Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL : SEMU, QUASI DAN TRUE EXPERIMENTAL”

Dosen Pembimbing

Imam Setyo Nugroho, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh

1. Mei Pramudita ( D0118008 )


2. Martiana Puspitasari ( D0118011 )
3. Lusiana Putri Myllenial ( D0118018 )

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TUNAS PEMBAGUNAN SURAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala rahmad serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas yang berjudul “Desain Penelitian Eksperimental : Semu, Quasi dan True Experimental”
sesuai waktu yang telah diberikan. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada bapak
Imam Setyo Nugroho S.Pd, M.Pd. Selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Riset Kuantitatif
yang telah membantu dalam membuat makalah ini.

Harapan penulis dalam membuat makalah ini supaya makalah ini bisa bermanfaat,
menambah wawasan dan bisa dipelajari untuk semua pembaca sehingga materi yang
didiberikan dapat tersampaikan dengan baik.Penulis menyadari bahwa masih banyak
kesalahan dan kekeliruan dalam membuat makalah ini sehingga penulis ingin minta maaf
sebesar-besarnya.Untuk itu, penulis memohon bagi pembaca untuk memberikan saran dan
kritik supaya makalah ini dapat diperbaiki dengan baik dan semoga makalah ini bisa
dijadikan pedoman untuk makalah selanjutnya.

Surakarta, 7 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


2.1 Rumusan Masalah
3.1 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desain Penelitian Eksperimental


2.2 Bentuk Desain Penelitian Eksperimental

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian kuantitatif merupakan salah satu penelitian pendidikan. Penelitian
pendidikan sangatlah sulit ditentukan jawabannya karena kondisi di lapangan yang
sering berubah, yang berakibat pada derajat kepastian jawaban yang tidak cermat.
Penelitian berdasarkan tingkat derajat kepastiannya dibagi menjadi empat macam
penelitian, yaitu: penelitian historis, penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, dan
penelitian eksperimen (Sudjana, 2010:18). Pembagian penelitian ini didasarkan pada
tingkat derajat kepastian, dari derajat kepastian rendah hingga paling tinggi, yaitu
penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen yang dianggap mempunyai derajat kepastian paling
tinggi (tidak mutlak). Peneliti membuat prediksi terhadap penelitian eksperimen.
Kondisi diatur sedemikian rupa, perlakuan terhadap objek dilakukan, akibat suatu
perlakuan diukur secara cermat, faktor luar yang mungkin berpengaruh
dikendalikan, dengan harapan derajat kepastian jawaban semakinh tinggi (Sudjana,
2010:18-19). Untuk itulah, dalam makalah ini akan lebih dijelaskan lagi tentang
penelitian eksperimen yang lebih jelas.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan penelitian eksperimental ?
2. Apa saja bentuk desain penelitian eksperimental ?
3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian eksperimental
2. Untuk mengetahui bentuk desain penelitian eksperimental
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL

Menurut Arboleda, penelitian eksperimen adalah penelitian di mana peneliti dengan


sengaja melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel dengan suatu cara yang
dapat mempengaruhi variabel tersebut.

Menurut Kerlinger, penelitian eksperimen adalah penelitian di mana peneliti


melakukan manipulasi dan kontrol terhadap satu atau lebih variabel bebas sekaligus
pengamatan terhadap variabel-variabel lain yang terikat untuk menemukan variasi yang
muncul karena adanya manipulasi tersebut.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimental


merupakan metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut
hubungan kausal (sebab akibat). Dalam studi eksperimtal peneliti memanipulasi paling
sedikit satu variable, mengontrol variable lain yang relevan, dan mengobservasi efek
atau pengaruhnya terhadap satu atau lebih variable terikat.

Variabel Dalam Penelitian Eksperimental

Variabel adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan faktor, keadaan, kondisi,
perlakuan, ataupun tindakan yang diperkirakan peneliti dapat memengaruhi hasil dari
eksperimen nantinya.

Ada dua jenis variabel yang ada, yaitu:

a. Variabel eksperimental adalah variabel yang berkaitan dan diterapkan secara


langsung dengan tujuan untuk mengetahui seperti apa pengaruhnya terhadap gejala
tertentu.
b. Variabel non eksperimental adalah variabel yang dilakukan secara tidak sengaja
namun dapat memengaruhi hasil eksperimen nantinya.

Tujuan Desain Penelitian Eksperimental

Untuk mengetahui hubungan sebab-akibat yang tercipta antar variabel.


Penelitian eksperimen akan meneliti pengaruh suatu perlakuan tertentu terhadap
sebuah variabel dibandingkan dengan variabel lain dengan perlakuan yang berbeda.
Misalnya, penelitian eksperimen yang dilakukan dalam bidang pendidikan biasanya
bertujuan untuk menilai dan membuktikan pengaruh pembelajaran metode problem
solving terhadap prestasi belajar jika dibandingkan dengan metode konvensional.

