BIOSTATISTIK
Dosen Pengampu :
KESEHATAN LINGKUNGAN
Jl. Hang Jebat III No.4 No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-nya. Karena tanpa rahmatnya, kita tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Ibu Endang Uji Wahyuni, SKM, MKM, Ibu Dini Syafitri, SKM. MKM
selaku dosen pengampu mata kuliah biostatistik di semester 2 ini, yang membimbing kami
dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih pada teman–
teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data – data dalam
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami mengetahui bahwa masih banyak sekali
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik saran yang membangun siap kami tampung. Demi tercapainya
makalah yang sempurna. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami yang membuat
maupun orang lain yang membacanya.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
1.3 Tujuan.................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 5
2.1 Konsep Besar Sampel ............................................................................................. 5
2.2 Metode Sampling .................................................................................................... 6
2.3 Cara Menghitung Besar Sampel .............................................................................. 7
2.3.1 Penarikan Sampel ............................................................................................ 8
2.3.2 Besar Sampel ................................................................................................. 11
2.3.3 Error (Penyimpangan) ................................................................................... 11
2.3.4 Teknik Penentuan Jumlah Sampel .................................................................. 12
2.4 Teknik Mementukan Ukuran Sampel .................................................................... 13
BAB III ............................................................................................................................... 16
PENUTUP .......................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 16
3.2 Saran..................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Tujuan ditentukannya sampel dalam penelitian
adalah untuk mempelajari karakteristik suatu populasi, karena tidak dimungkinkannya
peneliti melakukan penelitian di populasi seperti karena jumlah populasi yang sangat besar,
keterbatasan waktu, biaya, atau hambatan lainya.
Dalam hubungan sampel dan populasi terdapat istilah generalisasi atau inferensi
Generalisasi merupakan proses penarikan kesimpulan mengenal populasi artinya melakukan
penelitian pada sampel, kemudian kesimpulannya pada populasi, dengan syarat sampel yang
diambil harus dapat mewakili (representatif) populasi Suatu sampel dikatakan representatif
apabila memenuhi kriteria: digunakan asas probabilitas (random sampling), besar sampel
cukup, ciri-ciri populasi terwakili dan variasi antar unit populasi kecil mungkin.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu pengertian besar sampel.
2. Mengetahui apa itu metode sampling.
3. Mengetahui bagaimana cara menghitung besar sampel.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hubungan sampel dan populasi terdapat istilah generalisasi atau inferensi
Generalisasi merupakan proses penarikan kesimpulan mengenal populasi artinya
melakukan penelitian pada sampel, kemudian kesimpulannya pada populasi, dengan syarat
sampel yang diambil harus dapat mewakili (representatif) populasi Suatu sampel
dikatakan representatif apabila memenuhi kriteria: digunakan asas probabilitas (random
sampling), besar sampel cukup, ciri-ciri populasi terwakili dan variasi antar unit populasi
kecil mungkin
5
2.2 Metode Sampling
Beberapa Teknik Penarikan Sampel :
6
ukuran yang sama) akan diambil 150 orang sebagai sampel, dilakukan pendataan
tentang tingkat kepuasan, maka sampel acak dapat diambil dari : Kelas Eksekutif
: 50 orang Kelas Bisnis : 50 orang Kelas Ekonomi : 50 orang
7
2.3.1 Penarikan Sampel
Penarikan sampel dibagi menjadi dua, yaitu pengambilan sampel secara
acak (probability sampling) dan pengambilan sampel secara tidak acak (non
probability sampling). Di dalam penarikan sampel secara acak, semua unsur yang
ada di populasi mewakili populasinya. Agar sampel dapat mewakili populasi, sampel
tersebut harus diambil secara acak (random).
Sementara dalam pengambilan sampel secara tidak acak, tidak semua unsur
di dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk tertarik sebagai sampel.
Berikut dibawah ini penjelasan lebih lanjut terkait probability sampling dan non
probability sampling.
