Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

METODE PENELITIAN
BESAR SAMPEL DAN PEMILIHAN SAMPEL

Di Susun Oleh:

1. Kurnia Rahmawati 0613522045

2. Ika Bela Aprilia 0613522046

MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2023
ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas kehdirat-Nya yang

telah melimpahkan berkat dan rahmat kepada kami sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah tenrkait metode penelitian “Besar Sampel dan Pemilihan

Sampel”.

Kami telah Menyusun makalah ini secara maksimal dengan bantuan dari

beberapa pihak untuk memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami

menyampaikan banyak terimakasih kepada sekuruh pihak yang telah membantu

dalam penyusunan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan

dalam penyusunan makalah ini baik dari segi Bahasa maupun tata penyusunannya.

Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca agar

kami bisa memperbaiki makalah ini,

Semoga makalah tentang metode penelitian Besar Sampel dan Pemilihan

Sampel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.

Semarang, 13 Februari 2023

Penyusun,

ii
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHUALUAN .................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 2

1.3 TUJUAN PENULISAN ........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 PENGERTIAN SAMPEL ........................................................................ 3

2.2 MANFAAT SAMPEL ............................................................................. 4

2.3 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL .................................................... 6

2.4 TEKNIK SAMPLING............................................................................. 7

2.5 BESAR SAMPEL .................................................................................. 10

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15

3.1 KESIMPULAN ...................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penelitian merupakan pekerjaan secara ilmiah guna mengungkapkan rahasia

ilmu secara objektif di lengkapi dengan bukti-bukti secara lengkap dan kokoh.

Penelitian merupakan proses kreatif guna mengungkapkan suatu gejala dengan cara

tersendiri sehingga dapat diperoleh suatu informasi, dan informasi tersebut

merupakan jawaban dari pertanyaan terkait masalah-masalah yang muncul

sebelumnya. Penelitian juga dapat di pandang sebagai proses atau usaha untuk

mencari tahu terkait masalah tersebut sehingga dapat merangsang pikiran atau

kesadaran seseorang.

Kegiatan penelitian banyak dilakukan kegiatan penarikan sampel, karena

metode penarikan sampel lebih praktis, tidak memakan waktu yang lama, biaya

lebih murah, serta lebih sedikit membutuhkan tenaga. Sampel merupakan bagian

dari populasi yang akan diteliti, dan sampel tersebut telah memiliki ciri-ciri atau

karakteristik yang telah mewakili seluruh populasi penelitian.

Dalam menemtukan Teknik pengambilan sampel dan menentukan banyaknya

ukuran sampel tidaklah mudah karena sampel yang di ambil harus benar-benar

dapat mencerminkan keadaan populasi, mewakili elemen lain dalam populasi, dan

beberapa pertimbangan yang lain. Berdasarkan sedikit penjelasan di atas makalah

ini akan membahas terkait sampel, dan cara pengambilan sampel.

1
2

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa pengertian sampel?

1.2.2 Apa saja manfaat sampel?

1.2.3 Apa saja teknik pengambilan sampel?

1.2.4 Apa saja teknik Sampling?

1.2.5 Bagaimana cara menentukan ukuran sampel?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian sampel

1.3.2 Untuk mengetahui manfaat sampel

1.3.3 Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel

1.3.4 Untuk mengetahui teknik sampling

1.3.5 Untuk mengetahui cara menentukan ukuran atau besar sampel


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SAMPEL

Sampel merupakan bagian dari populasi yang di ambil dengan cara-cara

tertentu, memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap serta di anggap mampu

mewakili populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari dari

semua populasi karena keterbatasan tenaga, biya dan waktu maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang di ambil dari populasi (Sugiyono, 2008). Sebagai

contoh “Apabila kita membuat minuman, the manis, umpamanya, setelah di aduh

the dengan gula tersebut dan merasa sudah rata (homogen), maka kita cicipi dulu

dengan mencoba satu sendok teh. Rasa the dalam sendok the tersebut telah

mewakili seluruh minuman dalam gelas tersebut. Satu sendok teh yang dicicipi itu

adalah sampel. Minuman teh dalam gelas tersebut adalah populasinya, (Machfoedz,

2012)

