Anda di halaman 1dari 123

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP

KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN


MATEMATIKA DI MTs NURUL ILMI RANGGAGATA TAHUN
2016/2017

Oleh

Wardani
NIM. 15.1.13.4.102

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017

1
2

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP


KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DI MTs NURUL ILMI RANGGAGATA TAHUN
2016/2017

Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Negeri Mataram
Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Wardani
NIM:15.1.13.4.102

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
3

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh:Wardani, NIM: 15.1.13.4.102 denganjudul, ” Pengaruh Metode

Problem Solving Terhadap Kepercayaan Diri Siswa dalam Pembelajaran Matematika

di MTsNurul Ilmi Ranggagata tahun 2016/2017 ” telah memenuhi syarat dan

disetujui untuk di uji (Munaqasah Skripsi).

Disetujui pada tanggal:_____________2017.

Pembimbing I Pembimbing II

Nurhilaliati, M. Ag Any Tsalasatul Fitriyah, M.Si


NIP.197302082000032001 NIP.199006162015032007

iii
4

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawahini:

Nama : Wardani

NIM : 15.1.13.4.102

Program Studi : Tadris Matematika

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Universitas : Islam Negeri (UIN) Mataram

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa SKRIPSI dengan judul ”Pengaruh


Metode Problem Solving Terhadap Kepercayaan Diri Siswa dalam Pembelajaran
Matematika di MTs Nurul Ilmi Ranggagata tahun 2016/2017” ini secara keseluruhan
adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya.

Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap dianulir gelar
kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Mataram.

Mataram, ____________2017
Saya yang menyatakan

Wardani
NIM. 15.1.13.4.102

iv
5

Motto

َ ‫و َ ﻻ َ ﺗ َﮭ ِﻨ ُﻮا و َ ﻻ َ ﺗ َﺤ ْ ﺰ َﻧ ُﻮا و َ أ َﻧ ْﺘ ﻠُﻢ َُﻮ ْاﻷن َ ْ إَﻋ ِْن ْ ﻛ ُﻨ ْﺘ ُﻢ ْ ﻣ ُﺆ ْ ﻣ ِ ﻨ ِﯿﻦ‬


Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal

kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang

beriman. (Ali Imran: 139)1

1
Qurʻan, Surat Al-Imran Ayat 139

v
6

Nota Dinas Pembimbing

Mataram, ____________________2017

Hal : Ujian Skripsi


Yang Terhormat
Rektor UIN Mataram
Di Mataram

Assalamu’alaikumWr.Wb
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi atas nama:
Nama Mahasiswa : Wardani
NIM : 15.1.13.4.102
Jurusan/Prodi : TadrisMatematika
Judul :Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap
Kepercayaan Diri Siswa dalam Pembelajaran
Matematika di MTs Nurul Ilmi Ranggagata Tahun
2016/2017
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasah skripsi
FakultasTarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasahkan.
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Nurhilaliati, M. Ag Any Tsalasatul Fitriyah, M.Si


NIP.197302082000032001 NIP.199006162015032007

vi
7

PENGESAHAN

Skripsi oleh: Wardani, NIM: 15.1.13.4.102 dengan judul: “Pengaruh Metode Problem
Solving Terhadap Kepercayaan Diri Siswa dalam Pembelajaran Matematika di MTs
Nurul ilmi Ranggagata tahun 2016/2017”, telah dipertahankan di depan dewan
penguji Program Studi Tadris Matematika, Fakutlas Ilm uTarbiyah dan Keguruan,
UIN Mataram pada tanggal ___________________

Dewan Penguji,

Nurhilaliati, M. Ag
(Ketua Sidang/Pembimbing I) …………………………………………

Any Tsalasatul Fitriyah, M.Si


(Sekertaris Sidang/Pembimbing II) …………………………………………

Samsul Irpan, M.Pd.


(Penguji I) …………………………………………

M. Syawahid, M.Pd.
(Penguji II) …………………………………………

Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarb iyah dan Keguruan

vii
8

~~PERSEMBAHAN~~

Perjuangan merupakan pengalaman berharga yang dapat

menjadikan kita manusia yang berkualitas.

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku Ibu

Maini dan Bapak Nursan serta Adikku tercinta Nuril Anwar

yang selalu mendukung dan nasihatnya yang menjadi

jembatan perjalanan hidupku.

viii
9

KATA PENGANTAR

Pujis yukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga

skripsi yang berjudul “Pengaruh MetodeProblem SolvingTerhadap Kepercayaan

Diri Siswa dalam Pembelajaran Matematika Di MTs. Nurul Ilmi Ranggagata

Tahun 2016/2017” dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih dan

penghargaan terhormat kepada:

1. Ibu Nurhilaliati, M.Ag. selaku dosen pembimbing I yang telah banyak

membantu, mengarahkan, dan membimbing saya sehingga akhirnya skripsi ini

dapat terselesaikan. Ibu Any Tsalasatul Fitriyah, M.Si selaku dosen

pembimbing II yang penuh kesabaran dan kebijaksanaan dalam membimbing

sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Para Dosen di Tadris Matematika yang senantiasa membimbing kami disetiap

sela kesibukannya.

3. Untuk Ibu guru mata pelajaran matematika yaitu Ibu Raja’ah dan segenap

dewan guru serta siswa-siswi di MTs Nurul Ilmi Ranggagata, terimakasih atas

dukungan, pengalaman dan bantuannya selamamelakukan penelitian di MTs

Nurul Ilmi Ranggagata.

4. Bapak Dr. Alkusairi, M.Pd. selaku Ketua Prodi Tadris Matematika UIN

Mataram yang banyak memberikan motivasi.

5. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd. selaku Dekan FTK UIN Mataram.

ix
10

6. Bapak Dr.H.Mutawalli, M.Ag. selaku rektor UIN Mataram sebagai

koordinator penyelenggara kegiatan kampus.

7. Kedua orang tua penulis Bapak Nursan dan Ibu Maini yang selalu

mendo’akan untuk kemudahan dalam urusan penulis dan keluarga besar yang

telah memberikan dukungan sepenuhnya demi lancarnya penulisan skripsi ini.

8. Teman-teman seangkatan 2013 dan teman-teman Dellta Degress Tadris

Matematika yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas do’a

dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat

waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata, penyusun

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, _____________2017

Penulis

x
11

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i


HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
ABSTRAK.......................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ................................................... 5
1. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
2. Batasan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................... 5
1. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
2. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
D. Definisi Operasional ................................................................... 6

xi
12

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ................... 8

A. Telaah Pustaka ............................................................................ 8


B. Kajian Teori................................................................................ 10
1. Percaya Diri ............................................................................ 10
2. Metode Problem Solving ......................................................... 14
3. Garis dan Sudut ....................................................................... 19
C. Kerangka Berfikir ......................................................................... 28
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 31
BAB II METODE PENELITIAN ................................................................... 33
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................. 33
B. Populasi dan Sampel ................................................................... 34
C. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 35
D. Variabel Penelitian...................................................................... 36
E. Desain Penelitian ........................................................................ 36
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 37
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 42
H. Teknik Analisis Data .................................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 47

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 47


B. Pembahasan ................................................................................ 59
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 62

A. Kesimpulan................................................................................. 62
B. Saran .......................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 64

LAMPIRAN

xii
13

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian


Tabel 3.2 Rincian Siswa Kelas VII Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3.3 Kriteria Pensekoran Angket
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kepercayaan Diri Siswa
Tabel3.5 Kriteria Kepercayaan Diri Siswa
Tabel 4.1 Keadaan Siswa MTs Nurul Ilmi Ranggagata
Tabel4.2 Keadaan Guru MTs Nurul Ilmi Ranggagata
Tabel 4.3 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test
Frekuensi Kepercayaan Diri Siswa Siswa Sebelum diberikan Perlakuan
Tabel 4.4
Menggunakan Metode Problem Solving
Frekuensi Kepercayaan Diri Siswa Siswa Sesudah diberikan Perlakuan
Tabel 4.5
Menggunakan Metode Problem Solving
Tabel 4.6 Hasil Analisis Data Uji Normalitas
Tabel 4.7 Hasil Data Uji Homogenitas
Tabel 4.8 Data Hasil Perhitungan Uji t-test sampel related

xiii
14

DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 Bagan Alur/Proses Metode Problem Solving


Tabel 2.2 Bagan Alur kerangka Berfikir
Tabel 3.1 Bagan Desain dalam Penelitian
Tabel 4.1. Struktur Organisasi Madrasah

xiv
15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket kepercayaan diri siswa


Lampiran 2 Dokumentasi Pembelajaran Menggunakan Metode problem
solving
Lampiran 3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran dengan
Menggunakan Metode problem solving
Lampiran 4 Skor Pre-test Angket
Lampiran 5 Skor Post-test Angket
Lampiran 6 Perhitungan Post-test Normalitas
Lampiran 7 Perhitungan Pre-test Normalitas
Lampiran 8 Hasi Korelasi dengan Rumus Product Moment
Lampiran 9 Perhitungan Manual Uji t-test Sampel Related
Lampiran 10 Nama kelompok
Lampiran 11 RPP
Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian di MTs Nurul Ilmi
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian dari Kemenag NTB

xv
16

Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kepercayaan Diri Siswa dalam


Pembelajaran Matematika Kelas VII Di MTs Nurul Ilmi Ranggagata Tahun
2016/2017

Oleh
Wardani
NIM: 15.1.13.4.102

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode problem solving
terhadap kepercayaan diri siswa pada materi garis dan sudut di kelas VII MTs Nurul
Ilmi Rangagagata tahun pelajaran 2016/2017. Sampel penelitian ditentukan dengan
teknik Non Probability Sampling jenis Sampling Jenuh. Sampel yang digunakan
sebanyak 22 orang siswa kelas VII MTs Nurul Ilmi. Sedangkan desain penelitian
menggunakan desain One Group Pretest Posttest design.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan lembar angket, observasi dan dokumentasi. Data lembar
observasi digunakan sebagai pendukung terlaksananya metode problem solving.
Sedangkan lembar angket dianalisis menggunakan uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji
prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan homogenitas sedangkan uji
hipotesis dilakukan dengan rumus t-test separated varians
Hasil analisis data angket menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan
homogen. Sedangkan pada pengujian hipotesis menggunakan uji t-test sampel related
diperoleh = - 10,33 dan = 2,080 sehingga diputuskan menggunakan
keriteria pengujian dua pihak yaitu ℎ ≥ atau ℎ ≤− (−10,33 ≤
−2,080) dengan taraf signifikan 5% dan dk = n-1(22-1)=21 maka dapat diputuskan
Ho ditolak. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh problem
solving terhadap kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika pada materi
garis dan sudut dikelas VII MTs Nurul Ilmi Ranggagata tahun pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci: Metode problem solving,kepercayaan diri, Garis, dan Sudut.

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Percaya diri merupakan kunci kesuksesan, karena menggantungkan

harapan pada keyakinan diri sendiri. Sehingga dalam diri timbulah suatu

kekuatan yang dahsyat yang menjadi pendorong adanya keyakinan diri yang

akan menjadikan seseorang menjadi optimis. Hal ini sangatlah penting dalam

diri siswa, sebab semua sikap dan perbuatan siswa nantinya akan diwarnai

oleh sifat optimis. Sifat optimis juga dipengaruhi oleh dukungan dari orang-

orang terdekat seperti sahabat, saudara, orang tua, dan guru karena dengan

adanya motivasi dan dukungan dari mereka maka siswa akan menjadi

semangat dan lebih bergairah mengerjakan semua masalah yang akan

dihadapinya.

Kurangnya percaya diri siswa dipengaruhi oleh mitos–mitos dari


kalangan masyarakat seperti matematika itu adalah penentu sikap
seseorang, jika mereka tidak mengerti matematika maka mereka tidak
pintar, padahal kepintaran seseorang itu bermacam-macam, sehingga
mitos-mitos tersebut yang menyebabkan seseorang tidak percaya diri2.

Rendahnya sikap percaya diri siswa akan senantiasa melihat sesuatu

dengan perasaan pesimis atau negatif, siswa tidak melihat kecuali dengan

perasaan kelam dan hitam, walaupun siswa telah mempersiapkan faktor-faktor

keberhasilan didalam pekerjaannya, melihat pekerjaan dengan kaca

matapesimis bukanlah hal yang baik, hal itu akan membuat persoalan akan

2
Masykur dkk, Mathematical Intelligence,(Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2007), h. 66

1
2

menjadi sulit yang akan menjerumuskan siswa kedalam kesulitan yang akan

melelahkannya.

Akibat yang akan ditimbulkan oleh perasaan tidak percaya diri adalah

seseorang yang terhimpit masalah kehidupan akan selalu pada masalah itu, ia

tidak akan keluar darinya karena ia tidak berani bertindak, tidak berani

memutuskan apa yang ada didalam pikirannya dan dengan ketidak beranianya

menimbulkan masalah yang mengakibatkan kurangnya percaya diri.

Kemampuan belajar siswa sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal.


Salah satu diantaranya adalah proses belajar yang kurang kondusif.
Proses pembelajaran yang kurang kondusif ini akan berpengaruh pada
motivasi belajar siswa. Pada saat siswa merasa senang dengan kondisi
belajar, tentunya akan berpengaruh terhadap motivasi belajar dan akan
berpengaruh juga pada hasil belajarnya. Untuk itu, tugas seorang guru
untuk melaksanakan proses pembelajaran tidak hanya dibutuhkan
pemahaman tentang materi yang akan diajarkan saja. Akan tetapi,
guru juga harus tau bagaimana cara mengajarkannya. 3

Terkait dengan bagaimana melaksanakan proses pembelajaran,

terdapat beberapa metode dan pendekatan yang dapat digunakan. Dalam

pembelajaran matematika salah satu model yang dapat digunakan yaitu

metode problem solving. Seperti diketahui bahwa dalam pembelajaran

matematika siswa sering dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang

dikembangkan dari konsep matematika itu sendiri, disebabkan ilmu

matematika juga dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang

terkait dengan aktivitas sehari-hari. Dengan demikian, dalam aplikasinya

sangat dibutuhkan kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep matematika

3
Irzani dan Alkusairi. Pengembangan program pembelajaran matematika studi praktis
dengan pendekatan metode problem solving, (Jawa Tengah:Sukses Mandiri Pers, 2013), h.3
3

kedalam situasi yang berbeda dan diharapkan dapat diterjemahkan kembali

dalam bentuk matematika yang dapat dicari penyelesaiannya.

