ABSTRAK
Pemahaman siswa akan materi pembelajaran sangat dipengaruhi oleh bagaimana pola
interaksi yang dibangun oleh guru melalui metode pembelajaran yang digunakannya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pola interaksi dalam pembelajaran IPA di
sekolah dasar di kawasan pesisir Sumenep, khususnya pada kasus ini adalah SDN Kertasada.
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian studi kasus, dengan teknik pengambilan data
berupa observasi dan wawancara. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis interaktif Miles & Huberman. Berdasarkan temuan penelitian diperoleh data bahwa pola
interaksi pembelajaran IPA di SDN Kertasada meliputi empat katagori yaitu penjelasan
menggunakan buku teks, tanya jawab semu, pemotivasian melalui penghargaan dan interaksi
tertuntun dalam kerja kelompok.
manusia bukanlah “barang jadi” menjadi wahana bagi peserta didik untuk
melainkan barang yang “akan jadi” mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
karena itu teori interaksi simbolik serta prospek pengembangan lebih lanjut
membahas pula konsep mengenai “diri” dalam menerapkannya di dalam
(self) yang tumbuh berdasarkan suatu kehidupan sehari-hari. Proses
“negosiasi” makna dengan orang lain. pembelajarannya menekankan pada
Menurut George Herbert Mead, cara pemberian pengalaman langsung untuk
manusia mengartikan dunia dan dirinya mengembangkan kompetensi agar
sendiri berkaitan erat dengan menjelajahi dan memahami alam sekitar
masyarakatnya. Mead melihat pikiran secara ilmiah.
(mind) dan dirinya (self) menjadi bagian Tujuan penelitian ini adalah
dari perilaku manusia yaitu bagian mendeskripsikan pola interaksi yang
interaksinya dengan orang lain. Mead terjadi dalam pembelajaran IPA di
menambahkan bahwa sebelum seseorang sekolah dasar di kawasan pesisir
bertindak, ia membayangkan dirinya Sumenep. Sekolah yang menjadi fokus
dalam posisi orang lain dengan harapan- dari penelitian ini adalah SDN Kertasada
harapan orang lain dan mencoba Sumenep.
memahami apa yang diharapkan orang itu
(Mulyana, 2007). METODE
Interaksi sosial, demikian pula yang Penelitian ini menggunakan
terjadi dalam pembelajaran di kelas, pendekatan kualitatif fenomenologis,
berjalan melalui interaksi simbol-simbol dimana tujuan utamanya adalah menggali
yang dapat berupa kata-kata, gerak tubuh, makna terdalam dari suatu fenomena apa
obyek ataupun peristiwa-peristiwa adanya. Adapun jenis penelitian yang
tertentu (Stolley, 2005). Simbol-simbol digunakan adalah studi kasus.
ini merepresentasikan berbagai macam Dilaksanakan pada bulan Februari-Mei
hal yang lain seperti pengetahuan, emosi, 2012. Adapun lokasi penelitian adalah di
cerita atau ide-ide. Dengan demikian SDN Kertasada Sumenep. Secara spesifik
interaksi ini terjadi dalam setiap metode lokasi penelitian yang akan banyak
pembelajaran yang digunakan oleh guru. diobservasi adalah pada kelas saat
Penelitian yang dilakukan Habibi, pembelajaran IPA sedang berlangsung.
dkk (2011) mengenai permasalahan Untuk memperoleh data mengenai
pembelajaran IPA di Kabupaten interaksi dalam proses pembelajaran IPA
Sumenep memberikan temuan bahwa di SDN Kertasada Sumenep ini teknik
salah satu faktor yang menjadi masalah pengumpulan data yang digunakan
adalah pemilihan metode pembelajaran adalah Observasi dan Wawancara. Kedua
yang digunakan oleh para guru. teknik pengumpulan data ini diharapkan
Meskipun telah ada guru-guru yang dapat saling melengkapi informasi yang
menggunakan variasi metode dalam dibutuhkan.
mengajar, namun sebagian besar masih 1. Observasi
berupa ceramah yang bersifat teacher Observasi dilakukan oleh peneliti
centered. Hal ini menjadi kurang sesuai untuk mendapatkan bagaimana
dengan prinsip IPA dalam KTSP (dalam secara riil proses pembelajaran IPA
Permendiknas no. 22 tahun 2006) yang di SDN Karanganyar berlangsung,
menyatakan bahwa IPA bukan hanya serta mengamati pola interaksi yang
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berlangsung serta hambatan-
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau hambatan dalam interaksi tersebut.
