Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

INTERAKSI DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH


DASAR WILAYAH PESISIR (STUDI FENEMENOLOGI
DI SDN KERTASADA SUMENEP)
Habibi1, Rini Yudiati2
FKIP Universitas Wiraraja Sumenep1,2
habibi_bk@yahoo.com1

ABSTRAK

Pemahaman siswa akan materi pembelajaran sangat dipengaruhi oleh bagaimana pola
interaksi yang dibangun oleh guru melalui metode pembelajaran yang digunakannya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pola interaksi dalam pembelajaran IPA di
sekolah dasar di kawasan pesisir Sumenep, khususnya pada kasus ini adalah SDN Kertasada.
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian studi kasus, dengan teknik pengambilan data
berupa observasi dan wawancara. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis interaktif Miles & Huberman. Berdasarkan temuan penelitian diperoleh data bahwa pola
interaksi pembelajaran IPA di SDN Kertasada meliputi empat katagori yaitu penjelasan
menggunakan buku teks, tanya jawab semu, pemotivasian melalui penghargaan dan interaksi
tertuntun dalam kerja kelompok.

Kata Kunci : interaksi, pesisir, analisis interaktif, pembelajaran IPA

PENDAHULUAN Penjelasan Stolley memberikan


Pembelajaran sebagai suatu sistem suatu kejelasan mengenai bagaimana
terdiri beberapa subsistem yang saling interaksi social terjadi, yaitu melalui
terkait dalam mewujudkan fungsinya proses berbicara, mendengar, mengamati,
sebagai suatu proses untuk meningkatkan mengevaluasi dan juga membuat
kualitas diri siswa baik dalam domain putusan-putusan tertentu berdasarkan
kognitif, afektif ataupun psikomotor. cara-cara sebagaimana biasanya kita
Kondisi belajar anak di rumah merupakan berinteraksi itu sendiri. Oleh karena itu
salah satu subsistem tersebut. Subsistem perkembangan pemahaman dan sikap
yang lain adalah interaksi pembelajaran pada diri seseorang sangat dipengaruhi
yang terjadi antara guru dan siswa di oleh interaksi sosialnya. Hubungan
kelas. Dalam interaksi ini, guru dan siswa pengaruh tersebut terjadi dalam dua arah
memiliki peran yang sama penting untuk secara bolak-balik. Hal ini juga terjadi
menunjang keberhasilan pembelajaran. dalam interaksi pembelajaran di dalam
Metode pembelajaran merupakan kelas. Kualitas interaksi pembelajaran itu
alat untuk menghasilkan interaksi yang sangat menentukan bagaimana transfer
positif antara guru dengan siswa ataupun makna antara guru dan siswa.
diantara sesama siswa. Dalam interaksi Salah satu teori dalam sosiologi
yang bersifat komunikatif inilah mengenai proses interaksi sosial teori dari
sebenarnya kemungkinan besar George Herbert Mead yaitu teori interaksi
pembelajaran dapat berhasil, melalui simbolik. Titik tolak pemikiran interaksi
berbagai metode pengajaran. Seperti yang simbolik berasumsi bahwa realitas sosial
diungkapkan oleh Stolley (2005) sebagai proses dan bukan sesuatu yang
bahwasannya dalam interaksi sosial bersifat statis. Dalam hal ini masyarakat
manusia saling berbagi makna untuk dipandang sebagai sebuah interaksi
menghasilkan pemahaman-pemahaman simbolik bagi individu-individu yang ada
akan realitas. didalamnya. Pada hakikatnya tiap

Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014 9


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

manusia bukanlah “barang jadi” menjadi wahana bagi peserta didik untuk
melainkan barang yang “akan jadi” mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
karena itu teori interaksi simbolik serta prospek pengembangan lebih lanjut
membahas pula konsep mengenai “diri” dalam menerapkannya di dalam
(self) yang tumbuh berdasarkan suatu kehidupan sehari-hari. Proses
“negosiasi” makna dengan orang lain. pembelajarannya menekankan pada
Menurut George Herbert Mead, cara pemberian pengalaman langsung untuk
manusia mengartikan dunia dan dirinya mengembangkan kompetensi agar
sendiri berkaitan erat dengan menjelajahi dan memahami alam sekitar
masyarakatnya. Mead melihat pikiran secara ilmiah.
(mind) dan dirinya (self) menjadi bagian Tujuan penelitian ini adalah
dari perilaku manusia yaitu bagian mendeskripsikan pola interaksi yang
interaksinya dengan orang lain. Mead terjadi dalam pembelajaran IPA di
menambahkan bahwa sebelum seseorang sekolah dasar di kawasan pesisir
bertindak, ia membayangkan dirinya Sumenep. Sekolah yang menjadi fokus
dalam posisi orang lain dengan harapan- dari penelitian ini adalah SDN Kertasada
harapan orang lain dan mencoba Sumenep.
memahami apa yang diharapkan orang itu
(Mulyana, 2007). METODE
Interaksi sosial, demikian pula yang Penelitian ini menggunakan
terjadi dalam pembelajaran di kelas, pendekatan kualitatif fenomenologis,
berjalan melalui interaksi simbol-simbol dimana tujuan utamanya adalah menggali
yang dapat berupa kata-kata, gerak tubuh, makna terdalam dari suatu fenomena apa
obyek ataupun peristiwa-peristiwa adanya. Adapun jenis penelitian yang
tertentu (Stolley, 2005). Simbol-simbol digunakan adalah studi kasus.
ini merepresentasikan berbagai macam Dilaksanakan pada bulan Februari-Mei
hal yang lain seperti pengetahuan, emosi, 2012. Adapun lokasi penelitian adalah di
cerita atau ide-ide. Dengan demikian SDN Kertasada Sumenep. Secara spesifik
interaksi ini terjadi dalam setiap metode lokasi penelitian yang akan banyak
pembelajaran yang digunakan oleh guru. diobservasi adalah pada kelas saat
Penelitian yang dilakukan Habibi, pembelajaran IPA sedang berlangsung.
dkk (2011) mengenai permasalahan Untuk memperoleh data mengenai
pembelajaran IPA di Kabupaten interaksi dalam proses pembelajaran IPA
Sumenep memberikan temuan bahwa di SDN Kertasada Sumenep ini teknik
salah satu faktor yang menjadi masalah pengumpulan data yang digunakan
adalah pemilihan metode pembelajaran adalah Observasi dan Wawancara. Kedua
yang digunakan oleh para guru. teknik pengumpulan data ini diharapkan
Meskipun telah ada guru-guru yang dapat saling melengkapi informasi yang
menggunakan variasi metode dalam dibutuhkan.
mengajar, namun sebagian besar masih 1. Observasi
berupa ceramah yang bersifat teacher Observasi dilakukan oleh peneliti
centered. Hal ini menjadi kurang sesuai untuk mendapatkan bagaimana
dengan prinsip IPA dalam KTSP (dalam secara riil proses pembelajaran IPA
Permendiknas no. 22 tahun 2006) yang di SDN Karanganyar berlangsung,
menyatakan bahwa IPA bukan hanya serta mengamati pola interaksi yang
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berlangsung serta hambatan-
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau hambatan dalam interaksi tersebut.
prinsip-prinsip saja tetapi juga Peneliti melakukan observasi secara
merupakan suatu proses penemuan. langsung di dalam kelas saat terjadi
Pendidikan IPA diharapkan dapat pembelajaran, dan kadang-kadang