8
selanjutnya diambil setiap jarak 20 satu sampel. Maka nomor selanjutnya
ialah 35, 55, 75, dst. Sampai di dapatkan 25 orang pasien.
c) Sampel strata (stratified random sampling)
Di dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya populasi bersifat
heterogeny. Oleh karena itu, agar semua sifat dapat terwakili, terlebih
dahulu populasi tersebut dibagi menjadi beberapa strata, misalnya
Pendidikan (tinggi, sedang, kurang), ekonomi (kaya, sedang, miskin). Di
dalam melakukan stratifikasi dan pengambilan sampel, perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
Unsur populasi strata diusahakan se-homogen mungkin
Antarstrata diusahakan se-heterogen mungkin
Sampel yang diambil proporsional menurut besarnya unit yang ada
di dalam masing-masing strata dan antarstrata
Di dalam masing-masing strata unit sampel diambil secara acak.
Kelebihan penarikan sampel secara strata ini adalah semua yang
heterogeny di dalam populasi dapat terwakili dan memungkinkan
mencari hubungan antar strata atau membandingkannya.
d) Klaster (cluster sampling)
Di dalam praktik terkadang kerangka sampel juga sulit diperoleh
sehingga seharusnya peneliti membuatnya sebelum turun mengumpulkan
data. Hal ini mungkin mudah dikerjakan, tetapi sering kali sulit/tidak
mungkin dilakukan. Kalaupun dilakukan, akan membutuhkan waktu
serta biaya yang cukup banyak.
Populasi dibagi ke dalam gugus/kelas yang diasumsikan di setiap
kelas/gugus sudah terdapat semua sifat/variasi yang akan diteliti.
Selanjutnya kelas yang akan diacak dan unit sampel yang akan diambil
dari kelas yang sudah tertarik. Syarat untuk pengambilan sampel ini
adalah :
Di dalam kelas se-homogen mungkin
Antarkelas se-heterogen mungkin
Disebut juga area sampling
e) Sampel bertingkat/bertahap (multistage sampling)
9
Pengambilan sampel bertingkat dilakukan kalau secara geografis
populasi sangat menyebar dan meliputi area yang sangat luas. Misalnya,
kita akan meneliti puskesmas di Indonesia yang terdiri dari 27 provinsi.
Tahap pertama diacak dulu 5 provinsi (tahap I) dari 27 provinsi itu,
selanjutnya masing-masing provinsi diacak lagi kabupaten mana yang
akan ditarik sebagai sampel tahap II.
Setelah kabupaten ditarik, tahap III diacak lagi puskesmas mana yang
menjadi sampel penelitian itu.
2. Penarikan Sampel Secara Tidak Acak (non probability sampling)
a) Purposive sampling
Sampel ditentukan oleh orang yang telah mengenal betul populasi yang
akan diteliti (seorang ahli di bidang yang akan diteliti). Dengan demikian,
sampel tersebut mungkinrepresentatif untuk populasi yang seang di teliti.
b) Incidental sampling
Sampel tersebut tidak terencana dan penggambaran hasil dari pengumpulan
data tersebut tidak didasarkan pada suatu metode yang baku. Misalnya,
terjadi suatu keadaan luar biasa, data yang sudah terkumpul di sajikan
secara deskriptif dan hasil tersebut tidak dapat di generalisasi.
c) Quota sampling
Sampel yang akan diambil ditentukan oleh pengumpulan data dan
sebelumnya telah ditentukan jumlah yang akan diambil. Kalau jumlah
tersebut sudah dicapai, si pengumpul data berhenti, selanjutnya hasil itu
dipresentasikan.
Contoh :
Seorang wartawan ingin mengetahui apakah masyarakat menyukai
dwifungsi ABRI. Sebelum mengumpulkan data ditentukan bahwa dia akan
mewawancarai sebanyak 2000 orang yang sedang lewat di depan suatu
pertokoan swalayan.
Kepada setiap orang yang lewat ditanyakan apakah orang itu setuju atau
tidak dengan dwifungsi ABRI. Orang yang ditanya mungkin hanya
menjawab setuju atau tidak setuju. Wartawan tersebut akan berhenti setelah
dia menanyakan sebanyak 2000 orang dan akan menulis hasil temuannya.
10
2.3.2 Besar Sampel
Berapa besar sampel yang akan diambil di dalam suatu penelitian agar
dapat mewakili populasi atau sampel tersebut representative?
Pertanyaan ini sulit dijawab, tapi selalu akan ditanyakan. Apakah 1% dari
populasi, 5% atau 10% ? Hal ini sangat tergantung pada hal-hal dibawah ini :
1) Sampling error
Sebenarnya hal ini bukan merupakan kesalahan yang sebenarnya, tetapi
merupakan variasi dari konsekuensi pengambilan sampel. Maksudnya bahwa
setiap sampel yang akan diambil dari suatu populasi akan berdistribusi sekitar
nilai populasi.