prinsip-prinsip saja tetapi juga Peneliti melakukan observasi secara
merupakan suatu proses penemuan. langsung di dalam kelas saat terjadi
Pendidikan IPA diharapkan dapat pembelajaran, dan kadang-kadang
Tabel 1 Tahap-tahap Pembelajaran IPA dalam Kelas Ceramah dan Kelas Praktik di SDN
Kertasada Sumenep
No Pembelajaran IPA pada Kelas Ceramah Pembelajaran IPA pada Kelas Praktik
1. Penyampaian judul materi dan tujuan Penyampaian judul materi dan tujuan
pembelajaran pembelajaran
2. Tanya jawab mengenai materi pada pelajaran Tanya jawab mengenai materi pada pelajaran
sebelumnya sebelumnya
3. Ceramah guru Pembagian kelompok dan penentuan ketua
kelompok oleh guru
4. Tanya jawab untuk mengecek pemahaman tanpa Guru menerangkan prosedur kerja kolompok
melihat buku teks
5. Latihan pendalaman dan hasilnya dikumpulkan Kerja kolompok. Guru berkeliling menuntun
kerja dan penyusunan laporan
6. - Guru memberikan penghargaan pada kelompok
dengan kerjasama terbaik dan menasehati yang
masih buruk
7. - Pembacaan hasil kerja kelompok oleh masing-
masing perwakilan kelompok
8. - Pembahasan hasil keseluruhan oleh guru
9. - Latihan soal pada LKS
memiliki kesamaan yaitu penjelasan yang guru untuk dilengkapi oleh siswa
berbasis informasi dalam buku teks. secara bersamaan seperti:
Dalam kelas ceramah guru menjelaskan Guru : bagian mata yang
berbagai konsep dan alat-alat IPA benar- melindungi bagian dalam
benar berdasarkan buku teks. Alat-alat yang berupa selaput bening
disebut dengan korne...
yang dijelaskan jarang sekali ditunjukkan Siswa : aaaa...
secara nyata atau melalui gambar yang Guru : sedangkan bagian paling
disiapkan guru melainkan melalui dalam yang menjadi tempat
gambar yang telah ada di buku teks. terbentuknya bayangan
Dalam kelas praktik penjelasan guru adalah ree...
mengenai hasil kerja para siswa juga siswa : tinaaaa...
diberikan berdasarkan kalimat-kalimat guru : kemudian bayangan itu
yang ada dalam buku teks. Karakter diproses oleh saraf di otak.
penjelasan berbasis buku teks ini sangat Saraf itulah yang menterje...
berkaitan dengan pola interaksi yang siswa : jemahkaaan...
pertama yaitu tanya jawab semu. Dalam (Data Observasi kelas, 7 Maret 2012).
tanya jawab, jawaban siswa tidaklah
benar-benar dihasilkan dari proses 3. Pemotivasian melalui Penghargaan
berpikir melainkan langsung mencuplik Motivasi merupakan unsur yang
kalimat-kalimat yang terdapat dalam sangat pendting bagi kesuksesan sebuah
buku teks. Kemungkinan besar siswa proses pembelajaran. Guru-guru
melakukan ini karena telah terbiasa berpengalaman akan selalu
mendapat penjelasan berbasis buku teks memperhatikan bagaimana cara
dari guru. memotivasi siswa untuk belajar. Dalam
penelitian ini didapatkan temuan bahwa
2. Tanya Jawab Semu pola interaksi guru dan siswa yang khas
Tanya jawab merupakan teknik juga terjadi ketika guru melakukan
yang seringkali digunakan oleh guru baik pemotivasian terhadap siswa baik dalam
dalam kelas ceramah maupun kelas kelas ceramah maupun kelas praktik.
praktik. Namun tanya jawab ini ternyata Pemotivasian yang dilakukan guru adalah
tidak memiliki pola interaksi pemotivasian berbasis penghargaan
sebagaimana tujuan dari sebuah tanya secara lisan terhadap perilaku-perilaku
jawab yang sebenarnya dimana keaktifan yang diharapkan dapat terus dilakukan
berpikir siswa benar-benar dapat oleh setiap siswa. Setelah guru
dimunculkan. Tanya jawab yang banyak memberikan penghargaan lisan maka
terjadi dalam temuan penelitian ini adalah siswa-siswa yang lain akan bertepuk
tanya jawab semu, artinya seperti telah tangan.
terjadi tanya jawab antara guru dan siswa
namun tidak demikian adanya. Guru 4. Interaksi Tertuntun dalam Kerja
hanya memotong kata terakhir dari Kelompok
penjelasannya untuk kemudian diikuti Pola interaksi terakhir yang
oleh siswa secara bersama-sama. Untuk menjadi pembahasan dalam penelitian ini
lebih jelasnya kita perhatikan cuplikan adalah pola interaksi yang terjadi dalam
data penelitian berikut. kerja kelompok. Pola ini umumnya
terjadi dalam kelas praktik. Kerjasama
Guru terus menjelaskan mengenai diantara anggota-anggota kelompok
bagian-bagian mata. Suaranya lantang dalam menjalankan tugas yang diberikan
memenuhi ruang dengar di seluruh oleh guru menuntut pembagian tugas dan
kelas. Anak-anak mendengarkan pemahaman para siswa yang baik akan
sambil mengikuti kata-kata kunci tugas itu sendiri. Namun tampaknya
yang ekornya sengaja dipotong oleh pemahaman prosedur yang dimiliki siswa
masih sulit sekali muncul sehingga dalam 3. Seluruh struktur dan institusi social
kerja kelompok guru harus sering diciptakan dari adanya interaksi di
berteriak mengulang-ngulang langkah antara orang-orang.