Metode problem solving merupakan salah satu alternatif model


pembelajaran yang tepat digunakan untuk mengembangkan pola pikir
siswa. Dengan metode problem solving ini, siswa diharapkan tidak
hanya terbiasa menerima apa saja yang dijelaskan oleh guru akan tetapi
siswa diharapkan mampu mengembangkan pemahaman yang
dimilikinya dan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam
menyelesaikan permasalahan sehari-hari.4

Ketika guru menyampaikan materi matematika, siswa diharapkan

dapat mengaitkan simbol matematika yang bersifat abstrak dengan

kehidupan sehari-hari. Metode problem solving yang digunakan guru

dalam proses pembelajaran juga dapat membantu siswa dalam

membangun konsep materi. Hal ini akan berdampak pada keaktifan siswa

di dalam kelas, siswa akan cenderung percaya diri untuk bertanya terkait

materi pembelajaran yang belum dipahami.

Proses pembelajaran matematika di sekolah tidak dapat dilepaskan dari


metode yang digunakan oleh guru. Metode tersebut biasanya
dipengaruhi oleh pemahaman guru tentang sifat matematika, bukan apa
yang diyakini paling baik untuk proses pembelajaran matematika di
kelas. Guru yang memandang matematika sebagai produk yang sudah
jadi akan mengarahkan proses pembelajaran peserta didik untuk
menerima pengetahuan yang sudah jadi. Sementara guru yang
memandang bahwa matematika merupakan suatu proses, akan lebih
menekankan pada proses dari pada produk dalam pembelajaran
matematika5

Hasil penelitian di Indonesia, yang menunjukkan bahwa tingkat


penguasaan peserta didik dalam matematika pada semua jenjang
pendidikan masih sekitar 34%. Hal ini sangat memperihatinkan banyak
pihak, terutama yang menaruh perhatian dan minat khusus pada bidang
ini. Anggapan masyarakat khususnya dikalangan pelajar, matematika

4
Ibid, h.4
5
Masykur dkk.Mathematical Intellegence, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), h. 71
4

masih merupakan mata pelajaran sulit, membingungkan bahkan sangat


ditakuti oleh sebagian besar yang mempelajarinya.6

Fakta atau temuan yang terjadi di MTs Nurul Ilmi Ranggagata

menunjukkan bahwa, ketika siswa diberikan soal matematika siswa bisa

menyelesaikan soal matematika. Akan tetapi, ketika siswa diminta maju

menyelesaikan soal di depan kelas, mereka hanya diam, dan diamnya mereka

bukan berarti mereka tidak bisa, akan tetapi mereka tidak punya keberanian

dan tidak percaya diri karena mereka takut salah. Metode yang digunakan oleh

guru dalam proses pembelajaran masih bersifat konvensional, contohnya

metode ceramah dan pembelajaran langsung7. Pada dasarnya metode ceramah

dan pembelajaran langsung tidak menjadi masalah ketika diterapkan didalam

kelas. Namun bagaimana seandainya, jika metode tersebut masih digunakan

dalam mata pelajaran yang membutuhkan tingkat berfikir yang cukup tinggi

seperti pelajaran matematika.

Pelajaran matematika tidak hanya mengenai angka yang terkandung

didalamnya namun memiliki manfaat yang cukup besar untuk kehidupan.

Dalam kehidupansehari-hari tidak pernah lepas dari istilah matematika

misalnya jual beli, pengukuran suatu bangunan dan lain sebagainya.

Pembelajaran matematika didalam kelas tidak hanya tentang bagaimana

matematika disampaikan lalu siswa menerima begitu saja, namun hal yang

lebih penting adalah bagaimana siswa mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari. Oleh karenanya dalam mengajarkan matematika, guru mesti

6
Ibid, h. 6
7
Observasi, Di MTs. Nurul Ilmi Ranggagata, Rabu 15 februari 2017
5

mempertimbangkan metode yang digunakan. Salah satu metode yang dapat

digunakan oleh guru dalam mengajar matematika adalah metode Problem

Solving.

Berdasarkan penelitin sebelumnya yang dilakukan oleh Adhetia

Martyanti yaitu membangun Self Confidence siswa dengan pendekatan

problem solving dan temuan yang terjadi di lapangan. Maka, peneliti

berasumsi bahwa untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa terutama pada

pelajaran matematika yang dikenal sulit, harus memilih atau menggunakan

metode yang tepat. Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu metode

Problem Solving. Oleh karenanya peneliti mengangkat judul yang berkaitan

dengan “ Pengaruh metode Problem solving terhadap kepercayaan diri siswa

dalam pembelajaran matematika Kelas VII MTs. Nurul Ilmi Ranggagata”.

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh

metode problem solving terhadap kepercayaan diri siswa dalam

pembelajaran matematika?

2. Batasan Masalah

a. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Nurul Ilmi

Ranggagata Tahun Pelajaran 2016 / 2017

b. Materi Pokok Garis dan Sudut Semester Genap Tahun Pelajaran 2016 /

2017
6

C. Tujuan dan manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhmetode

problem solving terhadap kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran

matematika

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah metode atau model

pembelajaran dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar siswa

lebih percaya diri dan tertarik dalam belajar matematika.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pendidik,peserta didik, dan sekolah.

1) Bagi pendidik adalah pendidik dapat menerapkan matematika

dalam kehidupan sehari-hari.

2) Bagi peserta didik, penelitian ini dapat meningkatkan semangat dan

kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika, dan

mengembangkan kemampuan berpikirnya.

3) Bagi sekolah penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas belajar siswa

khususnya dalam proses pembelajaran matematika dan mata

pelajaran lain pada umumnya.


7

B. Definisi Operasional

Adapun beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Metode Problem Solving merupakan suatu metode mengajar dengan

cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan

berdasarkan data dan informasi yang akurat. Metode Problem Solving

juga merupakan cara mengajar guru yang yang dapat menstimulus

siswa dalam berpikir yang dimulai dari mencari data sampai

merumuskan kesimpulan sehingga siswa dapat mengambil makna dari

kegiatan pembelajaran.

2. Percaya Diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana

individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga

memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya, untuk melakukan

tindakan dalam mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya.

3. Garis dan Sudut.Garis adalah kurva lurus yang tidak berujung dan

tidak berpangkal, artinya diperpanjang pada kedua arahnya.

Sedangkan sudut adalah daerah yang dibentuk oleh pertemuan antara

dua buah sinar garis atau dua buah garis.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran tentang studi terdahulu yang pernah

dikaji sebelumnya dan yang memiliki kemiripan dengan permasalahan yang

diteliti peneliti. Tujuan penelaahan ini untuk menghindari adanya duplikasi

serta menjaga keabsahan hasil penelitian yang sedang dilakukan. Ada

beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang memiliki

keterkaitan dengan penelitian ini diantaranya adalah :

1. Efektivitas strategi pembelajaran problem solving terhadap motivasi

berprestasi matematika siswa kelas VII DI MTs.NW REMAJUN Tahun

Pembelajaran 2014/2015.

Penelitian yang dilakukan oleh Baiq Rara Ayuarti

Mukmin.Menunjukkan bahwa melalui penerapan metode problem solving

dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Peningkatan motivasi

berprestasi ini disebabkan karena diterapkan strategi problem solving pada

saat kegiatan belajar mengajar.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Baiq Rara Ayuarti Mukmin

dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode problem

solving. Persamaan dari kedua penelitian ini juga terletak pada pendekatan

yang digunakan, yaitu sama-sama menggunakan pendekatan kuantitatif.

Perbedaan yang paling menonjol dari kedua penelitian ini adalah terletak

pada rumusan masalah, dimana penelitian yang di lakukan oleh Baiq Rara
8
9

Ayuarti Mukmin dalam penelitian tersebut masalah yang diteliti adalah

efektivitas strategi problem solving terhadap motivasi berprestasi

matematika siswa sedangkan penelitian ini adalah apakah metode problem

solvingmembangun kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran

matematika.

2. Pengaruh pembelajaran problem solving terhadap kemampuan komunikasi

matematika materi pokok perpangkatan dan bentuk akar siswa kelas X

SMAN 1 Praya Barat Tahun Ajaran 2014/2015.

Penelitian yang dilakukan oleh Junaidi Purnama menunjukkan bahwa

pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi siswa.Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Junaidi

Purnama dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan

pendekatan kuantitatif. Persamaan dari kedua penelitian ini juga terletak

pada metode yang digunakan yaitu sama-sama menggunakan metode

prolem solving. Namun yang menjadi perbedaan yang menonjol adalah

terletak pada rumusan masalah dan subjek yang diteliti.

3. Penerapan problem solving dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran matematika pokok bahasan pecahan siswa kelas VII SMPN

3 Batukliang Tahun 2010/2011

Penelitian yang dilakukan oleh Sirnawati menunjukkan bahwa

penerapan metode problem solving dapat meningkatan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran matematikan pokok bahasa pecahan. Perbedaan

penelitian yang dilakukan oleh Sirnawati dengan penelitian ini adalah


10

pendekatan yang digunakan, dalam penelitian yang dilakukan Sirnawati

menggunakan pendekatan Tindakan Kelas, sedangkan penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif. Perbedaan kedua penelitian ini juga

terletak pada masalah dan subjek yang diteliti. Namun yang menjadi

persamaan dalam penelitia ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sirnawati yaitu sama-sama menggunakan metode problem solving.

4. Pengaruh kepercayaan diri terhadap prestasi belajar siswa kelas III pada

mata pelajaran matematika di SDN 47 Cakranegara tahun 2014/2015.

Penelitian yang dilakukan oleh Iin Ariyanti menunjukkan bahwa

kepercayaan diri dapat meningkan hasil belajar siswa pada bateri bangun

datar. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Iin Ariyanti dengan

penelitian ini terletak pada variabel dan subjek yang diteliti. Sedangkan

persamaannya terletak pada pendekatan yang digunakan yaitu

menggunakan pendekatan kuntitatif dan sama-sama meneliti tentang

kepercayaan diri siswa.

5. Membangun Self Confidence siswa dalam pembelajaran matematika

dengan pendekatan problem solving.

Penelitian yang dilakukan oleh Adhetia Martyanti Menunjukkan

bahwa metode problem solving dapat meningkatkan kepercayaan diri

siswa dalam pembelajaran matematika. Perbedaan penelitian yang

dilakukan oleh Adhetia Martyanti dengan penelitian ini yaitu pendekatan

yang digunakan, dalam penelitian Adhetia Martyanti menggunakan

pendekatan kulitatif sedangkan dalam penelitian ini menggunakan


11

pendekatan kuantutatif, perbedaannya juga terletak pada subjek yang

diteliti. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama menggunakan metode

priblem solving dan sama-sama meneliti tentang kepercayaan diri siswa.

6. Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan

kemampuan penalaran matematis dan self confidence.

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Hastuti Noer menunjukan

bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan

penalaran matematis siswa. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada

subjek yang diteliti. Sedangkan persamaannya terletak pada pendekatan

yang digunakan yaitu sama-sama menggunakkan pendekatan kuantitatif.

B. Kajian Teori

1. Kajian Teori Tentang Kepercayaan Diri

a. Definisi Percaya Diri ( Self Confidence)

Self Confidence adalah suatu sikap yakin akan kemampuan diri sendiri
dan memandang diri sendiri sebagai peribadi yang utuh dengan
mengacu pada konsep diri. Indikator self confidence adalah:
1). Percaya pada kemampuan sendiri
2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan
3) Memiliki konsep diri yang positif
4) Berani mengemukakan pendapat8
Kepercayaan diri pada siswa dapat ditumbuhkan melalui sikap
penerimaan dan menghargai perilaku anak. Kepercayaan diri
merupakan syarat penting yang harus dimiliki siswa untuk
menghasilkan karya kreatif. Hal ini diawali dengan keberanian mereka
dalam beraktifitas. Dan setiap anak akan berani menampilkan karya
alami mereka jika lingkungan, terutama orang tua dan guru
menghargainya.9

8
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika, (Bandung:PT.Refika Aditama, 2015), h. 95
9
Yeni Rahmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreatifitas pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010), h.
12

Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana

individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi

keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam

mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya.Kepercayaan diri berawal dari

diri sendiri dan dukungan dari orang lain. Kepercayaan diri dapat mengubah

seseorang yang biasanya tidak berani dalam menghadapi sesuatu, dengan

adanya kepercayaan diri seseorang menjadi lebih yakin dan mampu dalam

menghadapi atau mengerjakan sesuatu.

a. Karakteristik Kepercayaan Diri


Terdapat 7 karakteristik individu yang mempunnyai rasa
kepercayaan diri yang profesional antara lain sebagai berikut:
1) Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak
membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau hormat orang lain.
2) Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi
diterima orang lain atau kelompok.
3) Berani menerima penolakan orang lain berani menjadi diri sendiri.
4) Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya
stabil).
5) Memiliki internal Locus of Control (memandang keberhasilan atau
kegagalan, bergantung pada usaha diri sendiri dan tidak mudah
menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak bergantung mengharap
bantuan orang lain).
6) Mempunnyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang
lain, dan situasi diluar dirinya.
7) Memiliki harapan yang relalistik terhadap diri sendiri, sehingga
ketika harapan itu terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya
dan situasi yang terjadi.
b. Ciri-Ciri Kepercayaan Diri
Ciri-ciri seseorang memiliki rasa kepercayaan diri meliputi sebagai
berikut:
1) Bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah dibuat sendiri.
2) Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
3) Pegangan hidup yang cukup kuat, mampu mengembangkan
motivasi.
4) Mau bekerja keras untuk mencapai kemajuan.
5) Yakin atas peran yang dihadapi.
13

6) Berani bertindak dan mengambil setiap kesempatan yang


dihadapinya.
7) Menerima diri secara realistik.
8) Menghargai diri secara positif, tanpa berfikir negatif, yakin bahwa
ia mampu.
9) Yakin atas kemampuan sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang
lain.
10) Optimis, tenang dalam menghadapi tantangan dan tidak mudah
cemas.
c. Membangun Kepercayaan Diri
Menurut Setiawan terdapat 6 cara untuk membangun rasa
kepercayaan diri adalah sebagai berikut:
1) Bergaul dengan orang-orang yang memiliki rasa percaya diri dan
berpikiran positif.
2) Mengingat kembali saat merasa percaya diri.
3) Sering melatih diri.
4) Mengenali diri sendiri yang lebih baik lagi.
5) Jangan terlalu keras pada diri sendiri.
6) Jangan takut mengambil resiko.10

Kepercayaan diri adalah efek dari bagaimana seseorang merasa,

meyakini,dan mengetahui. Hal tersebut dapat dilihat dari uraian di atas,

Orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah atau kehilangan

kepercayaan diri memiliki perasaan negatif terhadap dirinya, memiliki

keyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya dan punya pengetahuan

yang kurang akurat terhadap kapasitas yang dimilikinya.