2) Non sampling error
Yaitu error yang tidak disebabkan oleh sampel, melainkan pelaksanaan dalam
pengambilan sampel sampai analisisnya seperti :
11
Pada saat perencanaan
Pelaksanaan
Pengolahan
Analasisi dan interpretasi
Nn
Contoh :
untuk populasi berukuran 4 dengan anggota-anggotanya A, B, C, D dan sampel yang
diambil berukuran 2. Maka banyaknya sampel yang mungkin dapat diambil adalah
42 = 16 buah, yaitu :
Sampel 1 : AA Sampel 9 : CA
Sampel 2 : AB Sampel 10 : CB
Sampel 3 : AC Sampel 11 : CC
Sampel 4 : AD Sampel 12 : CD
Sampel 5 : BA Sampel 13 : DA
Sampel 6 : BB Sampel 14 : DB
Sampel 7 : BC Sampel 15 : DC
Sampel 8 : BD Sampel 16 : DD
Secara teoritis, popilasi berhingga yang dikenali sampling dengan cara pengembalian
dapat dianggap sebagai populasi tak berhingga. Hal itu disebabkan berapapun
banyaknya sampel yang diambil, populasi tidak akan pernah habis.
12
2) Untuk pengambilan sampel tanpa pengembalian
Pengambilan sampel disebut tanpa pengembalian jika populasi yang telah
diambil untuk dijadikan sampel tidak disatukan dengan anggota populasi
lainnya. Jika dari populasi berukuran N diambil sampel berupa n tanpa
pengembalian maka banyaknya sampel yang mungkin dapat diambil adalah
N!
CnN
n!( N n)!
Contoh :
Untuk populasi berukuran 5 dengan anggota-anggotanya A, B, C, D, E, dan sampel
yang diambil berukuran 2 maka banyaknya sampel yang miungkin dapat diambil
adalah :
5!
C25 10sampel
2!(5 2)!
A. Teknik Solvin
N
Rumus : n
1 Ne2
Keterangan :
n = sampel
N = populasi
13
e = perkiraan tingkat kesalahan
Contoh :
Kita akan meneliti pengaruh upah terhadap semangat kerja pada karyawan PT.
Cucak Rowo. Di dalam PT tersebut terdapat 130 orang karyawan. Dengan
tingkat kesalahan pemngambilan sampel sebesar 5%, berapa jumlah sampel
minimal yang harus diambil?
Jawab :
N 130
n 98,11
1 Ne 1 130(0,05) 2
2
( Z / 2 ) 2 p.q
Rumus : n
e2
Keterangan :
n = sampel
p = proporsi populasi
q = 1-p
Z = tingkat kepercayaan/signifikan
e = margin of error
Contoh :
14
signifikan 90% dan margin error 10%. Tentukanlah berapa jumlah sampel
yang harus diambil?
Jawab :
α = 1- 0,9 = 0,1
Z = 1- 0,05
q = 1 - 0,3 = 0,7
e = 0,1
Sehingga minimum jumlah sampel yang harus diambil adalah sebagai berikut :
( Z / 2 ) 2 p.q
n
e2
(1,64) 2 0,3.0,7
n 56,8 57orang
(0,1) 2
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Tujuan ditentukannya sampel dalam penelitian
adalah untuk mempelajari karakteristik suatu populasi, karena tidak dimungkinkannya
peneliti melakukan penelitian di populasi seperti karena jumlah populasi yang sangat
besar, keterbatasan waktu, biaya, atau hambatan lainya.
3.2 Saran
Dari pembahasan dan kesimpulan diatas kami berharap semoga makalah yang kami
buat dapat berguna dan bermanfaat untuk pembaca serta menambah pengetahuan
mengenai Konsep Besaran Sampel. Dan kami berharap agar pembaca apat memberikan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah kami kedepannya.
16
Daftar Pustaka
J. Supranto. 1989. Statistik Teori dan Aplikasi jilid 2. Jakarta. Erlangga. Kuswadi dan Erna
Mutiara. 2004. Delapan Langkah dan Tujuh Alat Statistik. Jakarta. Gramedia.
Faisal, Sony. Mujianto, Bagya. 2017. Metodologi Penelitian dan Statistik. BPPSDM
Kementrian Kesehatan : Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medis.
17