi dan membuat pertimbangannya.
Pertimbangan (judgment) harus masuk akal dan relevan dengan maksud penelitian.
Contoh Aplikasi:
Akan diteliti sikap dan prilaku konsumen terhadap rokok “Star ABC”. Adapun judgment
yang diambil adalah sbb:
A. Para perokok di Jakarta Utara yang pernah mencoba rokok Star ABC. Batasan ini diambil
karena, pertama, mungkin letak geografis, perokok (respinden) mudah diakses. Kedua,
dipilihnya hanya perokok akan mengurangi bias dari hasil penelitian karena antara perokok
dan tidak biasanya menunjukkan sikap dan prilaku yang saling bertolak belakang. Ketiga,
pembatasan responden yang pernah mencoba rokok Star ABC, sudah jelas dikarenakan
bagaimana mereka akan bersikap dan berprilaku tertentu terhadap rokok tersebut bila
mereka belum pernah mencoba.
B. Pria/wanita yang berusia 15 tahun ke atas dan perokok. Hal ini didasarkan pada faktor
kejiwaan yang menyatakan bahwa orang pada usia 15 diharapkan sudah dapat memutuskan
dan menjawab/mengisi angket dengan benar. Tidak adanya perbedaan antara pria dan
wanita disebabkan kenyataan pada dewasa ini bahwa rokok bukan sepenuhnya dikonsumsi
oleh pria saja.
C. Periode penyebaran dan pengumpulan angket dibatasi selama 2 minggu. Judgment ini
dipilih berkaitan dengan efisiensi wakti dan biaya yang tersedia.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu probability sampling
(simple random sampling dan Proportionate stratified random sampling) dan nonprobability
sampling (purposive sampling, accindental sampling, quota sampling, saturation sampling,
snowball sampling dan judgment sampling) . Keuntungan utama dari sampling dibandingkan
dengan pencatatan menyeluruh (sensus) adalah : ongkos-ongkos dan biaya penyelidikannya
jauh lebih sedikit, menghemat waktu dan tenaga (greater spreeder), data dapat dikumpulkan,
diolah dan diselidiki hingga hasilnya dengan cepat dapat dipergunakan, penghematan pada
hal-hal khusus dan kualitasnya atau hasil-hasilnya dapat lebih baik dan lebih tepat daripada
sensus
16
DAFTAR PUSTAKA
Rahmatun Nisa, Aulia ;Piter Anjas Surbakti. 2018. Makalah Teknik Sampling. https://www
.academia .edu/36721963/Makalah_Teknik_Sampling. Daikases pada 15 Oktober
2022.
Rahmi, Care. 2017. Makalah Sampling. https://www.academia.edu/5746138/Makalah_sampling.
Diakses pada 15 Oktober 2022.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : PT Alfabeta.
17