Adapun alasan dalam penelituan menggunakan sampel adalah sebagai berikut:

2.1.1 Ukuran populasi

Berdasarkan ukurannya dapat dibedakan menjadi populasi terhingga dan

populasi tidak terhingga, untuk populasi tidak terhingga objeknya sangat banyak,

dan berupa parameter yang jumlahnya tidak di ketahui secara pasti sehinga tidak

mungkin pengumpulan data dari populasi seperti itu dilakukan. Demikian pula

dengan populasi terbatas (terhingga), dengan jumlah yang sangat besar, tidak

mudah untuk mengumpulkan data dari populasi sebesar 50juta orang yang tersebar

di suatu provinsi misalnya, dengan demikian perlu menggunakan penelitian sampel.

3
4

2.1.2 Masalah Biaya dan Waktu

Biaya dan Waktu yang dikeluarkan dalam pengambilan populasi sebagai objek

akan lebih banyak, di bandingkan pegambilan sampel.

2.1.3 Percobaan yang sifatnya merusak

Populasi yang mudah rusak tidak mungkin di ambil keseluruhan karena akan

merusak seluruh objek yang diteliti, misalnya tidak mungkin mengambil semua

sampel darah dari tubuh pasien unruk di analisis dan tidak mungkin mencoba

seluruh neon untuk di uji kekuatannya, penelitian hanya dilakukan kepada sampel

2.1.4 Masalah ketelitian

Objek yang diteliti lebih banyak populasi dari pada sampel, maka

keakuratannya akan berpengaruh, semakin banyak objek yang di teliti semakin

kurang ketelitian yang dihasilkan.

2.2 MANFAAT SAMPEL

Menurut (Notoatmodjo, 2018) manfaat atau kegunaan sampling dalam suatu

penelitian anatar lain:

2.2.1 Menghemat Biaya

Ketika melaksanakan penelitian memerlukan biaya yang cukup besar untuk

mencakup alat penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan yang lainnya.

Apabila penelitian yang yang dilakukan mencakup seluruh objek atau populasi,

maka akan lebih memerlukan biaya yang lebih banyak. Dengan adanya sampling

maka akan menekan biaya yang dikeluarkan dlam penelitian.


5

2.2.2 Mempercepat pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi atau objek yang banyak maka

akan membutuhkan waktu yang lebih lama, jika dibandingkan hanya pada sebagian

populasi saja (sampel). Jika penelitian yang dilakukan hanya pada sampel saja maka

waktu yang dibutuhkan akan lebih singkat.

2.2.3 Menghemat Tenaga

Tidak jauh berbeda dengan penjelasan diatas, bahwa penelitian yang dilakukan

pada seluruh populasi atau objek yang banyak maka akan membutuhkan tenaga

yang relative lebih banyak, jika dibandingkan hanya pada sebagian populasi saja

(sampel). Jika penelitian yang dilakukan hanya pada sampel saja maka akan lebih

menghemat tenaga.

2.2.4 Memperluas Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap seluruh objek penelitian maka akan

memakan waktu, biaya, tenaga dan fasilitas-fasilitas lain yang lebih besar. Ketika

penelitian dilakukan menggunakan sampling, maka dengan waktu, biaya dan

tenaga y ang dilakukan peneliti akan lebih luas ruang lingkup penelitiannya.

2.2.5 Memperoleh Hasil yang Akurat

Keakuratan hasil penelitian akan lebih rendah jika penelitian dilakukan dengan

seluruh populasi, karena akan menyita sumber daya yang lebih besar termasuk

usaha untuk analisis data. Dengan sampling, hasil penelitian akan lebih akurat

dengan usaha yang sama.


6

2.3 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Menurut (Notoatmodjo, 2018) teknik pengambilan sampel dibagi menjadi:

2.3.1 Menentukan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu langkah pokoknya suatu penelitian.

Langkah pertama dalam mengambil sampel dari populasi adalah menentukan

tujuan penelitian. Dengan adanya suatu tujuan penelitian maka akan menjawab

hasil dari suatu hipotesis, apakah terbukti atau tidak terbukti.