Ketika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Orang yang memiliki


kepercayaan diri yang rendah cendrung bersikap sebagai berikut
a) Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang
diperjuangkan secara sungguh sungguh.
b) Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau
kesulitan.
c) Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah
setengah.
10
Muchlisin Riadi. Kepercayaan Diri. Dalam
.http://www.kajianpustaka.com/2015/07/kepercayaan - diri. html . Diakses tanggal 22 maret 2017
hari rabu jam 3:15
14

d) Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung


jawab (tidak optimal).
e) Canggung dalam menghadapi orang.
f) Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan
kemampuan mendengarkan yang meyakinkan.
g) Sering memiliki harapan yang tidak reaslistik.
h) Terlalu perfeksionis.
i) Terlalu sensitif.

Sebaliknya, orang yang kepercayaan dirinya bagus, mereka memiliki


perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas
dirinya dan punya pengetahuan yang akurat terhadap kemampuan
dirinya.Pakar pendidikan menyimpulkan bahwa Self Efficacy yang
bagus akan menjadi penentu keberhasilan seseorang(pelajar) dalam
menjalankan tugas. Mereka lebih punya kesiapan mental untuk belajar,
lebih punya dorongan yang kuat untuk bekerja giat, lebih tahan dalam
menghadapi kesulitan dan lebih mampu mencapai level prestasi yang
lebih tinggi.11

Dalam kehidupan, pergaulan merupakan syarat seseorang bisa

diterima orang lain. Tidak mungkin seseorang berbisnis, bernegosiasi,

dan melakukan ide tertentu tanpa kontak lansung. Sikap seseorang

bergaul menunjukkan keperibadian.

Percaya diri merupakan syarat utama agar seseorang bisa diperhatikan.


Kepercayaan diri dan keperibadian yang kuat bisa menunjang
seseorang untuk menjalin hubungan dengan orang disekitarnya.
Sayangnya tidak semua orang secara lahiriah mempunyai kemampuan
itu, hanya orang yang mempunyai kepercayaan diri dan keperibadian
kuat akan lebih diterima oleh semua orang. 12

11
Pengertian Percaya Diri & Cara Membangun PD.Dalam
http://ooowh.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-percaya-diri-cara-membangun.html. diakses pada
tanggal 17 februari 2017, hari jum’at jam 10:11
12
Junaidi Purnama, Pengaruh Pembelajaran Problem Solving Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematika Materi Pokok Perpangkatan dan Bentuk Akar, Skripsi, (Mataram:IAIN
Mataram, 2015), h.9
15

2. Kajian Teori Tentang Metode Problem solving

a. Definisi metode Problem Solving

Dalam proses pembelajaran matematika, siswa sering berhadapan


dengan masalah, sehingga diharapkan dengan pembelajaran
matematika siswa mampu menyelesaikan masalah-masalah yang
ada. Untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan kemampuan
memecahkan masalah.13

Problem solving itu sendiri diartikan sebagai alat yang dengannya

seseorang menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman

yang dimilikinya sebelumnya, untuk menyelesaikan situasi

(permasalahan) yang tidak biasa. Usaha meningkatkan keterampilan

penyelesaian masalah pada pandangan lain disebut juga dengan

pendekatan heuristik, tujuannya adalah untuk mengajarkan

keterampilan mengatasi masalah tertentu, yang dapat digunakan siswa

ketika mereka harus mengatasi masalah tertentu.

Metode problem solving adalah suatu metode mengajar dengan


cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan
berdasarkan data dan informasi yang akurat. Metode problem
solving memberikan kesempatan peserta didik berperan aktif dalam
mempelajari, mencari dan menemukan sendiri informasi/data untuk
diolah menjadi konsep, prinsip dan teori, atau kesimpulan.14

problem solving merupakan cara mengajar guru yang dapat


menstimulus siswa dalam berpikir yang dimulai dari mencari data
sampai merumuskan kesimpulan sehingga siswa dapat mengambil
makna dari kegiatan pembelajaran. As’ari dalam Aris Shoimin juga
berpendapat bahwa pembelajaran yang mampu melatih siswa

13
Irzani dan Alkusairi, Pengembangan Program Pembelajaran Matematika Study Praktis
dengan Pendekatan Problem Solving, (Mataram:Yazidpress, 2013), h.25
14
Junaidi Purnama,Pengaruh Pembelajaran Problem Solving terhadap kemanpuan
Komunikassi matematika materi Pokok Perpangkatan dan Bentk Akar, Skripsi, (Mataram: IAIN
Mataram,2015), h.9
16

berpikir tinggi adalah pembelajaran yang berbasis pemecahan


masalah. 15

Menurut Noller dalam Junaidi Purnama solusi kreatif sebagai


upaya pemecahan masalah yang dilakukan melalui sikap dan pola
pikir kreatif, memiliki banyak alternatif pemecahan masalah,
terbuka dalam perbaikan, menumbuhkan kepercayaan diri,
keberanian, menyampaikan pendapat, berpikir dan fleksibel dalam
upaya pemecahan masalah16

b. Strategi Problem Solving

Dalam menerapkan metode problem solving harus dilakukan

dengan strategi yang tepat agar prosesnya dapat berjalan dengan

efektif. Strategi problem solving itu sendiri merupakan kemampuan

yang harus dimiliki untuk menyelesaikan masalah itu sendiri, tanpa

strategi yang tepat kemungkinan permasalahan itu akan terselasaikan

dengan tidak sempurna bahkan tidak dapat terselesaikan.

Dalam metode problem solving ada beberapa strategi yang dapat


digunakan antara lain:
1) Find and use pattern.
2) Act in out.
3) Build a model.
4) Draw a picture or diagram.
5) Make a table and/or graph.
6) Write a mathematical sentence.
7) Guess and cek, or trial and eror.
8) Account for all possibilities.
9) Solve a simpler problem, or break the problem.
10) Work backward.
11) Break set.17
15
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2014), h. 35-36
16
Junaidi Purnama,Pengaruh Pembelajaran Problem Solving terhadap kemanpuan
Komunikassi matematika materi Pokok Perpangkatan dan Bentk Akar, Skripsi, (Mataram: IAIN
Mataram,2015), h. 10
17
Irzani dan Alkusairi, Pengembangan Program Pembelajaran Matematika Study Praktis
dengan Pendekatan Problem Solving, (Mataram:Yazidpress, 2013), h.27
17

c. Langkah-Langkah Penerapan Metode Problem Solving


1) Memahami Masalah (Understand the Problem)
Memahami masalah merupakan langkah awal dalam menyelesaikan
masalah, hal ini sangat penting dikarenakan tanpa mengetahui apa
yang terjadi tentunya kita tidak akan mungkin mengetahui bagaimana
harus menghadapinya. Memahami masalah dalam menyelesaikan
masalah dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
terkait dengan masalah tersebut, diantaranya apa yang diketahui dari
soal, apakah yang ditanyakan soal, apa saja informasi yang diperlukan,
dan bagaimana menyelesaikan soal tersebut, serta kemungkinan
pertanyaan-pertanyaan lain yang mengarah pada pemahaman tentang
masalah yang ada.
2) Membuat rencana penyelesaian masalah(devise a plan)
Menyelesaikan sebuah permasalah yang sudah dipahami tidak akan
berjalan dengan baik, jika proses penyelesaiannya tidak direncanakan
dengan baik pula. Dalam membuat rencana penyelesaian masalah,
kegiatan kita diarahkan kepada pemilihan strategi-strategi yang tepat
untuk menyelesaikan masalah. Akan tetapi dalam mengidentifikasi
strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah, hal yang perlu
diperhatikan adalah apakah strategi tersebut berkaitan dengan
permasalahan yang akan dipecahkan.
3) Melaksanakan rencana yang telah ditetapkan(carry out the plan)
Jika pesertra didik telah memahami permasalahan dan menetukan
strategi yang tepat dalam menyelesaikan masalah. Langkah berikutnya
adalah melaksanakan penyelesaian soal sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Dalam hal ini, kemampuan peserta didik memahami
substansi materi dan ketrampilan peserta didik melakukan perhitungan-
perhitungan matematika akan sangat membantu peserta didik untuk
melakukan rencana penyelesaian masalah.
4) Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh(look back at the
completed solution)
Memeriksa ulang jawaban yang di peroleh sangatlah penting, hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah jawaban yang kita
peroleh sudah sesuai dengan ketentuan yang ada. Langkah ini juga
akan menentukan apakah hasil penyelesaian yang kita dapatkan dapat
diterima sebagai penyelesaian masalah, atau dilakukan penyelesaian
kembali karena terdapat beberapa hal yang keliru sehingga jawabannya
tidak dapat dipertanggungjawabkan.Keempat langkah tersebut
merupakan proses penyelesaian masalah yang paling sering digunakan
dalam pemecahan masalah matematika18

18
Ibid, h.32
18

3. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Belajar

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari

kegiatan belajar, karena belajar tidak hanya dilakukan dilembaga pendidikan,

tetapi bisa dilakukan diluar lembaga pendidikan. Banyak para ahli yang

mengemukakan tentang pengertian belajar baik dibuku maupun dijurnal.

Dalam buku Educational Psychology, H.C. Witherington, dalam


Anurrahman mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan
didalam keperibadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari
reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, keperibadian atau suatu
pengertian.19
Kegiatan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas merupakan

salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan pengetahuan siswa

terhadap suatu materi pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut dapat

mengubah keadaan siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Selain itu, dengan

belajar siswa akan mengalami perubahan berupa peningkatan terhadap

tingkah laku dan pemahaman siswa terhadap suatu masalah yang berkaitan

dengan materi pembelajaran.

Belajar menurut kamus umum bahasa Indonesia, artinya berusaha


(berlatih dan sebagainya) supaya mendapat kepandaian. Sedangkan
W.S.Wingkel, dalam Sulistyorini mengartikan belajar sebagai : Suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlansung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam
pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat secara relatif konstan dan berbekas. 20

19
Aunurrahman.Belajar dan Pembelajaran. (Bandung:ALFABETA, 2016), h.35
20
Sulistyorini,Evaluasi Pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan, (Yogyakarta:
TERAS, 2009), h.5
19

Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu

proses pertumbuhan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam

bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti

peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan dan

lain.

b. Pengertian Matematika

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin ilmu, dan mengembangkan daya pikir manusia.

Matematika merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian makna

dari pernyataan yang kita sampaikan. Simbo-simbol matematika bersifat

”artificial” yang baru memiliki arti setelah diberikan makna kepadanya.

Tanpa itu, matematika hanya merupakan kumpulan simbol dan rumus

yang kering akan makna. 21

Johnson dan Myklebust dalam Mulyono matematika adalah bahasa


simbolis yang fungsi fraktisnya untuk mengekspresikan hubungan-
hubungan kuantitatif dan kekurangan sedangkan fungsi teoritisnya
adalah untuk memudahkan berpikir. Lerner mengemukakan bahwa
matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan
bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan,
mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen
kuantitatif.

Cockroft dalam Mulyono mengemukakan bahwa matematika perlu


diajarkan kepada siswa karena:
1) Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan.
2) Semua bidang studi memerlukan kerampilan matematika.
3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.
4) Dapat digunakan menyajikan informasi dalam berbagai cara.

21
Masykur, Matematcal intelligence,(Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2016), h.47
20

5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan


kesadaran kekurangan.
6) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah
yang menantang.22

Pembelajaran matematika akan benar dan berhasil apabila kita

mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh matematika. Matematika

memiliki karakteristik tersendiri baik ditinjau dari aspek kompetensi yang

ingin dicapai, maupun dari aspek materi yang dipelajari untuk menunjang

tercapainya kompetensi. Matematika juga bersifat hirarkis, dimana materi

yang dibahas memiliki kaitan dengan meteri sebelum dan sesudahnya.

c. Materi Garis dan Sudut

3. Garis dan Sudut

a) Garis23

Garis adalah kurva lurus yang tidak berujung dan tidak berpangkal.

Artinya diperpanjang pada kedua arahnya.

Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan garis diantara:

1) Sinar garis

Sinar garis adalah kurva lurus yang berpangkal tetapi tidak

berujung. Perhatikan gambar berikut:

22
Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar,(Jakarta:Rineka Cipta,2012), h. 202-
204
23
A. Wagiyo dkk,Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas VII (Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,2008), h. 158
21

2) Ruas garis

Ruas garis adalah kurva lurus yang mempunyai pangkal dan ujung.

Perhatikan gambar berikut:

3) Garis vertikal dan horizontal

Arah garis horizontal adalah mendatar sedangkan garis vertikal

tegak lurus dengan garis horizontal. Perhatikan gambar berikut !


22

b) Kedudukan Dua Garis24

1) Dua garis sejajar

Dua garis dikatakan sejajar apabila garis-garis tersebut terletak

pada satu bidang datar dan tidak akan pernah bertemu atau

berpotongan jika garis tersebut diperpanjang sampai tak terhingga.

Berikut adalah contoh gambar dua garis yang sejajar yang di

notasikan dengan “//”.

Garis m dan n diatas, jika diperpanjang sampai tak terhingga maka

kedua garis tidak akan pernah berpotongan.

Adapun sifat-sifat garis sejajar adalah sebagai berikut:

24
Dewi Nuharini & Tri Wahyuni, Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk SMP/MTs
Kelas VII (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008),h. 200-223
23

(a) Melalui satu titik di luar sebuah garis dapat ditarik tepat satu

garis yang sejajar dengan garis.

(b) Jika garis memotong salah satu dari dua garis yang sejajar

maka garis itu garis itu juga akan memotong garis yang kedua.

(c) Jika sebuah garis sejajar dengan dua garis yang lainnya maka

kedua garis itu sejajar pula satu sama lain.


24

2) Dua garis berpotongan

Dua garis dikatakan berpotongan apabila garis tersebut terletak

pada satu bidang datar dan mempunyai satu titik potong.

Perhatikan gambar berikut !

Apabila di amati garis AB dan BC, maka tampak bahwa AB dan

BC berpotongan di titik B dimana keduannya terletak pada bidang


25

ABCD. Dalam hal ini pada garis AB dan BC dikatakan saling

berpotongan.