10 Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

juga melakukan observasi tak dengan siswa di kelas. Jenis


langsung dengan menempatkan alat wawancara yang dilakukan adalah
perekam di kelas dengan tujuan wawancara semi terstruktur, yaitu
untuk mengetahui bagaimana wawancara dengan menyiapkan
sebenarnya interaksi yang terjadi beberapa pokok pertanyaan yang
ketika peneliti tidak hadir di ruang masih dapat dikembangkan saat
kelas. wawancara berlangsung untuk
2. Wawancara memperoleh data yang mendalam.
Wawancara digunakan oleh peneliti Teknis analisis data dalam
terutama untuk mengeksplorasi penelitian ini menggunakan model
alasan-alasan di balik perilaku guru analisis interaktif (Miles dan Huberman,
yang dimunculkan saat berinteraksi 1992), seperti pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Skema Analisis Interaktif (Miles & Huberman, 1991)

1. Reduksi Data 2. Penyajian Data


Dari lokasi penelitian, data lapangan Penyajian data (display data)
dituangkan dalam uraian laporan dimasudkan agar lebih mem-
yang lengkap dan terinci. Data dan permudah bagi peneliti untuk dapat
laporan lapangan kemudian di- melihat gambaran secara keseluruhan
reduksi, dirangkum, dan kemudian atau bagian-bagian tertentu dari data
dipilah-pilah hal yang pokok, penelitian. Hal ini merupakan
difokuskan untuk dipilih yang pengorganisasian data kedalam suatu
terpenting kemudian dicari tema atau bentuk tertentu sehingga kelihatan
polanya (melalui proses penyunting- jelas sosoknya lebih utuh. Data-data
an, pemberian kode dan pentabelan). tersebut kemudian dipilah-pilah dan
Reduksi data dilakukan terus disisikan untuk disortir menurut
menerus selama proses penelitian kelompoknya dan disusun sesuai
berlangsung. Pada tahapan ini setelah dengan katagori yang sejenis untuk
data dipilah kemudian disederhana- ditampilkan agar selaras dengan
kan, data yang tidak diperlukan permasalahan yang dihadapi,
disortir agar memberi kemudahan termasuk kesimpulan-kesimpulan
dalam penampilan, penyajian, serta sementara diperoleh pada waktu data
untuk menarik kesimpulan direduksi.
sementara.

Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014 11


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi beberapa data lagi di lapangan, dicoba


Pada penelitian kualitatif, verifikasi untuk diinterpretasikan dengan fokus
data dilakukan secara terus-menerus yang lebih terarah. Dengan begitu,
sepanjang proses penelitian analisis data tersebut merupakan proses
dilakukan. Sejak pertama memasuki interaksi antara ke tiga komponan analisis
lapangan dan selama proses dengan pengumpulan data, dan
pengumpulan data, peneliti berusaha merupakan suatu proses siklus sampai
untuk menganalisis dan mencari dengan aktivitas penelitian selesai.
makna dari data yang dikumpulkan,
yaitu mencari pola tema, hubungan HASIL DAN PEMBAHASAN
persamaan, hipotetsis dan Metode mengajar guru IPA di SDN
selanjutnya dituangkan dalam bentuk Kertasada Sumenep secara umum terdiri
kesimpulan yang masih bersifat atas dua jenis yaitu metode ceramah dan
tentatif. praktik. Berdasarkan observasi dan
Ketiga komponen berinteraksi wawancara selama penelitian didapatkan
sampai didapat suatu kesimpulan yang perbedaan mendasar dari kedua metode
benar. Dan ternyata kesimpulannya tidak tersebut. Tabel 1 berikut ini menunjukkan
memadai, maka perlu diadakan pengujian bagaimana perbedaan kelas ceramah dan
ulang, yaitu dengan cara mencari kelas praktik.