2.3.2 Menentukan Populasi Penelitian

Anggota populasi dalam penelitian harus dibatasi dengan jelas. Oleh karena itu,

sampel yang diambil harus ditentukan dnegan jelas batasan dan kriteria

populasinya, sehingga pengambilan sampel akan dilakukan dnegan tepat

berdasarkan kriteria inklusif dan eksklusif.

2.3.3 Menentukan Jenis Data yang Diperlukan

Jenis data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian haru sjelas agar dapat

dengan mudah ditentukan dari mana data tersebut diperoleh atau ditentukan sumber

dayanya.

2.3.4 Menentukan teknik Sampling

Penentuan teknik sampling yang digunakan pada pengambilan sampel akan

tergantung pada tujuan penelitian dan sifat-sifat populasi.

2.3.5 Menentukan Besarnya Sampel

Secara statistic, penetuan besarnya sampel tergantung pada jenis dan besarnya

populasi. Hal ini merupakan hal penting dalam pengambilan sampel.

2.3.6 Menentukan Unit Sampel yang Dibutuhkan


7

Ketika akan menentukan unit sampel yang digunakan, maka sebelumnya

menentukan terlebih dulu unit-unit yang menjadi anggota populasi.

2.3.7 Memilih Sampel

Apabila karakteristik populasi sudah ditentukan dengan jelas, maka akan

dengan mudah memilih sampel dengan karakteristik populasi tersebut.

2.4 TEKNIK SAMPLING

Pada garis besarnya hanya ada dua jenis sampel, yaitu sampel-sampel

probabilitas atau biasa disebut random sample (sampel acak) dan sampel-sampel

nonprobabilitas (non bability samples) atau teknik non-random (Notoatmodjo,

2018).

2.4.1 Random Sampling

Pengambilan sampel secara acak atau biasa disebut dnegan random sampling.

Teknik ini hanya boleh digunakan apabila setiap unit atau anggota populasi itu

bersifat homogeny atau diasumsikan homogen. Setiap individu mempunyai

kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel dari suatu penelitian. Teknik

random sampling dibedakan menjadi :

2.4.1.1 Pengambilan Sampel secara Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Pengambilan sampel secara acak sederhana berarti bahwa setiap anggota atau

unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi menjadi

sampel. Apabila besarnya sampel yang diinginkan berbeda-beda, maka besarnya

kesempatan untuk setiap orang pun berbeda-beda. Teknik pengambilan sampel

secara acak sederhana dibedakan menjadi du acara yaitu dengan cara mengundi
8

anggota populasi (lottery technique) atau dnegan menggunakan yabel billangan

atau angka acak (random number).

2.4.1.2 Pengambilan Sampel secara Acak sistematis (Systematic Random

Sampling)

Teknik ini merupakan modifikais dari sampel random sampling yaitu dnegan

cara membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang

diinginkan, hasilnya adalah interval sampel. Sampel diambil dnegan membuat

daftar anggota populasi secara acak antara 1 sampai dnegan banyaknya anggota

populasi. Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya

sebagai interval X, maka yang terkena sampel adalah setiap kelipatan X.

2.4.1.3 Pengambilan Sampel secara Acak Stratifikasi (Stratified Random Sampling)

Apabila populais dari suatu penelitian terdiri dari berbagai karakteristik atau

heterogen, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified

sampling. Caranya yaitu dnegan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari

anggota populais, kemudian mennetukan strata dari jenis karakteristik tersebut.

Setelah itu, masin-masing starata diambil samel yang mewakili starta tersebut

secara random.

2.4.1.4 Pengambilan Sampel secara Kelompok (Cluster Sampling)

Gugusan atau kelompok yang diambil sebagai sampel ini terdiri dari unit

geografis (desa, kecamatan, kabupaten, dan lainnya), unit organisasi, PKK, Klinik

dan sebagainya. Pengambilan sampel secara gugus, penetili tidak mendaftarkan

seluruh anggota yang ada dalam populasi, tapi hanya mendaftarkan banyaknya

kelompok dalam populasi tersebut.


9

2.4.1.5 Pengambilan Sampel secara Gugus Bertahap (Multistage Sampling)

Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan berdasarkan tingkat wilayah

secara bertahap. Hal ini kemungkinan terjadi jika populasi dalam penelitian terdiri

dari berbagai wilayah

2. Non Random Sampling

Pengambilan sampel secara acak adalah pengambilan sampel yang tidak

didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya

bedasarkan pada segi-segi kepraktisan belaka. Beberapa teknik non random

sampling antara lain:

2.4.2.1 Purposive Sampling

Pengambilan sampel dengan cara purposive berdasarkan dnegan pertimbangan

tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, sesuai dengan ciri atau sifat-sifat populasi

yang sudah diketahui sebelumnya. Langkahnya yaitu: peneliti mengidentifikasi

semua karakteristik populasi, kemudian menetapkan berdasarkan

pertimbangannya. Teknik ini cocok digunakan untuk case study (studi kasus).

2.4.2.2 Quota Sampling

Pengambilan sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah

anggota sampel secara quotum atau jatah. Caranya yaitu dnegan menetapkan berapa

besar jumlah sampel yang diperlukan, kemudian jumlah atau quotum itu nantinya

dijadikan sebagai dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.

2.4.2.3 Accidental Sampling

Pengambilan sampel dengan cara ini dilakukan dnegan mengambil kasus atau

responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dnegan konteks
10

penelitian. Perbedaannya dengan purposive sampling adalah jika purposive

samping berati mengambil kasus atau responden secara sengaja. Sedangkan sampel

aksidental berate kasus atau sampel yang diambil sesuai dnegan keadaan di suatu

tempat tertentu.

2.5 BESAR SAMPEL

Secara Umum Penelitian korelasional jumlah sampel untuk menghasilkan hasil

yang baik minimal 30 sampel, sedangkan untuk penelitian eksperimen jumlah

sampel miimal 15 untuk masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey

jumlah sampel minimal 100.

Roscoe dalam buku Reserch Method For Bussines memberikan saran terkait

ukuran sampel sebagai berkut:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian antara 30 sampai 500

2. Apabila sampel di bagi dalam kategori (misalnya: jenis kelamin, pekerjaa, suku

budaya dll) maka setiap anggota sampel dalam kategori minimal 30

3. Apabila peneliti akan melakukan analisis dengan multivariate (misalnya

korelasi atau regresi ganda) maka jumlah sampel 10 kali dari julah variable

penelitiannya ada 5 (independent + dependen) maka jumlah anggota sampel 10

x 5 = 50

4. Penelitian eksperiman yang sederhana menggunkan kelompok eksperimen dan

kelompok control maka jumlah sampel masing-masing kelompok antara 10-20

Besaran atau Ukuran Sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian

atau kesalahan yang di inginkan peneliti. Namun pada kesalahan penelitian tingkat
11

sosial minimal kesalahannya adalah 5% (0,05), makin besar tingkat kesalahan maka

makin kecil jumlah sampel, dan perlu di perhatikan semakin besar jumlah sampel

(mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi, dan

sebaliknya semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin

besar kesalahan generalisasi.

Beberapa Rumus Untuk menentukan jumlah sampel:

1. Jumlah Sampel Untuk Estimasi Proporsi

Sebelum menghitung jumlah sampel terlebih dahulu perlu di ketahui 3 hal

(Lemeshow at al., 1990 di kutip ariawan 1998):

a. Perkiraan Proporsi untuk sifat tertentu yang terjadi dalam populasi. Apabila

tidak di ketahui proporsi atau sifat tertentu itu maka P (Proporsi = 0,50 atau

50%)

b. Presisi merupakan derajat ketepatan yang di inginkan, berarti penyimpangan

terhadap populasi biasnya, 0,05 atau 5% atau 0,10 (10%)

c. Derajat Kepercayaan

𝑍₁ − 𝑎⁄2 𝑃 (1 − 𝑃)
𝑛=
d

Keterangan:

n = Besar Sampel

Ζ₁-ᵅ⁄2 = Nilai Z pada derajat kemaknaan biasanya 95%=1,96)

P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap, populasi bila tidak diketahui

proporsinya di tetapkan 50% (0,50)

d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan: 10% (0,10),

5% (0,05) atau 1% (0.01)


12

Contoh:

Tujuan: Mengetahui prevalensi gizi buruk pada balita di kecamatan sawangan

Diketahui:

a. Perkiraan proporsi (P=0.15)

b. Presisi (d=0,05)

c. Derajat Kepercayaan 95% (Z1-X/2 = 1.96)

Perhitungan:

1.96 ∗ 0.15 (1 − 0,15)


𝑛= = 1.96
0.05

Hasil:

Dibutuhkan paling sedikit 196 balita, yang dipilih secara acak sederhana

atau acak sistematis dari populasi. Dengan efek rancangan (disain efek) 2,

maka akan diperlukan jumlah sampel 392.