3) Dua garis berimpit

Dua garis dikatakan berimpit apabila garis tersebut terletak pada

satu garis lurus, sehingga hanya terlihat sebagai satu garis lurus

saja. Perhatikan gambar dibawah ini !

Pada gambar diatas, terlihat bahwa garis AB dan garis CD saling

menutupi, sehingga hanya terlihat sebagai satu garis lurus saja.

Kedudukan garis yang demikian dinamakan pasangan garis yang

berimpit.

4) Dua garis saling bersilang

Dua garis dikatakan bersilang apabila garis-garis tersebut tidak

terletak pada satu bidang datar dan tidak akan berpotongan apabila

diperpanjang. Contohnya sebagai berikut:


26

Dari gambar diatas, tampak bahwa kedua garis tersebut tidak

terletak pada satu bidang datar. Garis Ac terletak pada bidang

ABCD, sedangkan HF terletak pada bidang EFGH. Selanjutnya

apabila kedua garis tersebut masing-masing diperpanjang, maka

kedua garis tidak akan pernah bertemu. Dengan kata lain, kedua

garis tidak mempunyai titik potong. Kedudukan garis yang

demikian dinamakan pasangan garis yang saling bersilang.

4. Perbandingan Segmen Garis

Sebuah garis dapat dibagi menjadi n bagian yang sama panjang atau

dengan perbandingan tertentu. Perhatikan gambar dibawah ini,


27

Gambar tersebut menunjukkan garis PQ dibagi menjadi 5 bagian yang

sama panjang, sehingga PK=KL=LM=MN=NQ. Jika dari titik K, L,

M, N dan Q ditarik garis vertikal kebawah, sedemikian sehingga

PA=AB=BC=CD=DE, maka diperoleh sebagai berikut:

PM : MQ = 3 : 2 PM : MQ = PC : CE
PC : CE = 3 : 2

QN : NP = 1: 4 QN : NP = ED : DP
ED : DP = 1 : 4

PL : PQ = 2 : 5 PL : PQ = PB : PE
PB : PE = 2 : 5

QL ; QP = 3 : 5 QL : QP = EB : EP
EB : EP = 3 :5

5. Sudut

Sebuah sudut dapat di amati dari benda-benda di lingkungan kelas,

seperti ujung sebuah meja, pojok sebuah pintu, atau jendela kelas.

Berbentuk apakah ujung tersebut?

Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh pertemuan antara dua buah

sinar garis atau dua buah garis. Sudut dinotasikan dengan “ “.

Berikut adalah contoh gambar sudut ABC atau sudut CBA atau sudut

B!
28

a. Besar Sudut

Besar suatu sudut dapat dinyatakan dalam satuan derajat (°), menit (')

atau detik ("). Hubungan antara derajat (°), menit (') dan detik (") dapat

dituliskan sebagai berikut:

1° = 60' atau 1' =

1' = 60" atau 1" =

1° = 60 × 60" = 3600" atau 1" =

b. Penjumlahan dan Pengurangan dalam Satuan Sudut

Cara penjumlahan dan pengurangan dalam satuan sudut hampir sama

dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan decimal. Untuk

menjumlahkan atau mengurangi satuan sudut, masing-masing satuan

derajat, menit dan detik harus di letakkan dalam satu lajur.

Contoh :

24°46' + 57°35' = 81°81'

= 81° + (60'+21')

= 81° + 1° + 21'

= 82°21'

c. Jenis- Jenis Sudut

Secara umum, jenis sudut ada lima diantaranya :

1) Sudut siku-siku, yakni sudut yang besarnya 90°

2) Sudut lurus, yakni sudut yang besarnya 180°

3) Sudut lancip, yakni sudut yang besarnya 0° dan 90°


29

4) Sudut tumpul, yakni sudut yang besarnya antara 90° dan 180°

5) Sudut refleks, yakni sudut yang besarnya lebih dari 180° dan

kurang dari 360°

Catatan :

Untuk mengukur sebuah sudut maka dapat menggunakan bantuan

busur derajat.

d. Hubungan Antar Sudut

1) Pasangan sudut yang saling berpelurus (bersuplemen)

Jumlah dua sudut yang saling berpelurus (bersupleman) adalah

180°. Sudut yang merupakan pelurus dari sudut yang lain.

2) Pasangan sudut yang saling berpenyiku (Berkomplemen)

Jumlah dua sudut yang saling berpenyiku (berkomplemen) adalah

90°. Sudut yang satu merupakan penyiku dari sudut yang lain.
30

3) Pasangan sudut saling bertolak belakang

Jika dua garis saling berpotongan maka dua sudut yang letaknya

sama membelakangi titik potongnya disebut dua sudut yang

bertolak belakang. Dua sudut yang saling bertolak belakang adalah

sama besar.

6. Hubungan Antar Sudut Jika Dua Garis Sejajar Dipotong Oleh Garis

Lain

1) Sudut-sudut sehadap dan berseberangan

Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka akan

berbentuk empat pasang sudut sehadap yang besarnya sama.


31

< P1 sehadap dengan < Q1 dan < P1 = < Q1

< P2 sehadap dengan < Q2 dan < P2 = < Q2

< P3 sehadap dengan < Q3 dan < P3 = < Q3

< P4 sehadap dengan < Q4 dan < P4 = < Q4

2) Sudut-sudut dalam sepihak dan luar sepihak

Jika dua buah garis sejajar di potong oleh garis lain maka jumlah

sudut-sudut dalam sepihak adalah 180°

Jika dua buah garis sejajar di potong oleh garis lain maka jumlah

sudut-sudut luar sepihak adalah 180°

Pada garis diatas, garis m // n di potong oleh garis l di titik P dan Q.

perhatikan dan berada di dalam garis m dan n serta


32

terhadap garis l keduanya terletak disebelah kanan (sepihak). Oleh

karena itu,

< P3 dalam sepihak dengan < Q2

< P4 dalam sepihak dengan < Q1

< P2 luar sepihak dengan < Q3

< P1 luar sepihak dengan < Q4

C. Kerangka Berpikir

Kepercayaan diri merupakan sikap positif seseorang individu yang

memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap

diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya.

Seseorang yang percaya diri lebih mampu dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang baru, orang yang percaya diri biasanya akan lebih mudah

berbaur dan beradaptasi dibanding dengan yang tidak percaya diri. Karena

orang yang percaya diri memiliki pegangan yang kuat, mampu

mengembangkan motivasi, ia juga sanggup belajar dan bekerja keras untuk

kemajuan, serta penuh keyakinan terhadap peran yang dijalaninya.

Percaya diri merupakan syarat utama agar seseorang bisa diperhatikan.

Kepercayaan diri dan keperibadian yang kuat bisa menunjang seseorang untuk

menjalin hubungan dengan orang disekitarnya. Sayangnya tidak semua orang

secara lahiriah mempunyai kemampuan itu, hanya orang yang mempunyai

kepercayaan diri dan keperibadian kuat akan lebih diterima oleh semua orang.

Sikap percaya diri sangatlah penting dalam diri siswa, sebab semua sikap dan

perbuatan siswa nantinya akan diwarnai oleh sifat optimis. Sifat optimis juga
33

dipengaruhi oleh dukungan dari orang-orang terdekat seperti sahabat, saudara,

orang tua, dan guru karena dengan adanya motivasi dan dukungan dari mereka

maka siswa akan menjadi semangat dan lebih bergairah mengerjakan semua

masalah yang akan dihadapinya.25

Dalam Proses Pembelajaran matematika disekolah, siswa sering sekali

merasa bosan atau malas untuk mengikuti pelajaran tersebut. Pelajaran

matematika juga sering menjadi pelajaran yang sulit dan menakutkan bagi

siswa, karena pada pelajaran matematika sering dihadapkan pada angka,

simbol, rumus dan lainnya yang membuat siswa susah untuk memahaminya.

Sehingga guru memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan

pola pikir siswa. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat

berpengaruh terhadap perkembangan siswa, karena metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih

bersemangat dan lebih percaya diri dalam belajar. Sehingga guru harus

memilih metode yang tepat agar siswa lebih bersemangat dalam belajar, tidak

mudah ngantuk , bosan , dan jenuh.

Metode problem solving merupakan salah satu alternatif model

pembelajaran yang tepat digunakan untuk mengembangkan pola pikir siswa.

Dengan metode problem solving ini, siswa diharapkan tidak hanya terbiasa

menerima apa saja yang dijelaskan oleh guru akan tetapi siswa diharapkan

mampu mengembangkan pemahaman yang dimilikinya dan

25
Muchlisin Riadi, Kepercayaan Diri. Dalam
.http://www.kajianpustaka.com/2015/07/kepercayaan diri.html. Diakses tanggal 22 maret 2017
hari rabu jam 3:15
34

dapatmeningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan

permasalahan sehari-hari.26

Metode problem solving merupakan cara mengajar guru yang dapat


menstimulus siswa dalam berpikir yang dimulai dari mencari data sampai
merumuskan kesimpulan sehingga siswa dapat mengambil makna dari
kegiatan pembelajaran. As’ari dalam Aris Shoimin juga berpendapat
bahwa pembelajaran yang mampu melatih siswa berpikir tinggi adalah
pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah. 27
Berdasarkan pendapat diatas yaitu melatih siswa berpikir tinggi, termasuk

mengembangkan pola pikir siswa, entah itu sikap maupun tindakan siswa,

maka sikap percaya diri juga termasuk, karena merupakan tindakan atau

perbuatan siswa yang melibatkan proses berpikir. Dalam buku strategi belajar

mengajar karangan menyebutkan bahwa, salah satu keunggulan metode

Problem Solving yaitu meransang perkembangan berpikir siswa untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan tepat.28

Peneliti mencoba meneliti lebih lanjut tentang metode yang digunakan

oleh guru dalam proses pembelajaran dan metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode problem solving

26
Irzani dan Alkusairi.pengembangan program pembelajaran matematika studi praktis
dengan pendekatan problem solving, (Jawa Tengah:Sukses Mandiri Pres, 2013), h.3
27
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2014), h. 35-36
28
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung:Pustaka Setia, 2011), h.84
35

Materi
Pembelajaran
Matematika

Metode Metode problem


Guru
Ceramah solving

Proses
Siswa Siswa
Pembelajaran

Kurang
Percaya Diri
Percaya Diri
Meningkat

Gambar 2.1 Kerangka berpikir.

D. Hipotesis Penelitian

Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis

hubungan (Asosiatif). Hipotesis asosiatif adalah pernyataan yang

menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau

lebih.Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat
36

dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,

belum jawaban yang empiris.29

Maka untuk menguji kebenaran, peneliti mengajukan hipotes penelitian

yaitu H0 = metode problem solvingtidak berpengaruh terhadap kepercayaan

diri siswa dalam pembelajaran matematika kelas VII Mts Nurul Ilmi

Ranggagata. Ha = metode problem solving berpengaruh terhadap kepercayaan

diri siswa dalam pembelajaran matematika kelas VII Mts Nurul Ilmi

Ranggagata.

29
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), h. 64
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab

pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin

timbul selama proses penelitian. Hal ini penting karena desain penelitian

merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan

pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan sebagai

alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian.30

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dalam bentuk

eksperimen one-group pretest-postest design. Dimana penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent melalui perlakuan. Desain dalam penelitian ini

menggunakan pretest sebelum diberikannya perlakuan, karena dapat

dibandingkan dengan sebelum diberikan perlakuan, dalam penelitian ini

terdapat satu kelompok yang akan diberikan pretest dan posttest, sebab dalam

penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah metode problem solving

memiliki pengaruh terhadap kepercayaan diri siswa kelas VII A MTs Nurul

Ilmi Ranggagata.

30
Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika, (Bandung:PT.Refika Aditama, 2015), h. 120-121
37
38

Adapun tabel dan bagan desain penelitian yang akan dilakukan dalam

penelitian ini adalah:

Tabel 3.1 Desain Penelitian


Kelompok Pretest Perlakuan Postest
(Variabel terikat) (Variabel Bebas) (variabel Terikat)
VII A Y1 X1 Y2

Keterangan:

X1 = Perlakuan pembelajaran menggunakan pendekatan metode

Problem solving

Y1 = Nilai awal

Y2 = Nilai akhir

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subyek yang

mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, dan

peristiwa sebagai sumber data yang memiliki krakteristik untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya untuk kepentingan penelitian. 31Adapun yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII Di MTs Nurul Ilmi

Ranggagata, yang berjumlah I kelas yaitu kelas VII dengan jumlah siswa

sebanyak 22 siswa.

31
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, h. 117
39

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

itu. Apa yang di pelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi

harus betul-betul representatif (mewakili)32

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Nonprobability Sampling, yaitu Sampling Jenuh dimana teknik ini merupakan

teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas

VII MTs Nurul Ilmi Ranggagata yang berjumlah satu kelas dengan jumlah

siswa 22 orang.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu : 7 Oktober 2017 – 14 Oktober 2017

2. Tempat Penelitian : MTs Nurul Ilmi Ranggagata

D. Variabel Penelitian

Jenis variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel

terikat.

1. Variabel bebas (Independent Variable) dalam penelitian ini adalah metode

problem solving sebagai variabel X.

32
Ibid, h.118
40

2. Veriabel terikat (Dependant Variable) dalam penelitian ini adalah

kepercayaan diri siswa siswa, sebagai variabel Y.

E. Desain Penelitian

Menurut Malholta desain penelitian adalah kerangka atau cetak biru dalam

melaksanakan dari suatu proyek riset atau suatu prosedur penting yang

dibutuhkan untuk menyusun pemecaham masalah dalam penelitian.