Tabel 1 Tahap-tahap Pembelajaran IPA dalam Kelas Ceramah dan Kelas Praktik di SDN
Kertasada Sumenep
No Pembelajaran IPA pada Kelas Ceramah Pembelajaran IPA pada Kelas Praktik
1. Penyampaian judul materi dan tujuan Penyampaian judul materi dan tujuan
pembelajaran pembelajaran
2. Tanya jawab mengenai materi pada pelajaran Tanya jawab mengenai materi pada pelajaran
sebelumnya sebelumnya
3. Ceramah guru Pembagian kelompok dan penentuan ketua
kelompok oleh guru
4. Tanya jawab untuk mengecek pemahaman tanpa Guru menerangkan prosedur kerja kolompok
melihat buku teks
5. Latihan pendalaman dan hasilnya dikumpulkan Kerja kolompok. Guru berkeliling menuntun
kerja dan penyusunan laporan
6. - Guru memberikan penghargaan pada kelompok
dengan kerjasama terbaik dan menasehati yang
masih buruk
7. - Pembacaan hasil kerja kelompok oleh masing-
masing perwakilan kelompok
8. - Pembahasan hasil keseluruhan oleh guru
9. - Latihan soal pada LKS

Kedua metode pembelajaran IPA pemotivasian melalui penghargaan dan


yang digunakan guru di SDN Kertasada interaksi tertuntun dalam kerja kelompok.
tidak berlangsung proporsional. Metode
ceramah lebih sering dilakukan. 1. Penjelasan berbasis Buku Teks
Sedangkan pola interaksi yang terbangun Pembahasan materi oleh guru
dalam pembelajaran IPA (melalui kedua merupakan inti dari aktivitas belajar di
metode yang digunakan) terbagi menjadi kelas ceramah. Namun dalam kelas
empat katagori utama yaitu Penjelasan praktikpun guru juga menjelaskan materi-
berbasis buku teks, tanya jawab semu, materi tertentu. Pola interaksi dalam
penjelasan guru tersebut ternyata

12 Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

memiliki kesamaan yaitu penjelasan yang guru untuk dilengkapi oleh siswa
berbasis informasi dalam buku teks. secara bersamaan seperti:
Dalam kelas ceramah guru menjelaskan Guru : bagian mata yang
berbagai konsep dan alat-alat IPA benar- melindungi bagian dalam
benar berdasarkan buku teks. Alat-alat yang berupa selaput bening
disebut dengan korne...
yang dijelaskan jarang sekali ditunjukkan Siswa : aaaa...
secara nyata atau melalui gambar yang Guru : sedangkan bagian paling
disiapkan guru melainkan melalui dalam yang menjadi tempat
gambar yang telah ada di buku teks. terbentuknya bayangan
Dalam kelas praktik penjelasan guru adalah ree...
mengenai hasil kerja para siswa juga siswa : tinaaaa...
diberikan berdasarkan kalimat-kalimat guru : kemudian bayangan itu
yang ada dalam buku teks. Karakter diproses oleh saraf di otak.
penjelasan berbasis buku teks ini sangat Saraf itulah yang menterje...
berkaitan dengan pola interaksi yang siswa : jemahkaaan...
pertama yaitu tanya jawab semu. Dalam (Data Observasi kelas, 7 Maret 2012).
tanya jawab, jawaban siswa tidaklah
benar-benar dihasilkan dari proses 3. Pemotivasian melalui Penghargaan
berpikir melainkan langsung mencuplik Motivasi merupakan unsur yang
kalimat-kalimat yang terdapat dalam sangat pendting bagi kesuksesan sebuah
buku teks. Kemungkinan besar siswa proses pembelajaran. Guru-guru
melakukan ini karena telah terbiasa berpengalaman akan selalu
mendapat penjelasan berbasis buku teks memperhatikan bagaimana cara
dari guru. memotivasi siswa untuk belajar. Dalam
penelitian ini didapatkan temuan bahwa
2. Tanya Jawab Semu pola interaksi guru dan siswa yang khas
Tanya jawab merupakan teknik juga terjadi ketika guru melakukan
yang seringkali digunakan oleh guru baik pemotivasian terhadap siswa baik dalam
dalam kelas ceramah maupun kelas kelas ceramah maupun kelas praktik.
praktik. Namun tanya jawab ini ternyata Pemotivasian yang dilakukan guru adalah
tidak memiliki pola interaksi pemotivasian berbasis penghargaan
sebagaimana tujuan dari sebuah tanya secara lisan terhadap perilaku-perilaku
jawab yang sebenarnya dimana keaktifan yang diharapkan dapat terus dilakukan
berpikir siswa benar-benar dapat oleh setiap siswa. Setelah guru
dimunculkan. Tanya jawab yang banyak memberikan penghargaan lisan maka
terjadi dalam temuan penelitian ini adalah siswa-siswa yang lain akan bertepuk
tanya jawab semu, artinya seperti telah tangan.
terjadi tanya jawab antara guru dan siswa
namun tidak demikian adanya. Guru 4. Interaksi Tertuntun dalam Kerja
hanya memotong kata terakhir dari Kelompok
penjelasannya untuk kemudian diikuti Pola interaksi terakhir yang
oleh siswa secara bersama-sama. Untuk menjadi pembahasan dalam penelitian ini
lebih jelasnya kita perhatikan cuplikan adalah pola interaksi yang terjadi dalam
data penelitian berikut. kerja kelompok. Pola ini umumnya
terjadi dalam kelas praktik. Kerjasama
Guru terus menjelaskan mengenai diantara anggota-anggota kelompok
bagian-bagian mata. Suaranya lantang dalam menjalankan tugas yang diberikan
memenuhi ruang dengar di seluruh oleh guru menuntut pembagian tugas dan
kelas. Anak-anak mendengarkan pemahaman para siswa yang baik akan
sambil mengikuti kata-kata kunci tugas itu sendiri. Namun tampaknya
yang ekornya sengaja dipotong oleh pemahaman prosedur yang dimiliki siswa

Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014 13


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

masih sulit sekali muncul sehingga dalam 3. Seluruh struktur dan institusi social
kerja kelompok guru harus sering diciptakan dari adanya interaksi di
berteriak mengulang-ngulang langkah antara orang-orang.
kerja yang terdapat dalam Lembar 4. Tingkah laku seseorang tidaklah
Kegiatan Siswa. Seringkali guru juga mutlak ditentukan oleh kejadian-
harus turun tangan untuk menunjukkan kejadian pada masa lampau saja,
prosedur-prosedur tertentu yang sulit tetapi juga dilakukan secara sengaja.
untuk dilakukan oleh siswa. Guru juga 5. Pikiran terdiri dari percakapan
sering melakukan peneguran pada siswa- internal, yang merefleksikan
siswa yang tidak aktif dalam kerja interaksi yang telah terjadi antara
kelompok. Berikut salah satu contoh seseorang dengan orang lain.
bagaimana pola interaksi dalam 6. Tingkah laku terbentuk atau tercipta
kelompok berlangsung. di dalam kelompok sosial selama
Anak-anak melakukan aktivitas proses interaksi.
dengan senang hati, beberapa 7. Kita tidak dapat memahami
kelompok malah sambil bergurau. pengalaman seorang individu dengan
Mengaduk campuran tanah dan air mengamati tingkah lakunya belaka.
sambil bersenandung, ”kopi-kopi Pengalaman dan pengertian
jahee...” guru berkeliling mengatur
seseorang akan berbagai hal harus
aktivitas para siswa baik dalam
mengamati adukan tanah ataupun diketahui pula secara pasti.
menuliskan laporan hasil pengamatan. Interaksi sosial, demikian pula yang
Suasana sangat ramai, baik bergurau terjadi dalam pembelajaran di kelas,
sesama teman ataupun bertanya berjalan melalui interaksi simbol-simbol
kepada guru, ”bu, bu.. ini digambar yang dapat berupa kata-kata, gerak tubuh,
ya..?” berteriak salah seorang anak. obyek ataupun peristiwa-peristiwa
Begitulah, siswa yang hendak tertentu (Stolley, 2005). Simbol-simbol
bertanya akan berteriak memanggil ini merepresentasikan berbagai macam
gurunya sehingga menambah ramai hal yang lain seperti pengetahuan, emosi,
suasana kelas. Namun mereka cerita atau ide-ide. Dengan demikian
melakukannya dengan riang (Data
interaksi ini terjadi dalam setiap metode
Observasi Kelas, 5 Maret 2012).
pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Interaksionisme simbolik Berbagai pola sikap yang
mengandung inti dasar pemikiran umum ditampilkan oleh guru dan siswa dengan
tentang komunikasi dan masyarakat. demikian merupakan hasil dari proses
Jerome Manis dan Bernard Meltzer interaktif yang menciptakan pengetahuan,
(Mulyana, 2001) memisahkan tujuh hal keyakinan dan persepsi dalam diri
mendasar yang bersifat teoritis dan mereka. Siswa memunculkan sikap yang
metodologis dari interaksionisme cenderung patuh dan mengikuti perintah-
simbolik, yaitu: perintah guru secara pasif kemungkinan
1. Orang-orang dapat mengerti berbagai dikarenakan perilaku guru terhadap
hal dengan belajar dari pengalaman. mereka sejak lama. Sedangkan guru
Persepsi seseorang selalu memiliki sikap terlalu menuntun dan
diterjemahkan dalam simbol-simbol. cenderung berorientasi buku teks
2. Berbagai arti dipelajari melalui kemungkinan karena kebiasaan (dan juga
interaksi di antara orang-orang. Arti merupakan warisan dari guru-guru
muncul dari adanya pertukaran sebelumnya) serta pola belajar yang
simbol-simbol dalam kelompok- kurang aktif (seperti halnya murid-murid
kelompok sosial. mereka sekarang) untuk dapat merubah
dan mengembangkan kualitas
kepengajaran mereka menjadi lebih baik.