kerja yang terdapat dalam Lembar 4. Tingkah laku seseorang tidaklah
Kegiatan Siswa. Seringkali guru juga mutlak ditentukan oleh kejadian-
harus turun tangan untuk menunjukkan kejadian pada masa lampau saja,
prosedur-prosedur tertentu yang sulit tetapi juga dilakukan secara sengaja.
untuk dilakukan oleh siswa. Guru juga 5. Pikiran terdiri dari percakapan
sering melakukan peneguran pada siswa- internal, yang merefleksikan
siswa yang tidak aktif dalam kerja interaksi yang telah terjadi antara
kelompok. Berikut salah satu contoh seseorang dengan orang lain.
bagaimana pola interaksi dalam 6. Tingkah laku terbentuk atau tercipta
kelompok berlangsung. di dalam kelompok sosial selama
Anak-anak melakukan aktivitas proses interaksi.
dengan senang hati, beberapa 7. Kita tidak dapat memahami
kelompok malah sambil bergurau. pengalaman seorang individu dengan
Mengaduk campuran tanah dan air mengamati tingkah lakunya belaka.
sambil bersenandung, ”kopi-kopi Pengalaman dan pengertian
jahee...” guru berkeliling mengatur
seseorang akan berbagai hal harus
aktivitas para siswa baik dalam
mengamati adukan tanah ataupun diketahui pula secara pasti.
menuliskan laporan hasil pengamatan. Interaksi sosial, demikian pula yang
Suasana sangat ramai, baik bergurau terjadi dalam pembelajaran di kelas,
sesama teman ataupun bertanya berjalan melalui interaksi simbol-simbol
kepada guru, ”bu, bu.. ini digambar yang dapat berupa kata-kata, gerak tubuh,
ya..?” berteriak salah seorang anak. obyek ataupun peristiwa-peristiwa
Begitulah, siswa yang hendak tertentu (Stolley, 2005). Simbol-simbol
bertanya akan berteriak memanggil ini merepresentasikan berbagai macam
gurunya sehingga menambah ramai hal yang lain seperti pengetahuan, emosi,
suasana kelas. Namun mereka cerita atau ide-ide. Dengan demikian
melakukannya dengan riang (Data
interaksi ini terjadi dalam setiap metode
Observasi Kelas, 5 Maret 2012).
pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Interaksionisme simbolik Berbagai pola sikap yang
mengandung inti dasar pemikiran umum ditampilkan oleh guru dan siswa dengan
tentang komunikasi dan masyarakat. demikian merupakan hasil dari proses
Jerome Manis dan Bernard Meltzer interaktif yang menciptakan pengetahuan,
(Mulyana, 2001) memisahkan tujuh hal keyakinan dan persepsi dalam diri
mendasar yang bersifat teoritis dan mereka. Siswa memunculkan sikap yang
metodologis dari interaksionisme cenderung patuh dan mengikuti perintah-
simbolik, yaitu: perintah guru secara pasif kemungkinan
1. Orang-orang dapat mengerti berbagai dikarenakan perilaku guru terhadap
hal dengan belajar dari pengalaman. mereka sejak lama. Sedangkan guru
Persepsi seseorang selalu memiliki sikap terlalu menuntun dan
diterjemahkan dalam simbol-simbol. cenderung berorientasi buku teks
2. Berbagai arti dipelajari melalui kemungkinan karena kebiasaan (dan juga
interaksi di antara orang-orang. Arti merupakan warisan dari guru-guru
muncul dari adanya pertukaran sebelumnya) serta pola belajar yang
simbol-simbol dalam kelompok- kurang aktif (seperti halnya murid-murid
kelompok sosial. mereka sekarang) untuk dapat merubah
dan mengembangkan kualitas
kepengajaran mereka menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Habibi, Anekawati, Anik & Azizah, L.F.
2011. Permasalahan
Pembelajaran IPA SMP/MTs di
Kabupaten Sumenep 2010-2011.
Sumenep: PRODI PENDIDIKAN
IPA UNIJA
Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1992.
Analisis Data Kualitatif.
Penerjemah Tjetjep Rohindi
Rohidi. Jakarta : Universitas
Indonesia Press
Mulyana, Deddy dan Solatun, (ed.),
2007. Metode Penelitian
Komunikasi; Contoh-contoh
Penelitian Kualitatif dengan
Pendekatan Praktis. Remaja
Rosdakarya, Bandung.