Sedangkan menurut Philips desain penelitian untuk membantu penelitian

dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas dengan menempatkan

pilihan penting dalam metodelogi33.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah One-Group

Pertest Posttest Design. One-Group Pertest Posttest Design digunakan karena

populasi siswa kelas VII di MTs Nurul Ilmi Ranggagata sebanyak 22 orang

sehingga untuk pengambilan sampel dilakukan dengan cara penyampelan

jenuh, dimana sampel yang digunakan adalah keseluruhan dari populasi yang

ada. Untuk lebih jelasnya maka akan dijelaskan dalam bagan berikut:

33
Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hlm.
107-108
41

Pengkajian Teori

Menentukan
Popualsi

Siswa MTs Nurul Ilmi Ranggagata


Sebanyak 22 Orang

Menentukan
Sampel

Penyampelan Sampelnya Seluruh


Jenuh Siswa Kelas VII

Pendekatan Kuantitaif

Desain (One Group Pre-Test Post-test Desaign)

Gambar 3. 2 Bagan desain dalam penelitian

F. InstrumenPenelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Data tersebut dibutuhkan untuk

menjawab rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. 34Karena meneliti

merupakan proses pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam, maka

harus ada alat ukur yang baik agar hasil pengukurannya tepat dan akurat. Alat

ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian. Dimana instrumen

penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan

34
Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika, (Bandung:PT.Refika Aditama, 2015), h. 163
42

data.Dalam mengumpulkan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan

beberapa instrumen atau alat pengumpul data yaitu:

1. Angket

Angket adalah instrumen non tes yang berupa daftar pertanyaan

yang harus dijawab oleh orang yang menjadi subjek dalam penelitian

(responden).Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis

pula oleh responden. Angket seperti halnya wawancara, dimaksudkan

untuk memperoleh informasi tentang diri responden atau informasi tentang

orang lain. Dalam penelitian ini angket digunakan oleh peneliti sebagai

pretest untuk mengetahui keadaan awal atau data siswa terkait dengan

kepercayaan diri siswa.

Angket dalam penelitian ini merupakan angket yang sudah

digunakan oleh Mieke Kharolina dan sudah diuji validitasnya.35 Untuk

lebih Validnya peneliti juga melakukan validasi ahli. Angket dalam

penelitian ini divalidasi oleh Habib Ratu Perwira Negara, M.Pd dan Erpin

Evendi, M.Pd. Adapun penilaiannya adalah:

35
Mieke Kharolina, Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Percaya Diri pada
Siswa Kelas X SMA Kartika, Skripsi, (Surabaya: UNESA,2006).
43

Tabel 3.3 Hasil Penilaian Ahli


No. Aspek Indikator yang Ditelaah Penilaian Penilaian
Ditelaah ahli 1 ahli 2

1 Materi 1. Aspek yang ditanyakan 4 4


sesuai dengan indicator

2. Pernyataan mengungkapkan 4 4
aspek yang diteliti

3. Pernyataan relevan dengan 5 4


masalah penelitian

2 Konstruksi 4. materi pernyataan 5 5


dirumuskan secara singkat,
jelas, dan tegas

5. Rumusan pernyataan 3 5
merupakan rumusan yang
diperlukan

6. Pernyataan terdiri dari dua 3 5


yaitu pernyataan positif dan
negatif

7. Pernyataan tidak bersifat 4 4


multi tafsir

8. Pernyataan runtut dan 4 3


sistematis sesuai dengan aspek-
aspek yang seharusnya di
tanyakan

9. materi pernyataan logis dan 4 4


mudah dipahami

3 Penggunaan 10. materi pernyataan 3 4


bahasa menggunakan bahasa yang
baik dan benar

11. rumusan kalimat 4 4


pernyataan mudah dimengerti

TOTAL 43 46
44

Berdasarkan tabel 3.3 dan merujuk pada interval skor pada

lampiran 13. Maka penilaian berdasarkan ahli untuk instrumen angket

pada penelitian ini adalah baik. Ini diperoleh dari rata-rata penilaian ahli 1

dan 2 kemudian Ini dicocokkan dengan nilai pada tabel Konversi Skor

Aktual Menjadi Nilai Berskala Limapada lampiran sehingga diperoleh

= 44.5. Angka 44.5 adalah termasuk dalam kategori 48 > X. Ini

menunjukkan angket tersebut valid.

Angket dalam penelitian ini berbentuk multiple choise yang terdiri

dari empat pilihan, yakni (a) Selalu, (b) sering, (c) kadang-kadang dan (d)

Tidak pernah. Dengan ketentuan skor sebagai berikut:

Tabel 3. 4 Model kualifikasi jawaban angket item positif


JAWABAN SKOR KETERANGAN
A 4 Selalu
B 3 Sering
C 2 Kadang-kadang
D 1 Tidak pernah

Tabel3. 5 Model kualifikasi jawaban angket item negatif


JAWABAN SKOR KETERANGAN
A 1 Selalu
B 2 Sering
C 3 Kadang-kadang
D 4 Tidak pernah

Tabel 3.6 Kriteria / Penggolongan36


No Interval Kriteria
1 81< × ≤ 100 Sangat percaya diri
2 68 < × ≤ 81 Percaya diri tinggi
3 56< × ≤ 68 Percaya diri sedang
4 43 < × ≤ 56 Percaya diri rendah
5 25 < × ≤ 43 Tidak percaya diri

36
Sutarto dan Syaripudi, Desain Pembelajaran Matematika, (Jogjakarta:Samudra Biru,), h.214
45

Table 3. 7 Kisi-kisi angket percaya diri


Variabel Indikator Sub indikator Jumlah No.
item Item

(+) (-)

Percaya Percaya a. Yakin pada 6 3, 2,23


Diri pada usaha sendiri 5,15 24
kemamp b. Mau bekerja
uan keras
sendiri c. Mengandalka
n diri sendiri
Bertinda a. Bertanggung 6 7,8,1 9,16,
k jawab atas 4 25
mandiri keputusan
dalam yang telah
mengam dibuat
bil b. Mampu
keputusa mengendalika
n n diri

Memiliki a. Optimis 9 6,18 10,1


konsep b. Mampu 20,2 1,12,
diri yang menyesuaikan 2
positif diri 17,1
c. Menghargai 9
diri secara
positif
Berani Berperan aktif 4 1, 4 13,
mengem dalam proses 21
ukakan pembelajaran
pendapat di kelas

Jumlah 25 12 13

2. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah instrumen non tes yang berupa kerangka

kerja kegiatan penelitian yang dikembangkan dalam bentuk sekala nilai

atau berupa catatan temuan hasil penelitian. Lembar observasi digunakan

untuk mengamati dan memperoleh data atau informasi tentang aspek


46

kognitif, aspek afektif, ataupun aspek psikomotorik yang mungkin tidak

bisa diperoleh atau diukur melalui perhitungan.

Lembar observasi ini digunakan oleh penelitiuntuk melihat

keterlaksanaan pendekatan metode problem solving yang digunakan

peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.37

1. Metode Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan diperoleh

melalui observasi. Data itu dikumpulkan dengan berbagai alat, diantaranya

alat yang sangat canggih sehingga dapat diobservasi benda yang sekecil

kecilnya atau yang sejauh-jauhnya dijagat raya. Namun betapa canggihnya

alat yang digunakan tujuannya tetap satu, yakni mengumpulkan data melalui

observasi.38 Metode observasi digunakan oleh peneliti untuk melihat

keterlaksanaan pendekatan metode Problem Solving yang digunakan peneliti

selama proses pembelajaran berlangsung.

37
Sugiyono,Metode penelitian kuantitaif kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2008),
h.224
38
Djunaidi Chony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2016), h. 166
47

2. Metode Angket

Pengumpulan data melalui angket dilakukan dengan memberikan

instrumen berupa daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang

menjadi subjek dalam penelitian (responden). Daftar pertanyaan yang disusun

dapat berupa pertanyaan terbuka maupun tertutup. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan daftar pertanyaan tertutup yang dituangkan dalam

bentuk angket. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data, data yang

dimaksud disini adalah data mengenai kepercayaan diri siswa.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang dilakukan oleh peneliti untuk

menganalisa atau mengolah data yang telah dikumpulkan untuk memperoleh

kesimpulan sebagai hasil penelitian. Dalam menganalisa data yang diperoleh

melalui penelitian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan analisa statistik

dan analisa non statistik.Analisa statistik diperlukan apabila data yang diperoleh

berifat kualitatif (berbentuk angka-angka), sedangkan analisa non statistic

digunakan apabila data yang diperoleh bersifat kualitatif. 39 Mengingat data yang

diperoleh dalam penelitian ini bersifat kuantitatif maka analisis data yang

digunakan adalah analisis statistik yang berupa:

36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, h. 333
48

1. Uji Prasyarat

Dalam penelitian ini, analisis datanya menggunakan analisis statistik

parametrik yang dipilih atas dasar tujuan penelitian diatas. Teknik analisis

statistik parametrik membutuhkan uji prasyarat, yakni uji normalitas. Seperti

yang dikemukakan Sugiyono dalam bukunya, penggunaan statistik parametris

bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan

dianalisis membentuk distribusi normal. Bila data tidak normal, maka teknik

statistik parametris tidak dapat digunakan

Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data

yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak, untuk itu digunakan

rumus Chi-kuadrat ( ) sebagai berikut:

Keterangan:

Nilai Chi Kuadrat

Frekuensi Observasi

Frekuensi Ekspektasi (Harapan)

Kriteria Pengujian Normalitas:

Jika hitung< tabel maka data tersebut terdistribusi normal. Dan

sebaliknya jika hitung ≥ tabel maka data tersebut tidak normal.40

40
Alfira Mulya Astuti, Statistik Penelitian,(Mataram: IAIN Mataram, 2015), h.66
49

2. Uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima

atau ditolak, dengan syarat bahwa sampel harus berdistribusi normal.

Dalam melakukan hipotesis adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Memformulasikan hipotesa

H0 = metode problem solving tidak berpengaruh terhadap

kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika.

Ha = metode problem solving berpengaruh terhadap kepercayaan

diri siswa dalam pembelajaran matematika

b. Menentukan Level Of Significance (ᾳ) sebesar 5% dan derajat

kebesaran (dk) = n – 1 dimana n adalah banyaknya sampel

c. Menentukan uji-t dengan rumus Separated varians.

X1  X 2
t=
2 2
s1 s
 2
n1 n2

Keterangan:

X1 = Rata-rata Pre-test

X2 =Rata-rata Post-test

n = Banyak responden

s2= Variansi
50

d. Menarik kesimpulan

 Apabila –ttabel<thitung <ttabel, maka H0 diterima

 Apabila thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ -ttabel , maka H0 ditolak.41

41
Ibid, h.92
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi

a. Letak Geografis MTs Nurul Ilmi

MTs Nurul Ilmi terletak di Jln. Gunung Glepar, Dusun Bawaq

Gunung, Desa Ranggagata, Kec. Praya Barat Daya, Kab. Lombok

Tengah. Apabila dilihat dari arah bangunan madrasah maka MTs

Nurul Ilmi diapit oleh:

1) Sebelah Barat : Area persawahan

2) Sebelah Timur : Area Persawahan

3) Sebelah Selatan : Permukiman penduduk bawaq gunung

4) Sebelah Utara : Permukiman penduduk dusun montong

b. Keadaan Fisik Madrasah

MTs Nurul Ilmi Ranggagata memiliki gedung yang permanen,

menurut data yang peneliti peroleh keadaan fisik MTs Ilmi Ranggagata

dapat dirincikan sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Keadaan Fisik Madrasah42


No Ruangan Jumlah

1 R. Kelas 3 Ruang

2 R. Perpustakaan 1 Ruang

3 R. OSIS -

42
Observasi, MTs Nurul Ilmi Ranggagata, tanggal 20 September 2017
51
52

4 R. UKS -

5 R. Kep. Madrasah 1 Ruang

6 R. Tata Usaha 1 Ruang

7 R. Guru 1 Ruang

8 R. BP -

9 Lab. Komputer 1 Ruang

10 WC Guru 1 Ruang

11 WC Siswa 6 Ruang

c. Struktur Organisasi Madrsah

Adapun struktur organisasi komite di MTs Nurul Ilmi Ranggagata

dapat dilihat pada gambar berikut,43


Ketua Yayasan
TGH Patompo Adnan Lc.MH

Ketua Komite Kepala MTs Nurul Ilmi


Upandi Taufiqurrahman, S.Pd.I

KTU
M. Suhadi, S.Pd.I
M.Suhadi AR.S.Pdi

Sarana dan Prasarana Waka Kurikulum Waka Kesiswaan


Sakban, S.Pd Saat Riadi, S.Pd.I
Yususp, S.Pd

Wali Kelas BP Dewan Guru Penjaga Madrasah


H.Syarif

Peserta Didik

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Madrasah

43
Dokumentasi, MTs Nurul Ilmi Ranggagata, tanggal 20 September 2017
53

d. Keadaan Siswa-Siswi MTs Nurul Ilmi

Siswa dan siswi MTs Nurul Ilmi Ranggagata diwajibkan untuk

mengikuti program kegiatan agama. Oleh karenannya seluruh siswa di

wajibkan tinggal di pondok pesantren Nurul Ilmi. Adapun keadaan siswa

di MTs Nurul Ilmi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 2 Keadaan Siswa MTs Nurul Ilmi Ranggagata44


No Kelas Jeniskelamin Jumlah
1. VII 6 pr 16 lk 22 Orang
2. VIII 2 pr 7 lk 9 Orang
3. IX 7 pr 7 lk 14 Orang
Jumlah 45 Orang

e. Keadaan Guru

Tenaga pengajar di MTs Nurul Ilmi tidak hanya berperan sebagai

pendidik dan pengajar bagi siswa namun juga sebagai panutan bagi siswa.

Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ilmi membuat program pembentukan

akhlakul karimah bagi guru dengan cara membuatkan kelompok untuk

diskusi seputaran agama islam dan mewajibkan para guru untuk menghafal

Al-Qur’an. Adapun keadaan guru di MTs Nurul Ilmi Ranggagata dapat

dilihat pada tabel berikut:

44
Dokumentasi, MTs Nurul Ilmi Ranggagata, tanggal 20 September 2017
54

Tabel 4. 3 Keadaan Guru MTs Nurul Ilmi Ranggagata45


No. Nama Guru Jabatan

1. TGH. Patompo Adnan, LC. Mh Pembina Yayasan

2. Ustadz Taufiqurrahman, S.Pd Ketua Yayasan

3. Ustadz H. M. Muslih Guru Mulok

4. Ustadz Saat Riadi, S.Pd.I Guru Bahasa Arab

5. Ustadz Idham Kholid Guru IPS Ekonomi

6. Ustadz Yusup, S.Pd Guru Bahasa Inggris

7. Ustadz M. Suhadi AR, S.Pd.I Guru TIK/SKI

8. Ustadz Imam Mahsyat Asy’ari, Guru PKN/IPS


S.Pd
9. Ustadz Multazam, S. Pd. I Guru SBK/Akidah Ahlak

10. Ustadz M. Hairul Hidayat, S.Pd Guru Penjaskes

11. Ustadz Supriadi, S.Pd GuruIPS Terpadu/PKN

12. Ustadzah Siti Husnaini, S.Pd Guru IPA Biologi

13. Ustadzah Warni, S.Pd Guru Matematika

14. Ustadzah Yuni Widianti, S.Si Guru IPA Terpadu

15. Ustadzah Yuliatin, S.Pd GuruPKN

16. Ustadzah Heni Herpiana, S.Pd Guru IPA Terpadu

17. Ustadzah Ruja’ah, S.Pd Guru Matematika

18. Ustadzah Nunung Apriani, S.Pd Guru Bahasa Indonesia

19. Ustadzah Munawarah Guru Bahasa Indonesia

45
Dokumentasi, MTs Nurul Ilmi Ranggagata, tanggal 20 September 2017
55

2. Deskripsi Hasil

a. Pengumpulan Data dan Penyajian Data

1) Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah salah satu cara peneliti

memperoleh informasi mengenai data yang dibutuhkan dalam

penelitian. Data tersebut kemudian di olah untuk mengetahui adanya

pengaruh metode problem solving terhadap kepercayaan diri siswa

pada materi garis dan sudut di kelas VII MTs Nurul Ilmi Ranggagata

tahun pelajaran 2016/2017. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu lembar angket,

lembar observasi dan dokumentasi.

a) Pengumpulan data dengan angket

Pengumpulan data dengan lembar angket diberikan kepada

siswa kelas VII yang berjumlah 22 orang. Angket tersebut

diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode

problem solving. Angket tersebut berupa pernyataan yang terdiri

dari 25 butir pernyataan dengan option selalu, sering, kadang-

kadang, dan tidak pernah. Angket kepercayaan diri siswa dalam

pembelajaran matematika dapat dilihat pada Lampiran1

b) Pengumpulan data dengan teknik observasi

Pengumpulan data dengan teknik observasi dilakukan untuk

mengetahui keterlaksanaan metode problem solving sehingga dapat

meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran


56

matematika. Oleh karenanya lembar observasi yang digunakan

adalah observasi terstruktur dengan mengikuti langkah dari metode

problem solving yaitu memahami masalah, membuat rencana

penyelesaian masalah, melaksanakan rencana yang telah

ditetapkan, dan memeriksa ulang jawaban yang diperoleh.

c) Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi

Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi yang dilakukan

adalah mendokumentasi kegiatan belajar menggunakan metode

problem solving, profil sekolah, keadaan sekolah, keadaan guru,

struktur organisasi dan lain sebagiannya. Hasil dokumentasi pada

penelitian ini dapat dilihat pada. Lampiran 2

2) Penyajian Data

Data yang telah diperoleh peneliti, didapatkan dari penyebaran

angket kepercayaan diri siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan

dengan menggunakan metode problem solving. Oleh karena itu,

variabel sebelum diberi perlakuan dijelaskan dengan variabel X1 dan

variabel sesudah diberi perlakuan dijelaskan dengan variabel X2

sehingga diperoleh data sebagai berikut:


57

Tabel 4. 4 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test


Parameter Data Pre-test Data Post-test
Rata-rata 60.09 78.90
Varians 29.13 43.89
Standar Deviasi 5.39 6.62
Banyak Kelas 5.43 5.43
≈5 ≈5
Maksimum 69 93
Minimum 45 67
Rentang 24 26
Panjang Kelas 4.80 5.20
≈5 ≈5

Tabel 4.4 menunjukkan data statistik dari penyebaran angket

sebelum diberikan perlakukan (X1) dan angket sesudah diberi

perlakuan (X2). Tabel tersebut menunjukkan rata-rata kepercayaan diri

siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 60.09 dan kepercayaan

siswa sesudah diberi perlakuan adalah 78.90 untuk varians sebelum

perlakuan 29.13 dan sesudahnya 43.89 untuk standar deviasi diperoleh

sebelum perlakuan adalah 5.39 dan sesudahnya 6.62 untuk banyak

kelas pada distribusi frekuensi kepercayaan diri siswa sebanyak 5 kelas

dengan panjang kelas pada pretest adalah 5 dan posttest adalah 5,

untuk rentang pada pretest sebesar 24 dan posttestnya sebesar 26. Dari

tabel tersebut juga terlihat bahwa skor kepercayaan diri siswa sebelum

diberi perlakuan adalah terendah 45 dan tertinggi 69 sedangkan skor

kepercayaan diri siswa sesudah perlakuan dengan menggunakan

metode problem solving adalah tertendah 67 dan tertinggi 93.

Perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3


58

Adapun rangkuman distribusi frekuensi kepercayaan diri siswa

yang dipeoleh sebelum dan sesudah diberikan perlakuan menggunakan

metode problem solving adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 5 Frekuensi Kepercayaan diri Siswa Sebelum Diberikan


Perlakuan Menggunakan Metode problem solving
No Skor Kategori Frekuensi

1 25 ˂ × ≤ 43 Sangat Rendah 0

2 43 ˂ × ≤ 56 Rendah 5

3 56 ˂ × ≤ 68 Sedang 16

4 68 ˂ × ≤ 81 Tinggi 1

5 81 ˂ × ≤ 100 Sangat Tinggi 0

Jumlah 22

Tabel 4. 6 Frekuensi Kepercayaan Diri Siswa Sesudah Diberikan


Perlakuan Menggunakan Metode problem solving
No Skor Kategori Frekuensi

1 25 ˂ × ≤ 43 Sangat Rendah 0

2 43 ˂ × ≤ 56 Rendah 0

3 56 ˂ × ≤ 68 Sedang 1

4 68 ˂ × ≤ 81 Tinggi 14

5 81 ˂ × ≤ 100 Sangat Tinggi 7

Jumlah 22

Berdasarkan tabel 4.5 dan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terdapat

perbedaan antara hasil pre-test yaitu sebelum dilaksanakan metode

problem solving dan hasil post-test yaitu sesudah dilaksankannya


59

metode problem solving dalam pembelajaran matematika.

Perbedaannya dapat dilihat dari frekuensi sebelum dan sesudah

dilaksanakan metode problem solving.

b. Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang dilakukan oleh peneliti

untuk mengolah data atau menganalisa data yang telah dikumpulkan

untuk memperoleh kesimpulan sebagai hasil penelitian. Sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui

pengaruh metode problem solving terhadap kepercayaan diri siswa,

maka analisis yang dilakukan menggunakan analisis statistik dengan

rumus uji-t separated varians. Adapun langkah pengujian separated

varians adalah sebagai berikut:

1) Perumusan Hipotesis

H0 = Metode problem solving tidak berpengaruh terhadap

kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika

Ha = Metode problem solving berpengaruh terhadap kepercayaan

diri siswa dalam pembelajaran matematika

2) Uji Prasyarat

a) Uji Normalitas

Analisis data menggunakan uji-t mensyaratkan data harus

berdistribusi normal karena uji-t merupakan bagian dari

statistik inferensial jenis parametrik. Data skor kepercayaan diri

siswa sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan sesudah


60

diberikan perlakuan (postest) ini diuji kenormalannya

menggunakan Microsoft Exel dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4. 7 Hasil Analisis Data Uji Normalitas


Kelompok χ2 χ2tabel
hitung

Pre-test 1,506 5,99

Post-test 0.7977 5,99

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh hasil χ2hitung dari kelompok

pret-test sebesar 1,506 dan χ2tabel sebesar 5,99 oleh karena itu

dapat disimpulkan bahwa χ2hitung < χ2tabel (1,506< 5,99)sehingga

data berdistribusi normal. Sedangkan untuk χ2hitung pada

kelompok post-test diperoleh perhitungan sebesar 0,7977 dan

χ2tabel sebesar 5,99 sehingga χ2hitung < χ2tabel (0,7977< 5,99)

maka data berdistribusi normal. Perhitungan lengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 5

b) Uji Homogenitas

Analisis uji homogenitas dilakukan untuk menguji kesamaan

atau homogenitas beberapa bagian sampel yakni seragam atau

tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi

yang sama. Adapun hasil perhitungan uji homogenitas

menggunakan Microsoft Excel sebagai berikut:


61

Tabel 4. 8 Hasil Analisis Data Uji Homogenitas


Kelompok Pretest Postest
Banyak data 22 22
Varians 29,1342 43,8961
Taraf Signifikan 0,05 0,05
dk1 21
dk2 21
Fhitung 1,5067
Ftabel 2,08
Kesimpulan Homogen

Berdasarkan tabel 4.8 maka diperoleh variansi besar 43,8961

dan varians kecil 29,1342 sehingga

VariansiBe sar
F 
VariansiKe cil

43,8961
F
29,1342

F  1,5067

Untuk mencari Ftabel maka menggunakan signifikan 5%

dengan DK= n1-1 dan n2-1 sehingga Ftabel = F (0,05;21,21) =

2,08 sehingga dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel maka

data tersebut homogen.

Catatan:

Perhitungan Ftabel dihitung menggunakan rumus interpolasi

karena penyebut pada tabel tidak ditemukan di tabel nilai

distribusi F.
62

3) Analisis Uji Hipotesis

Tahap uji hipotesis ini, peneliti menggunakan rumus separated

varians46, karena sampelnya berkolerasi atau berpasangan yaitu

membandingkan sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan

menggunakan metode problem solving. Adapun hasil perhitungan

dengan rumus uji-t sampel separated varians adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. 9 Data Hasil Perhitungan Uji-t Separated varians


Parameter Pre-test Post-test

Rata-rata 60.09 78.90

Varians 29.13 43.89

Standar Deviasi 5.39 6.62

N 22

thitung -10,33

ttabel 2,080

Kesimpulan Ho ditolak

Berdasarkan tabel 4.9 maka diperoleh nilai thitung = -10,33

dan ttabel =2,080 dengan taraf signifikan 5% dan dk = n-1 = (22-1)=

21 sehingga berdasarkan pengujian hipotesis dengan

menggunakan t-test korelasi uji dua pihak yaitu thitung ≥ ttabel atau

thitung ≤ -ttabel (-10,33 ≤ -2.080 ) maka dapat diputuskan Ho ditolak.

Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

metode problem solving terhadap kepercayaan diri siswa pada

46
Alfira Mulya Astuti, Statistika Penelitian (Mataram: IAIN Mataram, 2015),hlm. 92
63

materi garis dan sudut di kelas VII MTs Nurul Ilmi Ranggagata.

Perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10 dan

lampiran 11.

B. Pembahasan

Data yang sudah terkumpul pada penelitian ini didapatkan dari lembar

angket, lembar observasi dan dokumentasi. Lembar angket telah diolah

berdasarkan analisis data yang telah dipaparkan sebelumnya di BAB III.

Penyebaran angket dilakukan sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test)

penerapan metode problem solving. Penyebaran angket pre-test dilaksanakan

pada tanggal 7 Oktober 2017 dan penyebaran angket post-test dilaksanakan

pada tanggal 14 Oktober 2017. Selain itu, data penelitian ini juga didukung

oleh lembar observasi dan dokumentasi. Lembar observasi yang digunakan

berfungsi untuk mengetahui pelaksanaan metode problem solving yang telah

diterapkan di kelas VII MTs Nurul Ilmi.

Pada lembar observasi yang telah terlampir pada lampiran

menunjukkan bahwa penerapan metode problem solving dilaksanakan

sebanyak 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 9

Oktober 2017, Adapun hasil dari pertemuan pertama guru tidak memberi

motivasi akan pentingnya mempelajari materi garis dan sudut dan tidak

melaksanakan salah satu dari langkah dari metode problem solving yaitu

bagian menarik kesimpulan karena terbatasnya waktu yang dimiliki selama

pelaksanaan metode problem solving pada pertemuan pertama.


64

Pada pertemuan kedua yaitu pada tanggal 11 Oktober 2017, peneliti

membuat sebuah permainan menemukan pasangan menggunakan metode

problem solving dan hasilnya terlihat semua terlaksana dengan baik dan siswa

merasa sangat antusias dalam belajar. Pada pertemuan ketiga yaitu pada

tanggal 14 Oktober 2017, pelaksanaan metode problem solving terlaksana

dengan baik namun peneliti tidak menyimpulkan dan memberi tugas

sederhana sebagaimana yang dilakukan oleh guru pada bagian penutup. Hal

ini terjadi karena pada hari itu merupakan hari terakhir pelaksanaan metode

problem solving jadi peneliti hanya memberikan semangat dan dukungan agar

siswa terus berlatih dan belajar dengan giat. Selain dari lembar angket dan

lembar observasi, data hasil penelitian ini juga didapatkan dari proses

dokumentasi yaitu berupa data keadaan sekolah, keadaan guru, keadaan siswa,

struktur organisasi dan beberapa foto selama proses penerapan metode

problem solving.

Adapun untuk mengetahui pengaruh metode problem solving terhadap

kepercayaan diri siswa maka telah dilakukan tahap analisis data yang

diperoleh dari hasil penyebaran angket kepercayaan diri siswa. Pada tahap

analisis data peneliti melakukan dua uji yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis.

Pada uji prasyarat dilakukan uji normalitas dan homogenitas

sedangkan pada uji hipotesisnya menggunakan rumus separated varians. Uji

normalitas diperoleh perhitungan χ2 hitung dari kelompok pret-test sebesar

1,506 dan χ2tabel sebesar 5,99 oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

χ2hitung < χ2tabel sehingga data berdistribusi normal. Sedangkan untuk χ2hitung
65

pada kelompok posttest diperoleh perhitungan sebesar 0,7977 dan χ2tabel

sebesar 5,99 sehingga χ2hitung < χ2tabel maka data berdistribusi normal.

Sedangkan untuk uji homogenitas diperoleh F hitung sebesar 1,5067dan F

tabel sebesar 2,080 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa χ2 hitung < χ2tabel

maka data tersebut homogen.

Sedangkan untuk uji separated varians diperoleh nilai thitung= -10,33

dan ttabel = 2,080 dengan taraf signifikan 5% dan dk = n-1 = (22-1)= 21

sehingga berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan t-test korelasi

uji dua pihak yaitu t hitung ≥ ttabel atau thitung ≤ -ttabel (-10,33 ≤ -2.080 ) maka

dapat diputuskan Ho ditolak.

Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode

problem solving terhadap kepercayaan diri siswa pada materi garis dan sudut

di kelas VII MTs Nurul Ilmi Ranggagata. Hal ini dapat dilihat dari perubahan

yang terjadi pada siswa. Siswa lebih berani mengemukakan pendapat,

bertanya ketika ada pelajaran yang tidak dimengerti dan mampu

menyesuaikan diri dengan teman-temannya. Sesuai dengan penelitian-

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adhetia Martyanti metode

problem solving dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa. Dalam penelitian

Junaidi Purnama Metode problem solving dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi siswa. Maka dalam penelitian ini metode problem solving juga

memiliki pengaruh terhadap kepercayaan diri siswa.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh penerapan metode problem solving terhadap Kepercayaan diri siswa

dalam pembelajaran matematika pada materi garis dan sudut dikelas VII MTs

Nurul Ilmi Ranggagata tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan dari

hasil perhitungan t-test dengan menggunakan instrumen kepercayaan diri

siswa yaitu thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ -ttabel ( -10,33 ≤ -2.080 ).