Karakteristik Desain Penelitian Eksperimental

Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :

1. Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat


(rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung,
maupun random (acak).
2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimen.
3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan
variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi
variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak
menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi
kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan
penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan
secara acak.
4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian
eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada
saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana
kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan
menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus
diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan
pengamatan. Variabel kontrol disini adalah inti dari metode eksperimental, karena
variabel control inilah yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada
perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan yang
diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang sengaja dilakukan dalam
penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel
independent dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya
berbeda. Setelah peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati
untuk menentukan apakah hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).
Langkah-langkah Penelitian Eksperimental

Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan


menempuh langkah-langkah seperti beriku :

1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan
hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan
definisi istilah.
4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a. Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan
terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
b. Menentukan cara mengontrol.
c. Memilih rancangan penelitian yang tepat.
d. Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih
sejumlah subjek penelitian.
e. Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
f. Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi
pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk
mengambil data yang diperlukan.
g. Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis:
 Melaksanakan eksperimen.
 Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
 Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel
yang telah ditentukan.
 Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik
statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
 Menginterpretasikan hasil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan
pembuatan laporan.

2.2 BENTUK DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL

1) Pre-experimental design

Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan


eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel dependen.

Bentuk Pre-Experimental Designs ini ada beberapa macam antara lain :


a) One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)

Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi


treatment(perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai
variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini
subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.

b) One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)

Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest
sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

c) Intact-Group Comparison

Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi
dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah
untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).

2) True Experimental Design

Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam


desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian)
dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang
digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random
(acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang
dipilih secara random.

Tujuan True Experimental Design


Menurut Suryabrata (2011, hlm. 88) tujuan dari true experimental design adalah “untuk
menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan
perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan”.

Desain true experimental terbagi atas :


a) Posstest-Only Control Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random
(R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol.

b) Pretest-Posttest Control Group Design.


Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.

c) The Solomon Four-Group Design.

Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua
kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan
satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok
ini diberi posttest.

Ciri-Ciri True Experimental Design


Menurut Arikunto (2003, hlm. 273) ciri-ciri true experimental design meliputi:
1. Kondisi-kondisi yang ada di sekitar atau yang diperkirakan mempengaruhi subyek yang
digunakan untuk eksperimen dijauhkan sehingga apabila perlakuan selesai dan ternyata
ada perbedaan antara hasil pada kelompok eksperimen dan kelompok pembanding.
Perbedaan hasil ini merupakan akibat adanya perlakuan.
2. Terdapat kelompok yang tidak diberi perlakuan. Kelompok ini difungsikan sebagai
pembanding bagi kelompok yang diberi perlakuan. Pada akhir eksperimen, hasil pada
kedua kelompok dibandingkan. Perbedaan hasil merupakan efek dari pemberian perlakuan
kepada kelompok eksperimen.
3. Sebelum dilaksanakan eksperimen, diusahakan kondisi kedua kelompok sama sehingga
paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil terhadap ada dan tidaknya
perlakuan.
4. Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, diharapkan agar anggota
kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding tidak terpengaruh akan status
mereka.

Faktor yang dapat muncul dan mempengaruhi true experiment design di


antaranya:
1. Historis
Historis mengacu pada munculnya suatu kejadian yang bukan dari perlakuan eksperimen,
tetapi dapat mempengaruhi performansi pada variabel bebas. Faktor historis mungkin dapat
menjadi suatu masalah. Sebagai contoh faktor historis adalah latar belakang atau
pengalaman belajar pada jenjang pendidikan sebelumnya.
2. Maturasi
Maturasi mengacu pada perubahan fisik atau mental pada diri subyek selama suatu periode
waktu. Perubahan ini dapat mempengaruhi performansi subyek pada pengukuran variabel
terikat. Khususnya dalam studi yang diselesaikan dalam waktu yang panjang, subyek dapat
menjadi lebih terkoordinasi, lebih termotivasi atau bosan. Perubahan-perubahan tersebut
dapat mengakibatkan bias pada hasil pengukuran.
3. Regresi
Regresi statistik biasanya muncul bila subyek yang dipilih berdasarkan skor ekstem dan
mengacu pada kecenderungan subyek yang memiliki skor yang paling tinggi pada pretest ke
skor yang lebih rendah pada posttest, dan subyek yang memiliki skor paling rendah
pada pretest ke skor yang lebih tinggi pada posttest. Kecenderungannya adalah skor bergerak
mundur atau bergerak kearah rata-rata atau skor yang diharapkan.
4. Pre-testing
Interaksi pretest muncul apabila respons subyek atau mengalami reaksi berbeda pada
perlakuan karena mereka mengikuti pretest. Suatu pretest mungkin membuat peka atau
mengingatkan subyek pada hakikat perlakuan. Oleh karena itu, hal ini diupayakan untuk
dikontrol atau dikendalikan pada true experimental design karena juga menguji kelompok yang
tidak menggunakan pretest, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding.