14 Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

Walau demikian pola-pola Mulyana, Deddy, 2001. Metodologi


pemberian penghargaan bagi perilaku Penelitian Kualitatif; Paradigma
yang diharapkan dan nasehat bagi Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
perilaku yang tidak diharapkan yang Sosial Lainnya. Remaja
dilakukan siswa terus-menerus Rosdakarya, Bandung.
merupakan kelebihan yang perlu untuk Stolley, K.S. 2005. The Basics of
dipertahankan bahkan dikembangkan Sociology. London: Greenwood
dengan metode yang lebih bervariasi. Press

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Pola interaksi dalam pembelajaran
IPA di SDN Kertasada yang sering
terjadi baik dalam kelas ceramah maupun
kelas praktik adalah: (1) tanya jawab
semu, (2) penjelasan berbasis buku teks,
(3) pemotivasian melalui penghargaan,
dan (4) interaksi tertuntun dalam kerja
kelompok.
Saran
Pola interaksi dalam pembelajaran
IPA di masyarakat pesisir (dalam kasus
ini di SDN Kertasada) dapat menjadi
landasan bagi pengembangan model
pembelajaran yang sesuai untuk
diterapkan di sekolah, untuk itu
dibutuhkan suatu informasi pelengkap
mengenai bagaimana perbedaan
kondisional yang terjadi dengan sekolah-
sekolah yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Habibi, Anekawati, Anik & Azizah, L.F.
2011. Permasalahan
Pembelajaran IPA SMP/MTs di
Kabupaten Sumenep 2010-2011.
Sumenep: PRODI PENDIDIKAN
IPA UNIJA
Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1992.
Analisis Data Kualitatif.
Penerjemah Tjetjep Rohindi
Rohidi. Jakarta : Universitas
Indonesia Press
Mulyana, Deddy dan Solatun, (ed.),
2007. Metode Penelitian
Komunikasi; Contoh-contoh
Penelitian Kualitatif dengan
Pendekatan Praktis. Remaja
Rosdakarya, Bandung.

Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014 15


Jurnal Lentera Sains – Prodi Pendidikan IPA

16 Jurnal Lensa, Volume 4 Jilid 2 November 2014

Anda mungkin juga menyukai