2. Jumlah Sampel Untuk Estimasi Rata-Rata

Untuk menghitung jumlah sampel penliti perlu mengetahui:

a. Perkiraan Varians (kuadrat dari standar Deviasi)

b. Presisi

c. Derajat Kepercayaan (Lemeshow, 1990; Ariawan, 1998)

Rumus:

𝛧 2 1˗ᵅ ⁄ ₂ ∗ 𝜎
𝑛=
d

𝝈 = perkiraan varians

d = presisi
13

Z = nilai Z pada interval kepercayaan 1-x/2

n = jumlah sampel

Catatan:

a. Rumus diatas hanya untuk estimasi rata-rata

b. Rumus diatas hanya untuk sampel acak sederhana

Contoh penggunaan:

Sebuah peneliti bertujuan untuk mengetahui rata-rata berat badan anak

Balita di kecamatan Cimangis, dengan ketentuan:

a. BB rata-rata anak balita 12.5kg

b. Standar Deviasi 6 kg (Q)

c. Derajat kepercayaan 95% (1,96)

d. Simpangan maksimum dari rata-rata 1 kg (d=1)

1.96 ∗ 6
𝑛= = 139
1

Sampel Untuk Uji Hipotesis Beda 2 Proporsi (Lemeshow et al, 1990 dikutip

Ariawan, 1998):

𝛧₁˗ᵅ⁄₂ √2P(1 − P) + Z₁˗ᵦ√𝑃1(1 − 𝑃) + 𝑃2(1 − 𝑃)²


𝑛=
(P1 − P2)

Keterangan:

n = Besar Sampel

P1 = Proporsi Kejadian pada salah satu partisipasi pada kelompok tertentu

(misalnya proporsi hipertensi pada kelompok pria)


14

P2 = Proporsi kejadian pada salah satu partisipasi pada kelompok tertentu

(misalnya proporsi hipertensi pada kelompok wanita)

P = rata-rata P1 dan P2 (P1+P2)/2

Ζ₁˗𝛼 ⁄₂ = Nilai Z Pada derajat kemaknaan 90, 95, 99& = 1,64, 196, 2,58.

Ζ₁-ᵦ = nilai Z pada kekuatan uji power 1-…….. 80,90, 95, 99% = 0.84,

1,28, 1,64, 2,33.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan sampel antara lain:

1. Sampel yang lebih besar akan memberikan hasil yang lebih akurat, tetapi

memerlukan lebih banyak waktu, tenaga, biaya, dan fasilitas-fasilitas lain.

2. Pengambilan sampel acak memberikan data kuantitatif yang lebih

representative dan populasi yang besar dari pada pengambilan sampel yang non

random. Tetapi sampel yang non random dapat digunakan untuk

memaksimalkan data kualitatif dari sampel yang relative kecil.

3. Besar/kecilnya sampel bukan satu-satunya ukuran untuk menentukan

representatif atau tidak representatifnya terhadap populasi. Hal ini tergantung

juga pada sifat-sifat populasi yang diwakilinya.

3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, sebelum

dilakukan pengambilan sampel perlu di tetapkan kriteria inklusi dan

eksklusinya. Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap

anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel, sedangkan kriteria esklusi

merupakan ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. semakin besar jumlah sampel (mendekati populasi) maka semakin kecil

peluang kesalahan generalisasi, dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel

(menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar kesalahan generalisasi.

Teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

Random Sampling dan Non Random Sampling. Secara Umum Penelitian

korelasional jumlah sampel untuk menghasilkan hasil yang baik minimal 30

sampel, sedangkan untuk penelitian eksperimen jumlah sampel miimal 15 untuk

masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimal 100.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ircham Machfoedz. (2012) Bio Statistika. Yogyakarta: Fitramaya.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeth.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

16

Anda mungkin juga menyukai