Teknik analisis data yang digunakan pada true experimental design, yaitu:
1. Statistik deskriptif

Analisis data secara deskriptif dilakukan dengan menyajikan, mendeskripsikan, serta


mengomunikasikan data mentah menjadi bentuk tabel, grafik, atau gambar. Pada
pengolahan data tersebut diperoleh nilai mean, median, modus dan simpangan baku atau
standar deviasi. Pada umumnya ditampilkan pula distribusi frekuensi yang kemudian
divisualisasikan dalam bentuk histogram dan poligon.

2. Statistik inferensial

Statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis


data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini tepat digunakan bila
sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara
random Untuk menentukan statistik inferensial yang digunakan sejumlah literatur
merekomendasikan agar data diuji normalitasnya terlebih dahulu untuk menguji normal atau
tidaknya suatu data distribusi. Namun, literatur lain menyatakan tidak perlu menguji
distribusi normal atau normalitas data tetapi hanya cukup dengan membuat asumsi saja

3) Quasi Experimental Design / Eksperimen Semu

Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental


design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental
design. Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan
kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Dalam suatu kegiatan administrasi atau
manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya
untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain
tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol
dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental.
Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a) Time Series Design

Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara
random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan
maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi
perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti
kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan
keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan.
Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan
kelompok kontrol.

b) Nonequivalent Control Group Design

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan,
kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok
yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.

c) Conterbalanced Design

Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan
perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.

d) Factorial Design

Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya
satu yang dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain
true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara
individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk
menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua
level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut
khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk
menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel
tunggal.

Langkah-langkah penelitian dengan menggunakan desain ini adalah sebagai


berikut:
1. Menentukan sampel dari populasi

2. Menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara acak

3. Memberikan pretest kepada kedua kelompok untuk mengetahui kemampuan awal siswa

4. Mengontrol kondisi agar kedua kelompok sama, kecuali perlakuan pada kelompok
eksperimen

5. Memberikan posttest kepada kedua kelompok untuk mengetahui kemampuan akhir siswa

6. Melakukan analisis data untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.

Kelemahan dari penelitian Quasi Eksperiment adalah sebagai berikut:


a.    Tidak adanya randomisasi (randoimization), yang berarti pengelompokan anggota sampel
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan dengan random atau
acak.
b.    Kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak
dilakukan, karena eksperimenini biasanya dilakukan di masyarakat

Kelebihan Penelitian Quasi Eksperimental adalah :


Pada penelitian ekperimen semu ini tidak mempunyai batasan yang ketat terhadap
randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancama-ancaman validitas.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Metode penelitian eksperimental merupakan metode penelitian yang dapat menguji


secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam studi
eksperimtal peneliti memanipulasi paling sedikit satu variable, mengontrol variable lain
yang relevan, dan mengobservasi efek atau pengaruhnya terhadap satu atau lebih
variable terikat. Variabel adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan faktor, keadaan,
kondisi, perlakuan, ataupun tindakan yang diperkirakan peneliti dapat memengaruhi
hasil dari eksperimen nantinya. Ada dua jenis variabel yang ada, yaitu: 1. Variabel
eksperimental adalah variabel yang berkaitan dan diterapkan secara langsung dengan
tujuan untuk mengetahui seperti apa pengaruhnya terhadap gejala tertentu. 2. Variabel
non eksperimental adalah variabel yang dilakukan secara tidak sengaja namun dapat
memengaruhi hasil eksperimen nantinya.

Tujuan eksperimental untuk mengetahui hubungan sebab-akibat yang tercipta antar


variabel. Penelitian eksperimen akan meneliti pengaruh suatu perlakuan tertentu
terhadap sebuah variabel dibandingkan dengan variabel lain dengan perlakuan yang
berbeda. Bentuk Desain Penelitian Eksperimental :1) Pre-experimental design 2) True
Experimental Design 3) Quasi Experimental Design.

DAFTAR PUSTAKA
http://pascaunesa2011.blogspot.com/2011/11/desain-penelitian-eksperimen.html?
m=1#:~:text=Metode%20penelitian%20eksperimental%20merupakan,pengaruhnya
%20terhadap%20satu%20atau%20lebih

https://fatkhan.web.id/wp-content/cache/page_enhanced/fatkhan.web.id/jenis-jenis-
penelitian-eksperimen/_index.html_gzip

https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/school-life/penelitian-eksperimen/

https://atibilombok.blogspot.com/2014/06/makalah-eksperimen-semu-atau-quasi.html?
m=1

https://www.tintapendidikanindonesia.com/2018/05/true-experimental-design-
desain.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai