Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“TEKNIK SAMPLING PENELITIAN KUALITATIF”

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Tersrtuktur

Dalam Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu :

Ibu Miza Nina Adiini, M.Pd

Oleh :

Ayu Sahara Tumanggor (0310202047)

Annisa Aulia Nanda (0310202040)

Elis yana (0310203096)

Rika Muliana Tanjung (0310201005)

Sri Ramadhani (0310202064)

PRODI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur, kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Shalawat beriringkan salam kehadiran Nabi Muhammad SAW, yang mana harapkan
syafa’atnya lah yang kita harapkan di Yaumil Akhir kelak.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Metodologi
Penelitian”. Yang mana judul dari makalah ini adalah “Teknik Sampling penelitian
kualitatif”. Adapun dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa
didalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang mebimibing kami dalam penulisan makalah ini.

Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak termasuk teman-teman yang telah membantu menyusun makalah
ini serta kepada dosen mata kuliahmIbu Miza Nina Adlini, M.Pd. Akhir kata semoga
makalah ini dapat menambah wawasan kita semua

Penulis Makalah

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................2
1.3 Manfaat ......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................3

2.1 Pengertian Kualitatif Sampling ..................................................................................3


2.2 Purposive Sampling ..................................................................................................5
2.3 Comprehensive Sampling ..........................................................................................6
2.4 Critical Case Sampling ..............................................................................................7
2.5 Maximum Variation Sampling ..................................................................................12
2.6 Convenience Sampling ..............................................................................................17
2.7 Menentukan ukuran sampel .......................................................................................25

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................26

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................26


3.2 Saran ..........................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Riset ialah sesuatu aktivitas ilmiah yang dikerjakan dengan alasan kuatnya harapan
keingintahuan manusia yang dilakukan dengan menggunakan metodologis, sistematis serta tidak
berubah- ubah. Metodologis berarti cocok dengan tata cara ataupun metode yang berlaku, sistematis
merupakan penerapannya bersumber pada sesuatu sistem, serta tidak berubah- ubah berartittidak
terdapat hal- halyyang berlawanan. Dengan begitu, riset ialah sesuatu fasilitas manusia guna
menguatkan, membina dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Dalam penelitian kualitatif, komponen
yang sangat berarti salah satunya merupakan pemilihan dari responden yang hendak digunakan
dalam riset. Semacam halnya dalam riset kuantitatif, dalam riset kualitatif butuh terdapatnya tehnik
sampling. Biasanya periset kualitatif kerap memakai tehnik sampling purposif buat memastikan
responden yang hendak digunakan dalam riset. Meski kita ketahui kalau masih banyak tipe tehnik
samping yang bisa digunakan dalam riset kualitatif. Fokus ulasan pada makalah ini ialah, metode
pengembangan sample purposive, comprehensive sampling, critical case sampling,maximum
variation sampling dan convenience sampling. Dimana, Sampling Purposif (Purposive sampling)
ialah tata cara yang di jalani oleh periset dalam memastikan kriteria menimpa responden mana saja
yang bisa diseleksi sebagai sampel.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kualitatif Sampling ?


2. Apa yang dimaksud dengan Purposive Sampling ?
3. Apa yang dimaksud dengan Comprehensive Sampling ?
4. Bagaimana penelitian Critical Case Sampling ?
5. Bagaimana penelitian Maximum Variation Sampling ?
6. Bagaimana penelitian Convenience Sampling ?
1.3 Manfaat
1. Untuk Mengetahui mengenai metode kualitatif sampling ?
2. Untuk Mengetahui bagaimana langkah langkah penelitian Purposive Sampling?
3. Untuk Mengetahui bagaimana langkah langkah penelitian Comprehensive Sampling
4. Untuk Mengetahui bagaimana langkah langkah penelitian Critical Case Sampling?
5. Untuk Mengetahui bagaimana langkah langkah penelitian Maximum Variation
Sampling?
6. Untuk mengetahui bagaimana langkah langkah penelitian Convenience Sampling

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Qualitatif Sampling

Tujuan dari suatu penelitian diantaranya adalah untuk menemukan generalisasi


yang berlaku secara umum atau bersifat universal. Untuk dapat menemukan prinsip yang
berlaku secara universal tersebut, secara ideal teoritik, peneliti seharusnya meneliti
keseluruhan objek yang diteliti atau dekata lain meneliti populasinya. Dengan meneliti
populasinya, generalisasi yang dikemukakan oleh peneliti tidak terlalu jauh berbeda
dengan kenyataan yang sebenarnya. kenyataannya selalu tidak mungkin untuk
menyelidiki seluruh populasi yang ada, selain tidak praktis juga Namun populasinya
sangat besar dan sangat luas sehingga peneliti tidak mungkin mampu melakukan
pengukuran terhadap karakteristiknya. Itulah sebabnya mengapa sebelum dilakukan
pengukuran, populasi perlu diubah terlebih dahulu ke dalam populasi yang lebih kecil
yang dikenal dengan istilah sampel.

Sampel sebagai miniature population, diperoleh dengan cara melakukan reduksi


terhadap populasi, dan dengan mereduksi populasi ke dalam bentuk sampel itu, seorang
peneliti bermaksud untuk melakukan generalisasi terhadap populasinya atas dasar sampel
tersebut.

kualitatif sampling adalah pengambilan sampel penelitian yang temuan-


temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Sementara itu, dimana penelitian ini lebih berlandaskan pada filsafat positivisme Dan
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Ada perbedaan yang
fundamental berkaitan dengan definisi populasi dan sampel baik dalam penelitian kuantitatif
maupun kualitatif. Definisi populasi pada penelitian kuantitatif adalah wilayaah generalisasi
yang meliputi obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan ciri khas dan ditarik
menjadi sebuah kesimpulan.Hal ini berbeda dengan penelitian kualitatif yang tidak memakai
istilah populasi, namun menggunakan istilah situasi social, sebab situasi social berasal dari
sebuah kasus yang hasil kajian yang diperoleh tidak bisa dimasukkan ke dalam populasi
yang sama, melainkan dimasukkan ke dalam situasi social yang mempunyai kesamaan
dengan kasus yang diteliti.

1. Sampling probabilitas

4
Menurut Riduwan, probability sampling adalah teknik sampling untuk
memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Sedangkan Sugiyono menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik
Pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan kata lain, semua anggota tunggal
dari populasi memiliki peluang tidak nol memiliki peluang tidak nol. Teknik probability
sampling in meliputi (1) simple random sampling, (2) Proportionate stratified random
sampling, (3) disproportionate stratified random sampling, dan (4) area sampling (sampling
menurut daerah). (Irwandi. 2013. Metode Penelitian. Medan: Halaman Moeka. Hlm. 83-84)

1. Simple random sampling (cluster)

Simple random sampling adalah sampel yang dipilih sedemikian rupa


sehingga semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih. Ini dapat
dilakukan dengan misalnya pengundian nama atau dengan bantuan daftar/tabel angka acak.
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Cara ini dapat dilakukan
bila anggota populasi dianggap homogen (sejenis). Misalnya, jumlah siswa yang mendapat
beasiswa di Unimed, dan jumlah guru yang mengikuti penataran manajemen berbasis
sekolah di Medan.

2. Proportionate stratified random sampling SMA

Apabila diketahui bahwa populasi penelitian terdiri dari beberapa strata karakteristik
berlainan, maka pengambilan sampelny yang mempunya dapat dilakukan melalui acak dan
berstrata secar proporsional. Cara ini populasinya heterogen (tidak sejenis). Dasar klasifikasi
dapat saja misalnya jenis kelamin, status sosial ekonomi, latar belakang pendidikan dan
sebagainya. Keuntungan pengambilan sampel secara acak dan berstrata ini adalah peneliti
akan memperoleh informasi tambahan mengenai penelitiannya.

3. Disproportionate stratified random sampling

Disproportionate stratified random sampling adalah teknik pengambilan sampel dari


anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi kurang proporsional. Cara ini dilakukan bila
anggota populasinya heterogen (tidak sejenis). Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu
mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda dan jumlahnya tidak proporsional (S3, 2 orang,
S2, 5 orang, S1, 15 orang, SMA, 300 orang, SMP, 250 orang). Karena pegawai yang

5
berpendidikan S3, S2, dan S1 jumlahnya sedikit maka diambil semua sebagai sampel
sedangkan yang berpendidikan SMA dan SMP diambil sampel secara acak.

4. Cluster sampling (area sampling) Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan
sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas. Dapat saja peneliti tidak
mengambil secara acak, karena jumlah populasi yang terlalu luas dan peneliti akan
membutuhkan biaya yang terlalu besar untuk mengambil sampel secara acak daripopulasi
yang tersebar dimana-mana. Dalam hal ini sebaiknya peneliti mengambil sampel berdasarkan
cluster sampling. Misalnya penduduk dari suatu Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk
menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan
sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

2. Sampling non-probabilitas

Nonprobability sampling Nonprobability adalah tidak teknik memberi pengambilan


sampel peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Sampling nonprobabilitas merupakan suatu prosedur penarikan sampel
yang bersifat subjektif. Teknik nonprobability sampling ini meliputi: (1) sampling
sistematis, (2) sampling kuota, (3) sampling aksidental, (4) sampling jenuh, dan (5)
snowball sampling. (Irwandi. 2013. Metode Penelitian. Medan: Halaman Moeka. Hlm. 86)

1. Sampling sistematis

Sampling sistematis adalah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi
yang telah diberi nomor urut atau anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval
waktu, ruang dengan urutan yang seragam. Cara ini hampir sama dengan pengambilan
sampel secara acak. Perbedaannya adalah bahwa sekali anggota sampel pertama telah
ditentukan, maka yang lain akan sudah ditentukan juga sebab sampel diambil berdasarkan
orang yang ke-k (misalnya ke 5, ke 10, ke 15 dan seterusnya). Dapat juga pengambilan
sampel dilakukan berdasarkan nomor urut ganjil atau nomor urut genap.

2. Sampling kuota

Teknik pengambilan sampel dengan sampling kuota adalah teknik penentuan sampel
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki atau
pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti.
Caranya menetapkan besar jumlah sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan jumlah

6
yang diinginkan, maka jumlah (jatah) itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil urut
sampel yang diperlukan. Misalnya, peneliti ingin mengetahui informasi tentang pelaksanaan
Ujian Nasional (UN) terhadap masyarakat yang tinggal di kota Medan dalam jenjang
pendidikan terentu dan status sosial tertentu pula. Dalam pemilihan orangnya (pengambilan
sampel) akan ditentukan pertimbangan oleh peneliti sendiri atau petugas yang diserahi tugas
tersebut.

3. Sampling aksidental

Teknik sampling aksidental adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan faktor


spontanitas atau pengambilan sampel secara kebetulan. Peneliti mengambil sampel siapa
saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan orang tersebut dianggap
memenuhi karakteritik sebagai sampel dan cocok sebagai sumber data. Misalnya, seorang
dosen inginmengetahui tentang buku yang dikarangnya tersebut Sampel yang akan dijadikan
responden dibatasi misalnya 25 orang. Setiap mahasiswa yang menggunakan buku tersebut
diberi informasi akan dimintai pendapatnya tentang buku tersebut dan dijadikan sebagai
responden setelah diberi waktu untuk membacanya selama satu minggu. Setelah
mempelajari buku tersebut selama satu minggu, mahasiswa yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dijadikan responden dan dimintai tanggapannya tentang buku tersebut

4. Sampling jenuh

Sampling jenuh dikenal juga dengan istilah sensus, yaitu teknik pengambilan sampel
apabila semua populasi digunakan sebagai sampel. Samping jenuh dilakukan bila jumlah
populasinya relatif kecil, kurang dari 30 orang. Teknik sampling ini dipilih jika peneliti ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Misalnya, peneliti ingin
mengetahui tingkat keterampilan bahasa Inggris dosen yang ingin melanjutkan studi ke luar
negeri. Dalam hal ini dosen yang akan studi ke luar negeri tersebut kurang dari 30 orang,
maka seluruh populasi dapat dijadikan sampel.

5. Snowball sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang semula jumlahnya kecil,
kemudian berkembang menjadi lebih besar. Seperti bola salju yang menggelinding yang
lama-lama menjadi besar. Penentuan sampel, mulanya ditentukan satu atau dua orang.
Ternyata dengan dua orang sampel ini datanya dianggap belum lengkap, maka peneliti
mencari orang lain yang dianggap lebih tahu dan dapat melengkapi data yang telah diberikan

7
oleh responden sebelumnya. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak.
Teknik sampling ini banyak digunakan untuk jenis penelitian kualitatif. Misalnya untuk
mengetahui siapa yang membocorkan soal ujian akhir nasional pada

2.2 Purposive Sampling

Purposive sampling (juga dikenal sebagai judgement, selective atau subyektif


sampling) adalah teknik pengambilan sampel di mana peneliti mengandalkan penilaiannya
sendiri ketika memilih anggota populasi untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Pengambilan sampel secara purposive sering juga dikatakan dengan sampling


pertimbangan. Teknik sampling ini digunakan peneliti jika peneliti mempunyai
pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya. Dengan kata lain
penentuan sampel tersebut didasarkan atas tujuan-tujuan tertentu. Dalam hal ini hanya para
ahli yang mampu memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan.
Sampling purposive ini cocok untuk studi kasus yang mana aspek dari kasus tunggal yang
representatif diamati dan dianalisis. Misalnya, peneliti ingin mengetahui model kurikulum
SMA (Plus), maka sampel yang dipilih adalah para ahli dalam bidang pendidikan, para guru
yang ahli dalam bidang kurikulum pendididkan dan manajemen pendidikan. (Irwandi. 2013.
Metode Penelitian. Medan: Halaman Moeka. Hlm. 88)

Langkah-langkah Purposive Sampling

1. Tentukan apakah tujuan penelitian mewajibkan adanya kriteria tertentu pada sampel agar
tidak terjadi bias.

2. Tentukan kriteria-kriteria.

3. Tentukan populasi berdasarkan studi pendahuluan yang teliti.

4. Tentukan jumlah minimal sampel yang akan dijadikan subjek penelitian serta memenuhi
kriteria.

Syarat-Syarat

Syarat digunakannya teknik ini antara lain:

1. Kriteria atau batasan ditetapkan dengan teliti.

8
2. Sampel yang diambil sebagai subjek penelitian adalah sampel yang memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan.

Kelebihan dan Kekurangan Purposive Sampling

Kelebihan:

1. Sampel terpilih adalah sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Teknik ini merupakan cara yang mudah untuk dilaksanakan.

3. Sampel terpilih biasanya adalah individu atau personal yang mudah ditemui atau didekati
oleh peneliti.

Kekurangan:

1. Tidak ada jaminan bahwa jumlah sampel yang digunakan representatif dalam segi
jumlah.

2. Dimana tidak sebaik sample random sampling. Bukan termasuk metode random
sampling.

3. Tidak dapat digunakan sebagai generalisasi untuk mengambil kesimpulan statistik.

2.3 Comprehensive Sampling

Sampling comprehensive dimana, partisipan, kelompok, setting, kejadian, atau


informasi yang relevan diteliti, merupakan strategi sampling yang dipilih. Setiap subunit
dapat diatur dalam bentuk dan sangat bervariasi sehingga seseorang tidak ingin kehilangan
variasi yang mungkin. Sebagai contoh, penelitian tentang anak yang mengalami autis di suatu
sekolah mengharuskan penelitian pada semua anak yang autis. Andaikan siswa sekolah tinggi
yang berada dalam program eksternal dengan lokasi yang berbeda. Setiap setting sangat
bervariasi klinik di rumah sakit, koran komunitas, persatuan buruh, dua kantor perwakilan,
tempat perlindungan binatang, dan yang lainnya pemilihan secara komprehensif akan sangat
penting. Karena kelompok cendrung kecil dan sumber yang sedikit, peneliti menggunakan
strategi sampling yang lainnya. 1

2.4 Critical case sampling

1 Sirajuddin saleh, 2017. Analisis Data Kualitatif. Pusaka Ramadhan, Bandung

9
Critical case sampling merupakan jenis metode purposive sampling dimana
hanya sejumlah kasus penting atau kritis dipilih dan kemudian diperiksa. Dalam hal ini
peneliti berharap dengan mempelajarinya akan mengungkap wawasan yang dapat
diterapkan pada kasus lain yang serupa.

Strategi pengambilan sample kritis ini dimaksudkan untuk memperoleh


penjelasan melalui kasus-kasus yang dianggap kritis. Kritis disini diartikan sebagai keadaan
yang istimewa baik karena keunggulannya atau karena keterbelakangannya. Misalnya,
seorang peneliti bermaksud mengevaluasi program BERSERI (Bersih, Sehat, Rapi, Indah)
disetiap kelurahan di kota Surakarta. Peneliti dapat menggunakan teknik pengambilan
sampel kritis dalam penelitian evaluasinya. Kelurahan yang dia anggap paling istimewa
keterbelakangannya dalam mengadopsi program BERSERI dia ambil sebagai sampel, yang
dalam hal ini disebut sebagai sampel kritis. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa di
kelurahan yang paling terbelakang itu ada tempat sampah di setiap rumah tangga.

Critical case sampling berujuan mendapatkan kesamaan logis dan


penggunaan informasi yang maksimal pada satu kasus kritis, yang dapat diterapkan pada
kasus lainnya. Misalnya: pemilihan kasus penanganan kecelakaan kerja yang bersifat
fatality untuk diterapkan pada kasus kecelakaan kerja lainnya.2

2.5 Maximum Variation sampling

Sampling variasi maksimum atau pemilihan kuota merupakan sebuah strategi


untuk menjelaskan aspek-aspek yang berbeda dari masalah penelitian.Maximum Variation
Maximum Variation sampling disebut juga sebagai heterogeneous sampling. Dengan metode
purposive sampling ini, subjek penelitian dilihat melalui berbagai sudut pandang yang ada.
Tujuan dari metode ini adalah untuk memberikan informasi sebanyak mungkin tentang
peristiwa atau fenomena yang diteliti. Sebagai contoh, ketika seseorang melakukan jajak
pendapat mengenai suatu masalah. Peneliti akan memastikan bahwa dia akan berbicara
dengan orang yang berbeda sebanyak mungkin untuk membangun pandangan yang kuat
tentang masalah tersebut berdasarkan sudut pandang publik. Sebagai contoh, peneliti
membagi populasi yang terdiri dari guru sekolah dasar ke dalam tiga kelompok berdasarkan
masa pengabdian. Kemudian dipilih perwakilan untuk diteliti perkembangan karirnya. Ini
merupakan sampel yang representatif karena peneliti kualiatif hanya menggunakan strategi

2 Syafrida Hafni Sahir, 2022. Metodologi Penelitian, KBM Indonesia Medan

10
ini untuk menggambarkan secara detail pemaknaan yang berbeda tentang perkembangan
karir seorang guru berdasarkan masa pengabdiannya. 3

2.6 Convenience sampling

Convenience Sampling didefinisikan sebagai metode yang diadopsi oleh peneliti di


mana mereka mengumpulkan data riset pasar dari kumpulan responden yang tersedia. Ini
adalah teknik pengambilan sampel yang paling umum digunakan karena sangat cepat, tidak
rumit, dan ekonomis. Dalam banyak kasus, anggota mudah didekati untuk menjadi bagian
dari sampel.

Convenience sampling diterapkan oleh merek dan organisasi untuk mengukur


persepsi mereka tentang citra mereka di pasar. Data dikumpulkan dari calon pelanggan untuk
memahami masalah tertentu atau mengelola pendapat tentang produk yang baru diluncurkan.
Dalam beberapa kasus, ini adalah satu-satunya pilihan yang tersedia. Misalnya, seorang
mahasiswa yang mengerjakan sebuah proyek dan ingin mengetahui rata-rata konsumsi soda
di kampus pada Jumat malam kemungkinan besar akan menelepon teman sekelas dan teman-
temannya dan menanyakan berapa kaleng soda yang mereka konsumsi. Atau mungkin pergi
ke pesta terdekat dan melakukan survei mudah. Selalu ada kemungkinan bahwa populasi
yang dipilih secara acak mungkin tidak secara akurat mewakili populasi yang diinginkan,
sehingga meningkatkan kemungkinan bias.

Contoh convenience sampling yang baik adalah:

Convenience Sampling didefinisikan sebagai metode yang diadopsi oleh peneliti


di mana mereka mengumpulkan data riset pasar dari kumpulan responden yang tersedia. Ini
adalah teknik pengambilan sampel yang paling umum digunakan karena sangat cepat, tidak
rumit, dan ekonomis. Dalam banyak kasus, anggota mudah didekati untuk menjadi bagian
dari sampel. Sebuah LSM baru ingin membangun dirinya di 20 kota. Ini memilih 20 kota
teratas untuk dilayani berdasarkan kedekatan dengan tempat mereka berada

Keuntungan

1.Murah untuk membuat sampel: Uang dan waktu yang diinvestasikan dalam metode
sampling probabilitas lainnya cukup besar dibandingkan dengan convenience sampling.

3 uddin saleh, 2017. Analisis Data Kualitatif. Pusaka Ramadhan, Bandung

11
2.Kumpulkan data dengan cepat: Dalam situasi di mana waktu menjadi kendala, banyak
peneliti memilih metode ini untuk pengumpulan data cepat

3. Biaya rendah: Biaya rendah adalah salah satu alasan utama mengapa peneliti
mengadopsi teknik ini. Dengan anggaran yang kecil, peneliti – terutama mahasiswa,
dapat menggunakan anggaran di bidang lain dari proyek.

2.7 Menentukan Ukuran Sampel

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel
yang diterapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu
sendiri. Jadi bila jumlah populassi 100 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 100
orang tersbeut tanpa ada keslaahan, maka jumlah sampel yang diambil sma denga jumlah
populasi terebut yaitu 100 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka
peluang kesalahan generalisasi semkain kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi, makin besar keslahan generalisasi (diberlakukan umum).

Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian?
Jawabannya tergantung pada tingkat penelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat
kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang
tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang
dipelrukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalhan, maka akan semakin besar jumlah
anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber dana.

Berikut tabel penentuan jumlah sampel dari pupolasi tertentu dengan taraf kesalahan 1 %, 5
% dan 10 % :

12
Cara menentukan ukuran sampel seperti yang dikemukakan di atas didasarkan atas
asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Bila sampel tidak berdistribusi normal,
misalnya populasi homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya populasi
benda, katakan logam diumana susunan molekulnya homogeny, maka jumlah sampel yang
diperlukan 1% saja sudah mewakili.

Roscoe dalam buku Research Methods for Busines (1982-253) memberikan saran-saran
tentang ukuran saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelirtian adalag antara 30 sampai 500

2. Bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah angggota sampel minimal 30.

13
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate mka jumlah sampel
minimal 10

4. untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen


dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masng-masing 10 s/d 20.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam melaksanakan aktivitas riset diperlukan tahapan- tahapan suatu proses buat
membongkar permasalahan secara sistematis dengan tata cara tertentu. Penataan latar belakang kasus
serta tujuan riset, penataan kerangka teoritis serta konsepsional, formulasi hipotesa riset( apabila
dibutuhkan), pengumpulan informasi, yang tadinya mencari ilustrasi terlebih dulu dengan memakai
bermacam metode sampling, berikutnya melakukan pengolahan informasi yang setelah itu secara
bertepatan ataupun berkesinambungan melaksanakan analisa informasi, serta pada kesimpulannya
menyusun suatu laporan riset. Dalam membuat laporan riset, pada kesimpulannya dapat menghasilkan
rumusan yanggmencakup hasil

3.2 Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
penulis berharap adanya masukan dan kritikan dari semua pihak untuk kesempurnaan
makalah ini di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
memahami teknik sampling penelitian kualitatif

15
DAFTAR PUSTAKA

Ika Lenaini.(2021).teknik Pengambilan Sampel Purposive Dan Snowball Sampling. Jurnal


Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah. 6(1)

Syafrida Hafni Sahir, 2022. Metodologi Penelitian. Medan : KBM Indonesia

Sirajuddin saleh, 2017. Analisis Data Kualitatif. Bandung : Pusaka Ramadhan

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

16

Anda mungkin juga menyukai