B. Saran

Berdasarkan hasil yang telah dicapai pada penelitian ini, maka ada beberapa

saran yang perlu disampaikan:

1. Bagi kepala madrasah, untuk menunjang pengaplikasian sebuah metode

agar memanfaatkan dan melengkapi kelengkapan yang dibutuhkan dalam

proses pembelajaran seperti LCD, buku pegangan dan lain sebagainya

2. Bagi guru, walaupun metode problem solving membutuhkan waktu yang

cukup banyak dalam proses pembelajarannya, akan tetapi diharapkan guru

di MTs Nurul Ilmi dapat menggunakan metode problem solving ini dalam

proses pembelajaran karena respon siswa sangat baik ketika peneliti

menerapkannya didalam kelas.

66
67

3. Bagi peserta didik, diharapkan agar tetap semangat dalam belajar,

walaupun terhadap mata pelajaran yang tidak disukai, dan jadilah siswa-

siswi yang berani dan percaya diri dalam hal kebaikan.

4. Bagi peneliti lain, diharapkan agar tidak hanya menerapkan metode dalam

sebuah pembelajaran namun bisa di aplikasikan dalam sebuah

pengembangan pembelajaran menggunakan metode problem solving

sehingga seterusnya akan bermanfaat bagi orang lain.


68

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono.Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:Rineka Cipta,


2012.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:ALFABETA, 2016.

Astuti, Alfira Mulya. Modul Statistika Penelitian. Mataram : IAIN


mataram, 2015.

A.Wagiyo dkk, Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas


VII.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,2008.

Chony, Djunaidi dan Fauzan Almanshur. Metode Penelitian Kualitatif.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka Setia, 2011.

Irzani dan Alkusairi. Pengembangan Program Pembelajaran Matematika


Studi Praktis Dengan Pendekatan Problem Solving. Jawa
Tengah:Sukses Mandiri Pres, 2013.

Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. Penelitian


Pendidikan Matematika. Bandung:PT.Refika Aditama, 2015.

Masykur dkk. Mathematical Intelligence. Jogjakarta: AR-RUZZMEDIA,


2007.

Mukmin, Rara Ayuarti. Efektivitas Strategi Pembelajaran Problem Solving


Terhadap Motivasi Berprestasi Matematika Siswa Kelas VII Di
MTs.NW Remajun Tahun 2014/2015. Skripsi, UIN Mataram,
Mataram, 2016.

Nuharini, Dewi & Tri Wahyuni. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk
SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.

Purnama, Junaidi. Pengaruh Pembelajaran Problem Solving terhadap


kemanpuan Komunikassi matematika materi Pokok Perpangkatan dan
Bentuk Akar. Skripsi, Mataram: IAIN Mataram,2015.
69

Riadi, Muchlisin. “Kepercayaan Diri”, Dalam


.http://www.kajianpustaka.com/2015/07/kepercayaan - diri html .
Diakses tanggal 22 maret 2017, hari rabu jam 3:15

Shoimin, Aris. 68 Model pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta:ar-Ruzz Media,2014.

Sirnawati. Penerapan Problem Solving dalam Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa pada Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Pecahan Siswa
Kelas VII SMPN 3 Batukliang. Skripsi, UIN Mataram, Mataram, 2016.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta, 2008.
Sulistyorini. Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Yogyakarta: TERAS, 2009.

Rahmayati Yeni dan Euis Kurniati. Strategi Perkembangan Kreatifitas Anak


Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana Prenada Madia Grup,
2010.
70

Lampiran 1

ANGKET PERCAYA DIRI

Tabel 1. Kisi-kisi angket percaya diri

Variabel Indikator Sub indikator Jumlah No.


item Item
(+) (-)
Percaya Percaya pada d. Yakin pada 6 3, 2, 23, 24
Diri kemampuan usaha sendiri 5,15
sendiri e. Mau bekerja
keras
f. Mengandalkan
diri sendiri
Bertindak c. Bertanggung 6 7,8,14 9,16,25
mandiri dalam jawab atas
mengambil keputusan
keputusan yang telah
dibuat
d. Mampu
mengendalika
n diri
Memiliki d. Optimis 9 6,18 10,11,12,
konsep diri e. Mampu 20,22 17,19
yang positif menyesuaikan
diri
f. Menghargai
diri secara
positif
Berani Berperan aktif 4 1, 4 13, 21
mengemukakan dalam proses
pendapat pembelajaran
di kelas
Jumlah 25 12 13
71

Lampiran 1

Nama :
Kelas :

Petunjuk Pengisian Angket :


Angket ini dibuat untuk mengetahui tingkat Percaya Diri siswa. maka
jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Setiap nomor
mempunyai jawaban A, B, C, dan D, dimana :
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Cara Pengisian Angket :
Beri tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban A, B, C, atau D yang
sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya.

SELAMAT MENGERJAKAN

1. Ketika ada mata pelajaran yang tidak dimengerti saya mencoba


memberanikan diri untuk bertanya.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
2. Saya merasa mampu mengerjakan suatu hal dengan baik.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
3. Saya merasa memiliki kelebihan yang bisa dikembangkan.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
4. Saya berani mengerjakan soal di depan kelas.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
5. Saya yakin kalau belajar dengan giat maka saya akan mendapat nilai yang
bagus.
72

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah


6. Saya merasa mempunyai prestasi belajar yang baik di sekolah.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
7. Saya berusaha bertanggung jawab terhadap apa yang saya lakukan.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
8. Saya berusaha menyelesaikan tugas tanpa bantuan orang lain
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
9. Saya merasa bergantung pada orang lain.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
10. Saya merasa mudah putus asa.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
11. Saya lebih suka menyendiri bila ada masalah daripada berbaur dengan teman
yang lain.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
12. Saya merasa orang lain lebih mampu dari pada saya.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
13. Saya malu apabila tampil sendirian.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
14. Saya berusaha rileks untuk mengurangi ketegangan saat tampil di depan
kelas.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
15. Saya merasa kesulitan untuk mengembangkan kelebihan yang saya miliki.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
16. Saya menganggap bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
17. Saya sulit bergaul dengan orang yang belum dikenal.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
18. Saya merasa optimis dengan apa yang saya kerjakan.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
19. Saya merasa penampilan saya kurang bagus.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
73

20. Saya mempunyai kemauan yang kuat bila menginginkan sesuatu


a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah

21. Ketika ada mata pelajaran yang saya tidak mengerti, saya lebih baik diam
daripada bertanya.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
22. Saya suka mempelajari hal-hal baru untuk menambah wawasan.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
23. Saya malas mengerjakan soal-soal pelajaran yang tidak saya mengerti
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
24. Saya merasa tidak yakin dengan hasil kerja sendiri.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
25. Saya menghindari tugas-tugas yang sulit untuk dikerjakan.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
74

A. Pemberian Skoring
sedangkan pemberian skor untuk tiap jawaban angketitem positif nilai
yang diberikan yaitu untuk jawaban selalu dengan skor 4, sering dengan skor 3,
kadng-kadang dengan skor 2, dan tidak pernah dengan skor 1. Untuk jawaban
angket item negative nilai yang diberikan yaitu untuk jawaban selalu dengan skor
1, sering dengan skor 2, kadang-kadang dengan skor 3, dan tidak pernah dengan
skor 4.

Tabel 1. Model kualifikasi jawaban angket item positif


JAWABAN SKOR KETERANGAN
A 4 Selalu
B 3 Sering
C 2 Kadang-kadang
D 1 Tidak pernah

Tabel 2.Model kualifikasi jawaban angket item negative


JAWABAN SKOR KETERANGAN
A 1 Selalu
B 2 Sering
C 3 Kadang-kadang
D 4 Tidak pernah

Tabel 3.Kriteria/ Penggolongan


No Interval Kriteria
1 81 < × ≤ 100 Sangat percaya diri
2 68 < × ≤ 81 Percaya diri tinggi
3 57 < × ≤ 68 Percaya diri sedang
4 43 < × ≤ 57 Percaya diri rendah
5 25 < × ≤ 43 Tidak percaya diri
Lampiran 2

DOKUMENTASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

75
76
Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI
KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODEPROBLEM SOLVING
Nama Sekolah : MTs Nurul Ilmi Ranggagata Pertemuan Ke- :
Kelas/Semester : VII/II Nama Guru :
Mata Pelajaran : Matematika Tanggal :
Materi : Garis dan Sudut Observer :

Petunjuk Pengisian:
Isilah kolom “Pelaksanaan” dengan memberi tanda check list (√) pada kolom “Ya” jika aspek
yang diamati terlaksana atau pada kolom “Tidak” jika aspek yang diamati tidak terlaksana.

Pelaksanaan
No Aspek yang diamati Ya Tidak
Catatan
Pendahuluan
1 Guru memberikan motivasi tentang
pentingnya mempelajari garis dan sudut
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dari materi garis dan sudut
3 Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan
metodeproblem solving
4 Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang terdiri dari 3-5 orang.
Menyampaikan materi
5 Guru menyampaikan materi berkaiatan
dengan garis dan kedudukan dua garis.
6 Guru mebrikan latihan dan membentuk
kelompok , untuk menyelesaikan latihan
terkait materi garis dan kedudukan dua garis
Memaparkan hasil kerja
7 Guru memberikan kesempatan kepada
masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya
8 Guru mamantau atau memeriksa hasil
peresentasi masing masing kelompok
Menganalisis pemahaman siswa
9. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
77

yang dapat membantu siswa berfikir dan


menyelesaikan permasalahan yang
diberikan.
10 Siswa menyamapikan pendapat atau
menjawab pertanyaan yang telah diberikan

11. Siswa menguji dan menentukan jawaban


yang dianggap sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh.
Memberikan Kesimpulan
12. Guru mengarahkan siswa untuk memilih
jawaban yang relevan dengan rumusan
masalah.
13 Siswa kemudian memilih jawaban dianggap
relevan dengan rumusan masalah yang telah
dibuat kemudian perwakilan siswa
menyampaikan hasil temuannya.

Ranggagata, 2017
Observer,

Raja’ah, S.Pd
78

LEMBAR OBSERVASI
KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODEPROBLEM SOLVING
Nama Sekolah : MTs Nurul Ilmi Ranggagata Pertemuan Ke- :
Kelas/Semester : VII/II Nama Guru :
Mata Pelajaran : Matematika Tanggal :
Materi : Garis dan Sudut Observer :

Petunjuk Pengisian:
Isilah kolom “Pelaksanaan” dengan memberi tanda check list ( √ ) pada kolom “Ya” jika aspek
yang diamati terlaksana atau pada kolom “Tidak” jika aspek yang diamati tidak terlaksana.

Pelaksanaan
No Aspek yang diamati Ya Tidak
Catatan
Pendahuluan
1. Guru memberikan motivasi tentang
pentingnya mempelajari garis dan sudut
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dari materi garis dan sudut
3 Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan
metodeproblem solving
4. Guru membuatkan permainan menemukan
pasangan menggunakan kertas origami yang
telah berisi pertanyaan dan jawaban
Menyampaikan materi
5. Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang
ditulis pada kertas origami
Memaparka hasil kerja
6. Siswa menyediakan beberapa
hipotesis/jawaban sementara untuk dikaji
lebih lanjut.
Menganalisis pemahaman peserta didik
7. Siswa berkeliling untuk mencari pasangan
pertanyaan dan jawaban yang sesuai dengan
origami yang telah didapatkan dan saling
bertukar informasi dengan teman-temannya
79

8. Siswa menentukan jawaban sesuai dengan


informasi yang diperoleh.
Memberikan Kesimpulan
9. Guru mengarahkan siswa untuk memilih
jawaban yang relevan dengan rumusan
masalah.
10 Siswa kemudian memilih jawaban dianggap
relevan dengan rumusan masalah yang telah
dibuat.

Ranggagata, 2017
Observer,

Raja’ah, S.Pd
80

LEMBAR OBSERVASI
KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODEPROBLEM SOLVING
Nama Sekolah : MTs Nurul Ilmi Ranggagata Pertemuan Ke- :
Kelas/Semester : VII/II Nama Guru :
Mata Pelajaran : Matematika Tanggal :
Materi : Garis dan Sudut Observer :

Petunjuk Pengisian:
Isilah kolom “Pelaksanaan” dengan memberi tanda check list ( √ ) pada kolom “Ya” jika aspek
yang diamati terlaksana atau pada kolom “Tidak” jika aspek yang diamati tidak terlaksana.

Pelaksanaan
No Aspek yang diamati Ya Tidak
Catatan
Pendahuluan
1 Guru memberikan motivasi tentang
pentingnya mempelajari garis dan sudut
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dari materi garis dan sudut
3. Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan metode
problem solving
4 Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 3-5 orang.
Menyampaikan materi
5. Guru menyajikan persoalan berupa
memberikan sebuah gambar Peta Desa
Ranggagata kepada siswa.
6 Siswa merumuskan masalah terkait materi
menentukan sudut yang terbentuk dari dua
garis.
Memaparkan hasil kerja peserta didik
7. Guru memberikan berbagai pertanyaan yang
dapat mendorong siswa menemukan
jawaban dari permasalahan yan telah dibuat.
8 Siswa kemudiaan menyediakan
hipotesis/jawaban sementara untuk di kaji
81

lebih lanjut.
Menganalisis dan mengevaluasi
pemahaman peserta didik
9. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat membantu siswa berfikir untuk
mencari informasi yang dibutuhkan.
10 Siswa mengumpulkan informasi dengan cara
melakukan pengamatan/observasi pada peta
yang telah disediakan.

11. Siswa menguji dan menentukan jawaban


yang dianggap sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh.
Memberikan kesimpulan Kesimpulan
12. Guru mengarahkan siswa untuk memilih
jawaban yang relevan dengan rumusan
masalah.
13 Siswa memilih jawaban dianggap relevan
dengan rumusan masalah yang telah dibuat
kemudian perwakilan siswa menyampaikan
hasil temuannya.

