Dosen Pengampu :
Oleh :
Puji syukur, kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Shalawat beriringkan salam kehadiran Nabi Muhammad SAW, yang mana harapkan
syafa’atnya lah yang kita harapkan di Yaumil Akhir kelak.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Metodologi
Penelitian”. Yang mana judul dari makalah ini adalah “Teknik Sampling penelitian
kualitatif”. Adapun dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa
didalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang mebimibing kami dalam penulisan makalah ini.
Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak termasuk teman-teman yang telah membantu menyusun makalah
ini serta kepada dosen mata kuliahmIbu Miza Nina Adlini, M.Pd. Akhir kata semoga
makalah ini dapat menambah wawasan kita semua
Penulis Makalah
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sampling probabilitas
4
Menurut Riduwan, probability sampling adalah teknik sampling untuk
memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Sedangkan Sugiyono menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik
Pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan kata lain, semua anggota tunggal
dari populasi memiliki peluang tidak nol memiliki peluang tidak nol. Teknik probability
sampling in meliputi (1) simple random sampling, (2) Proportionate stratified random
sampling, (3) disproportionate stratified random sampling, dan (4) area sampling (sampling
menurut daerah). (Irwandi. 2013. Metode Penelitian. Medan: Halaman Moeka. Hlm. 83-84)
Apabila diketahui bahwa populasi penelitian terdiri dari beberapa strata karakteristik
berlainan, maka pengambilan sampelny yang mempunya dapat dilakukan melalui acak dan
berstrata secar proporsional. Cara ini populasinya heterogen (tidak sejenis). Dasar klasifikasi
dapat saja misalnya jenis kelamin, status sosial ekonomi, latar belakang pendidikan dan
sebagainya. Keuntungan pengambilan sampel secara acak dan berstrata ini adalah peneliti
akan memperoleh informasi tambahan mengenai penelitiannya.
5
berpendidikan S3, S2, dan S1 jumlahnya sedikit maka diambil semua sebagai sampel
sedangkan yang berpendidikan SMA dan SMP diambil sampel secara acak.
4. Cluster sampling (area sampling) Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan
sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas. Dapat saja peneliti tidak
mengambil secara acak, karena jumlah populasi yang terlalu luas dan peneliti akan
membutuhkan biaya yang terlalu besar untuk mengambil sampel secara acak daripopulasi
yang tersebar dimana-mana. Dalam hal ini sebaiknya peneliti mengambil sampel berdasarkan
cluster sampling. Misalnya penduduk dari suatu Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk
menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan
sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
2. Sampling non-probabilitas
1. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi
yang telah diberi nomor urut atau anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval
waktu, ruang dengan urutan yang seragam. Cara ini hampir sama dengan pengambilan
sampel secara acak. Perbedaannya adalah bahwa sekali anggota sampel pertama telah
ditentukan, maka yang lain akan sudah ditentukan juga sebab sampel diambil berdasarkan
orang yang ke-k (misalnya ke 5, ke 10, ke 15 dan seterusnya). Dapat juga pengambilan
sampel dilakukan berdasarkan nomor urut ganjil atau nomor urut genap.
2. Sampling kuota
Teknik pengambilan sampel dengan sampling kuota adalah teknik penentuan sampel
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki atau
pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti.
Caranya menetapkan besar jumlah sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan jumlah
6
yang diinginkan, maka jumlah (jatah) itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil urut
sampel yang diperlukan. Misalnya, peneliti ingin mengetahui informasi tentang pelaksanaan
Ujian Nasional (UN) terhadap masyarakat yang tinggal di kota Medan dalam jenjang
pendidikan terentu dan status sosial tertentu pula. Dalam pemilihan orangnya (pengambilan
sampel) akan ditentukan pertimbangan oleh peneliti sendiri atau petugas yang diserahi tugas
tersebut.
3. Sampling aksidental
4. Sampling jenuh
Sampling jenuh dikenal juga dengan istilah sensus, yaitu teknik pengambilan sampel
apabila semua populasi digunakan sebagai sampel. Samping jenuh dilakukan bila jumlah
populasinya relatif kecil, kurang dari 30 orang. Teknik sampling ini dipilih jika peneliti ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Misalnya, peneliti ingin
mengetahui tingkat keterampilan bahasa Inggris dosen yang ingin melanjutkan studi ke luar
negeri. Dalam hal ini dosen yang akan studi ke luar negeri tersebut kurang dari 30 orang,
maka seluruh populasi dapat dijadikan sampel.
5. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang semula jumlahnya kecil,
kemudian berkembang menjadi lebih besar. Seperti bola salju yang menggelinding yang
lama-lama menjadi besar. Penentuan sampel, mulanya ditentukan satu atau dua orang.
Ternyata dengan dua orang sampel ini datanya dianggap belum lengkap, maka peneliti
mencari orang lain yang dianggap lebih tahu dan dapat melengkapi data yang telah diberikan
7
oleh responden sebelumnya. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak.
Teknik sampling ini banyak digunakan untuk jenis penelitian kualitatif. Misalnya untuk
mengetahui siapa yang membocorkan soal ujian akhir nasional pada
1. Tentukan apakah tujuan penelitian mewajibkan adanya kriteria tertentu pada sampel agar
tidak terjadi bias.
2. Tentukan kriteria-kriteria.
4. Tentukan jumlah minimal sampel yang akan dijadikan subjek penelitian serta memenuhi
kriteria.
Syarat-Syarat
8
2. Sampel yang diambil sebagai subjek penelitian adalah sampel yang memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan.
Kelebihan:
3. Sampel terpilih biasanya adalah individu atau personal yang mudah ditemui atau didekati
oleh peneliti.
Kekurangan:
1. Tidak ada jaminan bahwa jumlah sampel yang digunakan representatif dalam segi
jumlah.
2. Dimana tidak sebaik sample random sampling. Bukan termasuk metode random
sampling.
9
Critical case sampling merupakan jenis metode purposive sampling dimana
hanya sejumlah kasus penting atau kritis dipilih dan kemudian diperiksa. Dalam hal ini
peneliti berharap dengan mempelajarinya akan mengungkap wawasan yang dapat
diterapkan pada kasus lain yang serupa.
10
ini untuk menggambarkan secara detail pemaknaan yang berbeda tentang perkembangan
karir seorang guru berdasarkan masa pengabdiannya. 3
Keuntungan
1.Murah untuk membuat sampel: Uang dan waktu yang diinvestasikan dalam metode
sampling probabilitas lainnya cukup besar dibandingkan dengan convenience sampling.
11
2.Kumpulkan data dengan cepat: Dalam situasi di mana waktu menjadi kendala, banyak
peneliti memilih metode ini untuk pengumpulan data cepat
3. Biaya rendah: Biaya rendah adalah salah satu alasan utama mengapa peneliti
mengadopsi teknik ini. Dengan anggaran yang kecil, peneliti – terutama mahasiswa,
dapat menggunakan anggaran di bidang lain dari proyek.
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel
yang diterapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu
sendiri. Jadi bila jumlah populassi 100 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 100
orang tersbeut tanpa ada keslaahan, maka jumlah sampel yang diambil sma denga jumlah
populasi terebut yaitu 100 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka
peluang kesalahan generalisasi semkain kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi, makin besar keslahan generalisasi (diberlakukan umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian?
Jawabannya tergantung pada tingkat penelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat
kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang
tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang
dipelrukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalhan, maka akan semakin besar jumlah
anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber dana.
Berikut tabel penentuan jumlah sampel dari pupolasi tertentu dengan taraf kesalahan 1 %, 5
% dan 10 % :
12
Cara menentukan ukuran sampel seperti yang dikemukakan di atas didasarkan atas
asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Bila sampel tidak berdistribusi normal,
misalnya populasi homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya populasi
benda, katakan logam diumana susunan molekulnya homogeny, maka jumlah sampel yang
diperlukan 1% saja sudah mewakili.
Roscoe dalam buku Research Methods for Busines (1982-253) memberikan saran-saran
tentang ukuran saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelirtian adalag antara 30 sampai 500
2. Bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah angggota sampel minimal 30.
13
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate mka jumlah sampel
minimal 10
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam melaksanakan aktivitas riset diperlukan tahapan- tahapan suatu proses buat
membongkar permasalahan secara sistematis dengan tata cara tertentu. Penataan latar belakang kasus
serta tujuan riset, penataan kerangka teoritis serta konsepsional, formulasi hipotesa riset( apabila
dibutuhkan), pengumpulan informasi, yang tadinya mencari ilustrasi terlebih dulu dengan memakai
bermacam metode sampling, berikutnya melakukan pengolahan informasi yang setelah itu secara
bertepatan ataupun berkesinambungan melaksanakan analisa informasi, serta pada kesimpulannya
menyusun suatu laporan riset. Dalam membuat laporan riset, pada kesimpulannya dapat menghasilkan
rumusan yanggmencakup hasil
3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
penulis berharap adanya masukan dan kritikan dari semua pihak untuk kesempurnaan
makalah ini di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
memahami teknik sampling penelitian kualitatif
15
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
16