Ranggagata, 2017
Observer,

Raja’ah, S.Pd
82

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Nama Sekolah : MTs Nurul Ilmi Ranggagata
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (Tujuh)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 1 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan garis dengan garis,garis dengan sudut,


serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar : 5.1 Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis
sudut.
C. Indikator
5.1.1. Siswa memahami tentang garis
5.1.2. Siswa dapat menjelaskan kedudukan dua garis
D. Materi Pembelajaran
Garis
E. Metode Pembelajaran
Metode : Pemecahan Masalah (Problem Solving)
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
1 Pendahuluan 10 Menit
Guru mengucapkan salam dan
mempersilahkan siswa untuk berdo’a
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru memberikan apresepsi berupa
mencontohkan garis dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya kabel yang berada
diantara dua buah tiang akan membentuk
83

sebuah garis.
2 Menyajikan informasi dan pemecahan masalah 65 Menit

Guru menyampaikan tujuan


pembelajaran yaitu mengetahui tentang
garis dan kedudukan dari dua garis.
Guru menjelaskan pokok-pokok kegiatan
yang harus dilakukan siswa pada proses
pembelajaran Problem solving
Guru memberikan latihan soal yang
bersumber dari Lingkungan sekitar,
kemudian mengarahkan peserta didik
untuk memahami soal yang diberikan
Guru membantu peserta didik
menentukan langkah langkah yang
digunakan dalam menyelesaikan soal
latihan yang diberikan dan memberikan
saran untuk memeriksa ulang hasil yang
telah di kerjakan
Memaparkan hasil kerja
Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memaparkan hasil
kerjanya dan membimbing peserta didik
dalam memaparkan hasil kerjanya
Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik lain untuk memberikan
masukan atas hasil kerja temennya.
Guru memberikan pertanyaan atau
masukan atas hasil kerja peserta didik
untuk menguji pemahaman peserta didik.
84

Menganalisis dan mengevaluasi pemahaman peserta didik


Guru bersama peserta didik membahas
ulang hasil kerja peserta didik.
Guru memotivasi peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan
menyelesaikan soal yang diberikan.
Penutup 5 Menit
Guru menyimpulkan tentang garis dan
kedudukan dua garis yaitu garis sejajar,
berpotongan, berimpit dan saling
bersilang
Guru memberikan umpan balik dengan
cara memeberi tugas sederhana dan
memberikan penilaian kepada siswa

G. Alat dan Sumber Belajar


Sumber Belajar : Buku pegangan matematikas siswa untuk semester 2
Alat : Penggaris, Spidol

H. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian : Tes Uraian

Mengetahui, ........., ......, ............... 20...


Guru Mapel Matematika, Peneliti,

( Raja’ah S.Pd _) (___Wardani___)


NIP/NIK:…………..…………… NIM: 15.1.13.4.102
85

Nama Kelomok :

Anggota :
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
1________________________

2.________________________

Perhatikanlah gambar berikut:


Gamabar A Gamabar B

1. Apa yang bisa anda amati dari gambar A diatas ?


2. Apa hubungan gambar A diatas dengan materi garis ?
3. Temukanlah garis sejajar, berimpit, berpotongan dan besilangan dari gambar B,
kemudian jelaskan !
“Selamat Berdiskusi”
Berani mencoba, berani sukses !
86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Nama Sekolah : MTs Nurul Ilmi Ranggagata
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (Tujuh)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 1 kali pertemuan)

E. Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan garis dengan garis,garis dengan sudut,


serta menentukan ukurannya.
F. Kompetensi Dasar : 5.1 Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis
sudut.
G. Indikator
5.1.3. Peserta didik dapat menggunakan satuan sudut
5.1.4. Peserta didik dapat membedakan jenis-jenis sudut.
H. Materi Pembelajaran
Sudut
E. Metode Pembelajaran
Metode : Pemecahan Masalah
I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan 10 Menit
Guru mengucapkan salam dan mempersilahkan
siswa untuk berdo’a
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru memberikan apresepsi dengan
mengingatkan pelajaran sebelumnya yaitu tentang
garis dan kedudukan garis.
87

Menyampaikan materi dan pemecahan masalah 65 Menit


Guru memberikan motivasi akan pentingnya
mempelajari sudut dengan mengkaitkan sudut
dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan
melihat ruangan kelas yang memilki sudut.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
agar siswa mengetahui jenis-jenis dari sudut dan
mengetahui satuan sudut.
Guru menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang
harus dilakukan siswa pada proses pembelajaran
problem solving
Guru membuatkan sebuah permainan untuk siswa
Memberikan latihan dan memaparkan hasil kerja
- Guru mempersiapkan kertas origami yang
sudah dilipat. Masing-masing kertas origami
berisi sebuah soal dan ada yang berisi
jawaban.
- Kertas origami tersebut telah dibuat
berpasangan soal dan jawabannya namun
siswa hanya akan mendapat soal/jawaban lalu
siswa sendiri yang akan mencari pasangannya.
- Akan tetapi ada dua kertas origami yang
dibuat tanpa memiliki pasangan jawaban jadi
siswa sendiri yang harus berusaha
menjawabnya.
Setelah siswa mendapat masing-masing kertas
origami, selanjutnya guru akan membantu siswa
untuk mengetahui kira-kira jika mendapatkan soal
maka jawaban apa yang tepat dan sebaliknya jika
88

mendapatkan jawaban soal apa yang tepat.

Menganalisis pemahaman siswa


- Siswa yang mendapat kertas origami yang
berisi soal akan mencari kira-kira jawaban
yang tepat untuk soalnya apa.
- Siswa yang mendapat kertas origami yang
berisi jawaban akan mencari kira-kira soal
yang tepat untuk jawabannya apa.

Siswa kemudaian akan berpencar untuk


menemukan pasangannya masing-masing.
Maksudnya soal dan jawaban yang tepat.

Siswa kemudian berdiskusi dengan pasangan


yang telah mereka pilih untuk meyakinkan
pilihannya sudah tepat.
Memberikan Kesimpulan
Siswa dibantu guru akan menyimpulkan kegiatan
yang telah dilakukan, kemudian perwakilan
kelompok
Penutup 5 Menit
Guru menyimpulkan tentang jenis-jenis sudut
yaitu sudut lancip, tumpul, siku-siku dan sudut
lurus.
Guru memberikan umpan balik dengan cara
memeberi tugas sederhana dan memberikan
penilaian kepada siswa
89

I. Alat dan Sumber Belajar


Sumber Belajar : Buku pegangan matematikas siswa
Alat : Papan tulis, spidol, kertas origami

J. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian : Tes Uraian

Mengetahui, ........., ......, ............... 20...


Guru Mapel Matematika, Peneliti,

( Raja’ah S.Pd _) (___Wardani____)


NIP/NIK:…………..…………… NIM: 15.1.13.4.102
90

PETUNJUK PERMAIANAN YANG AKAN DILAKUKAN SISWA

1. Guru menyiapkan kertas origami yang berisi saol atau jawaban tentang jenis sudut dan satuan
sudut.
Contoh :

Bagaimanakah
bentuk sudut
siku-siku ?

2. Kertas origami tersebut akan dilipat seperti berikut :

3. Jadi, setiap 1 kertas origami memiliki 1 jawaban pada kertas origami yang lain. Namun disini
disediakan 2 buah soal jebakan. Maksudnya kedua soal tersebut tidak memiliki jawaban di
kertas origami lain. Sehingga dua orang yang mendapatkannya harus menjawab pertanyaan
itu sendiri . Contoh:

Besar sudut dari 600 Bagaimanakah


dalam menit adalah? gambar dari sudut
lurus ?

4. Setiap orang akan berpencar untuk menemukan pasangannya yang tepat.


5. Selamat menemukan pasangan !

“Belajar Sambil Bermain”


91

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Nama Sekolah : MTs Nurul Ilmi Ranggagata
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (Tujuh)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran ( 3 pertemuan)

J. Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan garis dengan garis,garis dengan sudut,


serta menentukan ukurannya.
K. Kompetensi Dasar : 5.1 Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis
sudut.
L. Indikator
5.1.5. Peserta didik dapat mengukur besar sudut dengan menggunakan busur derajat
M. Materi Pembelajaran
Sudut
E. Metode Pembelajaran
Metode : pemecahan masalah
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan 10 Menit
Guru mengucapkan salam dan mempersilahkan
siswa untuk berdo’a
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru memberikan apresepsi dengan
mengingatkan pelajaran yang sebelumnya yaitu
tentang jenis sudut.
Orientasi 65 Menit
92

Guru memberikan motivasi akan pentingnya


mengetahui cara mengukur sudut.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
mengetahui cara mengukur sebuah sudut
dengan menggunakan busur derajat.
Guru menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang
harus dilakukan siswa pada proses
pembelajaran Problem solving
Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggoatakan 3-5 orang.
Memberikan latihan
Guru memberikan LKS kepada masing-
masaing kelompok
Guru membantu siswa untuk menyelesaikan
masalah yang terdapat pada LKS

Guru membantu siswa untuk menemukan


kemungkinan jawaban yang ada pada
permasalahan yang ditemukan.

Siswa mencoba berdiskusi dengan teman


kelompoknya untuk menyelesaikan
permasalahan
Menganalisis pemahaman siswa
Guru menbantu siswa menyelesaikan
perasalahan yang sedang didiskusikan.
Merumuskan Kesimpulan
Guru membantu siswa untuk menyimpulkan
hasil kerja siswa, kemudian masing-masing
93

perwakilan kelompok dipersilahkan untuk


menyampaikan hasil diskusinya.
Penutup 5 Menit
Guru menyimpulkan tentang garis dan
kedudukan dua garis yaitu garis sejajar,
berpotongan, berimpit dan saling bersilang
Guru memberikan umpan balik dengan cara
memeberi tugas sederhana dan memberikan
penilaian kepada siswa

K. Alat dan Sumber Belajar


Sumber Belajar : Buku pegangan matematikas siswa
Alat : Penggaris, gambar, kertas origami, busur derajat

L. Penilaian Hasil Belajar


Penialain : Tes Uraian

Mengetahui, ........., ......, ............... 20...


Guru Mapel Matematika, Peneliti,

( Raja’ah S.Pd _) (___Wardani___)


NIP/NIK:…………..…………… NIM: 15.1.13.4.102
94

Nama Kelompok: ______________

Anggota
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
1. __________________________
2. __________________________
3. __________________________
4. __________________________

Gamabar A Gambar B

A B C

1. Jika jam menunjukkan pukul 02.50 pada gambar A, maka sudut apakah yang terbentu ?
2. Tentukan dalam jenis sudut yaitu sudut siku-siku, tumpul, lancip dan lurus dengan
menggunakan jarum jam diatas !
3. Hitunglah dengan besar sudut-sudut pada gambar B dengan menggunakan busur derajat !

Semangat untuk diskusinya 


Berikan kemampuan terbaikmu  
95
Lampiran 11

I. Perhitungan Korelasi dengan Rumus Product Moment

∑ − (∑ )(∑ )
=
− (∑ ) − − (∑ )

Diketahui:
∑X
= 1322
∑Y
=1736
∑ X*Y
= 104243
(∑ )
= 1747684
(∑ )
= 3013690
∑( )
= 80052
∑( )
= 137908

∑ − (∑ )(∑ )
=
∑ − (∑ ) − ∑ − (∑ )

22(104243) − (1322)(1736)
=
22(80052) − (1747684) − 22(137908) − (3013690)
2293346 − 2294992
=
√176114 − 1747684 (√3033976 − 3013690

−1646
=
16521,77

= −0,09963
≈ 0,10
96

II. Perhitungan Uji t-test sampel releted

X1  X 2
t
S12 S 22  S 2  S 2 
  2r  1  2 
n1 n2  n  n 2 
 1

Diketahui:

Parameter Pre-test (X1) Post-test(X2)

Rata-rata 60.09 78.90


Varians 29.13 43.89
Standar Deviasi 5.39 6.62
R -0.10
N 22

X1  X 2
t
S12 S 22  S  S 2 
  2r  1  
n1 n2  n  n 2 
 1 

60,09  78,90
t
29,13 43,89  5,39  6,62 
  2(0,10)  
22 22  22  22 
 18,82
t
1,32  1,99  2 0,10 1,151,41
 18,82
t
3,63
t  9,86

Jadi diperoleh nilai = −9,86 dan untuk = 2,080 dengan taraf signifikan
5% dan dk = n-1 = (22-1)= 21 sehingga berdasarkan pengujian hipotesis dengan
menggunakan t-test korelasi uji dua pihak yaitu ≥ atau ≤−
(9,86 ≥ 2,080 atau −9,86 ≤ −2,080 ) maka dapat diputuskan Ho ditolak
97

Analisis Angket Kepercayaan Diri Siswa Berdasarkan Kriteria Kepercayaan Diri Siswa
Rumus:
( )
Mi =
25 + 100
=
2
= 62,5
( total skor maks dari seluruh soal − jumlah item soal)
Si =
6
(100 − 25)
Si =
6
Si = 12,5

Kriteria Penskoran Angket Kepercayaan Diri Siswa


Interval Skor Kriteria
62,5+1,5(12,5)˂ X ≤ 62,5+3(12,5) 81 ˂ X ≤ 100 Sangat Tinggi
62,5+0,5(12,5) ˂ X ≤ 62,5+1,5(12,5) 68 ˂ X ≤ 81 Tinggi
(62,5)-0,5(12,5) ˂ X ≤ 62,5+0,5(12,5) 56 ˂ X ≤ 68 Sedang
(62,5)-1,5(12,5) ˂ X ≤ 62,5-0,5(12,5) 43 ˂ X ≤ 56 Rendah
62,5-3(12,5) ˂ X ≤ 62,5-1,5(12,5) 25 ˂ X ≤ 43 Sangat Rendah

Tabel 1
Analisis Angket Post-test Kepercayaan Diri Siswa

No Nama Skor Akhir


1 Anida Nirwana Azhari 83
2 Awaludin 71
3 Ayit Adam Ardi 77
4 Suciani 93
5 Gunawan Sahril 72
6 Jaya Wardani 88
7 Lalu Azror 72
8 Lulu Sustiarani 79
9 M. Angga Saputra 79
10 M. Daud 76
11 M. David Akbar 77
12 M. Indra Saputra Jaya 67
13 M. Rajib Septiawan 77
14 M. Ridho Rahman 74
15 Purtadin Selamat 76
16 Radzwil Azizan Abdillah 85
98

17 Rahmat Jumadil 77
18 Ramdani Saputra 91
19 Rosaliya 82
20 Siti Rahma Wati 86
21 Siti Rukayyah 80
22 Hendral 74
99
100
101
102
103
104
105
106
107

Anda mungkin juga menyukai